Anda di halaman 1dari 4

Peristiwa Rengasdengklok dilatarbelakangi kekalahan Jepang dari

sekutu. Saat itu pasukan Amerika Serikat meluncurkan serangan bom ke


kota Hiroshima dan Nagasaki tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Kejadian
itu membuat semua pasukan Jepang di belahan dunia melemah. Dua
bom besar ini membuat Jepang tunduk pada sekutu.

Pada 12 Agustus 1945 Marsekal Terauchi memanggil Soekarno dan


Hatta ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauci mengatakan pemerintah
Jepang akan memberi kemerdekaan untuk Indonesia. Jepang ingin
proklamasi dilakukan pada 24 Agustus.
Dua hari setelah pulang dari Vietnam, Hatta menceritakan kepada Sutan
Syahrir tentang hasil pertemuannya itu. Setelah mengetahui hasil
pertemuan di Vietnam, Syahrir mendesak Soekarno untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Para pemuda Indonesia sangat
berambisi untuk segera mengumumkan kemerdekaan.
Tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Jalan
Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta, untuk merumuskan pelaksanaan
kemerdekaan yang dipimpin Chaerul Saleh. Rapat tersebut menyatakan
bahwa kemerdekaan sepenuhnya berasal dari keputusan rakyat Indonesia
dan bukan dari Jepang. Hasil rapat ini disampaikan kepada Soekarno
pada malam harinya.

Soekarno menolak rancangan para pemuda ini. Ia ingin proklamasi tetap


dilakukan lewat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang
dibentuk Jepang.

Golongan muda merasa kecewa atas jawaban dari Soekarno. Mereka


lalu menculik Soekarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945 ke
Rengasdengklok agar terhindar dari pengaruh Jepang. Siasat menculik
Soekarno dan Hatta bukan tanpa alasan. Salah satu orang yang berperan
penting dalam penculikan tersebut adalah Shodanco Singgih, seorang
anggota PETA (Pembela Tanah Air).
Di Rengasdengklok, Soekarno menyatakan dia bersedia menggelar
proklamasi setelah dikembalikan ke Jakarta. Dari putusan itu, Ahmad
Soebardjo selaku tokoh penengah antara golongan tua dan muda, diutus
menjemput Soekarno, Hatta, Ibu Fatmawati, dan Guntur Soekarnoputra
dari Rengasdengklok.

Malam hari tanggal 16 Agustus 1945, golongan tua dan golongan muda
berkumpul di rumah Laksamana Maeda untuk menyusun rencana
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Teks proklamasi ditulis tangan
oleh Soekarno dan diketik ulang oleh Sayuti Melik.
Keesokan harinya tepat pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta
membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan
Pegangsaan Timur nomor 56.
Itulah sejarah peristiwa Rengasdengklok, peristiwa penting jelang
proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai