Anda di halaman 1dari 14

Contoh Surat Perjanjian Hutang Piutang 1

PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

Pada hari ini, Kamis 21 juni 2012, Kami yang bertanda tangan di
bawah ini:

Nama : Mujiono
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214, Cibinong Bogor
No KTP : 00321541274
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Nama : Sulamun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Surat Kuasa No. 339, Cibinong Bogor
No KTP : 00617839127
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai


berikut :

1. Bahwa pada 21 Juni 2012, PIHAK PERTAMA telah mengajukan


Hutang sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) kepada PIHAK
KEDUA.

2. Bahwa atas pengajuan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA telah


menyetujui untuk meminjamkan uang tunai sebesar Rp. 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah) kepada PIHAK PERTAMA pada 21 Juni 2012.
3. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat bahwa
pembayaran Hutang oleh PIHAK PERTAMA dilakukan dengan cicilan
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebanyak Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah) setiap bulan, selama 12 bulan, yang dimulai pada
bulan Juli, 2012 dan berakhir pada Juni 2013.

4. Perjanjian hutang piutang ini dibuat rangkap dua, bermeterai cukup


yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan
berlaku sejak ditandatangani oleh Para Pihak.

5. Mengenai hal-hal yang belum dituangkan dalam perjanjian ini, akan


diatur kemudian dengan addendum-addendum baru sesuai
kesepakatan para pihak.
Demikian surat perjanjian ini dibuat, agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Contoh Surat Perjanjian Hutang Piutang 2

Surat Perjanjian Hutang Piutang


Pada hari ini, Kamis 21 juni 2012, telah ditandatangani suatu
perjanjian hutang piutang uang antara kedua pihak :

1. Mujiono, bertempat tinggal di Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214,


Cibinong Bogor; dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri
sendiri selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
2. Sulamun, beralamat di Jl. Contoh Surat Resmi No. 99, Cibinong
Bogor; dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri,
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

Terlebih dahulu PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerangkan


bahwa :
3. Para pihak menerangkan terlebih dahulu bahwa PIHAK PERTAMA
telah memijam dari PIHAK KEDUA sejumlah uang sebesar Rp.
10.000.000,-(sepuluh juta rupiah).
4. Bahwa dengan uang pinjaman dari PIHAK KEDUA, PIHAK
PERTAMA tersebut, telah membeli dari PIHAK KETIGA sebuah
bangunan rumah tinggal berikut turutan dan pekarangannya yang
terletak dalam daerah wilayah Jl. Surat Kuasa No. 339, Cibinong
Bogor berikut dengan segala hak-hak dan kepentingan diatas
sebidang tanah dimana didirikan bangunan/ rumah tinggal tersebut.
5. Bahwa mengenai pinjaman uang tersebut dan sekalian mengenai
pemberian jaminan atas bangunan rumah tinggal berikut dengan
bidang tanahnya tersebut kedua belah pihak bermaksud hendak
menetapkan dalam suatu perjanjian.

Pasal 1
JUMLAH PINJAMAN
PIHAK PERTAMA dengan ini telah meminjam dari PIHAK KEDUA
uang sejumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk dapat
membeli dalam keadaan kosong bangunan rumah tinggal berikut
dengan turutan yang terletak di Jalan Jl. Surat Kuasa No. 339,
Cibinong Bogor berikut dengan segala hak-hak dan kepentingan-
kepentingan di atas bidang tanah tersebut.

Pasal 2
PENYERAHAN PINJAMAN
PIHAK KEDUA telah menyerahkan uang sebagai pinjaman sebesar
Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) tersebut secara tunai dan
sekaligus kepada PIHAK PERTAMA pada saat perjanjian ini dibuat
dan ditandatangani dan PIHAK PERTAMA menyatakan telah
menerimanya dengan menandatangani bukti penerimaan (kuitansi)
yang sah.

Pasal 3
BUNGA
1. Atas hutang sejumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) tersebut, PIHAK PERTAMA dikenakan bunga setiap bulannya
sebesar 1% (satu persen) oleh PIHAK KEDUA.
2. Yang dikenakan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal
ini adalah sisa hutang yang belum dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 4
SISTEM PENGEMBALIAN
PIHAK PERTAMA wajib membayar kembali hutangnya tersebut
kepada PIHAK KEDUA dengan cara pembayaran angsuran sebesar
Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah) setiap bulan, selama 12 bulan, yang
dimulai pada bulan Juli, 2012 dan berakhir pada Juni 2013.

Pasal 5
BIAYA PENAGIHAN
1. Bilamana untuk pembayaran kembali atas segala sesuatu yang
berdasarkan perjanjian ini diperlukan tindakan-tindakan penagihan
oleh PIHAK KEDUA maka segala biaya-biaya penagihan itu baik di
hadapan maupun di luar pengadilan semuanya menjadi tangungan
dan wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
2. Apabila pihak pertama lalai dalam membayar biaya-biaya
penagihan-penagihan yang dibayar pada ayat 1 pasal ini, maka
terhadap seluruh biaya-biaya tersebut juga dikenakan bunga sebesar
0,5% (nol koma lima persen) per hari sampai seluruh penagihannya
tersebut lunas.

Pasal 6
PENGEMBALIAN SEKALIGUS
1. Apabila PIHAK PERTAMA karena sebab apapun juga lalai atau
ingkar dari perjanjian ini sedangkan masih ada hutang yang belum
lunas dibayar oleh PIHAK PERTAMA maka selambat-lambatnya
dalam waktu dua bulan terhitung semenjak tanggal jatuh tempo,
PIHAK PERTAMA wajib membayar lunas seluruh tunggakan yang
belum dilunasi oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
2. Yang digolongkan sebagai kelalaian atau ingkar janji PIHAK
PERTAMA sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, bilamana :
PIHAK PERTAMA tidak atau lalai memenuhi salah satu kewajibannya
yang ditetapkan dalam perjanjian ini.
a)Terhadap PIHAK PERTAMA diajukan permohonan kepada instansi
yang berwenang untuk diletakan dibawah pengakuan atau untuk
dinyatakan pailit.
b)Bilamana harta kekayaan dari PIHAK PERTAMA terutama
bangunan rumah tinggal berikut dengan bidang tanahnya disita atau
bilamana terhadap PIHAK PERTAMA dilakukan tindakan eksekusi
untuk pembayaran kepada PIHAK KEDUA.
c)Bilamana PIHAK PERTAMA meninggal dunia.

Pasal 7
JAMINAN
Untuk menjamin pembayaran kembali yang tertib dan sebagaimana
mestinya atas segala sesuatu yang berdasarkan perjanjian ini masih
terutang oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, berikut
dengan ongkos-ongkos lainnya serta biaya-biaya penagihan, maka
akan dibuat sebuah perjanjian di mana PIHAK PERTAMA akan
menyerahkan sebagaimana jaminan kepada PIHAK KEDUA sebagai
bangunan milik PIHAK PERTAMA terbuat dari dinding tembok lantai
ubin dan atap genteng terletak di Jalan Contoh Surat
Perjanjian didirikan di atas sebidang tanah seluas kurang lebih 50 m2,
Blok A jenis Klaster No. 214 tertanggal 15 mei 2005 berikut dengan
segala hak dan kepentingan yang sekarang atau dikemudian hari
akan diperoleh PIHAK PERTAMA atas sebidang tanah tersebut
diatas.

Pasal 8
KUASA
1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan kuasa kepada PIHAK
KEDUA untuk mengambil dan menguasai rumah dan tanah serta
turutannya sebagaimana disebut pada pasal 7 untuk menjual atau
melakukan lelang atau memiliki sendiri atas benda jaminan tersebut
dalam rangka melunasi hutang PIHAK PERTAMA.
2. Kuasa yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA didalam atau berdasarkan perjanjian ini, merupakan bagian
yang terpenting dan tidak terpisahkan dari perjanjian ini, kuasa mana
tidak dapat ditarik kembali dan juga tidak akan berakhir karena
meninggal dunianya PIHAK PERTAMA atau karena sebab apapun
juga.

Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1.Apabila ada hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam perjanjian ini
dan juga jika terjadi perbedaan penafsiran atas seluruh atau sebagian
dari perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk
menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.
2.Jika penyelesaian secara mesyawarah untuk mufakat juga ternyata
tidak menyelesaikan perselisihan tersebut maka perselisihan tersebut
akan diselesaikan secara hukum yang berlaku di Indonesia dan oleh
karena itu kedua belah pihak memilih tempat tinggal yang tetap dan
seumumnya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong Bogor.

Pasal 10
LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan
diatur lebih lanjut dalam bentuk surat menyurat dan atau addendum
perjanjian yang ditandatangani oleh para pihak yang merupakan salah
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 11
PENUTUP
Perjanjian Hutang Piutang uang ini dibuat rangkap 2 (dua) di atas
kertas bermaterai cukup untuk masing-masing pihak yang mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan ditanda tangani oleh kedua belah
belah pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta tanpa
unsur paksaan dari pihak manapun.
SURAT PERJANJIAN UTANG PIUTANG

Pada hari ini Sabtu Tanggal Tiga Belas Agustus Tahun Dua Ribu
Lima Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini setuju
mengadakan Perjanjian Utang Piutang yaitu:

1.
Nama : Nanda Khoerudin
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Palapa 10 Gg Cengkeh
Untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2.
Nama : Bayu Depnanto
Umur : 23 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Alamat : Jl. Zainal Abidin
Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Maka melalui surat perjanjian ini disetujui oleh Kedua Belah Pihak
ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum di bawah ini:

1. PIHAK PERTAMA telah menerima uang tunai sebesar


Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) dari PIHAK
KEDUA yang dimana uang tunai tersebut adalah hutang atau
pinjaman.
2. PIHAK PERTAMA bersedia memberikan barang jaminan yakni
…………., yang nilainya dianggap sama dengan uang pinjaman
kepada PIHAK KEDUA.

3. PIHAK PERTAMA berjanji akan melunasi uang pinjaman


KEPADA PIHAK KEDUA dengan tenggang waktu selama 6
(Enam) bulan terhitung dari ditandatanganinya Surat
Perjanjian ini.

4. Apabila nantinya dikemudian hari ternyata PIHAK PERTAMA


tidak dapat membayar hutang tersebut, maka PIHAK KEDUA
memiliki hak penuh atas barang jaminan baik untuk dimiliki
pribadi maupun untuk dijual kepada orang lain.

5. Surat Perjanjian ini dibuat dalam 2 (Dua) Rangkap


bermaterai cukup dan masing-masing rangkap mempunyai
kekuatan hukum yang sama, masing-masing untukPIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

6. Surat Perjanjian dibuat dan ditandatangani oleh Kedua Belah


Pihak secara sadar dan tanpa tekanan dari Pihak manapun
di Jakarta pada hari, tanggal dan bulan seperti tersebut di
atas.

Demikianlah surat perjanjian utang-piutang ini dibuat bersama di


depan saksi-saksi, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan
untuk dijadikan sebagai pegangan hukum bagi masing-masing
pihak.
PIHAKPERTAMA,
NandaKhoerudin

PIHAK KEDUA,
Bayu Depnanto

Saksi-saksi :
NAMA TANDA TANGAN
Agung Kurniawan . .......................
Filipus Ayub W .......................
Ganang Aristia .......................
Anwaruddin .......................
Home » Surat Hukum » Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang


Surat Hukum

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang


SURAT PERJANJIAN UTANG PIUTANG

Pada hari ini Jum’at Tanggal Tujuh Belas Bulan Mei Tahun Dua
Ribu Tiga Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini setuju
mengadakan Perjanjian Utang Piutang yaitu:

1. Nama : Zahra Rafifah

Umur : 25 Tahun

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Jl. Kejaksaan Tinggi No. 1 Jakarta

Untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Aisya Aliya

Umur : 27 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Komplek Kepolisan No. 99 Jakarta

Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Maka melalui surat perjanjian ini disetujui oleh Kedua Belah Pihak
ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum di bawah ini:
1. PIHAK PERTAMA telah menerima uang tunai sebesar
Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) dari PIHAK KEDUA
yang dimana uang tunai tersebut adalah hutang atau
pinjaman.
2. PIHAK PERTAMA bersedia memberikan barang jaminan yakni
…………., yang nilainya dianggap sama dengan uang
pinjaman kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA berjanji akan melunasi uang pinjaman
KEPADA PIHAK KEDUA dengan tenggang waktu selama 6
(Enam) bulan terhitung dari ditandatanganinya Surat
Perjanjian ini.
4. Apabila nantinya dikemudian hari ternyata PIHAK PERTAMA
tidak dapat membayar hutang tersebut, maka PIHAK KEDUA
memiliki hak penuh atas barang jaminan baik untuk dimiliki
pribadi maupun untuk dijual kepada orang lain.
5. Surat Perjanjian ini dibuat dalam 2 (Dua) Rangkap
bermaterai cukup dan masing-masing rangkap mempunyai
kekuatan hukum yang sama, masing-masing untukPIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
6. Surat Perjanjian dibuat dan ditandatangani oleh Kedua Belah
Pihak secara sadar dan tanpa tekanan dari Pihak manapun di
Jakarta pada hari, tanggal dan bulan seperti tersebut di atas.
Demikianlah surat perjanjian utang-piutang ini dibuat bersama di
depan saksi-saksi, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan
untuk dijadikan sebagai pegangan hukum bagi masing-masing
pihak.
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

AISYA ALIYA ZAHRA RAFIFAH

Saksi-saksi :

NAMA TANDA TANGAN

1. Ahmad Wafa Mubaraq 1. ………………………..


2. Rahma Humaira 2. ………………………..
3. Zulfa Khadizah 3. ………………………..
4. Muhammad Aini 4. ………………………..

Anda mungkin juga menyukai