Disusun oleh:
Eva Wulandari
030.14.058
Pembimbing:
dr. Gita Handayani Tarigan, MPH
Kecematan bolo memiliki luas kepadatan 66,93 km2 dengan 704 jiwa/km2.
D. HAZARD
Hasil pembangunan Kabupaten di bidang pendidikan (diukur dari Indeks
Pendidikan), bidang kesehatan (diukur dari Indeks Harapan Hidup), dan bidang
ekonomi (diukur dari Indeks Pendapatan) terus mengalami perkembangan yang
cukup menggembirakan.
E. VULNERABILITY
Kondisi penduduk Kabupaten Bima bersarkan jumlah kepala keluarga (KK)
pada tahun 2010, sebagai berikut :
1. Kerentanan Pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting
dalam Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bima. pencapaian dalam
bidang pendidikan pada tahun 2008 terdiri dari : rata-rata lama sekolah dan
angka melek huruf.
a. Angka melek huruf Kabupaten Bima terus meningkat dari tahun 2005
sebesar 81,4 menjadi 85,80 pada tahun 2007 dan 94,67 pada tahun 2008
b. rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan dari 7,2 tahun pada tahun
2007 menjadi 7,3 tahun pada tahun 2008.
5. Kerentanan Ketenagakerjaan
Angkatan kerja adalah angkatan kerja yang berstatus bekerja atau
sementara tidak bekerja, sedangkan pencari kerja adalah angkatan kerja yang
sedang mencari kerja. Jumlah angkatan kerja yang terdaftar di Kabupaten
Bima selama periode 2006-2010 sebanyak 202.441 orang. Bekerja 192.926
orang. Pencari kerja/penganggur terbuka 9.515 orang dengan komposisi
sebagai berikut :
F. CAPACITY
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan
tingkat pertama Puskesmas bolo telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang memadai.Data pegawai puskesmas Kecamatan Bolo berdasarkan jumlah,
terbagi menjadi :
G. DISASTER MANAGEMENT
Puskesmas Kecamatan Bolo dalam persiapan evakuasi korban dalam
konflik sosial dapat mempersiapkan hal-hal di bawah ini:
a. Melakukan kerjasama dengan POLRI dan TNI untuk membantu evakuasi
korban, dan melakukan pengamanan daerah konflik
b. Bagi pihak aparat Polri dan TNI, perlu optimalisasi fungsi
Babhinkamtibmas (Polri) dan babinsa (TNI). Bhabinkamtibmas terus
membina masyarakat, mencegah, dan menjadi mediator dalam mengatasi
konflik sosial di desa-desa. Begitu pula Babinsa, bila ada konflik kecil,
harus segera diredam agar tidak menjadi konflik berskala besar.
c. Promosi kesehatan; bahaya luka tusuk, luka bacok, luka tembak, dll
d. Melakukan kerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, sekolah-
sekolahuntuk penyampaian edukasi menahan emosi, mempererat tali
persaudaraan, tali silaturahmi, meningkatkan kepercayaan antar sesama,
saling menghormati, tidak menanam rasa iri antar sesama, saling menjaga
lingkungan, dan memupuk pemahaman sifat sesama.
e. Resolusi konflik dengan perjanjian kesepakatan damai yang
ditandatangani oleh perwakilan tokoh masing-masing desa
f. Generasi muda dibekali dengan transformasi nilai-nilai agama yang
cinta damai, dan filsafat kebijaksanaan. Sehingga rasa toleran muncul,
jiwa kebersamaan terbentuk, cakrawala pandangan semakin luas. Lalu,
saling mengapresiasi dan melengkapi satu sama lain.
g. Political will dari pemerintah untuk memberdayakan kelompok-
kelompok anak muda secara produktif. Misalnya, pembangunan desa
wisata sesuai keunikan dan potensi wisata masing-masing
h. Mengadakan Event, festival wisata diadakan sebagai forum silaturrahmi,
hiburan yang edukatif, dan perekat bagi masyarakat lintas desa. Juga
memberi nilai tambah secara ekonomi.
i. kerjasama antara pemerintah daerah, aparat (Polri dan TNI), pengusaha,
jurnalis, tokoh agama dan adat, serta kaum muda dalam menyelesaikan
konflik sosial dalam bidang perekonomian wilayah kecamatan
mewujudkan perdamaian paripurna
j. meminimalisir terjadinya konflik kepentingan antara berbagai sektor yang
memanfaatkan ruang, maka regulasi tentang prosedur pemanfatan ruang
harus tegas dan jelas sehingga setiap pemanfaatan ruang wilayah, lewat
penciptaan lapangan kerja untuk masyarakat wilayah kecamatan