Anda di halaman 1dari 73

EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN

PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)


KECAMATAN BENGKAYANG

TUGAS AKHIR

Oleh:

Naca Supyana
NPM: 18M1362

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERUSAHAAN


AKADEMI MANAJEMEN BUMI SEBALO
BENGKAYANG
2021
EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)
KECAMATAN BENGKAYANG

TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Akademik Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.M.)

Oleh

Naca Supyana
NPM: 18M1362

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERUSAHAAN


AKADEMI MANAJEMEN BUMI SEBALO
BENGKAYANG
2021
EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)
KECAMATAN BENGKAYANG

Tanggung Jawab Yuridis:

Naca Supyana
NPM: 18M1362

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat dan Lulus


dalam Ujian Tugas Akhir
Pada Tanggal: 29 Juli 2021

Tim Penguji:
Penguji Pertama, Penguji Kedua,

Mila, S.Sos.,M.S.Sos Martono, S.E.,M.M


NIK:1106129001.114061.031 NIK:1104057701.114061.007

Dosen Pembimbing,

Septiana, M.Si
NIK: 1128098602.11406.028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERUSAHAAN


AKADEMI MANAJEMEN BUMI SEBALO
BENGKAYANG
2021

iii
EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)
KECAMATAN BENGKAYANG

Tanggung Jawab Yuridis:

Naca Supyana
NPM: 18M1362

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing, Ketua Program Studi,

Septiana, M. Si Risma Carla Lydia P., S.Pi, M.M


NIK: 1128098602.114061.028 NIK: 1122088501.114061.029

Bengkayang,

Disahkan Oleh
Direktur,

Septiana, M. Si
NIK: 1128098602.114061.028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERUSAHAAN


AKDEMI MANAJEMEN BUMI SEBALO
BENGKAYANG
2021

iv
PERNYATAAN
KEASLIAN TUGAS AKHIR

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk Tugas Akhir merupakan persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan pada jenjang Diploma III (Tiga), Program Studi
Manajemen Perusahaan, Jurusan Manajemen, Akademi Manajemen Bumi Sebalo
Bengkayang.

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Naca Supyana


Nomor Pokok Mahasiswa : 18M1362
Tempat Tanggal Lahir : 2 September 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Judul Tugas Akhir : Efektivitas Program Penyuluh Pertanian
Lapangan Pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Kecamatan Bengkayang
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Karya ilmiah / Tugas akhir saya dengan judul tersebut di atas adalah benar karya
saya sendiri, bebas dari peniruan terhadap hasil karya orang lain.
2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka
Saya Bersedia Menerima Sanksi, sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi khususnya pasal 42
ayat 3 yang menyatakan “ Lulusan Pendidikan Tinggi yang menggunakan karya
ilmiah atau memperoleh ijasah dan gelar, yang tebukti merupakan hasil jiplakan
atau plagiat, ijasahnya dinyatakan tidak sah dan gelarnya dicabut oleh
Perguruan Tinggi”.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab.

Dibuat di : Bengkayang
Pada Tanggal : 26 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan,

Naca Supyana
NPM: 18M1362
BIODATA PENELITIAN

v
Data Pribadi :
Nama mahasiswa : Naca Supyana
Tempat dan Tanggal Lahir : Suti Semarang, 2 September 1995
Nomor Pokok Mahasiswa : 18M1362
Nama Ibu Kandung : Anyuk
Tanggal Masuk Akmen-BS : 28 Agustus 2018
Tanggal Seminar/Lulus : 29 Juli 2021
Jurusan : Manajemen
Program Studi : Manajemen Perusahaan
Jenjang Pendidikan : Diploma Tiga
Gelar Yang Diperoleh : Ahli Madya (A.Md.M)
Perguruan Tinggi : Akademi Manjemen Bumi Sebalo Bengkayang

Tempat Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyrakat


Judul PPM : Efektivitas Program Penyuluh Pertanian Lapangan
Pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)Kecamatan
Bengkayang.
Permasalahan Penelitian : Bagaimana Efektivitas Program Penyuluh Pertanian
: Lapangan Pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
: Kecamatan Bengkayang.
Alamat Lembaga : Jalan. Pertanian, No.104, Kelurahan Bumi Emas
Bidang Usaha : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan
Bengkayang

Tanggal Berdiri : Tahun 1981


Waktu Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat
Mulai : 11 Januari 2021
Berakhir : 5 Februari 2021
Pembimbing
Pembimbing Lapangan : Petrus Ipit,S.PKP
Jabatan : Kepala BPP/ Koordinator Penyuluh
Pembimbing Akademik : Septiana. M.Si
NIK : 1128098602.114061.028

Bengkayang, 26 Juli 2021


Peneliti,

Naca Supyana
NPM: 18M1362

vi
ABSTRAK

A. Naca Supyana
B. NPM: 18M1362
C. Efektivitas Program Penyuluh Pertanian Lapangan Pada Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang.
D. xv; 56 halaman; Tahun 2021; 5 Tabel; 1 Gambar; 5 Lampiran;
E. Kata Kunci : Efektivitas, Program, Penyuluhan Pertanian Lapangan
F. Isi
Pertanian merupakan sektor yang paling penting. karena dengan semakin
bertambahnya penduduk Indonesia maka akan semakin meningkat pula
kebutuhan akan pangan. sehingga sektor pertanian melakukan usaha-usaha
untuk meningkatkan produksi pangan dengan jalan intensifikasi, deversifikasi
dan ekstensifikasi. Oleh sebab itu perlu diketahui apa saja Program-Program
yang ada Pada Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan
Bengkayang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Efektivitas
Program Penyuluh Pertanian Lapangan Pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Kecamatan Bengkayang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu, teknik observasi,
wawancara dan studi dokumentasi. Adapun objek dalam penelitian ini adalah
pimpinan instansi dan pegawai pada kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Kecamatan Bengkayang.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan maka dapat
diketahui bahwa ada Program yang sudah berjalan efektif dan yang belum
efektif. Oleh karena itu, pimpinan berusaha untuk lebih memperhatikan
program dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian
lapangan untuk mencapai efektivitas program yang diinginkan.
G. Daftar Acuan 22 (1996-2021)
H. Septiana, M.Si.

vii
ABSTRACT

A. Naca Supyana
B. NPM: 18M1362
C. Effectiveness of Field Agricultural Extension Program at Agricultural
Extension Center (BPP) Bengkayang District.
D. xv; 56 Pages; 5 Tables; 1 Picture; 5 Attachments;
E. Keyword: Keyword: Effectiveness; Program; field agricultural extension;
F. Contect
Agriculture is the most important sector. because with the increasing
population of Indonesia, the need for food will also increase. so that the
agricultural sector makes efforts to increase food production by means of
intensification, diversification and extensification. Therefore, it is necessary to
know what programs exist at the Bengkayang District Agricultural Extension
Office (BPP). The purpose of this study was to determine the effectiveness of
the Field Agricultural Extension Program at the Bengkayang District
Agricultural Extension Center (BPP).
The method used in this research is qualitative method. By using several
data collection techniques, namely, observation techniques, interviews and
documentation studies. Where the object of this research is the head of the
agency and employees at the office of Agricultural Extension Center (BPP)
Bengkayang District.
From the results of research that has been carried out in the field, it can
be seen that there are several programs that have been effective and some
programs that are still not effective. Therefore, the leader tries to pay more
attention to the programs and activities carried out by field agricultural
extension workers to achieve the desired program effectiveness.
G. Reference List 22 (1996-2021)
H. Septiana. M.Si

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir yang berjudul “Efektivitas Program Penyuluh Pertanian Lapangan Pada

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang” yang merupakan

salah satu persyaratan akademik bagi penulis untuk menyelesaikan Jejang Diploma

III (A.Md.M.). di Akademi Manajemen Bumi Sebalo Bengkayang.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan,

bantuan, petunjuk, dan saran maupun dorongan dari beberapa pihak, maka pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Septiana, M.Si selaku Direktur Akademi Manajemen Bumi Sebalo

Bengkayang

2. Ibu Risma Carla Lydia Pascasia, S.Pi., M.M selaku ketua program studi di

Akademi Manajemen Bumi Sebalo Bengkayang

3. Ibu Septiana, M.Si Selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Tugas

Akhir yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Martono,SE,MM dan Ibu Mila, S.Sos.,M.Sos Selaku penguji dalam

dalam penyusunan Tugas Akhir yang telah memberikan perbaikan dan arahan

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

ix
5. Bapak dan Ibu Dosen Serta Staff Administrasi Akademi Manajemen Bumi

Sebalo Bengkayang

6. Pimpinan beserta Staf Pegawai Negeri Sipil maupun Karyawan Pada Kantor

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang Selaku Kepala

Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bengkayang Yang Telah

Memberikan Ijin Penelitian.

7. Bapak, Ibu dan saudara tercinta yang telah banyak memberi bantuan dorongan

selama Peneliti menjalani studi hingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Akademi Manajemen Bumi Sebalo Bengkayang yang

turut memberikan semangat dan saran dalam menyelesaikan penulisan Tugas

Akhir ini.

9. Pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, yang telah turut membantu

sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir kini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

pembaca serta mengharapkan saran yang bersifat membangun guna untuk

penyempurnaan Tulisan Akhir ini.

Bengkayang, Juli 2021

Penulis

Naca Supyana

x
NPM:18M1362

xi
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL UTAMA.........................................................................i

HALAMAN JUDUL KEDUA.........................................................................ii

HALAMAN TIM PENGUJI............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN DIREKTUR.....................................................iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ...............................v

BIODATA PENELITI......................................................................................vi

ABSTRAK........................................................................................................vii

ABSTRACT.......................................................................................................viii

KATA PENGANTAR......................................................................................ix

DAFTAR ISI....................................................................................................xi

DAFTAR TABEL............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian..................................................................1

B. Perumusan Masalah Penelitian...........................................................4

C. Tujuan Penelitian................................................................................4

D. Manfaat Penelitian..............................................................................4

E. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................6

F. Metode Penelitian...............................................................................6

xii
BAB II TINJAUAN PUSAKA

A. Pengertian Efektivitas.........................................................................17

B. Pengertian Program............................................................................18

C. Pengertian Penyuluh...........................................................................19

D. Pengertian Pertanian...........................................................................22

E. Penyuluh Pertanian Lapangan............................................................23

F. Program Penyuluhan Pertanian...........................................................26

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)


Kecamatan Bengkayang.....................................................................29

B. Visi Dan Misi Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)


Kecamatan Bengkayang....................................................................30

C. Struktur organisasi Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP)


Kecamatan Bengkayang.....................................................................31

D. Tugas dan Tanggung Jawab Susunan Kepengurusan.........................31

E. Keadaan Tenaga Kerja Kantor Balai Penyuluh


Pertanian Kecamatan Bengkayang.....................................................35

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data Hasil Penelitian............................................................38

B. Pembahasan........................................................................................50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................53

B. Saran...................................................................................................53

DAFTAR PUSAKA.........................................................................................55

xiii
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Kantor Balai Penyuluh
Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang.....................................35

Tabel 3.2 Sarana Dan Prasarana Kantor Balai Penyuluhan Pertanian


(BPP) Kecamatan Bengkayang......................................................37

Tabel 4.1 Hasil Observasi Program Penyuluh Pertanian Pada


Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang........40

Tabel 4.2 Hasil Observasi Efektivitas Kemampuan Penyuluh


Pertanian Pada Kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang.................46

Tabel 4.3. Hasil Observasi Usaha dalam Meningkatkan Produksi


Pangan Pada Kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang....................49

xv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Struktur Organisasi...............................................................33

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Uraian Kegiatan PPM

2. Daftar Hadir Selama PPM

3. Pedoman Observasi

4. Pedoman Wawancara

5. Foto-Foto Kegiatan Selama PPM

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena dengan semakin

bertambahnya penduduk Indonesia maka akan semakin meningkat pula

kebutuhan akan pangan. Sehingga sektor pertanian melakukan usaha-usaha

untuk meningkatkan produksi pangan dengan jalan intensifikasi, deversifikasi

dan ekstensifikasi. Produktivitas pertanian yang baik tidak hanya dapat

memenuhi kebutuhan hasil pertanian yang tinggi, namun juga menunjang

kesejahteraan para petani.

Keberhasilan usaha peningkatan produksi pertanian memang dipengaruhi

oleh banyak faktor. Namun dari banyak faktor tersebut, ada beberapa faktor

yang sangat tergantung pada upaya yang dilakukan oleh sumber daya manusia,

diantaranya penyiapan lahan, penerapan tata cara budidaya yang benar, cara

panen yang tepat dan pengolahan pasca panen yang bagus. Hal-hal tersebut

tentu memiliki konten teknologi yang berpengaruh secara langsung dan harus.

Minimnya informasi mengenai cara efektif peningkatan hasil produksi

pertanian, keterbatasan sumber daya, dan kurangnya tingkat intervensi positif

dari pihak penyuluh pertanian juga turut berpengaruh pada kegagalan

peningkatan produksi pertanian tersebut. Berikut beberapa usaha untuk

meningkatkan hasil pertanian.

1
2

Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada

dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan

menggunakan berbagai sarana. Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh

dengan program  panca usaha tani, meliputi kegiatan sebagai berikut yaitu

melalui panca usaha tani: seperti Pengolahan tanah yang baik, Pengairan/irigasi

yang teratur, Pemilihan bibit unggul, Pemupukan dan Pemberantasan hama dan

penyakit tanaman.

Ekstensifikasi Pertanian adalah usaha meningkatkan hasil pertanian

dengan cara memperluas lahan pertanian baru, misalnya membuka hutan dan

semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum

dimanfaatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka

persawahan pasang surut.

Diversifikasi Pertanian adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau

tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil

pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani

juga beternak ayam dan beternak ikan. Memperbanyak jenis tanaman pada

suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi

ladang.

Dalam pelaksanaannya petani memegang peran penting agar

pembangunan pertanian lebih cepat berhasil, maka dari itu penyuluh pertanian

sangat penting untuk mendorong dan menggerakkan petani-petani untuk

melakukan usaha taninya agar lebih efektif dan efisien.


3

Penyuluhan yang baik dan mudah dipahami oleh petani maka

transformasi ilmu yang diberikan dapat diterapkan oleh petani dalam

usahataninya. Tapi kenyataannya, penyuluh pertanian kurang diperhatikan

keberadaannya di daerah-daerah pedesaan.

Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang

dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai

rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah

dengan peran serta aktif individu, kelompok, atau masyarakat untuk

memecahkan masalah dengan memperhitungkan faktor sosial, ekonomi, dan

budaya setempat. penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal

yang baru agar masyarakat tertarik, berminat dan bersedia untuk

melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan tidak lepas

dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat mengerti, memahami, tertarik,

dan mengikuti apa yang disuluhkan dengan baik, benar, dan atas kesadarannya

sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru dalam kehidupannya. Oleh

karena itu penyuluhan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, terarah,

dan berkesinambungan.

Memperluas lapangan kerja dan usaha, serta bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani. Dengan pelaksanaan

system penyuluhan yang baik, terpola, tersusun, dan tepat, serta akurat,

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang produktif berupa peningkatan

indikator–indikator dalam sektor pertanian pada umumnya, dan sub sektor


4

pertanian tanaman pangan, hortikulutra, perikanan/peternakan dan kehutanan,

pada khususnya.

Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang melaksanakan Program penyuluhan

pertanian. Berdasarkan survei awal BPP telah melaksanakan program

penyuluhan kepada petani, dengan banyaknya program yang telah

dilaksanakan, Oleh karena itu penulis tertarik memilih judul tentang Efektivitas

Program Penyuluh Pertanian Lapangan pada Balai Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Bengkayang.

B. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana

efektivitas Program Penyuluhan Pertanian pada Balai Penyuluhan Pertanian

(BPP) Kecamatan Bengkayang”?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah,

1. Untuk Mengetahui Efektivitas Program Penyuluh Pertanian Lapangan

pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang.

2. Untuk Menganalisis Efektivitas Program Penyuluh Pertanian Lapangan

pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang.


5

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakam sebagai bahan referensi untuk

menambah informasi dan pengetahuan mengenai efektivitas program

penyuluh pertanian lapangan.

a. Bagi penulis

1) Dapat menjadi bahan referensi untuk menambahan

wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam mengetahui

efektivitas program penyuluh pertanian lapangan pada balai

penyuluhan pertanian (BPP) kecamatan bengkayang.

2) Dalam Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh penulis selama menempuh

perkuliahan. Terutama yang berkaitan dengan mata kuliah

sumber daya manusia dan manajemen kepemimpinan.

3) Bagi Akademi Manajemen Bumi Sebalo Bengkayang.

penelitian ini dapat digunakan sebagai relasi (kerja sama)

terhadap Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Kecamatan Bengkayang.
6

2. Manfaat Praktis

Bagi Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan

Bengkayang. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

saran yang bermanfaat bagi perusahaan/instansi khususnya dalam

mengatasi permasalahan efektivitas Program Penyuluh Pertanian

Lapangan.

E. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama masa PPM yang berlangsung

selama satu bulan dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut:

a. Mulai : 11 Januari 2021

b. Berakhir : 05 Februari 2021

2. Tempat Penelitian

Berdasarkan hasil konsultasi dan persetujuan dengan pihak

Akademik AKMEN-BS dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Kecamatan Bengkayang, maka pelaksanaan penelitian ini dilakukan:

a. Nama Instansi : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Kecamatan Bengkayang

b. Bidang usaha/kegiatan : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Dinas Pangan, Pertanian Dan Perkebunan

Kecamatan Bengkayang
7

c. Alamat : Jalan Pertanian, No. 104, Kelurahan

Bumi Emas

F. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

“ Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif


untuk mempermudah peneliti menjabarkan penelitian secara terbuka dan
mendalam mengenai suatu permasalahan yang sedang diteliti oleh
penulis. Menurut Sugiyono (2010:15), menjelaskan bahwa: Metode
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi,
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekan makna dari pada generalisasi”.

Menurut Maleong (2013:5) Metode Kualitatif adalah sebuah

penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam

kontak sosial secara alami dengan mengedepankan proses interaksi

komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang

diteliti.

2. Jenis dan sumber data

a. Jenis data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal

bukan dalam bentuk angka yang termasuk data kualitatif dalam

penelitian ini yaitu gambaran umum obyek penelitian, meliputi:


8

Sejarah singkat berdirinya, letak geografis obyek, Visi dan Misi,

struktur organisasi, keadaan, dan prasarana.

b. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan dua sumber data yaitu :

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2017;193) yang dimaksud data primer


adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Menurut Iqbal Hasan (2002: 82) data primer
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya. Data primer didapat dari
sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017:137) Data sekunder adalah sumber


yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Menurut Danang Sunyoto (2013:21), Data primer adalah data
asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab
masalah penelitiannya secara khusus dan data sekunder adalah
data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan
dan dari sumber lainnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan

permasalahan dalam tugas akhir ini, maka penulis menggunakan metode-

metode sebagai berikut :


9

a. Observasi

“ Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data


dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung
di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau
membuktikan kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang
dilakukan. menurut Gulo (2010:116), observasi adalah metode
pengumpulan data di mana peneliti mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian”.
b. Wawancara

“Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Menurut Ruslan

(2008:23), wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan

data dalam metode survei melalui daftar pertanyaan yang diajukan

secara lisan terhadap responden (subjek).

c. Studi Dokumentasi

“ Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data


kualitatif dengan melihat dan menganalisis dokumen-dokumen
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
Menurut Herdiansyah (2010:143), Studi dokumentasi merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk
mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu
media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat
langsung oleh subjek yang bersangkutan”.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti

berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna

atau menunjang tujuan. Menurut Pasolong (2007:67), efektivitas pada dasarnya

berasal dari kata efek dan digunakan istilah ini sebagai hubungan sebab akibat.

Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas

berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau

dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan.

Menurut Kurniawan (2008:89), efektivitas adalah kemampuan

melaksanakan tugas, fungsi operasi kegiatan program atau misi dari pada suatu

organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara

pelaksanaannya. Sementara Effendy (2003:14) menyebutkan bahwa efektivitas

adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai

dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil

yang ditentukan.

Berdasarkan pendapat di atas efektivitas adalah suatu komunikasi yang

melalui proses tertentu, secara terukur yaitu tercapainya sasaran atau tujuan

yang ditentukan sebelumnya. Dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang

ditetapkan dan jumlah orang yang telah ditentukan. apabila ketentuan tersebut

17
18

berjalan dengan lancar, maka tujuan yang direncanakan akan tercapai sesuai

dengan yang diinginkan.

B. Pengertian Program

Sebagai dasar pemikiran untuk mengungkap permasalahan yang akan

dibahas dalam penyusunan penelitian ini, maka terlebih dahulu mendefinisikan

pelaksanaan dan program, agar lebih jelas mengenai pengertian program itu

sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 308), pelaksanaan

berasal dari kata laksana yang artinya menjalankan atau melakukan suatu

kegiatan. Sedangkan Joan L. Herman yang dikutip oleh Farida (2008:9)

mengemukakan definisi program sebagai, segala sesuatu yang dilakukan oleh

seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Lebih

lengkap lagi, Hasibuan (2006:72) juga mengungkapkan bahwa program adalah,

suatu jenis rencana yang jelas dan konkret karena di dalamnya sudah tercantum

sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, dan waktu pelaksanaan yang telah

ditetapkan.

Menurut Charles O. Jones (1996:166), program adalah cara yang

disahkan untuk mencapai tujuan. Dalam dunia pertanaian program disebut,

Program Pembangunan pertanian yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses

perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan

status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan

untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia baik secara ekonomi,

sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan improvement.


19

Selain itu, definisi program juga termuat dalam Undang-Undang RI

Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

menyatakan bahwa : Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau

lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk

mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan

masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi masyarakat.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan program adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh individu maupun kelompok berbentuk pelaksanaan kegiatan

yang didukung kebijaksanaan, prosedur, dan sumber daya dimaksudkan

membawa suatu hasil untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

C. Pengertian Penyuluh

Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 ditegaskan bahwa penyuluhan

adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka

mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber lainnya, sebagai upaya

untuk meningkatkan produktivitas, effisiensi usaha, pendapatan dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian lingkungan

hidup.

Menurut Soedijanto (2004.28-29), tujuan penyuluhan pertanian saat ini

adalah menghasilkan manusia pembelajar, manusia penemu ilmu dan teknologi,

manusia pengusaha agribisnis yang unggul, manusia pemimpin di


20

masyarakatnya, manusia ‘guru’ bagi petani lain, yang bersifat mandiri dan

interdependensi, karena itu maka penyuluhan adalah proses pembelajaran dan

proses pemberdayaan.

Sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,

pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui

penyuluhan. Komisi Penyuluhan adalah kelembagaan independen yang

dibentuk pada tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota yang terdiri atas para

pakar dan/atau praktisi yang mempunyai keahlian dan kepedulian dalam bidang

penyuluhan atau pembangunan perdesaan. Pengertian Pertanian


21

Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan

bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan

komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

dan/atau peternakan dalam suatu agro ekosistem. 

Ken Suratiyah (2015:23), kegiatan manusia dalam membuka lahan

dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman, baik tanaman semusim

maupun tanaman tahunan, tanaman pangan maupun tanaman non-

pangan, serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan.

Menurut Bukhori (2014:15), Serta pemanfaatan hewan yang dapat

membantu tugas para petani kegiatan ini merupakan suatu cakupan

dalam bidang pertanian.

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-Negara

Berkembang. Peran atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan

ekonomi suatu negara menduduki posisi yang penting sekali. Hal ini

antara lain disebabkan beberapa faktor yang dinyatakan oleh Totok

Mardikanto (2007:3), yaitu sebagai berikut:

1. sektor pertanian merupakan sumber persediaan bahan makanan dan


bahan mentah yang dibutuhkan oleh suatu Negara.
2. tekanan-tekanan demografis yang besar di negara-negara
berkembang yang disertai dengan meningkatnya pendapatan dari
sebagian penduduk menyebabkan kebutuhan tersebut terus
meningkat.
3. pertanian harus dapat menyediakan faktor-faktor yang dibutuhkan
untuk ekspansi sektor-sektor lain terutama sektor industri. Faktor-
faktor ini biasanya berwujud modal, tenaga kerja, dan bahan
mentah.
22

4. sektor pertanian merupakan sektor basis dari hubungan-hubungan


pasar yang penting berdampak pada proses pembangunan. Sektor
ini dapat pula menciptakan keterkaitan kedepan dan keterkaitan
kebelakang yang bila disertai dengan kondisi-kondisi yang tepat
dapat memberi sumbangan yang besar untuk pembangunan.
5. sektor ini merupakan sumber pemasukan yang diperlukan untuk
pembangunan dan sumber pekerjaan dan pendapatan dari sebagian
besar penduduk negara-negara berkembang yang hidup di pedesaan.
D. Penyuluhan Pertanian Lapangan
23

Menurut Totok Mardikanto (2009:84), penyuluhan pertanian adalah suatu

proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan

memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang

partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholders

(individu, kelompok, dan kelembagaan) yang terlibat dalam proses

pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang berdaya, mandiri dan

partisipatip yang semakin sejahtera dan berkelanjutan.

Dalam UU Nomor 16 Tahun 2006, penyuluhan adalah proses

pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan

mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi

pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya,

serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Menurut Mardikanto (2009:56), kegiatan penyuluhan diartikan dengan

berbagai pemahaman, yaitu penyebarluasan informasi, penerangan atau

penjelasan, pendidikan non formal (luar sekolah), perubahan perilaku, rekayasa

sosial, pemasaran inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (perilaku

individu, nilai-nilai, hubungan antar individu, kelembagaan), pemberdayaan

masyarakat serta penguatan komunitas.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) merupakan petugas dari Balai

Penyuluhan Pertanian (BPP) kabupaten/kota/kecamatan yang diperbantukan

untuk memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian

dengan basis administrasi kecamatan.


24

Sebelum membina, Penyuluh Pertanian Lapangan melakukan pendekatan

dengan memahami kemampuan kelompok maupun perorangan agar materi

yang disampaikan kepada petani dapat dicerna dengan baik oleh

petani. Selanjutnya diadopsi dengan baik agar petani senantiasa meningkatkan

efisiensi usaha pertaniannya. Penyuluh Pertanian Lapangan dibekali

kemampuan meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai pengajar.

1. Peran

Penyuluh bertugas memberikan dorongan kepada petani agar mau

mengubah cara berpikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai

dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian yang

lebih maju. Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dalam

melaksanakan tugasnya mempunyai tiga peranan:

a. Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau


cara-cara baru dalam budidaya tanaman agar petani lebih terarah
dalam usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-
kegagalan dalam usaha taninya;
b. Berperan sebagai pemimpin, yang dapat membimbing dan
memotivasi petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerjanya
agar timbul keterbukaan dan mau menerima cara-cara bertani baru
yang lebih berdaya guna dan berhasil, sehingga tingkat hidupnya
lebih sejahtera;
c. Berperan sebagai penasihat, yang dapat melayani, memberikan
petunjuk-petunjuk dan membantu para petani baik dalam bentuk
peragaan atau contoh-contoh kerja dalam usahatani memecahkan
segala masalah yang dihadapi.

2. Perencanaan

Beberapa perencanaan dari penyuluh pertanian lapangan, yaitu:

a. Menyusun program penyuluhan bagi wilayah kerjanya;

b. Menetapkan impact point dan mencari pemecahannya;


25

c. Melakukan kunjungan lapangan, melaksanakan demonstrasi

dan pembinaan kegiatan kelompok tani;

d. Bersama dengan kelompok tani mengembangkan kelompok

tani agar menjadi kekuatan ekonomi dan sosial bagi masyarakat

sekitarnya;

e. Bersama dengan pihak pemerintah setempat dan pihak-pihak

terkait mencari pemecahan masalah yang dihadapi, khususnya

menyangkut masalah sarana produksi pertanian.

3. Kegiatan lapangan

Kegiatan lapangan yang dilakukan penyuluh pertanian lapangan, yaitu:

a. Menyebarluaskan informasi;

b. Mengajarkan ketrampilan atau kecakapan bertani dan lain-lain

yang lebih baik;

c. Mengusahakan sarana produksi dan usaha sampingan lainnya;

d. Menimbulkan swadana atau swadaya dalam usaha-usaha

perbaikan;

e. Memberikan rekomendasi berusaha tani dan lain-lain yang

lebih menguntungkan

E. Program Penyuluhan Pertanian


26

Program penyuluhan yang baik sebaiknya dilakukan berdasarkan

kebutuhan masyarakat yang ada di daerah tersebut (sistem bottom up).

Pemerintah harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat lalu

kemudian menentukan program apa yang cocok dilakukan di daerah tersebut.

Balai penyuluh pertanian (BPP) kecamatan bengkayang yang melaksanakan

Program penyuluhan pertanian. Terdapat beberapa program yang tersedia yaitu

sebagai berikut:

1. Peningkat ketahanan pangan (pertanian/perkebunan)

2. Program Peningkatan sarana produksi

3. Program peningkatan pemasaran hasil produksi

4. Program peningkatan kesejahteraan petani

5. Program peningkatan penerapan teknologi informasi

6. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

Dengan semakin meningkat pula kebutuhan akan pangan. sehingga sektor

pertanian melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi pangan dengan

jalan intensifikasi, deversifikasi dan ekstensifikasi. Untuk meningkatkan

produktivitas pertanian perlu adanya upaya yang harus dilakukan yaitu:

1) Intensifikasi adalah upaya untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa

memperluas lahan pertanian yang telah ada. Intensifikasi lebih dikenal

dengan nama Panca Usaha Tani. upaya intensifikasi yang dilakukan

dengan cara penggunaan pupuk, bibit unggul, pengairan, pemeliharaan,

dan penyuluhan.
27

2) Deversifikasi adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara

memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan pertanian. diversifikasi

pertanian lebih dikenal sistem tumpang sari yaitu, dengan menanam

beberapa jenis tanaman secara bersamaan pada lahan yang sama.

3) Ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan

memperluas lahan pertanian. seperti membuka hutan dan semak belukar,

hingga daerah sekitar rawa-rawa. daerah pertanian yang belum digunakan

juga termasuk langkah dalam ekstensifikasi pertanian.


BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah berdirinya Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan


Bengkayang

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang saat ini

sebagaimana diatur dalam UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) bahwa pada tingkat

Kecamatan disebut Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Gedung Balai

Penyuluhan ini di bangun sejak tahun 1979 berdiri diatas tanah seluas 1 hektar,

dengan luas bangunan sekitar 15 meter persegi panjang dengan panjang 20

meter.

Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kedinasan dan penyelenggaraan

penyuluhan pertanian dan pelayanan kepada masyarakat terdapat sejumlah

aparat Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu

penyuluh pertanian (THL-TBPP) sebagai tenaga fungsional dan honorer baik

yang bertugas di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang

maupun yang bertugas dilapangan (Desa/Kelurahan) sebagai penyuluh

pertanian dan kehutanan, tingkat pendidikan yang dimiliki berbeda-beda mulai

dari tingkat pendidikan Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) sampai

Megister.

29
30

B. Visi Dan Misi Pada Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan
Bengkayang

1. Visi
Terujudnya Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha Yang Berdaya Saing,

Bermatabat, Mandiri, Dan Sejahtera.

2. Misi

a. Memperkuat Kapasitas Modal Manusia Dan Modal Sosial

Pertanian.

b. Membangun Strategi Kemitraan Pemerintan, Masyarakat,

Dunia Bisnis Dan Akademis.

c. Mengembangkan Keterpaduan Sistem Dalam Penyuluhan

Pertanian.

d. Mengembangkan Keberlanjutan Sistem Komunikasi Dan

Inovasi Daya Adaktif Terhadap Perubahan Lingkungan.


31

C. Struktur Organisasi Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan


Bengkayang
D.
E.
KEPALA BPP KEPALA BPP
F.

G.
H.KEPALA BPP STAFF
ADMINISTRASI

I.
J. KEPALA BPP STAFF
K. KANTOR

STAFF
KANTOR

PPL PPL PPL PPL PPL PPL


L. WKPP WKPP WKPP
WKPP WKPP WKPP

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber : Kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang 2021


32

D. Tugas Dan Tanggung Jawab Susunan Kepengurusan

Struktur organisasi diatas dapat dijelaskan tugas pokok dan fungsi

(TUPOKSI) Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang

sebagai berikut:

Tugas pokok Penyuluhan Pertanian adalah melakukan kegiatan

penyuluhan pertanian kepada petani sesuai dengan rencana kerja penyuluhan

pertanian yang disusun berdasarkan programa penyuluhan pertanian di wilayah

kerjanya. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok, Penyuluh Pertanian

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemauan dan kemampuan petani dalam


melakukan usahanya dengan mendiagnosis dan pemberian motivasi
kepada petani.
2. Penggalian potensi dan sumber daya petani dengan
melaksanakan pelatihan keterampilan dan pendampingan kepada
petani.
3. Penggalian nilai-nilai dasar dengan melaksanakan penguatan
keserasian sosial, penataan lingkungan dan bimbingan lanjut kepada
petani.
4. Pemberian akses dengan melaksanakan peningkatan akses
pemasaran hasilusaha dan suvervisi kepada petani.
5. Pemberian bantuan usaha dengan memberikan stimulan modal,
peralatanusaha, dan tempat usaha.

Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang

mempunyai tugas Mengkoordinir dan memfasilitasi seluruh penyelenggaraan

penyuluhan di wilayah kerjanya, baik yang bersifat intern maupun berhubungan

dengan pihak lain dalam rangka pencapaian tujuan penyuluhan.

1. Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang

a. Tugas pokok
33

1) Mengkoordinir dan memfasilitasi seluruh

penyelenggaraan penyuluhan di wilayah kerjanya, baik yang

bersifat intern maupun berhubungan dengan pihak lain dalam

rangka pencapaian tujuan penyuluhan.

2) Menyediakan kerangka acuan penyelenggaraan

penyuluhan di kecamatan, kelurahan dan kelompok tani.

3) Membimbing para penyuluh di wilayah kerjanya baik

dalam hal teknis penyuluhan maupun tertib administratived.

mengumpulkan bahan-bahan berdasarkan kebutuhan prioritas

untuk disampaikan dalam forum musyawarah rencanaan

pembangunan tani (musrenbangtan) kecamatan dan

musyawarah rencanaan pembangunan kelurahan

(musrenbangkel) tahun berikutnya.

4) Menunjuk dan merekomendasikan Bank penyalur dan

pencairan BOP.

5) Koordinator penyuluh kecamatan agar segera

melaporkan kepada dinas apabila terjadi alih tugas, pensiun,

wafat dan tindak indisipliner lainnya, untuk di lakukan

pemberhentian penyaluran BOP maupun sanksi lainnya.

6) Fasilitasi monitoring dan evaluasi penyelenggaraan

program penyuluhan yang dilaksanakan oleh para penyuluh di

wilayah kerjanya.
34

7) Mengkoodinasikan semua rencana dan pelaksanaan

kegiatan, yang disusun dalam bentuk programa kepada

Kepala Bidang Informasi dan Penyuluhan Dinas Pertanian

dan Kehutanan.

8) Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, koordinator Balai

Penyuluhan Pertanian (BPP) bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas Pertanian.

2. Tugas POPT

a. Melakukan pengamatan perkembangan OPT/DPI;

b. Melakukan peramalan dan pengendalian OPT serta

penananganan DPI;

c. Membuat rekomendasi pengendalian OPT;

d. Melakukan bimbingan di kelompok tani.

3. Tugas MANBUN

Perkebunan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perkebunan.

4. Tugas Teknis Perikanan

Teknis Perikanan mempunyai tugas mengembangkan perikanan

budidaya.

5. Tugas staff administrasi

Adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Mengelola buku harian


35

b. Memesan persediaan media tulis kantor

c. Membuat agenda kantor.

d. Filling data entry / mengisi data entri perusahaan

e. Memilah pos, surat, paket kiriman, pemesanan.

f. Menjawab dan menerima telepon, pengetikan, dokumen, surat

menyurat offline ataupun online.

6. Tugas staff penyuluhan Lapangan

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) memiliki tugas untuk

memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian

dengan basis administrasi kecamatan.

E. Keadaan Tenaga Kerja Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP)


Kecamatan Bengkayang

Jumlah tenaga kerja Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan

Bengkayang dengan jumlah 13 orang dan satu pimpinan. Untuk memperjelas

nama dan bagiannya masing-masing pegawai dapat dilihat dalam struktur

organisasi, yang berasal dari berbagai daerah di kecamatan bengkayang. Salah

satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai yaitu:

1. Pendidikan

Adapun tingkat pendidikan yang dimiliki oleh tenaga kerja/ pegawai pada

kantor balai penyuluhan pertanian kecamatan bengkayang, kebanyakan

adalah S1 dan D3. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut

ini:
36

Tabel 3.1
Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Pada Kantor
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang

Tingkat Jumlah
No
Pendidikan (Orang) Persentase(%)
1 Sarjana (S1) 6 50,00
2 Diploma (D3) 4 35,00
3 SLTA/Sederajat 2 15,00
Jumlah 12 100
Sumber: Kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang, Tahun 2021

Berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa pegawai kantor

balai penyuluhan pertanian kecamatan bengkayang saat ini berjumlah 12

pegawai, lulusan SLTA sebanyak dua orang pegawai atau sebesar 15,00

persen,yang berpendidikan D3 sebanyak 4 orang pegawai dengan jumlah

35,00 persen, yang berpendidikan S1 sebanyak 6 orang pegawai atau

sebesar 50,00 persen.

Namun ada kualitas yang dimiliki oleh pegawai kantor balai

penyuluhan pertanian kecamatan bengkayang tersebut sudah diimbangi

dengan kemampuan teknis yang ada, tetapi masih terdapat pegawai yang

kurang memahami.

2. Lingkungan kerja

Kondisi lingkungan kerja didalam suatu organisasi sangatlah

penting untuk diperhatikan. Penyusunan suatu sistem kerja yang baik

tidak akan dapat terlaksana dengan efektif apabila tidak didukung kondisi

lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang memuaskan dapat

meningkatkan gairah dan semangat kerja yang tingi didalam suatu


37

organisasi. Penyediaan peralatan kantor dipandang suatu keharusan bagi

kantor karena apabila penyediaan peralatan kantor tidak lengkap akan

menganggu aktivitas kerja pegawai.

Berdasarkan dengan prasarana yang ada demi menunjang

pelaksanaan tugas pekerjaan tentunya tidak luput dari adanya sarana

kantor atau peralatan kantor, maka pegawai melaksanakan tugasnya

dengan baik. Untuk menunjak kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi

yang menjadi tanggung jawab kantor balai penyuluhan pertanian

kecamatan bengkayang telah menyediakan peralatan dan perlengkapan

kantor. Adapun jenis peralatan kantor dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai

berikut:

Tabel 3.2
Sarana Dan Prasarana Kantor Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) Kecamatan Bengkayang
Tahun 2021
No Jenis Peralatan Jumlah Keadaan
1 Komputer 3 buah bagus
2 CPU 3 buah bagus
3 Printer 3 buah bagus
4 Kipas Angin 2 buah bagus
5 Lemari Buku 1 buah bagus
6 Rak Buku 1 buah bagus
7 Meja Kerja 6 buah bagus
8 Kursi Kerja 6 buah bagus
9 Meja Tamu 2 buah bagus
10 Kursi Tamu 6 buah bagus
11 Jam Dinding 5 buah bagus
12 Kendaraan Dinas Roda 2 3 buah bagus
Jumlah 36 buah
Sumber: Kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang, Tahun 2021
38

Dari data diatas dapat dilihat jumlah perangkat kerja atau inventaris kantor balai

penyuluhan pertanian kecamatan bengkayang jumlah keseluruhan peralatan 36 buah

dalam keadaan baik semua.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian dengan judul “Efektivitas

Program Penyuluh Pertanian Lapangan pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Kecamatan Bengkayang”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga

teknik Pengumpulan data yaitu, teknik observasi, wawancara dan studi

dokumentasi.

Dengan hasil analisis data yang di dapat selama penelitian di lapangan

yaitu, dimana penulis mengunakan objek dan sumber informan pada penelitian

ini adalah Pimpinan dan Pegawai pada kantor Balai Penyuluhan Pertanian

(BPP) Kecapatan Bengkayang.

1. Hasil penelitian observasi Efektivitas Program Penyuluhan Pertanian


Lapangan pada kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang

a. Hasil Penelitian Observasi Program Penyuluhan Pertanian


Lapangan pada BPP Kecamatan Bengkayang.

Programa penyuluhan pertanian adalah rencana tentang

kegiatan penyuluhan pertanian yang memadukan aspirasi petani-

nelayan dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah dan

program pembangunan pertanian yang menggambarkan keadaan

sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah-masalah dan alternatif

pemecahannya, serta cara mencapai tujuan yang disusun secara

partisipatif, sistematis, dan tertulis setiap tahun.

38
39

Programa penyuluhan pertanian kecamatan dan

desa/kelurahan merupakan perpaduan antara rencana kerja

pemerintah dengan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, serta

pemangku kepentingan lainnya. Dalam hal ini terdapat program dan

kegiatan yaitu:

1) Program Peningkat ketahanan pangan (pertanian/

perkebunan).

Dengan kegiatan pembinaan dan pengembangan sarana dan

prasarana petani. tujuan untuk meningkatkan fasilitasi dan

keberlanjutan ketahanan pangan.

2) Program Peningkatan produksi pertanian/perkebunan.

kegiatan yang dilakukan yaitu, membinaan dan

mengembangan hortikultura.

3) Program peningkatan pemasaran hasil produksi.

kegiatan yang dilakukan yaitu, mempromosikan hasil

produksi pertanian/perkebunan unggulan.

4) Program peningkatan kesejahteraan petani

kegiatan yang dilakukan yaitu, memberikan pelatihan kepada

petani dan pelaku agribisnis. Dengan tujuan untuk

meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian,

terutama petani yang tidak dapat menjangkau akses terhadap

sumber daya usaha pertanian.


40

5) Program peningkatan penerapan teknologi informasi.

kegiatan yang dilakukan yaitu, mengadaan sarana dan

prasarana teknologi pertanian / perkebunan tepat guna.

6) Program pemberdayaan penyuluh

pertanian/perkebunan.

kegiatan yang dilakukan yaitu, menyediakan fasilitasi sarana

prasarana penyuluhan. program ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan /kualitas sumber daya manusia

pertanian.

Hasil observasi peneliti mengenai Program Penyuluh

Pertanian lapangan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1
Hasil Observasi Program Penyuluh Pertanian di BPP
Kecamatan Bengkayang

Jawaban
No Indikator
ada Tidak ada
1 Program Peningkat ketahanan 
pangan (pertanian/perkebunan)
2 Program Peningkatan produksi 
pertanian/perkebunan
3 Program peningkatan pemasaran 
hasil produksi
4 Program peningkatan kesejahteraan 
petani
5 Program peningkatan penerapan 
teknologi informasi
6 Program pemberdayaan penyuluh 
pertanian/perkebunan
Sumber: Data Olahan 2021

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa;


41

1. Program Peningkat ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan)

dinyatakan Ada, karena program dan kegiatan yang dilakukan

yaitu, membina dan mengembangan sarana dan prasarana

petani sudah berjalan dengan baik dan efektif.

2. Program Peningkatan sarana produksi, dinyatakan Ada, karena

program kegiatan yang dilaksanakan yaitu, meningkatkan dan

mengembangan tanaman hotikultura di daerah tertentu sudah

berjalan dengan efektif.

3. Program peningkatan pemasaran hasil produksi, dinyatakan

Tidak ada, program ini ada namun dalam program dan

kegiatannya masih belum terlaksana dengan efektif.

4. Program peningkatan kesejahteraan petani, dinyatakan Ada,

karena program dan kegiatan yang dilakukan yaitu,

memberikan pelatihan kepada petani dan pelaku agribisnis

sudah berjalan dengan efektif.

5. Program peningkatan penerapan teknologi informasi,

dinyatakan tidak ada, karena program dan kegiatannya belum

terlaksana dengan dengan efektif.

6. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan

dinyatakan Ada, karena program dan kegiatan sudah berjalan

dengan efektif dan kegiatan yang dilakukan yaitu, memfasilitasi

sarana prasarana penyuluhan.


42

b. Hasil Wawancara dengan Pimpinan mengenai Program


Penyuluhan Pertanian Lapangan pada Kantor (BPP) Kecamatan
Bengkayang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan Pimpinan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) mengenai

program-program. Menurut informan

menjelaskan bahwa terdapat enam program yang

dilaksanakan yaitu, program peningkat ketahanan pangan (pertanian

/perkebunan), Program Peningkatan sarana produksi, Program

peningkatan pemasaran hasil produksi, Program peningkatan

kesejahteraan petani, Program peningkatan penerapan teknologi

informasi dan Program pemberdayaan penyuluh

pertanian/perkebunan. Dimana 6 program yang dilaksanakan

terdapat dua program yang belum efektif yaitu, Program

peningkatan pemasaran hasil produksi dan Program peningkatan

penerapan teknologi informasi.

Menurut informan efektivitas merupakan sebuah patokan

untuk membandingkan antara proses yang dilakukan dengan tujuan

dan sasaran yang dicapai. dengan berjalannya program yang ada

maka untuk mencapai efektivitas program yang diinginkan perlu

adanya kerja sama antara pimpinan dan pegawai agar target

program penyuluh pertanian dapat terlaksana dengan baik dan

efektif.
43

Maka program ini dikatakan belum cukup efektif, karena

terdapat program yang belum terlaksana dalam kegiatannya.

c. Hasil wawancara dengan Pegawai mengenai Program


Penyuluhan Pertanian pada Kantor Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan Bengkayang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pegawai mengenai

program-program yang ada pada Balai Penyuluhan Pertanian

(BPP). menurut informan terdapat enam program yang

dilaksanakan yaitu, salah satunya adalah program peningkatan

kesejahteraan petani. dengan empat program yang sudah berjalan

efektif dan dua program yang belum efektif.

Untuk mencapai efektivitas program maka perlunya

kerjasama antara pimpinan, pegawai dan penyuluh lapangan dalam

melaksanakan kegiatan.

Maka program ini belum dinyatakan efektif karena kegiatan

dalam program belum berjalan dengan baik.

2. Hasil observasi dan wawancara Mengenai Efektivitas Kemampuan


Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

a. Hasil Observasi

Kemampuan penyuluh pertanian dapat diukur dengan enam

indikator keberhasilan penyuluh pertanian. Berdasarkan pada hasil

penelitian yang didapat beberapa indikator kemampuan penyuluh

pertanian pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan

Bengkayang.
44

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

kemampuan individu mampu melakukan sebuah pekerjaan secara

efektif apabila dikerjakan dengan baik. dengan kemampuan dan

peran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan Komunikator

Kemampuan komunikator yaitu menyampaikan pesan kepada

penerima, namun juga memberikan tanggapan, serta

menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh

penerima dan publik yang terkena dampak dari proses

komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

2) Kemampuan Edukator

Kemampuan penyuluh dalam meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani dalam mengidentifikasi permasalahan

yang dihadapi dengan Peran penyuluh sebagai edukasi

merupakan kegiatan memfasilitasi proses belajar yang

dilakukan oleh para penerima manfaat penyuluhan

(beneficiaries atau stakeholders) pembangunan yang lainnya.

3) kemampuan motivator

Kemampuan penyuluh dalam memberikan semangat kepada

anggota-anggota kelompok untuk meningkatkan kepercayaan

diri dalam kegiatan usaha tani, petugas peyuluh pertanian

memotivasi anggota kelompok agar terlibat aktif dalam


45

kegiatan kelompoknya, petugas peyuluh pertanian memotivasi

anggota kelompok dalam usaha mencapai hasil yang

dinginkan oleh kelompoknya, tampak bahwa keterlibatan

penyuluh cukup besar dalam memberikan motivasi dalam

pengembangan usaha tani.

4) Kemampuan Inovator

kemampuan inovator yaitu, kemampuan dalam

menyebarluaskan informasi, ide, inovasi, dan teknologi baru

kepada petani. Penyuluhan pertanian melakukan penyuluhan

dan menyampaikan berbagai pesan yang dapat digunakan

petani untuk meningkatkan usahatani.

5) Kemampuan Fasilitator

Fasilitator atau pendampingan dengan peran penyuluhan

dalam melayani, memenuhi kebutahan petani, memfasilitasi

keluhan petani ataupun masalah usahatani yang dihadapi

petani.

6) Kemampuan Dinamisator

Kemampuan penyuluh dalam menjembatani kelompok petani

dalam bimbingan teknis dengan pemerintah maupun non

pemerintah, petugas penyuluh pertanian membantu

menjembatani penyelesaian konflik yang terjadi dalam

kelompok petani atau dengan pihak luar.


46

Hasil observasi peneliti mengenai kinerja Penyuluh Pertanian

dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut,

Tabel 4.2.
Hasil Observasi Efektivitas Kemampuan Penyuluh Pertanian
Lapangan Pada Kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang

Jawaban
No Indikator
Ada Tidak Ada
1 Kemampuan Komunikator 
2 Kemampuan Edukator 
3 Kemampuan Motivator 
4 Kemampuan Inovator 
5 Kemampuan Fasilitator 
6 Kemampuan Dinamisator 
Sumber: data olahan 2021

Dari tabel 4.2 olahan hasil observasi diatas, dilihat sebagai berikut:

a) Kemampuan Komunikator dinyatakan ada, dapat dilihat

dari kemampuan penyuluh pertanian lapangan dalam

berkomunikasi sudah baik yaitu dalam menyampaikan pesan

dan informasi kepada petani mengenai suatu kegiatan yang

sedang berlangsung.

b) Kemampuan Edukator dinyatakan tidak ada, karena

peran ini masih belum terlaksana dalam memenuhi perannya.

c) Kemampuan Motivator dinyatakan ada, karena

penyuluh petani lapangan mampu memotivasi anggota

kelompok tani untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam

kegiatan usaha tani.


47

d) Kemampuan Inovator dinyatakan ada, karena penyuluh

telah dapat menyebarluaskan informasi dimana informasi

yang disampaikan mudah dimengerti petani.

e) Kemampuan Fasilitator dinyatakan ada, karena

kemampuan dalam mendampingi petani dan membantu

memfasilitasi kegiatan pertanian.

f) Kemampuan Dinamisator dinyatakan Tidak ada, karena

penyuluh pertanian belum bisa membantu menjembatani

penyelesaian konflik yang terjadi dalam kelompok petani atau

dengan pihak luar.

b. Hasil Wawancara dengan Pimpinan

Peneliti mewawancarai Pimpinan Instansi di Kantor Balai

Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bengkayang. menurut

informasi yang diperoleh dari Pimpinan Instansi mengungkapkan

bahwa Untuk meningkatkan kemampuan penyuluh maka perlu

diambil langkah-langkah evaluasi dan pengukuran kemampuan,

kemudian tindak lanjut misalnya perubahan kebijakan, perbaikan

program, peningkatan Sumber daya Manusia dan sebagainya.

sistem manajemen kemampuan merupakan seluruh kegiatan yang

mendukung pengembangan dan pemanfaatan penilaian

kemampuan.

c. Hasil Wawancara dengan Pegawai


48

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan

pegawai. Menurut informan bahwa Kemampuan adalah sebuah

penilaian atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Dalam hal ini

terdapat beberapa kemampuan yang diterapkan yaitu, Kemampuan

Komunikator, Kemampuan Edukator, Kemampuan Motivator,

Kemampuan Inovator, Kemampuan Fasilitator dan Kemampuan

Dinamisator. Dari beberapa indikator yang ada masi ada beberapa

kemampuan yang belum terlaksana dengan efektif dan efesien.

3. Hasil Penelitian Observasi Dan Wawancara mengenai Program


Usaha Dalam Meningkatkan Produksi Pangan Pada Kantor (BPP)
Kecamatan Bengkayang

a. Hasil Penelitian Observasi

Berdasarkan hasil penelitian dimana sektor pertanian

melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi pangan

dengan jalan intensifikasi, deversifikasi dan ekstensifikasi. Untuk

meningkatkan produktivitas pertanian perlu adanya upaya yang

harus dilakukan yaitu:

1. Intensifikasi adalah upaya untuk meningkatkan hasil

pertanian tanpa memperluas lahan pertanian yang telah ada.

Intensifikasi lebih dikenal dengan nama Panca Usaha Tani.

upaya intensifikasi yang dilakukan dengan cara penggunaan

pupuk, bibit unggul, pengairan, pemeliharaan, dan

penyuluhan.
49

2. Deversifikasi adalah usaha meningkatkan hasil pertanian

dengan cara memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan

pertanian. diversifikasi pertanian lebih dikenal sistem

tumpang sari yaitu, dengan menanam beberapa jenis

tanaman secara bersamaan pada lahan yang sama.

3. Ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil pertanian

dengan memperluas lahan pertanian. seperti membuka hutan

dan semak belukar, hingga daerah sekitar rawa-rawa. daerah

pertanian yang belum digunakan juga termasuk langkah

dalam ekstensifikasi pertanian.

Hasil penelitian observasi mengenai usaha dalam meningkatkan

hasil produksi pangan dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut:

Tabel 4.3.
Hasil Observasi Usaha dalam Meningkatkan Produksi Pangan
Pada Kantor (BPP)
Kecamatan Bengkayang

Pilih jawaban
No Indikator
ada Tidak ada
1 Intensifikasi 

2 Deversifikasi 

3 ekstensifikasi 

Sumber: Data Olahan 2021

berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi diatas, dapat dilihat sebagai

berikut:
50

1) Intensifikasi dinyatakan ada, penyuluhan pertanian

dalam melaksanakan tugas kegiatan sudah berjalan efektif.

Dapat dlihat dimana upaya yang dilakukan dengan cara

pemilihan bibit unggul, pengaturan irigasi, pemupukan, teknik

pengolahan tanah dan pemberantasan hama.

2) Deversifikasi dinyatakan ada, karena program ini ada

dan telah melaksanakan kegiatannya dengan baik. Upaya

yang dilakukan yaitu dengan cara menanamkan beberapa

jenis tanaman dalam satu lahan atau dengan kata lain sistem

tumpang sari.

3) Ekstensifikasi dinyatakan ada, karena program

perluasan area pertanian sangat dibutuhkan dengan usaha

yang dilakukan yaitu membuka lahan-lahan baru.

b. Hasil wawancara dengan pimpinan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan mengenai

usaha dalam meningkatkan produksi pangan. dimana ketiga

program yang ada terdapat dua program yang sudah berjalan

dengan efektif namun terdapat satu program yang belum efektif

dalam pelaksanaannya yaitu, program intensifikasi.

Maka pimpinan berusaha untuk memberikan pengarahan

dalam melakukan setiap kegiatan program dengan meningkatkan

kualitas lahan yang ada agar program dapat terlaksana dengan

efektif.
51

c. Hasil wawancara dengan pegawai

Hasil wawancara dengan pegawai mengenai program usaha

peningkatan hasil produksi pangan. Menurut informan bahwa

program ini sudah efektif.

Untuk mencapai tujuan maka terdapat jalan yang digunakan

yaitu, Intensifikasi, Deversifikasi dan ekstensifikasi. Dari ketiga

program tersebut maka dapat dijelaskan berdasarkan kegiatan yang

dilaksanakan antara lain; Intensifikasi adalah usaha meningkatkan

hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana, Deversifikasi

adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian

untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian

dan ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil pertanian

dengan cara memperluas lahan pertanian baru. Kegiatan ini sudah

dinyatakan cukup efekti dalam melaksanakan programnya.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisa data dan hasil penelitian mengenai Efektivitas

Program Penyuluh Pertanian Lapangan Pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Kecamatan Bengkayang.

1. Hasil penelitian observasi Efektivitas Program Penyuluhan Pertanian


Lapangan pada kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas suatu program

penyuluh pertanian lapangan sangat berpengaruh dalam kegiatannya.

dengan indikator yang ada dalam program tersebut yaitu, program


52

Peningkat ketahanan pangan (pertanian/perkebunan), Program

Peningkatan sarana produksi, Program peningkatan pemasaran hasil

produksi, Program peningkatan kesejahteraan petani, Program

peningkatan penerapan teknologi informasi dan Program pemberdayaan

penyuluh pertanian/ perkebunan. dan terdapat program yang kegiatannya

belum efektif yaitu, Program peningkatan pemasaran hasil produksi dan

Program peningkatan penerapan teknologi informasi. Maka program ini

dinyatakan belum cukup efektif dalam menjalankan kegiatannya.

2. Hasil observasi dan wawancara Mengenai Efektivitas Kemampuan


Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kemampuan Penyuluh

Pertanian Lapangan dalam melakukan kegiatannya untuk beberapa

indikator yaitu, Kemampuan Komunikator, Kemampuan Motivator,

Kemampuan Inovator dan Kemampuan Fasilitator sudah ada dan berjalan

dengan efektif. Namun terdapat dua indikator yang belum terlaksana

kegiatannya yaitu, Kemampuan Edukator dan Kemampuan Dinamisator.

Untuk meningkatkan kemampuan penyuluh maka perlu diambil

langkah-langkah evaluasi dan pengukuran kemampuan, kemudian tindak

lanjut misalnya perubahan kebijakan, perbaikan program, peningkatan

Sumber daya Manusia dan sebagainya. sistem manajemen kemampuan

merupakan seluruh kegiatan yang mendukung pengembangan dan

pemanfaatan penilaian kemampuan.


53

Dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam

melaksanakan tugas dan kegiatan program yang dilakukan agar

tercapainya tujuan yang diinginkan. Maka kegiatan ini belum efektif

dalam melaksanakan programnya.

3. Hasil Penelitian Observasi Dan Wawancara mengenai Usaha Dalam


Meningkatkan Produksi Pangan Pada Kantor (BPP) Kecamatan
Bengkayang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha dalam meningkatkan

produksi pangan dengan jalan dan usaha yang dilakukan untuk mencapai

tujuan yaitu dengan Intensifikasi, Deversifikasi dan ekstensifikasi sudah

cukup efektif.

Dimana pimpinan dan pegawai berusaha dalam mengelola program-

program dengan memberikan kebebasan dalam mengelola lahan yang

dimiliki petani dan masyarakat agar kegiatan berjalan dengan baik.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dengan program-program yang telah di

jalankan. Maka masih terdapat program yang belum cukup efektif.

1. Hasil pembahasan mengenai program penyuluh pertanian lapangan. dimana

terdapat beberapa kegiatan sudah efektif dalam program yang dijalankan

yaitu, program Peningkat ketahanan pangan (pertanian/perkebunan),

Program Peningkatan sarana produksi, Program peningkatan pemasaran

hasil produksi, Program peningkatan kesejahteraan petani, Program

peningkatan penerapan teknologi informasi dan Program pemberdayaan

penyuluh pertanian/ perkebunan. Namun ada program yang belum efektif

dalam kegiatanya yaitu, Program peningkatan pemasaran hasil produksi

dan Program peningkatan penerapan teknologi informasi. Sehingga

program penyuluh pertanian lapangan belum dinyatakan cukup efektif

dalam kegiatannya.

2. Untuk meningkatkan kemampuan penyuluh maka perlu diambil langkah-

langkah evaluasi dan pengukuran kemampuan, kemudian tindak lanjut

misalnya perubahan kebijakan, perbaikan program, peningkatan Sumber

daya Manusia dan sebagainya. sistem manajemen kemampuan merupakan

53
54

seluruh kegiatan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan

penilaian kemampuan.

3. Program upaya peningkatan produksi pangan dengan jalan intensifikasi,

deversifikasi dan ekstensifikasi sudah berjalan dengan efektif. Karena

program dan kegiatanya sudah dijalankan dengan baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka saran

yang dapat di berikan diantaranya yaitu:

1. sebaiknya program penyuluh pertanian lapangan untuk lebih di

tinggkatkan dalam kegiatan yang dijalankan.

2. Untuk kemampuan penyuluh pertanian lapangan, perlu diambil langkah-

langkah evaluasi dan pengukuran kemampuan dalam perubahan

kebijakan, perbaikan program, peningkatan Sumber daya Manusia yang

ada.

3. upaya peningkatan produksi pengan perlu adanya kerjasama antara

pemerintah dan balai penyuluhan pertanian agar suatu program dapat

berjalan dengan efektif.


DAFTAR PUSTAKA

Bukhori, M. Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan di Indonesia.


Surabaya: Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”,
2014.

Effendy. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003.

Gulo. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo, 2010.

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi.


Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Hasan, Iqbal. Metode penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002.

Joan L. Herman. Berpendapat yang dikutip oleh Farida. 2008. Halaman 9

Kurniawan, Agung, Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakartas: Pembaruan, 2008.

Lexy, J. Meleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.


2010.

Mardikanto, Totok. Pengantar Ilmu Pertanian. Surakarta: Pusat Pengembangan


Agrobisnis Dan Perhutanan Nasional. 2007.

Mardikanto, Totok. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: universiti press.


2009.

O. Jones, Charles. Pengantar Kebijakan Publik (Public Polisy). Jakarta: PT.Raja


Grapindo Persada. 1996.

Pratomo, Satriyo. Analisis Peran Sektor Pertanian. Surakarta: FE UNS, 2010.

Pasolong, Harbani, Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta, 2007

Ruslan, Rosady. Metode Penelitian: Public Relations & Komunikasi. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2010.

55
56

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,


CV, 2017.

Sunyoto, Danang. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Center for


Academic Publishing Service, 2013.

Suratiyah, Ken. Ilmu Usaha Tani (Edisi Revisi). Jakarta: penebar swadaya. 2015.

Soedijanto. Administrasi penyuluh pertanian. Jakarta: universitas terbuka. 2004.

R.I. Undang-Undang No 16 Tahun 2006. Tentang Sistem Penyuluhan


Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Departemen Pertanian. Jakarta.

R.I. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional. Departemen Pertanian. Jakarta.

Dipdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Halaman


1997:308
LAMPIRAN 1

Uraian Kegiatan
Lampiran 2

Daftar Hadir
LAMPIRAN 3

PEDOMAN OBSERVASI

Berikut Ini Adalah Pedoman Observasi Mengenai Efektivitas Program


Penyuluh Pertanian Lapangan Di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Kecamatan Bengkayang.

1. Hasil Observasi Mengenai Program Penyuluh Pertanian di BPP


Kecamatan Bengkayang
Pilih Jawaban
No Indikator
Ya Tidak
1 Peningkat ketahanan pangan 
(pertanian/perkebunan)
2 Program Peningkatan sarana 
produksi
3 Program peningkatan pemasaran 
hasil produksi
4 Program peningkatan kesejahteraan 
petani
5 Program peningkatan penerapan 
teknologi informasi
6 Program pemberdayaan penyuluh 
pertanian/perkebunan lapangan

2. Hasil Observasi Dan Wawancara Mengenai Kemampuan


Penyuluh Pertanian Lapangan Pada Kantor (BPP) Kecamatan
Bengkayang

No
Pilih jawaban
Indikator kinerja penyuluh
Ya Tidak
1 Kemampuan Komunikator 
2 Kemampuan Edukator 
3 Kemampuan Motivator 
4 Kemampuan Inovator 
5 Kemampuan Fasilitator 
6 Kemampuan Organisator. 
3. Hasil Observasi Dan Wawancara Mengenai Usaha Dalam Meningkatkan
Produksi Pangan Pada Kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang

Tabel 4.3.
Hasil Observasi Mengenai Usaha Dalam Meningkatkan Produksi
Pangan Pada Kantor (BPP) Kecamatan Bengkayang
Pilih jawaban
No Indikator
ada Tidak ada
1 Intensifikasi 
2 Deversifikasi 
3 ekstensifikasi 
LAMPIRAN 4

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah yang dimaksud dengan program penyuluhan pertanian?

2. Apa saja program-program penyuluhan pertanian?

3. Apa Tujuan dari program penyuluhan pertanian?

4. Bagaimana efektifitas dari program penyuluhan tersebut?

5. Apakah tugas seorang penyuluh berjalan dengan baik atau belum?

6. Apakah sarana dan prasarana penyuluhan pertanian tersedia?


Lampiran 5

Foto Kegiatan Selama Penelitian

Anda mungkin juga menyukai