Anda di halaman 1dari 12

Human Immunodeficiency

Virus (HIV) adalah sejenis virus


yang menginfeksi sel darah
putih yang menyebabkan
turunnya kekebalan tubuh
manusia.
AIDS
Acquired Immune
Deficiency
Syndrome (AIDS)
adalah sekumpulan
gejala yang timbul
karena turunnya
kekebalan tubuh
yang disebabkan
HIV AIDS infeksi oleh HIV

Education
Be Faithful Ketahui cara
Pemberian
penularannya
Lakukan Informasi yang
benar mengenai
agar kita
Kegiatan Abstinence
HIV, penularan,
pencegahan, terhindar
Produktif dan pengobatannya.
PENDAHULUAN

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih
yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh
yang disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan
Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke
dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk
mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.

CARA PENULARAN
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI
(Air Susu Ibu), semen dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama
kehamilan dan persalinan. Orang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti mencium,
berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan, atau air. (WHO, 2019)

CARA MENGHINDARI PENULARAN HIV


Untuk menghindari penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” sebagai berikut:

1. A (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum
menikah.
2. B (Be Faithful): artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti
pasangan).
3. C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan
kondom.
4. D (Drug No): artinya Dilarang menggunakan narkoba.
5. E (Education): artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, cara
penularan, pencegahan dan pengobatannya.

A E
Abstinence B C D Education

Be faithful Condom Drug No

Sumber: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemnterian Kesehatan RI

1
DATA HIV AIDS DI DUNIA

Amerika
3,5 jt

Eropa
2,5 jt
Afrika
Mediterania Timur
25,7 jt
0,4 jt
Asia Tenggara
3,8 jt
Pasifik Barat
1,9 jt

Sumber: United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), 2019

Pada gambar di atas terlihat bahwa populasi terinfeksi HIV terbesar di dunia adalah di benua Afrika (25,7 juta
orang), kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5 juta). Sedangkan yang terendah ada di
Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang. Tingginya populasi orang terinfeksi HIV di Asia Tenggara mengharuskan
Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyebaran dan penularan virus ini.

Distribusi Penderita HIV Baru


Berdasarkan Populasi Berisiko Secara Global (2018)

17% 1%
12%

Keterangan:
6%
18% Pekerja Seks
Orang yang memakai narkoba suntik
LSL dan “jenis” pria lain yang melakukan seks
46% dengan sesama jenis
Wanita transgender
Pelanggan pekerja seks dan partner seks dari
populasi berisiko
Populasi lainnya

Sumber: United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), 2019

2
PENINGKATAN RISIKO TERTULAR HIV
DI ANTARA POPULASI BERISIKO DI DUNIA TAHUN 2018

Lelaki Seks Lelaki

22 kali

Orang yang memakai narkoba suntik


22 kali

Pekerja Seks
21 kali

Transgender
12 kali

Sumber: United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), 2019

JUMLAH KASUS HIV/AIDS DI INDONESIA


Meskipun cenderung fluktuatif, data kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Seperti
pada gambar di bawah ini, terlihat bahwa selama sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV di Indonesia
mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus. Berdasarkan data WHO tahun 2019,
terdapat 78% infeksi HIV baru di regional Asia Pasifik. Untuk kasus AIDS tertinggi selama sebelas tahun
terakhir pada tahun 2013, yaitu 12.214 kasus.

Gambar 1. Jumlah Kasus HIV dan AIDS Berdasarkan Tahun di Indonesia

48.300 50.282

46.650
34.257 41.250
32.711
29.037

26.054 21.031 21.511 30.935

21.591
11.238 12.214 10.488 10.190
8.754 9.215 10.146
8.329 7.036
7.437
sd 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Kasus HIV Jumlah Kasus AIDS

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019

3
Gambar 2. Jumlah Infeksi HIV yang dilaporkan Provinsi di Indonesia tahun 2019

Indonesia 50.282
Jawa Timur 8.935
DKI Jakarta 6.701
Jawa Barat 6.066
Jawa Tengah 5.630
Papua 3.753
Sumatera Utara 2.463
Bali 2.283
Banten 1.643
Sulawesi Selatan 1.537
Kalimantan Timur 1.301
Kepulauan Riau 854
Nusa Tenggara Timur 821
DI Yogyakarta 714
Kalimantan Barat 698

Papua Barat 697


Sulawesi Utara 673
Sumatera Selatan 601
Lampung 568
Riau 541
Sumatera Barat 474
Kalimantan Selatan 462
Maluku 350
Sulawesi Tengah 267
Nusa Tenggara Barat 258
Kepulauan Bangka Belitung 234
Kalimantan Tengah 222
Kalimantan Utara 199
Sulawesi Tenggara 180
Bengkulu 177
Aceh 174
Jambi 131

Sulawesi Barat 69
Gorontalo 48

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, lima provinsi dengan jumlah kasus HIV terbanyak adalah Jawa Timur, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua, dimana pada tahun 2017 kasus HIV terbanyak juga dimiliki oleh
kelima provinsi tersebut. Sedangkan di Gambar 3, diketahui bahwa provinsi dengan jumlah kasus AIDS
terbanyak adalah Jawa Tengah, Papua, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. Kasus AIDS di Jawa
Tengah adalah sekitar 22% dari total kasus di Indonesia. Tren kasus HIV dan AIDS tertinggi dari tahun 2017
sampai dengan 2019 masih sama, yaitu sebagian besar di pulau Jawa.

4
Gambar 3. Jumlah Kasus AIDS yang dilaporkan per Provinsi Tahun 2019 di Indonesia

Indonesia 7.036
Jawa Tengah 1.613
Papua 1.061
Jawa Timur 958
DKI Jakarta 585
Kepulauan Riau 411
Jawa Barat 313
Sumatera Barat 258
Bali 240
Sumatera Selatan 207
Kalimantan Timur 203
Banten 158
Lampung 143
Sulawesi Utara 125
Kalimantan Barat 113
DI Yogyakarta 78
Bengkulu 69
Kalimantan Utara 66
Maluku Utara 61
Kalimantan Tengah 53
Sulawesi Tenggara 52
Sulawesi Tengah 52
Aceh 49
Maluku 45
Kepulauan Bangka Belitung 44
Nusa Tenggara Barat 34
Nusa Tenggara Timur 29
Jambi 11
Kalimantan Selatan 5

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019

Gambar 4. Persentase HIV dan AIDS yang Dilaporkan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019

Perempuan Perempuan

35,50% 31,40%
Laki-laki

64,50%
HIV Laki-laki AIDS
68,60%

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019

5
Berdasarkan data Ditjen P2P yang bersumber dari Sistem Informasi HIV, AIDS, dan IMS (SIHA) tahun 2019,
laporan triwulan 4 menyebutkan bahwa kasus HIV dan AIDS pada laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Kasus
HIV tahun 2019 sebanyak 64,50% adalah laki-laki, sedangkan kasus AIDS sebesar 68,60% pengidapnya
adalah laki-laki. Hal ini sejalan dengan hasil laporan HIV berdasarkan jenis kelamin sejak tahun 2008-2019,
dimana persentase penderita laki-laki selalu lebih tinggi dari perempuan.

Gambar 5. Jumlah Infeksi HIV yang Dilaporkan Menurut Kelompok Umur Tahun 2010-2019
72,25%

73,7%

72,2%

71,9%

70,4%

70,4%
70,4%

70,5%

69,3%

69,3%
17,3%

17,1%
16,1%

15,5%

15,7%
14,8%

15,3%
15,0%

15,1%
13,8%

8,7%
9,1%

8,3%
7,3%
6,5%

6,5%
5,6%
4,9%
4,5%
3,9%

2,6%

3,1%
2,6%

2,6%
2,5%

2,2%
4%

4%
4%

4%

2,1%
4%
3%

3%
1,9%

1,9%

1,8%
3%

3%

3%
0.9%
1,8%

1,2%

1,1%

1,1%

1,1%
1%

1%

1%

1%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

≤4 tahun 5-14 tahun 15-19 tahun 20-24 tahun 25-49 tahun ≥50 tahun

Berdasarkan data SIHA mengenai jumlah infeksi HIV tahun 2010-2019 yang dilaporkan menurut kelompok
umur, kelompok umur 25-49 tahun atau usia produktif merupakan umur dengan jumlah penderita infeksi HIV
terbanyak setiap tahunnya. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Case Fatility Rate AIDS yang Dilaporkan Tahun 2000-2019

2000
21,38%

2005
2004 13,00% 2006
13,21% 11,34%

2008
2003
8,35% 6,94% 2010
2007 2012
5,23%
2001
2002 8,47% 4,36%
7,30% 2009 2014
5,48% 2016 2018
6,12% 1,58%
2011 1,08% 1,03% 2019
4,14% 2013
0,59%
2,67% 2015 2017
1,07% 1,09%

6
Case Fatility Rate (CFR) merupakan jumlah kematian dalam bentuk persen, dibandingkan dengan jumlah
kasus dalam suatu penyakit tertentu. CFR AIDS di Indonesia sejak tahun 2005 sampai tahun 2019 terus
mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena upaya pengobatan AIDS di Indonesia telah berhasil
menurunkan angka kematian akibat AIDS.

Gambar 7. Sepuluh Provinsi yang Melaporkan Jumlah Kasus AIDS Terbanyak


Oktober-Desember 2019

90 7.Kepulauan
137 4.Kalimantan
Riau
Timur

9.Sumatera 122 5.Sumatera


59
Barat Selatan

50 10.Kalimantan
Barat

83 8.Bali
3.DKI
152
Jakarta

2.Jawa
230
Timur
122 6.Jawa 1.Jawa
Barat 488
Tengah

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019

Pada gambar 7 diketahui bahwa sepuluh provinsi dengan kasus AIDS terbanyak adalah Jawa Tengah, Jawa
Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Bali, Sumatera Barat,
dan Kalimantan Barat.

Gambar 8. Sepuluh Provinsi dengan AIDS Case Rate Tertinggi Sampai dengan Desember 2019

700 653,82

600 AIDS Case Rate


Nasional: 38,93
500

400

300

200 177,65 176,32

100 81,73 78,43 68,00


54,63 49,35 44,99 41,20
0

Papua Bali Papua DKI Kep. Riau Sulawesi Kalimantan Kalimantan Maluku Jawa
Barat Jakarta Utara Utara Barat Utara Timur
AIDS Case Rate AIDS Case Rate Nasional

7
Definisi operasional case rate AIDS adalah kasus AIDS yang hidup tahun 2019 dibagi dengan jumlah
penduduk tahun 2019, kemudian dikalikan konstanta 100.000.

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa AIDS case rate sepuluh provinsi di atas melebihi angka nasional
sebesar 38,93. AIDS case rate tertinggi ada di tiga provinsi yaitu Papua (653,82), Bali (177,65), dan Papua
Barat (176,32). Sepuluh besar provinsi dengan AIDS case rate tertinggi berbeda dengan sepuluh provinsi
yang melaporkan jumlah kasus AIDS terbanyak pada bulan Oktober-Desember tahun 2019.

Gambar 9. Persentase Kasus AIDS yang DIlaporkan Menurut Faktor Risiko,


Oktober-Desember 2019
0%
2% 0%
2%

Tidak D
Lain-la
2%
22%

Tran
in
iketahu
Bis

s
Pe

fusi
Keterangan:

ex
rin
Ho

i
ta
Heterosex

l
os
ex
IDU
Homosex
Perintal
Bisex
Transfusi
Lain-lain
Tidak Diketahui

IDU

s ex
2% ero
Het

70%

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019

Gambar di atas menggambarkan proporsi kasus AIDS yang dilaporkan menurut faktor risiko. Ternyata faktor
risiko AIDS terbesar adalah heteroseks (70%) dan homoseks (22%).

TES HIV
Tes HIV Menurut laporan SIHA tahun 2013-2019 berdasarkan tempat layanan yang melaporkan, jumlah orang
yang melakukan tes HIV mengalami peningkatan dan hanya ada penurunan pada tahun 2017. Pada tahun
2017, sebanyak 882.721 orang melakukan tes HIV dan 48.300 orang di antaranya merupakan HIV positif.
Angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2016. Sampai tahun 2019, jumlah
pemeriksaan tertinggi memang pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.064.812 pemeriksaan HIV dan 50.282 di
antaranya merupakan HIV positif. Data di bawah ini adalah data tes HIV dan HIV positif berdasarkan laporan
SIHA Tahun 2013-2019.

8
Gambar 10. Tes HIV dan HIV Positif Berdasarkan Laporan SIHA Tahun 2013-2019

4.046.812

3.077.653

1.515.725
1.263.871
1.095.148
882.721
664.909

29.037 32.711 30.935 41.250 48.300 46.659 50.282

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019


tes HIV HIV Positif

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019

Tabel 1. Jumlah Tes HIV dan HIV Positif Menurut Kelompok Berisiko Tahun 2019

Berdasarkan laporan SIHA tahun 2019, menurut kelompok berisiko, LSL (Lelaki Seks Lelaki) menempati
peringkat ketiga untuk persentase HIV positif yang melakukan tes HIV, yaitu sebesar 8,75%. Peringkat kedua
adalah pelanggan PS (Pekerja Seks) sebesar 10,57%, dan peringkat pertama adalah Sero Discordant (salah
satu pasangan memiliki HIV, sementara yang lain tidak) sebesar 92,19%. Berikut adalah jumlah tes HIV dan HIV
Positif menurut kelompok berisiko tahun 2019.

Kelompok Berisiko Tes HIV HIV Positif Persentase HIV Positif

WPS (Wanita Penjaja Seks) 92.612 2.243 2,42%

PPS (Pria Penjaja Seks) 1.279 103 8,05%

Waria (Wanita Pria) 14.287 593 4,15%

LSL (Lelaki Seks Lelaki) 101.994 8.929 8,75%

IDU (Injecting Drug User) 12.119 409 3,37%

Pasangan Risti
76.445 3.852 5,04%
(Pasangan Risiko Tinggi)

Pelanggan PS
27.755 2.935 10,57%
(Pelanggan Pekerja Seks)

WBP (Warga Binaan 56.900 444 0,78%


Permasyarakatan)
Sero Discordant (Salah satu
pasangan memiliki HIV, 397 366 92,19%
sementara yang lain tidak)

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019

9
DAFTAR PUSTAKA

Infodatin Situasi Penyakit HIV AIDS di Indonesia, Pusdatin, Kementerian


Kesehatan, 2016

Infodatin Situasi Umum HIV/AIDS dan Tes HIV, Pusdatin, Kementerian


Kesehatan, 2018

Laporan Situasi Perkembangan HIV AIDS dan PIMS di Indonesia, Triwulan IV


Tahun 2018.Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2018

Laporan Situasi Perkembangan HIV AIDS dan PIMS di Indonesia, Triwulan III
Tahun 2019.Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2019

Laporan Situasi Perkembangan HIV AIDS dan PIMS di Indonesia, Triwulan IV


Tahun 2019.Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2020

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke
Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2015

WHO HIV update, Global Summary Web, World Health Organization, 2019

INFOGRAFIS
Penanggung Jawab Redaktur Penyunting
Anas Ma’ruf Boga Hardhana Winne Widiantini

Penulis Layouter/ Desain Grafis


Khairani Rizqitha Maula

Anda mungkin juga menyukai