Anda di halaman 1dari 8

NO NAMA TAHUN TOKOH LATAR BELAKANG AKIBAT

PERLAWAN
1. Perlawanan Rakyat 1635-1817  Kakiali  Rakyat Maluku menolak kehadiran  Banyak pejuang dan
Maluku Terhadap  TelukaBesi Belanda karena pengalaman mereka rakyat-rakyat Maluku
VOC  Said Perintah yang menderita dibawah VOC yang ikut berpartisipasi
 Sultan Jamaludin  Pemerintah Belanda menindas gugur.
 Sultan Nuku rakyat Maluku dengan  Beberapa dari mereka
diberlakukannya kembali dapat ditangkap dan
penyerahan wajib dan kerja wajib disiksa terlebih dahulu
 Dikuasainya benteng Duursteide sebelum akhirnya
oleh pasukan Belanda meninggal di tangan
 Penduduk wajib kerja paksa untuk penjajah.
 Patra Alam
kepentingan Belanda misalnya di  Akibat perlawanan
 Kapten Pattimura
perkebunan-perkebunan dan rakyat Maluku ini,
membuat garam. pemerintah Hindia
 Penyerahan wajib berupa ikan asin, Belanda menerapkan
dendeng dan kopi. kebijakan ketat Rakyat
 Banyak guru dan pegawai Maluku, terutama
pemerintah diberhentikan dan rakyat Saparua
 Christina Martha sekolah hanya dibuka di kota-kota dihukum berat.
Tiahahu besar saja.  Monopoli rempah-
 Jumlah pendeta dikurangi sehingga rempah diberlakukan
kegaitan menjalankan ibadah kembali oleh
menjadi terhalang. pemerintah Belanda.
 Secara khusus yang menyebabkan
kemarahan rakyat adalah penolakan
Residen Van den Berg terhadap
tuntutan rakyat untuk membayar
harga perahu yang dipisah sesuai
 Anthony Rhebok
dengan harga sebenarnya. Tahun
1817 rakyat Saparua mengadakan
pertemuan dan menyepakati untuk
memilih Thomas Matulessy /
Pattimura untuk memimpin
perlawanan. Keesokan harinya
mereka berhasil merebut benteng
Duurstede di Saparua sehingga
residen Van den Berg tewas. Selain
Pattimura tokoh lainnya adalah
Paulus Tiahahu dan puterinya
Christina Martha Tiahahu, Anthoni
Rhebok, Phillip Latumahira, Said 
Perintah dan lain-lain.
 Belanda memperkuat posisinya di
Maluku.
 Belanda mendirikan banteng.
 Belanda melakukan monopoli
perdagangan rempah-rempah.

2. Perlawanan Sultan 1628-1629  Sultan Agung  Sultan Agung menyadari bahwa  Kegagalan yang
Agumg terhadap kehadiran Kompeni Belanda di sampai dua kali
VOC Batavia dapat membahayakan dialami pasukan
kesatuan Negara yangdalam hal ini Mataram di Batavia
terutama Pulau Jawa. Pihak Belanda tentu meninggalkan
telah melakukan apa yang telah kesan yang mendalam
diperingatkan oleh Sultan Agung terhadap Mataram
agar tidak mereka lakukan yakni khususnya bagi Sultan
mereka telah merebut suatu bagian Agung.
Pulau Jawa yang ingin  rakyat Priangan
diperintahnya sendiri sebagai melepaskan diri dari
penguasa tunggal. kekuasaan Raja karena
 VOC mengirimkan perutusan- menyesalkan petaka di
perutusannya kepada Sultan Agung Batavia yang meminta
pada tahun 1622, 1623, dan tahun banyak korban.
1624, tetapi permintaan Sultan  mulai terjadi sejumlah
Agung akan bantuan angkatan laut pergolakan di sekitar
VOC dalam rangka melawan pusat kerajaan yang
Surabaya, Banten, maupun mungkin lebih
Banjarmasin ditolak oleh pihak berbahaya.
VOC. Karena VOC tidak bersedia  Dikabarkan bahwa
memberikan bantuan angkatan laut suluruh bangsawan
kepadanya, maka tidak ada satu Mataram diliputi rasa
alasan pun bagi Sultan Agung untuk takut terhadap Batavia,
membiarkan kehadiran mereka di dan mereka menasehati
Pulau Jawa. Sultan Agung agar
 Imperialisme Belanda dengan VOC tidak lagi
nya mempunyai dua rencana memerintahkan untuk
kejahatan.Pertama,dalam proses kembali ke Batavia,
mempercepat perebutan kekuasaan kecuali bila Sultan
ekonomi Islam. Kedua,berlomba- Agung ikut serta.
lomba untuk memperoleh hegemoni  Kekalahan tersebut
antar Imperialis Barat di Nusantara juga
dan Kerajaan Katolik Portugis juga mengakibatkanVOC di
Spanyol serta Kerajaan Protestan Jawa semakin kuat dan
Anglikan Inggris merajalela.
 SultanAgung, Batavia  Pasca kegagalan Sultan
merupakankota yang dapat Agung untuk merebut
merugikan kerajaannya. Hubungan Batavia, pihak VOC
antara Mataram dan Malaka mulai melancarkan
dipersukar oleh Batavia. Sultan serangan dan secara
Agung menganggap bahwa hanya berkala memperluas
ada satu cara untuk melepaskan diri wilayah dengan
dari Batavia yaitu dengan mengambil
mengahancurkan kota tersebut. alihkekuasaan raja-raja
pribumi.
3. Perlawanan Banten 1651-1683  Sultan Ageng  Potensi alam yang dimiliki Banten  Terjadinya perang
terhadap VOC Tirtayasa pun merupakan daya tarik tersendiri, saudara antara Sultan
dimana Banten adalah penghasil Ageng Tirtayasa
lada terbesar di Jawa Barat dan dengan anaknya
penghasil beras dengan dibukanya sendiri yaitu Sultan
lahan pertanian dan sarana irigasi Haji.
oleh Sultan Ageng Tirtayasa.  Tertangkapnya Sultan
 Selain dari potensi alam dan letak Ageng Oleh kawanan
geografis, VOC memerlukan tempat VOC.
yang cocok untuk dijadikan sebagai  VOC juga berhasil
pusat pertemuan. Letak Belanda meruntuhkan kubu
yang jauh dari wilayah Nusantara pertahanan Banten dan
menyulitkan Heeren XVII untuk memindahkan para
mengatur dan mengawasi kegiatan pedagang kaya Cina di
perdagangan. Banten ke Batavia,
 Untuk dapat menguasai Banten, Akibatnya pelabuhan
langkah yang digunakan oleh VOC Banten menjadi sepi.
adalah dengan memblokade akses
menuju ke pelabuhan Banten
dengan tujuan memperlemah sektor
perekonomian Banten.
 Orang-orang Banten merasa harga
diri mereka dilecehkan. Mereka
adalah penganut Islam kuat dan
selalu memiliki semangat untuk
menegakkan keadilan. Rakyat
Banten menganggap orang-orang
Belanda adalah orang-orang yang
akan merusak tatanan kehidupan di
tanah Banten.
 VOC sering melakukan blokade
yang merugikan Banten.
 Kapal-kapal yang telah berdagang
di Banten pun dicegat oleh Belanda
sehingga pelabuhan Banten
mengalami penurunan aktivitas
perdagangan dan kegiatan
perekonomi terganggu.
 Dilakukan sejak tahun 1619 oleh
Kerajaan Banten saat VOC berusaha
hendak merebut bandar pelabuhan
Merak, yang membuat orang Banten
sangat marah dan menaruh dendam
terhadap VOC.
 Sultan Ageng Tirtayasa selama
memerintah kesultanan Banten
sangat menentang segala bentuk
penjajahan asing atas daerah
kekuasaannya, termasuk kehadiran
VOC yang hendak menguasai
Banten sangat ditentang oleh Sultan
Ageng Tirtayasa.
 Tahun 1633, ketika VOC bertindak
sewenang-wenang terhadap orang-
orang Banten yang berlayar dan
berdagang di Kepulauan Maluku,
maka pecah lagi peperangan antara
Banten dan VOC.
 Politik devide et impera.

4. Perlawanan Rakyat 1654-1655  Sultan Hasanuddin  Pada pertengahan abad ke-17,  Perlawanan rakyat
Makassar terhadap Kerajaan Makassar menjadi pesaing Makassar akhirnya
VOC berat bagi VOC terutama dalam mengalami kegagalan.
bidang pelayaran dan perdagangan  Salah satu faktor
di wilayah Indonesia Timur. penyebab kegagalan
rakyat Makassar
 Persaingan dagang tersebut terasa adalah keberhasilan
semakin berat untuk VOC, sehingga politik adu domba
VOC merancang siasat dengan Belanda terhadap
Sultan Hasanudin
berpura-pura ingin membangun dengan Aru Palaka
hubungan baik dan saling yang merupakan Raja
menguntungkan dengan Kerajaan Kerajaan Bone.
Makassar. Upaya VOC yang
sepertinya terlihat baik ini disambut  Pada akhir peperangan,
baik oleh Raja Gowa dan kemudian Sultan Hasanuddin
VOC diberikan izin untuk dipaksa
berdagang secara bebas. Setelah menandatangani
mendapatkan kesempatan perjanjian Bongaya
berdagang dan mendapatkan pada tahun 1667 yang
pengaruh di Makassar, VOC mulai
isinya sangat
mengajukan tuntutan kepada Sultan
Hasanuddin. Tuntutan VOC merugikan pihak
terhadap Makassar ditentang oleh Makassar.
Sultan Hasanudin dalam bentuk
perlawanan dan penolakan semua
bentuk isi tuntutan yang diajukan
oleh VOC yang sangat ingin
menguasai perdagangan di daerah
Indonesia Timur.

5. Perlawanan Rakyat 1723 – 1744  Riau adalah salah satu provinsi yang
Riau terhadap memiliki banyak kekayaan alam di
VOC Indonesia.
 Ambisi untuk melakukan monopoli
perdagangan dan menguasai
berbagai daerah di Nusantara terus
dilakukan oleh VOC. Di samping
menguasai Malaka, VOC juga mulai
mengincar Kepulauan Riau.
 Dengan politik memecah belah
VOC mulai berhasil menanamkan
pengaruhnya di Riau. Kerajaan-
kerajaan kecil seperti Siak,
Indragiri, Rokan, dan Kampar
semakin terdesak oleh pemaksaan
monopoli dan tindakan sewenang-
wenang dari VOC. Oleh karena itu,
beberapa kerajaaan mulai
melancarkan perlawanan terhadap
VOC.
 Dalam suasana konfrontasi dengan
VOC itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat
Syah wafat. Sebagai gantinya
diangkatlah puteranya yang
bernama Muhammad Abdul Jalil
Muzafar Syah (1746 -1760). Raja
ini juga memiliki naluri seperti
ayahandanya yang ingin selalu
memerangi VOC di Malaka dan
sebagai komandan perangnya adalah
Raja Indra Pahlawan. Tahun 1751
berkobar perang melawan VOC.
Sebagai strategi menghadapi
serangan Raja Siak, VOC berusaha
memutus jalur perdagangan menuju
Siak.
6. Perlawanan Etnik
Tionghoa terhadap
VOC

Anda mungkin juga menyukai