Anda di halaman 1dari 94

Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

KD.3.2
PENENTUAN KOMODITI TANAMAN PERKEBUNAN
YANG AKAN DIUSAHAKAN

Penentuan komoditi tanaman perkebunan yang akan diusahakan, merupakan


pertimbangan awal dalam merencanakan suatu usaha. Setelah komoditi
tanaman ditentukan, maka seluruh proses mengacu pada komoditi tanaman
yang akan diusahakan. Ruang lingkup materi meliputi:
• Mengidentifikasi kesesuaian persyaratan teknis
• Mengidentifikasi kelayakan ekonomis
• Mengidentifikasi kelayakan sosial/hukum
• Pemilihan tanaman yang akan diusahakan

5.1. Identifikasi Persyaratan c. Pendirian usaha baru (create new


Usaha dari Aspek Teknis business). Maksud pendirian usa
ha baru adalah bahwa usaha yang

Gagasan atau keinginan membuat


suatu usaha/proyek perkebunan
mungkin timbul setelah melakukan
aktivitas seperti: membaca, muhibah,
komunikasi dan diskusi, mengikuti
dan mengunjungi pameran, pen
didikan, searching di internet, pene
litian/ riset, dan lain-lain. Dari sekian
banyak gagasan mungkin tinggal
beberapa bahkan mungkin hanya
satu usaha yang akan diteruskan.
Ada 3 macam bentuk usaha yang
biasa dilakukan , yaitu:
a. Pembelian usaha yang sudah ada
(business acquisition). Ide mem
beli perusahaan" menjadi salah
satu alternatif gagasan untuk
memiliki usaha baru. Alternatif
bentuk ini relatif lebih mudah.
b. Pengembangan usaha (develop
ing of business). Pengembangan
usaha berarti usaha yang akan
dibangun merupakan bagian dari
entitas usaha yang sudah ada
sebelumnya

160
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
160
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

akan didirikan benar-benar tidak


pernah ada sebelumnya. Sesuatu
yang baru ini dapat diartikan
"produk" atau "usaha" baru karena
sebelumnya belum/tidak dimiliki si
penggagas.

Dalam mewujudkan gagasan baru


tersebut diperlukan langkah (action)
nyata dan salah satu langkah awal
yang penting adalah kegiatan kajian
atau studi. Ada berbagai macam
kajian yang dapat dilakukan untuk
maksud tersebut di atas. Mengingat
jenis dan lingkup serta keperluan
studi dapat berbeda antara satu
dengan yang lain, maka pandangan
dan cara pendekatannya juga dapat
berbeda.

5.1.1. Siklus Pengembangan


Usaha

Dalam siklus pemgembangan usaha


ada tiga tahapan yaitu:
1. Tahap Pra-investasi
2. Tahap investasi dan
3. Tahap Operasional

Tahapan diatas secara umum dapat


berlaku hampir untuk semua proses
perencanaan sampai implementasi

161
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
161
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

usaha/proyek. Namun, mengingat Tahap Investasi dilakukan setelah


jenis dan skala industri yang ada dari hasil studi peluang dan studi
bervariasi, maka jenis kegiatan kelayakan diperoleh gambaran yang
masing-masing proyek dapat be cukup meyakinkan bahwa investasi
ragam pula. Beberapa kegiatan dapat dilakukan. Kegiatan tahap ini
mungkin berjalan seiring (paralel), meliputi:
namun mungkin juga ada yang a. Pembuatan rujukan untuk pe
bersamaan (tumpang-tindih) dengan rencanaan desain pembangunan
kegiatan pada tahap lebih lanjut. fisik (engineering).
b. Pembuatan desain fisik. Jika
Kegiatan pada tahap awal, yaitu tidak mampu melakukannnya
pada tahap Pra-investasi lebih sendiri, maka kiranya perlu
banyak dilakukan dalam bentuk mencari dan mengontrak kon
penjajagan dan kajian atau studi, sultan perencanaan untuk mem
sementara tahap selanjutnya yaitu buat desain dan dokumen
investasi lebih banyak dilakukan tender.
untuk melakukan kontak, pem c. Pembuatan dokumen tender dan
bangunan sarana fisik, dan akhirnya persiapan tender
pada tahap ketiga barulah berupa d. Penawaran tender, penentuan
kegiatan awal operasional yang pemenang tender, negosiasi dan
sebenarnya. kontrak
e. Pengerjaan fisik (konstruksi)
Kegiatan pada tahap awal, yaitu disusul oleh pemasangan mesin
pada tahap Pra-investasi terdiri dari dan.peralatan pabrik dan kantor
beberapa kegiatan meliputi: f. Recruitment tenaga kerja dan
pelatihan
a. Identifikasi peluang investasi, g. Pengoperasian awal biasanya
umumnya dilakukan dalam ben masih dalam jaminan pem
tuk studi peluang (Opportunity borong.
studies).
b. Pemilihan dan kejelasan awal Pada tahap operasional, agribisnis
atas proyek (preliminary project tanaman perkebunan ini telah diuji
selection and definition) umum coba dan setelah itu memasuki
nya dilakukan dalam bentuk Pra- tahap operasional yang sebenar
Studi Kelayakan (Pre-feasibility nya. Pada awalnya mungkin belum
Studies). mampu mencapai kapasitas penuh.
c. Formulasi proyek (project formu Cepat atau lambat agri bisnis
lation) umumnya dilakukan da mencapai kapasitas penuh ber
lam bentuk studi kelayakan (fea- gantung banyak faktor, seperti faktor
sibility studies). Studi pen dukung teknis (bahan baku dan bahan lain,
(support sudies) atau pun studi peralatan/ perlengkapan) maupun
fungsional (Functional studies) faktor sosial-ekonomis (yakni tenaga
masih termasuk dalam tahap ini. kerja, mana jemen, dan keuangan)
d. Evaluasi dan keputusan akhir
untuk melakukan investasi (final ,
Faktor finansial sering merupakan
project evaluation and invest
faktor kritis pada fase ini karena,
ment decision).
pada fase inilah umumnya terasa

162
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
162
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

"berat" dalam hal pembiayaan


mengingat modal atau dana yang

163
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
163
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

ditanam telah banyak. dan masih memberikan keuntungan dan man


harus dikeluarkan lagi untuk biaya faat yang maksimal.
operasional produksi. Beban pem
biayaan akan makin terasa berat
jika pemasukan uang (cash) sulit
misalnya karena hasil produksi tidak
dapat segera terjual. Keadaan ini
sering menyebabkan beberapa
proyek terhambat atau bahkan
terbengkalai

Mengingat hal tersebut, maka


semua aspek dalam fase operasi
onal ini harus diperhatikan untuk
jangka pendek maupun jangka
panjang. Untuk jangka pendek
hendaknya diperhatikan semua hal
teknis; sosial-ekonomis, maupun
finansial yang terkait.

Hal yang menyangkut teknis opera


sional peralatan dan mesin yang
digunakan, tenaga kerja yang me
nanganinya, masalah administrasi,
keamanan; dan sebagainya. Semua
analisis ini pada akhirnya akan
menyangkut aspek finansial. Oleh
karena itu jika ada cacat pada studi
pra investasinya, maka analisis
tekno-ekonomis yang menyusul
juga akan cacat dan sangat be
resiko bagi usaha bersangkutan.

5.1.2. Studi Kelayakan

Suatu kegiatan agribisnis hanya


dapat memberikan keuntungan atau
manfaat jika kegiatan tersebut
dilaksanakan sesuai target/tujuan
yang ditetapkan. Pencapaian tujuan
usaha harus memenuhi beberapa
kriteria kelayakan usaha. Artinya, jika
diihat dari segi usaha, suatu usaha
sebelum dijalankan harus dinilai
pantas atau tidak untuk dijalankan.
Pantas artinya layak atau akan

164
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
164
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Tingkat kelayakan dapat diukur dan


diketahui maka perlu dilakukan studi
kelayakan, yaitu suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam
tentang suatu kegiatan usaha atau
usaha yang akan dijalankan dalam
rangka menentukan layak atau tidak
suatu usaha tersebut dijalankan, dan
kegiatan ini merupakan bagian dari
pra investasi. Studi kelayakan usaha
dalam arti sempit, bahwa pengkajian
tentang dapat tidaknya suatu usaha
dilaksanakan dengan berhasil de
ngan pertimbangan mendapatkan
manfaat finansial.

Pengertian dalam arti luas adalah


pengkajian tentang berhasil tidaknya
usaha/proyek investasi di laksanakan
secara mengagungkan (penyerapan
tenaga kerja), pemanfaatan akses
sumber daya, penghematan devisa,
dan peluang usaha.

Dari pengertian tersebut, maka studi


kelayakan merupakan kegiatan untuk
mempelajari secara mendalam,
artinya meneliti secara sungguh-
sungguh data dan informasi yang
ada, yang kemudian mengukur,
menghitung dan menganalisis hasil
pengkajian tersebut dengan meng
gunakan metode-metode tertentu.
Dan pengkajian yang dilakukan
terhadap usaha yang akan dijalankan
menggunakan ukuran tertentu,
sehingga diperoleh hasil yang
maksimal.

Dengan kata lain, kelayakan dapat


berarti bahwa usaha yang dijalankan
akan memberikan keuntungan finan
sial dan nonfinansial sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Lebih lanjut,
istilah layak juga berarti bahwa suatu
usaha juga dapat memberikan
keuntungan tidak hanya bagi per
usahaan yang menjalankan, tetapi

165
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
165
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

juga bagi investor, kreditor, pemerin kan perencanaan. Perencanaan ter


tah dan masyarakat luas. sebut, meliputi:

Dengan demikian dalam suatu studi


kelayakan akan menyangkut tiga
aspek, yaitu:

• Manfaat ekonomis bagi usaha itu


sendiri (sering disebut sebagai
manfaat finansial). Artinya apakah
usaha tersebut dipandang cukup
menguntungkan apabila dibanding
kan dengan risiko usaha tersebut.
• Manfaat ekonomis usaha tersebut
bagi Negara tempat usaha itu
dilaksanakan (sering disebut
sebagai manfaat ekonomi
nasional). Hal ini menunjukkan
manfaat usaha tersebut bagi
ekonomi makro suatu negara.
• Manfaat sosial usaha tersebut
bagi masyarakat di sekitar lokasi
usaha.

Dalam melakukan studi kelayakan


mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Menghindari risiko kerugian

Studi kelayakan bertujuan untuk


menghindari resiko kerugian keuang
an di masa datang yang penuh
ketidakpastian. Kondisi ini ada yang
dapat diramalkan akan terjadi atau
terjadi tanpa dapat diramalkan.
Dalam hal ini fungsi studi kelayakan
adalah untuk meminimalkan risiko
yang tidak diinginkan, baik risiko
yang dapat dikendalikan maupun
yang tidak dapat dikendalikan.

b. Memudahkan perencanaan

Ramalan tentang apa yang akan


terjadi di masa yang akan datang,
dapat mempermudah dalam melaku

166
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
166
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

• Berapa jumlah dana yang diper


lukan
• Kapan usaha akan dijalankan
• Dimana lokasi usaha akan di
bangun
• Siapa yang akan melaksanakan
• Bagaimana cara melaksanakan
nya
• Berapa besar keuntungan yang
akan diperoleh
• Bagaimana cara mengawasinya
jika terjadi penyimpangan

Dengan adanya perencanaan yang


baik, maka suatu usaha akan mem
punyai jadwal pelaksanaan usaha,
mulai dari usaha dijalankan sampai
pada waktu tertentu.

c. Memudahkan pelaksanaan pe
kerjaan

Berbagai rencana yang sudah


disusun akan memudahkan dalam
pelaksanaan usaha. Rencana yang
sudah disusun akan dijadikan acuan
dalam mengerjakan setiap tahap
usaha, sehingga suatu pekerjaan
dapat dilakukan secara sistematis
dan dapat tepat sasaran serta
sesuai rencana.

d. Memudahkan pengawasan

Pelaksanaan usaha yang sesuai


rencana akan memudahkan untuk
melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini
perlu dilakukan agar tidak terjadi
penyimpangan dari ren cana yang
telah disusun. Di samping itu, pelak
sanaan usaha dapat dilakukan se
cara sungguh-sungguh, karena ada
yang mengawasi.

e. Memudahkan pengendalian

Adanya pengawasan dalam pelak


sanaan pekerjaan dapat terdeteksi

167
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
167
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

terjadinya suatu penyimpangan, se melakukan studi kelayakan


hingga dapat dilakukan pengen terlebih dahulu secara mendalam
dalian atas penyimpangan tersebut. sebelum

Tujuan pengendalian adalah untuk


mengendalikan pelaksanaan agar
pekerjaan tidak melenceng, sehing
ga tujuan perusahaan akan tercapai.

1. Pihak-pihak Berkepentingan

Perusahaan yang melakukan studi


kelayakan usaha akan memper
tanggung jawabkan hasilnya kepada
berbagai pihak yang berkepentingan,
yaitu:

a. Investor

Jika hasil studi kelayakan yang telah


dibuat ternyata layak untuk direali
sasikan, pendanaan dapat mulai
dicari dengan mencari investor atau
pemilik modal yang mau menanam
kan modalnya. Bagi investor, hasil
studi kelayakan memiliki arti ter
sendiri, karena investor akan mempe
lajari laporan tersebut untuk me
mastikan keuntungan yang akan
diperoleh serta jaminan keselamat
an atas modal yang akan diinvestasi
kannya.

b. Lembaga keuangan

Jika modal perusahaan berasal dari


dana pinjaman bank atau lembaga
keuangan lainnya, maka lembaga
lembaga tersebut akan berkepen
tingan terhadap hasil studi kelayak
an. Bank dan lembaga keuangan
lainnya tidak mau memberi kredit
atau pinjaman, bila suatu usaha
tersebut dikemudian hari mem
punyai masalah (kredit macet).
Oleh karena itu, untuk usaha-usaha
tertentu pihak perbankan akan

168
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
168
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pinjaman di kucurkan kepada pihak


peminjam.

c. Pemerintah

Bagi pemerintah pentingnya studi


kelayakan adalah untuk meyakinkan
apakah usaha yang dijalankan akan
memberikan manfaat, baik bagi pe
rekonomian secara umum maupun
bagi masyarakat luas, seperti pe
nyediaan lapangan pekerjaan. Pe
merintah juga berharap usaha yang
akan dijalankan tidak merusak ling
kungan sekitarnya, baik terhadap ma
nusia dan lingkungan hidup lainnya

d. Masyarakat luas

Bagi masyarakat luas, adanya usaha


akan memberikan manfaat seperti
tersedia lapangan kerja, baik bagi
pekerja di sekitar lokasi proyek
maupun bagi masyarakat lainnya.
Manfaat lain adalah terbukanya
wilayah tersebut dari ketertutupan.
Dengan adanya usaha akan me
mancing munculnya sarana dan
prasarana bagi masyarakat.

e. Manajemen

Hasil studi kelayakan usaha merupa


kan ukuran kinerja bagi pihak mana
jemen perusahaan untuk menjalan
kan tugasnya. Kinerja tersebut dapat
dilihat dari hasil yang telah dicapai,
sehingga terlihat prestasi kerja pihak
manajemen yang menjalankan usa
ha.

2. Tahapan Studi Kelayakan

Langkah-langkah studi kelayakan


adalah sebagai berikut:

1. Penemuan ide atau perumusan


gagasan

169
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
169
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Wirausahawan memiliki ide untuk Aspek-aspek teknis yang harus


merintis usaha barunya. Ide tersebut diperhatikan dan dikaji dalam ke
kemudian dirumuskan dan diidenti
fikasi dalam bentuk pemikiran dan
kemungkinan-kemungkinan usaha
apa saja yang paling memberikan
peluang meng untungkan dalam
jangka waktu panjang.

b. Memformulasikan tujuan

Dalam tahap ini adalah merumuskan


visi dan misi. Perumusan visi dan
misi, sebelumnya diawali perumusan
nilai-nilai yang disepakati bersama.
Sistim nilai yang telah disepakati dan
diyakini bersama akan menuju ke
arah lebih baik/ keberhasilan organi
sasi/perusahaan. Kemudian nilai
nilai tersebut dijadikan inspirasi
dalam perumusan visi dan misi
organisasi/perusahaan.

c. Analisis

Merupakan tahap penelitian, yaitu


proses sistematis yang dilakukan
untuk membuat suatu keputusan
apakah usaha tersebut layak di
laksanakan atau tidak. Adapun
aspek-aspek yang diamati dan
dicermati antara lain adalah:
• Aspek teknis
• Aspek ekonomi
• Aspek hukum dan sosial

d. Pengambilan Keputusan

Merupakan tahap akhir yang me


rupakan pembuatan keputusan
untuk melaksanakan atau tidak
suatu usaha.

5.1.3. Aspek Teknis

170
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
170
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

giatan agribisnis perkebunan antara


lain:

5.1.3.1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha merupakan salah satu


faktor terpenting dalam setiap usaha,
terutama jika menyangkut usaha di
bidang pertanian. Oleh karena itu
faktor lokasi harus dipertimbangkan
dan dilakukan pengkajian agar dapat
ditentukan apakah suatu lokasi yang
akan dijadikan tempat usaha tersebut
dapat dikatakan layak digunakan.
Dalam banyak hal justru faktor ini
(terutama jika menyangkut lahan
yang luas misalnya untuk perkebun
an atau industri) sering kali meng
hambat karena menyangkut berbagai
aspek permasalahan.
Ketersediaan lahan untuk di Jawa
dan di kawasan perkotaan relatif
lebih sulit di bandingkan di luar Jawa
sehingga usaha perkebunan yang
membutuhkan lokasi yang relatif luas
cenderung dilakukan di luar Jawa.
Lokasi merupakan tempat melayani
pelanggan. Dengan demikian, maka
perlu dicari lokasi yang tepat sebagai
tempat usaha, karena akan mem
berikan keuntungan sebagai berikut:
a. Pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan dapat lebih memuas
kan
b. Kemudahan dalam memperoleh
tenaga kerja yang diinginkan, baik
jumlah dan kualitasnya
c. Kemudahan dalam memperoleh
bahan baku atau bahan penolong
dalam jumlah yang diinginkan
secara terus-menerus
d. Kemudahan untuk memperluas
lokasi usaha karena biasanya
sudah diperhitungkan untuk usaha
perluasan lokasi sewaktu-waktu

171
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
171
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

e. Memiliki nilai atau harga ekonomi b. Komunikasi internasional yang


yang lebih tinggi di masa yang lebih baik,
akan datang
f. Meminimalkan terjadinya konflik,
terutama dengan masyarakat dan
pemerintah setempat

Dalam memilih dan menetukan lokasi


perlu dilakukan penilaian dengan
tujuan untuk memaksimalkan keun
tungan pemilihan lokasi. Lokasi
sangat mempengaruhi biaya, baik
biaya tetap maupun biaya variabel.

Lokasi berpengaruh besar pada laba


keseluruhan perusahaan. Misalnya,
biaya transportasi sendiri hampir
mendekati 25% dari harga jual
produk (bergantung pada produk
dan jenis produksi atau jasa yang
diberikan). Angka 25% ini mengan
dung arti bahwa seperempat pen
dapatan total perusahaan di butuh
kan untuk menutup biaya pe ngang
kutan bahan-bahan baku yang
masuk dan barang jadi yang keluar.
Biaya lain yang dipengaruhi faktor
lokasi di antaranya adalah pajak,
upah, biaya bahan baku, dan sewa.

Pilihan lokasi mencakup


a. Tidak pindah, tetapi memperluas
fasilitas yang ada;
b. Menentukan lokasi baru;
c. Mempertahankan lokasi seka
rang, tetapi menambahkan fasili
tas lain di lokasi yang berbeda;
atau
d. Menutup fasilitas yang sekarang
dan pindah ke lokasi lain.

Memilih lokasi menjadi semakin


sulit dengan adanya globalisasi
tempat kerja. Globalisasi terjadi
karena:

a. Perkembangan ekonomi pasar

172
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
172
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

c. Perjalanan (udara, laut, darat) dan kecil dengan keterbatasan aset


dan pengangkutan barang yang dan pengetahuan yang dimiliki sering
lebih cepat serta lebih dapat
diandalkan,
d. Semakin mudahnya arus kas an
tar negara, dan
e. Perbedaan biaya tenaga kerja
yang tinggi.

Selain globalisasi, sejumlah faktor


lainnya yang mempengaruhi ke
putusan pemilihan lokasi di antara
nya adalah:

a. Tenaga Kerja

Masalah ketenagakerjaan men jadi


perhatian utama investor karena
jika terjadi kesalahan dalam menilai
faktor ini, akibatnya akan fatal.
Berbagai kasus pindahnya investor
asing diduga akibat tidak kon-
dusifnya persoalan ketenagakerjaan
di Indonesia. Kondisi ketenaga
kerjaan yang perlu dipertimbang
kan antara lain (1) moral dan etika
kerja, (2) etos kerja, (3) kedisi
plinan, (4) loyalitas dan dedikasi
terhadap pekerjaan, (5) tingkat
pendidikan, dan (6) tingkat rata-rata
upah di daerah tersebut (UMR). Ke
lima faktor tersebut akan menimbul
kan perbedaan produktivitas pada
tiap-tiap daerah.

b. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga turut menentu


kan gairah investasi di daerah. Ke
beradaan lembaga keuangan di
suatu daerah ikut mempengaruhi
keadaan perekonomian daerah ter
sebut. Daerah yang tidak mempu
nyai lembaga keuangan mikro,
biasanya investor lokal, akan me
ngalami kesulitan dalam mengakses
modal pinjaman. Pengusaha mikro

173
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
173
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

kali kesulitan dalam men dapatkan dan biaya yang tidak terlihat. Biaya
pinjaman modal usaha dari bank yang terlihat adalah biaya-biaya yang
umum, karena persyaratan dan pro
sedurnya terlalu sulit. Kecenderung
an tingkat suku bunga berpengaruh
terhadap investasi nasional. Tingkat
suku bunga yang tidak stabil dalam
periode tertentu akan berdampak
buruk pada iklim investasi nasional.
Namun, bagi seorang analis studi
kelayakan yang mengambil objek di
daerah, kondisi kedaerahanlah yang
menjadi perhatian utamanya. Kecuali
proyek/ bisnis yang akan dijalankan
bersifat Nasional, misalnya jangkau
an sasaran pasarnya Nasional, ba
han baku dan tenaga kerjanya di
pasok dari daerah/ pulau lain.

c. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita antara daerah


satu dan daerah yang lain relatif
berbeda. Tingkat pendapatan per
kapita daerah maju relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah terting
gal. Jika lokasi usaha yang akan
didirikan di daerah maju, seperti Se
marang, pasti UMRnya akan lebih
tinggi dibandingkan dengan Amba
rawa. Namun, jika usaha/ proyek
tersebut berorientasi pada market/
pasar, tentu bisnis tersebut akan
mencari lokasi yang mempunyai
pendapatan per kapita tinggi. Kore
lasinya ada pada daya beli masya
rakat yang cenderung tinggi (konsu
mtif). Sebaliknya kegiatan abribisnis
berorientasi pada skala usaha yang
luas sehingga pemilihan lokasi di
daerah-daerah dengan tingkat pen
dapatan per kapita relatif rendah.

d. Biaya

Biaya lokasi dapat dibagi ke dalam


dua kategori, yaitu biaya yang terlihat

174
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
174
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

langsung dapat diidentifikasi dan se


cara tepat ditentukan jumlahnya.
Biaya-biaya ini mencakup biaya
tenaga kerja, biaya utilitas, bahan
baku, pajak, dan penyusutan yang
dapat diidentifikasi oleh manajemen
dan bagian akuntansi. Selain itu, ada
biaya-biaya lain, seperti transportasi
bahan baku, transportasi bahan jadi,
dan sebagainya.

Biaya tidak terlihat adalah biaya-


biaya yang tidak mudah ditentu kan
angkanya. Biaya-biaya ini mencakup
kualitas pendidikan, fasilitas angkut
an umum, sikap masyarakat ter
hadap industri dan terhadap pe
rusahaan itu sendiri, serta mutu dan
sikap karyawan yang akan dipekerja
kan.

e. Sikap Pemerintah

Sikap pemerintah pusat ataupun


daerah dapat tercermin dari pe
raturan dalam bidang investasi yang
terindikasi dari peraturan perizinan,
yang meliputi:
• Persetujuan/ izin penanaman
modal non fasilitas PMDN/PMA
(untuk usaha tertentu)
• Izin lokasi, pengeringan, men
dirikan bangunan (IMB), usaha
jasa konstruksi, usaha industri.
• Tanda daftar perusahaan.
• Tanda daftar gudang.
Sikap pemerintah pada saat mem
buat keputusan lokasi mungkin tidak
bertahan lama.
Pemilihan lokasi dan site perlu juga
diinventarisasi dan dikaji sebagai per
timbangan dalam penentuan tingkat
kelayakan di antaranya seperti:
• Gambar peta dengan skala ukur
an yang tepat dengan keterangan
menyangkut; keadaan lingkungan,
batas-batasnya dan tetangga
yang ada, topografi, garis kontur
(contour lines), elevasi/tinggi dari

175
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
175
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

per mukaan laut, jalan yang ada, 5.1.3.2. Kondisi Lokal


sarana sekeliling, bangunan dan
rintangan yang ada, dan kondisi
bawah tanah)
Salah satu faktor penting yang tidak
• Letak lokasi ditinjau dari segi
boleh dilupakan karena sering
adminstrasi geografi seperti: Jalan
nomor desa, kecamatan, dan menjadi penghambat adalah kondisi
seterusnya setempat di antaranya seperti:
• Harga lahan
1. Iklim
Penentuan tata letak/ layout perlu
dilakukan secara cermat, dengan Agribisnis tanaman perkebunan, iklim
mempertimbangkan faktor keamanan, adalah unsur yang tidak dapat
kenyamanan, keindahan, efisiensi, dipengaruhi artinya dengan jalan ba
biaya, fleksibilitas. Dengan pertim gaimanapun tak dapat diubah seke
bangan di atas, maka akan di hendak manusia. Karena adanya
peroleh keuntungan sebagai berikut: ilmu pengetahuan yang luas dan
• Ruang gerak untuk beraktivitas mendalam tentang hal iklim, maka
dan pemeliharaan memadai. pengusaha perkebunan harus dapat
Artinya suatu ruangan didesain mempergunakan sumberdaya lokal
sedemikian rupa, sehingga tidak sebaik mungkin. Karena iklim sangat
terkesan sempit. Kemudian layout berpengaruh pada pemilihan kultur,
juga harus memudahkan untuk produktivitas hasil tanaman, dan
melakukan pemeliharaan ruang pelaksanaan panen hasil pertanian/
an atau gedung. perkebunan. Hal-hal yang perlu
• Pemakaian ruangan menjadi efi diinventarisasi dan dikaji antara lain:
sien. Artinya pemakaian ruang an a. Suhu udara (khususnya suhu
harus dilakukan secara optimal, maksimum, minimum, rata-rata
jangan sampai ada ruangan yang per hari, bulan, tahun dan 10
menganggur atau tidak terpakai tahun).
karena hal ini akan menimbulkan
biaya bagi perusahaan. Contoh: Persyaratan suhu udara
o
• Aliran material menjadi lancar. rata-rata 17-21 C, untuk kopi
Artinya jika layout dibuat secara arabika, dan Suhu udara rata
o
benar, maka produksi menjadi rata 21-24 C, untuk robusta.
tepat waktu dan tepat sasaran. Suhu optimal untuk persayaratan
• Layout yang tepat memberikan tanaman karet berkisar antara
0 0
keindahan, kenyamanan, kesehat 25 C sampai 35 C, untuk per
an dan keselamatan kerja yang kebunan tanaman kelapa sawit
lebih baik, sehingga memberikan komersial dapat tumbuh dengan
o
motivasi yang tinggi kepada baik pada kisaran suhu 24-28 C,
karyawan. Di samping itu, pe sedangkan suhu ideal bagi
0
langganpun betah untuk ber pertumbuhan kakao adalah 30 -
0 0 0
transaksi atau berurusan dengan 32 C (maksimum) dan 18 -21
perusahaan. (minimum). Suhu lebih rendah
0
dari 10 C akan mengakibatkan
gugur daun dan mengeringnya
bunga.

176
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
176
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

b. Kelembaban (khususnya ke Contoh: angin yang sangat baik


lembaban maksimum, minimum, untuk kelapa sawit khususnya
rata-rata perhari, bulan, tahun dan
10 tahun).

Contoh persyaratan kelembapan


udara tanaman kelapa sawit
berkisar 80%. Penyinaran mata
hari (khususnya penyinaran rata
rata setahun, 10 tahun).

Contoh untuk kelapa sawit, pan


jang penyinaran yang diperlukan
5-12 jam/hari. Untuk fotosintesis
tanaman kakao maksimum di
peroleh pada saat penerimaan
cahaya pada tajuk sebesar 20%
dari pencahayaan penuh.

c. Curah hujan (khususnya curah


hujan bulanan, tahunan, kondisi
ekstrim).

Contoh untuk tanaman karet


memerlukan curah hujan optimal
antara 2.500 mm sampai 4.000
mm/tahun, dengan hari hujan
berkisar antara 100 sd. 150
HH/tahun. Namun demikian, jika
sering hujan pada pagi hari,
produksi akan berkurang. Untuk
kebutuhan tanaman kelapa sawit
curah hujannya sekitar 2000 mm
per tahun yang merata sepanjang
tahun tanpa adanya bulan kering
yang nyata.

Untuk tanaman kopi curah hujan


yang dipersyaratkan 1.500 s/d
2.500 mm/th, bulan kering (curah
hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.

d. Angin (khususnya arah, kekuat


an/ kecepatan, durasi, angin
perusak).

177
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
177
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

mem bantu dalam penyerbukaan butuhkan oleh tanaman untuk


berkisar 5-6 km/jam. pertumbuhan dan produksi.

Pohon tanaman kopi tidak tahan


terhadap goncangan angin ken
cang, lebih-lebih dimusim ke
marau. Karena angin itu mem
pertinggi penguapan air pada
permukaan tanah perkebunan.

Selain mempertinggi penguapan,


angin dapat juga mematahkan
dan merebahkan pohon pelin
dung yang tinggi, sehingga meru
sak tanaman di bawahnya.

e. Debu dan asap (khususnya arah,


frekuensi, keadaan/ kotoran)

f. Banjir (khususnya tinggi, waktu/


musim, lama) dan catatan gempa
setempat (khususnya frekuensi
dan kedahsyatan/skala Richter)

2. Kondisi tanah

Tanah adalah lapisan atas bumi yang


dapat diolah menurut kepenting
annya, karena tanah dipandang
sebagai sarana produksi tanaman
yang mampu menghasilkan berbagai
tanaman. Setiap komoditi tanaman
membutuhkan persyaratan tanah
untuk hidup secara optimal. Untuk itu
kondisi tanah yang ada agar sesuai
dengan peruntukan jenis tanaman
hal ini tidak dapat dianggap ringan
maka perlu dibutuhkan data yang riil
seperti:
a. Kandungan hara (makro dan
mikro).

Contoh pada tanaman kopi meng


hendaki tanah yang dalam, gem
bur dan banyak mengandung
humus berarti banyak mengan
dung zat-zat makanan yang di

178
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
178
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Untuk tanaman karet tanah Tanaman karet reaksi tanahnya


harus gembur, kedalaman antara dengan pH 4,5 - pH 6,5.
1-2 meter, tidak bercadas. Untuk
tanaman kakao dapat tumbuh Tanaman kakao dapat tumbuh
pada berbagai jenis tanah, asal dengan pH 6 - 7,5; tidak lebih
persyaratan fisik dan kimia tanah tinggi dari 8 serta tidak lebih
yang berperan terhadap per rendah dari 4; paling tidak pada
tumbuhan dan produksi kakao kedalaman 1 meter. Hal ini dise
terpenuhi. babkan terbatasnya ketersedia
an hara pada pH tinggi dan efek
b. Sifat fisik (khususnya tekstur racun dari Al, Mn, dan Fe pada
dan struktur) pH rendah.

Contoh pada tanaman kopi Kelapa sawit, nilai pH yang op


umumnya menghendaki tanah timum adalah 5,0–5,5.
lapisan atas (top soil) dalam,
gembur, subur, banyak mengan 3. Fasilitas Transportasi
dung humus, dan permeabel,
atau dengan kata lain tekstur Selain itu ada faktor yang secara
tanah harus baik. umum harus dipertimbangkan untuk
setiap usaha, yaitu sarana jalan dan
Tanaman karet umumnya lebih transportasi dari dan ke tempat
mempersyaratkan sifat fisik ta usaha tersebut. Faktor transportasi
nah dibandingkan dengan sifat inilah yang umumnya merupakan
kimianya, tekstur tanah remah, kunci keberhasilan atau penyebab
porus dan dapat menahan air. kegagalan suatu usaha karena me
Struktur terdiri dari 35% liat dan nyangkut biaya transportasi dan bagi
30% pasir. usaha jasa akan menyangkut ke
datangan pelanggan. Kondisi trans
Tanaman kakao, tekstur tanah portasi yang meliputi:
yang baik adalah lempung liat
berpasir dengan komposisi 30 - a. Jalan darat (kelas jalan, lebar,
40 % fraksi liat, 50% pasir, dan kondisi dan kekuatan, jaringan
10 - 20 persen debu. jalan dan jarak ke kota)
b. Kereta api (jaringan, kekuatan
Tanaman kelapa sawit, dapat dan kondisi, lokasi/ kondisi fasili
tumbuh pada jenis tanah Podzo tas muat dan bongkar, pergu
lik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, dangan, peraturan berlaku dan
Alluvial atau Regosol. tarif, dan sebagainya)
c. Angkutan air (jaringan jalan air,
c. Derajat keasaman (pH) tanah lebar, dalam dan kondisi jaring
nya (khususnya asam, netral, an, fasilitas muat dan bongkar,
dan basa). pergudangan, kapasitas dan kon
disi dermaga, peraturan berlaku
Contoh pada tanaman kopi dari tarif)
menghendaki reaksi yang agak
asam dengan PH 5,5 - 6,5.

179
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
179
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

d. Angkutan udara (tipe dan


panjang lapangan terbang, per
gudangan dan ongkos-ongkos)

180
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
180
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

e. Angkutan umum penumpang penghilangan bau dan kesadahan,


(bus, angkutan kota/ pedesaan, serta sterilisasi jika diperlukan.
taksi, dan lain-lain)

Banyak usaha pertanian yang gagal


hanya karena hasil yang berlimpah
tidak dapat diangkut untuk dipasar
kan karena jarak yang jauh atau
karena kondisi jalan tidak baik.
Akibatnya produk yang dihasilkan
tidak terjual atau jika laku harganya
sangat rendah. Usaha jasa sangat
tergantung atas jumlah dan jenis
pelanggan. Pelanggan tentu akan
enggan datang ke tempat yang jauh,
sulit di datangi atau tempat yang
"tidak enak".

4. Pasokan Air

Karakteristik (kesadahan, sifat koro


sif, kandungan gas dan unsur kimia
berperan, rata-rata suhu minimum
dan maksimal harian, bulanan dan
tahunan, tekanan minimum dan
maksimum.

Sumber dari fasilitas umum (jumlah


maksimum, tempat yang mungkin
untuk penyam bungan, jenis dan tipe
saluran yang ada, tekanan, dan
biaya). Pengadaan sendiri dari mata
air, air permukaan (sungai, danau),
air tanah (sumur) atau dari hasil
reklamasi.

Kegiatan terkait antara lain studi


sumber air dan cara memperoleh
nya, ijin pemompaan, ijin pengguna
an sumber air, pembebasan atau
ganti rugi penggunaan lahan untuk
penyaluran air, usaha pengamanan
dan perlakuan seperti pembersihan
(kotoran organik, non organik) dan
penjernihan, pengurangan bahkan

181
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
181
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

5.1.3.3. Proses Produksi mesin (layout). Di samping itu,


biasanya mesin yang digunakan me

Di dunia usaha dikenal beberapa tipe


proses produksi. Proses produksi
berdasarkan kontinuitasnya dibagi
menjadi 3 tipe, yaitu proses produksi
terputus-putus (batch process), pro
ses produksi terus-menerus (continu
ous process), dan gabungan kedua
nya.

1. Proses Produksi Terputus-Putus

Suatu usaha menggunakan sistem


produksi yang tidak kon tinu atau
terputus-putus karena beberapa
kondisi antara lain:
g. Permintaan konsumen bersifat
musiman.
h. Karakteristik alami alat pro duksi.
i. Karakteristik alat produksi yang
dipengaruhi iklim.
j. Bahan baku tersedia secara
musiman.

2. Proses Produksi Terus Menerus

Proses ini merupakan kegiatan pro


ses produksi yang dilaksanakan
suatu usaha yang berjalan secara
terus-menerus dengan interval pro
duksi yang relatif pendek dan jumlah
produksi yang relatif tetap. Pada
umumnya, produknya bersifat massal
dan sejenis. Usaha yang mengguna
kan proses ini biasanya karena be
berapa faktor, antara lain:
• Jumlah permintaan relatif sama
sepanjang tahun.
• Bahan baku dan sarana produksi
tersedia setiap waktu.

Ciri-ciri proses produksi secara


kontinyu dapat diketahui dari jenis
dan ragam mesin yang digunakan
serta susunan penempatan setiap

182
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
182
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

rupakan satu kesatuan/paket yang • Menawarkan produk dengan pe


tidak ter pisahkan. Proses produksi masangan iklan, seolah-olah pro
ini me merlukan dana investasi yang duknya sudah ada. Dalam hal ini
relatif besar, sedangkan jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk
meng operasikan nya relatif sedikit/
kecil karena menggunakan otomatis
asi dan komputerisasi. Misal, industri
otomotif, industri air mineral, industri
portland cement, dan sebagainya.

Setiap produk dalam suatu usaha


yang akan dijalankan harus memiliki
pasar yang jelas. Dalam aspek pasar
dan pemasaran, hal-hal yang perlu
dijabarkan adalah;
• Ada-tidaknya pasar (konsumen)
• Seberapa besar pasar yang ada
• Peta kondisi pesaing, terutama
untuk produk yang sejenis
• Perilaku konsumen
• Strategi yang dijalankan untuk
memenangkan persaingan dan
merebut pasar yang ada.
Untuk mengetahui ada tidaknya pa
sar dan seberapa besarnya pasar,
serta perilaku konsumen, maka perlu
dilakukan riset pasar, dengan cara:
• Melakukan survei dengan terjun
langsung ke pasar untuk melihat
kondisi pasar yang ada. Dalam
hal ini untuk mengetahui jumlah
pembeli dan pesaing.
• Melakukan wawancara dengan
berbagai pihak yang dianggap
memegang peranan. Dalam hal
ini melakukan wawancara kepada
pesaing secara diam diam.
• Menyebarkan kuesioner ke ber
bagai calon konsumen untuk
mengetahui keinginan dan ke
butuhan konsumen saat ini.
Dalam hal ini untuk mengetahui
jumlah konsumen, daya beli dan
selera.

183
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
183
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

untuk melihat respon kon sumen, = Kapasitas yang


walaupun produknya harus pesan diharapkan
terlebih dahulu. Kapasitas total

5.1.3.4. Penyusunan Rencana


Kapasitas

Konsep dan teknik perencanaan ka


pasitas harus diketahui oleh calon
pengelola perusahaan. Pertama, pe
rusahaan dapat mengelola perminta
annya jika ada tingkat kapasitas
tertentu. Kedua, hasil peramalan di
gunakan untuk membantu dalam
mengevaluasi kebutuhan kapasitas.

Kapasitas adalah hasil produksi


(output) maksimal dari sistem pada
periode tertentu. Kapasitas dapat
diartikan sebagai ukuran kemampuan
produktif suatu fasilitas. Kapasitas
biasanya dinyatakan dalam angka per
satuan waktu, misalnya jumlah buah
tandan segar (TBS) yang dapat
diproduksi setiap hari, setiap minggu,
setiap bulan, atau setiap tahun. Untuk
beberapa perusahaan, pengukuran
kapasitas dapat dilakukan secara
langsung. Ukuran kapasitas merupa
kan jumlah maksimal unit yang dapat
diproduksi pada jangka tertentu.

Kebanyakan organisasi mengoperasi


kan fasilitasnya pada tingkat yang
kurang dari kapasitasnya. Mereka
melakukan hal tersebut karena sadar
bahwa mereka dapat beroperasi se
cara lebih efisien, bila sumber daya
mereka tidak dimanfaatkan sampai titik
batas akhir. Oleh karena itu, mereka
beroperasi pada tingkat mungkin 92%
kapasitas. Konsep tersebut disebut
kapasitas yang efektif atau utilisasi
efektif.

Kapasitas efektif atau utilisasi


efektif

184
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
184
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

bahan baku dan penolong untuk


Kapasitas atau pemanfaatan (utili menghasilkan suatu produk atau
sasi) efektif adalah kapasitas yang komoditi, baik hasil industri, per
dapat diharapkan perusahaan untuk
meng hasilkan berbagai produk
dengan metode penjadwalan, cara
pemelihara an, dan standar mutu
tertentu.

Pertimbangan lain adalah efisiensi.


Efisiensi bergantung pada bagai
mana fasilitas digunakan dan
dikelola, namun kemungkinan besar
sulit untuk mencapai efisiensi sebesar
100%. Biasanya, efisiensi
diwujudkan se bagai persentase
kapasitas efektif. Efisiensi adalah
ukuran output aktual (yang
sebenarnya) dihasilkan dengan
kapasitas efektif.

Kapasitas yang dijadikan patokan


(rated capacity) adalah ukuran ka
pasitas dengan fasilitas tertentu
yang sudah digunakan secara mak
simal. Kapasitas yang dijadikan pa
tokan tersebut akan selalu kurang
atau sama dengan kapasitas riilnya.
Rumus yang diguna kan untuk
menghitung kapasitas tersebut
adalah:

Rated capacity = kapasitas x


pemanfaatan x efisiensi

Aspek teknis produksi menekankan


pentingnya dimensi waktu kapa
sitas. Dari sudut pandang inilah
umumnya dapat dibedakan antara
perencanaan jangka pendek, mene
ngah, dan panjang.

5.1.3.5 Teknologi Produksi

Teknologi adalah cara/teknik proses


produksi dengan alat produksi serta

185
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
185
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

tanian, maupun jasa. Berdasar kan menggunakan alat tugal yang


jenis alat, cara proses, dan kualitas sudah dihitung cara pengeluaran
bahan baku suatu jenis produk baik
industri, pertanian, maupun jasa
dikenal beberapa tingkat teknologi,
yaitu:

1. Teknologi Maju (advanced techno


logy)

Teknologi maju sering disebut tekno


logi mutakhir di bidang industri
manufaktur atau teknologi sangat
intensif/supra intensif, di bidang per
tanian contohnya dalam pengelola
an hidroponik, pemberian nutrisinya
diatur sedemikian rupa dengan
menggunakan komputer. Mengingat
perkembangan sarana produksi
yang sangat cepat, teknologi maju
bisa menjadi teknologi madya.
Misalnya, mesin tik yang tadinya
dikatakan teknologi maju menjadi
teknologi madya karena digantikan
komputer.

2. Teknologi Madya (intermediate


technology)

Teknologi madya adalah pengem


bangan dari teknologi seder hana
dengan muatan teknologi yang
intensif seperti dalam persiapan
lahan sampai terbentuknya bedeng
an melakukan penanaman, pemeli
haraan menggunakan serba me
kanis/mesin traktor dengan peralat
an tambahannya. Pemetikan daun
teh menggunakan alat mekanis

3. Teknologi Sederhana (simple


technology)

Tingkatan teknologi ini lebih tinggi


dari teknologi tradisional karena
sudah menggunakan cara modern.
Contoh, pemupukan dengan cara

186
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
186
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pupuknya, atau dalam pemberantas Manajemen studi kelayakan yaitu


an hama penyakit menggunakan proses manajemen yang di lakukan
alat penyemprot. untuk menyusun studi kelayakan.

4. Teknologi Tradisional

Teknologi ini sudah dilaksanakan


berabad-abad lalu tanpa terpenga
ruh cara-cara modern. Contoh,
penggunaan cangkul, garpu dalam
pengolahan tanah.

Peralatan produksi tiap-tiap jenis


produksi akan berbeda-beda karena
karakteristik usaha yang berbeda.
Demikian pula, pada jenis usaha
yang sama, namun pada tingkat
teknologi yang berbeda, bisa terjadi
perbedaan sebagian atau seluruh
alat produksi. Dengan demikian,
modal investasi yang diperlukan un
tuk alat produksi dan nilai penyusut
annya akan berlainan.

5.1.3.6. Manajemen

Untuk menyusun studi kelayakan dan


mengoperasikan bisnis diperlukan
manajemen. Proses pemanfaatan
sumber daya yang memiliki organi
sasi atau perusahaan tidak akan
optimal apabila prinsip-prinsip mana
jemen tidak diterapkan secara kon
sisten. Pada setiap kegiatan, pe
rencanaan, pengorganisasian, pe
ngarahan, dan pengendalian harus
dijalankan secara berkesinambungan.

Aspek manajemen dalam pem bahas


an ini dibatasi pada dua kegiatan,
yaitu:

1. Manajemen Studi Kelayakan

187
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
187
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Dalam menyusun studi kelayakan


diperlukan perencanaan yang me liputi
pembentukan tim kerja, pem bagian
kerja, pembuatan rencana kerja,
penyusunan anggaran, dan
penyusunan jadwal (scheduling)

a. Pembentukan tim kerja

Sebelum kegiatan studi kelayakan


dilakukan, langkah awal yang terlebih
dahulu dilakukan adalah membentuk
tim manajemen yang solid. Untuk
menyusun studi kelayakan yang baik,
tim biasanya terdiri atas beberapa
orang yang ahli di bidangnya masing-
masing. Jumlah tim disesuaikan de
ngan kebutuhan dan kemampuan
anggota yang ada. Idealnya, masing
masing aspek dibahas dan dianalisis
oleh orang-orang yang ahli.

b. Pembagian kerja

Tim kerja yang sudah terbentuk


terbagi menjadi dua bagian tim, yaitu
(1) tim pengarah dan (2) tim
pelaksana. Tim pengarah merupa
kan pemilik ide (gagasan), bisa
dalam bentuk perorangan ataupun
kelompok (perusahaan).

c. Pembuatan rencana kerja

Rencana kerja (action plan) dibuat


bersama-sama antara tim pengarah
dan tim pelaksana untuk mendapat
kan sinergi yang tinggi. Rencana
kerja meliputi: sistematika studi
kelayakan, pengumpulan data, pe
ngolahan data, dan penyusunan
laporan

d. Penyusunan anggaran

Untuk menyelesaikan studi kelayak


an diperlukan anggaran dalam jum
lah tertentu. Penyusunan anggaran

188
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
188
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

disesuaikan dengan besar kecilnya Dalam aspek studi kelayakan, anális


objek studi kelayakan. jarang membuat manajemen bisnis.
Mereka lebih berkonsentrasi pada
e. Penyusunan jadwal penyusunan tim studi kelayakan
(manajemen studi kelayakan) dan
Untuk menjamin tercapainya tujuan manajemen proyek. Manajemen
pembuatan studi kelayak an langkah bisnis disusun setelah studi kalayak
terakhir yang perlu dilakukan adalah an terealisasi sebagai rencana bisnis
membuat jad wal. Beberapa bagian (business plan).
yang perlu diperhatikan dalam pem
buatan jadwal adalah sebagai be a. Identifikasi SDM
rikut:
• Kegiatan yang akan dilaksana kan • Job analysis, yaitu menganalisis
dengan skala prioritas jabatan yang diperlukan untuk
• Pelaksanaan dan penanggung menyelesaikan jenis pekerjaan
jawab kegiatan tertentu. Untuk membantu pem
• Biaya yang dibutuhkan
buatan job description.
• Target
• Job specification, yaitu menentu
• Waktu pelaksanaan
kan persyaratan dan kualifikasi
• Realisasi (kolom pengendalian)
yang diperlukan untuk mengisi
suatu jabatan
2. Manajemen Bisnis
• Mendisain struktur organisasi,
yaitu menyusun struktur organi
Manajemen bisnis yaitu proses me
sasi yang menggambarkan jen
ngelola sumber-sumber ekonomi
jang manajemen, kedudukan
untuk menyediakan barang bagi ma
jabatan dan struktur pertanggung
syarakat dengan tujuan mem peroleh
jawaban.
keuntungan dan memberikan kepuas
• Job Description, yaitu uraian
an. Untuk menyiapkan infra struktur
pekerjaan yang menjelaskan
bisnis biasanya ada kegiatan mana
tentang pekerjaan teknis anggota
jemen proyek dalam hal ini tidak
organisasi yang menjabat pe
diuraikan.
kerjaan tertentu. Uraian ini
meliputi nama jabatan langsung,
Manajemen bisnis disusun untuk
dan wewenang.
menjadi acuan bagi pelaksanaan
• Mendesain sistem kompensasi,
operasional perusahaan di waktu
yaitu menguraikan struktur peng
yang akan datang. Penyusunan
gajian secara lengkap untuk
manajemen bisnis ini hampir sama
semua jabatan dalam pekerjaan
dengan pembuatan business plan.
berdasarkan garis strukturar dan
Akan tetapi, rangkaian studi kelayak
fungsional. Pada umumnya,
an hanya fokus pada análisis
struktur gaji meliputi gaji tetap,
organisasi dan sumber daya manusia.
tunjangan hari tua, tunjangan
transpor, dll. Untuk jabatan ter
Beberapa aspek yang disusun dalam
tentu, seperti yang berkaitan
manajemen bisnis ini, antara lain:
langsung dengan penjualan,
struktur organisasi,tim manajemen,
biasanya diterapkan punishment
dan perencanaan personal.
dan reward, yaitu memberikan

189
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
189
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

insentif berupa bonus, fee, dan


insentif lain apabila pemegang

190
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
190
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

jabatan tersebut berhasil men 5.2. Kelayakan Ekonomi


capai target dan memenuhi Key
Performance Indicator (KPI)
perusahaan tersebut.
Aspek ekonomi dan finansial merupa
• Sistem pengembangan karya
kan bagian tahapan analisis dalam
wan, yaitu menyusun rencana
studi yang perlu diamati dan dicer
pendidikan dan pelatihan untuk
mati dalam rangka untuk melihat
mengembangkan keterampilan,
suatu investasi dalam usaha dikata
pengetahuan, produktivitas, dan
kan layak atau tidak. Dalam banyak
kinerja karyawan secara ke
hal aspek ekonomis dan finansial
seluruhan. Bentuk pengembang
rnerupakan tolok ukur utama ke
an dapat bersifat in house
berhasilan atau dominan terutama
training atau diikutsertakan da
jika usaha tersebut dijalankan
lam kegiatan pengembangan
secara komersial, selain itu untuk
SDM yang diselenggarakan oleh
melihat seberapa besar pengaruhnya
lembaga-lembaga yang bergerak
terutama terhadap pertumbuhsn eko
dalam diklat dan sertifikasi.
nomi masyarakat secara keseluruh
an, seperti pengaruh terhadap jumlah
Tugas Aplikasi Konsep
tenaga kerja yang tertampung, baik
yang bekerja di tempat usaha
1. Mungkinkah pekerjaan studi ke
maupun masyarakat yang di luar,
layakan dilakukan tanpa me
dan peningkatan pen dapatan masya
lakukan identifikasi peluang in
rakat.
vestasi dan studi kelayakan?.
Diskusikan dengan teman anda!
2. Dalam agribisnis perkebunan Analisis finansial dan ekonomi
dihadapkan pilahan komoditi hendaknya mencakup semua beban
yang akan diusahakan yaitu biaya, baik biaya investasi maupun
karet dan kelapa sawit. Diskusi total biaya produksi yang diper
kan mana yang Anda pilih di badingkan dengan perkiraan hasil
antara kedua komoditi ter sebut revenue yang akan diperoleh.
dan jelaskan alasan-alasan
anda! Berdasarkan nisbah biaya dan pe
3. Menurut anda struktur bagan nerimaan tersebut, selanjutnya di
organisasi seperti apa yang analisa berapa lama modal in
paling ideal untuk tahapan awal vestasi akan kembali dan berapa
memulai usaha? Berikan alasan besar nilai usaha yang akan di
nya! peroleh pada akhir masa usaha.
4. Buatlah quisioner untuk studi Analisis finansial tersebut hendak
kelayakan yang mengakaji nya digambarkan berdasarkan me
tentang lokasi usaha dan kondisi tode diskonto (discounting methode)
lokal! Presentasikan hasil kerja dan analisis sensitivitas untuk
anda didepan kelas, dan buatlah melihat apakah usaha tersebut layak
laporan nya dan relatif lebih menguntungkan
dibandingkan jika modal disimpan
dalam bentuk deposito atau surat
berharga lainnya (saham di bursa

191
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
191
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

saham). Akhirnya, analisis finansial


hendaknya juga memberikan gam

192
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
192
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

baran dampak dan kontribusi usaha lain-lain untuk pekerjaan sipil atau
bersangkutan secara langsung atau pun pekerjaan terkait dengan
pun tidak langsung terhadap per tanaman
ekonomian regional dan nasional.

5.2.1. Jenis-jenis Biaya

Semua kegiatan yang dilakukan un


tuk mendukung operasional per
usahaan pada hakikatnya tidak bisa
lepas dari biaya. Biaya-biaya yang
dikeluarkan ini dapat dikelompokkan
antara lain sebagai berikut:

1. Biaya Modal Investasi Tetap

Dana yang dikeluarkan untuk men


dapatkan aktiva tetap yang akan
digunakan perusahaan untuk men
jalankan aktivitas bisnisnya. Contoh
nya:

a. Biaya pembelian lahan

Jika lahan harus dibeli, maka biaya


pembelian lahan termasuk modal
tetap. Biaya pembelian lahan terdiri
dari:
• Biaya pembebasan dan pem
belian lahan
• Pajak yang harus dibayar se
hubungan dengan pembelian
tersebut
• Biaya pengukuran
• Biaya urusan hukum
• Biaya lain yang terkait

b. Biaya penyiapan lahan

Biaya penyiapan lahan terdiri dari:


• Biaya pembukaan lahan jika lahan
ternyata belum terbuka (masih
banyak pohon, dan semak).
• Biaya pengukuran ulang yang
rinci, pemberian tanda-tanda dan

193
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
193
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

• Biaya meratakan, menutup atau


menggali lahan untuk pekerjaan
sipil, atau pun membuat petak,
rorak, guludan, bedengan, saluran
air, dan sejenisnya untuk peker
jaan pertanian.

c. Biaya bangunan dan pekerjaan

Biaya bangunan dan pekerjaan sipil


terdiri dari:
• Biaya komunikasi, konsultasi dan
pembuatan perencanaan gambar
bangunan atau pun dokumen
tender
• Biaya tender, penentuan peme
nang, kontrak dengan pe menang
tender (pemborong)
• Biaya pembangunan gedung dan
bangunan non gedung, seperti
taman, jalan di dalam, reservoir
air, bangunan pengendali limbah,
saluran air, dan sebagainya.

d. Biaya tetap kerjasama

Dalam persiapan dan pembangunan


usaha sering diperlukan kerjasama
dengan perusahaan atau instansi
lain. Biaya untuk itu tergolong
sebagai biaya kerjasama.

e. Biaya pabrik dan peralatan

Biaya untuk pembuatan disain pabrik


dan pembangunannya, termasuk
penyiapan daftar, pemesanan dan
pemasangan mesin. Peralatan pabrik
merupakan biaya pabrik dan peralat
an, termasuk peralatan untuk
perawatan rutin dan perlatan pe
nunjang yang diperlukan.

f. Biaya kantor dan perlengkapan

Biaya untuk kantor dan perleng


kapannya seperti meja kursi, lemari,
mesin tulis, komputer, perlengkapan
komunikasi (telepon, fax, radio), dan

194
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
194
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

lain-lain ternasuk biaya investasi yang ditangani serta laju atau cepat
tetap. tidaknya usaha menghasilkan uang.
g. Biaya mobilitas
3. Biaya Operasi
Untuk menunjang kelancaran bisnis
Total biaya produksi dihitung berda
diperlukan sarana transportasi, teruta
sarkan kapasitas normal yang nyata
ma untuk barang dan mungkin juga
dicapai dalam kondisi normal dengan
untuk staf. Biaya untuk itu termasuk
mempertimbangkan kapasitas ter
biaya mobilitas.
pasang dan kondisi normal pabrik
seperti hari dan jam kerja, hari-hari
2. Modal Investasi Pra produksi/
libur dan perawatan, pergantian alat,
Biaya Start-up
pola pergantian kerja (shift), dan lain
lain.
Biaya ini digunakan untuk:
a. Biaya persiapan dan studi pra-
investasi Berikut adalah komponen penting
b. Biaya persiapan awal dan biaya untuk perhitungan biaya produksi:
untuk kajian atau penyelidikan Biaya pabrik ( bahan baku, pekerja,
awal, baik melalui studi umum overhead pabrik), Overhead admi
atau pun studi awal yang agak nistrasi, penjualan dan distribusi, ope
intensif tergolong sebagai salah rasional, finansial, penyusutan, biaya
satu biaya modal pra-produksi. total
c. Biaya manajemen implementasi
Usaha Biaya operasi atau biaya produksi
d. Perencanaan tender yang rinci dapat digolongkan ke dalam dua
e. Penyeliaan dan koordinasi pe golongan, yaitu :
kerjaan sipil a. Biaya tetap yang tidak bergantung
f. Biaya pemasangan mesin dau uji pada besar kecilnya produksi
olah awal (Test Run) seperti gaji dan upah tetap,
g. Recruitment dan pelatihan staf/ pemeliharaan (gedung, peralatan
karyawan dan mesin, kendaraan perusaha
h. Persiapan pemasokan pertama an), penyusutan (gedung, pe
i. Persiapan pemasaran pertama ralatan, kendaraan), asuransi,
j. Mengadakan poneksi promosi, bunga modal investasi,
k. Biaya berkaitan pencairan modal dan biaya umum (keamanan,
hadiah lebaran, dan lain-lain).
Dalam praktik sering juga para pe Biaya pemeliharaan, penyusut
ngusaha, terutama pengusaha go an, promosi, asuransi, dan bunga
longan ekonomi lemah tidak mampu modal dapat diperhitungkan de
menjalankan usahanya karena tidak ngan persentase, misal pe
mempunyai modal operasi atau nyusutan gedung di perhitungkan
modal kerja. Oleh karena itu selain 5% jika umur ekonomis gedung
modal investasi diperlukan juga diperkirakan 20 tahun, penyusut
modal kerja atau modal operasi. an mesin di perhitungkan 20%
jika umur ekonomis mesin di
Besar modal operasi tentu saja ber perkirakan 5 tahun, dan seterus
gantung pada jenis dan besar usaha nya.

195
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
195
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

b. Biaya tidak tetap yang besarnya mosi kurang perlu dilakukan jika
bergantung dari volume kegiatan, produk cukup dikenal dan diper
antara lain meliputi tenaga kerja
(borongan), bahan baku, bahan
penolong, kemasan, listrik, trans
portasi, biaya distribusi, bonus
dan yang sejenis, dan sebagai
nya.

Dalam praktek mungkin juga be


sar biaya yang dikeluarkan akan
melebihi yang diperkirakan se
mula. Beberapa biaya tidak ter
duga mungkin saja terjadi pada
saat pelaksanaannya kelak. Se
lain itu para pengusaha juga
harus memperhitungkan masalah
"time lag" antara saat memulai
kegiatan usaha dengan datang
nya dana pinjaman, atau antara
kesiapan teknis finansial ber
produksi dengan masalah ad
ministrasi perijinan menjual ba
rang atau penggunaan merek
bagi barang yang telah siap dijual
ke pasar. Usaha harus segera
dilaksanakan jika "Surat Perintah
Kerja" (SPK) telah keluar. Ke
terlambatan penyediaan biaya
(uang) untuk melaksanakan
usaha bukan hanya akan mem
perlambat penyelesaian usaha,
tetapi juga akan rugi dari segi
waktu dan bunga modal. Ke
rugian serupa juga akan dialami
jika misalnya suatu pabrik telah
siap berproduksi, tetapi ijin peng
gunaan merek atau ijin menjual
barangnya terhambat.

Biaya promosi sangat bervariasi dan


sering bergantung pada sifat produk
yang dijual dan kondisi persaingan
yang ada. Untuk produk yang baru,
mungkin diperlukan biaya cukup be
sar untuk mengenalkannya kepada
masyarakat agar dapat diterima. Pro

196
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
196
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

kirakan untuk masa kini dan men ditor (menyediakan sumber-sumber


datang prospeknya tetap cerah serta ekonomi berupa barang, jasa atau
diperkirakan juga masih dapat ber
saing dengan barang sejenis atau
barang penggantinya (substitusi) dari
perusahaan lain. Promosi adalah
penting, bahkan untuk beberapa
produk yang tergolong kebutuhan
sekunder, sering menentukan kelang
sungan hidup perusahaan yang
bersangkutan.

5.2.2. Modal dan Kredit

Dalam membicarakan peranan mo


dal dalam pertanian/perkebunan
orang selalu sampai pada soal
kredit, sehingga pengertian modal
dan kredit dapat dikacaukan. Dari
uraian tersebut di atas dapat
dibedakan dengan jelas kedua
pengertian ini.

Modal merupakan salah satu fak


tor produksi dalam pertanian/
perkebunan disamping tanah, te
naga kerja dan pengusaha. Se
dangkan kredit, suatu alat untuk
membantu penciptaan modal. Me
mang ada pengusaha/petani yang
dapat memenuhi semua keperluan
modalnya dari kekayaan yang di
milikinya. Bahkan pengusaha/ pe
tani kaya dapat meminjamkan
modal kepada petani lain yang
memerlukan. Tetapi secara eko
nomi dapatlah dikatakan bahwa
modal pertanian/perkebunan dapat
berasal dari milik sendiri atau
pinjaman dari luar. Dan modal
yang berasal dari luar usaha ini
biasanya merupakan kredit.

Dalam arti aslinya kredit adalah


suatu transaksi antara dua fihak di
mana yang pertama disebut kre

197
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
197
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

uang) dengan janji bahwa fihak mudahan dalam mendapatkan


kedua (debitor) akan membayar komoditi yang diperlukan.
kembali pada waktu yang telah
ditentukan.

Karena kredit merupakan alat


untuk menciptakan modal maka
jenis dan macam kredit dapat
dibagi sesuai dengan jenis dan
macam modal yang diperoleh dari
kredit tersebut.

Kredit investasi adalah kredit yang


dipakai untuk membiayai pembeli
an barang-barang modal yang
bersifat tetap yaitu yang tidak
habis dalam suatu proses produksi.
misalnya tanah, ternak, mesin
mesin dan lain-lain. Kredit yang
tidak untuk investasi disebut kredit
modal kerja, misalnya untuk mem
beli pupuk, bibit, pestisida atau un
tuk membayar upah tenaga kerja.

Penggunaan modal sendiri dan kre


dit perbankan untuk mengembang
kan usaha mempunyai tujuan be
ragam, namun secara umum adalah
untuk mendapatkan laba atau profit
oriented. Studi analisis perlu menge
tahui bahwa melalui analisis ber
bagai aspek dalam studi akan dapat
diketahui bahwa dana yang ditanam
kan akan tersalurkan ke berbagai
sektor, antara lain:
• Sektor usaha yang paling meng
untungkan bagi investor untuk
mendapatkan pengembalian/
balikan investasi yang memadai.
• Sektor yang hasil produksinya
atau keluarannya (output) di
perlukan oleh masyarakat se
hingga disatu sisi keluaran ter
sebut mempunyai permintaan
efektif yang memadai, di sisi lain
masyarakat memperoleh ke

198
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
198
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

• Sektor yang akan menghemat misalnya memperbaiki jangka


devisa (berupa produk substitusi waktu proses, penyimpanan ma
impor) atau menaikan devisa,
yakni menghasilkan produk eks
por atau sektor yang dapat mem
perluas kesempatan kerja.

Strategi pengembangan usaha yang


berpengaruh terhadap besarnya
nilai investasi, antara lain:

1. Ekstensifikasi Usaha

Merupakan perluasan usaha dengan


cara menambah ukuran atau luas
usaha dan tetap memerhatikan
bahwa per hitungan usahanya masih
cukup layak baik dalam segi pe
masarannya, tersedianya bahan
baku/sarana produksi, kemudah an
tenaga kerja, tersedianya alat
produksi, maupun apakah usaha
tersebut masih memberikan laba
yang cukup besar atau me madai.

Strategi ini biasanya dilakukan


dengan salah satu cara sebagai
berikut:
• Mengoptimalkan penggunaan
alat produksi sesuai dengan
kapasitas terpasang.
• Menambah jumlah alat produksi
untuk meningkatkan kapasitas
atau jumlah produksi.
• Membeli usaha lain yang se
jenis

2. Intensifikasi Usaha

Merupakan upaya untuk meningkat


kan kualitas dan atau kuantitas
produksi tanpa adanya penambahan
luas atau ukuran usaha. Strtitegi ini
dilakukan dengan salah satu atau
beberapa cara berikut:
• Memperbaiki kualitas prosedur
proses produksi atau operasinya,

199
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
199
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

terial, penyesuaian temperatur, induk berupa minyak kalapa sawit


dan sebagainya. dan usaha lain yang akan
• Mengganti kualitas sebagian atau
seluruh alat produksi/ mesin
sehingga lebih efisien dan lebih
produktif dan meningkatkan kuali
tas produk.
• Menggunakan bahan baku indus
tri atau sarana produksi pertanian
(bibit, pupuk, pakan) yang lebih
berkualitas sehinga kuantitas dan
kualitas produk yang dihasilkan
lebih meningkat.
• Memperbaiki sistem pengelola an
dan administrasi usaha agar lebih
efektif dan efisien.
• Meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang ada dengan
memberikan pelatihan memadai.
• Meningkatkan sistem kerja sama
dengan usaha sejenis lainnya
dalam pola kemitraan usaha, dan
lain-lain.

3. Diversifikasi usaha

Merupakan strategi untuk mening


katkan laba sambil memperkecil
risiko kerugian akibat adanya fluk
tuasi harga (terutama di sektor
pertanian) dengan cara memper
banyak jenis usaha.

Diversifikasi usaha ini bisa bersifat


(1) Vertikal, yakni pengembangan
usaha disisi hulu dan atau hilir
usaha induk. Misalnya, usaha
induknya adalah pabrik tepung
coklat. Jadi, usaha hulunya adalah
perkebunan kakao (sebagai bahan
baku tepung coklat) dan usaha
hilirnya adalah industri permen
coklat (yang meng gunakan bahan
tepung coklat), dan sebagainya; (2)
Horizontal, yakni pengembangan
usaha lain yang tidak terkait dengan
usaha induknya, misalnya usaha

200
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
200
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

dikembangkan adalah transportasi


angkut an umum atau perdagangan
hasil perkebunan lainnya.

4. Replacement (Penggantian)

Merupakan strategi peremajaan usa


ha yang terkait dengan semakin
rendahnya produktivitas alat produk
si/ mesin karena pemakaian yang
sudah terlalu lama. Dengan demi
kian, mesin perlu diganti dengan
mesin yang lebih baru yang mampu
menghasilkan produk dengan kuali
tas dan kuantitas yang lebih besar.

Semua strategi yang digunakan un


tuk pengembangan usaha dipastikan
memerlukan dana baik berupa inves
tasi untuk membeli harta tetap
(tanah, bangunan, kendaraan, me
sin, peralatan produksi, dan sebagai
nya), maupun modal operasional/
kerja untuk pengadaan bahan baku,
bahan penolong, sarana produksi
pertanian/ perkebunan, upah, dan
biaya operasional lain.

Berapa jumlah dana yang diperlukan


untuk investasi, modal operasional/
kerja, dan start-up? Bagaimana
memastikan bahwa dana tersebut
efisien dan mampu memberikan
manfaat bagi investor? Semuanya
akan dikaji dengan piranti analisis
aspek keuangan.

5.2.3. Kebutuhan Investasi

Ketika mengadakan proses analisis


keuangan pengembangan usaha,
tahap pertama yang dilakukan ada
lah menentukan kebutuhan investasi
untuk pengadaan harta tetap dan
kebutuhan modal kerja untuk opera
sional usaha atau sering disebut
eksploitasi.

201
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
201
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Pada setiap sektor usaha pasti di • Pada sektor perkebunan tahunan


perlukan investasi awal berupa harta dikenal investasi yang dikeluar
tetap perusahaan, tapi tentu dengan kan untuk Tanaman Belum
jenis yang mungkin berbeda atau Menghasilkan (TBM) mulai dari
bisa juga sama. Secara umum pembibitan, penanaman, dan pe
investasi ini antara lain digunakan meliharaan baik yang mengguna
untuk tanah, bangunan, mesin dan kan tenaga kerja maupun sarana
peralatan produksi, kendaraan trans produksi.
portasi, peralatan kantor serta jasa • Pada sektor industri dan perke
lainnya (penyediaan energi listrik, bunan yang memerlukan masa
air, jalan, irigasi atau sewa alat berat pembangunan cukup lama di
dalam waktu lebih dari satu tahun, kenal istilah Interest During
dan sebagainya.) Construction (IDC), yakni bunga
kredit selama masa pembangun
Besarnya kebutuhan investasi ter an tidak dibayarkan oleh perusa
sebut bergantung pada volume atau haan, tetapi dimasukkan dalam
skala usaha yang akan dikembang pokok pinjaman berupa kredit
kan. Misalnya, dalam sektor per investasi.
kebunan.mengusahakan penanam • Jumlah unit dan jenis pembuatan
an kelapa sawit minimal 10.000 ha jalan, instalasi listrik, instalasi air
atau lebih. Karena dikaitkan dengan bersih dan pembuangan air kotor,
kapasitas pabrik pengolah Crude instalasi pemadam kebakaran,
Palm Oil (CPO) dan sebagainya dapat ditentukan.
• Investasi untuk perizinan pem
Setelah menentukan skala usaha, bangunan pabrik, penggunaan
lain yang memengaruhi jumlah in lahan pertanian, pendirian usaha
ves tasi antara lain sebagai berikut: (akta notaris), dan sebagainya.
• Luas dan harga tanah yang akan
dibeli atau diadakan. Jumlah investasi dana dan jumlah
• Biaya pematangan tanah (pe penyusutan merupakan komponen
ngurukan, pengolahan, akta jual yang digunakan dalam analisis ke
beli, sertifikasi tanah, pembuatan uangan selanjutnya.
batas tanah, dan sebagainya).
• Jumlah dan luas bangunan, ter
masuk desain dan jenis konstruk 5.2.4. Modal Kerja
si.
• Jumlah unit dan jenis mesin ser
ta peralatan produksi ter masuk Selain investasi untuk harta tetap,
merek. dana yang tersedia juga dapat
• Jumlah unit dan jenis mesin dan digunakan untuk Modal Kerja bagi
peralatan kantor termasuk me keperluan biaya operasional atau
belair, lemari arsip, komputer biaya eksploitasi usaha seperti yang
dan printer mesin ketik, dan se sudah dijelaskan di atas. Penentuan
bagainya jumlah kebutuhan modal kerja dalam
• Jumlah unit dan jenis kendaraan suatu pengembangan usaha dapat
bermotor. dilakukan dengan:
• Jumlah unit dan jenis alat berat • Menentukan kegiatan-kegiatan
yang disewa lebih dari setahun. kerja atau proses produksi, yang

202
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
202
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

dimulai dari pengadaan bahan


baku, bahan penolong, atau

203
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
203
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

sarana produksi lain, pengolahan usaha menciptakan surplus atau


hingga terciptanya barang jadi, defisit keuangan serta memberikan
dan penjualan barang dagangan.
• Menentukan kebutuhan tenaga
kerja langsung dalam setiap
proses kegiatan.
• Memastikan satuan harga beli
setiap bahan baku, bahan
penolong, serta upah kerja
langsung.
• Menentukan besarnya biaya
operasional tak langsung untuk
setiap periode tertentu, biasanya
dalam satuan bulan.
• Menentukan lama periode per
putaran uang tunai/kas mulai dari
pengadaan bahan, pemrosesan
barang dagangan hingga terjual
menjadi uang tunai kembali.
• Menentukan besarnya cadangan
uang kas minimum.
• Menghitung besarnya kebutuhan
modal kerja minimum, dengan
formula:
Modal Kerja =
Periode perputaran x Biaya pengadaan setiap
periode

5.2.5. Proyeksi Arus Kas

Proyeksi arus kas merupakan salah


satu perangkat penting dalam kajian
studi khususnya aspek keuangan.
Dengan proyeksi arus kas ini, calon
investor termasuk bank kreditor akan
dapat melihat sejauh mana kemam
puan perusahaan dalam segi keuang
an. Selain itu, sebagian besar alat
analisis keuangan berpedoman pada
arus kas ini karena arus kas ini
menyajikan anggaran keuangan pe
rusahaan untuk semua penerimaan
dan pengeluaran pada masa depan.
Dengan arus kas ini calon investor
akan dapat melihat kemampuan

204
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
204
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

informasi mengenai sisa uang tunai harga, kuantitas maupun kualitas


(kas) pada akhir periode. Calon inv nya, termasuk waktu untuk
estor juga dapat melihat kapan dia
harus menambah setoran kepada
perusahaan untuk membayar ke
wajiban baik berupa pokok dan bu
nga pinjaman maupun utang-utang
kepada pemasok. Mengingat sedemi
kian pentingnya alat ini, estimator
atau perencana keuangan perusa
haan juga analis kredit harus jeli dan
teliti dalam memperkirakan semua
penerimaan dan pengeluaran usaha.

Rencana penjualan produk yang


tertuang dalam aspek pemasaran,
investasi barang modal serta produk
si yang direncanakan dalam aspek
produksi serta semua rekayasa yang
terkait dengan adanya pemulihan
dampak sosial ekonomi dan ling
kungan akan terangkum dalam
bentuk nilai uang pada usaha arus
kas. Bahkan, dalam arus kas juga
dapat ditambahkan rincian rencana
pembayaran angsuran pokok dan
bunga pinjaman.

Untuk menyusun proyeksi arus kas,


hal-hal yang perlu diperhatikan serta
tahapannya adalah:

1. Membuat asumsi dasar yang


sesuai dengan aspek pasar dan
aspek teknik produksi, antara lain
rencana besarnya volume penjual
an baik dalam unit maupun harga
unit. Kemungkinan adanya kenaik
an harga unit, peningkatan biaya
produksi, jumlah persediaan ba
rang, dan sebagainya. Contoh
penyusunan beberapa asumsi
kenaikan harga, biaya, dan
tingkat bunga yang berlaku.
2. Memastikan bahwa semua ba
rang modal dan sarana produksi
bisa diperoleh baik dalam jenis,

205
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
205
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pengadaannya sesuai dengan uang tunai secara riil.


rencana. Penyusut
3. Membuat daftar pengadaan ba
rang modal (investasi berupa
harta tetap).
4. Menyusun rencana kebutuhan
modal kerja dalam periode ter
tentu (hari, minggu, bulan, tahun)
sesuai dengan jenis usaha dan
rencana pembelanjaan sarana
produksi dan eksploitasi.
5. Menetapkan struktur dan sumber
dana untuk membiayai usaha
yang terdiri atas modal sendiri
dan kredit bank atau lainnya.
6. Menyusun format usaha arus kas
untuk periode bulanan, triwulanan,
semesteran, atau tahunan ber
gantung pada kebutuhan.
7. Mengisikan angka-angka sesuai
kebutuhan masing-masing pos
yang ada dalam format usaha
arus kas.
8. Memerhatikan sistem cek silang
hasil untuk memastikan kebenar
an perhitungan usaha arus kas.

Untuk mengetahui bahwa penyu


sunan arus kas sudah benar, ciri
cirinya adalah:
a. Angka-angka pada setiap pos/
akun baik penerimaan maupun
pengeluaran pada setiap periode
sudah sesuai dengan rincian.
b. Kas akhir dari periode sekarang
harus sama dengan Kas Awal
pada periode berikutnya.
c. Kas akhir pada periode terakhir
harus sama dengan nilai Kas
akhir pada kolom jumlah.
d. Nilai kas awal pada kolom jumlah
harus sama dengan kas awal
pada awal periode.
e. Pada usaha arus kas tidak di
perhitungkan penyusutan atas
barang modal atau harta tetap
karena penyusutan merupakan
biaya tetap, bukan pengeluaran

206
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
206
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

an hanya diperhitungkan pada


usaha laba/rugi.

Penyusunan usaha arus kas untuk


usaha kecil cukup mudah dan
sederhana, sedangkan untuk peru
sahaan dengan skala menengah atau
besar, karena rentang kegiat annya
sangat luas dan kompleks,
penyusunan usaha arus kas harus
menggunakan alat bantu yang lebih
banyak.

Penyusunan proyeksi laba rugi


akan lebih mudah jika dibanding
kan dengan penyusunan proyeksi
arus kas, karena sebagian pos
proyeksi arus kas memang di
adakan. Pos-pos tersebut adalah
investasi, kas akhir, kas awal, dan
angsuran pokok kredit, sementara
pos penyusutan harta tetap atau
barang modal akan menambah pos
pengeluaran/biaya.

Dengan adanya usaha arus kas,


penilaian aspek keuangan suatu
rencana usaha dapat dilaksana
kan.

5.2.6. Hasil Usaha dan Keuntung


an

Hasil usaha atau revenue dari usaha


meliputi semua yang dapat "dijual" dari
usaha tersebut. Dalam hal ini, selain
produk atau jasa utama, juga semua
hasil samping dari usaha usaha yang
"laku" atau yang mung kin akan
dapat memberikan tambah an
penerimaan perlu dihargai dan
diperhitungkan. Pengertian revenue
sering juga disebut sales pada
usaha (bisnis) yang bersifat pe
layanan jasa. Untuk itu diperlukan
pengetahuan fraksinasi/pembagian
masing masing produk tersebut.

207
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
207
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Perhitungan hasil usaha akan Suatu perusahaan, atau siapapun


makin tepat jika dapat diketahui yang akan menanamkan modalnya
secara lebih rinci dan akurat
masing-masing produk yang dihasil
kan termasuk porsinya masing-
masing. Jika usaha menyangkut
suatu proses industri, maka pe
ngetahuan teknis tentang tek nologi
proses dan hasil prosesnya
haruslah dikuasai benar. Selain itu
harus pula diketahui dengan tepat
harga yang re presentatif untuk
masing-masing produk yang dihasil
kan tersebut.

Kapasitas produksi atau jika pada


bisnis jasa disebut volume pen
jualan dan harga satuannya adalah
penting dan paling menentukan
besar keuntungan atau kerugian
yang akan dialami. Perubahan
sedikit saja pada harga satuan akan
memberikan dampak yang besar
pada jumlah hasil usaha yang
diperoleh karena penggandaan
nya, yaitu kapasitas produksi atau
volume penjualan umumnya berupa
angka yang besar.

Penerimaan akan makin besar jika


volume penjualan makin besar pula.
Ini berarti kapasitas produksi harus
ditingkatkan pula. Namun, setiap
peningkatan produksi tentu akan
meningkatkan biaya. Suatu per
usahaan sering dihadapkan pada
masalah apakah kapasitas produksi
harus ditingkatkan ataukah harus
melakukan diversifikasi produk
untuk dapat memperoleh yang
terbaik. Jawaban untuk itu tidaklah
mudah. Salah satu cara untuk
melihat keuntungan ditinjau dari
segi peningkatan produksi dan
konsekuensi biaya dapat melalui
Break Even Point (BEP).

208
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
208
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pada suatu usaha tentulah meng Keuntungan yang diperoleh dari


harapkan keuntungan atau laba. usaha haruslah lebih besar dari
Hanya dengan cara menghitung
BEP yang bersangkutan dapat
mengembangkan bisnisnya.

Keuntungan yang akan diperoleh


merupakan motivasi penting yang
mendorong seseorang atau suatu
perusahaan mau menanamkan
modal pada suatu bisnis. Berbagai
pertanyaan berikut berkisar pada
aspek keuntungan dan jawabannya
dapat menjadi pertimbangan
keputusan apakah rencana usaha
akan diteruskan ataukah tidak.
• Berapa besar keuntungan yang
akan diperolehnya?
• Berapa lama keuntungan ter
sebut dapat diterima?
• Berapa laju keuntungannya?
• Mana yang lebih menguntungkan
dibandingkan jika uangnya di
depositokan saja di bank?
• Berapa besar resikonya?

Berbagai pertimbangan tersebut


tentulah dipikirkan oleh investor
sebelum suatu keputusan ditetap
kan. Suatu perusahaan atau pe
merintah yang menanamkan modal
dalam suatu usaha lebih senang
jika keuntungan dapat segera
dinikmati. Keuntungan yang lebih
besar untuk jangka waktu yang
pendek tentulah lebih diharapkan
lagi. Jika keuntungan perbulan atau
pertahun sama apalagi lebih kecil
daripada tingkat bunga deposito,
jelas usaha tersebut kurang me
narik. Mengapa harus bersusah
payah menjalankan usaha jika
keuntungannya sama apalagi lebih
kecil dari pada bunga deposito yang
dapat diperoleh dengan "ongkang-
ongkang kaki"?

209
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
209
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pada bunga bank atau laju inflasi. umumnya juga harus lebih panjang
Keuntungan dari usaha juga harus agar keuntungan yang diperoleh
lebih besar dari pada bunga atau
insentip pembelian surat berharga
lain seperti sertifikat bank atau
obligasi. Jika tidak, tentulah orang
lebih senang membeli surat ber
harga.

Mungkin saja dari segi uang kontan


(cash) yang diperoleh sama atau
lebih kecil dari pada bunga bank atau
keuntungan dari pemilikan surat
berharga, namun dari kekayaan
(aset) berupa, peralatan, tanah atau
bangunan akan diperoleh nilai yang
lebih besar dari pada uang kontan
tersebut. Keuntungan kecil dari
usaha mungkin terkompensasi dari
harga tanah yang berlipat ganda
setelah usaha selesai. Dalam hal ini
usaha tersebut dianggap layak
karena secara keseluruhan pada
akhirnya memberikan keuntungan
yang besar.

Pada awal usaha, mungkin saja


belum diperoleh keuntungan. Na
mun, keuntungan mungkin saja baru
dinikmati sesudah beberapa tahun
kemudian. Umumnya besar keuntung
an juga bergantung pada besar
modal yang ditanami. Makin hesar
modal yang ditanamkan, makin besar
pula kemungkinan keuntungan yang
diharapkan. Walaupun demi kian
belum tentu hal itu benar. Oleh
karena itu penting diperhitungkan
secara terperinci dan teliti semua
yang mempengaruhi besar dan laju
keuntungan yang akan diperoleh.
Dalam agribisnis terutama untuk
tanaman perkebunan umumnya di
perlukan modal yang cukup besar
dan modal tersebut akan kembali
setelah jangka waktu yang relatif
lama. Oleh karena itu masa usaha

210
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
210
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

sepadan dengan besar modal, waktu


dan tenaga yang dikeluarkan.

Dalam suatu studi harus dapat


digambarkan berapa besar laba yang
akan diperoleh setiap tahunnya.
Pada tahun-tahun pertama usaha
mungkin belum memberikan laba,
karena belum berada pada kapasitas
penuh atau memang masih pada
fase investasi. Namun setelah itu
usaha akan menghasilkan dan mem
berikan keuntungan.

Keuntungan dapat dinyatakan dan


diperhitungkan dengan beberapa
cara, yaitu :
• Keuntungan sebelum dikurangi
pajak dan penyusutan.
• Keuntungan bersih tanpa peng
gunaan discount factor.
• Keuntungan bersih dengan dis
count factor.

Dengan demikian, keuntungan yang


diperoleh berdasarkan perhitungan
selisih nilai yang diterima dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan dapat
dinyatakan sebelum dikurangi pajak
dan "lain-lain" maupun keuntungan
bersih sesudah dipotong pajak dan
"lain-lain". Untuk dapat menghitung
secara tepat, maka data yang
digunakan harus lengkap dan tepat
pula. Usahakan agar semua barang
dan jasa yang menghasilkan
"revenue" dimasukkan dalam perhi
tungan. Demikian juga semua biaya
untuk pengadaan bahan, barang dan
jasa yang digunakan, upah, dan lain-
lain, biaya dihitung secermat dan
selengkap, mungkin. Hanya dengan
cara demikian akan diperoleh hasil
perhitungan yang relevan dan
reliable. Untuk dapat mengetahui
besar keuntungan yang diperoleh
harus diketahui besar biaya dan
besar penerimaan (revenue).

211
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
211
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Keuntungan yang diterima adalah atau untuk satu umur usaha yang
selisih penerimaan dikurangi biaya. mungkin sekitar 10 tahun atau lebih.

Nisbah penerimaan terhadap biaya


yang dikeluarkan harus lebih besar
Total keuntungan = Total penerimaan - Total biaya
dari pada 1,0, karena jika sama
Total keuntungan berarti tidak ada keuntungan finan
Laju keuntungan = x 100 % sial dan jika lebih kecil berarti usaha
Total biaya
merugi. Makin besar nilai nisbahnya,
Contoh : maka makin besar pula keuntungan
Jika total biaya yang dikeluarkan Rp 20 000
000/tahun
yang akan diperoleh.
Total penerimaan Rp 24 000 000/tahun
maka : Walaupun demikian nisbah manfaat
Laju
Rp 24 000 000 - Rp 20 000 000 dan biaya ini tidak dapat menggam
Keuntu
= x 100% barkan besarnya nominal manfaat
ngan
Rp 20 000 000 yang diperoleh. Itulah sebabnya
= 20% per tahun.
mengapa suatu komoditi yang mem
punyai nilai R/C atau P/B lebih tinggi
belum tentu lebih menarik dari pada
yang P/B-nya lebih rendah
Jika laju inflasi atau besar bunga di si tertentu, misalnya sekali panen
bank sekitar 15 %, maka usaha yang mungkin hanya tiga bulan,
boleh diteruskan. Sebaliknya jika
laju inflasi atau bunga di bank
sekitar 20% atau lebih, maka usaha
dianggap tidak layak. Jika bunga
bank sekitar 18 - 19% mungkin
masih ada orang yang tertarik
terhadap usaha tersebut, dengan
harapan memperoleh keuntungan
lain bersifat nonfinasial, yang
mungkin secara tidak langsung
kelak memberikan keuntungan finan
sial juga.

5.2.7. Nisbah Biaya dan Peneri


maan

Nisbah antara biaya yang di keluar


kan dan penerimaan (re venue) hasil
usaha yang diperoleh dikenal se
bagai nisbah "penerimaan dan
biaya" (P/B) atau R/C (revenue-cost
ratio). Nisbah ini digunakan untuk
menggambarkan satu siklus produk

212
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
212
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Bahwa besar modal ikut menentu


kan besar penerimaan keuntungan.
Walaupun nilai R/C-nya lebih rendah
namun menghasilkan laba yang jauh
lebih besar untuk jangka waktu yang
sama. Selain B/C dan besarnya pe
nerimaan, masih ada lagi yang
harus dipertimbangkan, yaitu berapa
lama modal akan kembali, apa dan
berapa besar resiko yang mungkin
terjadi.

Dalam banyak hal, sering dijumpai


adanya hubungan antara besar
modal dan besar perolehan keun
tungan dengan lama pengembalian
modal, serta hubungan antara nilai
B/C yang tinggi dengan resiko yang
tinggi pula.

5.2.8. Metoda Pendekatan Ana


lisis

Untuk menganalisis aspek keuang


an sebuah pengembangan usaha,
ada beberapa alat/metode analisis
keuangan yang satu dan lainnya

213
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
213
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

mempunyai kelebihan dan kelemah • Masa pemulihan modal dapat


an. Metode pendekatannya antara digunakan untuk alat prediksi
lain adalah: risiko ketidakpastian pada masa
mendatang. Masa pemulihan ter
1. Metode pemulihan investasi (Pay cepat memiliki risiko lebih kecil
back method/ Pay back periode/ dibandingkan dengan masa pe
PBP) mulihan yang relatif lebih lama.

Merupakan metode analisis inves Kelemahannya:


tasi untuk menilai jangka waktu • Mengabaikan adanya perubah
(tahun) pemulihan seluruh modal an nilai uang dari waktu ke
yang diinvestasikan dalam suatu waktu.
usaha. • Mengabaikan arus kas setelah
periode pemulihan modal di
Metode ini menggunakan proyeksi capai.
Arus Kas dengan 2 (dua) cara • Mengabaikan nilai sisa proses.
acuan, yaitu: • Sering menjebak analisator jika
a. Metode arus kumulatif biaya modal atau bunga kredit
tidak diperhitungkan dalam arus
Metode ini dipakai sebagai alat kas yang menyebabkan usaha
evaluasi jika arus kas usaha selama tidak likuid.
usia ekonomis usaha tidak
seragam; dari tahun ke tahun tidak 2. Metode Nilai Sekarang (Net
sama besar. Present
‘ Value)
b. Metode arus rata-rata
Merupakan metode analisis ke
Metode ini digunakan pada sebuah uangan yang memerhatikan
usaha yang arus kas usahanya adanya perubahan nilai uang
sama besar atau seragam sepan karena waktu; proyeksi arus
jang tahun selama usia ekonomis kas dapat dinilai sekarang
usaha. (periode awal investasi) melalui
pemotongan nilai dengan pe
Kedua metode tersebut mengguna ngurang yang dikaitkan dengan
kan kriteria: biaya modal (persentase bu
• Usaha layak jika masa pemulih nga).
an modal investasi lebih pendek
dari usia ekonomis. Kriteria:
• Usaha tidak layak jika masa
• Usaha dinilai layak jika Net
pemulihan modal investasi lebih Present Value (NPV) bernilai
positif, dan
lama dibandingkan usia ekono
• Dinilai tidak layak dari aspek
misnya. keuangan jika NPV bernilai
Kelebihannya: negatif.
• Mudah dalam penggunaan dan
Kelebihannya:
penghitungan. • Memperhitungkan nilai uang ka
• Berguna untuk memilih usaha
rena waktu sehingga lebih rea
yang mempunyai masa pemulih- listis terhadap perubahan harga.
an tercepat.

214
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
214
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

• Memperhitungkan arus kas se


lama usia ekonomis usaha.

215
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
215
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

• Memperhitungkan adanya nilai 4. Profitability Index


sisa usaha.
Indeks profitabilitas adalah rasio
Kelemahannya: atau perbandingan antara jumlah
• Lebih sulit dalam penggunaan nilai sekarang arus kas selama
perhitungan. umur ekonomisnya dan pengeluar
• Derajat selain dipengaruhi arus
an awal usaha. Jumlah nilai se
kas juga oleh factor usia ekono
karang arus kas selama umur
mis usaha.
ekonomis hanya memperhitungkan
arus kas pada tahun pertama
3. Metode Tingkat Balikan Internal
hingga tahun terakhir, dan tidak
(Internal Rate of Return - IRR)
termasuk pengeluaran awal.
Merupakan metode penilaian usa
Kriteria :
ha dengan menggunakan perluas
• Usaha dinilai layak jika PI ≥1
an metode nilai sekarang. Pada sebaliknya
posisi NPV = 0 akan diperoleh • Dinilai tidak layak jika PI < 1
tingkat (rate) persentase tertentu
(misalnya IRR – x %). 5.2.9. Proses Perhitungan Ana
lisis Aspek Keuangan
Kriteria :
• Usaha dinilai layak jika IRR
lebih besar dari persentase
Dalam perhitungan, analisis aspek
biaya modal (bunga kredit) atau
keuangan lazimnya mengikuti proses
sesuai dengan persentase ke
yang konsisten dan dapat diper
untungan yang ditetapkan inves
tanggungjawabkan mengingat as pek
tor, sebaliknya
• Dinilai tidak layak jika IRR lebih ini merupakan penilaian terakhir
kecil dari biaya modal atau lebih mengenai suatu usaha. Untuk me
rendah dari keinginan investor. mudahkan perhitungan tersebut,
prosesnya dapat diikuti seperti
Kelebihan: diagram berikut:. Diagram proses
• Sudah memperhitungkan nilai perhitungan analisis aspek keuangan
uangyang disebabkan waktu dapat dilihat pada Gambar 5.1
• Memperhitungkan usia ekono
mis usaha. Prosesnya diawali dengan asumsi
• Memperhitungkan adanya nilai dasar yang terdiri atas:
sisa usaha.
• Bank lebih mudah menentukan 1. Asumsi umum
persentase tingkat suku bunga
maksimum yang bisa ditutup Setiap usaha selalu dipengaruhi
usaha. berbagai kondisi ekonomi baik makro
Kelemahannya: maupun mikro, antara lain kondisi
• Lebih sulit dalam proses per ekonomi dunia, resesi, inflasi, per
hitungannya, namun dengan saingan, kondisi keamanan negara,
prog ram komputer, masalah politik, peraturan pemerintah, ben
per hitungan ini bisa diatasi. cana alam, dan sebagainya yang
biasanya sulit diperkirakan kejadian

216
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
216
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

nya. Oleh karena itu, dalam mem


prediksikan perkembangan usaha

217
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
217
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

yang akan didanai, hal-hal yang


Asumsi
dapat memengaruhi suatu usaha Dasar
harus diasumsikan dalam kondisi
normal, artinya tidak ada kejadian
luar biasa sehingga dapat membuat Investasi Modal
Kerja
suatu usaha bangkrut.

Meskipun demikian, apabila hal Harga


tersebut diperkirakan akan terjadi, Pokok

biasanya perhitungan aspek ke


uangan diantisipasi dengan perhitung Proyeksi
Laba/Rugi
an sensitivitas usaha terhadap
perubahan-perubahan ekonomi yang
berdampak pada perubahan harga Proyeksi
Arus Kas
dan biaya usaha. Misalnya, besarnya
tingkat persaingan akan berpengaruh
terhadap penurunan omzet usaha. Proyeksi Rencana
Untuk itu, dalam perhitungan, omzet Neraca Keuangan

usaha bisa diturunkan sejumlah pengalaman-pengalaman sebelum


persentase tertentu. nya.

2. Asumsi Pasar

Suatu usaha adakalanya memiliki


sejumlah pasar yang pasti (captive
market). Artinya, produk yang
dihasilkan bisa dipastikan akan
terserap pasar, misalnya produksi
crude palm oil (CPO), kemudian
produk usaha kecil yang pasti dibeli
oleh usaha besar dalam ikatan kerja
sama kemitraan usaha, produk jasa
kontraktor yang mendapat order dari
pemerintah, dan sebagainya. Untuk
usaha-usaha seperti itu, volume
penjualannya sudah bisa dipastikan
sesuai dengan kesepakatannya.
Sebaliknya, untuk usaha dengan
produk yang pasarnya bebas,
rencana volume penjualan meng
gunakan asumsi pasar yang wajar.
Artinya, jangan terlalu optimis dan
jangan pula terlalu pesimis. Demikian
pula dalam hal penetapan harga jual
produk, bisa dengan persentase
tertentu yang didasarkan pada

218
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
218
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

kelayakan

Gambar 5.1 Diagram Analisis Keuangan

3. Asumsi Teknis

Asumsi dalam segi teknis produksi


merupakan yang tidak bisa ditawar
karena untuk bisa menghasilkan
produk dengan kualitas dan kuantitas
tertentu harus disediakan sarana
produksi yang telah baku. Apabila
sarana produksi berkurang, tingkat
kualitas dan kuantitas produk yang
dihasilkan pasti akan menurun. Oleh
karena itu, dalam perhitungan aspek
keuangan, penyediaan sarana
produksi diasumsikan lancar tanpa
hambatan. Namun, jika ada
perubahan dalam sarana produksi,
misalnya dalam hal jenis, waktu
penyediaan, kesulitan transportasi,
dan sebagainya, antisipasi akan
dilakukan biasanya dengan menetap
kan tingkat kenaikan harga atau
biaya produksi.

Setelah menetapkan asumsi, proses


berikutnya adalah menghitung nilai

219
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
219
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

kebutuhan investasi harga tetap dan paling dominan terhadap komponen


modal kerja untuk operasional atau pendapatan (revenue). Oleh karena
eksploitasi, sesuai dengan rencana
yang ditetapkan dalam aspek pasar,
aspek produksi, aspek sosial eko
nomi, dan lingkungan.

Langkah selanjutnya adalah menyu


sun proyeksi laba rugi, proyeksi arus
kas, dan jika diperlukan, menyusun
neraca usaha yang akan didanai.

Proyeksi arus kas dapat digunakan


untuk menganalisis aspek keuangan
yang berupa Net Present Value
(NPV), I n ternal Rate of
Return (IRR). dan Profitability
index.

Dengan menggabungkan beberapa


pos dalam Proyeksi Neraca dan
Proyeksi Laba Rugi, dapat dihitung
rasio-rasio keuangan berupa Rasio
Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Rentabilitas, dan Break Even Point
(BEP) usaha.

Untuk memastikan bahwa usaha ini


masih layak, biasanya dilanjutkan
dengan menganalisis sensitivitas
untuk mencari hasil NPV, IRR, dan
PBP berdasarkan tingkat penurunan
harga jual atau kenaikan biaya
eksploitasi.

Analisis sensitivitas bertujuan untuk


melihat seberapa jauh tingkat ke
pekaan usaha bersangkutan terh
adap perubahan yang ada. Untuk itu
bisanya dihitung dan dilihat se
berapa jauh dampak kenaikan atau
penurunan harga atas finansial yang
paling dominan. Bahan baku pada
agroindustri sering merupakan kom
ponen biaya yang paling dominan,
sementara harga jual produk jadi
merupakan komponen tunggal yang

220
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
220
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

itu, analisis sensitivitas sering meng


gunakan dasar perhitungan atas dua
hal tersebut.

Perhitungan untuk analisis sensitivi


tas umumnya didasarkan atas
kenaikan harga satuan komponen
biaya terbesar, misal bahan baku.
Untuk itu perlu dihitung berapa
besar dampaknya terhadap beban
biaya produksi untuk setiap ke
naikan, misalnya 1 % atau 2 % atas
harga bahan baku. Tingkat kenaikan
harga satuan bahan baku yang akan
menyebabkan nilai NPV, IRR dan,
PBP tidak lagi meyakinkan me
nguntungkan, maka pada titik itulah
usaha tersebut tidak lagi layak.

Selain itu, perlu juga dihitung setiap


penurunan harga jual satuan produk
jadi terhadap keuntungan yang akan
diperoleh. Tingkat penurunan harga
satuan produk jadi yang akan
menyebabkan nilai NPV, IRR dan
PBP tidak lagi meyakinkan, maka
pada tingkat harga jual itulah batas
usaha. Jadi, sensitivitas usaha
menggambarkan tingkat kenaikan
harga beli komponen utama dan
tingkat penurunan harga jual produk
jadi atas nilai pada kriteria penting
pengukur suatu usaha.

Tugas Aplikasi Konsep

1. Pendanaan suatu usaha per


kebunan yang baru didirikan
dapat diperoleh dari beberapa
sumber, sebutkan dan jelaskan
perbedaannya!.
2. Apa perbedaan antara biaya
modal investasi, biaya modal
kerja, dan biaya start-up? Jelas
kan dan berikan contohnya!
3. Uraikan perbedaan antara eks
tensifikasi usaha, intensifikasi
usaha, dan diversifikasi usaha!

221
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
221
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

5.3. Kelayakan Hukum lurahan, kecamatan, kabu paten/


kota madya, dan seterusnya.

Aspek yang tidak kalah penting dari


tahapan analisis dalam studi kelayak
an agribisnis perkebunan adalah
aspek hukum. Usaha, dalam bentuk
apapun, memerlukan keabsa han
legalitas karena faktor ini yang
menentukan keberlanjutan hidupnya.
Sebaik apapun prospek bisnis,
secanggih apapun teknologi pro
duksi dan operasi, seprofesional apa
pun personalia, dan sesolid apapun
sumber keuangannya, namun jika le-
galitas usaha tidak ada atau tidak
dapat diperoleh dari otoritas pemerin-
tah melalui instansi/ departemen
terkait, usaha tersebut tidak akan
dapat beroperasi secara ber
kelanjutan

Sebelum melakukan investasi di


suatu daerah/wilayah secara simul
tan, pada saat menganalisis aspek-
aspek studi kelayakan di awal pra-
studi, terlebih dahulu dilakukan
evaluasi dan pra-penelitian tentang
peraturan hukum dan ketentuan-
ketentuan legalitas/perizinan yang
berlaku di daerah/wilayah tersebut.

Dipandang dari sudut sumbernya,


bentuk legalitas dapat dibedakan
menjadi dua sumber, yaitu:
a. Kelompok masyarakat, yaitu se
kelompok masyarakat hidup dan
tinggal di daerah/ wilayah tempat
proyek/ bisnis yang akan di
dirikan. Kelompok masya rakat
ini dapat merupakan bagian dari
sistem dan struktur pemerintah
an ataupun kelompok adat/suku.
Misal, dalam struktur pemerintah
an ada rukun tetang ga (RT),
rukun warga (RW), desa/ ke

222
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
222
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

b. Selain itu, ada juga ke lompok Skala usaha di Indonesia dikelompok


adat/ suku, misalnya suku/ adat kan menjadi 4 jenis, yaitu:
Minang, Dayak, Bugis, dan
sebagainya yang mengusai
tanah ulayat.
c. Pemerintah, yang merupakan
bagian dari struktur dan sistem
pemerintahan di Indonesia, ter
masuk lembaga pemerintahan
dari desa sampai negara serta
instansi/ lembaga/ departemen
yang membidangi sektor-sektor
tertentu.

Aspek hukum pada agribisnis per


kebunan tidak kalah menarik untuk
dipelajari karena pemerintah tidak
bisa memberikan hak milik untuk
penguasaan lahan dalam skala besar.
Penguasaan lahan untuk per kebunan
skala besar hanya diberikan dalam
bentuk Hak Guna Usaha (HGU).
Sehingga pemahaman kita akan
aspek legal perkebunan menjadi
dasar bagi operasional perkebunan
yang berkelanjutan.

5.3.1. Tingkatan Skala Usaha

Tingkatan Skala usaha adalah skala


Usaha yang dapat diklasifikasikan
menurut jumlah aset yang dimiliki
nya. Pengklasifikasian ini berguna
dalam berbagai aktivitas bisnis,
terutama bagi pemerintah dalam
kaitannya dengan kegiatan pembina
an dan pengembangan usaha
melalui dinas/departemen terkait.
Dengan mengelompokkan usaha
menjadi beberapa skala, pemerintah
dapat melakukan pemetaan, pe
mantauan, dan pembinaan melalui
pengembangan SDM berupa pen
didikan dan pelatihan, pemberian
bantuan permodalan, pendukungan
akses pemasaran, dan sebagainya.

223
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
223
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

1. Usaha Mikro Skala usaha digolongkan termasuk


besar bagi yang memiliki aset di atas
Usaha mikro merupakan usaha yang
tidak berbadan hukum, biasanya
tidak memiliki perizinan yang
dikeluarkan instansi berwenang dan
sering disebut usaha informal. Aset
usaha yang dimiliki skala mikro ini
maksimal sebesar Rp.25 juta (di luar
tanah dan bangunan).

2. Usaha Kecil

Skala usaha kecil memiliki kekaya


an/aset usaha maksimal sebesar
Rp.200 juta (di luar tanah dan
bangunan). Omzet (perputaran usa
ha) dalam waktu 1 tahun maksimal
sebesar Rp 1 miliar. Usaha kecil ini
rata-rata sudah memiliki izin usaha
dengan bentuk badan hukum usaha
dagang (UD), perusahaan dagang
(PD), dan sebagian telah mempunyai
organisasi yang lebih baik, seperti
koperasi, persekutuan komanditer
(CV), dan sebagian kecil dalam
bentuk perseroan terbatas (PT).

3. Usaha Menengah

Skala usaha menengah belum mem


punyai ketentuan baku tentang
batasan aset, namun dari penelitian
berbagai perguruan tinggi yang be
kerja sama dengan instansi pe
merintah telah didefinisikan bahwa
yang dimaksud dengan usaha me
nengah adalah usaha yang memiliki
kekayaan/aset antara Rp.200 juta
dan maksimal Rp.500 juta (di luar
tanah dan bangunan). Bentuk badan
hukum usaha menengah ini sebagian
besar sudah dalam bentuk CV, ko
perasi, dan perseroan terbatas (PT).

4. Usaha Besar

224
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
224
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Rp.500 juta (tidak termasuk tanah


dan bangunan). Usaha besar se
bagian besar bentuk badan hukum
nya adalah peseroan terbatas (PT).

Analisis studi kelayakan perlu mem


perhatikan skala usaha yang layak
dibuatkan studi kelayakan, biasanya
dari skala usaha besar sampai skala
usaha kecil.

5.3.2. Bentuk Badan Hukum Pe


rusahaan di Indonesia

Setelah seorang analis mempertim


bangkan skala usaha yang akan di
dirikan atau dikembangkan, langkah
selanjutnya adalah menentukan ben
tuk hukum badan usaha yang akan
dipilih. Ada beberapa bentuk perusa
haan dari segi yuridis di Indonesia,
yaitu:

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan ini biasanya diawasi dan


dikelola seseorang. Di satu pihak ia
memperoleh semua keuntungan pe
rusahaan, selain menanggung se
mua risiko yang timbul dalam ke
giatan. Biasanya, bentuk izin usaha
nya adalah usaha dagang (UD) dan
perusahaan dagang (PD) dengan izin
operasional berupa SIUP Kecil yang
dapat diperoleh di Dinas Perdagang
an (Dinas Perindustrian dan Per
dagangan). Perusahaan perseorang
an ini belum membutuhkan akta
pendirian walaupun terkadang ada
yang memilikinya, namun jumlahnya
sedikit. Dalam tata peraturan per
dagangan di Indonesia, untuk men
dapatkan perizinan, usaha mikro
tidak memerlukan akta notaris pen
dirian usaha.

225
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
225
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

2. Firma dalam perusahaan tersebut. Jika


terjadi utang, harta milik pribadi tidak
Firma adalah bentuk perkumpulan
usaha yang didirikan oleh beberapa
orang dengan menggunakan nama
bersama. Dalam firma semua
anggota mempunyai tanggung jawab
sepenuhnya baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama terhadap
utang-utang perusahaan pada pihak
lain. Bila terjadi kerugian, kerugian itu
akan ditanggung bersama, bila perlu
dengan seluruh kekayaan pribadi.
Jika salah satu anggota keluar dari
firma, firma otomatis bubar. Bentuk
firma ini sudah jarang dijumpai di
Indonesia, mungkin kurang diminati,
karena pertimbangan faktor risiko
yang dianggap terlalu besar bagi
sebagian investor.

3. Perseroan Komanditer (CV)

Perseroan komanditer (CV) merupa


kan persekutuan yang didirikan oleh
beberapa orang dengan masing-
masing menyerah kan sejumlah uang
yang tidak perlu sama. Sekutu dalam
perseroan komanditer ini ada 2
macam, yaitu (1) sekutu komplemen
ter, yaitu orang-orang yang bersedia
mengatur perusahaan; (2) sekutu
komanditer, yaitu orang-orang yang
memercaya kan modal usahanya
dan bertang gung jawab sebatas
modal yang diikutsertakan dalam
perusahaan.

4. Perseroan Terbatas (PT)

Badan usaha jenis ini adalah badan


usaha yang mempunyai kekayaan,
hak milik, dan tanda keikutsertaan
seseorang memiliki perusahaan
melalui saham perusahaan. Makin
banyak saham yang dimiliki, makin
besar pula andil dan kedudukannya

226
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
226
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

dapat dipertanggungkan atas utang kop), pusat koperasi (Puskop), ga


perusahaan tersebut, tetapi terbatas bungan koperasi (Gakop), dan induk
pada sahamnya saja.

5. Perusahaan Negara (PN)

Perusahaan negara atau sering


disebut BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) adalah nerusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha yang
modalnya secara keseluruhan dimiliki
negara, kecuali jika ada hal-hal
khusus berdasarkan undang-undang.
Tujuan pendirian perusahaan ini
adalah membangun ekonomi nasi
onal menuju masyarakat adil dan
makmur.

6. Perusahaan Pemerintah

Badan usaha pemerintah lain di


Indonesia adalah persero, perusaha
an umum (perum), dan perusahaan
daerah (PD). Persero dan perusaha
an daerah (PD) adalah perusahaan
yang mencari keuntungan bagi
negara, sedangkan perum tidak
semata-mata mencari keuntungan.

7. Koperasi

Koperasi merupakan bentuk badan


usaha yang bergerak di bidang
ekonomi yang bertujuan meningkat
kan kesejahteraan anggotanya; sifat
nya murni pribadi dan tidak dapat
dialihkan. Jadi, badan usaha ini me
rupakan wadah penting untuk ke
sejahteraan anggota berdasarkan
persamaan. Menurut bidang usaha,
koperasi dikelompokkan menjadi
koperasi produksi, koperasi kon
sumsi, koperasi simpan pinjam, dan
koperasi serbausaha.

Menurut luas usahanya, koperasi


terdiri atas primer koperasi (Prim

227
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
227
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

koperasi (Inkop) sebagai satuan Tujuan utama didirikan perusahaan


terkecil yang melibatkan secara merupakan penentu arah yang akan
langsung anggotanya. Pusat ko
perasi merupakan gabungan paling
sedikit lima primer koperasi. Gabung
an koperasi merupakan gabungan
paling sedikit tiga Puskop. Dan, induk
koperasi merupakan gabungan pa
ling sedikit tiga Gakop.

8. Yayasan

Berdasarkan Undang-Undang No. 16


tahun 2001 tentang yayasan yang
menjelaskan pemisahan kekayaan
pribadi dan lembaga, susunan
kepengurusan yayasan, serta per
tanggungjawaban yayasan baik
kepada pemerintah maupun publik
telah diindikasikan bahwa yayasan di
masa datang akan menjadi salah
satu lembaga usaha milik masya
rakat, yang pengelolaan dan skala
usahanya tidak jauh berbeda dengan
badan usaha dan badan hukum
lainnya. Saat ini terbukti telah banyak
badan usaha yang dikelola yayasan,
terutama di bidang kesehatan, pen
didikan, dan sosial/ ketenagakerjaan.

Berkaitan aspek yuridis dalam studi


kelayakan bisnis, bentuk perusahaan
yang akan bertanggung jawab dalam
pengelolaan usaha perlu diketahui
sebelumnya, karena masing-masing
memiliki karakteristik

5.3.3. Pemilihan Badan Hukum

Pemilihan bentuk badan hukum


yang paling tepat dan sesuai tujuan
pendirian perusahaan, dipengaruhi
oleh 5 faktor, yaitu:

1. Tujuan (Goal)

228
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
228
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

dicapai oleh perusahaan tersebut. dipilih. Untuk badan hukum tertentu,


Apakah semata-mata untuk men pemerintah melalui undang-undang
dapatkan keuntungan atau berorien
tasi pada kemanfaatan semata atau
kedua-duanya, yaitu untuk men
dapatkan keuntungan (profit) dan
kemanfaatan (benefit).

2. Kepemilikan (Ownership)

Siapa dan berapa orang yang akan


memiliki perusahaan tersebut, ini
akan membawa konsekuensi terha
dap bentuk hukum badan usaha
yang akan dibangun.

3. Permodalan (Capital)

Estimasi modal dasar yang diperlu


kan untuk mendirikan usaha akan
menentukan bentuk hukum badan
usaha karena untuk badan hukum
tertentu mensyaratkan modal mini
mal.

4. Pembagian Resiko (Risk sharing)

Setiap usaha (bisnis) pasti mengan


dung nilai resiko karena hukum
ekonomi mengatakan bahwa antara
resiko dan return ada hubungan
positif dan signifikan.

Pembagian porsi resiko dalam bisnis


akan menentukan bentuk badan
hukum yang digunakan. Ada badan
hukum yang memiliki resiko tak
terbatas sampai harta pribadi pe
milik dan ada juga yang resikonya
dibatasi hanya pada bagian kepe
milikan modal usaha.

5. Faktor Jangka Waktu (Timely)

Batas waktu usia organisasi ber


pengaruh dalam menentukan jenis
badan hukum organisasi yang akan

229
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
229
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

dan peraturannya tidak membatasi Informasi Debitur (SID) yang men


(seperti, yayasan); namun, ada ba jadi sumber informasi bagi perbank
dan hukum yang batas waktunya an untuk mengetahui apakah
harus dibatasi (perseroan terbatas,
persekutuan komanditer), walaupun
dapat diperpanjang lagi.

5.3.4. Identitas
Investor

Studi kelayakan disusun untuk


memenuhi kaitanya dengan sebuah
investasi. Analis perlu mempertim
bangkan analisisnya, terutama yang
menyangkut aspek hukum dan
legalitas usaha yang akan di diri
kan/dikembangkan. Aspek tersebut
berkaitan dengan keberlanjutan ob
jek studi ini. Investor yang berma
salah akan menyebabkan tersendat
nya kelancaran usaha dan bisnis
yang dinilai layak. Oleh karena itu,
penting sekali untuk meneliti identi
as investor.

Hal-hal yang perlu diteliti mengenai


identitas investor, antara lain seba
gai berikut:

1. Kewarganegaraan

Kewarganegaraan investor perlu di


ketahui. Hal ini berhubungan de
ngan peraturan pribumi dalam pen
dirian suatu perusahaan.

2. Informasi Bank

Perlu diteliti apakah calon investor


terlibat kredit bermasalah dalam
suatu bank. Kenyataannya, se
karang banyak pelaksanaan usaha
yang terhenti karena pelaksana
usaha/investor tersangkut dalam
kredit macet. Dewasa ini Bank
Indonesia mengembangkan Sistem

230
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
230
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

seseorang yang menjadi nasabah di perlu dipertegas dan dinotariskan


suatu bank termasuk nasabah yang sehingga manajemen dan pihak
masuk dalam kredit macet atau
tidak. Informasi ini sangat penting
karena, jika investor masuk dalam
daftar hitam, tentunya dapat
menimbulkan kesulitan akses
keuangan di perbankan pada masa
yang akan datang.

3. Keterlibatan Pidana atau Perda


ta

Perlu juga diketahui apakah calon


investor tengah terlibat dalam suatu
tindakan yang dapat menimbulkan
gugatan atau tuntutan. Sikap kehati-
hatian diperlukan dalam memilih
calon investor karena jika ternyata
investor bermasalah dengan aset
yang dimilikinya dan tersangkut
masalah perdata, realisasi usaha
akan mejadi sulit bahkan dapat
mengakibatkan kegagalan.

4. Hubungan Keluarga

Jika di dalam usaha ada hubungan


suami-istri atau orang tua-anak
sebagai individu-individu yang terli
bat, perlu diselidiki cara mereka
mengatur kebijakan harta. Untuk
suami-istri, perlu diteliti apakah
nikah dengan harta campuran atau
terpisah; untuk orang tua-anak,
bagaimana kebijakan harta warisan
yang dibuat.

Bisnis yang gagal di tengah jalan


sudah sering terjadi antara lain
karena pemiliknya berebut bagian
masing-masing atau "bisnis" mereka
akhirnya malah menjadi harta waris
an yang diperebutkan anggota ke
luarga lainnya. Oleh karena itu,
pemisahan harta (aset) yang di
investasikan dengan harta pribadi

231
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
231
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pihak pengelola tidak menjadi a. Akta pendirian


korban kegagalan bisnis akibat
pertengkaran/perselisihan keluarga. Akta pendirian ini biasanya dalam
bentuk akta notaris yang berisi
5.3.5. Proses Perizinan dan Le keputusan/rapat pendirian oleh pen
galitas Usaha diri tentang anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga badan
hukum usaha. Perusahaan/usaha
Sebelum kegiatan investasi dilaku mikro pada prinsipnya dapat
kan, perlu diperhatikan lokasi usaha memperoleh perizinan melalui Surat
yang akan dibangun karena itu tidak Keterangan Usaha dari kelurahan
akan terlepas dari pengaruh (kepala desa) setempat atau dari
pengaruh yang dapat merugikan kepala pasar tempat pengusaha
perusahaan jika tidak dipersiapkan tersebut menjalankan usahanya.
dengan baik. Perhati kan juga
masalah perencanaan wilayah dan b. Surat keterangan domisili usaha
status tanah.
Surat ini dikeluarkan kepala desa
1. Perencanaan Wilayah sebagai bukti adanya persetujuan
dari penguasa daerah setempat.
Lokasi usaha harus disesuaikan Sebelumnya, untuk mendapatkan
dengan rencana wilayah yang telah persetujuan dari kepala desa, pihak
ditetapkan pemerintah agar mudah analis (pengurus) perizinan mem-
mendapatkan izin-izin yang diperlu butuhkun tanda tangan persetujuan
kan. Di samping itu, perlu juga dari warga yang bertempat tinggal di
diperhatikan perkiraan situasi dan sikitar lokasi usaha atau persetujuan
kondisi lokasi pada waktu yang akan dari RT/RW setempat.
datang.
c. Nomor pokok wajib pajak
2. Status Tanah (NPWP)

Status kepemilikan tanah usaha Untuk mendapatkan surat izin dari


harus jelas, jangan sampai menjadi instansi/dinas/departemen pemerin
masalah di kemudian hari. Dalam tah berupa SIUP, dalam ketentuan
pelaksanaannya, apapun bentuk nya si pemohon harus sudah
suatu usaha, diperlukan perizinan. mempunyai Nomor Pokok Wajib
Kompleksitas perizinan bergantung Pajak (NPWP).
pada badan usaha yang akan
dibentuk, keterkaitan dengan pihak- NPWP diterbitkan oleh Kantor Dinas
pihak lain, produk yang akan Pajak Daerah tempat lokasi usaha
dihasilkan, sumber material yang akan didirikan. Untuk mendapatkan
akan digunakan, dan sumber NPWP, badan hukum harus menyiap
permodalannya. Untuk mendapat kan akta notaris pendirian yang berisi
kan legalitas usaha, ada beberapa AD/ART, fotokopi KTP penanggung
jenis perizinan yang perlu jawab/ pemilik, dan Surat Keterangan
dipersiapkan sebelum suatu usaha Domisili Usaha.
dijalankan, antara lain:

232
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
232
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

d. Tanda daftar perusahaan (TDP) b. Mendapatkan pengesahan usaha


dari Menteri Kehakiman dan HAM
Undang-Undang No. 3 tahun 1983 RI.
mewajibkan setiap perusahaan di
Indonesia didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan di Departemen Per
industrian dan Perdagangan. Pe
rusahaan tersebut kemudian diberi
Nomor Tanda Daftar Perusahaan
(TDP).

e. Tanda daftar usaha

Perdagangan (TDUP) dan Surat Izin


Usaha Perdagangan (SIUP). Ber
dasarkan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagang an No.
408/MPP/KEP/10/1997, setiap pe
rusahaan di Indonesia wajib mem
peroleh perizinan di bidang perda
gangan, yaitu:
• Tanda Daftar Usaha Perdagang
an (TDUP) yang dikeluarkan
Kepala Kantor Departemen Perin
dustrian dan Perdagangan, untuk
perusahaan dengan nilai inves
tasi sampai Rp 200 juta.
• Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP), yang dikeluarkan Kepala
Kantor Departemen Perindustrian
dan Perdagangan, untuk inves
tasi dengan nilai di atas Rp 200
juta.

Selain perizinan yang bersifat umum,


ada pula perizinan yang bersifat
khusus, yaitu bersifat sektoral, sesuai
dengan jenis usaha yang akan di
dirikan, antara lain:

1. Jasa Perbankan

a. Mendapatkan izin prinsip dari


Menteri Keuangan Republik
Indonesia.

233
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
233
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

c. Mencatatkan dalam Lembaran gunaan tanah. Tanah yang telah


Negara. diambil tersebut kemudian dialihkan
d. Mendapat izin operasional dari
Gubernur Rank Indonesia.

2. Usaha Industri dan Perdagangan

a. Izin gangguan (HO) dari kepala


daerah.
b. Izin lokasi berupa surat izin
tempat usaha (SITU) dari kepala
daerah setempat.
c. Tanda daftar rekanan (TDR),
terutama untuk perusahaan kon
traktor yang dikeluarkan instansi
terkait.
d. Izin mendirikan bangunan (IMB)
dan izin penggunaan gedung.

3. Usaha Perkebunan, Pertambang


an, dan Kehutanan

a. Surat izin Penggalian C.


b. Surat izin di bidang perkebunan.
c. Surat izin hak pengelolaan hutan
(HPH).

5.3.6. Proses Memperoleh Hak


Guna Usaha

Kebijakan pengambilalihan tanah ter


kait dengan pengaturan mengenai
proses pengambilan tanah yang
dimiliki oleh masyarakat atau individu
oleh negara dan individu atau
kelompok masyarakat lainnya.

Pengambilan tanah tersebut ber


hubungan dengan penggunaan ta
nah yang diambil untuk tujuan pem
bangunan (jalan, perumahan, Indus
tri, kawasan perdagangan, dan lain
lain) serta menyangkut pengaturan
kembali penggunaan, pemanfaatan,
kepemilikan, dan penguasaan tanah
(landreform) sejalan dengan penata

234
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
234
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pemilikannya, penguasaan, peman 1. UUD 1945 (Pembukaan dan


faatan, dan penggunaan untuk ke Batang Tubuh Hasil Aman
pentingan lainnya. demen).
2. TAP MPR Nomor IX/MPR/2001
Pemilikan tanah merupakan hubung tentang Pembaruan Agraria dan
an hukum antara orang-orang, ke Pengelolaan Sumber Daya
lompok orang, dan/atau badan hukum Alam.
(biasanya disebut subjek) dengan 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun
tanah (biasanya disebut objek) dalam 1960 tentang Peraturan Dasar
kaitan legalitas atas klaim sesuatu Pokok-pokok Agraria (UUPA).
bidang tanah. Sehingga menimbulkan 4. Undang-undang Nomor 20 Ta
hak atas tanah yang memberikan hun 1961 tetang Pencabutan
kewenangan kepada pemegang hak, Hak-hak Atas Tanah dan Benda-
antara lain mencakup pemilikan de benda yang ada di atasnya.
ngan bukti hak adat (girik, petok C/D, 5. Undang-undang Nomor 24 Ta
kekitir, SPPT, Akte Jual-Beli PPAT, hun 1992 tentang Penataan
dan sejenisnya). Bukti pemilikan Ruang.
berupa sertifikat tanah (Hak Milik, 6. Undang-undang Nomor 22 Ta
HGB, HGU, Hak Pengelolaan, Hak hun 1999 tentang Pemerintah an
Daerah.
Pakai, dan lain-lain), serta bukti
7. Undang-undang Nomor 20 Ta
kepemilikan yang berlaku lainnya.
hun 2000 (Revisi UU No. 21
Tahun 1997) tentang Bea
Permasalahan tanah di Indonesia
Perolehan Hak Atas Tanah dan
khususnya yang terkait dengan pe
Bangunan (BPHTB).
ngadaan dan perolehan tanah ber
8. Undang-undang Nomor 18 Ta
tambah kompleks. Salah satu faktor hun 2004 tentang Perkebunan.
mendasar timbulnya permasalahan 9. Peraturan Pemerintah Nomor 24
pertanahan di Indonesia, khususnya Tahun 1997 tentang Pendaftaran
yang terkait dengan pengambilalihan Tanah.
(perolehan) tanah dalam era desen 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25
tralisasi yaitu aspek legal formal Tahun 2000 tentang Kewenang
peraturan perundangundangan yang an Pemerintah dan kewenangan
ada, tidak kondusif bagi pemecahan Propinsi sebagai Daerah Oto
masalah pertanahan yang ada. nom.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 40
Untuk itu pemerintah telah menge Tahun 1996 tentang HGU, HGB,
luarkan beberapa kebijaksanaan dan Hak Pakai Atas Tanah.
(policy) yang dituangkan dalam 12. Keppres Nomor 34 Tahun 2003
bentuk Undang-undang sampai pe tentang Kebijakan Nasional di
raturan daerah. Sebagai contoh, Bidang Pertanahan.
mulai dari prosedur perizinan untuk 13. Keppres nomor 55 tahun 1993
mendapatkan HGU perkebunan sam tentang Pengadaan Tanah Bagi
pai dengan kelangsungan hidup Pelaksanaan Pembangunan un
perusahaan perkebunan tersebut. tuk Kepentingan Umum.
14. Permeneg Agraria/Kepala BPN
Pemerintah telah menerbitkan pe Nomor 1 Tahun 1994 tentang
raturan-peraturan sebagai berikut:

235
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
235
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Arahan Bagi Pelaksanaan Kep


pres No. 55 Tahun 1993 tentang

236
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
236
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Pengadaan Tanah Bagi Pe e. Penetapan kerangka dasar ka


laksanaan Pembangunan untuk dastral (batas tanah) nasional dan
Kepentingan Umum.
15. Permeneg Agraria/Kepala BPN
Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Izin Lokasi.
16. Permeneg Agraria/Kepala BPN
Nomor 5 Tahun 1994 tentang
Hak Ulayat.
17. Kepmeneg Agraria/Kepala BPN
Nomor u Tahuan 1994 tentang
Tata Cara Perolehan Tanah Bagi
Perusahaan dalam Rangka
Penanaman Modal.
18. Permendagri No. 15 Tahun 1975
tentang Ketentuan Mengenai
Tata Cara Pembebasan Tanah;
Permendagri No. 2 Tahun 1976
tentang Penggunaan Acara
Pembebasan Tanah untuk
Kepentingan Pemerintah Bagi
Pembebasan Tanah oleh Pihak
Swasta; Permendagri No. 2
Tahun 1985 tentang Tata Cara
Pengadaan Tanah untuk Kepen
tingan Proyek Pembangun an di
Wilayah Kecamatan.

Dalam rangka implementasi Undang


undang Otonomi Daerah, telah ada
Peraturan Pemerintah Nomor 25
tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Pro
pinsi Sebagai Daerah Otonom.

Adapun kewenangan pemerintah di


bidang pertanahan sebagaimana
tertera dalam pasal 2 Ayat (3) butir
(4) sebagai berikut.
a. Penetapan persyaratan pemberi
an hak atas tanah.
b. Penetapan persyaratan land
reform
c. Penetapan persyaratan adminis
trasi pertanahan.
d. Penetapan pedoman biaya pe
layanan pertanahan.

237
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
237
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pelaksanaan kerangka dasar lokasi kepada Bupati/ Walikota


kadastral orde I dan orde II. dengan tembusan kepada Kepala

Pemerintah mengambil keputusan me


lalui Keputusan Presiden Nomor 34
tahun 2003 tentang Kebijakan Na
sional di Bidang Pertanahan yang
menyerahkan sembilan kewenangan
Pemerintah di bidang pertanahan
kepada Pemerintah Kabupaten dan
Kota, yaitu sebagai berikut:

1. Pemberian izin lokasi.


2. Penyelenggaraan pengadaan ta
nah untuk kepentingan pem
bangunan.
3. Penyelesaian sengketa tanah ga
rapan.
4. Penyelesaian masalah ganti ke
rugian dan santunan tanah untuk
pembangunan.
5. Penetapan subyek dan obyek re
distribusi tanah serta ganti kerugi
an tanah kelebihan maksimal
6. Penetapan dan penyelesaian ma
salah tanah ulayat (tanah adat).
7. Pemanfaatan dan penyelesaian
masalah tanah kosong.
8. Pemberian izin membuka
tanah.
9. Perencanaan penggunaan tanah
wilayah kabupaten/kota.

5.3.6.1 Pencadangan Tanah dan


Izin Lokasi

Pencadangan tanah dan izin lokasi


diatur dalam peraturan Kepala Dae
rah Kabupaten/ Kota dengan Pera
turan Daerah masing-masing yang,
esensinya kurang lebih sebagai
berikut:
1. Perusahaan-perusahaan yang me
merlukan tanah untuk ke perluan
penyelenggaraan usahanya harus
mengajukan permo honan arahan

238
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
238
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Kantor Pertanahan, Kepala Dinas segera beroperasi sejalan dengan


Perkebunan, dan Kepala Dinas
Kehutanan Daerah Tingkat II
/kabupaten atau kota dengan me
lampirkan rekaman akte pendirian
perusaha an yang telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman dan
HAM.
2. Dalam memperoleh arahan lokasi
tersebut, Kepala Kantor Pertanah
an mengadakan koordinasi de
ngan instansi terkait dan menca
dangkan areal nonhutan (di Kal
teng disebut sebagai kawasan
pengembangan produksi KPP, di
propinsi lain disebut area pe
ngembangan lain APL).
3. Bupati/Walikota menerbitkan surat
keputusan arahan lokasi yang
berlaku 6-12 bulan (tergantung ka
bupatennya).
4. Berdasarkan surat keputusan
arahan lokasi, perusahaan dapat
melakukan kegiatan survei lahan.
Jika lahan yang diarahkan sesuai
untuk pengembangan perkebunan
maka perusahaan dapat mengaju
kan permohon izin prinsip.
5. Ijin prinsip akan dikeluarkan oleh
Bupati/Walikota untuk jangka wak
tu selama satu tahun. Selama
periode tersebut, pengusaha ha
rus melakukan penguasaan atas
tanah dan mengajukan permohon
an izin lokasi.
6. Permohonan izin lokasi diajukan
kepada Bupati/Walikota dengan
lampiran status penguasaan ta
nah yang telah dilakukan. Izin
lokasi biasanya berlaku untuk 2
tahun.
7. Setelah mendapat izin lokasi, pe
rusahaan harus melakukan AM
DAL sebagai syarat untuk men
dapatkan izin usaha perkebunan
(IUP). Setelah IUP diterbitkan,
perusahaan harus mengajukan
izin pembukaan lahan dan dapat

239
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
239
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pengajuan permohonan HGU lakukan dengan beberapa proses


kepada BPN. sebagai berikut.
8. Izin lokasi yang telah berakhir
dapat diperpanjang. Permohonan
perpanjangan izin lokasi tersebut
harus diajukan selambat lambat
nya 10 hari kerja sebelum jangka
waktu izin lokasi berkhir disertai
dengan alasan perpanjangannya.
Permohonan perpanjangan izin
lokasi hanya boleh diajukan bila
syarat perolehan tanah sudah
mencapai lebih dari 50% areal
yang dicadangkan. Perpanjangan
izin lokasi hanya diperbolehkan
satu kali untuk periode 12 bulan.
9. Bupati/Walikota menerbitkan ke
putusan perpanjangan izin lokasi
selambat lambatnya l0 hari kerja
setelah diterimanya berkas per
mohonan perpanjangan izin lo
kasi.

Lampiran surat permohonan arahan


lokasi yaitu fotokopi dokumen sebagai
berikut.
1. Akte Pendirian Perusahaan yang
telah disyahkan oleh pejabat yang
berwenang.
2. Gambar kasar/sketsa tanah yang
dimohon.
3. Uraian rencana proyek yang akan
dibangun.
4. Penyajian Informasi Lingkungan
(PIL) bagi usaha yang diwajibkan.

5.3.6.2 Pemberian Hak Atas Ta


nah

Perusahaan yang telah memperoleh


izin lokasi dari Bupati/Walikota dan
setelah selesai melaksanakan per
olehan hak atas tanah yang telah
dibebaskan maka dapat segera me
ngajukan permohonan HGU. Adapun
tata cara perolehan tanah dapat di

240
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
240
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

1. Jual-beli, jika calon penerima hak • Gabungan dari beberapa bentuk


memenuhi syarat untuk menjadi kompensasi di atas.
subjek hak atas tanah yang
diperoleh dan tanah tersebut Dalam pelaksanaan perolehan ta
sudah ada sertifikatnya. Jual-beli nah, pengawasan dan pengendali
ini dilakukan melalui Pejabat an dilakukan oleh tim yang diketuai
Pembuat Akta Tanah (PPAT). oleh Kepala Kantor Pertanahan Ka
2. Pelepasan hak di depan PPAT, bupaten/Kotamadya sesuai dengan
yaitu Notaris PPAT atau Camat surat edaran Kepala BPN nomor
jika tanahnya belum terdaftar 580.2-5568-D.III tanggal 6 Desem
dan/atau tanah adat. Penerbitan ber 1990.
hak atas tanah seperti ini baru
dapat dilakukan setelah masa Tugas tim, antara lain sebagai
pengumumannya berakhir. berikut.
3. Melalui permohonan hak jika ta
nahnya dikuasai oleh negara. 1. Memberikan penyuluhan kepada
Dalam kasus ini, tanah harus be kedua belah pihak dalam bidang
bas dari garapan atau penguasa pertanahan.
an lainnya atas tanah dimaksud. 2. Membantu kelancaran pem
4. Melalui tukar menukar jika tanah bebasan tanah.
nya milik instansi pemerintah 3. Membantu menciptakan suasana
setelah mendapat persetujuan musyawarah.
dari Menteri Keuangan. 4. Mencegah ikut campurnya pihak
5. Pelepasan tanah disertai penye ketiga.
rahan pembayaran rekognisi da 5. Menyaksikan pembayaran atau
lam hal tanahnya berupa tanah pemberian ganti rugi kepada
ulayat, sepanjang kenyataanya para pemilik yang berhak.
hak ulayat tersebut masih ada.
Sesuai dengan Peraturan Kepala
Dalam kasus "tumpang-tindih hak ke Badan Pertanahan Nasional nomor
pemilikan tanah" di dalam areal yang 3 tahun 1993 pasal 5, Permohonan
telah dikeluarkan izin lokasinya, pe HGU diajukan kepada Kepala
rusahaan harus melakukan proses Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Provinsi dengan dilampirkan foto
pembebasan tanah untuk mempe
kopi berikut:
roleh tanah tersebut. Proses per
• Izin lokasi
olehan tanah diserahkan sepenuhnya • Bukti-bukti perolehan tanahnya
kepada pihak perusahaan melalui • NPWP dengan tanda bukti pe
negosiasi langsung dengan peme lunasan PBB.
gang hak atas tanah. Bentuk dan • Gambar situasi tanah hasil pe
besarnya nilai ganti rugi ditetapkan ngukuran kadastral oleh Kepala
atas dasar kesepakatan antara pihak Kantor Pertanahan setempat.
pihak yang bersangkutan, bisa berupa • Jati diri dari pemohon (akte pen
hal berikut. dirian perusahaan).
• Uang pembayaran. • Surat keputusan pelepasan ka
• Pemukiman kembali (relokasi/ wasan hutan dari Menteri Ke
konsolidasi). hutanan dalam hal tanahnya
• Kesempatan kerja. diperoleh dari hutan konversi.
• Penyertaan saham/modal.

241
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
241
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Setelah menerima permohonan honan HGU. Dalam hal uang


HGU dan dilakukan pemeriksaan pemasukan telah dibayar sekaligus
serta membuat berita acara pemerik
saan, Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional menerbitkan
Surat Keputusan Pemberian HGU
yang luasnya tidak lebih dari 200 ha
sesuai dengan atas nama pemohon.

Apabila luas tanah lebih dari 200 ha,


Kepala Kantor Wilayah BPN me
nyampaikan berkas permohonan
HGU kepada Kepala BPN selambat-
lambatnya dalam l0 hari kerja sejak
selesainya penyusunan Berita Acara
Pemeriksaan Tanah guna mem
peroleh keputusan pemberian hak.

Apabila syarat-syaratnya sudah


lengkap, Kepala BPN menerbitkan
Surat Keputusan HGU. Bagi pe
rusahaan PMA/PMDN, surat ke
putusan pemberian HGU langsung
kepada penerima hak dengan tem
busan kepada semua instansi yang
terkait. Sertifikat HGU akan dikeluar
kan oleh Kepala Kantor BPN Kabu
paten/ Kodya berdasarkan Surat
Keputusan HGU yang telah dikeluar
kan kepala BPN. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 40
tahun 19 96 pasal 18, jangka waktu
pemberian HGU paling lama 35
tahun dan selanjutnya dapat diper
panjang selama 25 tahun.

Sesudah jangka waktu HGU dan


perpanjangannya sebagaimana di
maksud di atas, kepada pemegang
hak dapat memberikan pembaharuan
HGU di atas tanah yang sama. Untuk
kepentingan penanaman modal, per
mintaan perpanjangan atau pem
baharuan HGU dapat dilakukan
sekaligus dengan membayar uang
pemasukan yang ditentukan pada
saat pertama kali mengajukan permo

242
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
242
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

sebagaimana di atas, untuk perpan


jangan atau pembaharuan HGU
hanya dikenakan biaya administrasi
yang besarnya ditetapkan oleh
Menteri setelah mendapat per
setujuan dari Menteri Keuangan.

Persetujuan untuk dapat memberikan


perpanjangan atau pembaharuan
HGU dan perincian uang pemasukan
yang dibayar dicantumkan dalam ke
putusan pemberian HGU yang ber
sangkutan.

Untuk lahan yang diperuntukkan


sebagai tempat bangunan pabrik atau
emplasemen, pemerintah memberi
kan hak kepada perusahaan berupa
Hak Guna Bangunan (HGB).

5.3.7. Pengelolaan Lingkungan Hi


dup

Pengelolaan lingkungan hidup men


jadi suatu keharusan bagi agribisnis
perkebunan karena meningkatnya
tekanan konsumen akan produk yang
ramah lingkungan (green product).
Legalitas suatu produk dimasa yang
akan datang, sangat dipengaruhi oleh
cara perusahaan melaksanakan ope
rasionalnya dan ketaatannya pada
azas-azas pengelolaan usaha yang
berkelanjutan.

1. Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan un


tuk pengelolaan lingkungan hidup
sebagai berikut.
a. Undang-undang Nomor 4 Tahun
1982 tentang ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 51
Tahun 1993 sebagai penyem
purnaan Peraturan Pemerintah
Nomor 29 Tahun 1986 tentang

243
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
243
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Pengelolaan Analisis Mengenai Dari sasaran pengelolaan lingkungan


Dampak Lingkungan (AMDAL). hidup terlihat bahwa kelestarian
c. Keputusan Presiden Nomor 23 fungsi
Tahun 1990 tentang Pembentuk
an Badan Pengen dalian Dampak
Lingkungan (BAPEDAL).
d. Undang-undang Nomor 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Ling
kungan Hidup sebagai penyem
purnaan UU No. 4 Tahun 1982.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 sebagai penyem
purnaan PP No. 51 Tahun 1993,
di mana telah diakomodir wacana
otonomi daerah sehingga dimung
kinkan pembahasan dan penilaian
AMDAL oleh Pemerintah Daerah

Pada Bab II Pasa14 UU No. 23


Tahun
1997, dikemukakan bahwa sasaran
pengelolaan lingkungan hidup se
bagai berikut.
a. Tercapainya keselarasan, kese
rasian, dan keseimbangan antara
manusia dan lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia
sebagai insan lingkungan hidup
yang mempunyai sikap dan tindak
melindungi dan membina ling
kungan hidup.
c. Terjaminnya kepentingan generasi
masa kini dan generasi masa
mendatang.
d. Tercapainya kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sum
ber daya secara bijaksana.
f. Terlindunginya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dari
dampak usaha dan/atau kegiatan
di luar wilayah negara yang
menyebabkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup.

2. Analisis Mengenai Dampak Ling


kungan (AMDAL)

244
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
244
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

lingkungan hidup merupakan sasaran


utama yang dapat diukur. Menurut
Bab V UU No. 23 Th. 1997 tentang
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup,
dinyatakan bahwa kelestarian fungsi
lingkungan hidup dapat diukur dengan
dua parameter utama, yaitu 1. baku
mutu lingkungan hidup dan 2. kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup.

Dua parameter tersebut menjadi


ukuran/ indikator apakah rencana
usaha dan/ atau kegiatan dapat
menimbulkan dampak besar dan
penting bagi lingkungan hidup. PP 27
Tahun 1999 Pasa13 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) menyebutkan bahwa usaha
dan/atau kegiatan yang kemungkinan
dapat menimbulkan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan
hidup hal-hal berikut:
a. Pengubahan bentuk lahan dan
bentang alam.
b. Eksploitasi sumber daya alam,
baik yang terbaharui maupun
yang tidak terbaharui. .
c. Proses dan kajian yang secara
potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup,
serta kemerosotan sumber daya
alam dalam pemanfaatannya.
d. Proses dan kegiatan yang hasil
nya dapat mempengaruhi ling
kungan alam, lingkungan buatan,
serta lingkungan sumber daya.
e. Proses dan kegiatan yang hasil
nya akan mempengaruhi peles
tarian kawasan konservasi sum
ber daya alam dan/atau perlin
dungan cagar budaya.
f. Introduksi jenis tumbuh tumbuh
an, jenis hewan, dan jasad renik.
g. Pembuatan dan penggunaan ba
han hayati dan nonhayati.
h. Penerapan teknologi yang di
perkirakan mempunyai potensi

245
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
245
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

besar untuk mempengaruhi ling Amdal yang baik memilki peran


kungan hidup. selama implementasi, ketika proyek
i. Kegiatan yang mempunyai risiko diimplementasikan konsekuensi pada
tinggi dan dapat mempengaruhi lingkungan bisa diminimalkan dengan
pertahanan negara. ukuran dan pengawasan yang tepat.
Adapun kegunaan AMDAL sebagai
Prinsip dasar pengelolaan lingkungan berikut:
hidup lingkup pertanian pada dasar a. Memodifikasi dan memperbaiki
nya mengacu pada 4 hal, sebagai desain
berikut. b. Menjamin penggunaan sumber da
a. Penerapan konsep intertemporal ya yang efisien.
choice dalam perencanaan, pe c. Meningkatkan manfaat sosial
manfaatan, dan pengerahan sum d. Mengidentifikasi ukuran dari pe
ber daya alam untuk menjamin ngawasan dan pengaturan dam
keberlanjutan pem bangunan. . pak
b. Penerapan konsep internalized e. Memberikan informasi kepada pe
external cost dalam penanganan ngambil keputusan
dampak negatif terhadap ling f. Memberikan penilaian terhadap
kungan dari suatu kegiatan atau proposal.
usaha agribisnis. Dengan konsep Pedoman penyusunan Anilisis Me
internalized external cost, pelaku ngenai Dampak Lingkungan Hidup
pembangunan yang melakukan dikemukan bahwa studi AMDAL, ter
kegiatan harus membayar biaya dapat 4 kelompok parameter lingkung
pengelolaan lingkungan di sekitar an yaitu:
usahanya tersebut. a. Fisik-kimia (iklim, kualitas udara,
c. Pengembangan sumber daya ma dan kebisingan; demografi; fisio
nusia pelaku agribisnis agar mam grafi; hidro-oceanografi; ruang;
pu melaksanakan pembangunan lahan dan tanah; serta hidrologi)
pertanian berwawasan lingkung b. Biologi (flora dan fauna)
an. . c. Sosial (budaya, ekonomi, dan per
d. Pengembangan dan pemanfaat tahanan/kemanan)
an teknologi akrab lingkungan. d. Kesehatan masyarakat

Dengan memperhatikan prinsip di 5.3.8. Memilih Tanaman


atas, kegiatan pengelolaan lingkung
an hidup pertanian diterapkan mulai
dari pembinaan dan pengendalian Setiap pengusaha perkebunan pasti
investasi suatu rencana usaha melalui ingin memperoleh hasil setinggi-
keterlibatan pemerintah dalam bentuk tingginya, baik secara kuantitas
sebagai berikut. maupun kualitas. Keinginan tersebut
a. Penilaian dan penyempurnaan dapat tercapai dengan memperbaiki
dokumen pengelolaan lingkungan lingkungan hidup tanaman yang akan
hidup. diusahakan. Pengaruh faktor ling
b. Pembinaan dan pengendalian as kungan seperti iklim dan keadaan
pek lingkungan atas usaha atau tanah sangat dominan mempenga
kegiatan yang telah berjalan ruhi pertumbuhan dan perkem
c. Perakitan teknologi yang akrab bangan tanaman. Apabila kita per
lingkungan

246
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
246
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

hatikan sebagian besar tanaman


perkebunan komersial dibangun

247
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
247
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pada daerah yang mempunyai Ada beberapa pertimbangan dalam


neraca air positif selama 6 bulan atau melihat lokasi yang akan digunakan
lebih yaitu kondisi dimana jumlah sebagai tempat agribisnis seperti:
curah hujan lebih besar dari pada
evapotranspirasi tanaman perkebun
an. Artinya bahwa kemungkinan
tingkat stress tanaman berkurang
apabila dilakukan perbaikan lingkung
an yang memadai sehingga produk
tivitas tanaman optimal dan pada
akhirnya keuntungan dapat tercapai.

Hasil rekayasa tanaman salah


satunya memberikan sumbangan
peningkatan kualitas tanaman yang
sekaligus memberikan alternatif
untuk menentukan jenis tanaman
mana yang akan dipilih sebagai
sarana agribisnis baik dalam bentuk
sel/jaringan tanaman, benih maupun
klon.

Permintaan pasar pada dasarnya


menunjukkan besarnya kuantitas
permintaan konsumen atas produk,
Segmentasi pasar juga merupakan
bagian penting dalam menentukan
golongan konsumen yang potensial,
dan persaingan dari perusahaan lain,
merupakan unsur-unsur penting
dalam menetukan perilaku pasar
dalam hal ini sebagai pertimbangan
untuk menentukan produk komoditi
yang akan ditawarkan

1. Aspek Teknis

Untuk menentukan tanaman yang


akan dipilih sebagai sarana agribisnis
perkebunan, salah satu pertimbang
an yang digunakan adalah hasil studi
aspek teknis antara lain meliputi;

a. Lokasi

248
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
248
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

1) Letak lokasinya apakah di Pulau


jawa atau di luar jawa?

Kalau di pulau jawa, kalau memilih


lokasi di jawa tengah dan jawa timur
relatif padat penduduknya sehingga
akan mempengaruhi luasan yang
akan diusahakan dan akan berpe
ngaruh pada hasil akhir. Biasanya
yang dipilih cenderung kelompok
tanaman perkebunan semusim se
perti kapas, tebu, tembakau.

Berbeda kalau lokasi yang dipilih di


jawa barat, topografi dan perilaku
iklimnya mendekati Sumatera, pe
milihan tanaman cenderung pada
kelompok tanaman perkebunan ta
hunan seperti kelapa sawit, karet,
kopi

Berbeda lagi apabila lokasinya di P.


Kalimantan yang tanahnya relative
masam karena di dominasi tanah
gambut. Demikian seterusnya.

2) Elevasi tanah atau permukaan


tanah dari laut

Elevasi harus diukur dengan benar


karena tanaman tertentu memerlu
kan persyaratan tersebut, seperti
tanaman karet tumbuh optimal pada
dataran rendah ketinggian 200 m dari
permukaan laut, pada ketinggian di
atas 600 m dari permukaan laut
tanaman tidak cocok untuk tumbuh.

Tanaman kopi jenis arabika pada


dataran tinggi yang beriklim kering
sekitar 1350-1850 m dpl produksi
nya baik, jika di Indonesia dapat
berproduksi baik pada ketinggian
1000-1750 m dpl, berbeda pada
tanaman kopi robusta dapat tumbuh
sampai ketinggian 1700 m dpl,
karena jenis ini mudah menye
suaikan diri produksi yang optimal

249
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
249
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

pada ketinggian 300-800 m di atas di medan, arah aliran air di atas/di


permukaan laut (dpl). bawah tanah, adanya hutan atau

3) Topografi

Topografi ialah keadaan muka bumi


pada suatu daerah juga dapat mem
pengaruhi pemilihan jenis tanaman
seperti pada tanaman kelapa sawit
menghindari lahan penanaman pada
o
kemiringan lebih besar dari 40
karena dengan kemiringan tersebut
resiko orang bekerja sangat tinggi
dan kalau dibuat teraspun kurang
efisien, biasanya pada topografi
tersebut untuk tanaman murbai,dan
untuk hutan produksi (kayu& pulp)

b. Iklim

Tanaman menuntut jenis iklim ter


tentu. Tidak semua tanaman dapat
ditanam disembarang tempat pada
iklim yang berbagai macam. Se
baliknya pada iklim tertentu (yang
sama) tidak semua jenis tanaman
dapat hidup/ produktif ditempat ter
sebut. Untuk menyelesaikan lingkar
an hidupnya, tanaman mem butuh
kan jumlah panas dan jumlah air
sesuai dengan kebutuhannya.

Setiap jenis dan varietas harus di


sesuaikan iklimnya. Misal tanaman
tembakau akan lebih baik bila
ditanam pada iklim tropis, jenis asli
daerah (misal tembakau Jawa dan
Bali) membutuhkan iklim yang
khusus, sehingga tembakau Kedu
tak mungkin menjadi baik ditanam di
sembarang tempat, apalagi cuaca
tidak menguntungkan. Di daerah
Kedu sendiri, tembakau kedu tak
akan berhasil, akibat cuaca buruk.
Adanya danau atau tidak, seperti
rawa Pening di Jateng, danau Toba

250
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
250
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

tidak, ini semua akan menentukan


cuaca setempat.

Suatu tempat, walaupun tanah dan


pemeliharaannya sama, belum tentu
hasil setiap tahunnya akan sama, hal
ini semata-mata disebabkan karena
keadaan cuaca saja. Dengan ber
bagai macam cara dapat me
nyesuaikan diri dengan cuaca, tetapi
pada umumnya manusia tidak dapat
mengatasi pengaruhnya. Kurang
lebih 30% produksi panen tergantung
dari keadaan cuaca. Kadang-kadang
bahkan panenan bisa gagal total
hanya karena akibat cuaca buruk,
termasuk banjir, erosi dan lain
sebagainya. Untuk daerah tropis, hal
ini bisa terjadi terlalu kering dan
panas atau terlalu basah.

Cuaca tidak hanya mempengaruhi


produksi secara langsung, melainkan
ada yang tidak langsung, misalnya
akan timbul hama dan penyakit.
Kehadiran hama dan penyakit,
secara langsung ataupun tidak
langsung akan berpengaruh ter
hadap produksi tanaman.

Seperti yang telah dilakukan pada


kegiatan studi kelayakan, data-data
iklim seperti suhu, sinar matahari,
curah hujan, angin, kelembaban dan
tingkat penguapan pada areal agri
bisnis perkebunan yang telah di
peroleh sebagai dasar untuk mem
berikan alternatif-alternatif jenis ko
moditi yang akan ditanam.

Selain itu dapat juga diberikan gam


baran jenis komoditi mana yang
resikonya kecil dan besar, komoditi
mana yang cukup menguntungkan
dan sangat menguntungkan; ke
untungan dapat dilihat dari aspek
profit maupun sosial.

251
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
251
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

c. Keadaan lahan/ tanah 2. Aspek Pasar

Lahan merupakan media/ tempat Setiap usaha yang akan dijalankan


tumbuh bagi tanaman. Lahan adalah harus memiliki pasar yang jelas. Dari
alat produksi untuk mencapai hasil aspek pasar dan pemasaran, be
pertanian/ perkebunan. Tanpa lahan berapa hal yang perlu dicermati
tanaman perkebunan tidak akan adalah;
ekonomis untuk diusahakan secara a. Ada tidaknya pasar (konsumen)
komersial. Sebagai bahan pertim b. Seberapa besar pasar yang ada
bangan dalam memilih suatu ta c. Peta kondisi pesaing, terutama
naman, tidak kalah penting apabila untuk produk yang sejenis
tersedia data/ informasi dan kondisi d. Perilaku konsumen
riil dari tanah yang diusahakan. e. Strategi yang dijalankan untuk
Informasi tersebut dapat diperoleh memenangkan persaingan dan
melalui hasil pengamatan langsung merebut pasar yang ada.
seperti kondisi topografi, geografi,
dan lain-lain, namun untuk melihat Untuk mengetahui ada tidaknya pa
sifat fisik, kimia dan biologi tanah sar dan seberapa besarnya pasar,
perlu adanya penelitian laboratorium. serta perilaku konsumen, maka perlu
Selain itu diperlukan juga persyarat dilakukan survey pasar yaitu:
an tanaman mengenai kondisi lahan a. Melakukan survei dengan terjun
yang diinginkan. langsung ke pasar untuk melihat
kondisi pasar yang ada sehingga
Contoh kriteria kesuaian lahan yang dapat diketahui jumlah pembeli
dipergunakan pada komoditi kelapa dan pesaing.
sawit yaitu kelas kesesuaian lahan b. Melakukan wawancara dengan
ditetapkan berdasarkan jumlah dan berbagai pihak yang dianggap
intensitas faktor pembatas dari memegang peranan. Dalam hal ini
karakteristik lahan. melakukan wawancara kepada
pesaing secara diam-diam.
• Kelas lahan dibagi menjadi
c. Menyebarkan kuesioner ke ber
Sesuai/Suitable (S) dan Tidak
bagai calon konsumen untuk
Sesuai/Not suitable (N). mengetahui keinginan dan ke
• Kelas “sesuai” dibagi menjadi 3
butuhan konsumen.
sub-kelas :
S1: Sangat sesuai (highly
Diharapkan dengan mempertim bang
suitable)
S2: Sesuai (suitable) kan aspek pasar, pemilihan dan pe
S3: Agak sesuai (marginal nentuan jenis tanaman lebih akurat.
suitable
• Kelas “tidak sesuai” dibagi Tugas Aplikasi Konsep
menjadi 2 sub-kelas :
N1: Tidak sesuai bersyarat 1. Bila Anda memiliki suatu usaha di
(temporary not suitable) bidang perkebunan, sebaiknya
N2: Tidak sesuai permanen memiliki dokumen hukum. Pen
(permanently not suitable) tingkah dokumen hukum tersebut.
Jelaskan!

252
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
252
Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Tanaman Perkebunan

2. Sebutkan aspek apa saja yang


dapat membantu dalam pemilih
an tanaman? jelaskan!

253
Direktorat Pembinaan SMK (2008) Direktorat Pembinaan SMK (2008)
253

Anda mungkin juga menyukai