Anda di halaman 1dari 13

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai
kondisi dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP
dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP:
Tabel 1.1. Penjelasan butir SKP

Kegiatan Tugas Pokok Kondisi yang


No. Kondisi saat ini
Jabatan diharapkan
1. Melakukan pengkajian Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
keperawatan lanjutan pada SOP
individu, keluarga
2. Merumuskan diagnosa Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
keperawatan pada individu SOP
3. Melakukan stimulasi tumbuh Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
kembang pada individu dalam SOP
rangka melakukan upaya
promotif
4. Melakukan case finding/deteksi Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
dini/penemuan kasus baru pada SOP
individu
5. Melakukan support kepatuhan Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
terhadap intervensi kesehatan SOP
pada individu
6. Melakukan pendidikan Belum dilakukan Dilaksanakan
kesehatan pada individu, dengan optimal. sosialisasi terkait
keluarga, kelompok, masyarakat Terutama terkait Mobilisasi post
Mobilisasi post operasi pada pasien
operasi pada pasien post section sesarea
post section sesarea
7. Melakukan manajemen Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
inkontinen urine SOP
8. Melakukan manajemen Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
inkontinen faecal SOP
9. Melakukan upaya membuat Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
pasien tidur SOP
10. Melakukan komunikasi Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
teurapeutik dalam pemberian SOP

1
Kegiatan Tugas Pokok Kondisi yang
No. Kondisi saat ini
Jabatan diharapkan
asuhan keperawatan
11. Memfasilitasi pasien dalam Belum dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
pemenuhan kebutuhan spiritual secara optimal SOP
12. Melakukan pendampingan pada Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
pasien menjelang ajal (dying SOP
care)
13. Memfasilitasi suasana Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
lingkungan yang tenang dan SOP
aman
14. Mengambil sample darah Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
melalui arteri, pulmonary arteri, SOP
CVP
15. Memantau pemberian elektrolit Belum dilaksanankan Adanya SOP
kosentrasi tinggi secara optimal pemantauan
pemberian elektrolit
kosentrasi tinggi
16. Melakukan resusitasi bayi baru Tidak ada data Tidak ada data
lahir
17 Melakukan penatalaksanaan Belum Form Ayo Cegah
ekstravasasi dilaksananakan secara Ekstravasasi, sebgai
optimal stategi dalam
menurunkan resiko
ekstravasasi
18. Memberikan perawatan pada Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
pasien menjelang ajal sampai SOP
meninggal
19. Memberikan dukungan dalam Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
proses kehilangan, berduka, dan SOP
kematian
20. Melakukan evaluasi tindakan Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
keperawatan pada individu SOP
21. Melakukan dokumentasi asuhan Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
keperawatan SOP
22. Menyusun laporan pelaksanaan Belum dilaksanakan Penyusunan laporan
tugas secara optimal masih dioptimalkan
dilaksanakan dengan
metode tim,

2
Kegiatan Tugas Pokok Kondisi yang
No. Kondisi saat ini
Jabatan diharapkan
sedangkan saat ini
sudah dimulai e
medical record.

Berdasarkan penjabaran butir SKP diatas, didapatkan isu-isu aktual sebagai


berikut :
Tabel 1.2. Dampak Isu sesuai SKP

Isu Dampak apabila isu tidak ditangani

Melakukan pendidikan kesehatan Akan menimbulkan ketergantungan pada


pada individu, keluarga, kelompok, tenaga kesehatan serta tidak mampu
masyarakat belum optimal dilakukan memahami dan melaksanakan perawatan
yang berkelanjutan

Memfasilitasi pasien dalam Akan menimbulkan distress spiritual dan


pemenuhan kebutuhan spiritual belum dapat juga seseorang akan jauh lebih rentan
optimal dilakukan terhadap depresi, stres, mudah gelisah,
kehilangan kepercayaan diri dan kehilangan
motivasi yang dapat berdampak pada
lamanya perawatan pasien di rumah sakit
Memantau pemberian elektrolit Elektrolit kosentrasi tinggi diperlukan
kosentrasi tinggi belum optimal pemantauan yang ketat apabila hal ini tidak
dilakukan dapat dilaksanakan dapat berdampak pada
keselamatan pasien
Melakukan penatalaksanaan Luka ekstravasasi menimbulkan komplikasi
ekstravasasi belum optimal dilakukan berupa jaringan yang iskemik oleh karena
kerusakan endotel dan trombosis pembuluh
darah. Semakin parahnya luka ekstravasasi
dapat meningkatkan waktu perawatan dan
merugikan banyak pihak
Menyusun laporan pelaksanaan tugas Akan menimbulkan kesalahan informasi,
belum optimal dilakukan menghambat evaluasi dan perbaikan
pelayanan

Berdasarkan dampak dari setiap isu diatas dan dengan metode environmental
scanning, ditemukan isu-isu yang lebih spesifik diantaranya:
1. Belum optimalnya penerapan edukasi mobilisasi dini pasca operasi sektio sesarea
di Ruangan Alamanda A Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruangan Alamanda pada 1-10 januari
2021, 8 dari 16 ibu post partum section caesarea tidak melakukan mobilisasi

3
post operasi secara optimal sehingga menyebabkan luka operasi basah dan
meningkatkan waktu rawat pasien. Mobilisasi dini adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi kesembuhan luka pasca bedah serta dapat mengurangi
resiko komplikasi. Mobilisasi dni sangat penting dalam percepatan hari rawat
dan mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti
kekakuan/penegangan otot-ototdi seluruh tubuh dan sirkulasi (Mubarak, 2008;
Ditya, 2016) Berdasarkan hasil penelitian Mustikarani, Purnani, Mualimah
(2019), bahwa mobilisasi dini dapat berpengaruh pada penyembuhan luka post
sectio caesaria karena mobilisasi dini dapat meningkatkan kelancaran
peredaran darah sehingga nutrisi yang dbutuhkan luka terpenuhi dan
mempercepat kesembuhan luka. Penelitian dilakukan pada hari ke tiga post
sectio caesaria yaitu pada fase proliferasi.

2. Belum optimalnya pelaksanaan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Alamanda
pemenuhan kebutuhan spiritual belum dilakukan secara optimal. 8 dari 10
pasien mengatakan tidak melaksanakan ibadah selama di rumah sakit.
3. Pemantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi belum optimal dilakukan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Alamanda
pemantauan pemberian elektrolit kosentrasi tinggi belum optimal dilakukan
seperti: belum adanya SPO dan form pemantauan elektrolit kosentrasi tinggi.
4. Belum optimalnya penatalaksanaan ekstravasasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Alamanda
penatalaksanaan ekstravasasi belum optimal. Hal ini diharapkan dilakukan
pencegahan terlebih dahulu, sebelum ditetapkannya tatalaksana ekstravasasi,
belum adanya SPO dan form pemantauan ekstravasasi.
5. Belum diterapkannya metode kasus dalam asuhan keperawatan kepada pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Alamanda, metode
kasus belum bisa terlaksana karena jumlah SDM perawat setiap shiftnya yang
masih kurang dengan jumlah kapasitas 23 bed. Jumlah perawat yang berdinas
pagi ada 4 orang, sore ada 3 orang dan malam 3 orang padahal idealnya adalah
1 perawat : 4 pasien.

B. Penapisan Isu
Isu-isu yang muncul perlu dilakukan penapisan dengan penetapan kriteria
isu. Teknik yang dilakukan yaitu menentukan apakah isu tersebut memenuhi

4
kriteria AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan) atau tidak.
Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup
orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif.
Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Tabel 2.1. Penapisan Isu Berdasarkan AKPL


No. Isu A K P L HASIL

1. Belum optimalnya penerapan edukasi mobilisasi dini


pasca operasi sektio sesarea di Ruangan Alamanda A + + + + +
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Belum optimalnya pelaksanaan pemenuhan kebutuhan
+ + + + +
spiritual pasien
3. Pemantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi belum
+ + + + +
optimal dilakukan
4. Belum optimalnya penatalaksanaan ekstravasasi - + - - -
5. Belum diterapkannya metode kasus dalam asuhan
+ - - - -
keperawatan kepada pasien

Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan 3 isu yaitu:


1. Belum optimalnya penerapan edukasi mobilisasi dini pasca operasi sektio sesarea di
Ruangan Alamanda A Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Belum optimalnya pelaksanaan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
3. Pemantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi belum optimal dilakukan
Dari ketiga isu tersebut, dilakukan penapisan kembali dengan menggunakan metode USG
(urgency, seriousness, growth). Urgency adalah seberapa mendesak isu harus dibahas,
dianalisa, dan ditindaklanjuti. Seriousness adalah seberapa serius suatu isu harus
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth adalah seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani.
Tabel 2.2. Penapisan Isu Berdasarkan USG
No Isu U S G Total Prioritas

1. Belum optimalnya 4 5 4 13 I
penerapan edukasi

5
mobilisasi dini pasca operasi
sektio sesarea di Ruangan
Alamanda A Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan
Sadikin Bandung
2. Belum optimalnya
pelaksanaan pemenuhan 4 3 3 10 III
kebutuhan spiritual pasien
3. Pemantau pemberian
elektrolit kosentrasi tinggi 3 5 3 11 II
belum optimal dilakukan
Keterangan:
Skala 1-5 (1 =sangat kecil; 2 = kecil; 3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar)

Dari hasil penapisan tersebut didapatkan urutan prioritas dari yang pertama yaitu:
1. Belum optimalnya penerapan edukasi mobilisasi dini pasca operasi sektio sesarea di
Ruangan Alamanda A Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Pemantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi belum optimal dilakukan
3. Belum optimalnya pelaksanaan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
Sehingga, dari hasil tersebut penulis mengangkat isu “Belum optimalnya penerapan
edukasi mobilisasi dini pasca operasi sektio sesarea di Ruangan Alamanda A Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung” untuk dijadikan topik dalam rancangan
aktualisasi.

C. Latar Belakang Pemilihan Isu


Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan angka kelahiran operasi caesar di
Indonesia 17,6%. : Persentase persalinan dengan bedah caesar mengalami peningkatan
dari 11 persen pada SDKI 2007 menjadi 27 persen pada SDKI 2012 dan meningkat lagi
menjadi 31 persen pada SDKI 2017 (SDKI, 2017). Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2017 menyatakan ibu yang melahirkan melalui bedah caesarea
banyak mengalami komplikasi (43%) dibandingkan dengan wanita lainnya.
Depkes, 2006 dalam penelitian Hartati (2014) mengatakan bahwa infeksi
merupakan komplikasi yang banyak terjadi pada ibu pasca sectio caesarea akibat luka
operasi dengan angka kejadian 25 kali lebih tinggi dibandingkan kejadian infeksi pada
persalinan pervaginam yang menunjukkan angka 40-80 per 100.000 kelahiran dengan
tindakan operasi sectio caesarea. Komplikasi post operasi caesarea, dapat menyebabkan

6
ruptur pada dinding uteri atau masalah hoemostasis pada sirkulasi darah sehingga terjadi
perdarahan dan infeksi dengan jumlah 46% dari seluruh ibu yang dirawat. Komplikasi ini
dapat dicegah dengan pemantauan fisik dan tindakan mobilisasi dini pada ibu pasca
operasi sectio caesarea (Jokhan dan Holmeyr, 2009).
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis
karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian (Carpenito, 2000). Salah satu
keuntungan dari mobilisasi dini adalah mempercepat penyembuhan luka, dengan
mobilisasi dapat memperlancar peredaran darah (Kasdu, 2003). Penelitian yang dilakukan
oleh Barid (2011), menunjukan bahwa mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea
mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi hari rawat inap dengan rata-rata
lama hari rawat inap pada kelompok perlakuan yaitu 3,15 sedangkan pada kelompok
kontrol yaitu 3,6.
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruangan Alamanda pada 1-10 januari 2021, 8
dari 16 ibu post partum section caesarea tidak melakukan mobilisasi post operasi secara
optimal sehingga menyebabkan luka operasi basah dan meningkatkan waktu rawat
pasien. Berdasarkan dampak isu tersebut cukup besar, maka proses selanjutnya adalah
dilakukan analisis penyebab dari isu Belum optimalnya penerapan mobilisasi dini pasca
operasi sektio sesarea di Ruangan Alamanda A dengan menggunakan metode analisis fish
bone.

7
D. Analisis Isu
Isu yang telah diidentifikasi dengan dua kali penapisan, selanjutnya dilakukan analisa isu, dalam hal ini untuk mencari akar permasalahan
dengan pendekatan metode analisis fishbone, sebagai berikut:

Measurement Material Methode

Belum ada metode


Belum ada media edukasi edukasi mobilisasi dini
Belum ada evaluasi terkait mobilisasi dini pasca pasca operasi sektio
edukasi mobilisasi dini operasi sektio sesarea sesarea
Belum optimalnya
penerapan edukasi
mobilisasi dini pasca
operasi sektio sesarea
di Ruangan Alamanda
A Rumah Sakit Umum
Budaya ibu melahirkan Komunikasi terapeutik Pusat Dr. Hasan
tidak boleh banyak perawat kepada pasien Sadikin Bandung
bergerak belum optimal

Belum adanya pengajuan anggaran


Kurangnya pengetahuan terkait media mobilisasi dini pasca
pasien mengenai mobilisasi operasi sektio sesarea
dini

Environment Man Money

8
E. Dampak Jika Isu tidak di Tangani
Mobilisasi dini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka pasca bedah
serta dapat mengurangi resiko komplikasi. Mobilisasi dni sangat penting dalam percepatan hari
rawat dan mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti kekakuan/penegangan otot-
ototdi seluruh tubuh dan sirkulasi (Mubarak, 2008; Ditya, 2016) Berdasarkan hasil penelitian
Mustikarani, Purnani, Mualimah (2019), bahwa mobilisasi dini dapat berpengaruh pada
penyembuhan luka post sectio caesaria karena mobilisasi dini dapat meningkatkan kelancaran
peredaran darah sehingga nutrisi yang dbutuhkan luka terpenuhi dan mempercepat kesembuhan
luka. Penelitian dilakukan pada hari ke tiga post sectio caesaria yaitu pada fase proliferasi.
Rendahnya mobilisadi dini juga dapat meningkatkan lama perawatan pasien di rumah sakit
yang pada akhirnya dapat menimbulkan penurunan indek kepuasan masyarakat. Penurunan indeks
kepuasan masyarakat (pelayanan obgyn) sendiri telah mengalami penurunan sejak 2019 (84,26)
nilai terendah mengenai sarana dan prasarana dan 2020 (78,27) nilai terendah mengenai sarana
dan prasarana.

F. Gagasan Pemecahan Isu


Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai),
perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi), prinsip Manajemen
ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi
misi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.
Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government
antara lain:
Manajemen ASN 1. Melaksanakan kebijakan dan pelayanan public yang
professional
2. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
3. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
mengenai mobilisasi dini
4. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN
Pelayanan Publik 1. Kejelasan pelayanan
2. Tanggung jawab petugas pelayanan
3. Kemampuan petugas pelayanan
4. Keadilan mendapatkan pelayanan

9
5. Kesopanan dan keramahan petugas
Whole of Government 1. Respon pelayanan terintegrasi
2. Kerjasama antara perawat, pasien, dan promkes
3. Adanya kolaborasi, koordinasi, dan sinergitas

Unit Kerja : Ruang Alamanda A


Isu yang Diangkat : Belum optimalnya edukasi mobilisasi dini pasca operasi
Untuk mengatasi isu tersebut agar dapat teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang
tidak diharapkan di kemudian hari, maka penulis mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu
tersebut berdasarkan akar masalahnya.
No. Gagasan Isu Keterangan
1 Analisis kajian situasi, kebutuhan, pengumpulan informasi,referensi Sesuai SKP
dalam perencanaan edukasi
2 Konsultasi dan koordinasi dengan pihak terkait seperti mentor, kepala Sesuai SKP
ruangan dan bagian promosi kesehatan (promkes)
3 Pembuatan video sebagai media edukasi Inovasi
4 Pelaksanaan diskusi dengan perawat terkait penerapan edukasi dengan Inovasi
media video mengenai mobilisasi dini pasca operasi sektio sesarea
5 Pemberian edukasi dengan media video kepada pasien Sesuai SKP
6 Monitoring dan Evaluasi edukasi dengan media video Inovasi

10
A. MATRIKS INTERNALISASI NILAI-NILAI ANEKA PADA ISU AKTUALISASI

Kontribusi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan terhadap visi-m
rumah sakit
1. Analisis 1. Mengkaji 1. Mendapatkan Saya akan mengawali kegiatan ini dengan Sesuai dengan vi
kajian situasi, pengetahuan data awal melakukan kajian awal pengetahuan pasien dengan rumah sakit yaitu
kebutuhan, awal pasien pengetahuan jujur, efektif dan efisien sebagai wujud aktualisasi MP. Terwujudnya
pengumpulan menggunakan pasien Anti Korupsi dan MP. Komitmen Mutu. Indonesia Maju
informasi,refe kuesioner Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis. Pada yang Berdaulat,
rensi dalam saat melakukan analisis hasil kajian, saya akan Mandiri dan
perencanaan 2. Melakukan 2. Mendapatkan memperhatikan aspek ketelitian, detai, akurat, dan Berkepribadian
edukasi analisis hasil hasil Analisa tanggung jawab sebagai aktualisasi dari MP. Berlandaskan
kajian kebutuhan Akuntabilitas, sehingga diperoleh hasil analisis yang Gotong Royong,
edukasi pasien sebenarnya. dan misi rumah
Kemudian, agar gagasan isu saya dapat sakit yaitu
3. Mempelajari 3. Mengetahui alur berkelanjutan saya juga mempelajari alur kolaborasi Peningkatan
alur kolaborasi kolaborasi edukasi dengan bagian promosi kesehatan (promkes) Kualitas Manusia
edukasi dengan edukasi dengan secara detail, teliti dan bertanggung jawab yang Indonesia
bagian promosi bagian promkes merupakan aktualisasi dari MP.Akuntabilitas
kesehatan (promosi
kesehatan)

2 Konsultasi 1. Membuat 1. Mendapat Data dan informasi yang telah diperoleh dari Sesuai dengan vi
dan kontrak untuk kontrak untuk Kegiatan 1 kemudian akan saya konsultasikan dan rumah sakit yaitu
koordinasi bertemu dengan bertemu dengan koordinasikan dengan pihak terkait. Terwujudnya
dengan pihak mentor & mentor & kepala Sebelumnya saya akan membuat kontrak untuk Indonesia Maju
terkait seperti kepala ruangan ruangan bertemu dengan mentor dan kepala ruangan dengan yang Berdaulat,
mentor, jelas dan konsisten sebagai aplikasi dari MP. Mandiri dan
kepala 2. Melakukan 2. Mendapatkan Akuntabilitas. Berkepribadian
ruangan dan konsultasi dan dukungan dan Dilanjutkan dengan konsultasi dan koordinasi Berlandaskan
bagian koordinasi masukan dari dengan mentor dan kepala ruangan untuk mendapatkan Gotong Royong,
promosi mengenai mentor & kepala arahan dengan sikap sopan dan berpenampilan rapi dan misi rumah
kesehatan rancangan ruangan sebagai wujud aktualisasi MP. Etika public. sakit yaitu
(promkes) aktualisasi yang Konsultasi dan koordinasi juga dilakukan dengan Peningkatan
akan dilakukan musyawarah. sebagai wujud aktualisasi MP. Kualitas Manusia
Nasionasilme. Hasil kegiatan ini akan digunakan Indonesia
sebagai acuan tahap selanjutnya.
3 Pembuatan 1. Menyusun 1. Terdapat SAP Saya akan mengawali kegiatan ini dengan Sesuai dengan vi
video sebagai Satuan Acara materi menyusun Satuan Acara Penyuluhan (SAP) materi rumah sakit yaitu
media edukasi Penyuluhan dengan jelas dan konsisten sebagai aktualisasi dari MP. Terwujudnya
(SAP) materi Akuntabilitas, serta efektif dan efisien sebagai wujud Indonesia Maju
aktualisasi dari MP. Komitmen Mutu. yang Berdaulat,
2. Mendiskusikan 2. Mendapatkan Kemudian agar SAP sesuai dengan kebutuhan Mandiri dan
SAP dengan masukan atau pelayanan saya akan mendiskusikan SAP dengan Berkepribadian
kepala ruangan persetujuan dari kepala ruangan dengan sopan dan santun dan Berlandaskan
kepala ruangan berpenampilan serta tanggung jawab sebagai wujud Gotong Royong,
aktualisasi dari MP. Etika Publik dan melakukan dan misi rumah
3. Berkoordinasi 3. Adanya panduan musyawarah sebagai wujud dari MP. Nasionalisme. sakit yaitu
dengan bagian pembuatan Agar gagasan dapat berkelanjutan saya juga Peningkatan
Promkes media edukasi berkoordinasi dengan bagian promkes dengan jelas dan Kualitas Manusia
mengenai materi berupa video bertanggung jawab sebagai wujud aktualisasi MP. Indonesia.
edukasi Akuntabilitas sesuai dengan alur yang telah dipelajari
pada kegiatan 1.
4. Menyusun SAP 4. Terdapat video Selanjutnya saya akan membuat video sesuai
menjadi video materi dengan SAP yang telah di diskusikan dan
dikoordinasikan dengan teliti, dan bertanggung jawab
sebagai aktualisasi dari MP. Akuntabilitas serta jujur
dan transparan sebagi aktualisasi dari MP. Anti
Korupsi.
4 Pelaksanaan 1. Mengajukan izin 1. Mendapat izin Sebelum melakukan kegiatan diskusi saya akan Sesuai dengan vi
diskusi kepada kepala dari kepala mengajukan izin kepada kepala ruangan dengan sopan rumah sakit yaitu
dengan ruangan untuk ruangan dan santun sebagai aktualisasi dari MP. Etika Publik Terwujudnya
perawat mengadakan serta jelas dan konsisten sebagai aktualisasi dari MP. Indonesia Maju
terkait kegiatan diskusi Akuntabilitas. yang Berdaulat,
penerapan Kemudian membuat materi diskusi dengan efektif Mandiri dan
edukasi 2. Membuat materi 2. Tersusunnya dan efisien sebagai wujud aktualisasi dari MP. Berkepribadian
dengan media diskusi materi diskusi Komitmen Mutu. Berlandaskan
video 11 Setelah materi selesai dikonsultasikan terlebih Gotong Royong,
mengenai 3. Melakukan 3. Mendapatkan dahulu dengan kepala ruangan dengan jujur dan dan misi rumah
mobilisasi konsultasi saran dari kepala transparan sebagai aktualisasi dari MP. Anti Korupsi. sakit yaitu
dini pasca dengan kepala ruangan Materi yang telah siap kemudian didiskusikan Peningkatan
operasi sektio ruangan terkait dengan perawat secara musyawarah mufakat sebagai Kualitas Manusia
12
G. JADWAL KEGIATAN
Judul Aktualisasi : Penerapan Edukasi Mobilisasi Dini Post Operasi Seksio Sesarea dengan
Media Video
Waktu Pelaksanaan : 10 Mei 2021 – 7 Juli 2021
Tempat Pelaksanaan : Ruang Alamanda A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 3.7 Timeline Kegiatan Aktualisasi

Mei Juni Juli


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Analisis kajian
situasi, kebutuhan,
pengumpulan
informasi,referensi
dalam perencanaan
edukasi
2 Konsultasi dan
koordinasi dengan
pihak terkait
seperti mentor,
kepala ruangan
dan bagian
promosi kesehatan
(promkes)
3 Pembuatan video
sebagai media
edukasi
4 Pelaksanaan
diskusi dengan
perawat terkait
penerapan edukasi
dengan media
video mengenai
mobilisasi dini
pasca operasi
sektio sesarea
5 Pemberian
edukasi dengan
media video
kepada pasien
6 Monitoring dan
Evaluasi edukasi
dengan media
video

13

Anda mungkin juga menyukai