Anda di halaman 1dari 118

Similarity Report ID: oid:25211:38232041

PAPER NAME AUTHOR

TURNITIN WORD 2 MARIANI.docx Mariani Mariani

WORD COUNT CHARACTER COUNT

16461 Words 116129 Characters

PAGE COUNT FILE SIZE

113 Pages 277.4KB

SUBMISSION DATE REPORT DATE

Jun 26, 2023 11:07 PM GMT+8 Jun 26, 2023 11:09 PM GMT+8

15% Overall Similarity


The combined total of all matches, including overlapping sources, for each database.
15% Internet database 4% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
1% Submitted Works database

Excluded from Similarity Report


Bibliographic material Quoted material
Cited material Small Matches (Less then 15 words)

Summary
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
28
YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (YPUP)
Jl. Andi Tonro No.17 Telp. (0411) 854974-871890 FAX (0411) 830520
Makassar 90223

FORMULIR DETEKSI PLAGIASI TUGAS AKHIR


Diisi dengan lengkap!

Nama Mahasiswa MARIANI, S. Pd


NIM PP121002
40
Judul Tugas Akhir Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja
Guru di SMK Negeri 8 Jeneponto Kabupaten Jeneponto

Email Mahasiswa marianiabdkadir120614@gmail.com

Deteksi Plagiasi ke :
(isi dengan angka,
seperti: 1, 2, 3 dan
seterusnya)
Dosen Pembimbing 1 Dr. KAPRIANI, SE., M. Si
Email Dosen Pembimbing nhaniekahar@yahoo.com
1

Dosen Pembimbing 2 Dr. IKHSAN AMAR JUSMAN, SE., M. Si


Email Dosen Pembimbing ikhsanamar@stie.ypup.ac.id
2

Nama Tempat Penelitian UPT SMKN 8 JENEPONTO


Lokasi Penelitian UPT SMKN 8 JENEPONTO
Alamat Lokasi Penelitian Jl. Ishak Iskandar Dg Tumpu, Kel. Empoang, Kec. Binamu, Kab.
Jeneponto
Makassar, 21 Juni 2023
Mahasiswa

MARIANI, S. Pd
NIM. PP1 21 002
Catatan:
*) Diisi oleh mahasiswa dan dikirimkan melalui tautan berikut sesuai dengan program studi masing - masing :
Program Studi Akuntansi: http://bit.ly/CekPlagiatAkuntansi
Program Studi Manajemen: http://bit.ly/CekPlagiatManajemen
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris: http://bit.ly/CekPlagiatBahasaInggris
Program Studi Pendidikan Matematika: http://bit.ly/CekPlagiatMatematika
Program Studi Pendidikan jasmani, Kesehatan dan Rekreasi: http://bit.ly/CekPlagiatPenjaskesrek
Program Pascasarjana: http://bit.ly/CekPlagiatPascasarjana
**) File yang diunggah berisi
1. Formulir Deteksi Plagiasi Tugas Akhir
2. File Skripsi/Tesis (mulai Cover sampai Daftar Pustaka, tidak termasuk lampiran)
File tersebut disusun dalam 1 dalam 1 (satu) file utuh dengan format Microsoft Word atau Pdf yang berukuran kurang dari
100Mb atau tidak lebih dari 800 halaman
***) File hasil deteksi plagiat berupa originality report akan dikirim melalui email mahasiswa serta Dosen
Pembimbing (1 dan 2)
****) Apabila hasil originality report menunjukkan similarity index > 30% (bagi mahasiswa S-1) dan similarity index > 25% (bagi
mahasiswa S-2), maka mahasiswa wajib merevisinya dan mengirimkan ulang sampai similarity index ≤ 30% (bagi mahasiswa S-1)
dan similarity index ≤ 25% (bagi mahasiswa S-2).
*****) Apabila hasil originality report menunjukkan similarity index ≤ 30% (bagi mahasiswa S-1) dan similarity index ≤ 25% (bagi
mahasiswa S-2), maka mahasiswa wajib mencetak 1 (satu) lembar bagian originality report, pada sebelah kanan bawah diparaf
oleh Dosen Pembimbing (1 dan 2), serta divalidasi oleh PUSDATIN YPUP, sehingga dapat dijadikan sebagai bagian persyaratan
Ujian Seminar Hasil.
HASIL PENELITIAN

“PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU


TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 8 JENEPONTO
KABUPATEN JENEPONTO”

MARIANI

NIM. PP1 21 002

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (YPUP)
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

“PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU


TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 8 JENEPONTO
KABUPATEN JENEPONTO”

MARIANI

NIM: PP1 21 002

Disetujui untuk diujikan


27
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kapriani, SE., M. Si Dr. Ikhsan Amar Jusman, SE., M. Si

Mengetahui,
Direktur PPs-MM STIE YPUP

Dr. Kapriani, SE., M. Si

iv
ABSTRAK

Mariani. 2023. Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja
Guru Di SMKN 8 Jeneponto. Dibimbing oleh Dr. Kapriani, SE., M. Si dan Dr.
Ikhsan Amar Jusman,SE.,M.Si.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
seperti sertifikasi guru dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMKN 8 Jeneponto,
Kabupaten Jeneponto. Populasi yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari 25 orang guru,
dan penelitian ini menggunakan metode sensus atau full sampling, di mana seluruh populasi
menjadi sampel penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif, dan untuk menguji hipotesis, digunakan analisis deskriptif dan analisis
regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sertifikasi guru memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMKN 8 Jeneponto, dan
motivasi kerja guru juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru
di SMKN 8 Jeneponto secara bersamaan.

Kata Kunci : Sertifikasi, Motivasi Kerja, Kinerja

v
ABSTRACT

Mariani. 2023. The Influence of Teacher Certification and Teacher Work Motivation
on Teacher Performance at SMKN 8 Jeneponto. Supervised by Dr. Kapriani, SE.,
M.Si and Dr. Ikhsan Amar Jusman, SE., M.Si.

41
The purpose of this research was to examine the influence of both teacher
certification and teacher work motivation on teacher performance at SMKN 8
Jeneponto, located in Jeneponto Regency. The study aimed to explore the effects of
these factors individually as well as in combination. The total population consisted of
25 teachers, and the sampling method used was full sampling or census, which
involved selecting the entire population as the sample. The research employed a
quantitative descriptive approach, and hypothesis testing was conducted using
descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The findings revealed that
(1) teacher certification had a positive and significant influence on teacher
performance at SMKN 8 Jeneponto, (2) teacher work motivation had a positive and
significant impact on teacher performance at SMKN 8 Jeneponto, and (3) when
considered together, teacher certification and teacher work motivation had an effect
on teacher performance at SMKN 8 Jeneponto.

Keywords: Certification, Work Motivation, Performance

vi
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan, saya ingin mengungkapkan

penghargaan dan rasa terima kasih kepada Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya yang

telah memungkinkan saya menyelesaikan penelitian tesis ini tepat waktu. Saya juga

mengirimkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan utusan

Allah SWT dan pemimpin yang besar bagi kebaikan dan keselamatan manusia di dunia dan

akhirat.

Penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan program

pendidikan strata dua atau Magister di Pascasarjana STIE YPUP Makassar, dengan tujuan

untuk memperoleh gelar Master Manajemen (M.M). Dalam perjalanan penyelesaian tesis ini,
8
saya telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ketua Yayasan STIE YPUP Makassar;


3
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

beserta seluruh staf;

3. Dr. Kapriani, SE., M.Si, selaku Direktur Program Pasca sarjana Magister

Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

vii
yang sekaligus selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan motivasi

dan bimbingan kepada penulis;

4. Dr. H. Sutarjo Tui, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis;

5. Dr. Ikhsan Amar Jusman, SE., M.Si selaku Pembimbing Kedua, telah

memberikan bimbingan dan arahan sepanjang perjalanan pendidikan, yang

sangat membantu peneliti dan memberikan semangat kepada penulis.

6. Teruntuk Almarhum suamiku yang sangat saya sayangi dan saya cintai,

Almarhum Abd. Kadir Dg Lalang yang insya Allah di surga-Nya Allah SWT,

Ayah insya Allah gelar ini akan kupersembahkan untukmu, Alfatihah buatmu

sayang (dibacakan);

7. Kepada yang terhormat, yang terkasih dan yang tercinta kedua orang tua saya

Bapak Laotang Dg Sitaba dan Ibundaku yang tersayang Bunga Intang Dg Kebe

yang telah melahirkan penulis, yang dengan tulus ikhlas telah mendidik dan

memberikan kasih sayang yang tanpa batas,

8. Terima kasih buat bapak dan mama mertua saya yang telah banyak memberikan

bantuan selama penulis melanjutkan S2;

9. Teruntuk putra semata wayangku Muhammad Rafardhan Ataullah Ramadhan,

tetaplah menemani bunda nak hingga akhir hayat, Rafa adalah motivator terbesar

buat bunda nak;

10. Buat saudari-saudariku, terima kasih atas segala motivasinya kepada penulis;

viii
11. Teruntuk seseorang yang selalu memberikan bantuannya dan perhatiannya

dengan ikhlas baik materi maupun moril selama penulis menjalani perkuliahan,

semoga rejekinya semakin dilimpahkan oleh Allah SWT. Terima kasih banyak

atas bantuan, motivasi dan dukungannya tanpa rasa bosan kepada penulis;

12. Terima kasih kepada Bapak Drs. Junaid, M. Pd, atas dorongan dan motivasinya,

bantuannya baik bersifat moril maupun materil kepada penulis;

13. Kepala UPT SMK Negeri 8 Jeneponto Bapak Orban, S.Pd, M.Pd atas Motivasi

dalam penyelesaian penelitian serta para teman guru-guru atas kerjasamanya

menjadi responden dalam penelitian ini;

14. Terima kasih kepada adekku Ibu Jumarti, SE., MM yang sangat banyak

membantu dalam hal baik moril maupun materil mulai dari awal perkuliahan

sampai selesai;

15. Bapak/Ibu Dosen, Pak Achmad, SE, serta seluruh Staf/Pegawai Akademik

Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

yang telah mengasuh dan membantu penulis dalam menyelesaikan studi.

16. Teman-teman Pasca Ibu Lies, Ibu Sunarti, Pak Fahmi, Ibu Marwah, dan teman

lainnya, terima kasih atas segala bantuan, motivasi dan dukungannya kepada

penulis.

17. Teman guru Ibu Ratna Syam, Ibu Amy dan Ibu Irma, terima kasih atas

bantuannya kepada penulis;

ix
10
18. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang

juga ikut memberikan dorongan, bantuan dan dukungannya kepada penulis untuk

penyelesaian tesis ini.

Walaupun masih jauh dari kesempurnaan, penulis berharap semoga tesis ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya

kepada kita semua. Aamiin allahumma aamiin...

Makassar, 2023

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….i


20
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL…..……………………………………… ii

ABSTRAK ……………………………………………………………………...iii

ABSTRAC …………………………………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR …………………..…………………………………..... v

DAFTAR ISI……………………………………………………………………ix

DAFTAR LABEL …………………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….xii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …..……………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………..10

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………...11

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………..11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Kinerja Guru ……….…………………………………………………..13

a. Pengertian Kinerja ….………………………………………………13


2
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ……………….. .15

c. Standar Kinerja Guru ……………………………………………....18

d. Indikator Kinerja Guru ....…………………………………………. 20

2. Sertifikasi Guru ………………………………………………………. 21

xi
a. Pengertian Sertifikasi…………….………………………………… 21

b. Faktor Pendorong Sertifikasi …….………………………………... 23

c. Landasan Sertifikasi Guru ….……………………………………... 25

d. Dasar Hukum Sertifikasi ….………………………………………. 29

3. Motivasi Kerja ………………..………………………………………. 30

a. Pengertian Motivasi ……..……………………………..……….…. 30


6
b. Jenis-Jenis

Motivasi…………..…………………………………………………37

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Guru……….…39

d. Tujuan Motivasi………………………………………………….. . 40

e. Pentingnya Motivasi Kerja Bagi Guru ………………………….... 41

4. Penelitian Terdahulu ……………………………………………….... 43

5. Kerangka Berfikir ……………………………………………………. 46

6. Hipotesis …………………………………………………………….... 48
4
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……………………………………………….……… 50

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….…….. 51

C. Jenis dan Sumber Data ………………………………………….……. 51

D. Populasi dan Sampel …………………………………………….….... 52

E. Metode Pengumpulan Data ……………………………………….….. 53

F. Variabel Penelitian ……………………………………………….……55

G. Teknik Analisis Data …………………………………………….…… 56

xii
H. Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional ……...………………. 63

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden …………………………….……………….. 67

B. Hasil Penelitian ……………………………………….……………… 76


12
C. Pembahasan ………………………………………………………….. 85

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………….………………………………….. 88

B. Saran ……………………………….………………………………….89

DAFTAR PUSTAKA ……………………….………………………………...92

LAMPIRAN …………………………...…….……………………………….. 95

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. 1. Target Peningkatan Kualifikasi dan Sertifikasi Guru Secara Nasional ..7
21
Tabel 3. 1. Kisi-kisi Instrumen Sertifikasi Guru ....................................................55

Tabel 3. 2. Kisi – kisi Instrumen Motivasi Kerja Guru .........................................55

Tabel 3. 3. Kisi-kisi Kinerja Guru .........................................................................56

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan .................................67

Tabel 4. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .............................68


16
Tabel 4. 2. Deskripsi Variabel Sertifikasi Guru (X1) .............................................69

Tabel 4. 3. Deskripsi variabel Motivasi Kerja Guru (X2) ......................................72

Tabel 4. 4. Deskripsi variabel Kinerja Guru (Y)....................................................74

Tabel 4. 5. Uji Validitas .........................................................................................77


12
Tabel 4. 6. Uji Reliabilitas .....................................................................................78

Tabel 4. 7. Uji Analisis Regresi Linear Berganda .................................................80

Tabel 4. 8. Hasil Uji T ...........................................................................................81

Tabel 4. 9. Hasil Uji F ............................................................................................83

Tabel 4. 10. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................84

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambra 2.1 . Kerangka Berfikir …………………………………………….. 48

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Instrumen Penelitian .............................................................95

Lampiran 2. Nilai Instrumen Kuesioner ..............................................................103

Lampiran 3. Hasil Olahan Data SPSS..................................................................105

Lampiran 4. Hasil Uji Analisis SPSS ..................................................................107

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di tengah era globalisasi yang dinamis saat ini, kami merasa prihatin melihat

realitas bahwa generasi muda kita menghadapi keterbatasan dalam mengambil

peluang yang terbuka di seluruh dunia, terutama dalam bidang-bidang yang memiliki

nilai tambah yang relatif rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah

kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Banyak peluang yang terlewatkan

karena kurangnya sumber daya manusia yang sesuai, meskipun jumlahnya melimpah,

atau bahkan tidak pernah dipersiapkan untuk menghadapi tantangan tersebut.

Dalam era globalisasi ini, memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

rendah akan menjadi kendala yang signifikan. Era ini ditandai dengan persaingan

yang sangat berfokus pada kualitas. Oleh karena itu, meningkatkan mutu pendidikan

menjadi suatu kebutuhan yang dirasakan oleh bangsa yang ingin terus maju. Bangsa
23
kita memiliki keyakinan bahwa pendidikan yang berkualitas dapat mendukung

pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapatkan

perhatian yang besar agar kita dapat mengejar ketertinggalan dalam hal ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta memperkuat proses pembangunan yang sedang

berlangsung saat ini.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dukungan dari berbagai komponen sangatlah


1
penting, dan salah satunya adalah kinerja guru yang profesional. Guru memainkan

1
peran dominan dan penting dalam sistem pendidikan formal, karena kehadiran

mereka memiliki pengaruh yang luas terhadap semua sumber daya pendidikan.

Seorang guru yang profesional harus memiliki pemahaman filosofis yang mendalam

dan responsif yang bijaksana, agar dapat menghadapi dan melaksanakan tugas

mereka dengan lebih mantap (Sardiman, 2007:133). Menurut Kariman, seperti yang
1
dikutip oleh Uno (2008:18), profesionalisme guru menjadi suatu keharusan dalam

menciptakan sekolah yang berbasis pengetahuan. Hal ini mencakup pemahaman

tentang proses pembelajaran, kurikulum, serta perkembangan manusia, termasuk

gaya belajar.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, guru dianggap sebagai tenaga profesional.

Sebagai tenaga profesional, seorang guru diwajibkan memiliki kualifikasi akademik

S-1 (strata satu) atau D-4 (diploma empat) dalam bidang yang relevan dengan mata

pelajaran yang mereka ajar, dan mereka harus memiliki kompetensi sebagai agen

pembelajaran. Untuk memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-4, seorang guru harus

memiliki ijazah yang diperoleh dari lembaga pendidikan tinggi yang terakreditasi,
8
dan bidang pendidikan yang relevan harus sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah. Selain itu, kompetensi sebagai agen pembelajaran, yang

2
meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,

dan kompetensi sosial, harus dibuktikan dengan sertifikat sebagai pendidik.

Guru diakui sebagai tenaga profesional dalam tingkat pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini dalam konteks pendidikan

formal, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

profesionalisme merujuk pada pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan oleh individu
1
sebagai sumber pendapatan yang mendukung kehidupan, yang membutuhkan

keahlian, keterampilan, atau kemampuan yang memenuhi standar mutu atau norma

tertentu, dan memerlukan pendidikan profesi.

Tugas profesional guru yang diatur dalam Pasal 20 (a) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mencakup

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran berkualitas, serta

penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran. Tugas inti guru yang termanifestasi dalam

kegiatan mengajar dan tugas-tugas guru di lembaga pendidikan merupakan bentuk

dari kinerja guru. Ketika kinerja guru meningkat, hal ini akan berdampak pada

peningkatan kualitas output atau hasil yang dihasilkan.

Menurut jurnal Education Leadership seperti yang dikutip dalam Aqib

(2009:2), ada empat indikator yang menunjukkan bahwa seorang guru dianggap

profesional: (1) memiliki komitmen terhadap siswa dan proses pembelajaran, (2)
33
memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran dan cara mengajar

3
yang efektif, (3) bertanggung jawab dalam memantau kemampuan belajar siswa

melalui berbagai teknik evaluasi, (4) secara aktif terlibat dalam komunitas belajar di

lingkungan profesionalnya. Selain keempat aspek tersebut, Malcolm Allerd dalam

Aqib (2009:3) juga menekankan bahwa sifat dan kepribadian seorang guru sangat

penting dalam proses pembelajaran. Beberapa sifat tersebut meliputi adaptabilitas,

antusiasme, kepercayaan diri, ketelitian, empati, dan kemampuan bekerja sama

dengan baik.

Secara mendasar, terdapat serangkaian tugas yang harus dilakukan oleh guru

terkait dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas-tugas tersebut meliputi: (1) tugas

dalam bidang profesi, yang mencakup pendidikan, pengajaran, dan pelatihan peserta

didik, (2) tugas dalam bidang kemanusiaan, di mana guru diharapkan menjadi figur

yang seperti orang tua kedua, memahami peserta didik, serta membantu mereka

dalam proses transformasi dan identifikasi diri, (3) tugas dalam bidang

kemasyarakatan, di mana guru diharapkan membantu masyarakat dalam memperoleh

pengetahuan dan berperan dalam memajukan bangsa Indonesia sesuai dengan nilai-
1
nilai Pancasila (Uzer dalam Uno, 2008:20).

Terdapat banyak hadis yang mengungkapkan keutamaan guru. Pahala yang

dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya sangatlah menarik. Mirip dengan sistem MLM

(Multi Level Marketing) yang saat ini populer dalam dunia penjualan, sistem pahala

bagi guru juga memiliki prinsip yang serupa. Bahkan dalam era popularitas transaksi

4
tunai, sistem ini tetap berlaku bagi guru. Hal ini sejalan dengan ajaran Rasulullah

SAW

Kinerja guru pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) akan memiliki

perbedaan dengan kinerja guru pada tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), dan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah


1
Tsanawiyah (SMP/MTs). Perbedaan ini dapat dilihat dari alokasi waktu jam kerja

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pada tingkat TK, durasi satu

jam tatap muka berlangsung selama 30 menit, pada tingkat SD berlangsung selama

35 menit, pada tingkat SMP berlangsung selama 40 menit, sementara pada tingkat

SMA berlangsung selama 45 menit.

Menurut Sutemeister yang dikutip oleh Soekarno (2009), kinerja guru

dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kemampuan dan motivasi. Motivasi
1
merupakan dorongan internal yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas

tertentu demi mencapai tujuan yang ditetapkan (Sardiman, 2007:73). Tingkat

motivasi yang tinggi akan berdampak positif pada kinerja yang tinggi, sementara jika

motivasi rendah, kinerja yang dihasilkan juga akan rendah. Menurut Sutemeister yang

dikutip oleh Soekarno (2009), kinerja guru dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu

kemampuan dan motivasi. Motivasi merupakan dorongan internal yang mendorong


1
seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan yang ditetapkan

(Sardiman, 2007:73). Tingkat motivasi yang tinggi akan berdampak positif pada

5
kinerja yang tinggi, sementara jika motivasi rendah, kinerja yang dihasilkan juga

akan rendah.

Sekolah merupakan suatu entitas yang terdiri dari individu-individu yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar kerjasama ini

berjalan efektif, semua komponen dalam organisasi, terutama sumber daya manusia,

perlu terlibat secara aktif dan memiliki motivasi untuk bekerja sama dalam mencapai

tujuan tersebut. Peran kepemimpinan sangat penting dalam menginspirasi anggota

tim, termasuk dirinya sendiri, untuk terus bergerak maju dan mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Untuk mendorong sumber daya manusia mencapai tujuan organisasi, penting untuk

memahami motivasi mereka dalam bekerja, terutama dalam hal motivasi kerja bagi

para guru. Kepala sekolah perlu memberikan motivasi kepada guru dan juga penting

bagi guru sendiri untuk memiliki motivasi intrinsik dalam bekerja dengan prestasi

yang tinggi. Hal ini akan menciptakan kepuasan kerja, meningkatkan kinerja

organisasi secara keseluruhan, dan mencapai tujuan organisasi. Seorang guru yang

memiliki tingkat motivasi kerja yang tinggi akan bekerja dengan dedikasi tinggi,

tekun, dan dengan perasaan bahagia, sehingga hasil yang dicapai akan sejalan dengan

tujuan yang ingin dicapai.

Peranan guru dalam bidang pendidikan sangatlah penting dan strategis,

bahkan kehadiran sumber daya lain yang memadai seringkali tidak memiliki dampak

6
yang signifikan jika tidak didukung oleh kehadiran guru yang berkualitas. Meskipun

guru yang berkualitas ada, jika tidak didukung oleh sumber daya pendukung lain

yang memadai, kinerja mereka tidak akan optimal.

Program sertifikasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

guru dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Alasan di balik hal ini adalah

ketika guru memiliki kompetensi yang baik dan diiringi dengan penghasilan yang
42
baik, diharapkan kinerja mereka juga akan baik. Jika kinerja guru baik, maka

kegiatan belajar mengajar (KBM) juga akan baik. KBM yang baik diharapkan dapat

menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Pemikiran ini menjadi dasar mengapa

sertifikasi guru dianggap penting (Muslich, 2007:8).

Program sertifikasi merupakan upaya untuk memberikan pengakuan kepada


1
guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu sebagai guru profesional. Guru yang

telah berhasil mendapatkan sertifikat profesi akan mendapatkan hak-hak tertentu,


1
termasuk mendapatkan tunjangan profesi yang setara dengan satu kali gaji pokok

mereka. Program sertifikasi ini dianggap sebagai suatu keharusan bagi Indonesia,

bukan hanya sebagai akibat dari peraturan hukum yang berlaku, tetapi juga sebagai
1
hasil dari tekad yang kuat dari seluruh komponen bangsa yang ingin meningkatkan

kualitas pendidikan di negara ini.

Secara keseluruhan, .program sertifikasi ini ditujukan .kepada dua. kelompok

utama: (1) guru yang telah bekerja (guru dalam jabatan), dan (2) mahasiswa calon

guru. Program sertifikasi untuk guru dalam jabatan bertujuan untuk memberikan

7
sertifikat kepada seluruh guru di Indonesia, baik guru dari sekolah negeri maupun

guru dari sekolah swasta. Pada tahun-tahun sebelumnya, persentase pendidik yang

memenuhi kualifikasi minimum (S1/D4) dan memiliki sertifikasi pendidik terus

meningkat.

Program sertifikasi bagi mahasiswa calon guru adalah suatu inisiatif yang

dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa yang ingin menjadi guru

melalui serangkaian pendidikan formal (Sarimaya, 2008:11). Program ini

diimplementasikan untuk mengatasi kekurangan guru atau menggantikan guru yang

telah pensiun, dengan tujuan memenuhi kebutuhan guru di dalam sistem pendidikan.

Pelaksanaan uji sertifikasi bagi tenaga pengajar/guru bertujuan untuk

mengukur kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat
1
menjalankan tugasnya dengan baik.

Menurut Sarimaya (2008:12), program sertifikasi guru bertujuan untuk: (1)

mengevaluasi kemampuan guru dalam melaksanakan peran sebagai agen

pembelajaran dan mencapai tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses dan

kualitas hasil pendidikan, dan (3) meningkatkan tingkat profesionalisme guru. Dari

penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pendidikan sangat

tergantung pada kinerja guru. Dalam konteks pendidikan, guru memiliki tanggung

jawab yang signifikan. Selain mengajar materi secara intelektual (mengasah

kecerdasan IQ), guru juga bertanggung jawab dalam membentuk siswa menjadi

individu yang memiliki moral dan etika yang baik. Menjadi seorang guru profesional

8
tidak hanya melibatkan penguasaan materi, tetapi juga melibatkan kemampuan

sebagai pembimbing, teladan, dan motivator bagi siswa, serta menjunjung tinggi etika

profesi guru, sebagaimana yang tercakup dalam filosofi Ki Hajar Dewantoro yang

menyatakan "ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani".

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sukardi, ditemukan


1
bahwa terdapat hubungan signifikan antara sertifikasi guru dan kinerja guru dalam

bidang ekonomi akuntansi di SMA dan SMK Negeri di Kota Semarang, dengan

tingkat korelasi sebesar 59,7%. Selanjutnya, pada tahun 2010, Nurul Khotimah

menjelaskan dalam penelitiannya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

sertifikasi guru terhadap kinerja guru dalam bidang IPS di SMP Negeri di Kecamatan

Pati, dengan tingkat pengaruh sebesar 41,3%. Selain itu, penelitian yang dilakukan

oleh Joko Widodo dan Eka Yuliana juga menunjukkan bahwa motivasi kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, dengan tingkat pengaruh sebesar

20,66%.

SMK Negeri 8 Jeneponto merupakan sebuah institusi pendidikan menengah

yang memiliki tujuan untuk melanjutkan dan memperluas pendidikan dasar serta

mempersiapkan siswa untuk berinteraksi secara saling berpengaruh dengan

lingkungan sosial, budaya, dan lingkungan sekitar. Lembaga ini juga bertekad untuk

mengembangkan keterampilan siswa dalam dunia kerja atau melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi.

9
SMK Negeri 8 Jeneponto berada di bawah naungan Dinas Pendidikan

Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan, lembaga

tersebut mengadopsi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah

dijabarkan menjadi Kurikulum 13 (K13) oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).

Berikut adalah parafrase dari Pasal 31 ayat (1) - (5) UUD 1945:
26
1. Ayat (1): Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.

2. Ayat (2): Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk mengikuti pendidikan

dasar, dan pemerintah memiliki kewajiban untuk membiayainya.

3. Ayat (3): Pemerintah bertanggung jawab dalam upaya menyusun dan

menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang mendorong peningkatan


22
iman, ketakwaan, serta akhlak yang baik, dengan aturan yang diatur melalui

undang-undang.

4. Ayat (4): Negara memberikan prioritas anggaran untuk pendidikan setidaknya

dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara, serta anggaran

pendapatan dan belanja daerah, guna memenuhi kebutuhan penyelenggaraan

pendidikan nasional.

Mengacu pada konteks yang telah disebutkan, penulis memiliki ketertarikan

untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi

10
Kerja Guru terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 8 Jeneponto, Kabupaten

Jeneponto".

Peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini akan memberikan masukan

berharga bagi guru dan lembaga terkait, sehingga mereka dapat memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap peningkatan kinerja guru. Dengan kinerja guru

yang optimal, diharapkan prestasi siswa akan meningkat dan mutu pendidikan secara

keseluruhan juga akan meningkat.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari hasil identifikasi masalah dalam penelitian ini, perumusan masalah yang
5
akan diteliti dapat diungkapkan secara operasional sebagai berikut:

1. . Bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri 8

Jeneponto?

2. .Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMK

Negeri 8 Jeneponto?

3. .Bagaimana pengaruh secara simultan antara sertifikasi guru dan motivasi

kerja guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto?


11
C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:


5
1. .Menggambarkan dan menganalisis pengaruh sertifikasi guru terhadap

kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto.

11
2. .Menggambarkan dan menganalisis pengaruh motivasi kerja guru terhadap

kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto.

3. .Menggambarkan dan menganalisis pengaruh secara simultan antara

sertifikasi guru dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri

8 Jeneponto.

D. MANFAAT
2
Secara prinsip, penelitian ini memiliki manfaat bagi berbagai sektor, baik

yang terkait langsung maupun tidak langsung, seperti berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam pengembangan bidang studi Manajemen Pendidikan. Selain itu, penelitian ini

juga diharapkan dapat memberikan penjelasan yang rinci dan sistematis tentang

pengaruh yang saling terkait antara sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap

kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan:

Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi yang berguna

dalam menentukan kebijakan terkait peningkatan kinerja guru.

b. Bagi kepala sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga dalam merumuskan

kebijakan terkait kepemimpinan sekolah dan upaya peningkatan kinerja guru.

12
c. Bagi Guru:

Penelitian ini memberikan informasi berharga bagi guru dalam memperoleh

pemahaman yang lebih baik tentang kondisi kerja mereka. Hal ini dapat digunakan

sebagai alat pengukuran dan evaluasi kinerja pribadi, serta memberikan motivasi
2
bagi mereka untuk memberikan yang terbaik dalam diri mereka dan lingkungan

kerja mereka.

d. Bagi Peneliti:

Hasil penelitian ini akan menjadi sumber pembelajaran dan motivasi bagi peneliti

untuk terus meningkatkan kualitas penelitian mereka. Peneliti akan menggunakan

temuan ini sebagai landasan untuk melakukan penelitian yang lebih baik di masa

depan dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pengetahuan dan

masyarakat secara umum.

13
BAB II
KAJIAN TEORI
2
A. Kajian Teori

1. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja

Mangkunegara (2007:67) menyatakan .bahwa kinerja, atau .prestasi kerja,

adalah hasil yang diperoleh oleh seorang pegawai saat melaksanakan tugasnya .sesuai

dengan tanggungjawab yang diberikan, .baik dari segikualitas maupun kuantitas.

Hasibuan juga menjelaskan bahwa kinerja, atau prestasi kerja, adalah hasil dari tugas-

tugas yang dilakukan olehseseorang berdasarkan kemampuan, pengalaman, dedikasi,

dan waktu yang diinvestasikan. Menurut UndangUndang Guru dan DosenNomor14


30
Tahun 2005, seorang guruadalah seorang pendidik profesional yang memiliki tugas

utama dalam mendidik,. mengajar,. membimbing,. mengarahkan,. melatih,. menilai,.

dan mengevaluasi peserta didik di tingkat pendidikan anakusiadini, pendidikandasar,

dan pendidikan menengah. Kinerjamerupakankemampuan atau prestasi yang dicapai

oleh individu. Oleh karena itu,. secara umum, kinerja dapat diartikan sebagai

pencapaian yang dapat diamati sebagai hasil dari keberhasilan kerja seseorang. Pada

dasarnya, prestasi yang sebenarnya dicapai oleh individu merupakan hasil nyata dari

kinerja mereka.

Istilah kinerja merujuk pada istilah "performance" dalam bahasa Inggris.

Kinerja bukanlah suatu karakteristik inherenseseorang seperti bakat ataukemampuan,

melainkan merupakan manifestasi dari bakat atau kemampuan tersebut. Pendapat ini

14
mengindikasikan bahwa kinerja merupakan perwujudan nyata dari kemampuan

seseorang.
11
Dari berbagai pendapatdi atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru dalam konteks organisasi, yaitu

sekolah. Kinerja guru terlihat dari tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas yang
2
diberikan oleh sekolah, sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah tersebut secara

legal, tidak melanggar hukum, serta sesuai dengan moral dan etika. Kinerja guru

dapat terlihat dari bagaimana mereka menjalankan tanggung jawabnya, menunjukkan

profesionalisme dalam melaksanakan tugas sebagai guru, serta menunjukkan


2
moralitas yang baik. Secara sederhana, kinerja guru merupakan hasil kerja yang

terlihat melalui pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang mereka tunjukkan

dalam melaksanakan tugas dan fungsi guru. Hal ini tampak dari penampilan,

tindakan, dan pencapaian kerja yang mereka tunjukkan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru


7
Menurut Risma & Sukanti (2012:3), terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja guru, yaitu:

1. Faktor personal atau individual. yang mencakup elemen pengetahuan.

keterampilan. Kemampuan. kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang

dimiliki oleh setiap individu guru.

15
2. Faktor kepemimpinan, yang melibatkan kualitas manajemen dan kepemimpinan

tim dalam memberikan dorongan. Semangat. Arahan. dan dukungan kerja kepada

para guru.

3. Faktor tim, yang mencakupdukungan dan semangat yangdiberikan oleh rekan satu

tim. kepercayaan antar anggota tim. Kekompakan. dan kedekatan dalam tim.

4. Faktor sistem, yang melibatkan sistem kerja. fasilitas kerja yang disediakan oleh

kepala sekolah. proses organisasi di sekolah. dan budayakerja di dalam organisasi

tersebut.

5. Faktorkontekstual atau situasional. yang mencakup tekanan dan perubahan

lingkunganeksternal (seperti sertifikasi guru) dan lingkunganinternal (seperti

motivasi kerja guru).

Dengan demikian, faktor-faktor ini secara bersama-sama mempengaruhi

kinerja guru dalam konteks pendidikan.


2
Menurut Sunyoto (dalam Sunarso dan Sumadi, 2007:12), terdapat tiga faktor

utama yang mempengaruhi kinerja seorang guru dalam melaksanakan tugasnya di

sekolah. Faktor-faktor tersebut meliputi:

a. Motivasi

Motivasi adalah kekuatan dinamis yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai

prestasi. Motivasi merupakan faktor yang mendorong individu untuk melakukan

tindakan dan menunjukkan perilaku tertentu. Motivasi mendorong orang untuk

memulai, melaksanakan, dan mempertahankan aktivitas yang spesifik. Berdasarkan

16
penelitian yang dilakukan oleh Moekijat, ditemukan bahwa adanya keterkaitan positif
2
antara tingkat motivasi yang tinggi dengan tingkat moral yang tinggi, dan tingkat

moral yang tinggi memiliki pengaruh positif terhadap prestasi kerja yang tinggi.

b. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja di dalam sebuah unit kerja dapat diidentifikasi sebagai elemen-

elemen yang direncanakan dan digunakan sebagai upaya untuk mencapai tujuan dan

visi unit kerja tersebut. Faktor-faktor dalam lingkungan kerja ini dapat memberikan

dampak baik secara internal maupun eksternal terhadap organisasi atau individu yang

terlibat di dalamnya.

Kondisi lingkungan kerja internal dalam suatu unit kerja mencakup faktor-faktor

yang mempengaruhi kenyamanan, ketertiban, kecepatan kerja, keadilan, transparansi,

keamanan kerja, kebebasan berpendapat, hubungan dengan rekan kerja dan atasan. Di

sisi lain, kondisi lingkungan kerja eksternal melibatkan faktor-faktor seperti kondisi
2
ruangan yang nyaman, penataan ruang yang baik, keberagaman, fasilitas yang

memadai, dan pengaturan tempat kerja.

c. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan (leadership) adalah interaksi antara seseorang dengan orang

lain, di mana seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain
2
agar mereka mau bekerja secara kolaboratif dalam tugas yang terkait untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan melibatkan pola hubungan antara individu

17
yang menggunakan otoritas dan pengaruhnya terhadap orang lain atau sekelompok

orang untuk mendorong kerjasama dalam menyelesaikan suatu tugas.

Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup kemampuan dan keterampilan

yang dimiliki oleh guru, yang didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan sebelumnya.

Selain itu, motivasi kerja juga merupakan faktor internal yang memengaruhi kinerja guru,

dan motivasi ini dipengaruhi oleh lingkungan di mana guru bekerja, baik secara fisik maupun

sosial. Faktorlingkungan ini mencakup struktur sekolah.budaya sekolah.kepemimpinan

kepala sekolah, daniklimsekolah secara keseluruhan.yang juga memiliki pengaruh terhadap

kinerjaseorang.guru.

c. Standar Kinerja Guru

Menurut Madjid (2016:14), penting untuk merumuskan standar kinerja sebagai acuan

untuk membandingkan pencapaian dengan harapan yang ada.ataukualitas.kinerja


2
adalah manifestasi dari perilaku atau kegiatan yang dilakukan sesuai dengan harapan,

kebutuhan, atau tujuan yang ingin dicapai dengan cara yang .efektif. dan efisien.

Namun, .dalam mencapai hal tersebut,. seringkali guru menghadapi berbagai

hambatanatau kendala yang dapat mengakibatkan kinerja yang kurang efektif.

Dengan kata lain, standar kinerja digunakan sebagai dasar untuk

mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan. Invancevich dalam Madjid

(2016:346) mengemukakan bahwa patokan tersebut mencakup:

Hasil.mengacu.padaukuranoutput utamaorganisasisekolah

18
Efisiensi,. mengacu pada penggunaansumberdaya langkaolehorganisasi sekolah.

Kepuasan,mengacupadakeberhasilan.organisasisekolahdalammemenuhi

kebutuhan semua pihak yangterlibat dalam .organisasi .sekolah. tersebut.

Terkait dengan standar kinerja guru, Sahertian dalam Rusman (2011:51)

menyimpulkanbahwastandar kinerjaguru terkait dengan keunggulanguru. dalam

melaksanakan tugas-tugasnya, seperti: (1).memberikanperhatian individualkepada

siswa; (2) persiapandan perencanaanpembelajaran; (3) penggunaanmedia

pembelajaran; (4) melibatkansiswadalamberbagai pengalamanbelajar; dan (5)

menunjukkankepemimpinanyang aktif sebagaiguru.

Menurut Madjid (2006:15), kinerjaguru terkait dengankompetensiguru, yang

berarti untuk mencapaikinerja yang baik, seorangguru harusmemiliki. kompetensi

yang baik pula. Tanpa memiliki kompetensiyangbaik, seorangguru tidak akanmampu

mencapaikinerja yangoptimal. Terdapatsepuluh kompetensidasar yang harusdikuasai

olehseorangguru,. yaitu: (1) penguasaanmateripembelajaran; (2)

pengelolaanprogrampembelajaran; (3) pengelolaankelas; (4) penggunaanmedia dan

sumber.belajar; (5) pemahamandasar.pendidikan; (6)

pengelolaaninteraksipembelajaran; (7) penilaianprestasi belajarsiswa; (8)

pemahamantentang fungsi dan layananbimbingan danpenyuluhan; (9) pemahamandan

pelaksanaan administrasisekolah; dan (10) pemahamandan interpretasihasil

penelitianuntuk kepentinganpembelajaran.

19
Meskipundemikian, perlu dicatat bahwa memiliki kompetensi yang baik

sebagai seorang guru tidak menjamin kinerja yang baik. Kinerja seorang guru tidak

hanya bergantung pada kemampuan kompetensi yang dimilikinya, tetapi juga

berkaitan dengan kemampuan diri untuk memotivasi diri sendiri dalam menjalankan

tugas dengan baik dan terus mendorong diri untuk mengembangkan diri. Dengan

demikian, kinerja seorang guru merupakan hasil dari kombinasi antara kompetensi

guru, kemampuan diri untuk memotivasi diri, dan motivasi untuk terus

mengembangkan diri. Intinya, kinerja seorang guru mencerminkan kemampuan guru

dalam menunjukkan keahlian dan kompetensi yang dimiliki dalam pekerjaannya,

khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah dan dalam bidangpendidikan secara

umum.

Kinerjaguru merupakan faktoryang dominandalam menentukankualitas

pembelajaran. Artinyakalau guruyang terlibatdalam kegiatanpembelajaran

mempunyaikinerja yangbagus, akan mampumeningkatkan kualitasdidalam

pembelajaransekolah. dengan salahsatu cara memotivasisiswa untuk lebihgiat belajar,

untuk memotivasibelajar siswadipengaruhi oleh kinerjaguru dalamkelas.

d. IndikatorKinerjaGuru

Menurut Uno dan Lamatenggo yang dikutip oleh Koswara.(2016:65), terdapat

lima indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja seseorang. Berikut

adalah indikator-indikator tersebut:

Kualitas kerja, berkaitan pada persiapan perencanaan program pembelajaran dan

20
penerapannya dari hasil pembelajaran dalam kelas.

Kecepatan/ketetapan kerja, berkaitan pada ketepatan guru dalam menyesuaikan

materi pembelajaran.

Inisiatif dalam kerja, berkaitan dengan inisiatif guru dalam menggunakan model

pembelajaran yang sesuaidengan materi belajar,

Kemampuan kerja, berkaitan dengan kemampuan guru dalam memimpin keadaan

didalam kelas agar tetap kondusif.

Komunikasi, berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam

kegiatan belajar mengajar.

Dari penjelasan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima komponen

tersebut dapat digunakan sebagai standar untuk menggambarkan kinerja guru

yang baik. Seorang guru yang memiliki kinerja yang baik kemungkinan besar

akan mencapai nilai yang baik pada kelima indikator yang telah disebutkan

sebelumnya. Sertifikasi Guru

e. PengertianSertifikasiGuru

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang

Gurudan Dosensertifikasi adalah prosespemberian sertifikatpendidik kepadaguru dan

.dosen. Sertifikasimerupakan suatuproses pengujiankompetensi yangdirancanguntuk

menilai penguasaankompetensi seseorangsebagai dasar untukmemberikansertifikat

pendidik (Mulyasa, 2007). Sertifikasiprofesi guru.menurut Kunandar. (2009:152),

adalahproses untukmemberikan sertifikatkepada guruyang telah memenuhistandar

21
kualifikasi dan standar kompetensi. Seorangguru profesionaltidak hanyadiharapkan

memilikipengetahuan danketerampilandalam bidangilmumetodepengajaran,dan

motivasipeserta didik, tetapijuga memiliki pemahamanyang mendalamtentang

hakikatmanusia danmasyarakat. Dengan demikian,dapat disimpulkanbahwa

sertifikasiguru adalah proses pemberian sertifikatkepada guru yangtelah memenuhi

standarsebagai pengakuanatas kemampuanprofesionalnya sebagaipendidik.

Sertifikasiguru dan tenagakependidikan, yang dimulai sejak tahun 2007,

dilakukan melalui penilaian portofolio yang mencakup semua kegiatan yang

dilakukan guru baik di dalam maupun di luar sekolah. Penilaian portofolio ini

bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kemampuan dan kinerja

guru. Meskipun demikian, metode sertifikasi dengan portofolio ini dianggap memiliki

beberapa kelemahan, sehingga diperlukan pendekatan Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG). Saat ini, PLPG telah digantikan dengan PPG (Pendidikan Profesi

Guru), yang memiliki durasi pelatihan lebih lama, yaitu selama 6 bulan.

Fattah (2004: 74-75) menyatakan bahwa dalam menciptakan guru yang

berkualitas, terdapat dua dimensi penting yang harusdiperhatikan, yaitu

mutuprofesional dalam jabatanguru dan kesesuaiandengan bidang keahlian yang

dibutuhkan. Untuk mewujudkan mutuprofesional dan kesesuaianbidang keahlianyang

dibutuhkan, diperlukan upayastrategis dariberbagai pihak yang bertanggungjawab

terhadapmutu profesionalguru. Fattah jugamenekankan bahwa pembinaanprofesi

22
guru harusdilakukan dalam suatu sistem yang mengedepankan pendekatan

berkelanjutandan .terprogram.

Undang.Undang Nomor 14 Tahun2005 tentangGuru danDosen (UUGD) yang

disahkan pada tanggal 30Desember2005 mengatur tentang persyaratanbagiguru. Pasal

8 dalam undang-undang tersebutmenyatakan bahwa gurudiwajibkan untuk memiliki

kualifikasiakademik,kompetensi,sertifikat pendidikkondisi jasmani danrohani yang

sehat,serta kemampuanuntuk mencapai tujuanpendidikannasional. Pasal11,ayat(1)

menyebutkanbahwasertifikat pendidiksebagaimana dijelaskandalam Pasal8, diberikan

kepada guruyang telah memenuhipersyaratan yang ditetapkan. Selain itu, dasarhukum

lainnyaadalah UndangUndang Nomor20Tahun2003 tentangSistem Pendidikan

Nasional dan PeraturanMenteri Pendidikan NasionalNomor18Tahun 2007 tentang

SertifikasiBagiGuru DalamJabatan yangditetapkan pada tanggal4Mei2007. Sejak itu,

telah ditetapkanberbagai peraturanperundang-undangan yang mengaturpelaksanaan

Sertifikasi Gurubagi GurudalamJabatan.

Sesuai dengan kebijakan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor20Tahun2003 Pasal42, ditegaskan bahwa pendidik harus memenuhi

persyaratan minimal dan memilikisertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar,

kondisijasmani dan rohaniyang sehat,serta memiliki kemampuan untuk mencapai

tujuan pendidikan. Prinsip ini jugaditegaskan kembali dalam Pasal28ayat(1)

PeraturanPemerintah RepublikIndonesiaNomor19Tahun2005 tentangStandar

NasionalPendidikan, serta Pasal 8 Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor14

23
Tahun2005 yang mewajibkanguru untukmemiliki kualifikasiakademik minimal

D4/S1dankompetensisebagai fasilitatorpembelajaran yang

sesuaidengankeahliannyadi bidang tersebut.

Sertifikat pendidik merupakan bukti formal tentang kompetensi guru sebagai

fasilitator pembelajaran. Kualifikasiakademik minimal dapat diperolehmelalui

pendidikantinggi, sedangkansertifikat kompetensipendidik diberikan setelah berhasil

melewati ujiansertifikasi.

f. BeberapaFaktor PendorongSertifikasi
3
Menurut Payong (2011: 80-84), peningkatankinerja guru di Indonesia melalui

sertifikasi guru didasarkan pada beberapa kondisi sebelumnya dalam bidang

pendidikan yang diharapkan dapat memotivasi guru untuk mengikuti sertifikasi.


3
Kondisi-kondisi tersebut meliputi kualitas guru, prestasi siswa, dan manajemen guru

pada era otonomi daerah.

Mutu Guru

Kualitas guru di Indonesia dapat dinilai berdasarkan kualifikasi dan kemampuan yang

dimilikinya, sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor

14 Tahun 2005. Menurut undang-undang tersebut, seorang guru diharuskan memiliki

gelar sarjana(S1) atau diplomaempat(D IV). Selain itu, gurujuga diharapkan memiliki

kompetensi dalam penguasaan materiatau bahanajar.

PrestasiPesertaDidik

24
Prestasi pesertadidik di Indonesia menunjukkan hasil yang belum memuaskan, yang

dapat dilihatdari nilai ujian. Rendahnya kemampuanpeserta didikdiduga juga

berkaitan denganrendahnya kualitasproses pembelajarandi sekolah, dimana peran

guru sangat penting.Selain faktor-faktorlainnya, gurudiduga jugaberkontribusi

terhadap rendahnyaprestasi pesertadidik. Oleh karena itu, melaluisertifikasi,

diharapkanguru-guru di Indonesiaakanlebih termotivasi untukmeningkatkan

kinerjanya dan memberikan kontribusi yanglebih baik dalam upayameningkatkan

prestasi pesertadidik.

ManajemenGuru padaEra OtonomiDaerah

Setelah diberlakukannyaundang-undang tentangotonomi daerah padatahun2000,

pengelolaanpendidikandi Indonesia mengalamiperubahan signifikan. Dalam hal

pengelolaan kewenangan, terjadiperkembanganyang signifikandi mana kebijakan

pendidikantidak lagidikendalikansecarasentralistik, melainkan diberikankepada

pemerintahdaerah. Bahkan menurutUndang-UndangSistemPendidikanNasional

Tahun2003, tanggung jawab, wewenang, dan sumber daya untukmenyelenggarakan

pelayananpendidikantelah dialihkan daritingkat pusat kepada daerah, bahkan sampai

tingkatsekolah.

BerdasarkanUndang-undang otonomidaerah, tanggung jawabpemerintah daerah

adalahmerekrut atau mengangkat gurudi sekolah negeri,kecuali di sekolahmadrasah

danguru-guru agama. Ini mencakupguru-guru PNSyang bekerjabaik di sekolahnegeri

25
maupun di sekolahswasta yangsebelumnya diangkat olehpemerintah pusat. Namun,

terdapat masalah dalam prosespengangkatan guru ini,di mana seringkalikualifikasi,

kompetensi, dan kebutuhanyang sebenarnyadi sekolah tidakdiperhitungkan. Hal

serupa juga terjadi di tingkatsekolah, di manapihak komiteseringkali mengangkat

guru honorer tanpa mempertimbangkankualifikasi yangdimiliki oleh mereka.

LandasanSertifikasiGuru

Payong (2011: 84-87)memberikan penjelasan mengenai alasandi balikimplementasi

sertifikasi guru, yangtentunyadidasarkan padabeberapaprinsipdasar. Setidaknya

terdapat beberapa landasan yangmenjadi dasarbagi pelaksanaansertifikasi guru ini.

LandasanHukum

Landasanhukum pelaksanaansertifikasi gurudi Indonesia dapatditemukan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20Tahun2003 tentangGuru dan Dosen serta

Undang-Undang Republik IndonesiaNo. 14Tahun2005tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Pasal42 ayat1 dalamUndang-UndangNo.20Tahun2003 menegaskan bahwa

guru harus memenuhikualifikasi minimum dansertifikasi yang sesuai dengan jenjang

kewenangan mengajar,sertamemiliki kesehatan jasmanidan rohani, dankemampuan

untukmencapai tujuanpendidikan nasional. Ketentuan iniditegaskankembali dalam

Pasal8 Undang-UndangNo.14Tahun2005, yang mewajibkanguru memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikatpendidik, kesehatanjasmani danrohani, serta

kemampuan untuk mewujudkantujuan pendidikan nasional. Selainitu, Pasal11

26
menyatakan bahwa sertifikatpendidik diberikan kepadapendidik yang telah

memenuhipersyaratan tersebut.

Selanjutnya, berdasarkan fatwa No. I.UM.01.02-253 tanggal23 Maret2007

tentang Fatwa Hukum,Kementerian PendidikanNasional menetapkanPeraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 18/2007 tentangSertifikasi Gurudalam jabatan.

Pelaksanaan sertifikasi gurudilakukan melaluiuji kompetensiguru yang

dievaluasimelalui penilaian portofolio. Bagi guruyang berhasil lulus dalam penilaian

portofolio,mereka akan langsungmemperoleh sertifikatpendidik. Namun, bagi

guruyang tidak berhasillulus, merekaakan mengikuti ProgramPendidikan dan

LatihanProfesi Guru (PLPG)yang diselenggarakanoleh perguruantinggi yang

bertanggungjawab ataspelaksanaan sertifikasiguru.

Setelah dikeluarkannya PeraturanPemerintah No. 74 Tahun 2008tentang Guru, fokus

sertifikasi guru lebih difokuskanpada sertifikasiguru pra-jabatan yang dilakukan

melalui pendidikanprofesi. Meskipun demikian,masih adaketentuan transisi yang

mengatur tujuan sertifikasiguru dalam jabatan.Sebagaicontoh, guru dalam jabatan

yang memiliki kualifikasipendidikan kurangdariD4/S1 dapatmengikutiuji kompetensi

untuk memperolehsertifikatpendidik jikamemenuhi salah satu dari dua kriteria

berikut: 1) sudahmencapaiusia 50 tahun dan memiliki pengalaman mengajar selama

20 tahun sebagaiguru, 2)memilikigolonganIV/a ataumemenuhi angkakredit kumulatif

yang setaradengangolongan IV/a (sesuai dengan Pasal 6).

27
LandasanPsikologis

Dasar iniberasal dari pemahamanbahwa pekerjaan sebagaiseorang guru, yang

melibatkaninteraksi dengan manusia, membutuhkan landasanpsikologis yang kuat.

Sebagai pekerjaanprofesional, guru setidaknya harusmemiliki pemahaman tentang

hubungan manusiawidan pendekatan tertentuyang mempertimbangkanaspek

psikologi individudan masyarakat. Sebagaiindividu, gurujuga perlu dilindungi,dan

melalui sertifikasidiharapkan dapatmeningkatkan harga diri dankebanggaan terhadap

profesinya. Guruprofesionalyang telah disertifikasi merasa banggaakanprofesinya dan

tanggungjawab mulia yangdiemban.

Dasar psikologis ini berakar pada pemahaman bahwa sebagai manusia, guru memiliki

kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi. Dalamkonteks ini, dapat diterapkan teori

hirarki kebutuhanAbraham Maslow, di managuru sebagai individu memiliki

dorongan untuk mendapatkan pengakuan danpenghargaan tertentu. Harga diri sebagai

guru akan semakin kuat ketikaadapengakuan publik terhadapkompetensi dan

keahliannya.Dengan demikian,pengakuan dan penghargaanatas kualitasdan kinerja

sebagai gurumenjadi landasanpenting dalam pemenuhankebutuhanpsikologis mereka.

Sertifikasi gurumerupakan sebuahbentukpengakuan danpemberian wewenang kepada

guru untukmenjalankan tugasnyasecara mandiri sebagaiseorang profesional.

LandasanSosiologis

28
Sertifikasi merupakan sebuahtindakan pengakuan yangdilakukan oleh masyarakat

dan merupakan pernyataankeberadaan individu dalam lingkunganprofesional yang

diakui oleh masyarakat. Tujuan darisertifikasi adalah untukmemperolehpengakuan

bahwa individu yang memiliki sertifikatmemiliki keterampilan ataukeahlian tertentu

dan dapat memberikan layanan kepadamasyarakat. Melalui sertifikasi,profesi guru

semakin dihargai dan diakui olehmasyarakat sebagaiprofesi yangmemberikan

kontribusi penting bagi masyarakatdan pembangunan secara keseluruhan.

Di dalam masyarakat yang sangat menghargai kompetensi dan keahlian, pengakuan

terhadap profesi melaluisertifikasi memiliki peranan yang sangat penting karena

berkaitanerat dengan sejauh manaindividu yang diakui memiliki keahlian tersebut

dapatmemberikan manfaat bagimasyarakat. Oleh karena itu, melaluisertifikasi guru,

masyarakat berharap bahwa guru yang memiliki keahlian dan kompetensi tersebut

dapatmemberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkankesejahteraan

masyarakat melalui layanan yang mereka berikan kepada siswa disekolah. Dengan

adanyaguru profesional, diharapkan peserta didik yang mengikutiproses pendidikan

darimereka dapat mencapai prestasi yang baik, dan pada akhirnyamenjadi generasi

yangakan membangun masa depan bangsa yang lebihbaik.

2. LandasanEkonomis

Pekerjaanprofesional memiliki dampak yang signifikandalam aspek ekonomi bagi

individuyang menjalaninya. Sebagai seorangguruyang merupakan profesi

profesional, mereka memberikan kontribusi pentingterhadap pembangunan dan

29
kemajuan ekonomi suatu bangsa. Konsep sertifikasidapat ditemukan dalam gagasan

ekonomi neo-liberal di mana sertifikasi memberikanmanfaat dalam menciptakan

masyarakatekonomi yang baru, yang memilikinilai ekonomi karenamemiliki

keahlian yangdihargai. Seorang calonguru yangtelah disertifikasi dan diakuisebagai

guru profesionalakan mendapatkanpenghargaandari masyarakatdan kontribusi

pengabdiannyajuga akan dihargai melalui imbalanekonomi yangdiperolehnya. Oleh

karena itu,sertifikasi guru setidaknyasejalan dengan konsep modalmanusiadi mana

melalui investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan proses seleksi yang diikuti oleh

para guru, merekadapat menghasilkan keuntungan baik secaramateri, seperti

peningkatan kesejahteraanekonomi, maupun non-materi, sepertipeningkatan status

sosial danmartabat dalammasyarakat.

3. DasarHukumSertifikasi

Menurut Samani (2007: 2), sebagaimana yang dikutip dalam tesis Marjiyanto

(2013: 45), pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan di Indonesia didasarkan

pada landasan hukum sebagai berikut:

a. UU RI Nomor20Tahun2003 tentang SistemPenididikanNasional;

b. UU RI Nomor 14Tahun2005 tentangGuru danDosen;

c. PeraturanPemerintah RINomor 19 Tahun2005 tentang StandarNasional

Pendidikan;

d. PeraturanPemerintah RI Nomor74Tahun2008 tentangGuru;

e. Permendiknas Nomor 16Tahun 2005 tentangStandar Kualifikasidan Kompetensi

30
Pendidik;

f. PemdiknasNomor 10Tahun2009 tentang Sertifikasibagi GurudalamJabatan;

g. KeputusanMendiknas Nomor 056/O/2007 tentangPembentukanKonsorsium

SertifikasiGuru (KSG);

h. KeputusanMendiknas tentang PenetapanPerguruan TinggiPenyelenggara

SertifikasiGuru dalam Jabatan.

Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa

sertifikasiguru merupakan kebijakan yang sangatpenting dalam meningkatkan

kualitaskerja guru. Proses sertifikasiini melibatkanpemberiansertifikat pendidik

kepada uru yang telah memenuhipersyaratan tertentu,dengantujuan untuk mencapai

tujuanpendidikan nasionaldan merespons tantanganglobalisasi. Sertifikas diharapkan

memilikidampak yangsignifikan terhadap kinerjaguru yang telah bersertifikat, dan

jugaberkontribusipada peningkatan kesejahteraanguru yangpantas. Hal ini diharapkan

dapatmemotivasipara guru untuk mengikutiproses sertifikasi. Dari

kesimpulanini,terdapat indikatorpengaruh sertifikasi yangrelevandalam penelitian ini,

antara lain:

a. Peningkatankualitas kerja,

b. Kinerjapascasertifikasi,

c. Pengaruhsertifikasi,

d. Motivasiuntuk sertifikasi.

31
C. MotivasiKerja

a. PengertianMotivasi

Menurut Sutrisno (2011: 109), motivasi dapatdidefinisikan secara umum sebagai

dorongan internal yang mendorong seseoranguntuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhiindividu untuk melakukan aktivitas

atau tindakan tertentu, dan seringkali dikaitkan dengan tanggung jawab individu

terhadap perilaku yang dilakukan.

Menurut Schunk(2010: 4), motivasi dapat diartikan sebagai sebuah proses

daripada sebuah produk. Sebagai proses, motivasi tidak dapat diamati secara

langsung, melainkan kita mengambil kesimpulan tentangnya dari tindakan dan

ucapan seseorang. Motivasimerupakan upaya untuk mencapai hasil yang terbaik

dalam suatu aktivitas.

Menurut Anoraga (2014: 35), motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai faktor

yang membangkitkan semangat atau dorongan untuk bekerja. Dalam psikologi kerja,

motivasi kerja sering disebut sebagai pendorong semangat kerja. Tingkat kekuatan

motivasi kerja seseorang dapat mempengaruhi sejauh mana prestasinya dalam

pekerjaan.

Menurut Notoatmojo(2009: 115), motivasi dapat didefinisikan sebagai

interaksi antara seseorang dengan situasi yang dihadapinya, yang dipicu oleh

32
kebutuhan atau keinginan terhadap objek di luar dirinya sendiri. Motivasi menjadi

alasan bagi seseorang untuk bertindak dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Everard,dkk,(2004: 25), motivasi dapat didefinisikan sebagai

pencapaian hasil melalui orang-orang atau mendapatkan hasil terbaik dari orang-

orang.

17
Menurut Hikmat(2011: 272), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau

rangsangan yang diberikan kepada seseorang agar memiliki keinginan untuk

bertindak secara disiplin. Dorongan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti

peningkatan upah kerja, pemberian reward dan bonus tertentu, penerapan aturan dan

sanksi yang ketat bagi pelanggar, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah untuk

menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan kualitas usaha dan intensitas

kerja. Motivasi juga memiliki dimensi kelanjutan, karena hal tersebut menunjukkan

seberapa lama seseorang dapat mempertahankan usaha mereka. Individu yang

termotivasi akan tetap melaksanakan tugas mereka dengan tekun demi mencapai

tujuan yang ditetapkan.

3
Menurut Sunyoto(2013: 1), motivasi kerja dapat dijelaskan sebagai keadaan

yang memicu keinginan individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai

tujuan yang diinginkan. Motivasi yang ada dalam diri seseorang merupakan kekuatan

yang akan mengarahkan perilaku individu dalam mencapai kepuasan pribadi melalui

33
3
aktivitas yang spesifik, dan arah motivasi tersebut cenderung positif dengan

mengarah pada pendekatan terhadap objek yang menjadi tujuan.

Maslow, yang dikutip dalam Gibson(1996: 181), menggambarkan dengan

positif individu yang telah mencapai aktualisasi diri: mereka tidak lagi didorong oleh

kekurangan-kekurangan, tetapi dipacu oleh dorongan untuk berkembang dan

mencapai potensi maksimal yang mereka miliki. Gibson(1996: 182) juga menyatakan

bahwa motivasi bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi kinerja, karena

terdapat variabel-variabel lain seperti usaha, kemampuan, dan pengalaman kerja

sebelumnya yang juga berperan.

Gibson (1996: 183) menyatakan bahwa motivasi melibatkan(1) arah perilaku,

yaitu tujuan yang diinginkan dalam melakukan suatu tindakan, (2) kekuatan
3
tanggapan, yang mencakup tingkat upaya yang diberikan ketika seseorang memilih

suatu arah tindakan, dan (3) keteguhan perilaku, yaitu seberapa lama seseorang terus

melakukan perilaku tertentu. Pendapat lain jugamengemukakan bahwa analisis

motivasi harus fokus pada faktor-faktor yang memicu dan mengarahkan aktivitas

seseorang. Beberapa teori lain mengungkapkanbahwa motivasi terkait dengan

"bagaimana perilaku dimulai, diperkuat, dipertahankan, diarahkan, dan dihentikan,

serta reaksi subjektif yang terjadi selama prosestersebut." Penelitian yang dilakukan

pada setiap pandangan ini menghasilkan beberapakesimpulan mengenai motivasi,

antara lain:

34
a. Para ahli teori memiliki interpretasi yang sedikit berbeda dan menekankan
3
faktor-faktor yang berbeda.

b. Motivasi terkait dengan perilaku dan kinerja.

c. Motivasi berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai.

d. Motivasi dipengaruhi oleh peristiwa dan proses yang bersifat internal dan

eksternal terhadap individu.

Gibson(1996:185) menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah konsep yang

digunakan untuk menjelaskan dorongan-dorongan yang muncul di dalam diri individu

dan mempengaruhi serta mengarahkan perilaku mereka.

Menurut Herlambang(2014:61-62), motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis,

yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik terjadi ketika seseorang

merasa termotivasi oleh sifat pekerjaan itu sendiri. Mereka mendapatkan kepuasan

dari melakukan pekerjaan tersebut tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal

seperti status atau uang. Motivasi ini bisa dikatakan sebagai kegiatan yang sesuai

dengan hobi seseorang. Sementara itu, motivasi ekstrinsik terjadi ketika faktor-faktor
3
di luar pekerjaan menjadi faktor utama yang mendorong seseorang termotivasi,

seperti status atau kompensasi yang diterima.

Pada dasarnya, manusia dapat melakukan tiga jenis perbuatan. Pertama,

perbuatan yang direncanakan, di mana perbuatan tersebut dipicu oleh tujuan yang

ingin dicapai. Kedua, perbuatan yang tidak direncanakan, yang terjadi secara spontan
3
tanpa adanya motif atau alasan tertentu. Ketiga, perbuatan yang berada di antara

35
kedua keadaan sebelumnya, yaitu perbuatan yang sebagian direncanakan dan

sebagian tidak direncanakan, disebut sebagai perbuatan semi direncanakan.

Menurut Freud, dorongan yang muncul dalam diri manusia dapat dibagi menjadi

beberapa jenis:

a. Dorongan alam di bawah sadar;

b. Dorongan alam sadar;

c. Dorongan libido seksualitas.

Tujuan-tujuan motivasi tersebut merupakan bagian integral dari konsep motivasi yang

sebenarnya, seperti yang diungkapkan oleh Hikmat(2011: 271-272). Di dalam konteks

organisasi pendidikan, motivasi kerja sangat penting untuk memastikan kelancaran

pelaksanaan proses pembelajaran dan aktivitas lainnya. Dalam hal motivasi bagi para guru

atau dosen, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti memberikan bantuan dalam

kegiatan perkuliahan, memberikan beasiswa, meningkatkan insentif dan honorarium yang

diterima dari pekerjaan, dan lain sebagainya. Upaya motivasi yang dilakukan oleh pemerintah

terhadap dosen juga telah terbukti memberikan manfaat yang nyata. Contohnya, pemerintah

memberikan bantuan dalam pembuatan buku ajar, dukungan untuk penelitian, pembuatan

Standar Akreditasi Program Studi (SAP), pemberian uang transportasi, mendukung kehadiran

dalam seminar, diskusi, rapat, dan sejenisnya.

a. Menurut Sunyoto(2013: 10), terdapat beberapa tujuan dalam memberikan

motivasi, di antaranya adalah sebagai berikut:

b. Mendoronggairah dan semangatkerjakaryawan.

c. Meningkatkanproduktivitas kerjakaryawan.

36
d. Memperkuatloyalitas dan stabilitaskaryawan dalamperusahaan.

e. Meningkatkankedisiplinan danmengurangi tingkatabsensi karyawan.

f. Menciptakansuasana dan hubungankerja yangharmonis.

g. Meningkatkankreativitas dan partisipasikaryawan.

h. Meningkatkankesejahteraan karyawan.

i. Memperkuatrasa tanggungjawab karyawanterhadaptugas-tugas mereka.

Dengan demikian, pemberian motivasi memiliki tujuan yang beragam dan dapat

membawa dampak positif dalam lingkungan kerja.

Menurut Notoatmojo(2009: 125), tujuan pemberian motivasi meliputi hal-hal

berikut:

a. Mendoronggairah dan semangatkerja.

b. Meningkatkankepuasankerja.

c. Meningkatkanproduktivitas kerja.

d. Meningkatkanloyalitas dan integritaskerja.

e. Meningkatkankedisiplinan kerja.

f. Meningkatkankehadiran kerja.

Dengan memberikan motivasi kepada karyawan, diharapkan dapat mencapai

tujuan-tujuan tersebut, yang akan berdampak positif pada kinerja dan atmosfer kerja

di perusahaan.

Menurut Sutrisno(2011: 110), motivasiadalah hasildari interaksi individudengan

37
situasi yangdihadapinya. Oleh karena itu, terdapat \perbedaan dalam tingkatmotivasi

yang ditunjukkanoleh setiap individu saat menghadapisituasi tertentu, bahkan dalam

situasi yang sama. Selain itu, seseorang dapatmenunjukkan tingkat doronganyang

berbeda saat menghadapi situasi yang berbedadan juga dalam waktu yangberbeda

pula.

Menurut Sutrisno(2011: 111), motivasi kerja memainkan peran pentingdalam

menentukan tingkat produktivitas perusahaan. Keberhasilan suatu institusidalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat bergantung pada motivasipara

karyawan untuk bekerja secara kolaboratif demi kepentingan perusahaan. Manajer

memiliki tanggung jawab untuk menciptakan motivasi kerja yang tinggi di antara

karyawan guna menyelesaikan tugas-tugasmereka. Namun, perlu diakuibahwa

motivasibukanlah satu-satunyafaktor yangmempengaruhi kinerjaindividu. Ada faktor-

faktor lain seperti sikap, pengetahuan, kemampuan, pengalaman, dan persepsi


37
peranan yang juga berperan dalam menentukan tingkat kinerja. Motivasi memiliki

dua komponen, yaitu komponen internal dan komponen eksternal. Komponen internal

berkaitan dengan perubahan dalam diri individu, seperti perasaan tidak puas dan

ketegangan psikologis. Sementara itu, komponen eksternal berkaitan dengan tujuan

yang diinginkan oleh individu dan menjadi arah tindakan mereka. Dengan demikian,

komponen internal mencakup kebutuhan yang ingin dipenuhi, sedangkan komponen

eksternal berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai.

b. Jenis-JenisMotivasi

38
Ada dua jenis motivasi yang dapat dibedakan, yaitu motivasiintrinsik dan

motivasiekstrinsik.

1. MotivasiIntrinsik

Motivasiintrinsik adalah motivasiyang muncul daridalamdiri individu dan

terkait dengan kebutuhan dan tujuan pribadi. Dalam konteks pembelajaran, motivasi

ini tidak bergantung pada rangsangan eksternal, tetapi muncul dari motivasi internal

siswa itu sendiri. Siswa belajar karena dorongan dan keinginan mereka sendiri,

sehingga mereka dapat menetapkan tujuan belajar mereka sendiri dan menentukan

langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapainya.

Guru memiliki beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendorong

motivasi intrinsik siswa dalam pembelajaran, antara lain:

a. Menghubungkan tujuan pembelajaran dengan tujuan pribadi siswa.

b. Memberikan siswa kebebasan untuk menjelajahi materi dan aktivitas belajar di

luar kurikulum inti.

c. Menyediakan waktu tambahan bagi siswa untukmengembangkan tugasmereka


29
danmenggunakan sumber dayapembelajaran yangtersedia di sekolah.

d. Memberikan penghargaan kepada siswa atas prestasi mereka.

e. Mendorong siswa untuk menjelaskan dan mempresentasikan tugas yang mereka

kerjakan jika mereka ingin melakukannya.

2. MotivasiEkstrinsik

MotivasiEkstrinsik adalah motivasi yangtergantung pada doronganatau

39
rangsangandari faktor eksternal, seperti pujiankritik,. hadiah,. hukuman, .danteguran

dari guru. Peran gurusangat enting dalam menciptakanmotivasiekstrinsik. Namun,

penting untukmemperhatikan bahwa pemberianmotivasi ekstrinsik harusdisesuaikan

dengankebutuhan individusiswa. Jika motivasiekstrinsik diberikan secara

berlebihan,dapat mengakibatkan hilangnya motivasiintrinsik yang mungkin sudah ada

dalam diri siswa.

c. Faktor-Faktor yang MempengaruhiMotivasi KerjaGuru

Motivasikerja guru dipengaruhioleh berbagaifaktor, termasukketerampilan

kepemimpinan kepalasekolah, kemampuanmanajerial kepala sekolah iklim kerja, dan

sertifikasi profesiguru. Faktor-faktorini memiliki pengaruhyang positifdan signifikan

terhadapmotivasikerja guru.

Menurut Sudarnoto(2015:92), organisasi kerjamemiliki peran pentingdalam

meningkatkan motivasi kerja dengan menciptakan lingkungan kerja yangkondusif.

Lingkungan kerjayang nyaman adalahlingkungan di mana karyawanmerasa dihargai,

dan merekamerasabanggabekerja diorganisasi tersebut. Kondisikerja merujukpada

kondisi atausituasiyang dialami oleh individu yangbekerja di lingkungan tersebut.

Persepsiterhadap kondisi kerjamempengaruhi pengalamankerja karyawan. Oleh

karena itu,faktor-faktorseperti kondisifisik, kondisipsikologis, dankondisi sementara

dari lingkungankerja perlu diperhatikan agar karyawan dapat merasanyaman dalam

bekerja. Hal inidapat meningkatkanmotivasi dan produktivitaskerja.

40
Selainmenciptakan kondisikerja yangbaik, organisasi juga dapat menggunakan

kebijakan dan peraturan tertentu untuk menarik dan mendorong motivasi kerja

karyawan. Salah satu contohnya adalahkegiatan GugusKendali Mutu(GKMatau

QualityCircles), yangmerupakankebijakan yang diaturdalam berbagaiperaturan dan

mengaturpertemuankelompok kecil untukpemecahan masalah.Kebijakan ini bertujuan

ntukmendorong motivasikerja karyawanmelalui partisipasiaktif dalam

pemecahanmasalah dan peningkatanmutu.

Selain itu, kebijakan imbalan keuangan juga berperan penting dalam motivasi

kerja. Selaingaji pokok, organisasijuga memberikaninsentif atau bonuskepada

karyawan ataspekerjaan tambahanatau pencapaian kerjayang luarbiasa. Halini akan

meningkatkanmotivasi kerjaindividu yang telahbekerja denganbaik danmemberikan

kontribusi yangmaksimal.

d. TujuanMotivasi

Riyadi (2017:109) berpendapat bahwa motivasi memiliki dampak positif baik

bagi pekerja maupun perusahaan. Motivasi membangkitkan semangat dan antusiasme

pekerja, serta mendorong mereka untuk melaksanakan tugasdengan baik.Manajer

atau pimpinan yang berhasildalam memotivasi karyawan cenderungmenciptakan

lingkungandi mana tujuanyang relevantersedia untuk memenuhikebutuhan karyawan.

Tujuan-tujuanmotivasi tersebutmeliputi:

a. Mendoronggairah dan semangat kerjakaryawan.

41
b. Meningkatkanmoral dan kepuasankerjakaryawan.

c. Meningkatkanproduktivitas kerjakaryawan.

d. Mempertahankanloyalitas dankestabilan karyawanperusahaan.

e. Meningkatkankedisiplinandan mengurangi tingkatabsensikaryawan.

f. Menciptakansuasana danhubungan kerja yangbaik.

e. PentingnyaMotivasi KerjabagiGuru

Syaodih(2009:252) menjelaskan bahwaseorang guru adalahseorang individu

yang memilikikepribadian. Kepribadian guru terdiri dariaspek jasmaniah, intelektual,

sosial, emosional, danmoral, yang saling terintegrasimembentuk ciri khas yang

khusus. Menurut Winkel(1991:219), kepribadian gurumencakup tigahal, yaitu

penghayatannilai-nilai kehidupan, motivasikerja, serta sifatdansikap. Kepribadian

guru memainkanperanpenting dalammenjalankan profesi keguruannya. Guru

dianggap sebagaitokohyang membimbinganak didik menujumasa depan. Dalam

tulisannya, Dedi(1998),mengutip Nawal, seorang individudariMaroko,

yangmenyatakanbahwa seorangguruyang baik dapatmembimbing anakdidiknya

menjadi generasi masadepan denganmemberikan merekakebudayaan danpendidikan,

yang merupakanhal palingberharga.

Seorangguru yang baik harus memilikicita-cita untuk memberikan kontribusi

melalui keahliannyademi perkembangansiswa. Guru tersebutakan melihat

pekerjaannya sebagaikepuasan pribadi, meskipun tidak terlepasdari tantangan. Guru

tersebut bersediamengorbankan waktu danenergi lebih banyakdaripadayang secara

42
formaldituntut. Meskipunmasalah pendapatan juga dipertimbangkannamun itutidak

akanmengaburkan cita-cita keguruanmereka. Motivasi kerja guru tidak hanyaberada

dalambatin, tetapi juga tercermindalam kata-kata dantindakan.

Pendidikan di Indonesiamembutuhkanguru yang memilikipanggilan hati

dalam menjalankantugasnya.MenurutDavidHansendalam bukunya, "The Call to

Teach" (1995), panggilan hatimemiliki dua unsurpenting, yaitu(1) pekerjaantersebut

membantu mengembangkanorang lain,dan(2)pekerjaan tersebutjuga mengembangkan

danmemenuhi diri sendiri sebagaiindividu.

Unsurpertama, pekerjaan dikatakan sebagaipanggilan hatinurani ketika

pekerjaantersebut membantu mengembangkanoranglain menujukesempurnaan.Isjoni

(2009:110) menjelaskan bahwa seorang gurumenjalankanfungsi merekauntuk

membantuanak didik berkembang menjadi manusia yangutuh. Guru tersebutrela

menginvestasikan waktu, energi, dan pemikirannyauntuk perkembangandan

kesuksesananak didik. Dalam penghayatan nuraniini, guru akanmemberikan dedikasi

dan loyalitaspenuh terhadap perkembangananak didik. Kepuasanguru terletak pada

keberhasilanmereka dalam membantuanak didik maju dalammenghadapi tantangan.

Unsurkedua adalah pemenuhankebutuhanpribadi. Pekerjaan guruakhirnya

memberikanhasil dalam perkembangan dan keterampilandiri gurusendiri. Dalamhal

ini, merekaberharap ada hasil berupa materi, meskipunitu bukan yangutama. Dengan

43
menjadiguru, mereka akanberkembang menjadipribadi yang lebihmanusiawi dan

memilikiharga diri, yangtidak dapat digantikandengan materi.

4. PenelitianTerdahulu

Beberapapenelitian yangsudah dilaksanakanoleh ahli terdahuludigunakan

sebagaiartikel yangmenginspirasi diadakannyapenelitian yangdilakukan,

antaralain:

1) PenelitianSudharto, (2012) yangberjudul “Pengaruh Pola Kepemimpinan Kepala

Sekolah dan Susasana Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten

Boyolali” hasil dari penelitian tersebut yaitu terdapat pengaruh antara persepsi

guru mengenai pola kepemimpinan sekolah terhadap kinerja guru sebesar

66,9%, sedangkan suasana kerja terhadap kinerja guru sebesar 62,7%,

kemudian diregresikan Y= 0,319X1+0,585X2+24,134, dengan harga t sebesar

7,831 dengan probalitas (p=0,000) dan R2= 0,779 atau 77,9%. Jadi terdapat

pengaruh yang positif antara persepsi guru mengenai pola kepemimpinan kepala

sekolah dan suasana kerja terhadap kinerja guru yaitu sebesar 77,9% (R2 =

0,779), sisanya yaitu 22,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar varuabel dalam

penelitian ini.

2) PenelitianIsdiana, IKIP PGRISemarang(2013) yangberjudul “Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru terhadap Kinerja

Guru SMP Negeri di Kecamatan Batang” hasil dari penelitian ini adalah ada

pengaruh signifikan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru

44
(Y) sebesar 16,1% dengan angka korelasi 0,401, dan Profesionalisme Guru (X2)

terhadap Kinerja Guru (Y) sebesar 16,2% dengan angka korelasi 0,402.

Sedangkan Pengaruh Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan

Profesionalisme Guru (X2) terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan

Batang (Y) secara bersama-sama sebesar 19,7% dengan angka korelasi 0,444.

3) Penelitian yang dilakukan olehAmron Dikri, IKIP PGRISemarang(2013)

berjudul "Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara." Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif antara Supervisi

Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru.

Artinya, semakin tinggi dan positif supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja,

semakin tinggi dan positif pula kinerja guru dengan kontribusi yang efektif

sebesar 16,2%. Hal ini berarti bahwa variasi yang terjadi pada variabel motivasi

kerja sebesar 16,2% dapat diprediksi dalam meningkatkan kinerja guru.

Selanjutnya, terdapat hubungan linier dan signifikan antara variabel motivasi

kerja dan kinerja guru, yang dapat dibuktikan dengan persamaan garis regresi Y=

57,774+0,149X1+0,135X2. Ini berarti bahwa peningkatan satu unit supervisi

kepala sekolah dan motivasi kerja akan diikuti oleh peningkatan nilai kinerja

guru sebesar 0,384, dengan konstanta 57,774.

4) Penelitian yang dilakukan oleh Sudharto (2012) berjudul "Pengaruh Budaya

Organisasi Sekolah, Pengalaman Kerja, dan Kompensasi Terhadap Kepuasan,

45
Motivasi Kerja, dan Kinerja Kepala SMA Se Eks Karesidenan Semarang." Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah secara langsung maupun

tidak langsung dipengaruhi oleh budaya organisasi sekolah, pengalaman kerja,

kompensasi, kepuasan kerja, dan motivasi kerja, baik secara simultan maupun

secara individual per variabel independen. Kontribusi efektif secara bersama-

sama (SE) sebesar81,6%, sedangkan untuk masing-masing variabel independen,

budaya organisasi memiliki kontribusi sebesar9,2%, pengalaman kerja3,5%,

kompensasi3,6%,kepuasan kerja4,3%, dan motivasi kerja4,2%. Dari kelima

variabel tersebut, variabel budaya organisasi memberikansumbangan

palingbesar, diikuti olehkepuasan kerja, motivasikerja,kompensasi, dan

pengalamankerja. Berdasarkan analisis jalurnilai koefisienjalur daripengaruh

langsunglebih besar daripada pengaruhtidak langsung.Dengandemikian,

pengaruhyang sebenarnya adalah pengaruhlangsung.

5) PenelitianSri Hartini, IKIPPGRISemarang(2013) yangberjudul “Pengaruh

Kualifikasi Akademik, Pengalaman Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Kepala Sekolah Dasar se Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan” hasil

dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

antara kualifikasi akademik, pengalaman kerja dan motivasi kerja terhadap

kinerja kepala sekolah dasar se kecamatan wiradesa kabupaten pekalongan.

Kualifikasi akademik, pengalaman kerja dan motivasi kerja secara bersama

46
memberikan pengaruh sebesar 59,7% (S1 10,5%, DIII 5,3%, DII 22,8%, dan

SPG 21,1%) terhadap kinerja kepala sekolah.

Dari beberapa hasil penelitianrelevan di atas, yangmembedakan judulyang

penelitiajukan adalah terletak padavariabel X1 yaituSertifikasi Gurusedangkan

untukvariabel X2 ada beberapayang sama dan untukvariabel Y sama yaitumengukur

kinerjaguru. Oleh karenaitu ada perbedaan variabeljudul yang penelitiajukan

denganhasil penelitian relevantersebut, karena posisijudul yang penelitiakan teliti

adalahmengukur seberapa besarkinerja guru yangdipengaruhi oleh sertifikasiguru

danmotivasi kerja. Sedangkanuntuk persamaannyayaitu sama-samamengukur kinerja.

5. Kerangka Berfikir

Peningkatan kualitas pendidikan dianggap sebagai kebutuhan yang penting

bagi bangsa yang ingin mencapai kemajuan. Dengan keyakinan bahwa pendidikan

berkualitas dapat mendukung perkembangan di berbagai bidang, maka perhatian

serius dari pemerintah diperlukan untuk memastikan pendidikan yang berkualitas.

Untuk mencapai mutu pendidikan dan pembelajaran yangbaik, tidak hanya

satu komponen yang menjadi faktor penentu, melainkan semuakomponen yang

meliputi siswa.materi.media, saranadan prasarana, kurikuluserta biaya/dana.

Namun.semua komponentersebut tidakdapat dioptimalkandalam meningkatkan

mutuproses dan hasilbelajar tanpa adanyaguru yang secarakonsisten berusaha

47
mewujudkangagasan.ide, dan pemikiranmenjadi perilakudan sikap yangunggul dalam

peranmereka sebagaipendidik.

Seorangguru perlu memiliki kinerja optimal dalam menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya, karena guru merupakan faktor utama yang menentukan

keberhasilan pembelajaran. Kinerja guru memiliki spesifikasi dan kriteria tertentu

yang harus dimiliki oleh setiap guru. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur

berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki.

Dengandemikian, kinerjaguru sangat berpengaruhterhadap keberhasilan

proses belajarmengajar yang efektifdan efisien, sehinggatujuan pendidikandapat

tercapai danmencerminkan prestasisiswa yang baik. Hubunganantara sertifikasidan

motivasi kerjaterhadap kinerja gurudapat dijelaskan sebagaiberikut:

48
Sertifikasi Guru (X1)

(1) Kualifikasiakademik, (2) Pendidikandan

pelatihan, (3) Pengalamanmengajar,

(4) Perencanaandan pelaksanaanpembelajaran,

(5) Penilaiandariatasan danpengawas, (6) Prestasi

akademik, (7)Karyapengembangan profesi, (8) KINERJA GURU (Y)


G
U Keikutsertaan dalamforum ilmiah, (9) (1)Merencanakan
R
Pengalamanorganisasidi bidangpendidikan dan pembelajaran
U
(2)Melaksanakanpembela
sosial, (10) Penghargaanyang relevandengan
jaran
bidangPendidikan. (3)Megevaluasihasil
belajar
Motivasi Kerja (X2)
(1)Penghargaan.(2) Bakatdanminat.(3)
Kerjasama/sosialisasi,(4)
Pengembangandiri,(5) Berorientasimasa
depan

Gambar 2.1 KerangkaBerfikir

6. Hipotesis

MenurutArikunto(1998: 64), hipotesisadalah jawabansementara terhadap

permasalahanpenelitian, yang akanterbukti melaluidata yangterkumpul. Berdasarkan

perumusanmasalah yang telahdisebutkan, hipotesispenelitian dapatdirumuskan

sebagaiberikut:

a. Terdapatpengaruhsignifikan secarabersama-sama antarasertifikasi gurudan kinerja

gurudi SMK Negeri 8 Jeneponto.

49
b. Terdapat pengaruh signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMK

Negeri 8 Jeneponto.

c. Terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara sertifikasi guru,

motivasi kerja guru, dan kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto.

50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian tentang “Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru

Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 8 Jeneponto”. Jenis penelitian yang peneliti

lakukan adalah penelitiann deskriptif pendekatan kualitatif dengan metode Ex post

facto. Ex post facto adalah penelitian yang ditujukan untuk menguji suatu variable

yang telah terjadi secara natural.

Menurut Emzil (2010), penelitianEx postfacto ataukausal komparatifadalah

sebuahpenyelidikanempiris yang dilakukansecara sistematis, di manapeneliti tidak

mengendalikanvariabel bebassecara langsungkarena variabeltersebut telah ada atau

tidak dapatdimanipulasi.

6
Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian

Ex post facto untuk menggambarkan penelitian secara empiris dengan tiga variabel,

yaitu X1 (Sertifikasi Guru), X2 (Motivasi Kerja Guru), dan Y (Kinerja Guru).

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah "Pengaruh Sertifikasi Guru dan

Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 8 Jeneponto".

B. Tempat dan Waktu Penelitian

51
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 8 Jeneponto, yang terletak di Jl. H.

M. Ishak Iskandar Dg.Tumpu, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten

Jeneponto. Penelitian dilaksanakan selama sekitar dua bulan, yaitu dari bulan April

hingga Mei 2023.

C. Jenis dan Sumber Data

Fokus penelitian ditetapkan untuk mengarahkan peneliti dalam meneliti hal-

hal yang relevan agar pertanyaan penelitian atau rumusan masalah dapat dijawab

dengan baik. Penelitian ini berfokus pada pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi

Kerja Guru terhadap Peningkatan Kinerja Guru di SMK Negeri 8 Kabupaten

Jeneponto. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data berupa angka-angka yang diperoleh di SMK Negeri 8 Jeneponto, seperti

jumlah guru dan data lain yang relevan dengan penelitian ini.

b. Data Kualitatif

Data yang diperoleh di SMK Negeri 8 Jeneponto yang tidak berupa angka

(tidak dapat dihitung secara matematis), seperti informasi dari instansi terkait dan

pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, serta gambaran umum

tentang instansi tempat penelitian dan data lain yang mendukung penelitian ini.

1. Sumber Data

52
Data penting yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari responden, yang

diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada guru di SMK Negeri 8 Jeneponto.

Berdasarkan sumbernya, data dapat dibedakan menjadi data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer: Dataprimer yangdikumpulkan adalah data dari kuesioneryang

mencakuppertanyaan tentangsertifikasi guru, motivasikerjaguru, dan kinerjaguru

di SMK Negeri 8 Jeneponto.

b. Data Sekunder: Datasekunder merupakandata yangdiperoleh dandikumpulkan

oleh penulis dari literatur, dokumen, dan laporan-laporan yangberisi teori dan

konsep yang relevan dengan variabel yang terkait dengan penelitian ini.

D. Populasidan Sampel

MenurutSugiyono(2009: 215), populasi dapatdidefinisikan sebagaiwilayah

generalisasiyang terdiridari objek atau subyekyang memiliki kualitasdan

karakteristiktertentu yangditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dankemudian

ditarikkesimpulannya. Arikunto (2013: 173) menyatakanbahwa populasimerupakan

keseluruhansubjek penelitian. Jikapenelitian inginmeneliti semua elemenyang ada

dalamwilayah penelitian, makapenelitiannya disebutpenelitian populasiatau studi

populasi.

Sugiyono(2008: 118) menjelaskan bahwasampel adalahbagian darijumlah dan

karakteristik populasitersebut. Arikunto(2013: 174-175) mengatakan bahwasampel

merupakan sebagianatau wakil daripopulasi yangditeliti. Jika penelitianbermaksud

53
menggeneralisasihasil penelitian sampel, makadisebut penelitian sampel. Generalisasi

dalamhal inimerujuk padakesimpulan penelitianyang berlaku bagipopulasi.

Dalampenelitian ini, populasi adalahseluruh guru SMK Negeri 8 Jeneponto yang

sudah bersertifikasi, dengan jumlahsebanyak 25 orang. Teknik pengambilansampel

yang digunakanadalah ProbabilitySampling, di mana setiap anggotapopulasi memiliki

peluangatau kesempatanyang sama untuk dipilihmenjadisampel. Namun, karena

jumlahpopulasi kurang dari100 orang, yaitu 25orang, makasemuaanggota populasi

dijadikanobjek penelitian. Hal ini sesuai dengan pandanganSuharsimi Arikunto

yangmenyatakan bahwajika subjek penelitian kurangdari 100, lebihbaik

mengambilsemua subjek sebagaisampel, sehingga penelitiannyamerupakan

penelitianpopulasi atau totalsampling.

F. MetodePengumpulanData

Pelaksanaanpengumpulan datapenelitian ini dilakukandengan metode:

1. PenelitianLapangan (FieldResearch)

Dalamstudi ini, metode pengumpulandata dilakukan denganmenggunakan

kuesionersebagai alat. Kuesionermerupakansebuah daftarpertanyaan yang

diberikankepada individu laindengan tujuanuntuk memintarespon sesuai permintaan.

Sebelum merancangkuesioner, ada beberapa faktoryang perlu dipertimbangkan,

seperti jenis pertanyaan, format pertanyaan, danprinsip-prinsip dalam

54
merancangkuesioner. Angket ataukuesioner adalahcara untukmengumpulkan data

melaluiformulir yang berisipertanyaan-pertanyaan yangditulis dan

diberikankepadaindividu atau kelompokuntuk mendapatkan jawabandan informasi

yangdiperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). Dalam penelitianini,

digunakanangket ataukuesioner dengandaftar pertanyaanyang disusun

secaraterstruktur, termasuk pertanyaan pilihanganda dan pertanyaan terbuka.

Metodeini digunakan untukmemperoleh datatentang persepsidesain interior

dariresponden.

2. PenelitiaanKepustakaan (Library Research)

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui studi

literatur, yang melibatkan membaca berbagai literatur, dokumen, laporan, materi

kuliah, hasil penelitian, dan sumber referensi lainnya yang relevan dengan objek

penelitian yang sedang diinvestigasi oleh penulis.

G. Variabel Penelitian

Variabel Penelitiam yang akan diteliti ada dua yaitu :

a. Variabel Bebas (Indevendent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi (variabel X) dan diuji

pengaruhnya terhadap variabel terikat (variabel Y). variabel X1 dalam penelitian ini

adalah pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 8 Jeneponto.

55
Tabel 3. 1. Kisi-kisi Instrumen Sertifikasi Guru

VARIABEL (X1) INDIKATOR

a. Tingkatpendidikanformal,
b. Programpendidikan dan pelatihanyang telah diikuti,
c. Pengalamandalam mengajar,
Sertifikasi Guru d. Perencanaandan implementasiproses pembelajaran,
e. Penilaiandari atasan danpengawas,
Terhadap Kinerja Guru f. Prestasiakademik yangtelah dicapai,
g. Kontribusidalam pengembanganprofesi,
h. Partisipasidalam forum-forum ilmiah,
i. Pengalamandalam organisasi pendidikan dan sosial,
j. Penghargaanyang relevan dalam bidangpendidikan.

Variabel X2 dalam penelitian ini adalah pengaruh Motivasi Kerja Guru

terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 8 Jeneponto, dengan Indikator :

Tabel 3. 2. Kisi – kisi Instrumen Motivasi Kerja Guru

VARIABEL X2 INDIKATOR

Motivasi Kerja guru terhadap Kinerja 1. Penghargaan


2. Bakat dan minat
Guru 3. Kerjasama/sosialisasi
4. Pengembangan diri.
5. Berorientasimasa depan.

b. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel Y dalam penelitian ini adalah Kinerja Guru di SMK Negeri 8

Jeneponto, dengan indicator :

Tabel 3. 3. Kisi-kisi Kinerja Guru

56
VARIABEL (Y)

INDIKATOR

1.Merencanakan pembelajaran
Kinerja Guru
2. Melaksanakan pembelajaran

3. Megevaluasi hasil belajar

H. Teknik Analisis Data

Berikut adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menjelaskan fenomena

dalam penelitian ini:

1. AnalisisDeskriptif Kualitatif

Teknik ini digunakanuntukmenganalisis datadengan caramendeskripsikan

atau menggambarkandata yangterkumpul secara apa adanya, tanpatujuan untuk

menarik kesimpulanyang berlakusecara umum. Analisis ini mencakupdeskripsi

tentang karakteristikresponden, seperti jenis kelamin, pendidikanterakhir, usia,

dan masa kerja. Selainitu, analisis deskriptif kualitatif jugadigunakan untuk

menjelaskantanggapan respondenterhadap variabelpenelitian, seperti dampak

komunikasiinternal danteknologi informasi terhadap kinerjapegawai. Pengolahan

data untukanalisis deskriptif kualitatif dilakukan denganbantuan perangkatlunak

statistikseperti SPSS versi 16.

57
2. Analisis Data Kuantitatif

Teknikini melibatkan penggunaan alatanalisisstatistik. Analisisdata

kuantitatifdimulai dengan uji instrumenpenelitian, yaitu uji validitasdan

reliabilitas. Setelahdata dianggap valid danreliabel, selanjutnyadata diolah

menggunakan metodeanalisis regresi linierberganda. Uji validitas ilakukan untuk

memastikan bahwaalatukur yangdigunakan dalam penelitiansesuai dengan

variabelyangdiukur. Uji validitas melibatkan aspek validitas internal (rasionalitas)

dan validitas eksternal (berdasarkan fakta empiris). Validitas internalmelibatkan

validitas konstrukdan validitas konten. Perhitungan validitasdilakukan

menggunakan teknikkorelasi product moment dengan angka kasar, denganrumus

yang telah ditentukan (Purwanto: 2011).

Dengan menggunakan kedua teknik analisis data tersebut, peneliti dapat

menjelaskan fenomena yang diteliti secara rinci dan objektif.

36
𝑁 ∑ 𝑋𝑌(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 = Koefisien validasi

𝑋 = Skor setiap instrumen

𝑌 = Skor total instrumen

58
𝑁 = Jumlah responden

Pengambilan keputusan :
10
1) Apabila Nilai r hitung positif dan r hitung > 0,1654 atau r table), maka pernyataan

valid

2) Apabila nilai r hitung negatif dan r hitung < 0,1654 atau r table), maka pernyataan

tidak valid

3) r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correction.

a. Uji Reliabilitas (R2)

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan konsistensialat ukursaat

digunakanpada individu yangsama dalamwaktu yangberbeda. Reliabilitas diukur

dalambentuk koefisienkorelasi, di mana nilai 1 (satu) menunjukkan reliabilitas yang

sempurna, sementara nilai 0 (nol) menunjukkan ketidakreliabelan. Untuk

menganggap indikator reliabel, nilai Cronbach's alpha harus lebih besar dari 0,6

(Kuncoro, 2019:70). Reliabilitas mencerminkan kekonsistenan suatu tes ketika

diberikan kepada subjekyang sama. Untuk menilai kekonsistenan ini, perlu

diperhatikankesesuaian hasil yangdiperoleh. Seperti pada beberapa tekniklainnya,

rumus korelasiproduct momentdigunakan untuk menilaivaliditas dan kesesuaianhasil

dalamreliabilitas tes. Peneliti menggunakan rumus alpha untukmenentukan

apakahinstrumen memilikitingkat kekonsistenanpengukuran atau reliabilitasyang

tinggi ataubelum. Rumus alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:

59
𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟𝐼𝐼 = { } {1 − }
𝑘−1 𝜎𝑡 2

Keterangan :

𝑟𝐼𝐼 = Koefisien Realibilitas Instrumen (Koefisien Alpha Cronbach)

𝑘 = Banyaknya butir instrument

∑ 𝜎𝑏 2 = Total Varians Instrumen

𝜎𝑡 2 = Total Varians

Pengambilan Keputusan :

1) Apabila nilai Cronbac’h Alpha > dari 60 maka Reliabel

2) Apabila nilai Cronbac’h Alpha < dari 60 maka tidak Reliabel

b. Uji Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis regresi berganda,

bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara variable independent ( sertifikasi

dan motivasi guru ) terhadap variable dependent ( kinerja guru ). Persamaan regresi

linier berganda, yaitu:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑒

Keterangan:

𝑌 = Mutu Pendidikan

𝑋1 = Attitude Guru

𝑋2 = Persepsi Guru

𝑎 = Konstanta

60
𝑏1 , 𝑏2 = Koefisien Regresi

𝑒 = error term

Koefisien regresi linear berganda yaitu 𝑏1 𝑑𝑎𝑛 𝑏2 , mempunyai nilai :

a. Nilai 0, dalam hal ini variable Y tidak dipengaruhi oleh 𝑋1 dan 𝑋2

b. Nilai Negative, dalam hal ini terjadi hubungan dengan arah terbalik antara

variable dependent dengan variable Independen 𝑋1 dan 𝑋2

c. Nilai Positif, hubungan searah antara variable dependent Y dan Variabel

Independent 𝑋1 dan 𝑋2

2) Uji-t (Parsial)

Pengujian koefisien regresi secara parsial bertujuan untuk menentukan apakah

variabel independen (X1 dan X2) secara parsial memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel dependen Y dalam persamaan regresi yang terbentuk. Berikut

adalah langkah-langkah pengujian tersebut:

a. Menentukan Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1):


24
H0: β1 = 0, yang berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

H1: β1 > 0, yang berarti variabel independen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α = 0,05).

c. Menentukan jumlah sampel (n) yang digunakan.

d. Menetapkan kriteria pengujian:

61
H1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel.

H0 ditolak jika nilai t hitung > t tabel.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat melakukan

pengujian untuk menentukan apakah variabel independen secara parsial

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dalam regresi.

a. Mencari t hitung

Dalam penelitian statistik, pengujian lanjutan adalah langkah yang dilakukan

setelah analisis korelasi atau regresi untuk mengevaluasi signifikansi statistik dari

hubungan antara variabel-variabel tertentu. Uji signifikansi parsial merupakan

salah satu bentuk pengujian lanjutan yang digunakan untuk menentukan apakah

pengaruh parsial dari suatu variabel terhadap variabel lainnya signifikan secara

statistik.

Dalam konteks regresi, pengujian lanjutan ini dilakukan dengan menguji

koefisien regresi parsial terhadap variabel yang ingin dianalisis. Dengan

menggunakan rumus yang sesuai, peneliti dapat mengevaluasi signifikansi

statistik dari pengaruh parsial variabel tersebut terhadap variabel lainnya. Hasil

uji signifikansi parsial akan membantu peneliti dalam menentukan apakah

variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel lainnya

setelah mempertimbangkan pengaruh variabel-variabel lain yang telah

dimasukkan ke dalam model.

62
Perlu diingat bahwa rumus dan metode pengujian yang digunakan dapat

bervariasi tergantung pada konteks penelitian dan teknik analisis yang diterapkan.

Jika Anda memiliki rumus atau metode yang lebih spesifik yang ingin dibahas,

mohon berikan detailnya agar saya dapat memberikan informasi yang lebih

relevan dan akurat.

Keterangan:

t hitung = nilai t

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

b. Kesimpulan

1. H0 ditolak jika t hitung > t table yang berarti terdapat pengaruh positif.

Sedangkan

2. H0 diterima jika t hitung < t table maka yang artinya tidak berpengaruh.

2). Uji-F(Simultan)

Tujuan penggunaanUji-F adalah untuk menentukan apakahvariabel independe

(X₁ dan X₂) secarasignifikan berpengaruh bersama-samaterhadap variabel

dependen Y. Berikut adalahlangkah-langkah dalam melakukanpengujian:

a. Menentukantaraf nyata(level of significance) sebesar0,05 atau5%.

63
b. Menentukanderajat kebebasan(df) Ftabel =2; n-k-l, di mana n adalahjumlah

observasi, k adalah jumlah variabel independen, dan l adalah jumlah konstanta

dalam model.

c. Menentukan rumusan H₀ (hipotesis nol) dan Hₐ (hipotesis alternatif):

H₀: β = 0, yang berartitidak ada pengaruhpositif yangsignifikan antaraX₁ dan X₂

terhadapY.

Hₐ: β > 0, yang berartiterdapat pengaruhpositif yang signifikanantaraX₁ dan X₂

terhadapY.

d. Mencari nilai f hitung (f-score)

Berikut adalah rumus untuk menghitung f hitung seperti yang disebutkan dalam

sumber yang Anda sebutkan, yaitu Ridwan (2019).

4
Keterangan:

f hitung = nilai f yang dihitung

R = nilai koefisien regresi berganda

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

64
a. Keputusan/Kesimpulan

1. Jika f hitung >f tabel, maka hipotesa yang menyatakan ada pengaruh positif

yang signifikan antara X1, X2 terhadap Y adalah diterima.

2. Jika f hitung > f tabel,, maka hipotesa yang menyatakan ada pengaruh positif

yang signifikan antara X1, X2 terhadap Y adalah ditolak.

3). Koefisien Determinasi ( 𝑹𝟐 )

Untuk mengetahui persentase pengaruh variable-variabel 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap

variable 𝑌 digunakan koefisien determinasi. Besarnya 𝑅2

dihitung dengan Persamaan :

(𝑏1 ∑ 𝑥1 𝑦) + (𝑏2 ∑ 𝑥2 𝑦)
𝑅2 =
∑ 𝑦2
15
a. Apabila 𝑅2 bernilai 0, maka dalam persamaan regresi yang terbentuk,

variable terikat Y (dependent) tidak sedikitpun dapat dijelaskan oleh variasi

variable bebas (independent) 𝑋1 dan 𝑋2 .

b. Apabila 𝑅2 bernilai 1, maka dalam persamaan regresi yang terbentuk,

variable terikat Y (dependent) secara sempurna dapat dijelaskan oleh

variasi variable bebas (independent) 𝑋1 dan 𝑋2 .

I. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1. Definisi Konseptual

65
Berdasarkanteori-teori yangtelah disajikandalam BabII, definisi konseptual

kinerjaguru adalah hasil atau outputdari pekerjaan yangdilakukan oleh seorang guru

dengan memenuhi standar kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Defenisi

konseptual sebagai berikut:

a. Kinerja guru terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam konteks

pembelajaran di sekolah atau madrasah. Evaluasi kinerja guru dapat dilakukan

melalui penilaian terhadap berbagai aspek pekerjaan guru, termasuk perencanaan

pembelajaran, kemampuan mengajar, penilaian hasil belajar, umpan balik kepada

siswa, dan penyusunan program remedial.

b. Definisi konseptual sertifikasi guru merujuk pada kebijakan strategis untuk

meningkatkan kualitas kerja guru melalui proses pemberian sertifikat pendidik

kepada guru yang memenuhi persyaratan tertentu. Tujuan utama dari sertifikasi

guru adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sertifikasi dianggap

sebagai keharusan di masa depan untuk menghadapi arus globalisasi. Diharapkan

bahwa sertifikasi memiliki dampak signifikan bagi guru yang telah bersertifikat,

termasuk peningkatan kesejahteraan yang layak. Hal ini diharapkan dapat

memotivasi para guru untuk mengikuti sertifikasi.

c. Definisi konseptual motivasi kerja guru mengacu pada dorongan atau kebutuhan

yang mendorong seseorang untuk bertindak menuju pencapaian tujuan. Motivasi

kerja mempengaruhi energi, arah, dan ketekunan individu dalam melaksanakan

tugasnya. Motivasi kerja guru dapat berhubungan dengan rasa tanggung jawab

66
yang mengarahkan perilaku disiplin dalam melaksanakan pekerjaan. Motivasi

kerja guru juga merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara

sikap dan tindakan, dengan tujuan menghasilkan kinerja yang berkualitas.

Motivasi kerja guru juga menjadi faktor pendorong dalam mencapai kemajuan

kinerja guru dan berkontribusi terhadap hasil yang terbaik dalam pekerjaannya.

2. Definisi Operasional

Untuk melakukan penelitian empiris terkait dengan konsep data, perlu mengubah

konsep tersebut menjadi variabel atau sesuatu yang memiliki nilai yang dapat diukur.

Berikut adalah penjelasan definisi dari konsep-konsep tersebut:

a. Kinerja Guru merupakan skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden

melalui instrumen penelitian yang mengukur kinerja seorang guru. Konsep ini

mengacu pada kesediaan seorang guru untuk melakukan kegiatan dan

meningkatkannya sesuai dengan tanggung jawabnya dan tujuan yang telah

ditetapkan. Kinerja guru dinilai berdasarkan aspek seperti tanggung jawab,

disiplin, dan orientasi masa depan yang berkontribusi pada kemajuan.

b. Sertifikasi Guru merupakan skor penilaian yang diperoleh dari jawaban

responden melalui instrumen penelitian yang mengukur sertifikasi guru. Untuk

mengukur variabel ini, peneliti menggunakan instrumen yang terkait dengan

penilaian sertifikasi. Indikator-indikator yang digunakan meliputi peningkatan

kualitas kerja, kinerja pasca-sertifikasi, pengaruh sertifikasi, dan motivasi dalam

memperoleh sertifikasi.

67
c. MotivasiKerja merupakan skorpenilaian yang diperolehdari jawabanresponden

melaluiinstrumen penelitianyang mengukurmotivasikerja. Motivasimerupakan

faktor yangmempengaruhikepuasan kerja danmeningkatkan prestasiatau hasil

kerja individu. Konsepini dapat diukur melalui indikator-indikator seperti rasa

tanggung jawab, disiplin kerja, dan kebutuhan yang memotivasi pegawai.

Dalam penelitian empiris, konsep-konsep tersebut diubah menjadi variabel yang

dapat diukur melalui instrumen penelitian, seperti kuesioner atau skala penilaian.

Data yang diperoleh dari responden akan digunakan untuk mengukur dan

menganalisis variabel-variabel tersebut dalam konteks penelitian yang dilakukan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Identitas Responden

UPT SMK Negeri 8 Jeneponto berlokasi di Jl. HM. Ishak Iskandar Dg

Tumpu, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Sekolahini

memilikijumlah tenagapendidik sebanyak48 orang yang terdiridari kepalasekolah,

30guru tetap, 2 guruP3K, dan 16guru tidak tetap. Diantara ke48 guru tersebut

terdapat25 orang guru yang sudah tersertifikasi, yaitu21 orang guru tetap, 2orang

P3K dan 2orang guru tidak tetap.

Data kuesioner yang diberikan kepada responden berjumlah 25 eksemplar.

Tingkat pengembalian kuesioner mencapai 100%, yang berarti semua kuesioner yang

telah disebar telah dikembalikan kepada peneliti. Selanjutnya, responden

diidentifikasi dan data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan latar belakang

mereka, termasuk golongan dan tingkat pendidikan guru yang telah bersertifikasi.

Berikut adalah data karakteristik responden yang telah dikumpulkan di lapangan.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan

GOLONGAN
Cumulative
Percent Valid Percent
Frequency Percent
Valid IV.B 4 8.3 8.3 8.3
IV.A 14 29.2 29.2 37.5
III.D 4 8.3 8.3 45.8
III.C 7 14.6 14.6 60.4
III.B 2 4.2 4.2 64.6

69
III.A 1 2.1 2.1 66.7
NON 16
33.3 33.3 100.0
ASN
Total 48 100.0 100.0
Sumber: Data primer setelah diolah, 2023
Dari Tabel 4.1 menunjukkanbahwa karakteristikresponden berdasarkan

golongan dari 48responden terdiri dari 4responden (8,3%) bergolongan IV.b,

14responden (29,2%) bergolongan IV.a, 4 responden (8,3%) bergolongan III.d, 7

responden (14,6%) bergolongan III.c, 2 responden (4,2%) bergolongan III.b, 1

responden (2,1%) bergolongan III.a dan 16 responden yang berstatus non ASN.

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan yang sudah

Tersertifikasi

PENDIDIKAN
16
Cumulative
Frequency Valid Percent
Percent
Percent

S1 16 64.0 64.0
64.0
Valid S2 9 36.0 100.0
36.0
Total 25 100.0
100.0
Sumber: Data primer setelah diolah, 2023

Tabel 4.2 menunjukkan bahwakarakteristik respondenberdasarkan pendidikan

dari25 responden terdiri dari 16responden (64.0%) yang berpendidikanS1,

9responden (36.0%) yangberpendidikan S2.

70
2. Analisis Deskriptif Variabel Sertifikasi (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2)

terhadap Kinerja Guru (Y) di SMK Negeri 8 Jeneponto.

Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga

perhitungan skor untuk variable sertifikasi guru dan motivasi kerja Guru terhadap

kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto dapat dilihat sebagai berikut:

1) Deskripsi Variabel Sertifikasi Guru (X1)

Analisis deskriptif terhadap variabel sertifikasi guru didasarkan pada jawaban

responden atas pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang disebarkan pada

responden seperti yang tertera pada tabel beikut ini:

Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Sertifikasi Guru (X1)

ST
SS S KS TS
S SKO MEA
NO VARIABE
PERNYATAAN
N
. L (X1) R N
5 4 3 2
1

% % % %
%

Kompetensi Pedagogik. 0
Meliputi: pemahaman 24 1 0 0
terhadap peserta didik,
perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan
25 105 4,20
1
6 pengembangan peserta
Sertifikasi didik untuk 96
4 0 0 0
Guru mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimilikinya

2 Kompetensi Kepribadian.
23
2 0 25 109 4,36
Meliputi: kemampuan
personal yang

71
1
mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan
92
8 0 0 0
berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia
6
Kompetensi Prefosional. 5
Meliputi: penguasaan 20
materi pembelajran secara
luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan
3 materi kurikulum mata
25 102 4,08
pelajaran disekolah dan
2
substansi keilmuan yang 80 0 0 0
menaungi materinya, serta 0
penguasaan terhadap
stuktur dan metodologi
keilmuannya
Kompetensi Sosial. 23 2

Meliputi:

kemampuan guru

untuk

berkomunikasi dan

bergaul secara

efektif dengan
4 25 103 4,12
peserta didik, 92 8 0 0 0
sesame pendidik,

tenaga

kependidikan,

orangtua/wali

peserta didik dan

masyarakat sekitar.

72
Kemampuan guru 25

5 untuk melakukan 10 25 100 4

0 0 0 0
penilaian 0

JUMLAH 519 20,76

Sumber: Data Primer Diolah 2023

Berdasarkan pada tabel 4.3 di atas berkenaan dengan hasil sertifikasi guru

terhadap kinerja guru dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dari 25 responden, tidak ada yang menjawab sangat sangat tidak setuju, tidak

setuju, atau kurang setuju terhadap Kompetensi Pedagogik. Kompetensi

Pedagogik mencakup pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik. Satu responden (4%) setuju, dan 24 responden (96%) sangat setuju. Dari

hasil ini dapat disimpulkan bahwa responden memiliki pandangan yang sejalan

dan setuju dengan Kompetensi Pedagogik, dengan nilai mean sebesar 4,20.

2. Dari 25 responden, tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju

terhadap Kompetensi Kepribadian. Kompetensi Kepribadian mencakup

kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik dan

memiliki akhlak mulia. Dua responden (8%) setuju, dan 23 responden (92%)

sangat setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa responden memiliki pandangan yang

73
sejalan dan setuju dengan Kompetensi Kepribadian, dengan nilai mean sebesar

4,36.

3. Dari 25 responden, tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju

terhadap KompetensiProfesional. KompetensiProfesional mencakuppenguasaan

materipembelajaran secaraluas danmendalam, penguasaan materi kurikulum mata

pelajaran, dan penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. Lima

responden (20%) setuju, dan 20 responden (80%) sangat setuju. Hasil ini

menunjukkan bahwa responden memiliki pandangan yang sejalan dan setuju

dengan Kompetensi Profesional, dengan nilai mean sebesar 4,08. Dari data

karakteristik responden tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

setuju atau sangat setuju dengan kompetensi-kompetensi yang telah diukur.

1. Dari 25 responden, tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju

terhadap Kompetensi Sosial. Kompetensi Sosial mencakup kemampuan guru

untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar. Dua responden (8%) setuju, dan 23 responden (92%) sangat setuju. Hal

ini menunjukkan bahwa responden memiliki pandangan yang sejalan dan setuju

dengan Kompetensi Sosial, dengan nilai mean sebesar 4,12.

2. Dari 25 responden, tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju

terhadap Kemampuan Guru untuk Melakukan Penilaian. Semua responden

(100%) sangat setuju dengan kemampuan guru dalam melakukan penilaian. Hal

74
ini menunjukkan bahwa responden memiliki pandangan yang sangat sejalan dan

setuju dengan kemampuan ini, dengan nilai mean sebesar 4,00.

Berdasarkan data karakteristik responden tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden setuju atau sangat setuju dengan kompetensi-kompetensi

yang telah diukur, yaitu Kompetensi Sosial dan Kemampuan Guru dalam

Melakukan Penilaian.

2). Deskripsi Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)

Analisis deskriptif terhadap variabel kepemimpinan didasarkan pada jawaban

responden atas pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang disebarkan pada

responden seperti yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4. Deskripsi variabel Motivasi Kerja Guru (X2)

SS S TS STS
VARIABEL
NO. PERNYATAAN 4 3 2 1 N SKOR MEAN
(X1)
% % % %

24 1 0 0
1 Penghargaan 25 80 3,20
96 4 0 0

Motivasi 22 3 0 0
2 Bakat dan minat 25 84 3,36
Kerja Guru 88 12 0 0

Kerjasama 21 4 0 0
3 25 82 3,28
/Sosialisasi 84 16 0 0

75
Pengembangan 22 3 0 0
4 25 82 3,28
diri 88 12 0 0

Berorientasi 25 0 0 0
5 25 84 3,36
masa depan 100 0 0 0

JUMLAH 412 16,48

Sumber: Data Primer Diolah 2023

Berdasarkan pada tabel 4.4 di atas berkenaan dengan hasil motivasi kerja guru

terhadap kinerja guru dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Penghargaan, tidak terdapat

responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 1 (4%) responden

setuju, dan 24 (96%) responden sangat setuju, Hasil ini menunjukkan bahwa

motivasi kerja responden berada pada kategori “setuju”, dilihat dari nilai mean

sebesar 3,20.

2. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Bakat dan minat, tidak terdapat

responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 3(12%) responden

setuju dan 22 (88%) responden sangat setuju Hasil ini menunjukkan bahwa

motivasi kerja responden berada pada kategori “setuju”, dilihat dari nilai mean

sebesar 3,36.

3. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Kerjasama /Sosialisasi, tidak terdapat

responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 4 (16%) responden

setuju dan 21 (84%) responden sangat setuju Hasil ini menunjukkan bahwa

76
motivasi kerja responden berada pada kategori “setuju”, dilihat dari nilai mean

sebesar 3,28.

4. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Pengembangan diri, tidak terdapat

responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 3 (12%) responden

setuju dan 22 (88%) responden sangat setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa

motivasi kerja responden berada pada kategori “setuju”, dilihat dari nilai mean

sebesar 3,28.

5. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Berorientasi masa depan, tidak

terdapat responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 0 (0%)

responden setuju dan 25 (100%) responden sangat setuju Hasil ini menunjukkan

bahwa motivasi kerja responden berada pada kategori “setuju”, dilihat dari nilai

mean sebesar 3,36.

3). Deskripsi Variabel Mutu Pendidikan (Y)

Analisis deskriptif terhadap variabel mutu pendidikan didasarkan pada

jawaban responden atas pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang disebarkan pada

responden seperti yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5. Deskripsi variabel Kinerja Guru (Y)

SS S TS STS
VARIABEL
NO. PERNYATAAN 4 3 2 1 N SKOR MEAN
(X1)
% % % %
Kinerja guru dalam
1 Kinerja Guru 20 5 0 0 25 269 10,76
perencanaan

77
pembelajaran 80 20 0 0

Kinerja guru dalam 24 1 0 0


2 pelaksanaan 25 289 11,56
pembelajaran 96 4 0 0

23 1 1 0
Kinerja guru dalam
3 25 257 10,28
evaluasi pembelajaran
92 4 4 0

24 1 0 0
Kinerja guru dalam
4 25 287 11,48
disiplin tugas
96 4 0 0

24 1 0 0
Kinerja guru dalam
5 25 287 11,48
melakukan penilaian
96 4 0 0

JUMLAH 1.389 55,56

Primer Diolah 2023


Sumber: Data
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas berkenaan dengan hasil kinerja guru

terhadap peningkatan kinerja guru dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Kinerja guru dalam perencanaan,

tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 5

(20%) responden setuju, dan 20 (80%) responden sangat setuju, Hasil ini

menunjukkan bahwa kinerja guru berada pada kategori “setuju”, dilihat dari nilai

mean sebesar 10,76.

2. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran, tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju, 1 (4%)

responden kurang setuju, 1 (4%) responden setuju dan 23 (92%) responden sangat

78
setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa bahwa kinerja guru berada pada kategori

“setuju”, dilihat dari nilai mean sebesar 11,56.

3. Dari 25 responden yang menyatakan Kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran,

tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 2

(8%) responden setuju dan 23 (92%) responden sangat setuju Hasil ini

menunjukkan bahwa bahwa kinerja guru berada pada kategori “setuju”, dilihat dari

nilai mean sebesar 10,28.

4. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Kinerja guru dalam disiplin tugas,

tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 1

(4%) responden setuju dan 24 (96%) responden sangat setuju. Hasil ini

menunjukkan bahwa bahwa kinerja guru berada pada kategori “setuju”, dilihat dari

nilai mean sebesar 11,48.

5. Dari 25 responden yang menyatakan bahwa Kinerja guru dalam melakukan

penilaian, tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak

setuju, 1 (4%) responden setuju dan 24 (96%) responden sangat setuju. Hasil ini

menunjukkan bahwa bahwa kinerja guru berada pada kategori “setuju”, dilihat dari

nilai mean sebesar 11,48.

B. Hasil Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengevaluasi keakuratan dan ketepatan suatu

alat pengukur dalam melakukan fungsi pengukurannya. Jika suatu alat pengukur

79
dianggap memiliki validitas tinggi, berarti alat tersebut memberikan hasil pengukuran
31
yang sesuai dengan tujuan pengukurannya. Menurut Sugiyono (2017: 173), valid

berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur hal yang seharusnya diukur.

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menganalisis butir-butar(item)

pernyataan, yaitudengan mengkorelasikanskor setiap item denganskor per konstruk

dan skortotal dari semua itempernyataan.


11
Tabel 4.6 di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan uji validitasnya yang

dapat dilihat dari Chale Item Total Correlation.

Tabel 4.6. Uji Validitas

Corrected item- total


Variabel Indikator Item r tabel Ket.
correlation
5
Sertifikasi Guru 1 Valid
.895** 0.2782
(X1)
2 0.2782 Valid
.914**
3 0.2782 Valid
.920**
4 0.2782 Valid
.812**
5 0.2782 Valid
.751**
5
Motivasi Guru 1 0.2782 Valid
.749**
(X2)
2 0.2782 Valid
.673**
3 0.2782 Valid
.700**
4 0.2782 Valid
.915**
5 0.2782 Valid
.888**
Kinerja Guru 1 0.2782 Valid
.737**
(Y)
2 0.2782 Valid
.617**
3 0.2782 Valid
.791**

80
4 0.2782 Valid
.820**
Sumber: data primer diolah, 2023

Pada tabel 4.6 diatas memperlihatkan seluruh variabel valid. Hal ini berarti

keseluruhan variabel dapat digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada tabel 4.6 diperoleh hasil bahwa

nilai rhitung dari corrected item-total correlation keseluruhan item pernyataan variabel

sertifikasi guru lebih besar dari r tabel, diperoleh dari (df)=n-2 adalah 25 – 2 = 23

didapat rtabel = 0.2782. Maka dapat disimpulkan semua item pernyataan yang

digunakan memenuhi syarat validitas.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada Tabel 4.8 keseluruhan item hasil

bahwa nilai rhitung dari Corrected Item-Total Correlation keseluruhan item pernyataan

variabel motivasi kerja guru lebih besar dari rtabel, diperoleh (df)=n-2 adalah 25 – 2 =

23 didapat rtabel = 0.2782. Maka dapat disimpulkan semua item pernyataan yang

digunakan memenuhi syarat validitas.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada Tabel 4.6 keseluruhan item hasil

bahwa nilai rhitung dari Corrected Item-Total Correlation keseluruhan item pernyataan

variabel mutu pendidikan lebih besar dari rtabel, diperoleh (df) n-2 adalah 25 – 2 = 23

didapat rtabel = 0.2782. Maka dapat disimpulkan semua item pernyataan yang

digunakan memenuhi syarat validitas.

81
2. Uji Reliabilitas

39
Hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan program bantuan SPSS

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.7. Uji Reliabilitas

Variabel Item Pertanyaan Cronbach's Alpha keterangan

1 .736 Reliabel

Reliabel
2 .730
Sertifikasi Guru Reliabel
(X1) 3 .831
Reliabel
4 .704
Reliabel
5 .756
Reliabel
1 .732
Reliabel
2 .788
Motivasi Guru Reliabel
(X2) 3 .791
Reliabel
4 .743
Reliabel
5 .793
Reliabel
1 .822
Reliabel
2 .811
Kinerja Guru 3 .873 Reliabel
(Y)
9
4 .864 Reliabel

Sumber: Data primer diolah 2023

82
Dari Tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha hitung

masing-masing variabel > 0,60. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen

masing-masing variabel adalah reliabel.

3. Uji Regresi Linear Berganda

Pengaruh variabel teknologi informasi dan komunikasi terhadap variabel


18
terikat kinerja pegawai, diketahui dengan melakukan analisis regresi berganda. Hasil

analisis regresi berganda adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8. Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


(Constant) 9.361 3.326 7.005 .000
1 Sertifikasi Guru
.479 .075 .527 4.836 .001
(X1)
Motivasi Guru (X2) .416 .075 .531 4.376 .000
4
a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)

Sumber: Data primer diolah 2023

Hasil analisis data menggunakan SPSS menunjukkan persamaan regresi

berikut:

Y = 9.361 + 0.479X1 + 0.416X2 + e

83
Persamaanregresi linier bergandadi atas menggambarkanhubungan antara

variabelindependen denganvariabel dependen secaraparsial. Dari persamaan tersebut,

dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (9.361) menunjukkan bahwa ketika tidak ada perubahan pada

variabel sertifikasi guru dan kinerja guru (nilai X1 dan X2 adalah 0), kinerja guru

memiliki nilai sebesar 9.361 satuan.

2. Koefisien regresi variabel sertifikasi guru (0.479) menunjukkan bahwa jika

variabel sertifikasi guru (X1) meningkat sebesar 1% dengan asumsi motivasi

kerja guru (X2) dan konstanta (0), maka variabel kinerja guru akan meningkat

sebesar 0.479 atau 47.9% satuan.

3. Koefisien regresi variabel motivasi kerja guru (0.416) menunjukkan bahwa jika

variabel motivasi kerja guru (X2) meningkat sebesar 1% dengan asumsi variabel

sertifikasi guru (X1) dan konstanta (0), maka variabel kinerja guru akan

meningkat sebesar 0.416 atau 41.6% satuan. Hal ini menunjukkanbahwa motivasi

kerjaguru memberikankontribusi positifterhadap kinerjaguru. Semakintinggi

kualitas motivasikerja guru, semakintinggi pulakinerjaguru.

Dengan demikian, hasilini menyiratkan bahwa sertifikasi guru dan motivasi

kerja guru memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja guru, dan semakin tinggi

kualitas motivasi kerja guru, kinerja guru akan semakin meningkat.

38
4. Pengujian Hipotesis

84
a. Hasil Uji T Parsial

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial dari variabel sertifikasi

guru (X1) dan motivasi kerja guru (X2) terhadap variabel dependen kinerja guru (Y),

dengan tingkat kesalahan 5%. Uji ini melibatkan pemeriksaan kolom signifikan pada

masing-masing variabel independen untuk menentukan apakah variabel tersebut


18
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Hasil uji t dapat dilihat

dalam Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji T

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


(Constant) 9.361 3.326 7.005 .000
1 Sertifikasi Guru (X1) .479 .075 .527 4.836 .001
Motivasi Guru (X2) .416 .075 .531 4.376 .000
4
a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)

Sumber: Data primer diolah 2023


Berdasarkan table 4.9 dengan mengamati baris, kolom t dan sig. bisa

dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh Variabel Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru (H1 )

Berdasarkan table 4.9 dapat dilihat bahwa Variabel sertifikasi guru (𝑋1 )
9
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru (Y). Hal ini terlihat dari

signifikan sertifikasi guru (𝑋1 ) 0,000 < 0,0001.

85
Nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (∝/2;n-k-1) = (0.05/2;25-2-1) = (0,025;23) = 0.2782. Berarti

nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,836 > 0, 2782), sehingga dapat disimpulkan

bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa sertifikasi guru berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru secara parsial dapat diterima.

2. Pengaruh Variabel Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru (𝐻2 )

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa variabel motivasi kerja guru (𝑋2 )

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru (Y). hal ini dilihat
9
dari signifikan motivasi kerja guru (𝑋2 ) 0,000<0.05.

Dan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (∝/2;n-k-1) = (0.05/2;25-2-1) = (0,025;23) = 0.2782.

Berarti nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4.376 > 0.2782), sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi kerja guru

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja guru secara parsial dapat

diterima.
13
b. Hasil Uji F simultan

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y). Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi
32
antara nilai F_hitung dan F_tabel. Jika nilai F_hitung lebih besar dari F_tabel, maka

dapat diinterpretasikan bahwa model regresi secara keseluruhan adalah signifikan,

artinya terdapat pengaruh bersama antara variabel bebas dan variabel terikat.

Dalam kasus ini, kita dapat melihat bahwa nilai F_tabel diperoleh dengan

mempertimbangkan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah sampel (n-k). Misalnya,

86
dengan jumlah variabel bebas sebanyak 2 dan jumlah sampel sebanyak 25, maka

F_tabel akan menjadi F_tabel = (2;25-2) = (2;23) = 3,42 dengan tingkat kesalahan

5%.

Jika nilai F_hitung yang dihasilkan dari analisis kita lebih besar dari F_tabel,

misalnya F_hitung > 3,42, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi secara

simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Dengan demikian, dalam analisis uji F ini, kita membandingkan nilai

F_hitung dengan F_tabel untuk menentukan apakah model regresi secara keseluruhan

memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak.

25
Uji F dapat dilihat pada table 4.10 di bawah ini :

Tabel 4.10. Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 703.2901 2 351.645 411.490 .000b
Residual 596.4082 23 53.154
Total 2039.773 25
14
a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
b. Predictors: (Constant), Motivasi Guru (X2), Sertifikasi Guru (X1)
Sumber: data primer diolah 2023
Berdasarkanhasil pengujian padatabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai F_hitung

sebesar 411.490, sedangkan nilaiFtabel adalah 3.42. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa nilai F_hitung lebih besar dari nilai F_tabel (411.490 > 3.42).

Selain itu, tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0.000, yang lebih kecil dari

tingkat signifikansi yang ditentukan (0.05).

87
Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
35
menyatakan bahwa variabel sertifikasi guru (X_1) dan motivasi kerja guru (X_2)

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y) dapat diterima.

Artinya, kedua variabel bebas tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat dalam model regresi ini.

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R^2) digunakan untuk mengukur sejauh mana model


19
mampu menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

berada dalam rentang antara nol hingga satu. Nilai R^2 yang rendah menunjukkan

bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen sangat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu menunjukkan bahwa

variabel independen memberikan sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi dalam variabel dependen.


13
Berdasarkan uji 𝑅2 yang dilakukan dapat dilihat pada table 4.11 dibawah ini :

Tabel 4.11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .769a .713 .741 761.387


a. Predictors: (Constant), Motivasi Guru (X2), Sertifikasi Guru (X1)
Sumber: data primer diolah 2023
14
Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh nilai koefisien determinasi yang terdapat

dalam Adjusted R Square sebesar 0,741. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat adalah sebesar 74,1%. Sisanya,

88
sebesar 25,9%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru dan motivasi kerja guru

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru, baik secara simultan

maupun secara parsial.

C. Pembahasan
2
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sertifikasi guru dan motivasi

kerja guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto. Berikut adalah

pembahasan hasil pengujian dalam penelitian ini:

1. Pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto

Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial, ditemukan bahwa variabel


34
sertifikasi guru (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

guru (Y). Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sertifikasi guru (X1) yang

lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan (0,000 < 0,05). Selain itu,

nilai t_hitung yang lebih besar dari nilai t_tabel (4,836 > 0,2782) juga

menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh positif dan

signifikan antara sertifikasi guru dan kinerja guru secara parsial dapat diterima.

Hasil ini membuktikan bahwa sertifikasi guru memiliki pengaruh yang positif dan
5
signifikan terhadap peningkatan kinerja guru, terutama di SMK Negeri 8

Jeneponto.

2. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri 8 Jeneponto

89
Hasil penelitian juga mendukung hipotesis kedua, yaitu adanya pengaruh

positif dan signifikan secara parsial antara variabel motivasi kerja guru (X2) dan

kinerja guru (Y). Hal ini terlihat dari nilai signifikansi motivasi kerja guru (X2)

yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan (0,000 < 0,05). Temuan

ini menunjukkan bahwa motivasi kerja guru memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap peningkatan kinerja guru, khususnya di SMK Negeri 8

Jeneponto.

Dalam konteks ini, hasil penelitian ini memberikan dukungan terhadap


2
pendapat beberapa ahli. Hartijasti (2002) yang dikutip oleh Budiman (2018)

menyatakan bahwa kinerja guru yang tinggi dapat mempengaruhi semangat guru

untuk terus memperbaiki cara kerjanya. Dewanto (2016) juga menyebutkan

bahwa sertifikasi guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

guru. Selain itu, Uno dan Lamatenggo (2016: 77) mengungkapkan bahwa

lingkungan kerja guru memainkan peran penting dalam melaksanakan tugas,

kondisi, dan hasil kerja guru. Oleh karena itu, variabel-variabel tersebut dapat

berkontribusi pada kinerja guru. Kinerja guru yang baik juga tidak hanya
21
dipengaruhi oleh faktor-faktor di sekolah seperti gaji, jaminan kesehatan, dan

keselamatan kerja, tetapi juga didorong oleh rasa bangga bekerja di suatu sekolah.

3. Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru di

SMK Negeri 8 Jeneponto

90
Hasilpenelitian ini mendukunghipotesis ketigayang menyatakanbahwa variabel

sertifikasiguru dan motivasikerja gurumemiliki pengaruhpositif secarabersama-sama

terhadap kinerjaguru. Halini dapat dilihat dari perbandingan antara nilai F_hitung
4
sebesar 411.490 dengan nilai F_tabel sebesar 3,42. Karena nilai F_hitung lebih besar

dari nilai F_tabel, dan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari tingkat kesalahan

yang ditetapkan (0,05), dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan adanya

pengaruh signifikan secara simultan antara variabel sertifikasi guru (X1) dan motivasi

kerja guru (X2) terhadap kinerja guru (Y) di SMK Negeri 8 Jeneponto dapat diterima.

Menurut Robbins (2003), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas

kerja seseorang, antara lain: (1) tantangan dalam pekerjaan, (2) imbalan yang adil, (3)

kondisi kerja yang mendukung, dan (4) dukungan dari lingkungan kerja. Kinerja guru

sendiri merupakan hasil atauunjuk kerja yangdilakukan oleh gurudalam

melaksanakantugasnya sebagaipendidik. Kinerjaguru memilikiperan yangsangat

pentingdalam menentukankualitas pendidikan, karenaguru merupakanpihak yang

memilikiinteraksi langsungdengan siswa dalam prosespendidikan dan embelajaran di

sekolah.

91
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data pada SMK Negeri 8 Jeneponto

diatas, dapatditarik beberapakesimpulan sebagaiberikut:

1. Sertifikasi guruberpengaruhpositif dan signifikan terhadapkinerja gurudi SMK

Negeri 8 Jeneponto. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh kompetensi dari

sertifikasi guru berdasarkan hasil kuisioner dan analisis data menunjukkan bahwa

semuanya berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri

Jeneponto.

2. Motivasi kerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di

SMK Negeri 8 Jeneponto. Hal ini berarti seluruh indikator dari motivasi kerja

guru secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru

dimana nilai besaran pengaruh motivasi kerja guru tersebut menunjukkan

pengaruh positif sehingga semakin baik nilai motivasi kerja guru maka akan

membuat kinerja guru semakin tinggi pula.

3. Sertifikasi guru dan motivasi kerja guru secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap peningkatan kinerja guru khususnya guru di SMK Negeri 8

Jeneponto.

92
2. Saran

Berdasarkanhasil dan implikasidari penelitianini, maka akhirdari uraianini

dikemukakansebagai berikut:

1. BagiDinasPendidikan

Hasilpenelitianini menunjukkanbahwa pentingbagi Dinas Pendidikan untuk

memberikan perhatian yang lebih pada sertifikasi guru dan motivasi kerja guru.

Dinas Pendidikan perlu memastikan bahwa pemberian sertifikasi dilakukan secara

berkala dan tepat waktu, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan guru dan

memperkuat rasa percaya diri mereka dalam melaksanakan tugas di kelas. Selain

itu, pemberian penghargaan dan pelaksanaan seminar, workshop, dan pelatihan

yang relevan dapat membantu meningkatkan motivasi dan keterampilan mengajar

guru.

2. Bagi Sekolah

Sebagai lingkungan terdekat guru, sekolah memiliki peran penting dalam

meningkatkan kinerja guru. Sekolah dapat memberikan reward yang sesuai

dengan kinerja guru sebagai bentuk penghargaan dan memberikan dukungan

melalui pembentukan kelompok kerja guru. Lingkungan yang mendukung dan

saling mendukung akan membantu meningkatkan motivasi guru dan memperkuat

kinerja mereka. Sekolah juga harus menyadari bahwa program sertifikasi

diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan mendukung peningkatan

kompetensi mereka dalam memberikan pengajaran terbaik kepada siswa.

93
3. Bagi Guru

Hasil penelitian ini seharusnya memotivasi para guru untuk meningkatkan

kesejahteraan dan fokus pada peningkatan kompetensi mereka. Guru perlu

menyadari bahwa sertifikasi dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja mereka. Guru harus terus memotivasi diri sendiri, baik melalui motivasi

intrinsik maupun ekstrinsik, untuk terus meningkatkan kompetensi dan

pengetahuan yang mendukung kemampuan mengajar mereka. Guru juga harus

memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat

memberikan pengajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman.

4. BagiPeneliti

Penelitianini memberikaninformasi berharga bagipenulis danpeneliti

lainnyatentang pengaruh sertifikasiguru dan motivasi kerjaterhadap kinerjaguru.

Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain yang
2
dapat mempengaruhi kinerja guru di sekolah. Hal ini membuka peluang bagi

peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif dengan

melibatkan variabel lain dan jumlah responden yang lebih besar guna

mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja guru.

94
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji, 2014. Psikologi Kerja. Cetakan 6. Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto,
Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV.
Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet.


15. Rineka Cipta, Jakarta.

Dikri, Amron, 2013. Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Tesis
Manajemen Pendidikan PPs IKIP PGRI Semarang.

Everard, K. B, Morris, Geoffrey and Wilson, Ian, 2004. Effective School


Management. Fourth Edition. Oliver Yard, London.

Gibson, James. L, Ivancevich, and Donnelly, 1996. Organizations. Edisi 8.


Jakarta.

Gomes, Faustino Cardoso, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. C. V. Andi


Offset, Yogyakarta.

Hartini, Sri, 2013. “Pengaruh Kualifikasi Akademik, Pengalaman Kerja dan


Motivasi kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar se Kecamatan
Wiradesa Kabupaten Pekalongan”. Tesis Semarang: Program Pascasarjana
IKIP PGRI Semarang.

Herlambang, Susatyo, 2014. Perilaku Organisasi. Cet. Pertama. Pustaka Baru,


Yogyakarta.
Hikmat, 2011. Manajemen Pendidikan. Cetakan II. CV Pustaka Setia, Bandung.
Isdiana, 2013. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme
Guru Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Batang”. Tesis.
Semarang: Program Pascasarjana IKIP PGRI Semarang.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan ke 12. Remaja Rosdakarya, Bandung.

95
Murjiyanto, Budi, 2013. “Pengaruh Sertifikasi Guru serta Pendidikan dan Pelatihan
Guru Terhadap Motivasi Kerja Guru SMP di Kabupaten Jepara”. Tesis
Semarang: Program Pascasarjana IKIP PGRI Semarang.
Muslich, Masnur (Ed), 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.
Bumi Aksara, Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo, 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-4


Rineka Cipta, Jakarta.

Nurchasanah, 2012. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala


Sekolah, Motivasi Berprestasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru Sd
Negeri Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Jurnal Manajemen Pendidikan FIP IKIP PGRI Semarang.
Payong R, Marselus, 2011. Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika,
dan Implementasinya). PT. Indeks Permata Puri Media,Jakarta.
Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
PERMENDIKNAS Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru dalam
Jabatan.

Robbin, Stephen P, 2003. Organizational Behaviour. Edisi ke 10. Prentice Hall,


New Jersey.
Robbins, Stephen P and Coulter, Marry, 2010. Management. Ten Edition. Prentice
Hall. (alih bahasa Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera. 2010. Manajemen.
Edisi 10. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Schunk, Dale H, Pintrich, Paul R, and Meece, Judith L, 2010 Motivation in


Education.
Siagian, Sondang P, 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Cetakan 3. Rineka Cipta,
Jakarta.

Sudarwan, Danim, 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. CV PUSTAKA SETIA,


Bandung.

Sudharto, 2012. Pengaruh Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Suasana Kerja
Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Boyolali. Jurnal
Manajemen Pendidikan FIP IKIP PGRI Semarang.
------------, 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah, Pengalaman Kerja, dan
Kompensasi Terhadap Kepuasan, Motivasi Kerja, dan Kinerja KepalaSMA Se

96
Eks Karesidenan Semarang. Jurnal Manajemen Pendidikan PPS UNNES
Semarang.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. Ke V. Alfa Beta, Bandung.
Sugiyono, 2009. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Edisi ke
VIII. Alfabeta, Bandung.
Sumarno, 2009. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme
Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Paguyangan Kabupaten Brebes”. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang.
Sunyoto, Danang, 2013. Perilaku Organisasional. CAPS (Center for Academic
Publishing Service), Yogyakarta.
Supardi, 2014. Kinerja Guru. Rajawali Pers, Jakarta.
Sutrisno, Edy, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen. Undang-
Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wibowo, 2011. Manajemen Kinerja. Rajawali Pers, Jakarta.

97
Similarity Report ID: oid:25211:38232041

15% Overall Similarity


Top sources found in the following databases:
15% Internet database 4% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
1% Submitted Works database

TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.

lib.unnes.ac.id
1 3%
Internet

repository.uinjkt.ac.id
2 2%
Internet

es.scribd.com
3 2%
Internet

repository.unibos.ac.id
4 <1%
Internet

repository.iainpalopo.ac.id
5 <1%
Internet

123dok.com
6 <1%
Internet

repository.upi.edu
7 <1%
Internet

scribd.com
8 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:38232041

eprints.walisongo.ac.id
9 <1%
Internet

repository.unhas.ac.id
10 <1%
Internet

id.scribd.com
11 <1%
Internet

repository.radenintan.ac.id
12 <1%
Internet

conference.upgris.ac.id
13 <1%
Internet

repository.iainpare.ac.id
14 <1%
Internet

repository.unja.ac.id
15 <1%
Internet

etheses.uin-malang.ac.id
16 <1%
Internet

eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id
17 <1%
Internet

repository.uinjambi.ac.id
18 <1%
Internet

repositori.uin-alauddin.ac.id
19 <1%
Internet

ecampus.poltekkes-medan.ac.id
20 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:38232041

repository.iaknambon.ac.id
21 <1%
Internet

Rofik Aksan. "Kekuasaan dan Politik Lembaga Pendidikan Islam", Al-Hi...


22 <1%
Crossref

id.123dok.com
23 <1%
Internet

Samsuri Samsuri. "Penentuan Kelayakan Dan Besaran Pinjaman Pada ...


24 <1%
Crossref

jonedu.org
25 <1%
Internet

jurnal.fkip.unila.ac.id
26 <1%
Internet

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-07-22


27 <1%
Submitted works

lppm.stie-ypup.id
28 <1%
Internet

ap.fip.um.ac.id
29 <1%
Internet

Umronah Umronah. "Manajemen Pengembangan Profesionalisme Gur...


30 <1%
Crossref

digilib.unila.ac.id
31 <1%
Internet

jurnalmepaekonomi.blogspot.com
32 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:38232041

repository.uin-suska.ac.id
33 <1%
Internet

Dodi Wahyu Priadi. "Dampak Gaya Kepemimpinan dan Tunjangan Prof...


34 <1%
Crossref

arpusda.semarangkota.go.id
35 <1%
Internet

e-campus.iainbukittinggi.ac.id
36 <1%
Internet

repo-mm.usni.ac.id
37 <1%
Internet

Zulfikar Pratama Basir, Lukman Chalid, Nurhayati Aziz. "Pengaruh Pen...


38 <1%
Crossref

ar.scribd.com
39 <1%
Internet

eprints.uny.ac.id
40 <1%
Internet

openjournal.unpam.ac.id
41 <1%
Internet

neliti.com
42 <1%
Internet

Sources overview

Anda mungkin juga menyukai