10
11
CSR :
bisnisnya.
2. People.
legitimasi atas segala kegiatan bisnis yang dilakukan. Legitimasi diperlukan agar
3. Planet.
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
2. Tanggung jawab sosial dan lingkugan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan kewajaaran.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur
ada lima hal penting yang dapat mempengaruhi implementasi Corporate Social
Responsibility, yaitu :
dilihat dari investor global yang memiliki idealisme tertentu, dengan aktivitas
13
akan rela membayar mahal karena kita membicarakan tentang sustainability dan
acceptability. Sebab itu terkait dengan risiko bagi investor. Investor menyumbangkan
social responsibility dalam bentuk premium nilai saham. Itu sebabnya ada
investor ingin bersosial dengan membayar saham perusahaan secara premium. Kalau
perusahaan anda tergolong high-risk investor akan menghindar. Jadi, dari uraian
Tabel 2.1
Indikator Pengungkapan CSR
Kinerja Indikator
1. Ekonomi Aspek: Kinerja Ekonomi
EC1: Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung,
meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa
karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba
ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta
pemerintah.
EC2: Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat
perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas
organisasi.
EC3: Jaminan kewajiban organisasi terhadap program
14
ilmbalan pasti.
EC4: Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.
Aspek: Kehadiran pasar.
EC5: Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan
dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi
yang signifikan.
EC6: Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran
untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang
signifikan.
EC7: Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi
manajemen senior lokal yang dikerjakan pada lokasi
operasi yang signifikan.
Aspek: Dampak Ekonomi tidak langsung.
EC8: Pembangunan dan dampak dari investasi
infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan
publik secara komersial, natural, atau pro bono.
EC9: Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak
langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas
dampaknya.
2. Lingkungan Indikator Kinerja Lingkungan
Aspek: Material
EN1: Penggunaan bahan, diperinci berdasarkan berat
atau volume.
EN2: Persentase penggunaan bahan daur ulang.
Aspek: Energi
EN3: Penggunaan energi langsung dari sumber daya
energi primer.
EN4: Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan
sumber primer.
EN5: Penghematan energi melalui konservasi dan
peningkatan efisiensi.
EN6: Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa
berbasis energi efisien atau energi yang dapat diperbarui,
serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai
akibat dari inisiatif tersebut.
EN7: Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak
langsung dan pengurangan yang dicapai.
Aspek: Air
EN8: Total pengambilan air per sumber.
EN9: Sumber air yang terpengaruh secara signifikan
akibat pengambilan air.
EN10: Persentase dan total volume air yang digunakan
kembali dan didaur ulang.
Aspek: Biodiversitas (keanekaragaman hayati)
EN11: Lokasi dan ukuran tanah yang dimiliki, disewa,
dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi didalam,
atau yang berdekatan dengan daerah yang diproteksi
(dilindungi) atau daerah-daerah yang memiliki nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi diluar daerah yang
diproteksi.
EN12: Uraian atas berbagai dampak signifikan yang
15
dalam laporan tahunan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen
tanggung jawab sosial pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap
item pengungkapan tanggung jawab sosial dalam instrumen penelitian diberi nilai 1
17
jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya skor dari setiap
(Sembiring, 2000).
∑Xij
CSRIij =
Nj
Keterangan :
CSRIij = Corporate Social Responsibility index perusahaan j tahun i
∑Xij = jumlah item diungkapkan perusahaan
Nj = jumlah item perusahaan j, Nj≤79
jawaban atas pengelolaan perusahaan atau organisasi, baik organisasi sektor publik
maupun sektor swasta yang tidak sehat. Meskipun Good Corporate Governance
bukan suatu konsep yang baru, tetapi masih saja salah dalam menafsirkan Good
populer, namun sampai saat ini belum ada definisi baku yang dapat disepakati oleh
Cadbury Committee, Inggris ditahun 1922 yang menggunakan istilah tersebut dalam
18
laporannya yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report (dalam Sukrisno Agoes,
2009:101). Istilah ini sekarang menjadi sangat populer dan telah diberi banyak
definisi oleh berbagai pihak. Di bawah ini diberikan beberapa definisi dari beberapa
“Sebagai kumpulan hukum, peraturan dan kaidah kaidah yang wajib di penuhi
yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara
efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan
bagi pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan”
“Tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu system yang mengatur
hubungan peran dewan komisaris,peran direksi, pemegang saham, dan
pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut
sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya”
Governance in Indonesia (FGCI) ada beberapa manfaat yag diperoleh , antara lain :
b. mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid
Value,
19
Indonesia,
d. pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Apabila good corporate governance
dalam kepemilikan manajerial, dapat berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan
mempunyai tujuan sesuai KEPMEN BUMN No. KEP – 11 &/ M – MBU/ 2002
tanggal 1 Agustus 2001 pada pasal 4 yang dalam Hery (2010:53), yaitu :
prinsip tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga tidak ada pihak-pihak yang
dirugikan oleh perilaku ataupun tindakan pihak lain di dalam organisasi. Dalam
Ardeno Kurniawan (2012:39) terdapat dua macam model tata kelola organisasi yang
Model ini sering dinamakan one tier model karena tidak memisahkan dewan
komisaris juga menjadi anggota dewan direksi yang akan mengawasi kinerja
Rapat Umum
Pemegang Saham
Dewan
Direksi
Manajer
Eksekutif
Model ini dinamakan two tier model karena memisahkan antara fungsi dewan
Rapat Umum
Pemegang Saham
(RUPS)
Boards of
Commisioner
(Dewan Komasaris)
Boards of Director
(Dewan Direksi)
Manajemen
tersebut adalah:
RUPS tidak dapat mencampuri pelaksanaan tugas dan fungsi dewan direksi
direksi.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah organ di dalam organisasi yang memiliki tugas untuk
pengendalian yang menjadi komponen dari sistem tata kelola organisasi yang
baik. Agar dewan komisaris dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka ada
3. Dewan Direksi
dan efektif.
sebagai berikut:
1. Keterbukaan (Transparancy)
b. Tujuan perusahaan
c. Kepemilikan dewan
berkepentingan
25
akuntansi yang bermutu tinggi baik itu informasi keuangan maupun informasi non
memberikan keyakinan yang memadai dan objektivitas dari laporan keuangan yang
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan tetapi juga hal terpenting untuk
lainya.
2. Akuntabilitas (Accountability)
perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
prinsip korporat yang sehat. Pertanggungjawaban dapat dilihat dari prinsip kehati-
4. Kemandirian (Independency)
profesional tanpa beraturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip corporate yang sehat. Kemandirian dapat dilihat dari pekerjaan yang
5. Kewajaran (Fairness)
Kewajaran dapat dilihat dari adanya sikap, ukuran tingkat kerja, dan kegiatan
Tabel 2.2
Prinsip-Prinsip GCG
sebagai berikut:
29
Menurut Suad Husnan (2006:6) nilai perusahaan adalah: “Harga yang harus
memaksimalkan nilai perusahaan atau kekayaan bagi para pemegang saham, yang
dalam jangka pendek dalam peruusahaan go public tercermin pada harga pasar saham
semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham dimasa yang
3. Memaksimalkan nilai perushaan lebih menekankan pada arus kas dari pada
pemegang saham. Rasio ini membandingkan nilai pasar saham dengan investasi para
Menurut Brigham (2010:151) rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai
dipandang baik oleh investor artinya perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman
organisasi perusahaan selagi going concern. Nilai buku saham mencerminkan nilai
historis dan aktiva perusahaan. Perusahaan yang dikelola dengan baik dan beroperasi
secara efisien dapat memilikinilai pasar yang lebih tinggi dari pada nilai buku
asetnya. (I Made Sundana 2011:24). Price book value mengaitkan total kapasitas
pasar perusahaan dengan dana para pemegang saham. Rasio iini membandingkan
31
nilai dipasar saham dalam perusahaan. Rasio ini merupakan persepsi para investor
tentang kinerja perusahaan dilihat dari laba, kekuatan neraca, likuiditas, dan
pertumbuhan.
saham dan laba perusahaan sebagai dari akibat dari para investor yang menanamkan
saham diperusahaan. Rika nurlela dan islahuddin (2008) menyatakan bahwa dengan
adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai baik oleh
merupakan suatu alat untuk mengawasi pengelolaan manajer bahwa mereka bekerja
Model konseptual pertama yang ingin dibangun oleh peneliti adalah hubungan
meningkatkan nilai perusahaan. Ball dan Brown: 1968, menyatakan bahwa perubahan
yang diungkapkan tersebut antara lain adalah pengungkapan tanggung jawab sosial
Hasil penelitian dari Yusuf wibisono dalam bukunya membedah konsep dan
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi
bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya. Untuk itu
terbatas No.40 pasal 74 tahun 2007, yang pasal (1) berbunyi perseroan yang
alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan, (2) tanggung jawab
sosial dan lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan
bahwa:
“Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan di
respon postif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Semakin tinggi
Penelitian yang dilakukan oleh Rara Saraswati sejalan dengan penelitian oleh
Belkaoui dan karpik (1998) dalam Noor Hadi (2011) yang mengungkapkan bahwa:
nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan demikian, penerapan good
tersebut dapat merugikan para investor sehingga investor tidak lagi percaya pada
institusi pasar modal. Akibat kepanikan dan ketidak percayaan , para investor tersebut
menarik modal besar-besaran dan secara berurutan dari busrsa sehingga menimbulkan
tekanan berat pada indeks harga saham di bursa. Penerapan Good Corporate
Tabel 2.1
Hasil penelitian terdahulu
No Peneliti Tahun Variabel penelitian Hasil penelitian
1 Reny Dyah 2012 Pengaruh Good Berdasarkan penelitiam
Corporate Governance tersebut diperoleh bukti
Retno
dan Pengungkapan bahwa:
Corporate Social 1. Good Corporate
Responsibikity terhadap Governance
nilai perusahaan ( Studi berpengaruh positif
35
berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan.
3. Corporate Governance
berpengaruh positif
terhadap Corporate Social
Responsibility dan Nilai
Perusahaan.
telaah pustaka, maka variable yang terkait dalam penelitian ini dapat digambarkan
Good Corporate
Governance
Nilai Perusahaan
Good Corporate
Governance
2.4 Hipotesis
mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui
apakah pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima atau tidak.
krangka pemikiran yang penulis uraikan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini
3. Terdapat pengaruh positif corporate social responsibility dan good corporate social