Anda di halaman 1dari 9

DESAIN AFRC (AIR TO FUEL RATIO CONTROL) BERBASIS OPTIMASI

KANDUNGAN O2 PADA GAS BUANG DI PT.PERTAMINA REFINERY UNIT IV


CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM FUZZY
(Totok Gunawan, Hendra Cordova)

Jurusan Teknik Fisika – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih – Sukolilo, Surabaya 60111

dengan sempurna. Adapun parameter kesempurnaan


ABSTRAK pembakaran dapat diamati dari sisa kandungan oksigen
Pembakaran merupakan reaksi eksotermik yang pada gas buang[11].Pada penelitian ini dilakukan
berlangsung sangat cepat, membebaskan energy berupa perancangan sistem AFRC (Air To Fuel Ratio Control)
panas dan nyala api (flame) serta memiliki kemampuan berbasis optimasi kandungan oksigen pada gas buang.
menyebarkan panas melalui suatu medium [1]. Pada tugas Rasio antara udara dan bahan bakar dijaga pada nilai
akhir ini dilakukan sebuah pendekatan untuk merancag tertentu, agar kandungan Oksigen pada gas buang menjadi
suatu pengendali perbandingan antara udara dan bahan optimum, sehingga pembakaran terjadi dengan sempurna,
bakar, atau Air To Fuel Ratio Control (AFRC), agar dan panas yang dihasilkan akan maksimal.
proses pembakaran pada boiler power plant terjadi Saat ini kondisi AFRC di PT.Pertamina RU IV
dengan optimal. Nilai rasio antara bahan bakar yang Cilacap masih belum terdapat umpan balik antara
optimal tergantung pada komposisi bahan bakar,dimana kandungan O2 dengan Distribute Control System (DCS).
nilai rasio tersebut dapat ditentukan dengan hokum Setting setpoin Air To Fuel Ratio Control masih dilakukan
kesetimbngn massa. Optimasi rasio udara dan bahan manual oleh operator dengan melihat kandungan O2 pada
bakar akan menurunkan level kandungan udara berlebih, oksigen analyzer. Kondisi seperti ini masih dinilai kurang
sehingga meningkatkan efisiensi boiler. Fuzzy logic optimal, karena memugkinkan adanya kesalahan oleh
controller merupakan suatu metode pengendalian berbasis operator akibat kandungan oksigen yang tidak dapat
pengetahuan, logika dan aturan-aturan atau rule[16], yang dimonitoring secara terus menerus. Oleh karena itu, pada
diterapkan pada proses pembakaran. Hasil dari simulasi penelitian ini akan dilakukan desain sistem pengendalian
menunjukkan, bahwa sistem AFRC yang dibangun dengan Air To Fuel Ratio dengan menerapkan mass balance dan
memperhitungkan rasio berdasarkan hukum kesetimbngan mempertimbangkan kandungan kimia bahan bakar sebagai
massa dan Fuzzy Logic control memiliki performance pengganti umpan balik okxygen analyzer terhadap loop
yang baik, dan dapat memberikan operasi penghematan control secara software.
biaya yang signifikan apabila diterapkan pada plant Fuzzy Logic Control , merupakan suatu metode
boiler. pengendalian berbasis pengetahuan, logika dan aturan-
Kata kunci: mass balance, Fuzzy Logic, Air to Fuel Ratio aturan atau rule berdasarkan pengalaman (expert
(AFR), pembakaran system)[16]. Pada Tugas Akhir ini, Fuzzy Logic Control,
diimplementasikan pada sistem AFRC, dengan harapan
menghasilkan sistem pengendalian yang lebih baik, serta
I. PENDAHULUAN dengan peningkatan performa sistem kontrol yang telah
diperoleh, diharapkan juga dapat bermanfaat terhadap
1.1 Latar Belakang penghematan konsumsi bahan bakar boiler.
Boiler merupakan bagian penting di
1.2 Permasalahan
dalam dunia industri.Uap panas yang dihasilkan boiler
biasa digunakan untuk berbagai proses operasi. Di PT. Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka
Pertamina RU IV Cilacap,Uap panas selain digunakan dirumuskan permasalahan dalam Tugas Akhir ini,
untuk pembngkit listrik, juga digunakan untuk keperluan selanjutnya permasalahan dipecahkan berbasarkan
proses pengolahan minyak. metodologi yang ada. Adapun perumusan tersebut adalah
Tungku pembakaran atau furnace adalah sebagai berikut :
komponen penting pada boiler, yang berfungsi sebagai • Bagaimanakah mengetahui cara mengoptimalkan
bagian penghasil kalor, yang diperoleh melalui proses kandungan oksigen gas buang pada boiler.
pembakaran. Untuk menghasilkan proses pembakaran • Bagaimanakah desain Air to Fuel Ratio Control
yang maksimal, maka perlu terdapat sistem kontrol yang berbasis logika fuzzy yang dapat diterapkan.
mengkondisikan agar proses pembakaran berlangsung

1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian terjadi secara konveksi melalui pipa-pipa keci yang
melewati furnace. Efisiensi perpindahan panas tersebut
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendesain
dapat diamati melalui besarnya suhu gas sisa pembakaran
sistem AFRC (Air To Fuel Ratio Control) dengan
(flue gas). Semakin besar suhu gas sisa pembakaran,
menggunakan sistem fuzzy, dan mensimulasikan dengan
berarti semakin besar pula energi yang ikut terbuang
menggunakan software.Manfaat dengan tercapainya tujuan
bersama-sama dengan laju aliran udara [6] .Adapun
penelitian di atas adalah :
gambaran sederhana sistem boiler ditunjukkan pada
• Diketahui cara untuk meningkatkan performa boiler
gambar 1 berikut ini.
melalui optimasi kandungan oksigen gas buang.
• Melalui simulasi desain AFRC yang telah dibuat,
maka diketahui peningkatan performa sistem AFRC
yang telah didisain.

1.4 Batasan Masalah


Untuk mencegah meluasnya permasalahan, maka
pada Tugas Akhir ini diambil batasan masalah yang
diantaranya adalah sebagai berikut :
• Plant yang menjadi obyek studi adalah Boiler
052B102 Unit Utilities PT.Pertamina RU IV
Cilacap.
• Ratio control yang dianalisa adalah rasio antara
udara dan bahan bakar minyak (Air to Fuel Ratio)
dengan variable kendali aliran bahan bakar.
• Asumsi properties fluida, tekanan, suhu, densitas Gambar 1 Gambaran sistem boiler sederhana [10]
adalah konstan.
• Metode pengendalian yang digunakan adalah Terdapat dua cara untuk menghitung efisiensi
Sistem Fuzzy mamdani. boiler, yaitu dengan cara langsung dan cara tidak langsung.
Pada cara langsung efisiensi dihitung berdasarkan kalor
1.5 Metodologi yang masuk pada feedwater dibandingkan dengan kalor
yang diumpankan oleh bahan bakar[6].Untuk menghitung
Dalam perancangan ini, langkah-langkah yang efisiensi secara langsung dapat digunakan persamaan
dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut ini [11]:
berikut :
1. Study Literatur 2.1
2. Identifikasi masalah
3. Penetapan tujuan penelitian dengan :
4. Pengambilan data-data teknis dan operasi plant ηboiler = efisiensi boiler (%)
5. Pengolahan data, meliputi : pemodelan proses = Laju aliran massa uap (kg/jam)
pembakaran,instrument-instrument = Laju aliran massa bahan bakar (kg/jam)
pendukung,validasi model hsteam = Entalphi uap (kkal/kg)
6. Mensimulasikan sistem kontrol yang telah ada hfeedwate = Enthalpi feedwater (kkal/kg)
7. Mendesain sistem AFRC dengan Fuzzy Logic HHV = Higher Heating Value bahan bakar (kkal/kg)
Control, dan mensimulasikan.
8. Penarikan hasil simulasi Cara menghitung efisiensi boiler tidak langsung dilakukan
9. Penyusunan laporan akhir dengan menghitung kerugian kalor yang terjadi pada saat
transfer kalor pada feedwater [6]:

II. TEORI PENUNJANG 2.2

2.1 Boiler Dengan :


µ = efisiensi boiler (%)
Pada dasarnya proses pada boiler ini dibagi dalam dua
Lact = rugi kalor terukur (%)
sistem yang terpisah, yaitu tungku atau furnace yang
LL = Rugi Laten (%)
berfungsi menghasilkan panas melalui pembakaran bahan
LR =Rugi radiasi (%)
bakar dan boiler atau ketel uap, yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap melalui panas yang dihasilkan
oleh furnace [6],[10]. Proses perpindahan panas pada boiler

2
2.2.Proses Pembakaran Pada Ruang Bakar C = % massa karbon dalam 1kg bahan bakar
Proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar H = % massa hydrogen dalam 1 kg bahan bakar
atau furnace pada dasarnya adalah reaksi eksotermik yang S = % massa sulphur dalam 1 kg bahan bakar
berlangsung sangat cepat, yang membebaskan energy O = % kandungan Oksigen dalam 1 kg bahan bakar
substansial berupa panas dan nyala api (flame), dengan
kemampuan menyebarkan panas melalui medium[1]. Hasil perhitungan jumlah udara tersebut di atas
Proses pembakaran memiliki efisiensi, yang didefinisikan disebut dengan Theoritical Air atau jumlah udara yang
sebagai kemampuan suatu proses untuk mengubah suatu dibutuhkan untuk menghasilkan pembakaran sempurna
spesifik bahan bakar menjadi energi panas dalam suatu secara teoritis. Namun, Pada kenyataannya proses
periode waktu tertentu [2]. Pembakaran yang sempurna pembakaran sempurna ini tidak pernah terjadi. Untuk
akan dapat mengubah seluruh energi yang memungkinkan mengkondisikan agar proses pembakaran terjadi lebih
pada bahan bakar. Akan tetapi, pada kenyataan, proses sempurna, maka proses pembakaran dibuat dengan kondisi
pembakaran sempurna dengan efisiensi 100% sangat sulit kelebihan udara. Jumlah udara berlebih yang dibutuhkan
tercapai, karena kerugian (Loss) pada instrument untuk proses pembakaran ini disebut dengan excess air [6].
pendukung. Kesempurnan proses pembakaran ini dapat Efisiensi pembakaran akan meningkat seiring
dipengaruhi dari tiga hal, yaitu : dengan peningkatan jumlah excess air, hingga pada nilai
• Jenis bahan bakar. tertentu, yaitu saat nilai kalor yang terbuang pada gas
• Temperatur pada gas buang buang lebih besar dari pada kalor yang dapat disuplai oleh
• Konsentrasi O2 dan CO2 pembakaran yang optimal. Ilustrasi mengenai efisiensi
pembakaran terhadap nilai excess air diperlihatkan pada
Proses pembakaran sempurna dapat didekati menurut gambar 2 berikut ini [3] :
persamaan kimia berikut ini :

2.3
Pada pembakaran sempurna akan dihasilkan produk
pembakaran berupa uap air (H2O), Karbon dioksida, dan
SO2, sesuai dengan perhitungan stoikiometri.pada
pembakaran tidak sempurna akan dihasilkan uap air,
karbondioksida, SO2, karbon monoksida, hydrogen,dan
aldehid[6]. Berikut ini persamaan kimia pembakaran tidak
sempurna.
Gambar 2 Grafik hubungan efisiensi pembakaran dengan
2.4 kebutuhan udara berlebih (excess air)[3]

Nilai 3,76 pada persamaan 2.3 diatas adalah nilai


perbandingan mol oksigen dengan nitrogen, yang
diperoleh dari hasil perbandingan antara konsentrasi Dengan k=konstanta pembakaran
oksigen di udara (21%) dengan konsentrasi nitrogen di k=0,9 untuk gas alam, k=0,94 untuk fuel oil, dan k=0,97
udara (79%). Untuk mengkondisikan agar proses untuk batubara [9].
pembakaran terjadi secara sempurna, maka perhitungan
stochiometri kebutuhan udara digunakan persamaan 2.3
Sehingga diketahui kebutuhan udara dalam satuan mol, 2.3.Fuzzy Logic Controller
sebagai berikut : Konsep logika fuzzy merubah konsep logika klasik
menjadi konsep yang memetakan suatu variabel pada
AFR = 2.5 kemungkinan yang tidak eksak sehingga dapat sistem
linguistik dan permasalahan yang tidak pasti atau tidak
presisi serta permasalahan probabilitas. Beberapa faktor
Apabila kandungan bahan bakar dinyatakan dalam persen,
penting yang menjadi bahasan dalam logika fuzzy sebagai
yaitu persen C (carbon), H2 (hydrogen) ,S (sulfur), dan
berikut
persen kandungan O2. Maka kebutuhan udara dapat
digunakan persamaan 2.6 berikut.
2.3.1.Himpunan Fuzzy
Himpunan Crisp dapat dinyatakan sebagai nilai
2.6 yang sebenarnya untuk menyatakan konsep relative,
Dengan : misalnya seperti kecepatan dan posisi. Di dalam

3
penggunaannya, himpunan ini sangatlah terbatas berbeda
dengan ekspresi linguistik. Himpunan fuzzy memberikan
kerangka untuk menyatakan ekspresi pendekatan variabel
linguistic di atas.

2.3.2.Struktur Dasar Logika Fuzzy


Pada dasarnya struktur logika fuzzy dapat
digambarkan seperti berikut [13] :
Gambar 4. Diagram sistem control pembakaran boiler PT
Pertamina

3.1. Metodologi Penelitian


Adapun ringkasan metodologi penelitian
ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 3. Struktur Dasar Logika Fuzzy [13]

Fungsi dari bagian-bagian di atas adalah sebagai


berikut[13]:
 Fuzzifikasi
Berfungsi untuk mentransformasikan sinyal
masukan yang bersifat crisp ( bukan fuzzy ) ke
himpunan fuzzy dengan menggunakan operator
fuzzifikasi.
 Basis Pengetahuan
Berisi basis data dan aturan dasar yang
mendefinisikan himpunan fuzzy atas daerah –
daerah masukan dan keluaran dan menyusunnya
dalam perangkat aturan kontrol.
 Logika Pengambil Keputusan
merupakan inti dari Logika Fuzzy yang mempunyai
kemampuan seperti manusia dalam mengambil
keputusan. Aksi atur fuzzy disimpulkan dengan
menggunakan implikasi fuzzy dan mekanisme
inferensi fuzzy.
 Defuzzifikasi
berfungsi untuk mentransformasikan kesimpulan
tentang aksi atur yang bersifat fuzzy menjadi sinyal
sebenarnya yang bersifat crisp dengan
menggunakan operator defuzzifikasi

III. PERANCANGAN DAN METODOLOGI

Gambar 4 berikut ini merupakan diagram blok sistem


pembakaran pada plant boiler PT Pertamina RU IV
Gambar 5. Flowchart metodologi penelitian
Cilacap. Umpan balik antara kandungan oksigen pada gas
buang masih dilakukan secara manual oleh operator. Pada
3.2. Perancangan Fuzzy Logic Control
Tugas Akhir ini, untuk mengoptimasikan kandungan
oksigen, di terapkan hukum mass balance untuk
Pada Tugas akhir ini, variabel yang dikendalikan
melakukan tuning setpoint secara otomatis.
adalah laju aliran bahan bakar, dengan besar setpoint
tergantung dari output laju aliran udara dengan rasio

4
tertentu. Sehingga sistem pengendalian dalam tugas akhir merupakan selisih antara error yang terjadi pada waktu t
ini disebut sebagai sistem Air to Fuel Ratio Control dengan (t-1). Sistem kontrol yang stabil, tidak berosilasi
(AFRC). Spesifikasi laju aliran massa maksimum yang memiliki karakteristik delta error yang kecil. Oleh karena
dapat dimanipulasi control valve sistem AFRC pada tugas itu, pada sistem ini ditentukan batas membership function
akhir ini adalah 6,2 kg/s. sehingga, dengan demikian range delta error adalah 10% terhadap membership function
proses variabel yang harus dikendalikan antara 0 kg/s error. Adapun pengelompokan jenis perubahan error
sampai dengan 6,2kg/s. Dengan demikian kemungkinan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :
error yang terjadi adalah antara -6,2 sampai dengan 6,2. 1. Delta error negative, yaitu saat perubahan error
Kondisi error ini, dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : saat t dan (t-1) bernilai negative
1. Error negative, yaitu kondisi dimana nilai 2. Delta error positif, yaitu saat perubahan error saat
variabel terukur bernilai lebih besar daripada t dan (t-1) bernilai positif.
setpoin. 3. Delta error nol, yaitu saat tidak terjadi perubahan
2. Error positif, yaitu kondisi dimana nilai variabel error, atau saat respon controller telah stabil.
terukur lebih kecil dari nilai setpoint. Adapun membership function untuk input delta error
3. Error bernilai mendekati nol, atau berada pada ditunjukkan pada gambar 7 berikut ini.
daerah setpoin.

Berdasarkan kondisi error yang telah didefinisikan di atas,


maka ditentuan fungsi keanggotaan masing-masing error,
yaitu sebagai berikut :

Gambar 7. Membership function delta error

Variabel output pada sietem fuzzy ini adalah


sinyal kontrol untuk mengendalikan bukaan kontrol valve.
Membership functioun untuk variabel output ditentukan
Gambar 6. Membership function untuk input seperti pada gambar 8 berikut ini.

Batas-batas membership function error ini


menentukan kecepatan controller untuk mencapai setpoint
atau menentukan Settling time controller. Semakin sempit
range yang diberikan untuk batas membership function
error, maka controller semakin cepat mencapai setpoin,
tetapi memberikan efek respon lebih berosilasi.Pada desain
fuzzy logic control ini, ditentukan dengan batas
membership function antara -1 sampai dengan 1, dengan
tujuan agar sistem memiliki karakter error steady state
yang kecil. Berdasarkan gambar 6 di atas, fungsi
keangotaan untuk error negative dan positif masing- Gambar 8.Membership function variabel output
masing secara berurutan memiliki nilai maksimum pada
variabel error maksimal, -1 dan 1. Hal ini berarti, apabila Fungsi keangotaan untuk variabel output ini dibagi
hasil perhitungan error antara variabel terukur dengan menjadi lima jenis, yaitu :
setpoin bernilai -1 atau +1, maka controller akan 1. Valve menutup cepat, atau close fast
memberikan respon maksimum sistem, pada sistem AFRC 2. Valve membuka cepat, atau open fast
valve membuka 100% dan mengalirkan fuel oil sebesar 6.2 3. Valve tidak berubah, atau no change
kg/s, dan valve menutup 100%. Fungsi keanggotaan pas, 4. Valve menutup pelan, atau close low
pada gambar di atas merepresentasikan kondisi error saat 5. Valve membuka pelan, atau open low
mendekati nol. Dengan demikian untuk membership
function error mendekati nol ini, dikondisikan agar Strategi atau rule base pada Fuzzy Logic Control ini
memiliki nilai yang maksimal saat nilai error tersebut nol. disusun berdasarkan sistem kepakaran. Berdasarkan
Untuk mengurangi osilasi respon controller, maka strategi kontrol kepakaran, diperoleh aturan, yaitu apabila
perlu ditambahkan varibel delta error. Delta error laju aliran bahan bakar (Process variable) terlalu kecil

5
(berada di bawah setpoin) atau error bernilai positif, maka Uji Respon Setpoint Sinyal Step
valve harus dibuk dengan cepat. Apabila laju aliran bahan Pada tahap ini, dilakukan pengujian performansi
bakar terlalu besar, atau error negative, maka valve harus sistem AFRC dengan menggunakan PI controller, yang
ditutup dengan cepat, dan apabila laju aliran bahan bakar merupakan pengendali yang ada di lapangan saat ini,
mendekati setpoint, maka valve dibuka dan ditutup dengan dibandingkan dengan AFRC yang telah didesain dengan
perlahan, serta saat laju aliran berada tepat pada setpoint, menggunakan Fuzzy Logic. Tuning Kp,Ti dan Td pada PI
maka bukaan valve dijaga konstan. Berdasarkan strategi controller disesuaikan dengan kondisi lapangan. Masing –
kontrol di atas, maka dapat disusun suatu rule sebagai masing controller diberikan setpoin yang sama, yang
berikut: berasal dari output pengendali master, yaitu laju aliran
1. If (error is negative) then (valve is close_fast) udara, sebesar 50 kg/s. Kemudian nilai flow udara ini akan
2. If(error is positive) then (valve is open_fast) dibagi dengan ratio tertentu, berdasarkan hasil perhitungan
3. If (error is pas) and (delta error is stabil), then O2 estimator. Nilai hasil perbandingan antara flow udara
(valve is no change) dengan ratio hasil perhitungan O2 estimator, akan menjadi
4. If (error is pas) and (delta error is positive) then setpoin pada pengendalian laju bahan bakar. Pada
(valve is close_slow) simulasi, diperoleh hasil perhitungan O2 estimator adalah
5. If (error is pas) and (delta error is negative) then 3,53, atau berarti kebutuhan bahan bakar yang harus
(valve is open_slow) disuply adalah sebesar 3,53 kg/s untuk udara 50 kg/s.
IV. SIMULASI DAN ANALISA DATA
4.1. Simulasi dan validasi peramal O2 (O2 Estimator)

Untuk memperkirakan kandungan gas buang


dapat dilakukan dengan menggunakan hukum mass
balance dan persamaan excess air . Adapun hasil validasi
dari O2 estimator adalah sebagai berikut :

Gambar 10 Grafik simulasi uji sinyal step

Pada gambar 10 di atas, garis warna hijau adalah


proses variabel pada sistem AFR dengan fuzzy logic
controller. Sedangkan garis biru adalah proses variabel
Gambar 9. Grafik hasil validasi O2 estimator dengan menggunakan PI controller,dan garis merah adalah
setpoin yang harus dicapai controller.
Tabel Cuplikan data validasi O2 Estimator Berdasarkan pada gambar 10 di atas, diketahui, bahwa
Pada AFR dengan menggunakan fuzzy logic controller,
052FIC 052FIC 052AI_ AFR O2 ERR
mulai steady pada time 40 detik (settling time) dengan
_205 _208 201 (O2 CONT OR
error steady state sebesar 0,56%. Sedangkan Pada PI
(Kg/s) (Kg/s) Conten ENT %
controller, mulai steady pada detik ke 70 (Settling Time),
udara minyak ) Model
dengan karakteristik error steady state sebesar 0,85%.
% (%)
Maksimum overshoot pada AFR dengan menggunakan
fuzzy logic controller adalah 6,87 %, sedangkan pada PI
194054. 12387.6 3.06 15.6 2.86 6.87
controller, memiliki maksimum overshoot sebesar 13,88%.
52 6
194345. 12424.8 3.03 15.6 2.83 6.90 Pengujian beban perubahan konsentrasi karbon pada
00 4 bahan bakar, dan perubahan laju aliran udara
194229. 12462.0 2.91 15.5 2.76 5.22
28 8 Pengujian beban perubahan konsentrasi karbon
193844. 12499.2 2.86 15.5 2.66 pada bahan bakar dan perubahan laju aliran udara
33 1 7.12 dilakukan sebagai analisa untuk mengetahui performansi
194489. 12424.8 2.92 15.6 2.84 2.50 sistem AFR (Air To Fuel Ratio Control) dalam
07 5 menghadapi beban dan perubahan setpoint dalam satu
simulasi. Pada pengujian ini, juga akan dibandingkan
dengan sistem AFRC yang telah ada dilapangan, sehingga

6
akan diketahui keunggulan dari sistem AFRC baru yang sistem AFRC konfensional dengan menggunakan PI
telah didesain. Adapun gambar blok diagram simulasi controller yang saat ini digunakan di lapangan. Garis
pada software simulink, ditunjukkan pada gambar 11 berwarna merah adalah respon sistem AFRC dengan
berikut ini. menggunakan fuzzy logic controller. Penerapan mass
balance dengan memperhitungkan kandungan kimia dalam
bahan bakar sebagai umpan balik untuk tuning setpoint
pada sistem AFRC yang telah didesain dapat menjaga
konsentrasi oksigen pada gasbuang pada level yang
optimal, yaitu 2%. Pada gambar 12 tersebut di atas
terlihat dengan jelas bahwa, sistem AFRC konfensional
tidak dapat mengidentifikasi ketika terjadi perubahan
komponen bahan bakar. Setpoin laju aliran bahan bakar
tidak dapat menyesuaikan terhadap kondisi hasil proses.
Saat terjadi kondisi seperti ini, maka dapat dipastikan
effisiensi pembakaran menurun, karena proses pembakaran
terlalu berlebih bahan-bakar. Saat kondisi seperti ini
Gambar 11. Blok diagram simulasi performansi terjadi, pada sistem AFRC konfensional sangat tergantung
AFRC dalam mengatasi perubahan beban konsentrasi terhadap kemampuan operator untuk kembali melakukan
kandungan carbon dalam bahan bakar dan laju aliran udara tuning setpoint yang optimal. Adapun perbandingan hasil
proses konsentrasi oksigen pada gas buang diperlihatkan
pada gambar 13 berikut
Proses simulasi dilakukan memberikan gangguan
perubahan kandungan karbon dalam bahan bakar semula
86%, menjadi 80% pada detik ke 50. Kemudian gangguan
perubahan laju aliran udara diberika pada detik ke 110.
Semula laju aliran udara 45kg/s kemudian diubah menjadi
50kg/s, sedangkan waktu total simulasi adalah 200 detik.
Adapun hasil simulasi uji beban perubahan konsentrasi
karbon pada bahan bakar dan laju aliran udara AFRC
dengan menggunakan PI controller dan fuzzy logic
controller serta sistem AFRC konfensional yang terdapat
di lapangan ditunjukkan pada gambar 12 berikut ini

Gambar 13. Perbandingan hasil proses,konsentrasi


oksigen gas buang tiga macam sistem AFRC.

Garis warna hijau pada gambar 13 di atas


menunjukkan hasil proses konsentrasi kandungan oksigen
sistem AFRC dengan PI controller, garis warna merah dan
warna biru, secara berurutan merupakan hasil proses
konsentrasi oksigen pada gasbuang AFRC dengan
menggunakan fuzzy logic controller dan AFRC
konfensional. Berdasarkan grafik gambar 13 tersebut,
terlihat bahwa output proses yang berupa konsentrasi
oksigen dengan menggunakan sistem AFRC yang
memanfaatkan mass balance untuk umpan balik, dapat
dijaga pada level yang optimal, yaitu 2%. Sedangkan
Gambar 12. Hasil uji beban perubahan kandungan karbon sistem AFRC konfensional tidak dapat meng-handle
bahan bakar dan laju aliran udara tiga jenis AFRC kontrol kandungan oksigen pada gas buang yang
merupakan parameter terjadinya pembakaran sempurna.
Dengan kondisi hasil proses kandungan oksigen gas buang
Garis berwarna hijau adalah respon sistem AFRC yang selalu terkontrol pada level yang optimal, maka
dengan PI controller yang telah diumpan balik terhadap pembakaran akan selalu berlangsung dengan sempurna,
kandungan oksigen gas buang. Garis warna biru adalah dengan demikian akan dapat lebih menghemat penggunaan

7
bahan bakar dibandingkan apabila menggunakan sistem
AFRC konfensional. • Efisiensi AFRC dengan PI Controller

Perhitungan efisiensi boiler berdasarkan kandungan


oksigen gas buang, dan nilai penghematan (cost) Besarnya penghematan (cost saving) terhadap sistem
AFRC yang telah didesain adalah sebagai berikut :
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, pada subbab
4.6, diketahui bahwa kriteria kualitatif IAE (Integral
Absolute Error) AFRC dengan menggunakan Fuzzy Logic
adalah 20,47%, AFRC dengan menggunakan PI controller
24,08%. Sedangkan nilai IAE sistem AFRC ditinjau Dengan
berdasarkan kemampuan untuk mencapai target kadar Cs= besar penghematan (Rupiah/sekon)
oksigen pada gas buang sebesar 2%, serta nilai kandungan
oksigen gas buang masing-masing sistem AFRC = konsumsi bahan bakar (kg/s)
ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut : E1= efisiensi lama pembakaran (%)
E2 = efisiensi baru pembakaran (%)

Jika harga bahan bakar yang digunakan (Marine Fuel Oil)


PI Fuzzy AFRC adalah 5.300 per liter, dengan densitas pada suhu standard
Controller Logic konfensional 150 C = 930 kg/m3 , serta konsumsi bahan bakar dapat
IAE 49,19% 41,64 % 155,9% didekati dengan laju aliran bahan bakar rata-rata proses
%O2 2,98398 % 2,8328% 5,118% (3,09 kg/s) maka besarnya penghematan dapat
diperhitungkan sebagai berikut [9]:
Efisiensi boiler dapat dihitung dengan metode tidak
langsung, yaitu melalui perhitungan rugi kalor pada stack • Cost saving boiler dengan AFRC Fuzzy Logic
[6],[14],[11]. Rugi kalor tersebut sangat dipengaruhi oleh Controller
suhu gas buang dan konsentrasi oksigen. Pada Tugas
Akhir ini, suhu pada gas buang masing-masing sistem
AFRC dianggap sama dan tetap 1880 C. Sehingga dengan
demikian rugi kalor pada boiler hanya dipengaruhi oleh Cs= 232,571 Rupiah/ sekon
kadar oksigen, dimana konsentrasi oksigen gas buang yang
kurang, barati menunjukkan terdapat atom bahan bakar • Cost saving boiler dengan AFRC PI Controller
yang tidak terbakar, dan bila terlalu banyak kandungan Cs= 9,818 Rupiah/ sekon
oksigen, maka panas yang terbuang dan terserap oleh
nitrogen semakin banyak[11]. Adapun hubungan antara
kandungan oksigen dengan loss pada stack, dapat dilihat V. KESIMPULAN DAN SARAN
pada tabel di halaman Lampiran D.
Berdasarkan Tabel D, pada halaman lampiran, 5.1 Kesimpulan
serta dengan cara interpolasi, maka didapatkan rugi kalor
sebagai berikut. Dari serangkaian metodologi, pengujian, analisa
serta pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan
PI Controller Fuzzy Logic AFRC kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
konfensional • Untuk mengoptimalkan kandungan oksigen gas
Rugi 13,5534318% 13,491448% 14,59962% buang dapat dilakukan dengan menerapkan
kalor hukum kesetimbangan massa (Lavoisier), dengan
mempertimbangkan komponen penyusun bahan
bakar.
Apabila kerugian (loss) lain-lain yang tidak terhitung • Telah didisain dan disimulasikan sistem AFRC
diasumsikan konstan, 2.6% [11],maka diketahui efisiensi dengan menggunakan Pengendali Fuzzy Logic
boiler sebagai berikut : dan pengendali PI.
• Efisiensi mula-mula (AFRC konfensional) • Secara kualitatif, sistem AFRC dengan
menggunakan pengendali Fuzzy Logic memiliki
IAE (Integral Absulute Error) 41,64% terhadap
target konsentrasi O2 sebesar 2%. Pada
Dengan cara yang sama, didapatkan : Pengendali PI, memiliki IAE sebesar 49,19%,
• Efisiensi AFRC dengan Fuzzy logic Controller

8
serta pada sistem AFRC lama memiliki IAE [7].Furchan,akhmad. 2008, Perancangan sistem
sebesar 155,9%. ”Control Fuzzy” Pada Sistem
• Berdasarkan simulasi dan analisa yang telah
dilakukan, didapatkan bahwa penghematan biaya
Pembakaran Boiler Di PLTU
(Cost Savings) pada sistem AFRC dengan Gresik, Jurusan Teknik Fisika ITS.
menggunakan Fuzzy Logic Controller adalah [8] .Praswasti PDK,Wulan,2008, Bahan Bakar
232,571 rupiah per sekon, dan pada PI controller dan Pembakaran
9,818 rupiah per sekon.
[9]. Santoso, Handi M.H., Nazaruddin, Yul.Y,
5.2. Saran
Dari serangkaian kegiatan Tugas Akhir yang telah dan Muchtadi, Farida.I, 2005, Boiler
dilakukan, dapat diberikan saran sebagai berikut: Performance Optimization Using
Peningkatan efisiensi boiler masih bisa ditingkatkan lagi Fuzzy Logic Controller. Department
dengan cara meningkatkan performa sistem pengendalian. of Engineering Physics, Institute of
Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya mengenai technology Bandung. IFAC.
sistem pembakaran dan AFRC, dapat dilakukan dengan
melakukan perancangan ulang dengan sistem pengendalian [10] ______,1998.Boiler Feed Water System,
yang lebih handal, misalnya dengan menggunakan sistem Lentech
kontrol prediktif, atau dengan memperbaiki arsitektur
fuzzy.
DAFTAR PUSTAKA [11] Greg, Harrel. 2001.Steam System Survey
Guide, The University of Tennessee-
Energy, Environment, and Resources
[1]. F.El-Mahallawy, S El-Din Habik. 2002. Center
Fundamentals and technology of
combustion.Elseiver, Ltd [12] Turn,Stephen.R.2000.An Introduction to
Combustion- concept and
[2]. ____,2009. Types of Efficiencies. <URL: application.Singapore: Mc Grawhill
http://www.bacharach-
training.com/combustionzone/efficiencytyp
es1.htm>.
[13] Kusuma dewi,Sri.2002.Analisis&desain sistem
Fuzzy.Yogyakarta:Graha Ilmu
[3]. ____,2009. Combustion Efficiency And Excess Air.
<URL : [16] jantzen,jan. Design Of Fuzzy Controllers
http://www.engineeringtoolbox.com/boiler-
combustion-efficiency-d_271.htm>

[4]. Techmation.2000.”Control strategy : Ratio Control BIODATA PENULIS


System”

[5].Handin purwoko .2008. Studi performansi sistem


pengendalian dan proteksi pada high Nama : Totok Gunawan
pressure drum PT. Indonesia power unit TTL : Bangil, 29 April 1986
bisnis pembangkitan semarang untuk Alamat : Jl. Pakujoyo 11 Bangil-
mengetahui dinamika keamanan proses Kab.Pasuruan-JATIM
melalui simulasi. Jurusan Teknik E-mail : gunaone@ep.its.ac.id
Fisika- ITS

[6]. Sudibjo,wisnu.2008, Optimisasi pengontrol


rasio udara-bahan bakar pada boiler pt. Riwayat Pendidikan :
Pertamina up iv cilacap menggunakan 2005 – sekarang : Teknik Fisika ITS, Surabaya
pengontrol prediktif jaringan syaraf 2002 – 2005 : SMA Negeri 1Bangil
tiruan. Jurusan Teknik Fisika-ITB 2000 – 2003 : SLTP Negeri 1 Bangil
1993 – 2000 : SDN Latek- Bangil

Anda mungkin juga menyukai