Anda di halaman 1dari 3

“REKONSTRUKSI PARADIGMA GERAKAN RAYON AL-LATHIF MENUJU TRANSFORMASI SOSIAL YANG

PRODUKTIF DAN PROGRESIF”

Sebuah organisasi yang mempunyai problematika tersendiri,dinamika itu terjadi baik dari anggota
ataupun kepengurusan yang ada dalam wadah organisasi tersebut,tetapi hal ini sangat wajar mengingat
kolektifitas dalam individual berinteraksi untuk mengekspresikan gagasannya dan mengeksplorasi minat
bakat serta gerakannya tentu berbeda beda,inilah yang membuat organisasi semakin harmonis dan
dinamis dalam segala hal. Akan tetapi masih ada persoalan yang menjadi tolak ukur dalam keberhasilan
kaderisasi dalam menunjang identitas dan kemandirian organisasi.

Kultur budaya yang selalu menjadi basic dalam pergerakan selalu mejadi faktor dalam setiap
pengembangan Rayon Al-Lathif yang lebih progresif dan mampu melahirkan berbagai karya,identitas
dalam gerakan di aras bawah.dengan adanya Paradigma gerakan yang jelas dan terukur Rayon al-Lathif
akan mampu dalam menjawab kebutuhan kadernya serta sanggup dalam menerka tantangan zaman
jauh kedepan,ini yang di sebut dalam identitas dan kemandirian baik dalam bersikap dan
bertindak,tanpa meninggalkan nilai nilai yang sudah ada di PMII itu sendiri baik AD/ART/PO,Nilai dasar
pergerakan dan produk hukum pmii lainnya.

Pentingnya haluan gerak dan cara pandang dalam sebuah organisasi,dinamika yang terjadi baik itu
organisasi besar seperti PMII pasti mempunyai akar rumput dalam ujung tombak kaderisasi,supaya
organisasi tersebut bergerak secara simultan dan progresif. Pendekatan kaderisasi di rumuskan
berangkat dari kultur budaya perfakultas dan berbagai macam pengembangan lainnya yang bersifat
produktif,tanpa menghilangkan identitas dari pergerakan pmii itu sendiri. Paradigma secara sederhana
adalah seperangkat asumsi yang tersirat maupun tersirat tentang gejala yang menjadi landasan bagi
gagasan gagasan analisis keilmuan,philips.

Dinamika yang terjadi saat ini di rayon yang menjadi awal pintu gerbang untuk mengantarkan syiar pmii
kepada mahasiswa baru,dalam kaderisasi masih di bilang belum maksimal dan mandiri,hal ini di
karenakan sumber daya manusia SDM dan system pengelolaan data administrasi yang berdasarkan
analisis belum rapi,selalu menyisakan problem yang tak kunjung usai. Pengaderan secara mekanis
menuntut keseimbangan antara kualitas dan kuantitas menjadi harapan dari proses pengembangan
Rayon Al-Lathif salah satu faktor yang melatar belakangi yaitu,di karenakan Rayon Al-Lathif masih belum
mempunyai identitas tersendiri dalam basic gerakannya,adalah masih menyatunya antara Fakultas
Teknologi dan Fakultas pertanian,dan di awali oleh Komisariat Stikes Husada Bahrul Ulum. Tentu hal ini
menjadi pekerjaan kepengurusan yang akan datang,melihat kultur yang berbeda dan identitas yang
mempunyai basic tersendiri dalam pengembangan strategi dan lainnya menuntut kemandirian dalam
setiap gerakan kolektif.

Menejerial organisasi adalah faktor penting dalam bagian kepengurusan,baik pemetaan potensional dan
pengembangan yang berdasarkan analisa data,inti dari setiap gerakan dalam melakukan program kerja
dan mampu merumuskan berbagai permasalahan problem solving mandiri dari setiap anggota.
Menejerial yang baik berdampak pada laju organisasi karena landasan tujuan sudah di tetapkan
bersama dan cara menggapai tujuannya pun di lakukan bersama sama pula,dan mampu menciptakan
perubahan yang dinamis karena masing masing anggota memiliki kesadarann akan peran dan tanggung
jawabnya.
Selayang pandang tentang pergerakan Rayon Al-Lathif belum menemukan titik terang dan tidak arah
arah tujuan dalam merumuskan dan memformulasikan tujuan besar PMII yaitu Terbentuknya pribadi
muslim indonesia yang berbudi luhur,berilmu,cakap bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya
serta komitmen memperjuangkan cita cita kemerdekaan republik indonesia. Konsepsi dan program kerja
yang terstruktur dengan sistem yang baik,dalam mengakomodir setiap kebutuhan anggotanya,dengan
adanya beberapa fakultas yang ada di dalam rayon Al-Lathif nyatanya belum mampu dalam
memformulasikan berbagai gerakan yang sangat signifikan progresif dan transformatif. Maka dari itu di
butuhkannya kualitas yang memadai baik dalam hal komunikasi,cakap dan bertanggung jawab sebagai
anggota atau kader suatu bentuk rasa cinta dan memiliki kepada organisasi PMII.

Pengembangan rayon al-lathif dari setiap gagasan atau ide yang ada pada masing masing anggota yang
terbuka dan berani adalah sebuahh bentuk kedewasaan bagi organisasi dalam menumbuhkan rasa
peka,kritis,produktif dan transformatif,berimplikasi dengan integritas untuk menyatukan pelbagai
persepsi dari gerakan individual menuju gerakan yang kolektif. Integritas juga menentukan tujuan yang
sudah di sepakati bersama,integritas yang berkaitan dengan kebutuhan sosial baik internal ataupun
eksternal.

Integrasi dalam organisasi adalah pengendalian dalam setiap konflik dan pengendalian dalam sistem
sosial.lalu menciptakan kesatuan sosial dalam anggota dengan cara menyatukan unsur unsur sosial yang
telah di sepakati bersama dalam organisasi. Adalah pekerjaan rumit dan membutuhkan mititansi dan
pengorbanan dari seluruh anggota rayon,sebuah identitas mahasiswa yang cakap serta bertanggung
jawab dan mandiri dalam dimensi problematika sosial yang dinamis.

Merumuskan formulasi baru dalam gerakan yang melibatkan semua elemen keanggotaan dalam tataran
kepengurusan dan setiap ruang gerak Rayon untuk menciptakan kesadaran kritis,rasa memiliki,dan
bertanggung jawab,adalah proses dari setiap pergerakan baik individu maupun kolektif.organisasi yang
mempunyai gerakan dinamis menuntut untuk mencandra dan menerka zaman,dan mampu
menyelasaikan realitas yang terjadi saat ini,tranformasi sosial yang menciptakan kesejahteraan yang
berkesinambungan tujuan bersama.

Hubungan sosial menekankan dalam pola komunikasi yang baik dari berbagai anggota,kaitanya
komunikasi yaitu berbicara keberlanjutan organisasi,hidup atau mati dari setiap unsur yang ada di dalam
organiasi,karena komunikasi sebagai bentuk sebuah penyampaian fikiran,gagsan,dan sebagainya baik
secara terbuka atau tertutup,eksplisit dan implisit. Hubungan komunikasi yang baik dapat menjadikan
pergerakan menjadi produktif dan prgresif baik dalam internal kampus dan eksternal kampus,baik dalam
kepengurusan dan masing masing anggotanya.

Komunikasi yang baik menggunakan berbagai metode pendekan untuk tujuan bersama, melahirkan
budaya yang baik pula,bahwa basic fakultas yang menjadi kultur gerakan menjadikan identitas dalam
kemandirian yang produktif dan progresif secara bersama sama.budaya yang baik mencakup sudut
pandang/Paradigma,kaca mata analisis yang sesuai dengan kebutuhan anggotanya menjadikan landasan
gerak PMII Rayon Al-Lathif,peran penting dalam dinamika organisasi yang harmonis dan bertanggung
jawab.

Rekonstruksi paradigma gerakan rayon al-lathif menyususun ulang sebuah strategi dan taktis guna
menumbuhkan semangat gotong royong dan solidaritas gerakan,terkait dengan sumber daya manusia
bagaimanapun organisasi bukan hanya kuantitas dengan jumlah yang banyak,lebih dari itu adalah
melahirkan kader kader yang berkualitas di setiap liding sektor untuk melakukan transformasi tujuan
bersama,berjalannya roda organisasi di butuhkan konseptor dan katalisator dari rayon al-lathif menuju
transformasi sosial,tanpa adanya inisiator yang menjadi motorisasi organisasi maka ia akan terlihat
stagnan tidak memiliki daya tawar dalam produktifitas dan progresifitas dalam menerka zaman kedepan
yang senantiasa berubah,dan saat ini menuju zaman era Society 5.0 yang mana skill menjadi penunjang
dalam keberhasilan baik dalam dunia pendidikan, ekonomi dan politik.

Anda mungkin juga menyukai