TERHADAP BELANDA
PERLAWANAN PATTIMURA Latar belakang:
Tidak ingin Belanda kembali ke Maluku.
di wilayah tersebut.
Pada 1810--1816, Hindia Belanda,
termasuk Maluku, dikuasai oleh Inggris.
Pada tahun 1817, Belanda kembali
berkuasa di Maluku. Aturan-aturan yang
menindas kembali diberlakukan, seperti
aturan kerja paksa dan monopoli
perdagangan cengkih.
Tokoh:
Pangeran Diponegoro, Pangeran Mangkubumi, Sentot
Alibasyah, Kyai Mojo, dan Nyi Ageng Serang.
J A L A N N YA P E R A N G
• 20 Juli 1825, Diponegoro & pengikutnya Terjadi perbedaan paham antara Kyai Mojo
mengangkat senjata walaupun Belanda telah dengan Pangeran Diponegoro :
mengirim misi damai dipimpin oleh Pangeran
Mangkubumi. • Menurut Kyai Mojo Belanda harus
dihadapi dengan perang jihad dan terbuka
• Ketika pembicaraan damai berlangsung, serta masalah agama dan pemerintahan
Belanda menyerbu Puti Tegalrejo. harus dipisahkan.
• Diponegoro meloloskan diri ke Selarong.
• Menurut Pangeran Diponegoro, Belanda
• Diponegoro dalam menghadapi Belanda harus dihadapi dengan perang gerilya dan
dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, Kyai masalah agama serta pemerintahan
Mojo, Sentot Ali Basa Prawirodirjo, Nyi dipegang oleh satu tangan.
Ageng Serang, RM. Papak, dll.
• Terjadi perselisihan antara Pangeran
Diponegoro dengan Kyai Mojo dalam
bertempur melawan Belanda.
J A L A N N YA P E R A N G
• Tahun 1825 – 1826, Diponegoro & pasukannya berhasil • Karena Belanda terus menyerang dan mendesak
memukul mundur pasukan Belanda. Pasukan Diponegoro, akhirnya Sentot Prawirodirjo
menerima ajakan untuk berunding
• Tahun 1827 – 1830, Belanda yang dipimpin oleh
Gubernur Jenderal de Kock dalam menghadapi • 17 Oktober 1829 ditandatangani perjanjian Imogiri
antara Sentot Prawirodirjo dengan pihak Belanda.
Pasukan Diponegoro, menggunakan sistem “Benteng
Stelsel” dan dapat memukul mundur Pasukan
Diponegoro. ISI PERJANJIAN IMOGIRI
1. Sentot Prawirodirjo diizinkan untuk tetap memeluk
STRATEGI PANGERAN DIPONEGORO agama Islam
2. Pasukan Sentot Prawirodirjo tidak dibubarkan dan ia
Merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta
tetap sebagai komandannya
Mengirim kurir kepada para bupati dan ulama
3. Sentot Prawirodirjo dengan pasukannya diizinkan
Menyusun daftar nama Yogyakarta untuk tetap memakai sorban
Membagi Kesultanan Yogyakarta menjadi beberapa 4. Sebagai kelanjutan itu, maka pada tanggal 24 Oktober
mandala perang 1829 Sentot Prawirodirjo dengan pasukannya
memasuki ibu kota untuk secara resmi menyerahkan
diri
AKHIR PEPERANGAN
Sebab Khusus :
Pertemuan antara kaum adat dan kaum ulama
untuk mencapai penyelesaian di kota tengah gagal.
Kaum ulama menyerang kaum adat, sehingga
kaum adat meminta bantuan Belanda di Padang
(1821).
PERANG PADRI
BERLANGSUNG
Periode Pertama
3 PERIODE
1821 - 1825
Periode Kedua
1825 - 1830
Periode Ketiga
1830 – 1837/1838
P ERI O DE P E RTA MA ( 1821– 1825)
• Kaum Padri + Kaum Adat vs Belanda • 11-16 Juni 1835, Benteng Bonjol diserang oleh Belanda
• Perang Diponegoro selesai, Belanda melanjutkan perang Padri • 10 Agustus 1837 Tuanku Imam Bonjol bersedia untuk
• Letkol Elout mendatangkan pasukan bantuan yg dipimpin berdamai dengan Belanda
oleh Mayor Michels dan Sentot Ali Basa Prawirodirjo • 12 Agustus 1837 terjadi perang kembali. Setelah 2 bulan
• Belanda menyerang berbagai wilayah di Sumatera Barat Belanda dapat menduduki Benteng Bonjol.
• Para pemuka kaum Padri mulai ditangkap • 25 Oktober 1837 Imam Bonjol dan pasukannya
menyerahkan diri
• Menerapkan strategi WINNING THE HEART :
• Tahun 1838 kaum Padri mengalami kemunduran
- Pajak pasar dan berbagai jenis pajak dihapuskan dikarenakan jalan-jalan penghubung ditutup oleh Belanda
- Penghulu kehilangan penghasilan kemudian diberi gaji • Tuanku Imam Bonjol kemudian dibuang ke Cianjur, Jawa
25-30 gulden Barat
- Para kuli pekerja Belanda hanya diberi gaji 50 sen • 19 Januari 1839 Imam Bonjol di buang ke Ambon
sehari • Tahun 1841 Imam Bonjol diasingkan ke Manado hingga
wafat tanggal 6 November 1864 (usia 92 tahun)
- Elout digantikan oleh E. Francis yg tidak mencampuri
• Perang masih berlanjut dan dipimpim oleh Tuanku Tambusi,
urusan pemerintahan tradisional di Minangkabau
tapi dapat dikalahkan oleh Belanda tanggal 18 Oktober
- Dikeluarkan PLAKAT PAJANG 1838. Dengan demikian maka berakhir perang Padri
PERLAWANAN RAJA-RAJA
BALI Latar Belakang
• Kerajaan Buleleng dan Karangasem masih
memberlakukan Hukum Tawan Karang
• Raja Buleleng dan Karangasem tidak
melaksanakan perjanjian untuk menghapus
Hukum Tawan Karang dan mengakui
kekuasaan Belanda di Bali.
• Patih Jelantik berupaya untuk mengusir
Belanda dari Bali
HUKUM TAWAN KARANG
Hak istimewa yang dimiliki oleh kerajaan-
kerajaan di Bali untuk menawan kapal yang
terdampar di wilayah kerajaanya, kapal beserta
seluruh dari isi kapal tersebut
J A L A N N YA P E R A N G
Tokohnya:
Pangeran Antasari (Panembahan Amiruddin
Kalifatillah Mukminin)
Pangeran Hidayatullah
ay a t u llah
e ra n H id a s ari
P ang A n t
P a n geran aktik
dan un ak an t n
mengg erilya denga u AKHIR PERANG
gg n bar
peran r a ja a 1. Pangeran Hidayatullah
a t ke
me m b u
la m a n dan tertangkap dan Pangeran
a
di ped un benteng- TERJADINYA PERANG Antasari wafat
ang di
memb pertahanan Daerah perang berada di 2. Perjuangan tetap
g
benten an-hutan daerah Kalimantan Selatan berlanjut yang dipimpin
hut hampir seluruhnya termasuk oleh Gusti Mat Seman,
didaerah Sungai Barito. Gusti Acil, Gusti Arsat
Pertempuran terjadi sangat dan Antung Durahman
sengit antara kolonial dan 3. Rakyat masih bergerilya
para rakyat dengan sesekali
Se
Anta lain itu, melakukan serangan
sari Pang kepada Belanda sampai
kerj jug a me eran
as ng awal abad ke-20.
Kesu ama den galang
Kert lt ga
aneg anan Ku n
ara d ta
an D i
ayak
.
PERLAWANAN
SISINGAMANGARAJA XII Latar Belakang
SEBAB UMUM
Adanya tantangan raja-raja Batak yg masih
menganut agama Batak Kuno atas penyebaran
agama Kristen di Batak.
Adanya siasat Belanda dengan menggunakan
gerakan zending untuk menguasai daerah Batak
SEBAB KHUSUS
Kemarahan Sisingamangaraja atas penempatan
pasukan Belanda di Tarutung dan hampir
seluruh Sumatera sudah dikuasai Belanda
kecuali Aceh dan tanah Batak yang masih
berada dalam situasi merdeka di bawah
pimpinan Raja Sisingamangaraja XII
PROSES TERJADINYA PERANG
1894, Belanda melancarkan
serangan untuk menguasai
Bakkara. AKHIR
Akibatnya Sisingamangaraja XII PEPERANGAN
TOKOH YANG
terpaksa pindah ke Dairi, Pakpak. 17 Juni 1907,
TERLIBAT
1904, dibawah pimpinan Van Sisingamangaraja
Raja
Daalen, Belanda dari Aceh Tenggah XII gugur bersama
Sisingamangaraja
melanjutkan gerakan ke Tapanuli dengan putrinya,
XII (pihak Tapanuli)
Utara. Lopian, dan 2 orang
Van Daalen dan
1907, Pasukan Marsose dibawah putranya, Sutan
Kapten Cristoper
pimpinan Kapten Hans Christoper Nagari dan Patuan
(pihak Belanda)
berhasil menangkap Boru Sagala, Anggi.
istri Sisingamangaraja XII
Sementara itu Sisingamangaraja
XII berhasil melarikan diri ke
hutan Simsim.