Bab Iii
Bab Iii
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian diferensial,
yaitu metode yang mengamati dua atau lebih kelompok yang dibedakan berdasarkan variabel
tertentu yang sudah ada sebelumnya secara alamiah tanpa adanya manipulasi pada variabel
tersebut. Rancangan penelitian diferensial adalah alternatif metode penelitian yang paling
sering digunakan dalam situasi-situasi apabila manipulasi pada independent variable tidak
dapat diterapkan, tidak mungkin, atau tidak tepat untuk dilakukan. Penelitian diferensial
Graziano menjelaskan pula bahwa jika dalam studi diferensial ditemukan perbedaan,
berarti perbedaan tersebut dapat ditafsirkan terdapat hubungan antara variabel dengan konteks
yang diteliti (Graziano, 2010). Rancangan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tentang
grit pada mahasiswa Kewirausahaan tingkat tiga (sebagai kelompok primer) dan mahasiswa
Manajemen tingkat tiga SBM “X” Bandung (sebagai kelompok pembanding). Para
Mahasiswa
Skor grit
Kewirausahaan
Mahasiswa
Skor grit
Manajemen
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Adapun yang menjadi variabel independen adalah kedua kelompok yang diteliti
untuk mencapai tujuan jangka panjang yang menantang (Duckworth, 2007). Grit
memiliki dua aspek, yaitu passion atau konsistensi minat dan perseverance atau
ketekunan usaha.
o Perseverance adalah kerja-keras individu dalam upaya meraih tujuan serta seberapa
ketekunan dan semangat dalam meraih tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sekalipun
saat dihadapkan pada kegagalan, keberhasilan, maupun proses yang tidak menunjukkan
kemajuan dalam mengejar tujuan jangka panjang tersebut. Grit bertumpu pada dua
komponen, yaitu:
menunjukkan perilaku konsistensi minat dalam meraih tujuan yang telah ditetapkan.
menghadapi tantangan di dalam prosesnya, dan berusaha tekun dalam meraih tujuan
jangka panjangnya.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur grit adalah alat ukur berupa kuesioner
yang dikonstruksikan oleh Angela Duckworth yaitu Grit Scale I yang dilakukan back
translate. Kuesioner ini terdiri atas 12 item yang mengukur dua dimensi dari grit, yaitu
konsistensi minat dan ketekunan usaha (Duckworth, 2007). Kuesioner menggunakan skala
likert, dan terdapat lima pilihan jawaban, yaitu STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai),
CS (Cukup Sesuai), S (Sesuai), dan SS (Sangat Sesuai). Kisi-kisi alat ukur grit dapat dilihat di
halaman L-1.
Mahasiswa diminta untuk memilih hanya satu di antara lima pilihan jawaban yang
tersedia, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Cukup Sesuai (CS), Sesuai (S),
dan Sangat Sesuai (SS) dengan memberikan tanda check (√) pada kolom yang telah tersedia.
1. Memberikan skor pada tiap item sesuai dengan jawaban responden dengan pembagian skor
sebagai berikut:
jumlah skor
Skor grit =
jumlah butir pernyataan
Semakin tinggi skor total yang diperoleh, berarti grit yang dimiliki responden semakin tinggi.
Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, berarti semakin rendah
Data sosiodemografis yang akan dijaring dalam penelitian ini adalah usia, jenis
kelamin, dan program studi. Data ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum mengenai
Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi
apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat
dan akurat sesuai dengan maksud alat ukur tersebut. Koefisien validitas hanya punya makna
Validitas alat ukur grit menggunakan teknik analisis Spearman. Formula yang
Keterangan :
N = Banyaknya subjek
d = Selisih ranking
Kemudian untuk menentukan validitas setiap item, apakah item dapat dipakai adalah
dengan membandingkan nilai korelasi yang diperoleh dengan kriteria dari Freidenberg &
0,00 – 0,29 : Korelasi rendah, item ditolak dan tidak dapat dipakai
Dari hasil uji validitas alat ukur grit menggunakan SPSS, didapatkan 10 item valid
atau relatif sama. Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar,
1996).
Untuk alat ukur grit, reliabilitas diukur dengan menggunakan teknik alpha cronbach.
Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut (Crocker & Algina, 2008; h.139 dalam
Supratiknya, 2014):
2
k ∑ αi
α= (1− 2 )
k −1 αx
Keterangan :
Untuk alat ukur grit diperoleh hasil 0,727 (reliabilitas tinggi). Berdasarkan hasil
3.5. Populasi
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kewirausahaan SBM “X”
Bandung tingkat tiga (berjumlah 168 orang) dan mahasiswa Manajemen SBM “X” Bandung
- Mahasiswa aktif di program studi Kewirausahaan atau Manajemen SBM “X” Bandung.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik menarikan sampel berdasarkan kriteria yang
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik uji beda
dengan Mann Whitney U dari skor data dan terdiri dari dua kelompok yang dibandingkan
(Graziano, 2010). Pengolahan ini dilakukan dengan mengunakan SPSS. Untuk menghitung
nilai statistik uji Mann Whitney U, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
n
n 2(n2 +1) 2
U =n1 n2+ − ∑ Ri
2 i=n +1
1
Dimana:
N1 = sampel 1
N2 = sampel 2
Dari hasil pengukuran, akan didapatkan kriteria pengujian. Kriteria tersebut adalah
sebagai berikut:
Setelah itu, peneliti akan melihat nilai rata-rata skor derajat grit dari kedua
kelompok, dengan tujuan untuk melihat kelompok mana yang memiliki skor derajat grit yang
lebih tinggi/rendah.
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi
uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.
Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-
masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai
yang diharapkan untuk pengujian Kolmogorov-Smirnov adalah lebih besar atau sama dengan
- Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0.05 maka data dianggap memiliki
distribusi normal.
- Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data dianggap memiliki distribusi tidak
normal.
Normalitas data menentukan metode pengujian uji beda. Jika distribusi normal,
pengujian hipotesis akan menggunakan independent sample t-test. Namun, jika distribusi
H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara grit mahasiswa Kewirausahaan dan
H1: terdapat perbedaan yang signifikan antara grit mahasiswa Kewirausahaan dan mahasiswa