Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL

PERCOBAAN IV : COUNTER

Nama : Qonita Falih Reswara

NIM : 42219045

Kelas : 2B D4 TRJT

Politeknik Negeri Ujung Pandang

Tahun Akademik 2019/2020


Percobaan
IV Counter

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui prinsip kerja counter asinkron dan sinkron
Mengetahui prinsip kerja Mod Counter
Mengetahui prinsip kerja Ring dan Johnson Counter
Mengetahui aplikasi flip-flop

II. DAFTAR ALAT/KOMPONEN


Alat/Komponen Jumlah

IC 7400 (Nand Gate) 2 buah


IC 7408 (AND Gate) 2 buah
IC 7404 (Not Gate) 2 buah
IC 7474 (D-FF) 2 buah
IC 7476 (JK-FF) 2 buah
Trainer Digital 1 buah
Multimeter 1 buah
BNC to Crocodile 1 buah
Kabel Penghubung Secukupnya

III. TEORI DASAR


Counter adalah rangkaian pencacah yang menghitung jumlah pulsa clock yang
masuk melalui masukan clocknya. Berdasarkan masukan pulsa clock, dikenal dua macam
counter yaitu Counter Sinkron dan Asinkron.
- Counter Sinkron adalah counter yang mendapat pulsa clock secara bersamaan.
- Counter Asinkron adalah counter yang bekerja dengan masukan clock yang tidak
bersamaan, setiap output Q FF sebelumnya menjadi masukan clock FF berikutnya.
- Mod Counter adalah counter yang menghitung sesuai dengan mode yang dibuat
dan kembali ke keadaan awal untuk memulai hitungan baru.
- Johson Counter adalah counter yang melakukan pergeseran sebanyak FF yang
digunakan dan kembali ke keadaan semula untuk memulai pergeseran baru.
- Ring Counter adalah counter yang melakukan pergeseran dari satu FF ke FF
yang lain dan membentuk putaran.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Buat rangkaian counter sinkron sebagai berikut:

SET
JK = 1 J Q J SET Q

K CLR Q K CLR Q

Q1 Q2 Q3 Q4

Clock

2. Atur Function Generator (clock) sampai indikator LED dapat diamati dengan baik.
3. Semua flip-flop direset dengan mengaktifkan input resetnya.
4. Amati indikator LED dan isi tabel 1.
Tabel 1.
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

5. Buat rangkaian counter Asinkron sebagai berikut:

JK = 1
SET
J Q J SET Q

K CLR Q K CLR Q

Clock
Q1 Q2 Q3 Q4

6. Ulangi langkah 2 dan 3, isi tabel 2.


Tabel 2.

Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
7. Buat rangkaian Counter Mod 16 seperti pada langkah 5, ulangi langkah 2 dan 3, isi
tabel 3.
Tabel 3.

Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

8. Buat rangkaian Counter Mod 13 (1101) sebagai berikut:

JK = 1
J
SET
Q J SET Q

K CLR Q K CLR Q

Clock
Q1 Q2 Q3 Q4

Q4
Q3
Q1

9. Ulangi langkah 2 dan 3, isi tabel 4.

Tabel 4.

Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

10. Buat rangkaian Counter Mod 9 (1001) sebagai berikut:

11. Ulangi langkah 2 dan 3, isi tabel 5.

Tabel 5.
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

12. Buat rangkaian Ring Counter sebagai berikut:

D SET Q
Clock
CLR Q

Q1 Q2 Q3 Q4

13. Ulangi langkah 2 dan 3, isi tabel 6.

Tabel 6.

Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0
1
2
3
4
5
6
7
14. Buat rangkaian Johson Counter sebagai berikut

D SET Q
Clock
CLR Q

Q1 Q2 Q3 Q4

15. Ulangi langkah 2 dan 3, isi tabel 7.

Tabel 7.

Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0
1
2
3
4
5
6
7

V. DATA
1. Rangkaian dan table Counter Sinkron
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
2 0 0 0 1
3 0 0 1 0
4 0 0 1 1
5 0 1 0 0
6 0 1 0 1
7 0 1 1 0
8 0 1 1 1
9 1 0 0 0
10 1 0 0 1
11 1 0 1 0
12 1 0 1 1
13 1 1 0 0
14 1 1 0 1
15 1 1 1 0

2. Rangkaian dan table Counter Asinkron


Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
2 0 0 0 1
3 0 0 1 0
4 0 0 1 1
5 0 1 0 0
6 0 1 0 1
7 0 1 1 0
8 0 1 1 1
9 1 0 0 0
10 1 0 0 1
11 1 0 1 0
12 1 0 1 1
13 1 1 0 0
14 1 1 0 1
15 1 1 1 0

3. Rangkaian dan table Mod-13


Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1
10 1 0 1 0
11 1 0 1 1
12 1 1 0 0
13 0 0 0 0

4. Rangkaian dan table Mod-9


Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 0 0 0 0

5. Rangkaian dan table Ring Counter


Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0 1 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 1 0 0
4 1 0 0 0
5 0 0 0 1
6 0 0 1 0
7 0 1 0 0

6. Rangkaian dan table Johnson Counter


Clock Q4 Q3 Q2 Q1
0 0 0 0 1
1 0 0 1 1
2 0 1 1 1
3 1 1 1 1
4 1 1 1 0
5 1 1 0 0
6 1 0 0 0
7 0 0 0 0

VI. ANALISA
Q4, Q3, Q2, dan Q1 akan menunjukkan proses pencacahan (counter) naik dari setiap
pemberian pulsa clock pada input rangkaian. Semua flip-flop mendapat input secara
bersamaan dalam setiap pula clock yang diberikan
1. Rangkaian counter sinkron
Saat clock = 0, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 1, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 2, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 3, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 4, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 5, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 6, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 7, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 8, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 9, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 10, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 11, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 12, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 13, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 14, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 15, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0

2. Rangkaian counter asinkron


Saat clock = 0, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 1, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 2, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 3, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 4, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 5, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 6, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 7, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 8, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 9, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 10, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 11, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 12, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 13, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 14, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 15, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
3. MOD 13
Saat clock = 0, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 1, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 2 Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 3 Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 4, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 5, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 6, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 7, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 8, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 9, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 10, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 11, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 12, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 13, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0

4. MOD 9
Saat clock = 0, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 1, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 2 Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 3 Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 4, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 5, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 6, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 7, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 8, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 9, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0

5. Ring Counter
Saat clock = 0, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 1, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 2 Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 3 Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 4, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 5, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 6, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 7, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0

6. Johnson Counter
Saat clock = 0, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 1, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 2 Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 3 Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 1
Saat clock = 4, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 1, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 5, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 1, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 6, Q4 berlogika 1, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0
Saat clock = 7, Q4 berlogika 0, Q3 berlogika 0, Q2 berlogika 0, dan Q1 berlogika 0

VII. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Buat laporan hasil praktikum.
2. Sebutkan macam-macam counter dan jelaskan.
a) Macam-macam counter menurut hitungan.
• Up Counter
Up counter adalah rangkaian counter yang berfungsi menghitung naik. Contoh
up counter adalah pada tasbih digital seperti contoh diatas rangkaian up counter
dapat sobat buat dengan menggunakan D Flip-flop maupun JK Flip-flop.
Berikut merupakan skema rangkaian up counter menggunakan JK flip-flop.

• Down Counter
Down counter adalah rangkaian yang berfungsi menghitung turun, jadi nilainya
dari besar ke yang kecil atau dari yang tinggi ke rendah. Counter down dapat
kita lihat pada lampu traffic light dimana bilangan akan menghitung mundur
sampai angka 0. Jadi, setelah nilainya 0 baru bekerja.

• Counter Modulo N
Counter modulo N adalah rangkaian counter yang berfungsi untuk menghitung
sampai dengan bilangan tertentu (ada batas). Cara kerja counter modulo N
adalah counter akan mereset atau mengembalikan hitungan ke angka 0 setelah
mencapai angka tertentu (ototmatis mereset). Untuk membuat counter jenis
modulo N ini dapat dilakukan dengan mengatur bit-bit high kemudian
dimasukkan ke dalam input gerbang AND yang kemudia digunakan untuk
mereset flip-flop

b) Macam-macam counter menurut susunan rangkaian.


• Synchronous Counter
Syncronous counter memiliki pemicuan dari sumber clock yang sama dan
susunan flip-flopnya adalah paralel. Dalam Syncronous counter ini sendiri
terdapat perbedaan penempatan atau manipulasi gerbang dasarnya yang
menyebabkan perbadaan waktu tunda yang di sebut carry propagation delay.

Penerapan counter dalam aplikasinya adalah berupa chip IC baik IC TTL,


maupun CMOS, antara lain adalah: (TTL) 7490, 7493, 74190, 74191, 74192,
74193, (CMOS) 4017,4029,4042,dan lain-lain.

Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input Clock
dari Flip-flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber,
maka perubahan tersebut akan men-trigger seluruh Flip-flop secara bersama-
sama.

• Asynchronous Counter
Asyncronous counter tersusun atas flip-flop yang dihubungkan seri dan
pemicuannya tergantung dari flip-flop sebelumnya, kemudian menjalar sampai
flip-flop MSB-nya. Karena itulah Asyncronous counter sering disebut juga
sebagai ripple-through counter.

Sebuah Counter Asinkron (Ripple) terdiri atas sederetan Flip-flop yang


dikonfigurasikan dengan menyambung outputnya dari yan satu ke yang lain.
Yang berikutnya sebuah sinyal yang terpasang pada input Clock FF pertama
akan mengubah kedudukan outpunyanya apabila tebing (Edge) yang benar yang
diperlukan terdeteksi.

Output ini kemudian mentrigger inputclock berikutnya ketika terjadi tebing


yang seharusnya sampai. Dengan cara ini sebuah sinyal pada inputnya akan
meriplle (mentrigger input berikutnya) dari satu FF ke yang berikutnya sehingga
sinyal itu mencapau ujung akhir deretan itu. Ingatlah bahwa FF T dapat
membagi sinyal input dengan faktor 2 (dua). Jadi Counter dapat menghitung
dari 0 sampai 2” = 1 (dengan n sama dengan banyaknya Flip-flop dalam deretan
itu).

No. Kunci Synchronous Asynchronous


Counter Counter
1. Pelatuk Dalam kasus Di sisi lain
Penghitung dalam kasus
Sinkron, seperti Penghitung
namanya, semua Asinkron ada
flip-flop pemicu flip-flop
penyusun dipicu yang berbeda
dengan clock dengan clock
yang sama secara yang berbeda.
bersamaan.
2. Kecepatan Seperti Di sisi lain,
disebutkan di dalam kasus
atas dalam kasus kecepatan
Pencacah operasi
Sinkron semua Penghitung
flip-flop dipicu Asinkron secara
secara komparatif lebih
bersamaan lambat daripada
sehingga penghitung
kecepatan Sinkron.
operasi pencacah
menjadi lebih
cepat
dibandingkan
dengan pencacah
Asynchronous.
4. Rawan Kesalahan Synchronous Sedangkan
Counter kurang Asynchronous
rentan terhadap Counter lebih
kesalahan dan rawan kesalahan
karenanya dan
hampir tidak menghasilkan
menghasilkan kesalahan
kesalahan decoding dalam
decoding dalam sistem
sistem.
5. Kompleksitas Karena semua Di sisi lain
flip-flop sedang sebagai output
berkoordinasi dari satu flip flop
dengan clock yang berfungsi
maka desain dan sebagai input flip
implementasinya flop berikutnya,
rumit desain dan
dibandingkan implementasinya
dengan cukup sederhana
Asynchronous dalam hal
Counter. counter
Asynchronous.
6. Urutan Synchronous Di sisi lain,
Counter dapat pencacah
dioperasikan Asynchronous
dalam urutan hanya dapat
hitungan yang beroperasi dalam
diinginkan urutan
karena dapat pencacahan tetap
dimanipulasi yaitu, ATAS dan
dengan BAWAH.
mengubah urutan
clock.
7. Menunda Tidak ada Namun di sisi
penundaan lain ada
propagasi yang penundaan
diamati dalam propagasi
kasus berikutnya dari
Penghitung satu flip flop ke
Sinkron. yang lain dalam
kasus
Asynchronous
Counter.

3. Berapa banyak flip-flop yang diperlukan conter ripple 17, 25, 7, 30 dan 15, jelaskan.
= Modulus number selalu sama dengan jumlah kedudukan atau keadaaan yang dilewati
counter dalam setiap cycle lengkap sebelum re-cycle kembali ke awalnya. Modulus
number dengan mudah dapat diperbesar dengan menambah lebih banyak FF pada
counter.
Modulus number = 2n
Dimana n adalah jumlah FF yang dibutuhkan dalam susunan counter.
- Untuk counter ripple 17, 25, dan 30 menggunakan FF sebanyak 1 FF karena dari
angka decimal 17, 25, dan 30 sehingga yang dipakai adalah 5.
- Untuk counter ripple 7, menggunakan FF sebanyak 3, karena angka decimal 7
memiliki bit-3 sehingga FF yang diunakan adalah 3 atau 3 bit counter ripple.
- Untuk counter ripple 15, menggunakan FF sebanyak 4, karena decimal 15 memiliki
bit 4 sehingga FF yang digunakan adalah 4 atau 4 counter ripple.

4. Berapakah cacahan ripple counter yang dicapai apabila FF yang digunakan untuk
membuat sebuah counter sebanyak 3,5, 9, 12, jelaskan.
= Modulus number selalu sama dengan jumlah kedudukan atau keadaaan yang dilewati
counter dalam setiap cycle lengkap sebelum re-cycle kembali ke awalnya. Modulus
number dengan mudah dapat diperbesar dengan menambah lebih banyak FF pada
counter.
Modulus number = 2n
- Apabila FF yang dapat digunakan sebanyak 3 (2𝑛 = 23 = 8), maka cacahan yang
bisa dicapai adalah mod-8 counter.
- Apabila FF yang dapat digunakan sebanyak 5 (2𝑛 = 25 = 32), maka cacahan yang
bisa dicapai adalah mod-32 counter.
- Apabila FF yang dapat digunakan sebanyak 9 (2𝑛 = 29 = 512), maka cacahan
yang bisa dicapai adalah mod-512 counter.
- Apabila FF yang dapat digunakan sebanyak 12 (2𝑛 = 212 = 4096), maka cacahan
yang bisa dicapai adalah mod-4096 counter.

5. Buat counter mod 6, 10, 12 dan jelaskan.


a) Counter Mod 6
Sirkuit pencacah modulo 6 (MOD-6), yang dikenal sebagai divide-by-6 dapat
digunakan menggunakan tiga JK-type flip-flops. Rancangan sirkuit dibuat
sedemikian rupa sehingga pencacah menghitung dari 0 sampai 5, dan kemudian pada
pencacah ke-6 secara otomatis mengatur ulang untuk memulai hitungan lagi.

b) Counter Mod 10
Counter modulo 10 atau Counter decade memiliki empat output menghasilkan angka
biner 4-bit dan dengan menggunakan Gerbang AND dan Gerbang OR eksternal kita
dapat mendeteksi terjadinya status pencacahan ke-9 untuk mengatur ulang pencacah
kembali ke nol. Seperti pencacah (counter) mod lainnya, ia menerima pulsa input
clock, satu per satu, dan menghitung dari 0 hingga 9 berulang kali.

Setelah mencapai hitungan 9 (1001 dalam biner), counter kembali ke 0000 alih-alih
melanjutkan ke 1010. Rangkaian dasar counter satu decade dapat dibuat dari JK flip-
flop (TTL 74LS73) yang mengubah status negatif trailing-edge sinyal clock seperti
yang ditunjukkan.

c) Counter Mod 12
Sirkuit pencacah modulo 12 (MOD-12), yang dikenal sebagai divide-by-12 dapat
digunakan menggunakan empat JK-type flip-flops. Rancangan sirkuit dibuat
sedemikian rupa sehingga pencacah menghitung dari 0 sampai 11, dan kemudian
pada pencacah ke-12 secara otomatis mengatur ulang untuk memulai hitungan lagi.
6. Dimanakah Ring dan Johson Counter digunakan?
• Ring Counter
Penghitung Cincin dikembangkan dengan memodifikasi Register Geser. Output dari
D-Flip-Flop terakhir diumpankan kembali secara langsung ke Input data D-Flip-Flop
pertama, sehingga menghasilkan serangkaian pulsa.

Contoh,
Register Geser D-Flip-Flop, output Q dari flip-flop terakhir dihubungkan ke input
D-Flip-Flop pertama. Penghitung digunakan dalam sistem Digital untuk
menghasilkan Pulsa Kontrol.

• Johnson Counter
Counter Johnson, kebalikan dari Ring Counter. Dengan, Umpan balik dari D-Flip-
Flop terakhir diberikan secara terbalik ke Input data D-Flip-Flop pertama.
Contoh,
Register Geser D-Flip-Flop, Output (Q) dari D-Flip-Flop terakhir diumpankan ke
input D-Flip-Flop pertama. digunakan sebagai Divide oleh n Counter.

• Ring Johnson Counter digunakan dalam atau diaplikasikan dalam:


- Prescalers Frekuensi (Counter Geiger dan Instrumen tersebut), Untuk
menghitung pola kejadian dalam Kriptoanalisis (Mesin pemecah kode Heath
Robinson dan komputer Colossus)
- Aritmatika Desimal komputer dan kalkulator, sebagai Bi-Quinary (Dalam
Colossus) atau sebagai Representasi sepuluh status satu-panas (dalam ENIAC).
- Menyandikan Siklus keadaan secara Asinkron disampel tanpa Glitching, karena
satu bit yang berubah pada satu waktu, seperti Kode Gray.
- Mouse Komputer menggunakan Up-Down (Bidirectional) 2-bit Johnson atau
Gray Encodings untuk menunjukkan gerakan di masing-masing dimensi,
meskipun tidak selalu dihasilkan oleh Cincin Flip-Flop.
- Mendeteksi berbagai nilai angka atau berbagai pola satu set informasi, dengan
menghubungkan gerbang logika AND & OR ke Ring Counter.
- 2-stage, 3-stage dan 4-stage ring counter digunakan dalam sirkuit pembagi
frekuensi dibagi 2 dan dibagi 3 dan dibagi 4 oleh sirkuit masing-masing.
- 3 tahap Johnson counter digunakan sebagai generator gelombang persegi 3 fasa
yang menghasilkan pergeseran fase 1200.
- 5 tahap Johnson counter circuit umumnya digunakan sebagai counter sinkron
dekade (BCD) dan juga sebagai rangkaian pembagi.
- Penghitung Johnson 2 tahap sebagai “Quadrature Oscillator” digunakan untuk
menghasilkan 4 level output individual yang tidak sesuai dengan 900 satu sama
lain. Generator Quadrature untuk menghasilkan Sinyal 4 Fase Waktu.
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dengan menggunakan NI Multisim 13.0 dengan merangkai
rangkaian berdasarkan modul percobaan counter, kita bisa mendapat kesimpulan berupa:
1. Kita bisa mengetahu prinsip kerja dari counter sinkron dan asinkron.
Dalam praktikum kali ini kita bisa mengetahui prinsip kerja dari sinkron counter,
dimana memiliki pemicuan dari sumber clock yang sama dan susunan flip-flopnya adalah
paralel. Dalam Syncronous counter ini sendiri terdapat perbedaan penempatan atau
manipulasi gerbang dasarnya yang menyebabkan perbadaan waktu tunda yang di sebut
carry propagation delay.

Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input Clock
dari Flip-flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber, maka
perubahan tersebut akan men-trigger seluruh Flip-flop secara bersama-sama.
Yang kedua kita bisa mengetahui prinsip kerja dari asinkron counter dimana
asinkron counter tersusun atas flip-flop yang dihubungkan seri dan pemicuannya
tergantung dari flip-flop sebelumnya, kemudian menjalar sampai flip-flop MSB-nya.
Karena itulah Asyncronous counter sering disebut juga sebagai ripple-through counter.
Sebuah Counter Asinkron (Ripple) terdiri atas sederetan Flip-flop yang
dikonfigurasikan dengan menyambung outputnya dari yan satu ke yang lain. Yang
berikutnya sebuah sinyal yang terpasang pada input Clock FF pertama akan mengubah
kedudukan outpunyanya apabila tebing (Edge) yang benar yang diperlukan terdeteksi.
Output ini kemudian mentrigger input clock berikutnya ketika terjadi tebing yang
seharusnya sampai. Dengan cara ini sebuah sinyal pada inputnya akan meriplle
(mentrigger input berikutnya) dari satu FF ke yang berikutnya sehingga sinyal itu
mencapau ujung akhir deretan itu. Ingatlah bahwa FF T dapat membagi sinyal input
dengan faktor 2 (dua). Jadi Counter dapat menghitung dari 0 sampai 2” = 1 (dengan n
sama dengan banyaknya Flip-flop dalam deretan itu).

2. Kita bisa mengetahu prinsip kerja dari MOD Counter


Pencacah (counter) modulo atau hanya MOD adalah pencacah cascaded
rangkaian yang menghitung ke nilai modulus yang ditetapkan sebelum mengatur ulang.
Tugas pencacah atau counter adalah menghitung dengan memajukan isi
pencacah dengan satu pencacahan dengan setiap pulsa clock. Pencacah yang memajukan
urutan angka atau status saat diaktifkan oleh input clock dikatakan beroperasi dalam mode
"hitung".
Dalam praktikum kali ini modulus yang digunakan adalah Mod-9 dan Mod-13.
Untuk Mod-9 pencacah menghitung dari 0 sampai 8, dan kemudian pada pencacah ke-9
secara otomatis mengatur ulang untuk memulai hitungan lagi. Begitupun untuk Mod-13,
pencacah menghitung dari 0 sampai 12, dan kemudian pada pencacah ke-13 secara
otomatis mengatur ulang untuk memulai hitungan lagi.

3. Kita bisa mengetahu prinsip kerja dari Johnson dan Ring Counter
Johnson Ring Counter atau “Twisted Ring Counter”, adalah salah satu register
geser dengan umpan balik persis sama sebagai standar Ring Counter atas, kecuali bahwa
kali ini output terbalik yang terakhir flip-flop sekarang terhubung kembali ke input D
flip-flop pertama seperti yang ditunjukkan di bawah ini.

Keuntungan utama dari jenis Ring Counter ini adalah bahwa ia hanya
membutuhkan setengah jumlah flip-flop dibandingkan dengan Ring Counter standar,
maka jumlah modulo-nya dikurangi setengahnya. Jadi Johnson Counter "n-stage" akan
mengedarkan sedikit data tunggal yang memberikan urutan 2n keadaan yang berbeda dan
karenanya dapat dianggap sebagai "counter mod-2n".

4. Kita bisa mengetahu aplikasi dari flip-flop


a) Penggunaan Flip-flop pada Register
• Register Geser Serial In – Serial Out (SISO)

• Register Geser Serial In – Paralel Out (SIPO)


• Register Geser Parallel In – Serial Out (PISO)

b) Penggunaan Flip Flp pada counter.


Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian rupa
dengan menggunakan peta karnaugh sehingga pulsa yang masuk dapat dihitung sesuai
rancangan. Dalam perancangannya counter dapat tersusun atas semua jenis flip-flop,
tergantung kerakteristik masing-masing flip-flop tersebut.

Secara global counter terbagi atas 2 jenis, yaitu : Syncronous Counter dan
Asyncronous Counter.
• Syncronous Counter
Syncronous counter memiliki pemicuan dari sumber clock yang sama dan
susunan flip-flopnya adalah paralel. Dalam Syncronous counter ini sendiri
terdapat perbedaan penempatan atau manipulasi gerbang dasarnya yang
menyebabkan perbadaan waktu tunda yang di sebut carry propagation delay.
Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input
Cloc dari Flip-flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari
sumber, maka perubahan tersebut akan men-trigger seluruh Flip-flop secara
bersama-sama.

• Asyncronous Counter.
Sebuah Counter Asinkron (Ripple) terdiri atas sederetan Flip-flop yang
dikonfigurasikan dengan menyambung outputnya dari yan satu ke yang lain.
Yang berikutnya sebuah sinyal yang terpasang pada input Clock FF pertama
akan mengubah kedudukan outpunyanya apabila tebing (Edge) yang benar
yang diperlukan terdeteksi.

Anda mungkin juga menyukai