Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian diferensial,

yaitu metode yang mengamati dua atau lebih kelompok yang dibedakan berdasarkan variabel

tertentu yang sudah ada sebelumnya secara alamiah tanpa adanya manipulasi pada variabel

tersebut. Rancangan penelitian diferensial adalah alternatif metode penelitian yang paling

sering digunakan dalam situasi-situasi apabila manipulasi pada independent variable tidak

dapat diterapkan, tidak mungkin, atau tidak tepat untuk dilakukan. Penelitian diferensial

digunakan untuk membandingkan kelompok-kelompok yang ada pada variabel-variabel yang

secara teoretis saling berkaitan (Graziano, 2010).

Graziano menjelaskan pula bahwa jika dalam studi diferensial ditemukan perbedaan,

berarti perbedaan tersebut dapat ditafsirkan terdapat hubungan antara variabel dengan konteks

yang diteliti (Graziano, 2010). Rancangan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tentang

grit pada mahasiswa Kewirausahaan tingkat tiga (sebagai kelompok primer) dan mahasiswa

Manajemen tingkat tiga SBM “X” Bandung (sebagai kelompok pembanding). Para

mahasiswa yang diteliti selanjutnya dalam pemaparan akan disebut responden.

3.2. Bagan Prosedur Penelitian

Mahasiswa
Skor grit
Kewirausahaan

Kuesioner Grit Uji beda

Mahasiswa
Skor grit
Manajemen

Bagan 3.1. Bagan Prosedur Penelitian

28 Universitas Kristen Maranatha


29

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Adapun yang menjadi variabel independen adalah kedua kelompok yang diteliti

yaitu mahasiswa Kewirausahaan dan kelompok mahasiswa Manajemen; sedangkan variabel

dependen adalah grit dari kedua kelompok.

3.3.2. Definisi Konseptual

 Grit adalah kecenderungan untuk mempertahankan ketekunan dan semangat individu

untuk mencapai tujuan jangka panjang yang menantang (Duckworth, 2007). Grit

memiliki dua aspek, yaitu passion atau konsistensi minat dan perseverance atau

ketekunan usaha.

o Passion adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan minat pada satu

tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

o Perseverance adalah kerja-keras individu dalam upaya meraih tujuan serta seberapa

lama (tekun) individu dapat mempertahankan usahanya.

3.3.3. Definisi Operasional

 Grit merujuk pada seberapa besar kemampuan responden untuk mempertahankan

ketekunan dan semangat dalam meraih tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sekalipun

saat dihadapkan pada kegagalan, keberhasilan, maupun proses yang tidak menunjukkan

kemajuan dalam mengejar tujuan jangka panjang tersebut. Grit bertumpu pada dua

komponen, yaitu:

a. Passion (Konsistensi Minat) merujuk pada seberapa sering responden dalam

menunjukkan perilaku konsistensi minat dalam meraih tujuan yang telah ditetapkan.

Universitas Kristen Maranatha


30

b. Perseverance (Ketekunan Usaha) merujuk pada seberapa besar kemampuan

responden dalam menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas, sekalipun harus

menghadapi tantangan di dalam prosesnya, dan berusaha tekun dalam meraih tujuan

jangka panjangnya.

3.4. Alat Ukur

3.4.1. Alat Ukur Grit

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur grit adalah alat ukur berupa kuesioner

yang dikonstruksikan oleh Angela Duckworth yaitu Grit Scale I yang dilakukan back

translate. Kuesioner ini terdiri atas 12 item yang mengukur dua dimensi dari grit, yaitu

konsistensi minat dan ketekunan usaha (Duckworth, 2007). Kuesioner menggunakan skala

likert, dan terdapat lima pilihan jawaban, yaitu STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai),

CS (Cukup Sesuai), S (Sesuai), dan SS (Sangat Sesuai). Kisi-kisi alat ukur grit dapat dilihat di

halaman L-1.

3.4.1.1. Prosedur Pengisian Kuesioner

Mahasiswa diminta untuk memilih hanya satu di antara lima pilihan jawaban yang

tersedia, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Cukup Sesuai (CS), Sesuai (S),

dan Sangat Sesuai (SS) dengan memberikan tanda check (√) pada kolom yang telah tersedia.

Pilihan ini harus sesuai dan menggambarkan diri mahasiswa.

3.4.1.2. Sistem Penilaian

1. Memberikan skor pada tiap item sesuai dengan jawaban responden dengan pembagian skor

sebagai berikut:

Universitas Kristen Maranatha


31

Tabel 3.1. Tabel Bobot Skor Alat Ukur Grit

Respon Item Positif Item Negatif


Sangat Tidak Sesuai 1 5
Tidak Sesuai 2 4
Cukup Sesuai 3 3
Sesuai 4 2
Sangat Sesuai 5 1

2. Menjumlahkan keseluruhan skor yang didapatkan responden kemudian membaginya

dengan jumlahbutir pernyataan.

jumlah skor
Skor grit =
jumlah butir pernyataan

Semakin tinggi skor total yang diperoleh, berarti grit yang dimiliki responden semakin tinggi.

Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, berarti semakin rendah

pula grit yang dimiliki responden.

3.4.2. Data Sosiodemografis

Data sosiodemografis yang akan dijaring dalam penelitian ini adalah usia, jenis

kelamin, dan program studi. Data ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum mengenai

latar belakang sampel penelitian.

3.4.3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.4.3.1. Validitas Alat Ukur

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi

apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat

Universitas Kristen Maranatha


32

dan akurat sesuai dengan maksud alat ukur tersebut. Koefisien validitas hanya punya makna

apabila mempunyai nilai yang positif (Azwar, 1996).

Validitas alat ukur grit menggunakan teknik analisis Spearman. Formula yang

digunakan untuk perhitungan validitas alat ukur grit adalah:


N
6 ∑ d 2i
i=1
r s=1−
N 3−N

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi Spearman

N = Banyaknya subjek

d = Selisih ranking

Kemudian untuk menentukan validitas setiap item, apakah item dapat dipakai adalah

dengan membandingkan nilai korelasi yang diperoleh dengan kriteria dari Freidenberg &

Kaplan (Friedenberg, 1995), yaitu sebagai berikut:

0,00 – 0,29 : Korelasi rendah, item ditolak dan tidak dapat dipakai

0,30 – 1,00 : Korelasi tinggi, item diterima dan dipakai

Dari hasil uji validitas alat ukur grit menggunakan SPSS, didapatkan 10 item valid

dan 2 item yang tidak valid yaitu nomor 10 dan 11.

3.4.3.2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas menunjukkan sejauhmana alat ukur menghasilkan data yang konsisten

atau relatif sama. Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar,

1996).

Universitas Kristen Maranatha


33

Untuk alat ukur grit, reliabilitas diukur dengan menggunakan teknik alpha cronbach.

Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut (Crocker & Algina, 2008; h.139 dalam

Supratiknya, 2014):
2
k ∑ αi
α= (1− 2 )
k −1 αx

Keterangan :

k = jumlah item dalam tes

αi2 = varians item i

αx2 = varians keseluruhan tes

Kemudian reliabilitas ditentukan sesuai dengan kriteria Guilford (1956), yaitu :

0,00 – 0,19  reliabilitas sangat rendah

0,20 – 0,39  reliabilitas rendah

0,40 – 0,69  reliabilitas sedang

0,70 – 0,89  reliabilitas tinggi

0,90 – 1,00  reliabilitas sangat tinggi

Untuk alat ukur grit diperoleh hasil 0,727 (reliabilitas tinggi). Berdasarkan hasil

dapat disimpulkan bahwa alat ukur grit reliabel.

3.5. Populasi

3.5.1. Populasi Sasaran

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kewirausahaan SBM “X”

Bandung tingkat tiga (berjumlah 168 orang) dan mahasiswa Manajemen SBM “X” Bandung

tingkat tiga (berjumlah 456 orang).

3.5.2. Karakteristik Sampel

- Mahasiswa aktif di program studi Kewirausahaan atau Manajemen SBM “X” Bandung.

Universitas Kristen Maranatha


34

- Sedang menempuh tahun kuliah ke tiga.

3.5.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik menarikan sampel berdasarkan kriteria yang

telah ditentujan oleh peneliti (Sugiyono, 2016).

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik uji beda

dengan Mann Whitney U dari skor data dan terdiri dari dua kelompok yang dibandingkan

(Graziano, 2010). Pengolahan ini dilakukan dengan mengunakan SPSS. Untuk menghitung

nilai statistik uji Mann Whitney U, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
n
n 2(n2 +1) 2

U =n1 n2+ − ∑ Ri
2 i=n +1
1

Dimana:

U = nilai uji Mann Whitney U

N1 = sampel 1

N2 = sampel 2

Ri = Ranking ukuran sampel

Dari hasil pengukuran, akan didapatkan kriteria pengujian. Kriteria tersebut adalah

sebagai berikut:

- Apabila U ≧ Utabel maka H0 diterima (H1 ditolak)

- Apabila U < Utabel maka H0 ditolak (H1 diterima)

Universitas Kristen Maranatha


35

Setelah itu, peneliti akan melihat nilai rata-rata skor derajat grit dari kedua

kelompok, dengan tujuan untuk melihat kelompok mana yang memiliki skor derajat grit yang

lebih tinggi/rendah.

3.7. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi

uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-

masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai

residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian (Ghozali, 2014).

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai

yang diharapkan untuk pengujian Kolmogorov-Smirnov adalah lebih besar atau sama dengan

nilai α=0.05. Dengan demikian:

- Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0.05 maka data dianggap memiliki

distribusi normal.

- Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data dianggap memiliki distribusi tidak

normal.

Normalitas data menentukan metode pengujian uji beda. Jika distribusi normal,

pengujian hipotesis akan menggunakan independent sample t-test. Namun, jika distribusi

tidak normal, maka akan menggunakan uji Mann Whitney-U.

3.8. Hipotesis Statistik

H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara grit mahasiswa Kewirausahaan dan

mahasiswa Manajemen SBM “X” Bandung tingkat tiga.

Universitas Kristen Maranatha


36

H1: terdapat perbedaan yang signifikan antara grit mahasiswa Kewirausahaan dan mahasiswa

Manajemen SBM “X” Bandung tingkat tiga.

Universitas Kristen Maranatha

Anda mungkin juga menyukai