Terjadinya peristiwa proklamasi diawali dengan menyerahnya jepang kepada sekutu setelah
sebelumnya 2 kota penting di bom oleh Sekutu, yaitu Kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus
1945 dan Kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Berita kekalahan jepang menyebar
dengan cepat dan didengar oleh golongan muda mereka meminta Hatta agar mencegah PPKI
mengumumkan kemerdekaan, karena menurut golongan muda kemerdekaan Indonesia harus
diperoleh dengan kekuatan Bangsa Indonesia sendiri tanpa campur tangan negara lain..
Malamnya sekitar pukul 20.00 golongan muda mengadakan rapat di Pegangsaan Timur. Rapat
dipimpin oleh Chaerul Saleh untuk membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
Dalam rapat tersebut, golongan muda mendesak agar proklamasi kemerdekaan Indonesia
dilaksanakan sesegera mungkin. Namun terjadi perbedaan pendapat, Soekarno menolak
permintaan tersebut karena masih menunggu keputusan dari pihak Jepang. Dan Soekarno tidak
bisa memutuskan sendiri ia harus berunding dengan golongan tua lainnya. Sementara itu,
golongan muda menganggap Indonesia sudah cukup kuat untuk menyatakan kemerdekaannya.
akhirnya golongan muda mengamankan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok agar tidak
mendapat pengaruh dari Jepang. Setelah itu Ahmad Soebardjo diantar oleh Yusuf Kunto pergi
ke tempat pengasingan di Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding dengan mereka.
Akhirnya Soebardjo berjanji bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 di
Jakarta, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB.