Disusun Oleh:
Leni Sukmawati
Anisa Hasanah
Widya Dahlia
Bagja Purwansah
Masriyah Komalasari
M. Randi G. P.
Ecin Kuraesin
Rizka Choirunnisa
Siwi Kurenia P.
I.
Waktu
: 09.00-09.30 WIB
Pokok Bahasan
Sasaran
Penyuluh
Tempat
menyusui.
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dan menyusui.
Menjelaskan kebutuhan gizi bagi ibu hamil dan menyusui.
Menjelaskan suplemen makanan pada ibu hamil.
Menjelaskan prinsip gizi ibu menyusui.
Menjelaskan dampak kekurangan nutrisi pada ibu menyusui.
Menjelaskan contoh makanan yang tepat bagi ibu menyusui.
III.
IV.
Pra Pembelajaran
a.
Persiapan materi
b.
c.
Persiapan ruangan.
d.
Memberi salam.
e.
f.
Kontrak waktu.
2.
Pembukaan
a.
Menjelaskan
maksud
dan
tujuan
3.
b.
c.
Apersepsi
Kegiatan inti
e.
f.
g.
h.
4.
Penutup
a.
b.
c.
d.
e.
f.
V.
h.
i.
Penyuluhan
o
m. n.
1.
Kegiatan
an Penyuluh
Tahap
pra
dan
kepada peserta.
menyampaikan
materi
penyuluhan.
ae. af.
Tahap
Kegiat j.
o.
p.
Bersikap
an Responden
ramah
Kegiat k.
s.
y.
t.
z.
Bersikap positif dan aa.
5 men
koorperatif.
u.
Mendengarkan
v.
Berpartisipasi dan
kepada
mendengarkan
peserta
selama 15 menit.
q.
Menyiapkan
penjelasan
w.
x.
dan
menjelaskan tujuan.
r.
am.
Wakt
Mendengarkan
penjelasan
tentang
ar.
2.
penyuluhan/inti
Penyuluh
pengertian
menjelaskan
nutrisi
pengertian
dan
menyusui.
ag.
Penyuluh
menjelaskan
kebutuhan gizi bagi ibu hamil
dan menyusui.
Penyuluh
menjelaskan
nutrisi
hamil.
aj.
ak.
Penyuluh menjelaskan dampak
ao.
ibu
dan
ap.
menyusui.
Menjelaskan faktor
aq.
hamil
15 men
dan menyusui.
Menjelaskan
kebutuhan gizi bagi
ibu
yang mempengaruhi
Menjelaskan
hamil
dan
menyusui.
Menjelaskan
suplemen makanan
pada ibu hamil.
Menjelaskan prinsip
gizi ibu menyusui.
Menjelaskan
dampak kekurangan
nutrisi
pada
ibu
menyusui.
menyusui.
al.
Menjelaskan contoh
Penyuluh menjelaskan contoh
makanan yang tepat
makanan yang tepat bagi ibu
bagi ibu menyusui.
menyusui.
Menjawab
Penyuluh
memberikan
pertanyaan
kesempatan kepada audien
responden jika ada
untuk bertanya.
pertanyaan
au. av.
Tahap penutupan
ba.
Penyuluh menanyakan apakah Bertanya
kepada
3.
ada
materi
yang
tidak
peserta
mengenai
bb.
Bertanya
bj.
kepada bk.
peserta
Penyuluh menyimpulkan secara
dan
penyuluhan.
dimengerti.
Menjawab
5
kepada
peserta.
Menyimpulkan
menutup
sebelumnya.
Memotivasi
meminta
memperhatikan
bg.
bh.
Merespon motivasi
peserta
untuk
mengaplikasikan
dan
dengan baik.
disampaikan.
Menutup
acara
penyuluhan
dan
berpamitan
serta
kepada peserta
Total Waktu
bo.
V.
penyuluh.
bc.
bd.
be.
bf.
Mendengarkan dan
dan
berterimakasih.
bm.
pertanyaan
diberikan
dimengerti.
Menanyakan
diberikan.
ax.
Penyuluh menghimbau peserta
untuk menerapkan materi yang
pertanyaan
EVALUASI
1. Struktur
a. Ruang kondusif saat berlangsungnya penyuluhan.
b. Materi dan media tersedia dan memadai.
c. Peserta penyuluhan memadai.
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan penyuluhan.
b. Peran aktif peserta selama penyuluhan.
c. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan.
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan penyuluhan.
3. Hasil Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai
instruksi
bi.
Kembali
aktivitas.
ke
VI.
Tes
lisanPenyuluh
meminta
peserta
menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh, jika peserta bisa menjawab dengan
baik maka materi yang diterima pun baik, adapun pertanyaan yang akan
1.
2.
3.
4.
5.
diajukan yaitu:
Sebutkan 3 suplemen makanan pada ibu hamil!
Berapa kenaikan berat badan yang harus dicapai ibu di tiap timesternya?
Sebutkan prinsip gizi ibu menyusui!
Sebutkan dampak kekurangan gizi saat menyusui!
Sebutkan contoh makanan yang tepat bagi ibu menyusui!
VII.
VIII.
LAMPIRAN MATERI
IX.
X.
NUTRISI IBU HAMIL
A. Nutrisi pada Ibu Hamil
XI.
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status
kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan
nutrien. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbangan yang harus
dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang
tidak hamil.
XII.
B. Faktor- faktor yang memengaruhi status gizi ibu hamil
XIII.
Gizi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan
dan penyakit, khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi :
a. Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu mmebeli makanan yang
berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
b. Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara atau di daerah
tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu
yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun temurun.
c. Sanitasi makanan (panyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan
sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
d. Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan
berakibat pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
e. Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Takhayul atau larangan yang
beragam didasarakan pada kebudayaan daerah yang berlainan.
XIV.
C. Suplemen Makanan pada Ibu Hamil
XV.
Ada beberapa suplemen makanan yang
biasanya
a. Trimester 1
XXII.
Pada trimester satu ini, biasanya ibu hamil akan sulit
menyesuaikan dengan kondisi kehamilan yang baru, karena terjadi
perubahan kadar hormon. Kadar hormon estergen dan hormon HCG
yang meningkat akan menyebabkan ibu mengalami mual atau muntah.
Mual muntah yang dirasakan oleh ibu disebut dengan morning
sickness. Pada trimester 1 kebutuhan gizi sangat penting untuk
pertumbuhan janin. Konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan vitamin
harus seimbang. Bahan makanan dapat dipilih sesuai dengan kesukaan
ibu sebelum hamil. Untuk menurunkan rasa mual pada kondisi
morning sickness, ibu dapat melakukan beberapa cara yakni sebagai
berikut :
- Usahakan sebelum bangun dari tempat tidur memakan krekers
-
b. Timester 2
XXV.
Pada trimester 2 nafsu makan ibu sudah mulai kembali,
ibu dapat makan apapun yang disukai oleh ibu, namun tetap
memerhatikan kandungan gizi seperti karbohidrat, lemak dan protein,
hindari mengkonsumsi makanan yang berpengawet.
c. Trimester 3
XXVI.
Konsumsi makanan pada trimester ketiga sangat penting
untuk menambah energi selama persalinan seakligus sebagai cadangan
energi bagi bayi setelah lahir. Pada trimester 3, ibu biasanya akan
mengalami gejala anemia (lesu, lemah, letih, cepat lelah dan lalai,
selama kehamilan.
Minumlah menjelang tidur untuk mengurangi rasa mual.
Tablet tambah darah diminum bersama air putih atau buah.
Jangan minum tablet tambah darah dengan the atau kopi karena
teh dan kopi mengurangi manfaat tablet tambah darah.
XXVII.
tambah darah :
-
Mual-mual
Susah buang air besar
Tinja berwarna hitam
Perut terasa tidak enak setelah minum tablet tambah darah.
Jika keluhan tersebut terjadi dan sama sekali tidak berbahaya akan
hilang dengan sendirinya.
XXVIII.
-
Dalam
menyusun
menu,
ibu
menyusui
harus
XLI.
dengan makanan ibu hamil, hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik,
yaitu:
a. Susunan menu harus seimbang,
b. Dianjurkan untuk minum air 8-12 gelas/hari,
c. Menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panas/dingin, tidak
menggunakan alkohol untuk kelancaran pencernaan ibu,
d. Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna dan buah-bauahan
XLII.
D. Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
XLIII.
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah:
1. Makanan
XLIV.
Pengaruh makanan mempunyai hubungan yang sangat
erat pada volume ASI yang diproduksi setiap harinya.
2. Cairan
XLV.
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah
asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam
bentuk air putih, susu, dan jus buah.
3. Protein
XLVI.
Penambahan 15-20
gram
protein
sehari
sangat
dianjurkan karena adanya variasi dari tiap individu. Jumlah ini hanya 16 %
dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
4. Suplementasi
XLVII.
Apabila makanan yang dikonsumsi sehari-hari telah
seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau
lebih zat gizi.
5. Vitamin dan mineral
XLVIII.
Kebutuhan vitamin dan
mineral
selama
menyusui
seperti kalsium sangat dibutuhkan pada bayi melalui ASI karena tulang pada
bayi sedang mengalami masa pertumbuhan. Oleh karena itu, konsumsi
kalsium pada ibu harus ditingkatkan
6. Aktivitas
XLIX.
bayi juga menjadi pengaruh dalam gizi, semakin banyak aktivitas yang
membuat stress akan mengakibatkan produksi ASI yang tidak maksimal.
L.
E. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
LI.
antara lain:
1. Energi
LIII.
2. Protein
LV.
3. Zat besi
LVI.
4. Kalsium
LVII.
5. Vitamin D
LVIII.
Sangat
diperlukan
untuk kesehatan
gigi
memfasilitasi
pertumbuhan
sel,
mendukung
syaraf,
dan
8. Vitamin B-12
LXI.
9. Zinc (Seng)
LXIII.
menghasilkan air susu dengan cepat, hampir 90% air susu ibu terdiri dari
dari air. Dianjurkan bagi ibu yang sedang menyusui untuk meminum
delapan gelas per hari, atau lebih jika udara panas, banyak berkeringat, dan
demam.
LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXXI.
besi (Fe) dan asam folat yang seharusnya tidak terjadi apabila makanan
sehari-hari beraneka ragam dan memenuhi gizi seimbang.Asupan folat
yang cukup penting untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini juga
terlibat dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. Seorang
wanita menyusui menbutuhkan 280 mikrogram per hari.
2) Kekurangan vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara
kesehatan ibu selama masa menyusui. Pada bulan-bulan pertama
kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam
ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASImengandung cukup
vitamin A. Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan
berisiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia.
3) Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
LXXII.
Yodium merupakan nutrisi penting untuk memastikan
perkembangan normal dari otak dan sistem saraf pada bayi dan anak-anak
muda .Gangguan akibat kekurangan yodium mengakibatkan terjadinya
gondok atau pembengkakan kelenjer tiroid di leher dan kretinisme.Pada ibu
menyusui, kekurangan yodium dapat mengakibatkan pengaruh negatif pada
sistem otak dan saraf bayi dan menghasilkan IQ lebih rendah.
4) Kurang Energi Protein (KEP)/Protein Energi Malnutrition (PEM)
LXXIII.
Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam
jangka waktu yang cukup lama.Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu
hamil, dan ibu menyusui.Pada kondisi ringan menyebabkan pertumbuhan
kurang. Sedangkan pada kondisi berat akan menyebabkan penyakit
kwashiorkor, marasmus, dan marasmik-kwashiorkor.
LXXIV.
G. Contoh Makanan yang Tepat bagi Ibu Menyusui
LXXV.
Makanan yang tepat bagi ibu menyusui harus memenuhi
syarat yaitu: tinggi kalori dan protein, cukup vitamin dan mineral, mudah dicerna
dan tidak merangsang, tinggi cairan : 800 1000 ml/hari, tinggi konsumsi cairan
dan buah segar, dan susunan menu bervariasi dan seimbang. Syarat-syarat
tersebut terdapat pada:
1. Sayur-sayuran
LXXVI.
warnanya
terang
bagus
salmon pollock tuna dan ikan patin masih aman dikonsumsi 12 ons
seminggu karena termasuk jenis ikan rendah merkuri.
LXXX.
H. Contoh Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
1. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
LXXXI.
Sudah jelas bahwa seorang ibu menyusui memerlukan
zat gizi lebih banyak dibanding sewaktu tidak menyusui. Tambahan zat gizi
yang dianjurkan untuk ibu menyusui adalah sebagai berikut :
825 kilokalori
25 gram protein
500 miligram zat besi
2500 satuan internasional vitamin A
0,4 miligram vitamin B1
30 miligram vitamin C
2. Bahan makanan yang menjadi sumber zat gizi
LXXXII.
Banyak ragam bahan makanan di sekitar kita yang
dapat menjadi sumber zat gizi. Contoh sumber kalori yang dianjurkan :
a. Bahan makanan yang mengandung banyak hidrat arang/karbohidrat :
Beras Mie
Ketela Kentang
Jagung Minyak
Gandum
b. Bahan makanan yang mengandung banyak protein : Protein hewani : susu
daging, telur ikan Protein nabati : kacang-kacangan,tempe,tahu
c. Bahan makanan yang mengandung banyak zat kapur :
Susu
Sayuran hijau
Teri kering
Kacang-kacangan
d. Bahan makanan yang mengandung banyak zat besi :
Hati
Kuning telur
Kacang-kacangan
Daging
Sayuran hijau (bayam,daun ketela,dll)
e. Bahan makanan yang mengandung banyak vitamin A :
Kuning telur
Minyak ikan
Hati
Susu
Sayuran hijau
Buah-buahan kuning Kecuali itu sayuran dan buah-buahan pada
umumnya mengandung vitamin dan mineral terutama dalam bentuk
segar.
3. Susunan Makanan yang Dianjurkan Selama Menyusui.
a. Susunan makanan yang dianjurkan adalah yang memenuhi persyaratan
gizi baik.
b. Adapun jumlah makanan yang dianjurkan sebagai berikut (untuk sehari) :
Beras 500 gram (3 gelas nasi)
Daging 75 gram (1 potong sedang)
Tempe 125 gram (2-3 potong sedang)
Sayuran 300 gram (3 gelas sayur)
Pepaya 200 gram (2 potong sedang)
Susu 200 cc (1 gelas)
LXXXIII.
Jenis makanan ini dapat diganti dengan jenis makanan
lain yang sama nilai gizinya sesuai dengan selera ibu, misalnya beras
dapat diganti dengan roti, mie, kentang, atau tepung-tepungan lain.
Sedangkan daging dapat diganti dengan ikan, ayam, telur, dsb.
4. Bahan makanan yang dapat merangsang ASI Contoh beberapa jenis
makanan yang dapat merangsang ASI :Bayam, Kedelai, Daun singkong,
Pepaya, Daun katuk, Mangga, Daun papaya, Jeruk, Kacang tanah, Pisang,
Kacang merah, Jambu air, Kacang hijau
LXXXIV.
I. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
a. Gizi atau makanan bergizi
b. Minum air lebih banyak dari biasanya
LXXXV.
Berguna agar ASI-nya mencukupi, setiap hari ibu perlu
minum air 6-8 gelas/hari atau lebih banyak dari biasanya.
c. Support Suami
LXXXVI.
Suami juga ikut mendorong memberikan dukungan
agar istri yang sedang menyusui selalu makan secara teratur, sehingga gizi
ibu dan anak dapat terpenuhi.
d. Sayuran Hijau Tua dan buah berwarna
LXXXVII.
Konon, sayuran hujau tua dan buah berwarna, seperti
daun katuk, daun papaya, daun mengkudu, dianggap dapat memperlancar
ASI.
e. Jamu
LXXXVIII.
XC.
XCI.
DAFTAR PUSTAKA
Cetrione. (2009) Tahap-tahap mobilisasi pada pasien
pasca bedah. Jakarta :EGC
Database Pembangunan
Bidang Kesehatan dan
Gizi Masyarakat. Jakarta: Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
XCIII. Kiik, S. M. (2012). Early Mobilization Influence to
Peristaltics Recovery Time
Intestine
on
Pascas
Patient Hands out Abdomen at ICU BPRSUD Labuang
Baji Makassar. Jurnal Kesehatan Volume 1 No.1 13-20.
Dapat
diakses
di
http://stikesmaranathakupang.ac.id/media/file/Jurnal.pdf
dibuka pada tanggal
12 Oktober 2014.
XCIV. Kozier & Erb. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan
Klinis. Jakarta: EGC.