DISUSUN OLEH :
Feny Lestari
030.14.069
PEMBIMBING :
dr. Gita Handayani Tarigan, MPH
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEPANITERAAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 28 OKTOBER 2019 – 04 JANUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihindari begitu saja
oleh manusia. Fenomena tersebut dapat terjadi setiap saat, secara tiba-tiba atau
melalui proses yang berlangsung secara perlahan dimanapun dan kapanpun.
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
menyebutkan bahwa bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dibagi menjadi tiga yaitu
bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.(1)
Secara geografis, kabupaten Rokan Hulu terletak diantara 100° - 101° 52’
Bujur Timur dan 0° - 1° 30’Lintang Utara. Luas wilayah kabupaten Rokan Hulu ±
7.498.2 km2 atau ± 7,88% dari luas wilayah propinsi Riau (94.561,6 km2 ), yang
terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Kabupaten Rokan
Hulu terdiri dari 16 kecamatan, kecamatan terluas wilayahnya adalah Kecamatan
Tambusai yaitu 1.127,50 km2 (15,04) dan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan
Ujung Batu dengan luas wilayahnya 90,57 km2 (1,21%). Batas wilayah Kabupaten
Rokan Hulu adalah sebagai berikut : (4)
B. Kependudukan
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik hasil sensus penduduk 2017, jumlah
penduduk Kabupaten Rokan Hulu tahun 2017 tercatat sebesar 641.208 jiwa terdiri
dari Laki-laki 329.048 jiwa (51.31%) dan perempuan 312.160 jiwa (48.68%),
sehingga jumlah pria masih unggul 216.888 jiwa. Disamping itu jumlah rumah
tangga 157.319 KK dengan Rata- Rata 4.08 Jiwa per rumah tangga. (5)
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau
batuan, maupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat
terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. (6)
a. Fisik
Gerakan tanah merupakan salah satu proses geologi yang terjadi akibat
interaksi beberapa kondisi antara lain geomorfologi, struktur geologi,
hidrogeologi dan tata guna lahan. Kondisi tersebut saling berpengaruh
sehingga mewujudkan kondisi lereng yang cenderung bergerak (Karnawati,
2007). Berdasaran peta kerantanan gerak tanah Kecamatan Rokan IV Koto
masuk kedalam tingkat tinggi rawan tanah longsor. Di daerah ini juga
memiliki tanah yang kurang padat sehingga jika terjadi hujan memiliki
potensi untuk terjadi longsor serta rentan terhadap pergerakan tanah.
b. Sosial
Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk maka semakin rentan terhadap
kejadian dari tanah longsor. Kepadatan penduduk Kabupaten Rokan Hulu
pada tahun 2014 sebesar 76 jiwa per km2 sedangkan pada tahun 2013 yaitu
73 jiwa per km2. Tingginya jumlah penduduk usia tua dan balita
menyebabkan semakin rentan terhadap tanah longsor.
c. Ekonomi
Pada segi ekonomi dapat mempengaruhi kesigapan suatu daerah dalam
menghadapi bencana. Dengan kemampuan ekonomi yang cukup, masyarakat
mampu mengadakan pendidikan dan pengelolaan lingkungan yang baik
dalam rangka mengurangi risiko bencana. Semakin banyak rumah tangga
yang miskin, makan semakin rentan terhadap bencana. di Kecamatan Rokan
IV Koto sendiri masih banyak jumlah penduduk yang miskin.
BAB IV
CAPACITY
2. Kapasitas sosial
Tingkat keberadaan organisasi kemasyarakatan yang berhubungan dengan
penanggulangan bencana di masyarakat, salah satunya adalah Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Berbagai upaya yang akan dan
sedang dilakukan oleh BPBD untuk mengantisipasi terjadinya Tanah
Longsor.