Anda di halaman 1dari 1

RESUME

WORKSHOP THIN LAYER CHROMATOGRAPHI (TLC)


Thin Layer Chromatographi (TLC) merupakan suatu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan
memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.

TLC lebih sering digunakan karena :

1. Bisa melihat secara langsung ketika zat-zat dipisahkan menggunakan plat. Sedangkan metode lain semisal
HPLC tertutup sehingga tidak bisa melihat secara langsung prosesnya.
2. Kecepatannya. Untuk TLC dalam waktu yang sama bisa memeisahkan banyak sampel sehingga lebih efisien
3. TLC bisa dirangkai dengan metode lain
4. Biayanya lebih efisien karena sekali kerja bisa 10 s/d 15 sampel
5. Lebih mudah didokumentasikan
6. Tidak harus menggunakan alat yang rumit dalam proses penotolannya (metode TLC sederhana)

Kerugian dari TLC adalah :

1. Karena sistem terbuka maka hasilnya sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar semisal kelembaban udara,
suhu ruangan, dll
2. Kekuatan untuk pemisahan bagi sistem yang tertutup lebih mudah diatur sesuai keinginan sedangkan untuk
TLC berkurang
3. Plat untuk TLC hanya bisa dipakai sekali pakai saja.
Semisal untuk plat yang berbahan aluminium yang semula berukuran 20 x 20 bisa dipotong potong
dsesuaikan dengan kebutuhan
4. Dalam mengatur kejenuhan uap dari fase gerak harus sangat diperhatikan.

Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang
digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk plat sillica gel dan fase geraknya disesuaikan
dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel
akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut

Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk
memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai
perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf
juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor
retensi. Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut :

Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarut

Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut pada plat TLC.
Saat membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila
senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat TLC

Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama
maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya
berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai