Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Sistem
Multimedia
Data Representation

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Fakultas Pasca Sarjana Magister Teknik MK54005 Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng
Elektro

Abstract Kompetensi
Modul ini memberikan penjelasan awal Mahasiswa diharapkan mampu
mengenai teknik representasi data. memahami jenis-jenis data dan teknik
Beberapa jenis dijelaskan. Teknik representasinya masing-masing.
representasi digital dari masing-masing
data juga dibahas.
3.1. Data Multimedia
Setelah ditemukanya teknologi digital, maka seluruh data diformat dalam bentuk
yang sama, yaitu format digital. Dengan format digital ini, maka banyak pekerjaan-pekerjaan
yang berhubungan dengan data menjadi lebih mudah dan fleksibel.Terdapat beberapa
kegiatan yang berkaitan dengan format digital, yaitu:
 Membangun data digital
 Memanipulasi data digital
 Menyimpan data digital
 Mempresentasikan data digital, dan
 Mengkomunikasikan data digital
Digital berarti suatu keadaan yang memiliki 2 (dua) nilai saja. Biasanya, keadaan ini
diwakili dengan angka 1 dan angka 0, atau benar (true) dan salah (false), atau HIGH dan
LOW.

3.2. Analog – Digital Converter


Pada umumnya, data yang ada di sekitar kita adalah data analog. Data suhu, data
berat, data suara / pembicaraan, data warna adalah contoh-contoh data yang berbentuk
analog. Ciri khas data analog adalah data tersebut bersifat kontinu dan memiliki harga yang
banyak. Sementara itu, data yang akan diproses dalam dunia computer adalah data digital.
Oleh karena itu, diperlukan suatu proses yang saling berkaitan, yaitu perubahan data analog
ke digital (Analog to Digital Converter = ADC) dan sebaliknya perubahan data digital ke data
analog (Digital to Analog Converter = DAC).
Misalnya adalah proses rekaman suara. Suara manusia adalah data analog.
Kemudian, dengan menggunakan microphone dan sound card diubah menjadi data digital.
Data digital suara tersebut dapat disimpan dalam bentuk file digital. Sebaliknya, data file
digital dapat diputar play dengan tambahan lous speakersehingga dapat terdengar suara
yang berbentuk data analog. Proses ini diilustrasikan pada Gambar 3.1.
Sedangkan blok diagram proses diperlihatkan pada Gambar 3.2. Pada Gambar 3.2
ini, terlihat bahwa proses perubahan data dari analog – digital – analog melalui beberapa
tahapan, yaitu: conditioning dan conversion. Sedangkan, data digital yang telah dihasilkan
dapat dimanipulasi, disimpan, dipresentasikan atau dikomunikasikan ke bagian yang lain.

‘15 Sistem Multimedia


2 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.1. Proses Perubahan Data Suara: Analog-Digital-Analog

Gambar 3.2. Blok Diagram Proses Perubahan Data Analog-Digital-Analog

Sebagaimana telah dibahas pada modul 1, bahwa terdapat jenis-jenis media data
yang telah dibangun dalam format digital untuk dapat dikombinasikan. Beberapa jenis media
data tersebut adalah: data text, data graphic, data image, data audio dan data video.
Penjelasan masing-masing media data dibahas pada bagian berikut ini.

3.3. Data Text


‘15 Sistem Multimedia
3 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Data text adalah data yang berbentuk tulisan murni, baik berupa angka, huruf, tanda
baca ataupun beberapa perintah khusus. Data text dapat dihasilkan dari beberapa sumber,
yaitu: keyboard, input suara (speech to text) atau Optical Character Recognition (OCR).
Kemudian, data text dapat disimpan dalam file digital berformat text, seperti: raw text (htm),
rich text format (rtf), bahasa pemrograman (C, Java, etc) atau word processor (.doc).
Terkadang, data tex juga telah dilakukan kompresi dalam format .zip.

Gambar 3.3. Keyboard sebagai Sumber Input Data Text

Untuk informasi berupa bilangan, telah disediakan standar untuk mewakili beragam
ukuran atau skala presisi bilangan seperti tampak pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3. Sedangkan
untuk bilangan dengan digit desimal terlampau banyak, baik karena bilangan tersebut
teramat besar maupun bilangan yang teramat halus, harus diwakili dengan menganggapnya
sebagai bilangan riil dengan konsekwensi bilangan yang diwakili belum tentu persis sama
dengan hasil konversi bilangan biner yang mewakilinya, di mana presisi atau error-nya
sesuai dengan ukuran bilangan biner yang mewakilinya.

Tabel 1.2. Representasi Bilangan Bulat


Size Decimal
Name Range
(Bits) digits
nibble 4 − 8 to 7 1
0 to 15 2
byte 8 -128 to 127 3
0 to 255 3
word 16 − 32,768 to 32,767 5
0 to 65,535 5
int 32 − 2,147,483,648 to 2,147,483,647 10
0 to 4,294,967,295 10
int64 64 − (263) to (263 − 1) 19
0 to (264 − 1) 20
octaword 128 − (2127) to (2127 − 1) 39

‘15 Sistem Multimedia


4 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 1.3. Representasi Bilangan Riil
Type Total Sign Exponent Significant Exponent Bits
bits bit bits bits bias precision
Half 16 1 5 10 15 11
Single 32 1 8 23 127 24
Double 64 1 11 52 1023 53
Quad 128 1 15 112 16383 113

Misalnya bilangan π yang diwakili single (32-bit) akan berupa


3.1415927410125732421875, dengan presisi hanya sampai 7-digit angka desimal.
Sedangkan jika diwakili dengan double (64-bit) menjadi
3.1415926535897932384626433832795..., dengan presisi melampaui 32-digit angka
desimal. Setiap penghematan bit akan berakibat pengurangan presisi.
Untuk mewakili tulisan, baik angka, huruf maupun lambang-lambang tertentu
termasuk alfabet Yunani, telah dibuat standar kode ASCII seperti tampak pada Gambar 3.4.
Setiap lambang dapat diwakili dengan 8-bit info biner, misalnya lambang ‘Ω’ diwakili oleh
bilangan biner 11110100. Tulisan berupa angka ‘5’ akan diwakili dengan bilangan biner
00110101, dan seterusnya.

‘15 Sistem Multimedia


5 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.4. Daftar Kode ASCII
Contoh penulisan data text dalam representasi bilangan biner diperlihatkan pada
Gambar 3.5. Pada Gambar 3.5 diperlihatkan penulisan ‘Amos’, yang kemudian dirinci kode
ASCII untuk setiap karakter. Setelah itu, kesemua karakter ‘dikumpulkan’ untuk siap
disimpan atau dikmunikasikan ke tempat lain.

Gambar 3.5. Presentasi Bilangan Biner untuk Data Text

3.4. Data Graphic


Data graphic adalah gabungan dari objek-objek dasar. Beberapa objek dasar antara
lain adalah: garis, polygon, lingkaran, kurva, arcs dan sejenisnya. Sumber data graphic
berasal dari editor graphic. Beberapa contoh editor graphic adalah Illustrator, Freehand,
Paint Brush, dan yang lainnya. Contoh tampilan data graphic dan editor graphic
diperlihatkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Data Graphic dan Editor Graphic

‘15 Sistem Multimedia


6 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peralatan input untuk data graphic adalah keyboard, mouse, trackball atau graphic tablet.
Sebuah graphic dapat juga berupa image yang dapat dipilih atau di-edit dari image lainnya.
Gambar 3.7 memperlihatkan sebuah graphic yang salah satu gambarnya adalah hasil edit
dari image yang lain, berbentuk bintang.

Gambar 3.7. Data Graphic dari Edit Image Lain

3.5. Data Image


Dalam penerapan teknik digital, gambar dianggap kumpulan titik yang setiap titiknya
diwakili dengan 1 atau sejumlah bit bilangan biner. Untuk gambar hitam putih, setiap titik
gambar atau pixel (picture element) cukup diwakili dengan 1-bit info biner. Untuk gambar
skala abu-abu (grayscale) setiap titik harus diwakili dengan 8-bit info biner. Sedangkan
untuk gambar dengan kualitas warna true color (lebih dari 4 milyar warna), setiap pixel
diwakili oleh 32-bit info biner.

Gambar 3.8. Image dan Pembagian Pixel

‘15 Sistem Multimedia


7 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.9. memperlihatkan perbedaan jumlah bit dalam sebuah image. Pas foto
hitam putih yang biasa dilihat bukan hanya terdiri dari titik hitam dan putih saja, tetapi
beragam intensitas abu-abu antara hitam dan putih.
Selain kehalusan warna, kualitas gambar yang diwakili info biner juga dipengaruhi
jumlah pixel pada gambar tersebut. Gambar 3.10 memperlihatkan 2 gambar dengan resolusi
atau jumlah pixel berbeda.

(a) (b) (c)


Gambar 3.9. Foto dengan 3 macam presisi warna, true color (a), grayscale (b) dan
hitam putih (c)

(a) (b)
Gambar 3.10. Foto dengan resolusi berbeda, (320x400) pixel (a) dan (80x100) (b).

Ringkasnya, setiap gambar dapat diwakili dengan info biner sesuai dengan resolusi
(jumlah pixel) dan kualitas warna (jumlah variasi warna). Gambar 3.11 memperlihatkan
setting kualitas gambar pada layar, dengan resolusi (1280x1024) pixels dan kulitas warna
(32-bit) atau 4 milyar lebih variasi warna. Gambar dengan kualitas tinggi memerlukan lebih

‘15 Sistem Multimedia


8 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
banyak info biner untuk mewakilinya dibandingkan dengan gambar kualitas rendah. Untuk
mengurangi besarnya ukuran file gambar, biasanya dilakukan kompresi, yaitu mengurangi
ukuran file gambar tanpa harus mengurangi kualitasnya atau hanya sedikit mengurangi
kualitasnya.

3.6. Data Audio


Signal audio merupakan signal analog dengan frekuensi tertentu. Untuk dapat
mengolah signal audio menjadi data digital diperlukan beberapa peralatan, seperti:
microphone. Keluaran dari microphone harus melalui beberapa tahapan agar dapat
menghasilkan data digital.
Proses digitalisasi data audio melalui beberapa tahap. Tahapan tersebut adalah:
tahap sampling, tahap quantizing dan tahap digitizing. Proses sampling adalah proses
pencuplikan atau pengambilan harga signal analog. Proses sampling mengikuti aturan
Nyquist agar mendapatkan nilai yang tepat. Kemudian pada proses quantizing, harga
tersebut diubah menjadi beberapa level. Banyaknya level disesuaikan dengan rencana
kualitas signal yang diharapkan. Semakin banyak level yang ditentukan maka semakin
besar data yang dihasilkan. Pada bagian akhir, harga yang telah dilevelisasi diubah ke
dalam bentuk biner. Harga biner ini lah yang menjadi file audio dalam bentuk digital. Proses
digitalisasi ini diilustrasikan dalam Gambar 3. 11.

Gambar 3.11. Proses Digitalisasi

Sebaliknya, setelah proses penyimpanan, pemanipulasian dan pengkomunikasan


data yang diperlukan, maka data audio digital dapat dikembalikan dalam bentuk analog.
Karena, data audio dapat dinikmati dalam bentuk analog. Proses re-digitalisasi adalah
kebalika dari proses digitalisasi. Gambar 3.12 memperlihatkan proses re-digitalisasi ini.

‘15 Sistem Multimedia


9 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.12. Proses Re-Digitalisasi

3.7. Data Video


Pada dasarnya, video adalah kumpulan image yang bergerak berdasarkan periode
waktu tertentu. Input data video adalah hasil capture peristiwa menggunakan camera, baik
analog atau digital. Bila masih menggunakan camera analog, maka diperlukan proses
digitaisasi. Contoh sebuah potongan video diperlihatkan pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13. Potongan Video

Dalam sebuah video, selain merupakan kumpulan image adalah penggabungan


dengan data audio. Data audia harus sinkron dengan pergerakan yang ada pada image
sesuai dengan periode waktu tertentu. Gambar 13.14 memperlihatkan ilustrasi
penggabungan potonga video dari kumpulan image dengan data audio.

‘15 Sistem Multimedia


10 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.14. Potongan Video ditambah Audio

‘15 Sistem Multimedia


11 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Bhatnagar, G., Mehta, S., and Mitra, S., Introduction to Multimedia Systems,
Academic Press, India, 2002.
2. Vaughan, Tay, Multimedia: Making It Work, McGraw Hill, NY, US. 2011.
3. Ditsa, George, Management: Support System & Multimedia Technology, IRM Press,
Hershey, PA, 2003
4. Salomon, David, Data Compression: The Complete Reference, 3rd Edition, Springer,
Northridge, CA. 2004.

‘15 Sistem Multimedia


12 Dr. Ir. Andi Adriansyah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai