Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 62.

RADEN INTEN II

PENDAHULUAN
Radin Inten II merupakan pahlawan Nasional yang berasal dari Lampung, lahir
pada tahun 1834. Beliau masih keturunan Fatahillah atau yang sering dikenal dengan
Sunan Gung Jati, dari perkawinannya dengan seorang putri dari Minak Raja Jalan Ratu
dari Keratuan Pugung. Radin Inten II berjuang memimpin rakyat Lampung untuk
mempertahankan kedaulatan dan wilayahnya. Perjuangannya di terima dengan lapang
dada oleh masyarakat lampung dan mendapat bantuan dari daerah sekitar misalnya
Banten. Untuk menghargai jasanya yang begitu besar, nama beliau dijadikan sebagai
nama bandara yaitu Bandara Radin Inten II di Lampung dan perguruan tinggi IAIN Raden
Intan di Lampung.

Radin Inten II dikenal sebagai pemimpin sekaligus panglima perang yang tak
hanya memiliki fisik yang kuat, namun juga pemikiran yang cemerlang. Radin Inten II
resmi dinobatkan sebagai Ratu Lampung, pemimpin rakyat untuk memerangi
kolonialisme pada usia yang masih bisa dibilang muda, yakni pada usia 16 tahun.
Setelahnya, beliau langsung dihadapkan dengan serangan pihak Belanda beserta ratusan
tentaranya di daerah Merambung, tempat Radin Intan menjalankan roda pemerintahan
kerajaan.

PEMBAHASAN
Radin Inten ll yang tidak pernah mengenal ayahnya, akan tetapi sang ibu yang
selalu menceritakan perjuangan ayahnya, hingga dinobatkan sebagai ratu (raja) dari
negara ratu. Lalu Raden Inten ll melanjutkan perjuangannya, untuk memimpin rakyat di
daerah Lampung Selatan untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya.
Perjuangannya pun didukung secara luas oleh daerah Lampung Selatan dan mendapatkan
bantuan dari daerah lain seperti Banten.
Melihat munculnya kembali perlawanan di daerah Lampung setelah reda selama enam
belas tahun, pada tahun 1851 Belanda mengirim pasukan dari Batavia. Pasukan
berkekuatan 400 prajurit yang di pimpin oleh Kapten Jucht ini bertugas merebut benteng
Merambung. Akan tetapi, mereka dipukul mundur oleh pasukan Radin Inten II. Karene
gagal merebut Merambung, Belanda mengubah taktik. Kapten Kohler, Asisten Residen
Belanda di Teluk Betung, ditugasi untuk mengadakan perundingan dengan Radin Inten
II.

Sampai akhirnya, Belanda dan Radin Inten II membuat sebuah perjanjian untuk tidak
saling menyerang. Namun, perjanjian ini ternyata hanyalah sebuah taktik yang dilakukan
Belanda untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap kota Lampung. Hingga
pada tahun 1856 Belanda pun berangkat dari Batavia melakukan serangan besar-besaran
dengan mengerahkan 9 kapal perang, 3 kapal pengangkut alat perang, dan puluhan kapal
lainnya. Serangan Belanda kala itu dipimpin oleh Kolonel Welson, pasukan Radin Inten
II mencoba melawan serangan tersebut secara gerilya, dan terbukti cukup efektif. Namun,
Belanda tak kehabisan akal dan mencoba taktik licik, yakni dengan membayar dan
memperalat salah seorang pasukan Radin Inten II untuk mengatur kondisi dimana
Belanda bisa menyergap dan mengalahkan Radin Inten II.

Belanda melancarkan operasi militer pada Oktober 1856. Satu demi satu benteng
pertahanan Raden Inten II berhasil mereka duduki. Belanda mendapat laporan bahwa,
Radin Inten II telah pergi ke bagian utara Lampung untuk menyeberangi Way Seputih.
Hingga datang berita lain, yang mengabarkan bahwa Singaberanta berada di Pulau Sebesi.
Akhirnya Belanda mengarahkan pasukan untuk memotong jalan Raden Inten II. Pasukan
juga dikirim ke Pulau Sebesi untuk mencari Singaberanta, tapi, hasilnya nihil. Baik Radin
Inten II maupun Singaberanta tidak ditemukan.

Kolonel Welson hampir putus asa, ia merasa dipermainkan oleh seorang anak muda
berumur 22 tahun . Akhirnya, Welson menemukan cara lain, yaitu dengan memperalat
Radin Ngerapat dan terjadilah pengkhianatan. Radin Ngerapat mengundang Radin Inten
II untuk mengadakan pertemuan dan membicarakan bantuan yang diberikan kepada
Raden Inten II. Tanpa curiga, Radin Inten II memenuhi undangan tersebut. Pertemuan
diadakan pada tanggal 5 Oktober 1856 di dekat Kunyanya. Radin Inten II ditemani oleh
satu orang pengikutnya begitu pula dengan Raden Ngerapat yang sudah menyiapkan
beberapa orang serdadu Belanda agar berjaga-jaga bila diperlukan. Radin Ngerapat
mempersilahkan Radin Inten II untuk memakan makanan yang telah dibawanya terlebih
dahulu.

Disaat Radin Inten menyantap makanannya tersebut, terjadilah serangan secara


tiba-tiba dari Radin Ngerapat dan seluruh anak buahnya. Akhirnya sebuah perkelahian
yang menyudutkan Radin Inten II pun tak bisa dielakkan. Serdadu Belanda yang tiba-tiba
keluar dari tempat persembunyiannya pun ikut melakukan penyerangan terhadap Radin
Inten II. Radin Inten yang tidak mampu melakukan penyerangan balik karena banyaknya
musuh yang dihadapi akhirnya tewas dalam perkelahian tersebut. Di malam itu juga,
disaat mayatnya yang masih berlumuran darah kemudian diperlihatkan kepada Kolonel
Welson.

Raden Inten II tewas karena pengkhianatan yang dilakukan oleh orang


sebangsanya dalam usia sangat muda, 22 tahun. Pada tahun 1986 Pemerintah Republik
Indonesia menganugerahinya gelar pahlawan nasional (Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 082 Tahun 1986 tanggal 23 Oktober 1986).

KESIMPULAN
Perlawanan oleh Belanda muncul dengan menggunakan taktik dengan tujuan
untuk merebut Benteng Merambung yang ternyata gagal dimilikinya. Sehingga, asisten
Residen Belanda ditugasi untuk mengadakan perundingan dengan Radin Inten II.
Radin Inten II merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang patut kita
teladani sikap-sikapnya . Sikap - sikap yang dapat kita teladani dan terapkan di dalam kehidupan
kita diantaranya, pemberani, patriotsme, pantang menyerah, cerdik, dan memiliki semangat
juang yang tinggi. Semua sikap teladan radin inten II telah terpancar di dalam perjuangannya
untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya.
Radin Inten II dinobatkan sebagai ratu (raja) di Negara Ratu (Lampung Selatan) dan
melanjutkan perjuangan ayahnya. Setelah melihat adanperlawanan di daerah Lampung, maka
pasukan Belanda kembali menyerang dengan mengirim pasukan dari Batavia. Namun
penyerangan tersebut tidak membuahkan hasil, padukan dari Batavia kalah diatas pasukan
Radin Inten II. Belanda kembali mengirim pasukan dengan mengubah taktiknya untuk
menyerang, lagi lagi pasukan Belanda gagal diatas pasukan Radin Inten II. Sampai akhirnya
Kolonel Welson(pemimpin pasukan Belanda) memperalat Radin Ngerapat dan terjadilah
penghiatan antara Radin Ngerapat dan Radin Inten II, Taktiknya kali ini membuahkan hasil,
Radin Inten II tewas dalam penyerangkan yang dilakukan secara tiba tiba sehingga Radin Inten
II tidak bisa menanganinya karena pasukan Kolonel Welson yang begitu banyak.

Anda mungkin juga menyukai