Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

DISUSUN OLEH:

Nama : Irvan Munawir


NIM : 1757301031
Kelas : TI 3.2
Dosen Pembimbing : Muhammad Arhami, Ssi, M.Kom

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


TAHUN AJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

No Praktikum : 02/PSD/3.2/TI/2019
Judul Praktikum : Pengenalan Matlab
Tanggal Praktikum : 18 September 2019
Tanggal Penyerahan Laporan : 25 September 2019
Nama Praktikan : Irvan Munawir
NIM : 1757301031
Kelas : 3.2
Jurusan : Teknologi Informasi dan Komputer
Prodi : Teknik Informatika
Nilai :
Keterangan :

Buket Rata, 25 September 2019

Muhammad Arhami, Ssi, M.Kom


NIP. 19741029 2000 3 001

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................ Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ........................................................................... 2
BAB III LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM ........................................................... 8
BAB IV HASIL PRAKTIKUM, PEMBAHASAN, DAN LAMPIRAN TUGAS ......... 13
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 23
REFERENSI ................................................................................................................... 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Konsep Dasar Tentang Sinyal Sinyal merupakan sesuatu yang secara


kuantitatif bisa terdeteksi dan digunakan untuk memberikan informasi yang
berkaitan dengan fenomena fisik. Contoh sinyal yang kita temui dalam kehidupan
sehari hari, suara manusia, cahaya, temperatur, kelembaban, gelombang radio,
sinyal listrik, dsb. Sinyal listrik secara khusus akan menjadi pembicaraan di dalam
praktikum ini, secara normal diskpresikan di dalam bentuk gelombang tegangan
atau arus. Dalam aplikasi bidang rekayasa, banyak sekali dijumpai bentuk sinyal-
sinyal lingkungan yang dikonversi ke sinyal listrik untuk tujuan memudahkan
dalam pengolahannya.

Secara matematik sinyal biasanya dimodelkan sebagai suatu fungsi yang


tersusun lebih dari satu variabel bebas. Contoh variabel bebas yang bisa
digunakan untuk merepresentasikan sinyal adalah waktu, frekuensi atau koordinat
spasial. Sebelum memperkenalkan notasi yang digunakan untuk
merepresentasikan sinyal, berikut ini kita mencoba untuk memberikan gambaran
sederhana berkaitan dengan pembangkitan sinyal dengan menggunakan sebuah
sistem.

Salah satu cara mengklasifikasi sinyal adalah dengan mendefinisikan nilai-


nilainya pada variabel bebas t (waktu). Jika sinyal memiliki nilai pada keselutuhan
waktu t maka didefinisikan sebagai sinyal waktu kontinyu atau consinous-time
(CT) signal. Disisi lain jika sinyal hanya memiliki nilai pada waktu-waktu tertentu
(diskrete), maka bisa didefinisikan sebagai sinyal waktu diskrit atau discrete-time
(DT) signal.

2
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 PENGENALAN SINYAL DAN SISTEM

2.1.1 Definisi Sinyal dan Sistem


1. Sinyal adalah suatu besaran yang dapat dideteksi mengandung
informasi atau data.
 Sinyal catu daya (Sinyal energize) tidak dapat membawa
informasi atau data karena sinyal tersebut merupakan sumber
listrik dan hanya untuk menyuplai beban.
 Kode digital (0101 dst..) bukanlah termasuk sinyal karena
sinyal digital sebenarnya tidak ada, karena besaran sinyal
analog mempunyai stuan sedangkan kode digital tidak
mempunyai satuan.
 Tegangan dan arus dapat membawa informasi (data) sinyal
namun untuk pembacaan informasi(data) tersebut lebih mudah
melalui tegangan.
2. Sinyal juga dapat di artikan sebagai berikut.

Sinyal adalah suatu kuantitas fisik yang berubah terhadap


waktu/ruang ataupun berubah terhadap variable-variabel bebas
lain.

 Sinyal dapat berupa AC ataupun DC.


 Perubahan kuantitas fisik terhadap waktu, yang
dimaksudkan “waktu” tersebut merupakan tahapan atau
range waktu yang terukur.

3
3. Definisi Sistem
 Sistem adalah sekelompok bagian atau komponen yang bekerja
sama sebagai suatu kesatuan fungsi.(Salisbury)
 Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian-
bagian, atribut dari bagian dan hubungan antara bagian dengan
atribut. (Pilecki)
 Sistem adalah prosedur yang terorganisir dan mapan yang
membuahkan hasil. (Robert Allen & Mark Victor Hansen).
 Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
(Bertalanffy)
 Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang saling berkaitan
sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terpadu
(Ramon McLeod)
 Sistem adalah tatanan yang menggambarkan adanya rangkaian
berbagai komponen yang memiliki hubungan serta tujuan
bersama secara serasi, terkoordinasi yang bekerja atau berjalan
dalam jangka waktu tertentu dan terencana. (Umar Fahmi
Achmadi)

2.1.2 Klasifikasi Sinyal dan Sistem


1 Sinyal dapat di klasifikasikan menjadi 7 macam Sinyal, yaitu :
 Sinyal Multikanal Dan Sinyal Multidimensi
 Sinyal Waktu Kontinyu Dan Sinyal Waktu Diskrit
 Sinyal Periodik Dan Tidak Periodik
 Sinyal Bernilai Kontinyu Dan Sinyal Bernilai Diskrit
 Sinyal Simetris (Genap) Dan Tidak Simetris (Ganjil)
 Sinyal Deterministik Dan Sinyal Acak

4
2 Sistem dapat di klasifikasikan menjadi 7 macam sistem, yaitu :
 Lumped Parameter Sistem Dan Distibuted Parameter Sistem
 Sistem Invarian Waktu Dan Sistem Varian Waktu
 Sistem Sebab Akibat Dan Bukan Sistem Sebab Akibat
 Sistem Liniear Dan Bukan Sistem Liniear
 Sistem Stabil Dan Sistem Tidak Stabil
 Sistem Tanpa Memori
 Sistem Dapat Dibalikkan

2.1.3 Pembangkit Sinyal

Osilator atau pembangkit sinyal adalah suatu rangkaian yang


menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah - ubah secara periodik dengan
waktu. Keluarannya bisa berupa gelombang sinusoida, gelombang persegi,
gelombang pulsa, gelombang segitiga atau gelombang gigi gergaji.

Gelombang sinusoidal merupakan hal paling mendasar dari semua


jenis bentuk gelombang lainnya. Itu sebabnya ketika anda mempelajari dasar-
dasar arus listrik bolak-balik, amplifier atau os cilator selalu tak lepas dari
gelombang sinusoidal. Walaupun gelombang sinusoidal sangat penting
dalam bidang elektronik, gelombang non sinusoidal juga tak kalah
pentingnya. Bidang study gelombang sinusoidal dan nonsinusoidul

2.2 SISTEM LINEAR DAN NON LINEAR

2.2.1 Pengertian Sistem Linear dan Non-Linear

Sistem Linier dan Non Linier Sistem linier adalah sistem yang memenuhi
hukum superposisi. Prinsip superposisi adalah respons sistem (keluaran) terhadap
jumlah bobot sinyal akan sama dengan jumlah bobot yang sesuai dari respon
(keluaran) sistem terhadap masing-masing sinyal masukan individual. Sistem
adalah linier jika dan hanya jika : Untuk setiap deret masukan x1(t) dan x2(t) yang

5
berubah-ubah dan setiap konstanta a1 dan a2 yang berubah-ubah. Sistem yang
tidak memenuhi prinsip superposisi seperti diberikan pada definisi diatas,
dinamakan sistem non linier.

Pengertian Sistem Linier Sistem linier adalah sistem dengan sifat khusus
berupa linieritas. Artinya hubungan masukan dan keluarannya bersifat linier. Jika
digambar pada grafik hubungan itu berupa garis lurus. Namun gambaran grafis
berupa garis lurus hanya berlaku pada saat sistem berada pada kondisi mantap
(steady) dan bukan pada kondisi transisi (transien). Sistem linier juga merupakan
suatu sistem yang sifatnya memiliki suatu "ketetapan" atau bisa dibilang sebagai
sistem yang fixed.

Pengertian Sistem Linier Pengertian sistem linier dapat ditunjukkan seperti


pada gambar bagan berikut :

Pengertian Sistem Non Linier Sistem non linier merupakan suatu sistem
yang sifatnya tidak tetap, mudah berubah, sulit dikontrol, dan sulit diprediksi.
Sistem semacam ini memiliki tingkat ke sensitifitas-an yang sangat tinggi. Sistem
non linier ini dapat digambarkan seperti bagan berikut :

6
Pengertian Sistem Non Linier Dalam kedua bagan tersebut dapat diamati 2
hal, yaitu yang pertama, bahwa input-input yang berlainan dalam suatu proses
dapat menghasilkan output yang sama, dan yang kedua, bahwa satu input yang
ada dalam suatu proses dapat memberikan output yang sama. Di sinilah letak ke
sensitif-an sistem. Sistem non linier seperti ini dapat dimodelkan dengan non
linier programming, seperti jaringan saraf tiruan atau kecerdasan buatan.

2.2.2 Perbedaan Sistem Linear dan Non-Linear


 Hubungan Input-Output
Secara umum, x dianggap menjadi masukan dari sebuah persamaan
dan y dianggap output. Dalam kasus sistem linier, setiap peningkatan
dalam x akan menyebabkan peningkatan y atau penurunan y sesuai
dengan nilai lereng. Sebaliknya, dalam sistem non linier, x mungkin
tidak selalu menyebabkan peningkatan pada y. Sebagai contoh, jika y
= (5 – x)², nilai y mengalami penurunan saat nilai x mendekati 5, tetapi
meningkat sebaliknya.
 Grafik
Sebuah grafik menampilkan set solusi untuk persamaan yang
diberikan. Dalam kasus sistem linier, grafik akan selalu garis.
Sebaliknya, sistem non linier mungkin terlihat seperti sebuah parabola
jika derajat 2, x bentuk melengkung jika derajat 3, atau variasi
daripadanya melengkung. Sementara sistem linier selalu lurus, sistem
non linier sering menampilkan kurva.

7
BAB III

LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM

3.1. PERCOBAAN
 Pembangkitan Sinyal Sinus
A = 44

F = 44

Phase = 44

8
 Pembangkitan Sinyal Cuplik Satuan atau Sample Unit

 Pembangkitan Sinyal Langkah Satuan

 Pembangkitan Sinyal Eksponensial


A<1

A>1

9
 Pembangkitan Sinyal Acak
FS = 14

F=5

A=5

10
3.2. PRAKTIKUM
 Pembuatan file baru pada Matlab Editor
 Nada A dibuat pada frekuensi 440Hz

 Penambahan offset DC pada sinyal nada A

 Penggambungan dua buah nada

11
 Pembuatan suara jika frekuensi yang semakin naik

 Pembuatan tangga nada dasar

12
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM, PEMBAHASAN,

DAN LAMPIRAN TUGAS

4.1 HASIL PRAKTIKUM


4.1.1 Percobaan
o Pembangkitan Sinyal Sinus
A = 44

F = 44

Phase = 44

13
o Pembangkitan Sinyal Cuplik Satuan atau Sample Unit

o Pembangkitan Sinyal Langkah Satuan

o Pembangkitan Sinyal Eksponensial


A<1

A>1

14
o Pembangkitan Sinyal Acak

FS = 14

F=5

A=5

15
4.1.2 Praktikum
o Nada A dibuat pada frekuensi 440Hz

o Penambahan offset DC pada sinyal nada A

o Penggambungan dua buah nada

16
Pembuatan suara jika frekuensi yang semakin naik

4.2 PEMBAHASAN

 Pembuatan file baru pada Matlab Editor

Seperti yang terjadi pada pemograman matlab biasanya maka akan muncul editor
baru pada jendela matlab.

 Nada A dibuat pada frekuensi 440Hz

Grafik yang menampilkan gelombang atau sinyal dari nada A akan muncul
beserta degan suara yang di hasilkan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa matlab
dapat menghasilkan atau membuat sebuah nada.

 Penambahan offset DC pada sinyal nada A

Offset DC akan di tambahkan pada Grafik sebelumnya, dapat di lihat dari output
yang di hasilkan, yaitu dua buah grafik beserta dengan suara yang dihasilkan,

17
suara pertama merupakan nada A dan suara kedua adalah nada A yang ditambah
offset tetapi telinga manusia tidak dapat mendeteksi perbedaan yang di hasilkan.

 Penggambungan dua buah nada

Nada A akan di tambah dengan nada yang memiliki suara yang lebih tinggi
otomatis nada A normal akan menjadi lebih tinggi akibat penggabungan dua buah
nada yang di lakukan pada praktikum kali ini.

 Pembuatan suara jika frekuensi yang semakin naik

Praktikum kali ini menghasilkan suara atau nada yang tiap detik semakin naik,
karena frekuensi yang di berikan terus bertambah setiap detiknya. Jadi,
gelombang yang di hasilkan semakin banyak tiap detiknya oleh karena itu akan
muncul suara yang tidak beraturan.

 Pembuatan tangga nada dasar

Pembuatan tangga nada akan dilakukan pada praktikum kali ini, jika nilai atau
fungsi gelombang yang dimasukkan akurat maka akan muncul suara yang berbeda
sesuai dengan nada dasar. Bahkan dapat menghasilkan sebuah ringtone sedehana
“si unyil” seperti contoh pada praktikum kali ini.

18
4.3 LAMPIRAN TUGAS

 Script menghitung luas, keliling lingkaran dan mean.

 Fungsi Luas dan Keliling lingkaran.

Memanggil fungsi

19
 Grafik fungsi dengan x = -2*pi < x > 2*pi .

y=sin2x

Y=sin2x+2pi

20
Y=sin2x-2pi

Menggabungkan ke-3 fungsi ke dalam 1 figure

21
 Fungsi untuk menghitung jumlah 1+3+5...+99.

Memanggil fungsi

22
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Sinyal merupakan sesuatu yang secara kuantitatif bisa terdeteksi dan


digunakan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan fenomena fisik.
Contoh sinyal yang kita temui dalam kehidupan sehari hari, suara manusia,
cahaya, temperatur, kelembaban, gelombang radio, sinyal listrik, dsb.

Sistem Linier dan Non Linier Sistem linier adalah sistem yang memenuhi
hukum superposisi. Prinsip superposisi adalah respons sistem (keluaran) terhadap
jumlah bobot sinyal akan sama dengan jumlah bobot yang sesuai dari respon
(keluaran) sistem terhadap masing-masing sinyal masukan individual.

Osilator atau pembangkit sinyal adalah suatu rangkaian yang


menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah - ubah secara periodik dengan
waktu. Keluarannya bisa berupa gelombang sinusoida, gelombang persegi,
gelombang pulsa, gelombang segitiga atau gelombang gigi gergaji.

Dalam kasus sistem linier, setiap peningkatan dalam x akan menyebabkan


peningkatan y atau penurunan y sesuai dengan nilai lereng. Sebaliknya, dalam
sistem non linier, x mungkin tidak selalu menyebabkan peningkatan pada y.
Sebagai contoh, jika y = (5 – x)², nilai y mengalami penurunan saat nilai x
mendekati 5, tetapi meningkat sebaliknya.

Saran

Pembelajaran sudah sangat baik hanya saja penjelasa yang di dapat di


dalam kelas masih kurang.

23
REFERENSI

1 Purwanto, Yuliman, “Sinyal dan Sistem”, Universitas Dian Nusantoro


Semarang 2013.
2 Tri Budi Santoso, Haniah Mahmudah, dan Nur Adi Siswandari,
“Praktikum Sinyal dan system”, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
2012.
3 https://www.slideshare.net/ElGazzaYantPratama/perbedaan-sistem-linear-
dan-non-linear-119379738, diakses pada 23 september 2019.
4 https://www.slideshare.net/fauzankent/tusas-pengenalan-sinyal-dan-
sistem, diakses pada 23 september 2019.
5 https://studylibid.com/doc/53243/osilator-atau-pembangkit-sinyal-adalah-
suatu-rangkaian-yang, diakses pada 23 september 2019.

24

Anda mungkin juga menyukai