Anda di halaman 1dari 6

Nama : Adiesti Peppy Ramadhani

NIM : 1401420258

No. Presensi : 22

Rombel :H

Analisis Kesalahan dalam Teks Prosa Fiksi

pada Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Indonesia jenjang SD

Contoh teks prosa fiksi yang ada pada bahan ajar SD

Asal Mula Buah Kelapa

(1) Suatu hari, seorang laki-laki mendaki gunung yang tinggi. (2) Ia ingin
mengunjungi penyihir sakti. (3) Penyihir sakti mempersilakan laki-laki itu masuk ke
pondoknya.

(4) “Wahai Penyihir sakti, ada sesuatu yang ingin kumohon darimu,” kata laki-laki itu
sambil menunduk dengan hormat. (5) “Aku ingin diberi sesuatu olehmu, agar aku menjadi
seseorang yang sangat berguna bagi setiap orang.”

(6) “Permintaanmu cukup bagus,” sahut Penyihir sakti. (7) Ia mengeluarkan sebuah
kotak hijau yang kecil. (8) Dia berkata, “Kau baru boleh membukanya jika kau sudah tiba di
rumah!”

(9) Laki-laki itu menerima kotak hijau tersebut dengan perasaan gembira. (10) Setelah
mengucapkan terima kasih, dia berjalan menuruni gunung. (11) Di tengah perjalanan dia
tergoda untuk membuka kotak hijau itu. (12) Ia ingin melihat apa isinya, namun ia tidak jadi
membukanya. (13) Saat ia ingat pada pesan Penyihir sakti.

(14) Ketika tiba di kaki gunung, lagi-lagi dia tergoda, ingin melihat isi kotak hijau
tersebut. (15) Ia lalu membuka kotak hijau itu. (16) Tiba-tiba laki-laki itu berubah menjadi
pohon yang daunnya panjang dan buahnya besar-besar.
(17) Terdengar suara Penyihir sakti dari puncak gunung. (18) “Karena kau tak mematuhi
kata-kataku, kau berubah menjadi pohon kelapa. (19) Namun, permohonanmu tetap terkabul.
(20) Kau sangat berguna. (21) Tiap bagian darimu berguna bagi manusia. (22) Daunmu,
buahmu, dan batangmu dapat dimanfaatkan manusia.

(23) Sejak saat itu, pohon kelapa cepat berkembang biak, sehingga bisa dijumpai di mana-
mana. (24) Orang menghargai pohon kelapa karena banyak gunanya.

Analisis Kesalahan Berbahasa :

1. Pada kalimat (1) Seorang laki-laki mendaki gunung yang tinggi. sebaiknya
ditambahkan kata “suatu hari” untuk menambahkan latar waktu pada cerita.
Pembenaran :
(1) Suatu hari, seorang laki-laki mendaki gunung yang tinggi.

2. Pada kalimat (2) Ia ingin mengunjungi penyihir sakti. Kata “ia” seharusnya diganti
dengan “dia” karena merupakan kata ganti orang ketiga sebagai manusia (orang).
Kata “penyihir sakti” seharusnya ditulis dengan huruf capital menjadi “Penyihir
Sakti” karena merupakan nama julukan.
Pembenaran :
(2) Dia ingin mengunjungi Penyihir Sakti.

3. Pada kalimat (3) Penyihir sakti mempersilakan laki-laki itu masuk ke pondoknya.
Kata “penyihir sakti” seharusnya ditulis dengan huruf capital menjadi “Penyihir
Sakti” karena merupakan nama julukan.
Pembenaran :
(3) Penyihir Sakti mempersilakan laki-laki itu masuk ke pondoknya.

4. Pada kalimat (4) “Wahai Penyihir sakti, ada sesuatu yang ingin kumohon
darimu,” kata laki-laki itu sambil menunduk dengan hormat. (5) “Aku ingin
diberi sesuatu olehmu, agar aku menjadi seseorang yang sangat berguna bagi
setiap orang.” tidak efektif karena terdapat beberapa kata yang memiliki makna sama
ditulis dua kali. Kalimat (4) dan (5) sebaiknya digabung menjadi satu kalimat. Pada
kalimat (4) kata “penyihir sakti” seharusnya ditulis dengan huruf capital menjadi
“Penyihir Sakti” karena merupakan nama julukan.
Pembenaran :
(4) “Wahai Penyihir Sakti, ada ingin diberi sesuatu olehmu, agar aku menjadi
seseorang yang sangat berguna bagi setiap orang.” kata laki-laki itu sambil menunduk
dengan hormat.

5. Pada kalimat (6) “Permintaanmu cukup bagus,” sahut Penyihir sakti. kata
“penyihir sakti” seharusnya ditulis dengan huruf capital menjadi “Penyihir Sakti”
karena merupakan nama julukan.
Pembenaran :
(6) “Permintaanmu cukup bagus,” sahut Penyihir Sakti.

6. Pada kalimat (7) Ia mengeluarkan sebuah kotak hijau yang kecil. Kata “ia”
seharusnya diganti dengan “dia” karena merupakan kata ganti orang ketiga sebagai
manusia (orang).
Pembenaran :
(7) Dia mengeluarkan sebuah kotak hijau yang kecil.

7. Pada kalimat (12) Ia ingin melihat apa isinya, namun ia tidak jadi membukanya.
Kata “ia” seharusnya diganti dengan “dia” karena merupakan kata ganti orang ketiga
sebagai manusia (orang).
Pembenaran :
(12) Dia ingin melihat apa isinya, namun Dia tidak jadi membukanya.

8. Pada kalimat (12) Ia ingin melihat apa isinya, namun ia tidak jadi membukanya.
(13) Saat ia ingat pada pesan Penyihir sakti. tidak efektif. Sebaiknya kalimat (12)
dan (13) digabung menggunakan konjungsi. Selain itu, Kata “ia” seharusnya diganti
dengan “dia” karena merupakan kata ganti orang ketiga sebagai manusia (orang).
Kata “penyihir sakti” seharusnya ditulis dengan huruf capital menjadi “Penyihir
Sakti” karena merupakan nama julukan.
Pembenaran :
(12) Dia ingin melihat apa isinya, namun dia tidak jadi membukanya karena dia ingat
pada pesan Penyihir Sakti.
9. Pada kalimat (14) Ketika tiba di kaki gunung, lagi-lagi dia tergoda, ingin melihat
isi kotak hijau tersebut. tanda koma (,) seharusnya dihilangkan.
Pembenaran :
(14) Ketika tiba di kaki gunung, lagi-lagi dia tergoda ingin melihat isi kotak hijau
tersebut.

10. Pada kalimat (15) Ia lalu membuka kotak hijau itu. Kata “ia” seharusnya diganti
dengan “dia” karena merupakan kata ganti orang ketiga sebagai manusia (orang).
Pembenaran :
(15) Dia lalu membuka kotak hijau itu.

11. Pada kalimat (17) Terdengar suara Penyihir sakti dari puncak gunung. Kata
“penyihir sakti” seharusnya ditulis dengan huruf capital menjadi “Penyihir Sakti”
karena merupakan nama julukan.
Pembenaran :
(17) Terdengar suara Penyihir Sakti dari puncak gunung.

12. Pada kalimat (18) “Karena kau tak mematuhi kata-kataku, kau berubah menjadi
pohon kelapa. (19) Namun, permohonanmu tetap terkabul. (20) Kau sangat
berguna. (21) Tiap bagian darimu berguna bagi manusia. (22) Daunmu,
buahmu, dan batangmu dapat dimanfaatkan manusia. Seharusnya digabung dan
diberi tanda petik di akhir kalimat karena merupakan kalimat langsung dari Penyihir
Sakti.
Pembenaran :
“Karena kau tak mematuhi kata-kataku, kau berubah menjadi pohon kelapa. Namun,
permohonanmu tetap terkabul. Kau sangat berguna. Tiap bagian darimu berguna bagi
manusia. Daunmu, buahmu, dan batangmu dapat dimanfaatkan manusia.”

13. Pada kalimat (24) Orang menghargai pohon kelapa karena banyak gunanya.
Sebaiknya diganti dengan “pohon kelapa mempunyai banyak manfaat sehingga
manusia harus melestarikannya”
Pembenaran :
(24) Pohon kepala mempunyai banyak manfaat sehingga manusia harus
melestarikannya
Pembenaran pada teks :

Asal Mula Buah Kelapa

Suatu hari, seorang laki-laki mendaki gunung yang tinggi. Dia ingin mengunjungi
Penyihir Sakti. Penyihir Sakti mempersilakan laki-laki itu masuk ke pondoknya.

“Wahai Penyihir Sakti, ada ingin diberi sesuatu olehmu, agar aku menjadi seseorang
yang sangat berguna bagi setiap orang.” kata laki-laki itu sambil menunduk dengan hormat.

“Permintaanmu cukup bagus,” sahut Penyihir Sakti. Dia mengeluarkan sebuah kotak
hijau yang kecil. Dia berkata, “Kau baru boleh membukanya jika kau sudah tiba di rumah!”

Laki-laki itu menerima kotak hijau tersebut dengan perasaan gembira. Setelah
mengucapkan terima kasih, dia berjalan menuruni gunung. Di tengah perjalanan dia tergoda
untuk membuka kotak hijau itu. Dia ingin melihat apa isinya, namun dia tidak jadi
membukanya karena dia ingat pada pesan Penyihir Sakti.

Ketika tiba di kaki gunung, lagi-lagi dia tergoda ingin melihat isi kotak hijau tersebut.
Dia lalu membuka kotak hijau itu. Tiba-tiba laki-laki itu berubah menjadi pohon yang
daunnya panjang dan buahnya besar-besar.

Terdengar suara Penyihir Sakti dari puncak gunung. “Karena kau tak mematuhi kata-
kataku, kau berubah menjadi pohon kelapa. Namun, permohonanmu tetap terkabul. Kau
sangat berguna. Tiap bagian darimu berguna bagi manusia. Daunmu, buahmu, dan batangmu
dapat dimanfaatkan manusia.”

Sejak saat itu, pohon kelapa cepat berkembang biak, sehingga bisa dijumpai di mana-
mana. Pohon kepala mempunyai banyak manfaat sehingga manusia harus melestarikannya

Penentuan Kelas dan KD

Teks tersebut digunakan pada jenjang kelas 3 SD pada mata pelajaran Bahasa Indonesia KD
3.8 dan 4.8 sebagai berikut.
3.8 Menguraikan pesan dalam dongeng yang disajikan secara lisan, tulis, dan visual
dengan tujuan untuk kesenangan
4.8 Memeragakan pesan dalam dongeng sebagai bentuk ungkapan diri menggunakan kosa
kata baku dan kalimat efektif

Sumber :

Buku Siswa Tematik SD Kelas 3 Tema 2

Anda mungkin juga menyukai