NIM 17 34 014
Judul Tugas Akhir Hubungan Panjang Tungkai, Keseimbangan Dan Kecepatan Terhadap
Kemampuan Lari 100 Meter Mahasiswa PENJASKESRK STKIP YPUP
Makassar
Alamat Lokasi Penelitian Jl. Andi Tonro no. 17, Pa’baeng-Baeng, Kec. Tamalate, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan
Makassar, …………………………………….
Nober Boro
NIM.1734014
Catatan:
*) Diisi oleh mahasiswa dan dikirimkan melalui tautan berikut sesuai dengan program
studi masing - masing:
*****) Apabila hasil originality report menunjukkan similarity index ≤ 30% (bagi
mahasiswa S-1) dan similarity index ≤ 25% (bagi mahasiswa S-2),
maka mahasiswa wajib mencetak 1 (satu) lembar bagian originality report, pada
sebelah kanan bawah diparaf oleh Dosen Pembimbing (1 dan 2), serta divalidasi oleh
PUSDATIN YPUP, sehingga dapat dijadikan sebagai bagian persyaratan Ujian Seminar
Hasil.
HASIL
NOBER BORO
1734014
HASIL
ii
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar adalah hasil karya ilmiah saya sendiri
dan bersumber yang dikutip atau dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Apabila kemudian hari ternyata pernyataan saya tidak terbukti benar, maka
saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh STKIP YPUP Makassar.
Nober Boro
NIM. 1734014
iv
MOTTO
PERSEMBAHAN
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa, karena
atas rahmat dan berkat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dengan judul
penulis. Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak sedikit kendala
yang dihadapi. Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Olehnya itu saya ucapkan banyak terima kasih kepada
1. Ibu Dr. Rina Asrini Bakri, M.Pd Selaku Ketua STKIP YPUP Makassar
3. Bapak Herman, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Haeril, S.Or.,
saudaraku atas segala doa dan telah susah payah membiayai penulis
vii
yang telah membantu penulis secara baik secara langsung maupun tidak
6. Semua pihak yang tidak sempat disebut namanya atas bantuannya, baik
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis tidak henti-hentinya menunggu saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini
Penyusun,
Nober Boro
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
3. Panjang Tungkai................................................................... 15
4. Keseimbangan ...................................................................... 17
5. Kecepatan ............................................................................. 19
ix
B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 20
C. Metode Penelitian........................................................................ 25
B. Pembahasan ................................................................................ 45
A. Kesimpulan ................................................................................. 58
B. Saran............................................................................................ 58
LAMPIRAN ........................................................................................... 62
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ....................................................................................................... 63
Lampiran 2 ....................................................................................................... 64
Lampiran 3 ....................................................................................................... 65
Lampiran 4 ....................................................................................................... 70
Lampiran 5 ....................................................................................................... 72
Lampiran 6 ....................................................................................................... 73
Lampiran 7 ....................................................................................................... 76
Lampiran 8 ....................................................................................................... 77
Lampiran 9 ....................................................................................................... 78
Lampiran 10 ..................................................................................................... 80
Lampiran 11 ..................................................................................................... 82
Lampiran 12 ..................................................................................................... 87
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara atau aturan tertentu dengan
pada cabang olahraga yang diikuti. Dengan melakukan olahraga/latihan fisik yang
benar akan dicapai tingkat kesegaran jasmani yang baik dan merupakan modal
pendidikan jasmani tidak harus didasarkan pada guru, tetapi pada siswa. Gaya
belajar perlu disesuaikan dengan pertumbuhan siswa, konten dan materi, dan
Atletik yang terdiri dari jalan, lari, lompat, dan lempar dikatakan sebagai cabang
olahraga yang paling tua usianya dan disebut juga sebagai ibu atau induk dari semua
tercermin pada kehidupan manusia purba, mengingat jalan, lari, lompat dan lempar
secara tidak sadar sudah mereka lakukan dalam usaha mempertahankan dan
1
2
Nomor lari merupakan nomor yang disebut sebagai nonteknik, karena lari
merupakan aktivitas alami yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan nomor
lompat tinggi galah atau nomor lontar martil. Kecepatan dalam lari sprint adalah
hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot secara cepat dan kuat (powerfull) melalui
gerakan yang halus dan efisien. Tujuan dasar lari adalah untuk memaksimumkan
kecepatan lari rata-rata dalam perlombaan. Untuk mencapai tujuan ini atlet harus
2017:1).
Lari sprint merupakan jarak yang ditempuh sangat dekat sehingga dalam lari
sprint yang lebih diutamakan adalah kecepatan yang maksimal dari start sampai
finish. Dalam ilmu faal lari cepat atau sprint ini disebut sebagai olahraga anaerobic
atau olahraga yang sedikit sekali menggunakan oksigen (Giri Wiarto, 2013:9). Lari
100 disebut juga dengan lari sprint. Lari 100 Meter adalah berlari dengan kecepatan
penuh sepanjang jarak 100 meter. Secara teknis sama dengan nomor lari sprint yang
karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus
ditempuh makin banyak tenaga yang harus dibutuhkan (Sumaryoto dan Nopembri,
2017:46).
Panjang tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh sebagai angggota gerak
yang dimana anggota gerak tersebut adalah anggota gerak bagian bawah yangg
termasuk didalamnya seluruh kaki, muulai dari pangkal paha sampai jari-jari kaki.
seseorang. Panjang tungkai sebahgai bagian dari postur tubuh memiliki hubungan
3
yang sangat erat dalam kaitannya sebagai alat gerak atau sarana berpindah dari satu
Tungkai adalah anggota gerak bagian bawah yang terdiri dari paha, betis dan
kaki. Menurut Muhammad Iqbal (2019:12) “panjang tungkai sebagai salah satu
anggota gerak bawah memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga fisik”.
Sebagai anggota gerak bawah, panjang tungkai berfungsi sebagai penopang gerak
anggota tubuh bagian atas, serta penentu gerakan baik dalam berjalan, berlari, dan
melompat serta menendang. Panjang tungkai adalah jarak vertical antara telapak
kaki sampai dengan pangkal paha yang di ukur dengan cara berdiri tegak. Panjang
tungkai sebagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat dalam
mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri (static
balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Kemampuan unuk
mempertanankan stabilitas posisi tubuh dalam kondisi statis atau dinamis. Untuk
sistem tubunya baik dalam posisi gerak dinamis maupun dalam posisi statis maupun
4
tubuh, mulai dari duduk, jongkok, berdiri, berjalan, berlari, melompat, dan berbagai
gerakan tubuh lainnya. Apa lagi dalam gerakan olahraga jelas komponen ini amat
dibutuhkan.
biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Setiap aktivitas olahraga
salah satu unsur dasar yang harus dilatihkan dalam upaya mendukung pencapaian
salah satu aspek kemampuan yang diperlukan dalam cabang olahraga tertentu”.
STKIP YPUP Makassar yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat penelitian
dan sekaligus sebagai objek penelitian. Sesuai dari hasil pengamatan mata kuliah
mahasiswa yang kurang menguasai teknik yang benar dalam lari 100 meter.
Sehingga disaat pelaksanaan praktek olahraga lari 100 meter dilaksanakan, masih
banyak mahasiswa yang melakukan kesalahan pada saat posisi star dan hanya
beberapa mahasiswa yang dapat melakukan gerakan berlari yang benar, dan masih
melakukan kesalahan pada saat berlari. Hal ini dapat mempengaruhi jarak tumpuan
5
sehingga dikatakan tidak efektik kurangnya tehknik dan latihan fisik, kecepatan.
Dengan begitu peneliti ingin penelitian ini sebagai landasan dijadikan sebagai
acuan bagi mahasiswa agar dapat memperbaiki prestasi atlet khususnya lari 100
Makassar. Untuk itu perlu dikaji hubungan kecepatan, keseimbangan dan panjang
tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter, maka perlu diadakan penelitian untuk
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan panjang tungkai terhadap lari 100 meter mahasiswa
Makassar?
6
C. Tujuan Penelitian
YPUP Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
peneliti ini di harapkan bisa berbagi saran mengenai hal-hal penting dalam lari 100
meter, yakni mengenai tata cara pelaksanaan tehknik dasar lari 100 meter yang baik
dan benar, agar bisa dijadikan sebagai pedoman untuk membentuk dan
YPUP Makassar.
2. Secara Praktis
manfaat teoritis, dan dengan penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan
yang pada gilirannya dapat digunakan oleh para Dosen pendidikan jasmani pelatih
3. Bagi Mahasiswa
A. Deskripsi Konseptual
1. Sejarah Atletik
Menurut Giiri Wiarto (2013:1), Atletik berasal dari kata Yunani yaitu Atlon,
Atlun yang berarti pertandingan atau perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi
Indonesia berarti pertandingan dan olahraga pada Atletik. Atletik yaitu suatu
Cabang Olah raga mempertandingkan lari, Lompat, Jalan dan Lempar. Olah raga
Atletik mula–mula di populerkan oleh bangsa Yunani kira–kira pada Abad ke-6
Atletik yang terkenal sekarang sudah lain dari pada dilakukan oleh bangsa
Yunani dulu. Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu berjalan, lari,
lompat dan lempar. Karena mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan
sebagai ibu dari segalah cabang Olahraga. Mengandung berbagai unsur gerakan
sehari–hari. Pada zaman Primitif sangat penting artinya untuk mencari nafkah dan
ketangkasan, kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada zaman itu adalah
yang kuat; yang berkuasa sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan
diri mereka harus berlatih jasmani. Pasa zaman Yunani dan Romawi kuno telah
Istilah atletik ini juga bisa di jumpai dalam berbagai bahasa antara lain bahasa
inggris Athletic, dalam bahasa perancis Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletiek,
dalam bahasa Jerman Athletik. Untuk dapat memahami pengertian tentang atletik,
8
9
tidaklah lengkap jika tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta
perkembangannya sebagai salah satu cabang olahraga mulai zaman modern ini.
Memahami sejarah tidak hanya sekedar untuk pengertian dan pengetahuan tetapi
mengetahui dan mengekuti perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai dengan
zaman sekarang. Dengan mengetahui kejadian – kejadian pada masa lampau, dapat
Atletik yang meliputi jalan, Lari, Lompat dan lempar boleh dikatakan cabang
olah raga yang paling tua, sama tuanya dengan manusia pertama di dunia, sebab
manusia pertama didunia sudah harus berjalan, lari, lompat dan lempar untuk
makan di hutan, tiba–tiba bertemu dengan binatang buas. Apakah yang akan
dilakukannya jika tidak menggunakan senjata? Tentu akan lari secepat -cepatnya
untuk menghindarkan diri dari terkaman binatang buas itu, dan kalau pada waktu
membawah senjata misalnya tombak, atau sempat memungut kayu atau batu, maka
senjasa tersebut akan dilemparkannya kepada binatang buas tersebut. Dalam contoh
tersebut manusia telah mempergunakan kecepatan lari, lompat dan lempar untuk
mempertahankan diri dari terkaman binatang buas. lompat dan lempar adalah suatu
bentuk gerakan yang tidak ternilai artinya bagi hidup manusia. Gerakan itu
dasar dan intisari dari semua cabang olahraga. Itulah sebabnya atletik tersebut
Lari sebagai olahraga dalam bentuk perlombahan sudah dikenal oleh bangsa
Mesir Purba pada tahun 1500 SM, sedangkan bangsa Asyria Purba dan Babylonia
Purba di Mesopotamia pada tahun 100 SM. Menurut para ahli sejarah atletik sudah
dilakukan di Negeri Yunani pada abad ke-6 sebelum nabi Isa AS lahir. Pendapat ini
berdasarkan lukisan yang terdapat pada lambang-lambang zaman itu dan dari
tulisan ahli filsafat yang bernama Xenophenes. Perkembangan atletik pada waktu
itu sangat erat hubungannya dengan perlombaan di Yunani yang mengalami zaman
keemasan kira–kira tahun 500 -400 SM. Mulai dari itu munculnya dua orang bangsa
Yunani yang bernama Icccus dan Herodicus yang disebut-sebut sebagai peletak
dasar dari latiahan yang mengkhususkan satu bagian atau satu nomor saja, seperti
banyak diselenggarakan.
Assosiation.
Unie. Pada tahun 17 Juli 1912 tiga hari setelah selesai nya perlombaan atletik pada
Rusia, swedia dan Yunani, berdiskusi untuk membentuk suatu badan Internasional
Di Indonesia atletik di kenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga setengah
abad telah menjajah negeri ini. Namun demikian atletik tiada dikenal secara luas.
pendidikan jasmani saja. Organisasi atletik pertama kali didirikan di Indonesia pada
Zaman Belanda adalah Nederlands Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU
yang dalam bahasa Indonesia berarti: Perserikatan Atletik Hidia Belanda yang
12
didirikan pada tahun 1917. Pada tanggal 3 September 1950 berkumpullah tokoh-
tokok atletik dari perhimpunan atletik beberapa daerah indonesia di kota semarang
untuk membentuk Induk organisasi atletik bagi seluruh wilayah Indonesia. Lahirlah
Indonesia” disingkat PASI. Kemudian sederatan atlet dari berbagai cabang atletik
Nomor lari merupakan nomor yang disebut sebagai nonteknik, karena lari
merupakan aktivitas alami yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan nomor
lompat tinggi galah atau nomor lontar martil. Kecepatan dalam lari sprint adalah
hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot secara cepat dan kuat (powerfull) melalui
gerakan yang halus dan efisien. Tujuan dasar lari adalah untuk memaksimumkan
kecepatan lari rata-rata dalam perlombaan. Untuk mencapai tujuan ini atlet harus
2017:1).
Juari dkk (2010:17) lari cepat adalah lari yang dilakukan dengan kecepatan
maksimal dari awal start sampai garis finish. Lari cepat juga disebut lari jarak
pendek atau sprint. Pelari yang melakukan lari jarak pendek disebut sprinter.
Adapun start yang digunakan pada lari jarak pendek adalah start jongkok. Pada
perlombaan lari jarak pendek, ada beberapa jarak yang selalu dilombakan, yaitu
100m, 200m, 400m, 110m gawang, 4 x 100m estafet, dan 4 x 400m estafet.
13
Lari sprint merupakan jarak yang ditempuh sangat dekat sehingga dalam lari
sprint yang lebih diutamakan adalah kecepatan yang maksimal dari start sampai
finish. Dalam ilmu faal lari cepat atau sprint ini disebut sebagai olahraga anaerobic
atau olahraga yang sedikit sekali menggunakan oksigen (Giri Wiarto, 2013:9).
Lari 100 disebut juga dengan lari sprint. Lari 100 Meter adalah berlari dengan
kecepatan penuh sepanjang jarak 100 Meter. Secara teknis sama dengan nomor lari
tenaga, karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus
ditempuh makin banyak tenaga yang harus dibutuhkan (Sumaryoto dan Nopembri,
2017:46).
Start adalah posisi awal badan di dalam melakukan persiapan untuk melakukan
gerakan berlari. Start di dalam perlombaan lari sangat memegang peranan penting,
sebab apabila dalam start terjadi kesalahan maka pelari tersebut akan tertinggal.
Start yang digunakan dalam lari jarak pendek (100m) adalah start jongkok.
Pada lari 100m mempunyai teknik tersendiri yang harus dikuasai pelari, yaitu
pada waktu lari menggunakan ujung kaki, lutut kaki diangkat tinggi, badan condong
ke depan, dan tangan diayunkan dari belakang ke depan secara bergantian. Ayunkan
gerakan lari dan untuk membantu menjaga keseimbangan. Gerakan tungkai dalam
lari jarak pendek memegang peranan penting. Kekuatan dan kelincahan gerakan
Teknik untuk memasuki garis finish yang biasa dilakukan oleh pelari dalam
perlombaan lari jarak pendek ada tiga, yaitu dengan cara menjatuhkan dada ke
depan, dengan cara memiringkan salah satu bahu ke depan, dan dengan cara lari
terus secepat-cepatnya sampai melewati garis finish. Ketiga car aini dapat dipilih
3. Panjang Tungkai
Panjang tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh sebagai angggota gerak
yang dimana anggota gerak tersebut adalah anggota gerak bagian bawah yangg
termasuk didalamnya seluruh kaki, muulai dari pangkal paha sampai jari-jari kaki.
seseorang. Panjang tungkai sebahgai bagian dari postur tubuh memiliki hubungan
yang sangat erat dalam kaitannya sebagai alat gerak atau sarana berpindah dari satu
Tungkai adalah anggota gerak bagian bawah yang terdiri dari paha, betis dan
kaki. Menurut Muhammad Iqbal (2019:12) “panjang tungkai sebagai salah satu
anggota gerak bawah memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga fisik”.
Sebagai anggota gerak bawah, panjang tungkai berfungsi sebagai penopang gerak
anggota tubuh bagian atas, serta penentu gerakan baik dalam berjalan, berlari, dan
16
melompat serta menendang. Panjang tungkai adalah jarak vertical antara telapak
kaki sampai dengan pangkal paha yang di ukur dengan cara berdiri tegak. Panjang
tungkai sebagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat dalam
fibula, serta tulang femur. Tulang tungkai pada tubuh manusia meliputi: 1) tulang
pangkal paha, 2) tulang paha, 3) tulang kering, 4) tulang betis, 5) tempurung lutut,
6) tulang pangkal kaki, 7) tulang telapak kaki, dan 8) ruas jari-jari kaki. Otot-otot
pembetuk tungkai yang terlibat pada pelaksanaan lari adalah otot-otot anggota
gerak bawah. Otot-otot tungkai yaitu otot pangkal paha, otot tungkai atas tiga otot
tungakai bawah dan empat otot kaki otot penggerak tungkai atas, mempunyai
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, tungkai pada tubuh
manusia tersusun atas tulang-tulang yang memiliki bentuk dan fungsinya tersendiri.
Secara garis besar terdapat 8 jenis tulang yang tersusun mulai dari pangkal paha
hingga telapak kaki. Nantinya tulang-tulang ini digerakkan oleh otot-otot yang
menempel pada setiap tulang tersebut. Setiap terjadi kontraksi otot maka tulang
4. Keseimbangan
dan permainan.
mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri (static
balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Kemampuan unuk
mempertanankan stabilitas posisi tubuh dalam kondisi statis atau dinamis. Untuk
adalah status keadaan tenang, diam (tidak bergerak) dari suatu benda atau badan
akan mengubah sikap badanya sesuai dengan tuntutan cabang olahraganya. Suatu
18
saat seorang atlet harus dalam keadaan posisi/sikap keseimbangan tinggi, berarti
kemampuan menyeimbangkan badan yang dimiliki oleh seorang pelari mulai dari
pada saat posisi siap hingga pada saat memasuki garis finish maka pelari tersebut
akan mampu memaksimalkan kecepatannya dalam lari 100 meter tanpa harus
khawatir bahwa badan atau cara berlarinya akan miring ke samping dan lain-lain
posisi” mempertahankan posisi badan dalam berbagai situasi yang dalam hal ini
posisi badan pada saat berlari. Seorang pelari berlari dengan kecepatan penuh
penguasaan teknik lari yang baik pula. Sehingga seorang pelari 100 meter akan
5. Kecepatan
biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Setiap aktivitas olahraga
salah satu unsur dasar yang harus dilatihkan dalam upaya mendukung pencapaian
19
salah satu aspek kemampuan yang diperlukan dalam cabang olahraga tertentu”.
Kecepatan lari 100 meter merupakan upaya pencapaian hasil pembelajaran atau
satu aspek kemampuan yang diperlukan dalam cabang olahraga tertentu. Kecepatan
factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adalah (1) keturunan, (2) waktu reaksi,
(6) power, dan (7) elastis otot. Menurut Suharno (Setyo Budiwanto, 2012:42)
panca indra dalam menerima rangsangan, dan kecepatan gerak dan power. Ketiga,
semaksimal mungkin sebuah otot atau sekolom-pok otot dalam satu gerakan yang
tak terputus kecepatan bergerak dipengaruhi oleh kekuatan dan power otot,
teknik gerakan.
20
jarak dibagi dengan waktu tempuh dan dilambangkan dengan satuan meter/detik.
Kecepatan adalah salah satu komponen fisik yang sangar penting dalam olahraga
Tungkai terhadap Kecepatan Lari 100 Meter pada siswa SMA Negeri 9
Takalar. Penelitian ini adalah jenis penelitian analisis jalur yang bertujuan
untuk mengetahui. (1) pengaruh langsung panjang tungkai terhadap daya ledak
terhadap daya ledak tungkai siswa SMA Negeri 9 Takalar. (3) pengaruh
langsung panjang tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter siswa SMA Negeri
meter siswa SMA Negeri 9 Takalar. (5) pengaruh langsung daya ledak tungkai
terhadap kecepatan lari 100 meter siswa SMA Negeri 9 Takalar. (6) Pengaruh
panjang tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter siswa SMA Negeri 9 Takalar
melalui daya ledak tungkai. (7) Pengaruh keseimbangan terhadap kecepatan lari
100 meter siswa SMA Negeri 9 Takalar. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa putra SMA Negeri 9 Takalar melalui daya ledak tungkai. Teknik
siswa putra. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan
inferensial melalui program SPSS versi 16 pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh langsung panjang tungkai
terhadap daya ledak tungkai siswa SMA Negeri 9 Takalar sebesar 66,9%
terhadap daya ledak tungkai siswa SMA Negeri 9 Takalar sebesar 3,38%
dengan nilai sigifikan 0,036. (3) Ada pengaruh langsung panjang tungkai
terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMA Negeri 9 Takalar sebesar
8,88% dengan nilai sigifikan 0,002. (4) Ada pengaruh langsung keseimbangan
terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMA Negeri 9 Takalar sebesar
1,63% dengan nilai sigifikan 0,008. (5) Ada pengaruh langsung daya ledak
tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMA Negeri 9 Takalar
sebesar 38,06% dengan nilai sigifikan 0,000. (6) Ada pengaruh panjang tungkai
terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMA Negeri 9 Takala rmelalui
daya ledak tungkai sebesar 50,47%. (7) Ada pengaruh keseimbangan terhadap
kecepatan lari 100 meter pada siswa SMA Negeri 9 Takalar rmelalui daya ledak
kemampuan lari 100 meter, maka perlu diperhatikan dan ditingkatkan, panjang
2. Penelitian yang di lakukan oleh Ririn Oviyani Suci 2015 yang berjudul
keseimbangan dan kecepatan lari 100 meter sebesar 0,745, kelincahan terhadap
Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Nikolaus Setio Aji 2016 yang
yang signifikan, kecepatan memiliki koefisien r hitung = 0,583 > 0,31 r table
dengan hasil signifikan, dan hasil dari korelasi antara keseimbangan dan
C. Kerangka Berpikir
memiliki panjang tungkai baik, maka akan memberikan hubungan yang lebih
keseimbangan yang baik dan kecepatan yang baik maka akan memberikan
D. Hipotesis Penelitian
A. Jenis Penelitian
variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga
(2015:49), adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan
menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat
C. Desain penelitian
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. metode ini disebut sebagai metode
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. metode ini juga disebut
metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan
37
38
berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian
melakukan penelitian. penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif
yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara panjang tungkai
r1
X1
R r2
X2 Y
X3 r3
Menurut Sugiyono (2018:39) Ada dua variabel yang terlibat dalam penelitian
ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Studi ini akan
a. Panjang Tungkai
penelitian ini adalah keberadaan panjang tungkai yang diukur berdasarkan tinggi
badan dikurangi tinggi duduk yang digunakan dalam menendang. Panjang tungkai
adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha yang diukur
dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai merupakan panjang antara pinggul
sampai telapak kaki. Panjang tungkai sebagai bagian dari postur tubuh memiliki
hubungan yang sangat erat dalam kaitannya sebagai pengungkit disaat menendang
bola. Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah memiliki peran
penting dalam unjuk kerja olahraga. Tungkai yang panjang akan menguntungkan
bagi atlet pada saat bergerak kedepan, sehingga tidak banyak energy yang
penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta penentu gerakan baik dalam
dimana tungkai mempunyai peran yang sangat penting, maka untuk menunjang
gerakan menendang tersebut tungkai membutuhkan unsur kondisi fisik berupa daya
ledak otot tungkai. Daya ledak otot tungkai merupakan komponen dasar dari
berbagai kinerja kondisi fisik. Memang untuk saat ini panjang tungkai belum jadi
standar dalam pemilihan atlet, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa panjang
tungkai mempunyai andil yang tidak sedikit terhadap pencapaian prestasi atlet.
b. Keseimbangan
40
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok yaitu keseimbangan statis dan
seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam posisi diam atau tanpa bergerak.
melibatkan kontrol tubuh karna tubuh bergerak dalam ruang (Permana, 2012).
mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi
tegak.
c. Kecepatan
menentukan adanya pengaruh. variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak
muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti kemampuan
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan
hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang di pelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang di miliki oleh subjek atau objek yang
diteliti (Sugiyono, 2015:92), adapun populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh
2. Sampel
karateristik yang di miliki oleh populasi. dalam penelitian ini sampel yang
yang sama untuk dipilih. Hal ini berarti setiap unsur dipilih dengan bebas dari setiap
ada di lapangan. Instrumen adalah Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
penelitian ini digunakan instrument tes sebagai alat untuk mengumpulkan data. tes
Alat dan perlengkapan : tempat yang datar, pengukur panjang (meteran), alat tulis
Pelaksanaan : peserta tes terdiri tegak menghadap lurus kedepan kedua kaki rileks,
peserta tes tidak memakai alas kaki, panjang tungkai diukur mulai dari lantai atau
telapak kaki sampai tonjolan tulang paha (trochantor mayor). (Nur Ichsan Anwar
Penilaian : hasil pengukuran panjang tungkai dicatat sesuai dengan hasil yang
terbaca pada skala pada alat pengukuran dalam satuan sentimeter(cm) dengan
Peralatan yang dibutuhkan : Ruang lantai yang memadai, selotip untuk menandai
Petunjuk pelaksanaan : Untuk melaksanakan tes ini buatlah diagram seperti pada
gambar. Subjek dimulai dengan berdiri diam di kaki kanan atau disebut dengan titik
awal, subjek kemudian melompat ke tanda pertama dengan kaki kiri dan
mempertahankan sikap ini pada posisi statis selama lima detik. Setelah lima detik,
posisi statis selama lima detik. Ini terus berlanjut dengan kaki bergantian melompat
dengan posisi statis selama lima detik pada setiap titik sampai semua tanda dilewati.
Pada setiap titik, telapak kaki benar-benar harus menginjak setiap tanda pita
sehingga tidak dapat dilihat. Sebelum tes dimulai siswa atau testee diperbolehkan
Penilaian : Hasilnya dicatat sebagai sukses atau gagal. Sebuah tes yang sukses
terdiri dari melompat ke setiap menandai pita dan dapat bertahan selama 5 detik
dengan posisi kaki yang lainnya tidak menyentuh lantai dan tetap dapat menjaga
jika tidak dapat melakukan gerakan sesuai ketentuan pelaksanaan maka tidak
memiliki nilai.
44
Tujuan : Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kecepatan seorang atlet atau
siswa.
Petunjuk Pelaksanaan : Testee berdiri di belakang garis start yang di antara dua
kerucut, setelah ada aba-aba “Ya” testee berdiri secepat mungkin ke arah ¾ (75
feet,22.86 meters). Lapangan bola basket (lihat gambar), setelah melewati garis
finish catatlah berapa waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan tes tersebut.
45
2020:27)
sebagai berikut:
dan pulpen.
Pelaksanaan:
1. Peserta tes yang akan lari berdiri kurang lebih 2 meter dibelakang garis
start.
jongkok. Setelah tenang maka starter memberi aba-aba siap lalu peserta
4. Peserta tes harus berlari sampai melewati garis finish dan pada saat pelari
5. Timer mencatat waktu tempuh oleh peserta tes dalam satuan detik.
Analisis data merupakan suatu upaya untuk mengolah data menjadi sebuah
informasi sehingga nantinya data tersebut dapat dipahami dan bermanfaat bagi Data
Ada berbagai contoh penerapan analisis data yang digunakan oleh Data Analisis
mulai dari transportasi, pendeteksi risk dan fraud, interaksi dengan pelanggan,
analisis data tergantung pada pertanyaan yang ada, jenis data, dan jumlah data yang
analisis, dan menelusuri data untuk mengubah angka menjadi parameter dalam
mengambil keputusan. Sebelum mengenal jenis-jenis dari teknik analisis data itu
sendiri, sangat penting untuk memahami definisi dari teknik analisis data itu sendiri.
Pada artikel kali ini, akan membahas secara lengkap mulai dari definisi hingga
ini.
Teknik analisis data merupakan suatu proses atau upaya mengolah data
menjadi informasi baru. Proses ini dilakukan bertujuan agar karakteristik data
menjadi lebih mudah dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu
adalah metode yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi yang
Setelah semua data terkumpul dari data tes panjang tungkai, data tes
keseimbangan, data tes kecepatan dan data tes kemampuan lari 100 meter akan
diolah dan dianalisis statistik menggunakan aplikasi program SPSS versi 21.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Analisis deskriptif data penelitian yang terdiri dari nila tes panjang tungkai,
keseimbangan dan kecepatan terhadap kemampuan lari 100 Meter. Data yang
disajikan berikut ini adalah data panjang tungkai, keseimbangan dan kecepatan
Makassar hasil analisis statistic yang berkaitan dengan skor kemampuan lari 100
Meter, panjang tungkai, keseimbangan dan kecepatan disajikan dalam tabel 4.1
berikut:
Valid 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0
Mean 92.13 80.37 5.4557 13.4430
Median 91.00 80.00 5.4500 13.4000
Mode 90 80 5.45 13.40
Std. Deviation 5.090 3.157 .25758 .81625
Variance 25.913 9.964 .066 .666
Range 18 10 .82 2.60
Minimum 85 75 5.06 12.15
Maximum 103 85 5.88 14.75
Sum 2764 2411 163.67 403.29
37
38
Adapun kesimpulan pada tabel 4.1 diatas untuk lebih jelasnya diuraikan
sebagai berikut:
Makassar, dari 30 jumlah sampel diperoleh total nilai 2764 cm dan nilai mean
yang diperoleh 92,13 cm, dan median 91,00 cm diperoleh, dengan hasil standar
deviasi 5,090 cm nilai variansi 25,913 cm dan range 18 cm dan nilai minimum
Makassar, dari 30 jumlah sampel diperoleh total nilai 2411 poin dan nilai
mean diperoleh 80,37 poin, dan median diperoleh 80,00 poin, dengan hasil
standar deviasi 3,157 poin, nilai variansi 9,964 poin, dan range 10 poin dari
dari 30 jumlah sampel diperoleh total nilai 163,67 detik dan nilai mean
diperoleh 5,4557 detik, dan median diperoleh 5,4500, dengan hasil standar
deviasi 0,25758 detik, nilai variansi 0,066 detik, dan range 0,82 detik, dari
YPUP Makassar, dari 30 jumlah sampel diperoleh total skor 403,29 detik dan
mean diperoleh 13,4430 detik, dan median diperoleh 13,4000 detik dengan
39
standar deviasi 0,81625 detik, variansi 0,666 detik dan range 2,60 detik,
Suatu data penelitian yang akan dianalitis secara sistematik harus memenuhi
syarat-syarat analisis. Untuk itu setelah data panjang tungkai, keseimbangan dan
kecepatan terhadap kemampuan lari 100 Meter. Pada penelitian akan terkumpul
melakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov tes
sebagaimana yang terlampir. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel
rangkuman berikut.
Tabel 4.2 rangkuman hasil uji normalitas panjang tungkai, keseimbangan dan
berikut:
40
a. Dalam pengujian normalitas data panjang tungkai diperoleh nilai KS-Z= 0,890
dan P = 0,407 lebih besar dari pada nilai α = 0,05. Dengan demikian data
0,719 dan P = 0,680 lebih besar dari pada nilai α = 0,05. Dengan demikian data
c. Dalam pengujian normalitas data kecepatan diperoleh nilai KS-Z = 0,596 dan
P = 0,870 lebih besar dari pada nilai α = 0,05. Dengan demikian data kecepatan
d. Dalam pengujian normalitas data kemampuan lari 100 Meter diperoleh nilai
KS-Z = 0,980 dan P = 0,292 lebih besar dari pada nilai α = 0,05. Dengan
3. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji persyaratan normalitas data pada hipotesis yang akan
Hipotesis pertama yang akan diuji pada penelitian ini adalah “ada hubungan
kampus STKIP YPUP Makassar, maka data hasil penelitian korelasi yang berkaitan
dengan hasil kemampuan lari 100 Meter akan disajikan pada tabel sebagai berikut:
41
Tabel 4.3 Hipotesis pertama yaitu, hubungan panjang tungkai terhadapap
Keterangan:
X1 = Panjang Tungkai
Y = Kemampuan Lari 100 Meter
N = Jumlah Sampel
R = Koefisien Korelasi
Pvalue = Nilai Probabilitas
kemampuan lari 100 meter, maka diperoleh nilai korelasi (r) = -0,753 dengan
tingkat probabilitas (p) = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Maka H0 ditolak dan H1
yang signifikan terhadap kemampuan lari 100 Meter. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai terhadap
Hipotesis kedua yang akan diuji pada penelitian ini adalah “Ada hubungan
kampus STKIP YPUP Makassar. Hasil analisis korelasi yang berkaitan dengan
hasil kemampuan lari 100 Meter akan disajikan pada tabel sebagai berikut:
Keterangan:
X2 = Keseimbangan
Y = Kemampuan Lari 100 Meter
N = Jumlah Sampel
R = Koefisien Korelasi
Pvalue = Nilai Probabilitas
kemampuan lari 100 meter, maka diperoleh nilai korelasi (r) = -0,717 dengan
tingkat probabilitas (p) = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 Maka H0 ditolak dan H1
Hipotesis ketiga yang akan diuji pada penelitian ini adalah “Ada hubungan
STKIP YPUP Makassar. Hasil analisis korelasi yang berkaitan dengan hasil
kemampuan lari 100 meter akan disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hipotesis ketiga yaitu, hubungan kecepatan terhadap kemampuan lari
100 Meter.
43
Korelasi N R 𝐏 𝐕𝐚𝐥𝐮𝐞 Keterangan
Keterangan:
X3 = Kecepatan
Y = Kemampuan lari 100 Meter
N = Jumlah Sampel
r = Koefisien Korelasi
Pvalue = Nilai Probabilitas
100 meter, maka diperoleh nilai korelasi (r) = 0,759 dengan tingkat probabilitas (p)
= 0,00 lebih kecil dari α = 0,05 Maka H0 ditolak dan H1 diterima (koefisien korelasi
kemampuan lari 100 Meter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
Makassar.
Hipotesis keempat yang akan diuji pada penelitian ini adalah “Ada hubungan
panjang tungkai, keseimbangan dan kecepatan terhadap kemampuan lari 100 Meter
penelitian yang telah dilakukan di kampus STKIP YPUP Mahasiswa. Hasil analisis
44
korelasi yang berkaitan dengan hasil kemampuan lari 100 Meter akan disajikan
Keterangan:
X1 = Panjang Tungkai
X2 = Keseimbangan
X3 = Kecepatan
Y = Kemampuan Lari 100 Meter
N = Jumlah Sampel
R = Koefisien Korelasi
2
R = Koefisien Determinasi
Pvalue = Nilai Probabilitas
terhadap kemampuan lari 100 meter, maka diperoleh nilai korelasi (R) = 0,873
dengan tingkat probabilitas (p) = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Maka H0 ditolak
kemampuan lari 100 Meter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hasil tersebut dapat dikatan bahwa ada hubungan antara panjang tungkai,
Makassar, maka hasil pengujian hipotesis tersebut disajikan pada tabel sabagai
berikut:
berikut:
tungkai dengan kemampuan lari 100 Meter. Korelasi negative berarti bahwa
panjang tungkai berbandingan terbalik dengan kemampuan lari 100 meter, semakin
panjang tungkai seseorang maka waktu yang diperlukan untuk menempuh suatu
jarak dalam lari 100 Meter akan semakin pendek. Sedangkan korelasi signifikan
berarti kemampuan kecepatan lari 100 Meter dipengaruhi oleh panjang tungkai
bagian dari tinggi badan dalam ukuran antrophometrik tubuh yang termasuk dalam
kategori panjang tubuh. Ukuran tubuh (length wise growth) meliputi; tinggi badan,
tinggi duduk, panjang tungkai, panjang lengan, dan lain-lain. Potensi tubuh yang
dimiliki seseorang dari segi panjang tungkai dapat menunjang berbagai penampilan
gerak dalam olahraga. Kecepatan lari sprint ditentukan oleh frekuensi langkah kaki
dan panjang langkah sehingga jarak tempuh dapat dicapai lebih singkat. Frekuensi
langkah kaki secara tepat dapat dicapai apabila faktor kondisi fisik terutama
47
kekuatan kecepatan yang diintegrasikan dalam satu pola gerakan atau lebih sering
disebut daya ledak tungkai, sedangkan panjang langkah ditentukan oleh keadaan
Panjang tungkai merupakan salah satu anggota gerak tubuh bagian bawah atau
disebut juga sebagai lower ekstremitas yang terdiri dari pinggul, paha, betis, dan
bagian bawah mulai pinggul sampai kaki. Tungkai sangat penting dalam
pelaksanaan lari cepat, karena tungkai merupakan bagian dari tubuh yang paling
banyak digunakan dalam pelaksanaan lari cepat. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan kecepatan lari yang maksimal, perlu didukung oleh tungkai yang
panjang.
Tungkai yang akan memiliki sudut gerakan yang lebih luas bila dibandingkan
dengan tungkai yang pendek, terutama dalam hal melakukan aktivitas olahraga.
Panjang tungkai ditandai dengan ukuran panjang tungkai dari tulang –tulang yang
membentuk tungkai atas dan tungkai bawah, tulang-tulang tersebut meliputi: tulang
paha (os femur), tulang lutut (os patella), tulang kering (os tibia), tulang betis (os
ibula), tulang pergelangan kaki (os torsalia). Panjang tungkai diukur dari akhir
Spinal coloum ke lantai, dan boleh juga diukur dengan trochanter mayor hingga ke
lantai.
Nomor lari merupakan nomor yang disebut sebagai nonteknik, karena lari
merupakan aktivitas alami yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan nomor
lompat tinggi galah atau nomor lontar martil. Kecepatan dalam lari sprint adalah
hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot secara cepat dan kuat (powerfull) melalui
gerakan yang halus dan efisien. Tujuan dasar lari adalah untuk memaksimumkan
48
kecepatan lari rata-rata dalam perlombaan. Untuk mencapai tujuan ini atlet harus
2017:1).
Lari sprint merupakan jarak yang ditempuh sangat dekat sehingga dalam lari
sprint yang lebih diutamakan adalah kecepatan yang maksimal dari start sampai
finish. Dalam ilmu faal lari cepat atau sprint ini disebut sebagai olahraga anaerobic
atau olahraga yang sedikit sekali menggunakan oksigen (Giri Wiarto, 2013:9).
Dari analisis tungkai tersebut, dapat dikatakan bahwa tungkai adalah dasar
struktur tubuh, sebab tungkai mampu untuk menahan beban di atas (badan) atau
bobot barat badan. Olehnya itu, peranan tungkai dalam melakukan lari cepat 100
seseorang memiliki tungkai yang panjang kalau tidak memiliki kecepatan fisik
maksimal. Jadi dalam melakukan teknik-teknik dasar lari cepat (sprint) perlu
ditunjang oleh panjang tungkai yang ideal, agar keterampilan gerak yang dilakukan
mampu ditampilkan dengan efesien dan gerakan-gerakan yang lebih luas. Semakin
panjang tungkai yang dimiliki seseorang maka jangkauan langkahnya pun semakin
jauh sehingga waktu yang diperlukan untuk menempuh suatu jarak dalam lari akan
semakin pendek, dengan begitu waktu yang ditempuh akan menjadi lebih cepat dan
energi yang dikeluarkan akan semakin sedikit sehingga panjang tungkai akan
keseimbangan (X2) terhadap kemampuan kecepatan lari 100 Meter (Y) Makassar
sebesar -0,717.
permainan.
mengontrol system neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang
adalah status keadaan tenang, diam (tidak bergerak) dari suatu benda atau badan
50
seseorang. Aspek keseimbangan dipertahankan tergantung dari hasil yang
akan mengubah sikap badanya sesuai dengan tuntutan cabang olahraganya. Suatu
saat seorang atlet harus dalam keadaan posisi/sikap keseimbangan tinggi, berarti
tubuh baik dalam posisi statis maupun dalam posisi bergerak dinamis, yang dimana
gerakan, karena dengan keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu meng-
Lari 100 disebut juga dengan lari sprint. Lari 100 Meter adalah berlari dengan
kecepatan penuh sepanjang jarak 100 meter. Secara teknis sama dengan nomor lari
tenaga, karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus
ditempuh makin banyak tenaga yang harus dibutuhkan (Sumaryoto dan Nopembri,
2017:46).
Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter
sampai 400 meter. Menurut Anung Hendar Isnanto (2019:15) lari jarak pendek
adalah olahraga yang termasuk kedalam olahraga atletik dengan jarak tempuh
antara 100 meter sampai dengan 400 meter, karena jarak yang sangat pendek maka
sangat dibutuhkan kecepatan yang maksimal dalam melakukan lari tersebut. Kunci
pertama yang harus dikuasai oleh pelari cepat atau spint adalah start. Keterlambatan
51
atau ketidaktelitian pada waktu melakukan start sangat merugikan seorang pelari
cepat atau sprinter. Oleh sebab itu, cara melakukan start yang baik harus benar-
benar diperhatikan dan dipelajari serta dilatih secermat mungkin. Kebutuhan utama
lari jara pendek adalah kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan
ke depan. Menurut Teguh Sutanto (2019) lari adalah salah satu cabang olahraga
atletik. Lari dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan cara maupun jarak yang
kemampuan menyeimbangkan badan yang dimiliki oleh seorang pelari mulai dari
pada saat posisi siap hingga pada saat memasuki garis finish maka pelari tersebut
akan mampu memaksimalkan kecepatannya dalam lari 100 meter tanpa harus
khawatir bahwa badan atau cara berlarinya akan miring ke samping dan lain-lain
posisi” mempertahankan posisi badan dalam berbagai situasi yang dalam hal ini
posisi badan pada saat berlari. Seorang pelari berlari dengan kecepatan penuh
penguasaan teknik lari yang baik pula. Sehingga seorang pelari 100 meter akan
kecepatan (X3) terhadap kemampuan kecepatan lari 100 Meter (Y) Makassar
52
PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar, dengan nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,759.
atau sekelompok otot untuk menjawab rangsang dalam waktu secepat (sesingkat)
mungkin. Kecepatan sebagai hasil perpaduan dari panjang ayunan tungkai dan
jumlah langkah. Dimana gerakan panjang ayunan dan jumlah langkah merupakan
Kecepatan termasuk gerak locomotor dan gerakannya bersifat siklik, artinya satu
jenis gerak yang dilakukan berulang-ulang seperti lari atau kecepatan gerak bagian
jasmani untuk seorang atlet yang harus cepat dalam mengubah arah gerak dengan
Kecepatan adalah jarak tempuh persatuan waktu yang diukur dalam menit atau
waktu yang pendek. Istilah kecepatan berkaitan dengan tiga unsur-unsur, yaitu
waktu reaksi, frekuensi gerakan persatuan waktu, dan kecepatan menempuh jarak
tertentu. Kecepatan tergantung pada beberapa faktor: (1) inervasi system syaraf, (2)
elastis otot, (3) biokimia otot, (4) kemampuan otot untuk relaksi, (5) konsentrasi
dan kemampun, dan (6) kemampuan mengunakan dengan tepat kecepatan untuk
mempengaruhi kecepatan adalah (1) keturunan, (2) waktu reaksi, (3) kemampuan
mengatasi tahanan/beban, (4) kemampan teknik, (5) konsentrasi, (6) power, dan (7)
53
elastis otot. Menurut Suharno (Setyo Budiwanto, 2012:42) mengelompokan
kecepatan menjadi tiga macam, yaitu kecepatan sprint yaitu kemampuan untuk
dalam menerima rangsangan, dan kecepatan gerak dan power. Ketiga, kecepatan
mungkin sebuah otot atau sekolom-pok otot dalam satu gerakan yang tak terputus
Lari cepat 100 meter merupakan salah satu yang tergolong lari sprint. Dalam
lari cepat 100 meter terdiri dari beberapa rangkaian gerakan yakni gerakan tungkai,
kaki, gerak lengan, sikap badan dan koordinasi semua unsur gerak tubuh yang
dilakukan secara halus dan cepat sehingga dalam pelaksanaannya tidak nampak
mengetahui dan memahami teknik lari sprint dan dapat menggunakan teknik lari
sprint dengan baik. Peserta berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang
harus ditempuh. Disebut dengan lari cepat karena jarak yang harus ditempuh adalah
pendek atau dekat. Jadi dalam nomor lari ini yang diutamakan adalah kecepatan
diperlukan, karena satuan atau jumlah jarak pada saat perlombaan yang dilakukan
54
harus dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat. Kecepatan merupakan
lari dihasilkan oleh panjang langkah yang dihasilkan dan frekuensi langkah kaki
Kecepatan diartikan jarak per satuan waktu, yaitu kecepatan diukur dengan
satuan jarak dibagi dengan satuan waktu. Kecepatan merupakan kemampuan untuk
yang dihasilkan dan frekuensi langkah kaki yaitu jumlah langkah persatuan waktu
dan merupakan kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu sesingkat
tepat antara panjang langkah dan frekuensi langkahnya. Perubahan panjang langkah
dan frekuensi langkah pada saat berlari dapat menyebabkan penurunan kecepatan.
Dalam lari sprint, teknik dan pengaturan unsur-unsur lari haruslah sempurna,
karena kesalahan sedikit saja akan mengurangi hasil waktu yang dicapai. Sesuai
dengan tujuan lari sprint, kebutuhan yang mendasar pada lari jarak pendek adalah
kecepatan.
Selain itu, “Unsur kecepatan reaksi kaki juga merupakan faktor penentu
keberhasilan pada hampir semua cabang olahraga dan menjadi salah satu komponen
kondisi fisik yang sangat erat kaitannnya terhadap seseorang yang menggunakan
kemampuan lari cepat, tanpa adanya dukungan kecepatan reaksi kaki yang baik,
55
mustahil bagi pelari jarak pendek (sprinter) dapat memperoleh waktu yang baik.
Sebab jika kecepatan reaksi kaki kurang baik maka menyebabkan kurangnya
waktu yang banyak untuk mencapai suatu jarak. Prestasi atlet dalam lomba lari 100
maksimum yang dicapai. Kemampuan ini berkaitan erat dengan adanya bantuan
Makassar
panjang tungkai (X1), keseimbangan (X2) dan kecepatan (X3) terhadap kemampuan
lari 100 meter (Y) Mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar, maka
diperoleh nilai korelasi (R) = 0,873, dengan nilai koefisien determinasi (R 2) sebesar
0,761 x 100% = 76,1 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatan bahwa ada
YPUP Makassar sebesar 76,1 % dan sisanya 23,9 % dipengaruhi oleh beberapa
faktar lainnya.
Panjang tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh sebagai angggota gerak
yang dimana anggota gerak tersebut adalah anggota gerak bagian bawah yangg
termasuk didalamnya seluruh kaki, muulai dari pangkal paha sampai jari-jari kaki.
seseorang. Panjang tungkai sebahgai bagian dari postur tubuh memiliki hubungan
56
yang sangat erat dalam kaitannya sebagai alat gerak atau sarana berpindah dari satu
Tungkai adalah anggota gerak bagian bawah yang terdiri dari paha, betis dan
kaki. Menurut Muhammad Iqbal (2019:12) “panjang tungkai sebagai salah satu
anggota gerak bawah memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga fisik”.
Sebagai anggota gerak bawah, panjang tungkai berfungsi sebagai penopang gerak
anggota tubuh bagian atas, serta penentu gerakan baik dalam berjalan, berlari, dan
melompat serta menendang. Panjang tungkai adalah jarak vertical antara telapak
kaki sampai dengan pangkal paha yang di ukur dengan cara berdiri tegak. Panjang
tungkai sebagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat dalam
mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri (static
balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Kemampuan unuk
mempertanankan stabilitas posisi tubuh dalam kondisi statis atau dinamis. Untuk
biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Setiap aktivitas olahraga
salah satu unsur dasar yang harus dilatihkan dalam upaya mendukung pencapaian
salah satu aspek kemampuan yang diperlukan dalam cabang olahraga tertentu”.
Kecepatan lari 100 meter merupakan upaya pencapaian hasil pembelajaran atau
satu aspek kemampuan yang diperlukan dalam cabang olahraga tertentu. Kecepatan
Lari sprint merupakan jarak yang ditempuh sangat dekat sehingga dalam lari
sprint yang lebih diutamakan adalah kecepatan yang maksimal dari start sampai
finish. Dalam ilmu faal lari cepat atau sprint ini disebut sebagai olahraga anaerobic
atau olahraga yang sedikit sekali menggunakan oksigen (Giri Wiarto, 2013:9).
Lari 100 disebut juga dengan lari sprint. Lari 100 Meter adalah berlari dengan
kecepatan penuh sepanjang jarak 100 meter. Secara teknis sama dengan nomor lari
tenaga, karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus
ditempuh makin banyak tenaga yang harus dibutuhkan (Sumaryoto dan Nopembri,
2017:46).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, penguji hasil penelitian, dan
1. Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai terhadap kemampuan lari 100
3. Ada hubungan yang signifikan kecepatan terhadap kemampuan lari 100 Meter
B. SARAN
Adapun saran saya dari hasil penenlitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pembaca, hasil penelitian ini bisa menjadi acuan untuk belajar lari 100
Meter.
2. Bagi Mahasiswa dan Seluruh Pelaku Olahraga Atlet, bahwa dengan latihan
3. Bagi Dosen atau Penelitih, hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur factor
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Sutanto, Teguh. 2016. Buku Pintar Olahraga. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Sidik, Zafar. 2017. Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Iqbal, Muhammad (2019). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Panjang
Tungkai Terhadap Kemampuan Lari Sprint 100 Meter Pada Siswa Putera
Kelas XI SMA Taruna Mandiri Pekanbaru. Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau
Emral. 2017. Pengantar Teori dan Metodologi Pelatihan Fisik. Depok: Penerbit
Kencana.
Juari, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas
VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional
Fenanlampir, Albertus dan Muhammad Muhyi Faruq. 2015. Tes dan Pengukuran
Dalam Olahraga. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
Halim dan Akbar Hidayat. 2018. Jurnal Pengaruh Daya Letak Tungkai,
Koordinasi Mata Kaki dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Shooting
Ke Gawang Pada Permainan Sepakbola Siswa SMA Negeri 14 Sinjai.
Halim, Nur Ichsan & Khairil Anwar. 2018. Tes & Pengukuran dalam Bidang
Keolahragaan. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar
Isnanto, A.H. 2019. Seri Olahraga Atletik. Gaming Slemen: Sentra Edukasi Media
Putra, Andila, dkk. 2020. Tinjauan Kecepatan Lari 100 Meter Siswa SMA. Jurnal
Patriot. 2 (4), 940-950