Anda di halaman 1dari 5

a.

  Menumbuhkan etika kerja yang berkarakter


Pada dasarnya etika kerja merupakan gabungan antara dari kata etika yang berarti ilmu
tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Pengertian
ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno “ethos” (jamak: ta etha),
yang berarti adat kebiasaan, cara berkipikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak.
Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika (indonesia). Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa
yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah.
Dengan pembedaan tiga definsi etika tersebut maka kita mendapatkan pemahaman etika
yang lebih lengkap mengenai apa itu etika, sekaligus kita lebih mampu memahami
pengertian etika yang sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari-hari, baik secara
lisan maupun tertulis. Objek etika adalah alam yang berubah, terutama alam manusia.
Etika Kerja meliputi hal-hal berikut ini :

·                Sikap Karyawan dalam Perusahaan

·                Sikap Karyawan dengan wewenang dan jabatannya di Perusahaan

·                Hubungan Karyawan dengan Atasan dan dengan Bawahannya

·                Hubungan Karyawan dengan Sesama Karyawan


Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai butir-butir di atas.

1. Karyawan dalam perusahaan :

·                 Menjadi warga Perusahaan yang baik, mentaati peraturan Perusahaan dan


peraturan perundangan yang berlaku.

·                 Menggunakan dan mengembangkan potensinya secara optimal untuk


kepentingan Perusahaan.

·                 Turut menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan secara bersama-


sama membangun budaya kerja yang baik.

2.                   Karyawan dengan wewenang dan jabatannya di Perusahaan :

·                 Menggunakan dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan


Perusahaan dan tidak untuk kepentingan pribadi atau pihak-pihak tertentu.

·                 Menjaga dan menggunakan seluruh data, informasi, harta dan fasilitas


Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan tidak menggunakannya untuk
kepentingan pribadi atau pihak-pihak tertentu.
·                 Menjaga nama baik Perusahaan dalam sikap dan perilakunya, baik di luar
maupun di dalam Perusahaan.

3.                  Karyawan dengan Atasan dan Bawahannya di Perusahaan :   

·                 Atasan sebagai panutan, pengarah dan pembimbing bawahannya dan


bertanggung jawab atas perilaku, kinerja dan unjuk kerja bawahannya di Perusahaan.

·                 Bawahan secara aktif mengembangkan diri dan mengekspresikan


potensinya dalam arah dan di bawah tanggung jawab Atasannya.

·                 Saling menerima, menghargai dan membina kerjasama dalam suasana


keterbukaan didasari ketulusan dan itikad baik.

4.                  Karyawan dengan sesama Karyawan :   

·                 Saling menghargai, mendorong semangat dan membina kerjasama dalam


tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

·                 Mengembangkan integritas, keterbukaan dan kelimpahruahan dalam


hubungan yang harmonis sebagai warga Perusahaan.
Etika kerja berkaitan dengan apa yang semestinya dilakukan oleh karyawan. Seharusnya
etika kerja makin lama bukannya semakin menurun tetapi semakin meningkat. Seperti 
dikutip Ehow, untuk meningkatkan etos kerja, setiap karyawan perlu membangun prinsip-
prinsip seperti di bawah ini.

1.              Datang ke kantor lebih awal, setidaknya 15 menit sebelum mulai


bekerja. Menyediakan waktu luang sebelum bekerja membuat Anda lebih siap
mental untuk mengerjakan tugas kantor. Karyawan yang tidak pernah telat berarti
menjunjung tinggi prinsip etika kerja.

2.              Pertahankan sikap profesional setiap saat. Jadilah karyawan yang


ramah dan bersahabat kepada staf lainnya di perusahaan. Hindarilah gosip dan
fokuskan diri pada masalah-masalah pekerjaan.

3.             Bersikap postif terhadap komentar negatif. Sikap positif sangat penting


untuk menguatkan etos kerja. Bawalah perspektif yang segar pada pendapat negatif.

4.             Inisiatif untuk menangani proyek baru. Jadilah karyawan dengan


inisiatif tinggi dalam mengambil proyek baru dan percaya dirilah menjalankan semua
tanggung jawab pekerjaan.

5.             Produktif. Kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan cerminan langsung


karakter profesional dan integritas. Seorang pekerja yang produktif dengan etika
kerja yang kuat, dapat menghasilkan karya yang berkualitas.
6.             Menghormati kontribusi rekan lain. Bagi sebagian orang bekerja dengan
tim lebih sulit karena harus menyatukan beberapa pendapat menjadi satu. Belajarlah
untuk menghormati rekan lain di kantor yang memberikan ide.

7.             Tidak perhitungan dengan waktu kerja. Bekerja lembur sesekali


bukanlah suatu masalah besar. Bekerja lembur akan menyukseskan proyek yang akan
dijalani dan dapat menyelesaikannya lebih cepat dari waktu yang diprediksikan.

b.  Lingkungan kerja

1.   Pengertian Lingkungan Kerja,

Menurut lembaga survei, 6Q, lingkungan kerja adalah segala hal yang berhubungan dengan
aktivitas karyawan di dalam kantor.

Hal tersebut mulai dari budaya perusahaan, lingkungan fisik, hingga fasilitas-fasilitas
pendukung, seperti asuransi kesehatan, parkir, dsb.

Lingkungan kerja ini bisa dibagi menjadi dua, yakni lingkungan kerja fisik dan lingkungan
kerja nonfisik.

Lingkungan fisik contohnya adalah penerangan dan warna dinding. Sementara nonfisik
contohnya struktur dan pola kepemimpinan.

Dari dua pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan kerja adalah
segala hal yang mendukung aktivitas karyawan di dalam kantor.

Hal ini tentu menarik karena hal-hal tersebut tak sering mendapatkan perhatian perusahaan.

2.   Jenis Lingkungan Kerja

a.             Lingkungan fisik

Lingkungan fisik meliputi semua (benda atau alat, red) yang terdapat di sekitar tempat
kerja yang dapat memengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Ada dua kategori yang berada di jenis ini. Berikut di antaranya:

1.       Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan. Hal ini bisa berupa ruangan
kerja, kursi, meja dan sebagainya.
2.       Lingkungan yang tidak langsung memengaruhi kondisi manusia. Contohnya adalah
temperatur, kelembapan, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, warna,
dan lain-lain.

Lingkungan fisik amat terkait dengan tempat kerja atau aktivitas untuk setiap pegawai.
Oleh karena itu, lingkungan fisik memengaruhi semangat dan emosi para karyawan. 

b.             Lingkungan nonfisik

Lingkungan nonfisik adalah semua keadaan yang berkaitan dengan hubungan


antarkaryawan. Misalnya, hubungan dengan atasan maupun dengan sesama serta bawahan.

Jika merujuk pada Indeed, elemen yang terkait dengan lingkungan nonfisik ini adalah
budaya perusahaan dan kondisi kerja seperti work-life balance hingga gaya hidup sehat.

Lingkungan nonfisik berpengaruh terhadap kondisi perusahaan. Perusahaan dapat


menciptakan kondisi yang baik serta mendukung produktivitas orang-orang di dalamnya.

1.   Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Ada beberapa faktor yang memengaruhi hal ini. Berikut beberapa contohnya yang lazim
ditemukan:

2.   Penerangan atau cahaya

Penerangan atau cahaya berpengaruh amat besar terhadap kenyamanan di kantor. Oleh
sebab itu, banyak perkantoran yang membuat jendela besar dengan sekat antarjendela yang
tipis. 

Meski demikian, penerangan atau cahaya juga tidak boleh terlalu besar atau kecil. Apabila
terlalu besar, hal tersebut akan berdampak buruk karena terlalu menyilaukan.

Sementara, apabila terlalu kecil, akan membuat pencahayaan jadi minimal.

3.   Temperatur atau suhu ruangan

Setiap manusia memiliki kemampuan beradaptasi di temperatur yang berbeda-beda. Ada


yang cenderung kuat di udara dingin dan ada yang cenderung lemah di temperatur panas.

Oleh karena itu, temperatur atau suhu ruangan penting untuk diperhatikan.

2.               Kelembapan

Kelembapan jadi faktor berikutnya yang memengaruhi sebuah kantor. Secara umum,
kelembapan berpengaruh atas kadar oksigen di dalam ruangan.

Oleh karena itu, semakin lembab, kadar oksigen di dalam ruangan pun akan semakin
sedikit.
3.                     Sirkulasi udara

Sirkulasi udara berkaitan dengan jumlah oksigen di dalam ruangan. Semakin baik sirkulasi
udara, jumlah oksigen di dalamnya akan semakin banyak.

Nah, bila sirkulasi udara sebuah kantor kurang imbasnya tentu produktivitas karyawan
yang tentu saja akan buruk.

4.              Tingkat kebisingan

Tingkat kebisingan boleh jadi salah satu hal yang amat diperhatikan oleh sebuah kantor.

Hal ini dikarenakan tingkat kebisingan disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah
langkah kaki, mesin, dan pembicaraan. Tingkat kebisingan tinggi akan berpengaruh pada
ketenangan bekerja.

Anda mungkin juga menyukai