DISUSUN OLEH :
Alya Bakti Destiani
030.14.009
PEMBIMBING :
dr. Gita Handayani Tarigan, MPH
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 28 OKTOBER 2019 – 04 JANUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
BAB II PROFIL DAERAH......................................................................................2
BAB III ANALISIS RISIKO ..................................................................................5
3.1 Hazard .........................................................................................................5
3.2 Vulnerability ................................................................................................6
3.3 Capacity ......................................................................................................9
3.4 Disaster plan dan disaster management .....................................................9
3.5 Contoh kasus yang terjadi di Kabupaten Boyolali ....................................11
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
PROFIL DAERAH
Gam
bar 1. Peta Kabupaten Boyolali.
ANALISIS RISIKO
3.1 Hazards
3.2 Vulnerability
Vulnerability menggambarkan kondisi kerentanan yang disebabkan
oleh faktor sosial, ekonomi, fisik, dan lingkungan, yang berkaitan dengan
efek hazards. Gambaran kekurangmampuan individu atau masyarakat
untuk mencegah, menghadapi, atau menanggulangi dampak bahaya
tertentu dapat dinilai dengan melihat vulnerabilitynya.
A. Dari segi fisik
Desa Selo di Kabupaten Boyolali berada tepat di antara
Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di ketinggian 1654 meter
DPL. Kondisi permukaan dataran yang tinggi akan meningkatkan
risiko terjadinya angin puting beliung. Rata-rata suhu dan
kelembaban udara di Kabupaten Boyolali tahun 2017 dapat dilihat
pada gambar 4. Angin puting beliung biasanya terjadi pada musim
pancaroba, terutama musim hujan, serta wilayah yang tidak
terdapat banyak pohon. BMKG mengidentifikasikan bahwa
terdapat perubahan kondisi atmosfer yang cukup signifikan sejak
tanggal 21 September 2019. Perubahan kondisi atmosfer tersebut
berupa pelemahan desakkan massa udara kering dari wilayah
selatan Indonesia. Pelemahan desakkan udara kering ini
mengakibatkan daerah massa udara basah yang sebelumnya
cenderung berada di utara Indonesia kini cenderung meluas ke
wilayah Indonesia bagian selatan. Banyaknya hari hujan menurut
bulan di Kecamtan Selo tahun 2013 tertinggi terjadi pada bulan
Januari tahun 2013, kedua pada bulan Februari dan peringkat
ketiga pada bulan Desember.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Angin Puting Beliung Terjang
3 Desa di Boyolali, 20 Rumah
Rusak", https://regional.kompas.com/read/2019/10/21/18274761/angin-puting-
beliung-terjang-3-desa-di-boyolali-20-rumah-rusak
BAB IV
KESIMPULAN