Disusun Oleh:
030.12.112
Pembimbing:
1
1. PENDAHULUAN
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang meningkat. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba
dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.
Banjir merupakan salah satu bencana yang kerap melanda saat musim penghujan tiba. Di
wilayah indonesia sering kali terjadi banjir. Banyak penyebab yang menimbulkan terjadinya
banjir. Namun masyarakat sering kali melupakan bahwa banjir bisa terjadi akibat hal sepele,
namun berdampak luas. Banjir biasanya selalu melanda saat intensitas hujan tinggi, namun
minimnya kesadaran masyarakat dan ketahuan prihal banjir sering kali menimbulkan
masalah, seperti kurang sigapnya warga saat terjadi banjir.
A. Luas Wilayah
Kabupaten Melawi dengan ibu kotanya berada di Nanga Pinoh, memiliki luas wilayah
10.640 km² dan memiliki topografi yang sebagian besar merupakan wilayah perbukitan
dengan luas sekitar 8.818,70 km² atau 82,85 % dari luas wilayah. Kabupaten Melawi
memiliki wilayah administratif sebelas kecamatan, yang terdiri dari 96 desa. Dari 11
kecamatan, Sokan, belimbing dan Sayan merupakan tiga kecamatan yang memiliki luas
wilayah terbesar dengan luas masing-masing 1.577,2 km2, 1.238,0 km2 dan 1.166,3 km2 atau
setara dengan 14,82 %, 11,63 %dan 10,96 % dari luas Kabupaten Melawi, sedangkan
Kecamatan Belimbing Hulu merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil dimana luas
wilayah kecamatan tersebut 454,0 km2 atau 4,27% persen luas wilayah Kabupaten Melawi.
Tabel 1. Luas wilayah Kabupaten Melawi
Nanga Pinoh 31 16 7 4 2 2 2
Belimbing Hulu 11 4 0 1 0 0 0
Pinoh Utara 25 6 0 0 1 0 0
Pinoh Selatan 21 6 0 0 1 0 0
Ella Hilir 28 7 1 0 1 0 0
Menukung 28 9 1 0 0 0 0
Sayan 20 10 1 1 1 1 0
Tanah Pinoh 14 8 1 2 1 1 1
Sokan 21 9 1 0 1 2 1
3.3 Capacity
Dalam penentuan komponen parameter kapasitas dilihat dari tingkat kapasitas suatu
kecamatan berdasarkan kemampuan wilayah tersebut. Terdapat beberapa variabel kapasitas
pada bencana banjir sebagai berikut :
A. Pencegahan
1. Pemberdayaan masyarakat seperti penyuluhan dan pelatihan pada masyarakat
merupakan upaya pemberdayaann masyarakat agar masyarakat dapat melayani
sesama anggota masyarakat dalam menghadapi kemungkinan munculnya
bencana dan melakukan penyuluhan mengenai risiko membuang sampah
sembarangan sehingga terjadi banjir.
2. Cari informasi dengan selalu memantau radio dan televisi, internet, dan media
sosial untuk informasi dan pembaruan.
3. Perbaikan dan pengaturan sistem sungai
4. Menyusun peraturan dan menertibkan daerah tepi sungai dan tidak
membangun rumah di dekat daerah tepi sungai
5. Waspada tehadap perubahan cuaca
6. Membangun, meningkatkan, memperbaiki atau normalisasi alur sungai, dan
memelihara sungai, tampungan air dan drainase beserta peralatan dan fasilitas
penunjangnya
7. Melakukan koordinasi dengan lintas sektoral untuk menggalang kerjasama dan
berbagi tugas sesuai dengan peran dari tiap sektor
8. Mengajukan pembuatan saluran air tambahan dan waduk untuk memecah
distribusi dan penampungan air
9. Mengidentifikasi lokasi dan bangunan yang ideal untuk dijadikan tempat
penampungan sementara dan diedukasi ke masyarakat
10. Menyiapkan cadangan pangan dan sandang, medis, serta alat-alat komunikasi
dan emergensi lainnya
11. Maintenance kondisi peralatan gawat darurat seperti alat medis, senter, rakit,
dan lainnya
B. Mitigasi
A. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
B. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk
mengungsi
C. Memperbaharui rencana kegawatdaruratan dengan informasi, penyuluhan
dan pelatihan penyelamatan dan tanggap darurat yang melibatkan
masyarakat
D. Membuat daftar sarana kesehatan dan tenaga kesehatan, jumlah lansia,
balita dan ibu hamil daerah setempat serta buat penilaian skala resiko
bencana
E. Sosialisasi dan pelatihan prosedur tetap penanggulangan dan kesiapsiagaan
bencana
F. Mendirikan Posko di wilayah RT/ RW
G. Penyebarluasan informasi daerah ancaman/bahaya, dan tindakan yang
harus diambil oleh masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana
H. Pemantauan lokasi-lokasi rawan (kritis) secara terus-menerus
I. Persiapan evakuasi ke lokasi yang lebih aman
J. Penyiapan peralatan dan kelengkapan evakuasi
K. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi
C. Kesiapsiagaan
1) Kesiapsiagaan dilakukan oleh pemerintah daerah. Kegiatan yang dilakukan
antara lain : pengamatan peringatan dini, penyebaran informasi, inventarisasi
kesiapsiagaan, memahami peta kawasan rawan gunung api yang diterbitkan
2) Simak informasi terkini melalui TV, radio, internet, media sosial atau
peringatan tim warga
3) Menyediakan cadangan pangan dan sandang serta peralatan darurat lainnya
4) Siapkan bahan makanan mudah saji dan penyediaan pompa air, mobil tangki air
dan mobil tinja serta persediaan air bersih.
5) Siapkan obat-obatan darurat, tenaga medis, paramedis, dan ambulance
6) Penyiapan jalur evakuasi dan lokasi penampungan sementara
Disaster Plan
Puskesmas di kabupaten Melawi, dalam persiapan evakuasi bencana dapat mempersiapkan
hal-hal di bawah ini:
1. Membuat perencanaan lokasi evakuasi banjir di lokasi yang aman
2. Melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah terdekat untuk pengadaan
ambulance untuk evakuasi korban banjir
3. Melakukan kerjasama dengan lintas sectoral berupa BASARNAS, POLRI dan TNI
untuk membantu evakuasi korban, dan melakukan pengamanan di posko pengungsian
4. Melakukan kerjasama lembaga swadaya masyarakat dan perusahaan sekitar untuk
pengadaan pangan dan sembako untuk persedian di posko pengungsian.
5. Membentuk tim darurat bencana dengan melibatkan dokter, perawat, bidan, mahasiswa
di bidang kesehatan/kedokteran, ataupun masyarakat sekitar dalam membantu para
korban bencana di posko pengungsian.
6. Melakukan kerjasama dengan pemuka agama untuk membantu para korban di bidang
spiritual. Atau dengan tokoh masyarakat untuk meningkatkan motivasi dan
menurunkan risiko PTSD.
7. Membuat pendataan yang lengkap mengenai jumlah korban luka dan korban meninggal
8. Membuat pendataan mengenai persediaan pangan dan obat-obatan di posko
pengungsian.
9. Pengadaan air bersih dan toilet umum.