Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN KERJA

No: 01/SPK/DEA-RTU/IX/2020

Pada hari ini, Senin, tanggal 24 bulan September 2020, bertempat di Jakarta, kami yang bertanda
tangan dibawah ini :

1. Untung Safroni_____________ : dalam hal ini bertindak dalam Jabatanya selaku


Direktur Utama PT.DHARMA EKA ABADI,
berkedudukan dan beralamat di Rukan Grand Aries
Blok E1 No. 5 I-J, Jl. Taman Aries Meruya Utara,
Kembangan, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11620,
dari dan oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas
nama serta mewakili PT.DHARMA EKA ABADI,
berkedudukan di Jakarta tersebut dan selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA (Pemilik).

2. Syafruddin Hendriansyah______ : dalam hal ini bertindak dalam Jabatanya selaku


Direktur Utama PT.RAFI TEKNINDO UTAMA,
berkedudukan dan beralamat di Medan, Jalan Bakti
Indah 7 No.121 Gaperta Medan, dari dan oleh karena
itu sah bertindak untuk dan atas nama serta mewakili
PT.RAFI TEKNINDO UTAMA, berkedudukan di Medan
tersebut dan selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
(Kontraktor).

Para Pihak menjamin bahwa yang menandatangani Perjanjian ini mempunyai wewenang
bertindak untuk dan atas nama masing-masing pihak. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan
membuktikan secara hukum apabila diminta oleh pihak lainnya.

Para Pihak dalam kedudukannya masing-masing tersebut diatas telah setuju dan sepakat untuk
mengadakan Perjanjian untuk Pekerjaan Pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Kopra Kapasitas
6 Ton/Hari (selanjutnya disebut “Perjanjian”) pada proyek PT. DHARMA EKA ABADI yang
berlokasi di Provinsi Lampung dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA dengan ini menyerahkan Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA menerima dan bersedia untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Pabrik
Minyak Kelapa Kopra Kapasitas 6 Ton/Hari (selanjutnya disebut “Pekerjaan“).

2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, dalam rangka Perjanjian ini meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Penyediaan Material dan Penyediaan tenaga kerja
2) Penyediaan peralatan/perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan penyerahan hasil Pekerjaan dan perawatan serta pemeliharaan hasil
Pekerjaan.

3. Pekerjaan lainnya yang menunjang terlaksananya Pekerjaan tersebut diatas sesuai petunjuk
PIHAK PERTAMA atau wakilnya sepanjang tidak menyimpang dari Perjanjian ini.
Pasal 2
PERIJINAN

Dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA menjamin semua
kelengkapan perijinan yang sah, seperti ketersedian lahan dan legalitasnya (tanpa sengketa
lahan), Rekomendasi/Ijin Lingkungan (Dokmen UKL-UPL/Amdal), IMB serta Ijin Operasional
lainnya dari Instansi yang berwenang sebagaimana disyaratkan oleh peraturan dan/atau
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk namun tidak terbatas pada peraturan
ketenagakerjaan dan perpajakan, dan karenanya PIHAK KEDUA dibebaskan dari segala tanggung
jawab atas pelanggaran peraturan dan/atau perundang-undangan yang berlaku tentang perijinan
yang diperoleh oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 3
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Yang menjadi dasar pelaksanaan Pekerjaan dalam Perjanjian ini adalah dokumen-dokumen serta
persyaratan lain yang berlaku sah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
ini, yaitu:
a) Surat penawaran PIHAK KEDUA
b) Rencana kerja dan gambar rencana kerja jika ada.
c) Gambar detail dan layout.
d) Perjanjian ini dan segala perubahan dan Addendumnya ( jika ada )
e) Semua ketentuan dan syarat – syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan
Pekerjaan dan keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
f) Petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan oleh Pemilik untuk mencapai
maksud dan tujuan Perjanjian ini.
g) Item – item yang tidak ada di penawaran ini, akan dihitung di dalam Pekerjaan tambahan.

Pasal 4
TENAGA PENGAWAS PEMILIK (PIHAK PERTAMA)

1. Dalam pelaksanaan Pekerjaan, sebagaimana tersebut pada pasal 1 Perjanjian ini, Pemilik
berhak untuk menempatkan tenaga ahli sebagai wakilnya dalam Pengawasan Pekerjaan
(selanjutnya disebut “Pengawas Pekerjaan”).

2. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Pekerjaannya sehubungan dengan Perjanjian ini akan
mendapat pengarahan-pengarahan dan keputusan-keputusan dari Pengawas Pekerjaan.

3. PIHAK PERTAMA berhak untuk sewaktu-waktu menunjuk pengganti Pengawas Pekerjaan


dengan membuat pemberitahuan secara tertulis kepada PIHKA KEDUA.

Pasal 5
WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan sudah harus selesai selambat-lambatnya 06 (enam) bulan Kalender terhitung sejak
pembayaran uang muka (Down Payment ) diterima oleh PIHAK KEDUA (akan dibuat Time
schedule penyelesaiaan pekerjaannya).

2. Apabila Pekerjaan telah selesai, maka Kontraktor/PIHAK KEDUA akan menyerahkan hasil
Pekerjaan tersebut kepada Pemilik/PIHAK PERTAMA dengan membuat Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh wakil yang ditunjuk oleh Pemilik dan Kontraktor.

3. Waktu penyelesaian tersebut diatas tidak dapat diubah oleh Kontraktor/PIHAK KEDUA,
kecuali adanya keadaan memaksa (Force Majeure), atau adanya perintah penambahan
Pekerjaan yang menyebabkan jangka waktu penyelesaian Pekerjaan diperpanjang.
4. Perpanjangan waktu tersebut hanya dapat dilaksanakan atas perhitungan serta persetujuan
Kedua belah Pihak.
Pasal 6
MASA PEMELIHARAAN

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab kepada PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan


pemeliharaan hasil Pekerjaannya selama 3 (tiga) bulan kalender, terhitung sejak tanggal
penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan oleh Pemilik dan Kontraktor atau
wakilnya yang ditunjuk sebagaimana diatur pada Pasal 5 ayat (2) Perjanjian ini. Apabila masa
pemeliharaan Pekerjaan (masa retensi Pekerjaan) telah selesai, maka Kontraktor akan
membuat Berita Acara Selesai retensi yang telah ditandatangani oleh Pemilik dan Kontraktor
atau wakil yang ditunjuk.

2. Semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan masa pemeliharaan ini ditanggung
sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

3. Selama masa pemeliharaan dilakukan, PIHAK KEDUA wajib atas perintah Pemilik melalui
Pengawas Pekerjaan melaksanakan perbaikan-perbaikan atas kerusakan-kerusakan yang
timbul, kekurangan-kekurangan dan cacat yang ada, dan melaksanakan penyempurnaan
Pekerjaannya sehingga dapat diterima oleh Pemilik. Apabila Kontraktor tidak mengindahkan
perintah dari Pemilik atau tidak melaksanakan Pekerjaan pemeliharaan dengan baik, maka
Pemilik berhak menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan Pekerjaan
pemeliharaan/perbaikan atau melaksanakan sendiri perbaikan tersebut dan semua biaya
yang berhubungan dengan Pekerjaan menjadi beban dan wajib dibayar Kontraktor
sepenuhnya.

4. Untuk menjamin pelaksanaan pemeliharaan hasil Pekerjaan sebagaimana yang dimaksud


dalam ayat 1 diatas, maka Pemilik berhak untuk melakukan retensi atas pembayaran harga
Pekerjaan yang diterima Kontraktor sebesar 5% (lima persen) dari nilai Pekerjaan yang telah
ditetapkan dengan cara seperti ditentukan dalam Pasal 8 ayat (4) Perjanjian ini.

5. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan dan
mengakibatkan melampaui jangka waktu pemeliharaan, maka masa pemeliharaan dihitung
sampai dengan berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.

Pasal 7
HARGA PEKERJAAN

1. Harga untuk pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 Perjanjian ini
adalah sebesar Rp. 87.810.310.000,- (Delapan Puluh Tujuh Milyar Delapan Ratus Sepuluh
Juta Tiga Ratus Sepuluh Ribu Rupiah), harga belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
10 % (sepuluh persen) dan sedangkan untuk Pajak Penghasilan (PPH) di tanggung oleh PIHAK
KEDUA.

2. Harga Pekerjaan bersifat Lumpsum Fixed Price (Harga tetap dan tidak berubah), kecuali
dalam hal adanya penambahan atau pengurangan Pekerjaan berdasarkan persetujuan tertulis
Pemilik.

3. Total nilai Pekerjaan akan dihitung dengan presentase progress pada laporan progress
kerja lapangan yang sudah disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

PASAL 8
CARA PEMBAYARAN

1. Pemilik/PIHAK PERTAMA dengan ini telah setuju dan sepakat untuk menyerahkan Down
Payment (uang muka) kepada Kontraktor/PIHAK KEDUA sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
Total nilai Pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Perjanjian ini
terhitung sejak 1 (satu) minggu setelah Perjanjian ini ditanda-tangani dan Kontraktor telah
menyerahkan dokumen-dokumen sebagai berikut :
- Invoice / Kwitansi
- Faktur Pajak

2. Pembayaran selanjutnya akan dibayar Pemilik/PIHAK PERTAMA kepada Kontraktor/PIHAK


KEDUA secara bertahap berdasarkan progress Pekerjaan dilapangan yang diajukan oleh
Kontraktor setelah proses pekerjaan 2 bulan yang pembayaran pada bulan ketiga berikutnya
sesuai dengan prestasi Pekerjaan Kontraktor dilapangan.

3. Setelah Kontraktor mengajukan progress Pekerjaan sebagaimana di maksud pada ayat 2 di


atas, maka Pemilik atau wakilnya secara bersama-sama dengan Kontraktor akan melakukan
penilaian/verifikasi terhadap progress Pekerjaan yang diajukan sebelum pengajuan tagihan
atas progress Pekerjaan di atas;

4. Pemotongan Down Payment mulai dilakukan pada pembayaran progress I (pertama) dan akan
dipotong untuk setiap pembayaran yakni sebesar 10% (sepuluh persen) dari total tagihan
Pekerjaan yang akan dibayarkan Pemilik kepada Kontraktor.

5. Pemotongan retensi mulai dilakukan pada pembayaran progress I (pertama) dan akan
dipotong untuk setiap pembayaran yakni sebesar 5% (lima persen) dari total tagihan Pekerjaan
yang akan dibayar Pemilik kepada Kontraktor.

6. Pembayaran retensi sebesar 5% oleh Pemilik kepada Kontraktor dilakukan setelah masa
pemeliharaan berakhir selama 3 (tiga) bulan, yang dibuktikan dengan berita acara selesai
masa pemeliharaan yang ditanda oleh Pemilik dan Kontraktor atau wakilnya yang ditunjuk.

7. Pembayaran Pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) dan (3) Pasal ini harus
dilaksanakan oleh Pemilik kepada Kontraktor selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari tanggal
diterimanya tagihan oleh Pemilik dari Kontraktor telah melakukan progress sesuai keinginan
Pemilik kecuali Kontraktor belum melakukan progress Pekerjaan atau progress Pekerjaan yang
diajukan setelah dilakukan penilaian/verifikasi tidak sesuai dengan progress Pekerjaan yang
diajukan.

8. Pembayaran harga untuk pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 7
ayat 1 dan 2 Perjanjian ini akan dilaksanakan oleh Pemilik kepada Kontraktor dengan cara
transfer ke rekening Kontraktor pada BANK Kontraktor dengan data sebagai berikut :
Nama Pemilik Rekening : PT.RAFI TEKNINDO UTAMA
1. Rekening Bank : Bank Mandiri Cab. Letda Sujono Medan
Nomor Rekening : 1060007673992
2. Rekening Bank : Bank BRI Putri Hijau Medan
Nomor Rekening : 0053-01-004991-30-3l

Pasal 9
SANKSI DAN DENDA

1. Apabila terjadi keterlambatan penyerahan Pekerjaan sehingga melampaui batas waktu


termasuk dalam Pasal 4 ayat 1 diatas, maka Kontraktor akan dikenakan denda sebesar 1 ‰
(satu per mil)/ hari dari harga Pekerjaan selanjutnya disebut “denda keterlambatan”

2. Total denda keterlambatan tersebut diatas sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari Harga
Pekerjaan. Apabila denda keterlambatan tersebut sudah mencapai 5% (lima persen) dari Harga
Pekerjaan, maka Pemilik dapat membatalkan Perjanjian ini dan Kontraktor harus membayar
denda tersebut dengan seketika dan sekaligus pada saat pemutusan Perjanjian tersebut.
3. Untuk menjamin pembayaran dengan seketika dan sekaligus atas denda – denda yang timbul
sebagaimana di maksud dalam Pasal 9 ayat 1 dan 2, Kontraktor setuju dan dengan ini
memberi kuasa kepada Pemilik untuk melakukan pemotongan dari tagihan yang seharusnya
di bayarkan kepada Kontraktor termasuk retensi.
4. Ketentuan pada Pasal 9 ayat 1 dan 2 tidak berlaku apabila keterlambatan penyerahan
Pekerjaan Kontraktor dikarenakan Pembayaran Progres Pekerjaan yang terlambat dibayarkan
yang berpengaruh terhadap penyelesaian pekerjaan dilapangan dan Force Majeure.

5. Untuk setiap kelalaian/kesalahan dalam mentaati peraturan-peraturan seperti yang


disebutkan dalam syarat-syarat dan spesifikasi teknis yang mengakibatkan diberikannya
teguran-teguran dan perintah-perintah kepada Kontraktor oleh Pengawas Pekerjaan secara
tertulis dan setelah 3 (tiga) kali tidak mengindahkan teguran tersebut, maka Kontraktor
harus bersedia mengganti pengawas pelaksana Kontraktor.

6. Keterlambatan Pembayaran atas Progress Pekerjaan, Pemilik/PIHAK PERTAMA diwajibkan


membayar denda sebesar 1 ‰ (satu per mil)/hari dari harga Pekerjaan maksimal 5% (lima
persen) dari Harga Pekerjaan. Apabila denda keterlambatan tersebut sudah mencapai 5%
(lima persen) dari Harga Pekerjaan, maka Kontraktor dapat membatalkan Perjanjian ini dan
PIHAK PERTAMA harus membayar denda tersebut dengan seketika dan sekaligus pada saat
pemutusan Perjanjian tersebut dan tidak berhak menuntut pengembalian Downpayment
serta penyelesaian pekerjaan 100 %.

7. Denda Keterlambatan dan denda pada ayat 2 dan 6 tersebut di atas wajib dibayar secara
seketika dan sekaligus lunas dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah adanya pemberitahuan dari
Pemilik ataupun dari Kontraktor.

Pasal 10
RESIKO,KERUGIAN DAN PERBAIKAN

1. Apabila selama masa pelaksanaan Pekerjaan dan selama masa pemeliharaan ternyata
terdapat hasil Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian ini, maka Kontraktor wajib melakukan pelaksanaan perbaikan maupun
penggantian dalam waktu yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan. Kecuali apabila terbukti
dan telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dan Pemilik bahwa kerusakan-kerusakan
tersebut bukan disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.

2. Apabila terjadi kerusakan atau Pekerjaan yang membutuhkan perbaikan maupun penggantian
sebagaimana yang di maksud dalam ayat 1 diatas, maka Kontraktor setelah memperoleh
pemberitahuan dari Pemilik dalam waktu 1 x 24 jam sudah harus memperlihatkan usahanya
untuk mengecek penyebab kerusakan atau tindakan lainnya yang menunjukkan adanya
inisiatif dari Kontraktor untuk memperbaiki kerusakan tersebut secepatnya dan kerusakan
mana harus di selesaikan oleh Kontraktor dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Pemilik
atau Pengawas Pekerjaan Pemilik.

3. Dalam hal Kontraktor tidak bersedia melaksanakan/memperbaiki atau mengganti dan atau
mengabaikan perintah Pengawas Pekerjaan yang di sampaikan secara tertulis dan ditujukan
kepada Kontraktor, maka Pemilik berhak menunjuk pihak ketiga untuk
melaksanakan/memperbaiki dan/atau melakukan penggantian tersebut. Pembayaran untuk
pihak ketiga tersebut akan dilakukan oleh Pemilik langsung kepada pihak ketiga dan akan
diperhitungkan pada pembayaran – pembayaran yang seharusnya menjadi hak Kontraktor.

4. Jika pada waktu pelaksanaan Pekerjaan terjadi gangguan yang diakibatkan tidak masuknya
tenaga kerja atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan
Kontraktor, maka segala resiko akibat gangguan Pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab
Kontraktor.
5. Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja Kontraktor menjadi beban tanggung jawab
sepenuhnya Kontraktor dan Pemilik bebas dari segala tuntutan para tenaga kerja yang
berkenaan dengan pelaksanaan Pekerjaan ini baik di dalam maupun di luar pengadilan.

6. Bilamana selama Kontraktor melaksanakan Pekerjaan menimbulkan kerugian bagi pihak lain
(pihak-pihak yang tidak ada sangkut pautnya dalam Perjanjian ini), maka segala kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.

Pasal 11
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Pemilik berhak secara sepihak dan seketika memutuskan Perjanjian ini, setelah
pemberitahuan tertulis 14 (empat belas) hari sebelumnya dalam hal Kontraktor :

a. Setelah 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal Pembayaran Downpayment sesuai Perjanjian
ini, tidak atau belum mulai melaksanakan/mengadakan koordinasi sehubungan dengan
Pekerjaan ini.
b. Terlambat memenuhi schedule Pekerjaan yang disepakati dan telah diberi surat peringatan
tertulis untuk Pemilik sebanyak 2 (dua) kali.
c. Tidak melanjutkan Pekerjaan selama 7 (tujuh) hari setelah diberitahu oleh Pengawas
untuk melanjutkan pekerjaan yang telah dimulainya.
d. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian
Pekerjaan ini.
e. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan Pemilik
sehubungan dengan Pekerjaan ini.
f. Melakukan hal-hal yang melanggar atau tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam spesifikasi dalam melaksanakan Pekerjaan ini.
g. Menyerahkan Pekerjaan kepada pihak lain atau pihak ketiga.
h. Terlambat menyerahkan hasil Pekerjaan setelah denda keterlambatan mencapai 5% (lima
persen) sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 ayat (2) Perjanjian ini.

2. Pemutusan Perjanjian sebagaimana tersebut dalam ayat (1) di atas cukup di sampaikan secara
tertulis oleh Pemilik kepada Kontraktor, dengan tidak mengesampingkan musyawarah
mufakat.

3. Pemilik berhak menunjuk pihak ketiga untuk menyelesaikan Pekerjaan ini apabila terjadi
pemutusan Perjanjian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, dan bila ada
selisih harga lebih yang wajar maka selisih tersebut menjadi beban dan kewajiban Kontraktor.
Kontraktor wajib menyerahkan seluruh Dokumen Perjanjian. Perhitungan-perhitungan dan
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.

4. Dalam hal Pemilik secara sepihak memutuskan Perjanjian ini, maka Pemilik akan
membayarkan kepada Kontraktor :

a. Pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor dan diterima oleh Pemilik berdasarkan
penilaian dari Kontraktor sampai dengan tanggal pemutusan Perjanjian ini.
b. Biaya-biaya lain yang langsung atau tidak dapat dihindarkan telah dibayarkan atau harus
dibayar oleh Kontraktor sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini, jika biaya-biaya
tersebut telah disetujui oleh Pemilik kecuali dapat dibuktikan lain.

Pasal 12
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

1. Kontraktor harus mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pemilik dan Pengawas
Pekerjaan.
2. Pelaksanaan Pekerjaan di lapangan di bawah koordinasi, dan setiap pelaksanaan Pekerjaan
harus mengikuti gambar desain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, serta wajib
memberitahu Pengawas Pekerjaan bila akan memulai suatu bagian dari Pekerjaan.

3. Kontraktor tidak diperkenankan mengalihkan Pekerjaan yang telah diberikan oleh Pemilik
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini kepada pihak lain. Bila ketentuan
ini dilanggar maka Pemilik berhak untuk memutuskan Perjanjian sebagaimana ketentuan
yang tercantum dalam Pasal 11 ayat (1) Perjanjian ini.

4. Apabila Kontraktor gagal dalam mengerjakan perintah/instruksi dari Pemilik atau Pengawas
Pekerjaan, maka Pemilik berwenang untuk memperkerjakan dan membayar pihak ketiga
untuk melaksanakan perintah/instruksi tersebut atas beban Kontraktor, yang akan
diperhitungkan dalam pembayarannya.

5. Kontraktor diharuskan menunjukkan dan meminta persetujuan dari Pengawas Pekerjaan


untuk material-material yang akan dipakai, dan jika terjadi perubahan pemakaian material
maka Kontraktor diharuskan melapor dan meminta persetujuan dari Pengawas Pekerjaan
dengan mengajukan alasan-alasan dan tidak diperkenankan mengubah tanpa persetujuan
Pengawas Pekerjaan.

Pasal 13
MATERIAL, ALAT-ALAT DAN TENAGA KERJA

1. Material, alat-alat dan tenaga kerja yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan
Pekerjaan sebagaimana tersebut pada Pasal 1 Perjanjian ini harus disediakan oleh dan
menjadi tanggungjawab Kontraktor, kecuali disediakan oleh Pemilik.

a. Kontraktor wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk menyiapkan bahan-
bahan dan alat-alat, serta menyediakan angkutan untuk memindahkan bahan-bahan dan
alat-alat tersebut guna lancarnya Pekerjaan ini.
b. Pemilik/Pengawas Pekerjaan berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan
oleh Kontraktor jika kualitasnya tidak memenuhi syarat.
c. Jika bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak oleh Pemilik/Pengawas Pekerjaan maka
Kontraktor harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut dari lokasi Pekerjaan
dalam waktu 2 x 24 jam kemudian menggantinya dengan yang memenuhi syarat.
d. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan Pekerjaan.

2. Kontraktor wajib menyediakan tenaga kerja yang cakap, terampil dan berpengalaman yang
diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan sebagaimana tersebut pada Pasal 1 Perjanjian ini,
dan untuk itu:

a. Kontraktor wajib mencegah setiap bahaya yang mungkin timbul atas diri para pekerja
dalam melaksanakan Pekerjaan, dan apabila terjadi kecelakaan kerja Kontraktor harus
segera memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya-biaya yang diperlukan
untuk hal ini menjadi beban dan tanggungjawab Kontraktor sepenuhnya.
b. Kontraktor wajib menyediakan obat-obatan yang cukup untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan di kantor lapangan.
c. Tenaga kerja yang dimaksud dalam pasal ini adalah tenaga kerja yang sudah berusia diatas
18 tahun dan tidak dibenarkan memperkerjakan anak dibawah usia 18 Tahun
d. Kontraktor harus mengikuti peraturan peraturan K3 dalam melaksanakan Pekerjaan.
f. Kontraktor wajib memperlihatkan tanda bukti keikut sertaan BPJS Tenaga Kerja, dan tidak
terbatas pada program jaminan kecelakaan kerja untuk Karyawan

3. Semua material dan alat-alat yang dimiliki Pemilik wajib dilindungi oleh Kontraktor. Apabila
terjadi kerusakan yang disebabkan oleh petugas Kontraktor maka Kontraktor wajib untuk
melakukan perbaikan atas beban dan biaya Kontraktor.
4. Kontraktor bertanggungjawab atas keamanan dan kebersihan tempat kerja selama Pekerjaan
berlangsung.

Pasal 14
PELAKSANA KONTRAKTOR

1. Kontraktor diharuskan menempatkan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang tenaga ahli yang


ditunjuk sebagai Pimpinan Pelaksana yang mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk
mewakili Kontraktor dan dapat menerima/memberikan/memutuskan segala petunjuk
Pengawas Pekerjaan, dan harus selalu berada di tempat Pekerjaan setiap hari selama jam
kerja.

2. Pemilik berhak meminta penggantian setiap tenaga ahli dan tenaga kerja yang dinilai kurang
mampu dalam melaksanakan/ menyelesaikan Pekerjaan atau melanggar tata tertib proyek,
dan Kontraktor segera mengganti dengan tenaga lain.

Pasal 15
RAPAT KOORDINASI

Kontraktor wajib mengirimkan wakilnya yang mempunyai wewenang untuk memutuskan dan
mengkoordinasikan Pekerjaan untuk mengikuti rapat koordinasi yang diadakan di lokasi
Pekerjaan oleh Pemilik atau Pengawas Pekerjaan sekali dalam seminggu atau pada waktu-waktu
tertentu yang diperlukan.

Pasal 16
PENAMBAHAN ATAU PENGURANGAN PEKERJAAN

1. Perubahan-perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan Pekerjaan bilamana


ada akan diatur dalam Perjanjian tambahan/addendum yang merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari Perjanjian ini.

2. Kontraktor harus melaksanakan penambahan atau pengurangan Pekerjaan sebagaimana


tersebut diatas setelah mendapat perintah tertulis dari Pemilik atau melalui Pengawas
Pekerjaan dengan menyebutkan jenis dan perincian penambahan dan pengurangan Pekerjaan
tersebut secara tertulis.

3. Untuk Pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam perincian penawaran, harga satuannya


harus mengikuti harga satuan dalam perincian harga penawaran yang merupakan bagian dari
dokumen Perjanjian.

4. Untuk Pekerjaan-pekerjaan yang tidak tercantum dalam perincian penawaran Kontraktor


harus mengajukan harga penawaran terlebih dahulu dan disetujui kedua belah pihak sebelum
dilaksanakan.

5. Pembayaran biaya penambahan Pekerjaan akan dilakukan setelah Pekerjaan tambahan


selesai dikerjakan dan pembayarannya di perhitungkan bersama dengan pembayaran
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 8 Perjanjian ini.

6. Penambahan atau pengurangan Pekerjaan sama sekali tidak mengurangi kekuatan


berlakunya Perjanjian ini dan tidak boleh dijadikan alasan untuk merubah tanggal
penyerahan Pekerjaan sebagaimana tersebut pada Pasal5 ayat (1) Perjanjian ini. Kecuali
apabila penambahan Pekerjaan memerlukan penambahan waktu yang akan ditentukan
Pemilik atas saran Pengawas.
7. Jika terjadi penambahan ataupun pengurangan Pekerjaan yang disebabkan oleh kelalaian
Kontraktor dalam membaca gambar, spesifikasi, Bill of Quantity, maka biaya yang timbul
sehubungan dengan penambahan atau pengurangan tersebut menjadi beban Kontraktor

Pasal 17
FORCE MAJEURE

1. Kedua belah pihak dibebaskan dari kewajibannya jika terjadi hal-hal diluar kekuasaan/Force
Majeure.

2. Keadaan memaksa/Force Majeure menurut Perjanjian ini adalah semua hal yang terjadi diluar
kemampuan semua pihak untuk mengatasinya.

3. Yang termasuk dalam keadaan memaksa/Force Majeure adalah peristiwa-peristiwa berikut :


bencana alam (banjir,gempa bumi,tanah longsor, Tsunami dan sebagainya), kebakaran
keadaan perang, Blokade, demonstrasi, huru-hara (Kerusuhan) pemberontakan, epidemi,
kebijakan pemerintah Daerah atau Pusat yang menghentikan pekerjaan, yang secara
keseluruhan ada hubungan langsung dengan penyelesaian Pekerjaan ini.

4. Dalam hal timbul Force Majeure, Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pemilik secara
tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam, demikian juga waktu Force Majeure
berakhir.

5. Atas pemberitahuan Kontraktor, Pemilik akan menyetujui atau menolak secara tertulis
keadaan Force Majeure itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam.

6. Bilamana keadaan Force Majeure ditolak oleh Pemilik, maka berlaku ketentuan-ketentuan
dalam Pasal 9 Perjanjian ini dan Kontraktor wajib untuk meneruskan Pekerjaan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini dengan segala resiko
ditanggung oleh Pihak Pemilik.

7. Terganggunya pelaksanaan Pekerjaan yang di karenakan hujan, maka Kontraktor di wajibkan


melaporkan keadaan tersebut kepada Pengawas Pemilik, dan terganggunya pelaksanaan
Pekerjaan tersebut yang diakibatkan hujan tidak akan diperhitungkan dalam jangka waktu
penyelesaian Pekerjaan sebagaimana di maksud dalam Pasal 5 ayat 1.

Pasal 18
KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DI BIDANG MONETER

1. Kenaikan harga bahan bahan, alat alat dan upah selama masa pelaksanaan Pekerjaan ini di
tanggung sepenuhnya olah Kontraktor.

2. Kontraktor tidak berhak mengajukan tuntutan kenaikan harga borongan, karena perubahan
harga material, upah kerja dan jasa yang terjadi pada saat pemasukan tender sampai dengan
penyerahan Pekerjaan termasuk perpanjangan waktu yang ditetapkan. Demikian pula bila ada
kenaikan harga BBM umum dan perubahan moneter oleh pemerintah maka Kontraktor tidak
berhak untuk mengajukan eskalasi penambahan atas nilai kontrak yang telah disetujui
seperti yang tersebut pada Pasal 7.

Pasal 19
PAJAK, IJIN-IJIN DAN PUNGUTAN LAIN

Semua pajak, pungutan-pungutan maupun iuran lainnya yang timbul/di pungut sehubungan
dengan pelaksanaan Pekerjaan ini adalah menjadi beban Kontraktor, kecuali izin-izin selama
pembangunan tersebut menjadi beban Pemilik.
Pasal 20
GANTI RUGI

Kontraktor setuju untuk mengganti rugi, mempertahankan dan melindungi Pemilik dari dan
terhadap semua kerugian, kerusakan, kewajiban, tindakan, tuntutan, ongkos, biaya (termasuk
tetapi tidak terbatas pada biaya pengacara dan biaya litigasi lainnya), yang diderita, terjadi atau
berakibat kepada Pemilik (a) karena diakibatkan oleh pelanggaran Kontraktor atas Jaminan
Kontraktor, (b) karena diakibatkan oleh pelanggaran Kontraktor atas ketentuan dalam Perjanjian
ini, atau (c) karena mengakibatkan luka pada orang, termasuk kematian, atau kerusakan
properti yang diderita oleh pihak ketiga, akibat dari tindakan atau perbuatan atau kelalaian oleh
Kontraktor atau agent, karyawan atau kontraktor dari Kontraktor untuk memenuhi Perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Bila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan
secara musyawarah.

2. Dalam hal perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka kedua
belah pihak sepakat dan setuju untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut
kepada Pengadilan Negeri yang tempat kedudukannya adalah Panitera Pengadilan Negeri
Jakarta Barat.

Pasal 22
LAIN-LAIN

Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian atas dasar pemufakatan
kedua belah pihak yang akan dituangkan dalam bentuk surat atau Perjanjian
Tambahan/Addendum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 23
PENUTUP

1. Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat kedua belah pihak sejak ditandatangani oleh kedua
belah pihak.

2. Demikianlah Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup yang keduanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA (Pemilik), PIHAK KEDUA (Kontraktor),


PT. DHARMA EKA ABADI PT. RAFI TEKNINDO UTAMA

Untung Safroni Syafruddin Hendriansyah


Direktur Utama Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai