Anda di halaman 1dari 50

PERAN DAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN BALAI BESAR

PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) TERHADAP


BEREDARNYA PRODUK MAKANAN, MINUMAN, OBAT-OBATAN
DAN KOSMETIK DI D.I. YOGYAKARTA

SKRIPSI

DISUSUN DAN DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN


HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU
HUKUM ISLAM

OLEH:

MUHAMMAD IQBAL
14380016

PEMBIMBING:
Prof. Dr. Drs. MAKHRUS MUNAJAT, S.H., M.Hum.

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUIM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2019
ABSTRAK

Makanan, Minuman, Obat-obatan dan Kosmetik merupakan barang yang


menjadi kebutuhan bagi manusia. Saat ini banyak beredar Makanan, Minuman,
Obat-obatan dan Kosmetik baik produk lokal maupun hasil impor yang
mengandung bahan berbahaya. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103
Tahun 2001 Badan POM merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang
melaksanakan tugas pengawasan obat dan makanan serta komoditi lain seperti
kosmetik. Pengawasan dilakukan terhadap peredaran Makanan, Minuman, Obat-
obatan dan Kosmetik yang mengandung bahan berbahaya di masyarakat untuk
menjamin mutu, keamanan dan kemanfaatan produk untuk dikonsumsi serta
menjamin hak-hak konsumen. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini yaitu
bagaimana peran dan efektifitas Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan
peredaran Makanan, Minuman, Obat-obatan dan kosmetik. Apa saja hambatan-
hambatan Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan pengawasan terhadap
peredaran produk-produk tersebut serta bagaimanakah peran Balai Besar POM
Yogyakarta ditinjau dari persektif ekonomi Islam.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.


Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Data yang dikumpulkan adalah data
primer dan data sekunder. Data primer didapat dari observasi serta wawancara
kepada responden yang telah ditetapkan yaitu Kepala Bidang Pemeriksaan dan
Penyidikan serta staf di Layanan Informasi Konsumen, sedangkan data sekunder
diperolah melalui studi kepustakaan atau dokumentasi.teknik analisis data
menggunakan metode triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas Balai Besar POM


Yogyakarta sudah baik namun belum maksimal dilihat dari indikator pencaaian
tujuan, integrasi dan adaptasi. Dalam melaksanakan pengawasan Balai Besar
POM Yogyakarta mengalami hambatan antara lain terbatasnya tenaga dan biaya.
Hambatan-hambatan tersebut menyebabkan pengawasan kurang maksimal.
Hambatan internal yang dihadapi ialah sumber daya manusia yang tidak
sebanding dengan wilayah cakupan pengawasan, sarana prasarana serta
kompetensi atau kualitas pegawai yang belum merata hambatan eksternal ialah
masih kurangnya kesadaran untuk memenuhi standar produksi yang baik, serta
sangsi hukum yang belum memiliki efek jera bagi sebagian masyarakat. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpul bahwa dalam melakukan
pengawasan ditinjau dari sudut pandang ekonomi Islam Balai Besar POM
Yogyakarta telah melaksanakan perannya dalam hal melindungi setiap hak
konsumen dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan
melakukan tugas pemerintah di bidang pengawasan

Kata Kunci : Peran, Efektifitas Pengawasan, Perlindungan Konsumen.

II
MOTTO

ILLA BILLAAH

PERSEMBAHAN

vii
kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang tercinta abah fauzi dan
ibu rohmi, tuhan kecilku di dunia ini.

para guru-guruku yang kuhormati dan teman-temanku semuanya. terima kasih...

viii
KATA PENGANTAR

‫رحين‬
‫ال رحوي‬ ‫بسن‬
‫ال‬ ‫ّلال‬
‫ أشهد أى ال إله إال هلال‬. ‫ًديا والديي‬ ‫ب العالويي وبه ًستعيي على أهىر ال‬ ‫الحود هلل ر‬
‫سالم على` أشرف األًبياء‬ ‫وحده ال شريك له و أشهد أى دمحما رسىله وال صالة‬
‫وال‬
..‫ أها بعد‬.‫وال ورسليي سيهدًا هح ود وعلى آله وصحبه أجوعيي‬
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga atas ridha-Nya penyusun dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “Peran dan Efektivitas Pelaksanaan
Pengawsan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Terhadap Beredarnya
Produk Makanan, Minuman, Obat-Obatan dan Kosmetik di D.I.
Yogyakarta”.Shalawat dan salam senantiasa tercurah atas Baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan ajaran agama Islam kepada kita
sebagai satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT.

Sebagai manusia biasa, penyusun menyadari bahwa skripsi ini jauh


dari kesempurnaan. Harapan penyusun semoga skripsi ini mempunyai nilai
manfaat bagi seluruh pembaca. Ucapan terima kasih juga penyusun haturkan
kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan
skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Djaslan, dan Ibu Tamami.
2. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Agus Muh. Najib, S.Ag., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

4. Bapak Saifuddin, SHI., MSI., selaku Ketua Prodi Muamalah

5. Bapak Prof. Dr. H. Makhrus Munajat, S.H, M.Hum. selaku Dosen


ix
Pembimbing Skripsi, yang telah meluangkan waktu dan pikirannya, dan
selalu memberi motivasi, arahan serta masukannya dalam penulisan skripsi
ini hingga selesai.
6. Seluruh Dosen, Karyawan dan Staff Fakultas Syari‟ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan karyawan yang
senantiasa memberikan bantuan kelancaran proses penyusunan skripsi.

7. Sahabat seperjuangan sekaligus „guru‟-ku di prodi Hukum Ekonomi


Syari‟ah angkatan 2014.
8. Seluruh pengurus, jama‟ah dan remaja Masjid Al-Ma‟un Ambarrukmo.
9. semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Semoga semua yang telah mereka berikan kepada penyusun dapat


menjadi amal ibadah dan mendapatkan balasan yang bermanfaat dari Allah
SWT. Akhir kata, penyusun hanya berharap, semoga skripsi ini dapat
memberikan kemanfaatan bagi penyusun dan kepada seluruh pembaca. Amin
ya Rabbal ‘Alamin.

Yogyakarta, 13 Mei 2019 M


7 Ramadhan 1440H
Penyusun

Muhammad Iqbal

x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, tertanggal 22 januari 1988 No: 158/1987
dan 0543b/U/1987.

I. Konsonan Tunggal
Huruf Nama Huruf Latin Keterangan
Arab
‫أ‬ Alif ……….. tidak dilambangkan
‫ة‬ Bā' B Be

‫د‬ Tā' T Te

‫ث‬ Śā' Ś es titik atas

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Hā' H{ ha titik di bawah

‫خ‬ Khā' Kh ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Źal Ź zet titik di atas

‫ر‬ Rā' R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫ش‬ Sīn S Es

‫ش‬ Syīn Sy es dan ye

‫ص‬ Şād Ş es titik di bawah

‫ض‬ Dād D} de titik di bawah

xi
‫ط‬ Tā' Ţ te titik di bawah

‫ظ‬ Zā' Z{ zet titik di bawah

‫ع‬ 'Ayn …„… koma terbalik (di atas)

‫غ‬ Gayn G Ge

‫ف‬ Fā' F Ef

‫ق‬ Qāf Q Qi

‫ك‬ Kāf K Ka

‫ل‬ Lām L El

‫و‬ Mīm M Em

ٌ Nūn N En

‫و‬ Waw W We

ِ Hā' H Ha

‫ء‬ Hamzah …‟… Apostrof

‫ي‬ Yā Y Ye

II. Konsonan rangkap karena tasydīd ditulis rangkap:


‫يتعبقّدٍي‬ ditulis muta„aqqidīn
‫ع ّدح‬ ditulis „iddah
III. Tā' marbūtah di akhir kata.
1. Bila dimatikan, ditulis h:
hibah ditulis ‫ه جخ‬
jizyah ditulis ‫جسيخ‬

xii
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali
dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:
‫ ا ل ل ه َعًخ‬ditulis ni'matullāh
‫انفطر ز„كبح‬ditulis zakātul-fitri

IV. Vokal pendek


َ (fathah) ditulis a contoh ‫ رة ض‬ditulis daraba

(kasrah) ditulis i contoh


‫ى ِه ف‬ ditulis fahima
َ (dammah) ditulis u ِ ‫ت ت ُك‬ ditulis kutiba
contoh
V. Vokal panjang:
1. fathah + alif, ditulis ā (garis di atas)
‫جبههيخ‬ ditulis jāhiliyyah
2. fathah + alif maqşūr, ditulis ā (garis di atas)
‫يسعي‬ ditulis yas'ā
3. kasrah + ya mati, ditulis ī (garis di atas) „‫يجيد‬
ditulis
majīd
4. dammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas)
‫فروض‬ ditulis furūd}
VI. Vokal rangkap:
1. fathah + yā mati, ditulis ai
‫ثيُكى‬ ditulis bainakum
2. fathah + wau mati, ditulis au
‫قىل‬ ditulis qaul
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan
apostrof.
‫َااتى‬ ditulis a'antum
‫اعدد‬ ditulis u'iddat
xiii
‫ شكرتى ن ٍئ‬ditulis la'in syakartum
VIII. Kata sandang Alif + Lām
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
ٌ‫انقرا‬ ditulis al-Qur'ān
‫انقيبش‬ ditulis al-Qiyās
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyah.
al-syams ditulis ‫ان ًشص‬
al-samā' ditulis ‫انسًبء‬

IX. Huruf besar


Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) diantaranya, huruf capital digunakan untuk menulis huruf
awal nama diri dan permulaan kalimat. Nama diri yang didahului oleh kata sandang,
maka yang ditulis dengan huruf kapital adalah huruf awal nama diri bukan huruf
awak kata sandangnya.
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut penulisannya
z|awi al-furūd} ditulis ‫ذوي انفروض‬
ahl al-sunnah ditulis ‫اهم انسُخ‬

xiv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ iv

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................. v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO..........................................................................................vii

HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................viii

KATA PENGANTAR.........................................................................................viiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ......................................... xi

DAFTAR ISI..........................................................................................................xv

DAFTAR TABEL.............................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Telaah Pustaka ..................................................................................... 6


xv
E. Kerangka Teoritik ................................................................................ 9

F. Metode Penelitian.......................................................................................13

G. Sistematika Pembahasan............................................................................17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Efektivitas.........................................................................................19

1. Pengertian Efektivitas..........................................................................19

2. Indikator Efektivitas.............................................................................21

B. Teori Pengawasan......................................................................................24

1. Pengertian Pengawasan.......................................................................24

2. Jenis-Jenis Pengawasan.......................................................................27

C. Pandangan Hukum Islam Tentang Peranan Lembaga Pengawasan Pasar

.............................................................................................................. 33

D. Perlindungan Konsumen............................................................................39

E. Pandangan Islam Tentang Tanggung Jawab Perlindungan

Konsumen...................................................................................................46

BAB III PELAKSANAAN PENGAWASAN BBPOM YOGYAKARTA

A. Standar Pengawasan oleh Balai Besar POM

Yogyakarta.................................................................................................50

1. Pengawasan Obat dan Makanan sebelum beredar (pre-market)..........50

xvi
2. Pengawasan Obat dan Makanan setelah beredar di Masyarakat (post-

market).................................................................................................58

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan (Bbpom)

Yogyakarta Terhadap Beredarnya Produk Makanan, Minuman, Obat-

Obatan Dan Kosmetik Di D.I Yogyakarta................................................81

1. Efektivitas............................................................................................81

a. Pencapaian Tujuan.........................................................................83

b. Integrasi 87

c. Adaptasi 91

B. Faktor penghambat Efektivitas Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat

Dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta.......................................................93

C. Tinjauan Hukum Ekonomi Islam terhadap Peran Balai Besar Pengawas

Obat Dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta..............................................96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................104

B. Saran 107

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................108

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvii
xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Wilayah

Gambar 2 :Profil Sdm Berdasarkan Unit Kerja

Gambar 3 :Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sesuai Sasaran Strategis

Gambar 4 : Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2017

Gambar 5 : Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2018

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah menghasilkan berbagai


jenis serta variasi dari barang-barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi oleh
masyarakat. Dengan perkembangan produk yang semakin luas serta dengan
adanya dukungan kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika, dimana
pergerakan arus transaksi barang dan/atau jasa yang melintasi batas-batas
wilayah suatu negara semakin luas, menyebabkan konsumen berhadapan
dengan penawaran berbagai jenis produk yang variatif, baik berupa produk
domestik maupun produk luar negeri.1

Guna mempertahankan hidup, manusia selalu berusaha untuk memenuhi


kebutuhannya, baik itu kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Untuk itu
manusia dalam posisi tunggal maupun berkelompok bersama orang lain, dalam
keadaan apapun pasti menjadi konsumen untuk suatu produk barang atau jasa
tertentu. Keadaan yang universal ini pada beberapa sisi menunjukkan
adanya berbagai kelemahan pada konsumen sehingga konsumen tidak
mempunyai kedudukan yang aman. Perubahan teknologi produksi, sistem
perdagangan internasional dan gaya hidup konsumen tersebut pada realitasnya
meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas pada kesehatan dan
keselamatan konsumen.2

1
Gunawan Widjaja&Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta:PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm.11

2
Inosentius Samsul, Perlindungan Konsumen Kemungkinan Penerapan Tanggung Jawab
Mutlak, (Jakarta:FH UI Pascasarjana, 2004), hlm. 68.

1
2

Laju pertumbuhan perusahaan makanan, minuman, obat-obatan dan


kosmetik di Indonesia ternyata telah mendorong maraknya produk makanan,
minuman, obat-obatan dan kosmetik yang mengandung zat berbahaya beredar
di masyarakat. Produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik yang
sering dikonsumsi oleh masyarakat setiap harinya tanpa disadari bahwa
produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik tersebut dapat
mengandung zat berbahaya. Produk obat yang mengandung zat berbahaya
masih dijual bebas di pasaran seperti di apotek, toko obat, pasar, maupun
swalayan membuat masyarakat resah.
Produk makanan seperti yang terdapat pada jajanan sekolah, makanan
olahan, dan makanan kemasan yang berada di pasar dan di toko-toko
tradisional tanpa kita sadari makanan tersebut dapat mengandung zat
berbahaya. Sama halnya dengan produk makanan yang berada di toko-toko
modern atau swalayan yang sering kali kita anggap bersih dalam hal
penyediaan produk makanan pun tidak luput dari ancaman bahan dan zat
tambahan berbahaya.
Untuk melakukan pengawasan terhadap produk makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik yang mengandung zat berbahaya yang beredar di
masyarakat, pemerintah membentuk Badan Pengawas makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik (BPOM). Badan Pengawas makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik (BPOM) merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) yang mempunyai tugas di bidang pengawasan makanan,
minuman, obat-obatan dan kosmetik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Badan Pengawas makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik (BPOM) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pelaksanaan pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta terhadap produk
obat makanan yang mengandung zat berbahaya yang beredar di masyarakat
sering terlambat dan masih sebatas jika ada kasus yang sedang hangat
(booming). Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan pengawasan juga
3

belum menyeluruh ke semua sarana produksi dan distribusi di seluruh wilayah


Daerah Istimewa Yogyakarta. Proses pengawasan terhadap produk makanan,
minuman, obat-obatan dan kosmetik tidak dilakukan secara ketat setiap
waktu, pengawasan hanya di intensifkan pada saat menjelang hari-hari besar
keagamaan seperti Idul Firtri dan Natal. Pengawasan produk makanan,
minuman, obat-obatan dan kosmetik yang sering terlambat dan tidak intensif
setiap waktu tersebut menyebabkan masih adanya produsen dan distributor
yang menjual produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik yang
mengandung zat berbahaya. Pengawasan produk makanan, minuman, obat-
obatan dan kosmetik yang tidak ketat dan belum menyeluruh ini juga
mengakibatkan terus maraknya produk makanan, minuman, obat-obatan dan
kosmetik yang mengandung zat berbahaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Produk-produk tersebut seperti produk makanan, minuman, obat-obatan dan
kosmetik yang tidak memenuhi syarat, produk obat tradisional mengandung
BKO (Bahan Kimia Obat), serta produk makanan mengandung bahan
berbahaya.
Lemahnya koordinasi antara Balai Besar POM dengan penegak hukum
dalam memberi sangsi hukum mengakibatkan belum tegasnya penegakan
hukum kepada produsen dan distributor yang melanggar. Ketidaktegasan
penegak hukum dalam memberi sangsi hukum ini juga mengakibatkan tidak
menimbulkan efek jera bagi pelaku pelanggar. Sering sangsi bagi produsen
dan ditributor nakal tidak sebanding dengan keuntungan finansial yang
didapat oleh pelanggar. Misalnya, sanksi denda hanya jutaan rupiah, padahal
nilai produk ilegal yang mereka jual bernilai miliaran rupiah.
Dampak buruk yang lazim terjadi, antara lain menyangkut kualitas, atau
mutu barang, informasi yang tidak jelas bahkan menyesatkan, pemalsuan dan
sebagainya.3 Oleh karena itu, peranan Badan POM sangatlah penting adanya
guna menjaga peredaran-peredaran produk yang ada di Masyarakat sehingga
masyarakat sebagai konsumen terhindar dari produk-produk yang berbahaya

3
Zumroetin K. Soesilo, Penyambung Lidah Konsumen,(Jakarta: Swadaya,1996), hlm.12.
4

bagi kesehatan serta untuk mengedukasi produsen agar lebih berhati-hati


dalam membuat sebuah produk.

Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap pengawasan makanan,


minuman, obat-obatan dan kosmetik yang mempunyai lingkup luas, kompleks,
dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Sebagai lembaga yang berwenang
melakukan pengawasan makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik, Badan
POM telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi kejahatan
kemanusiaan tersebut. Badan POM mengawasi sarana produksi dan distribusi
makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik, melakukan pembinaan sarana
yang melanggar aturan, berkoordinasi dengan aparat penegak hukum,
pemerintah daerah, dan lintas sektor lainnya. Namun hal tersebut masih belum
cukup mengurangi kejahatan di bidang makanan, minuman, obat-obatan dan
kosmetik.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia


yang mempunyai tantangan tersendiri dalam pengawasan makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik dimana masih ditemukan peredaran makanan,
minuman, obat-obatan dan kosmetik yang tidak memenuhi ketentuan (tanpa
izin edar, kemasan rusak, produk kadaluarsa, mengandung bahan berbahaya
dan penandaan tidak memenuhi syarat). Cakupan wilayah pengawasan
BBPOM di Yogyakarta adalah seluruh wilayah administrasi DIY, terdiri atas 1
kota dan 4 kabupaten, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten
Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, serta Kabupaten Sleman.

Balai Besar POM di Yogyakarta sebagai unit pelaksana teknis (UPT)


Badan POM di DIY bersama Pemerintah Daerah terus berkoordinasi dan
bersinergi melakukan penajaman kinerja untuk melayani dan melindungi
masyarakat. Badan POM mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama
melindungi masyarakat dari makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik
yang berisiko terhadap kesehatan. Karena pengawasan makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik adalah tanggung jawab kita bersama.
5

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka sudah sepantasnya konsumen


mendapatkan yang terbaik dalam hal produk-produk yang beredar seperti
makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik baik lokal maupun impor
sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi konsumen itu sendiri. Sehubungan
dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang, “Peran dan Efektivitas Pengawasan Balai
Besar makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik (BBPOM)
Terhadap Beredarnya Produk Makanan, Minuman, Obat-obatan dan
Kosmetik di Daerah Istimewa Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka dapat
dirumuskan pokok-pokok permasalahan yang akan kami teliti adalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana Efektivitas Pengawasan Balai Besar Pengawas makanan,


minuman, obat-obatan dan kosmetik (BBPOM) Terhadap Beredarnya
Produk Makanan, Minuman, Obat-Obatan dan Kosmetik Di D.I.
Yogyakarta?
2. Apa saja kendala atau hambatan dalam pelaksanaan Peran dan efektivitas
Pengawasan Balai Besar Pengawas makanan, minuman, obat-obatan dan
kosmetik (BBPOM) Terhadap Beredarnya Produk Makanan, Minuman,
Obat-Obatan dan Kosmetik di D.I. Yogyakarta
3. Bagaimana tinjauan Hukum Ekonomi Islam terhadap Peran Pengawasan
Balai Besar Pengawas makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik
(BBPOM) Terhadap Beredarnya Produk Makanan, Minuman, Obat-
Obatan dan Kosmetik di D.I. Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian
6

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahuai bagaimana peran pengawasan Balai Besar


Pengawas makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik (BBPOM)
terhadap beredarnya produk Makanan, Minuman, Obat-Obatan dan
Kosmetik di D.I. Yogyakarta
b. Untuk mengetahui efektivitas pengawasan Balai Besar Pengawas
makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik (BBPOM) terhadap
beredarnya produk Makanan, Minuman, Obat-Obatan dan Kosmetik di
D.I. Yogyakarta
c. Untuk mengetahui apa saja kendala atau hambatan dalam peran dan
efektivitas pengawasan Balai Besar Pengawas makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik (BBPOM) terhadap beredarnya produk
Makanan, Minuman, Obat-Obatan dan Kosmetik di D.I. Yogyakarta
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
informasi tentang Peran dan efektivitas Pengawasan Balai Besar
Pengawas makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik (BBPOM)
Terhadap Beredarnya Produk Makanan, Minuman, Obat-Obatan Dan
Kosmetik di D.I. Yogyakarta
2. Kegunaan Penelitian
a. Untuk menerapkan Dan mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan
di Universitas.
b. Sebagai salah satu syarat penulis untuk menyelesaikan Program Studi
satu (S1) pada Fakultas Syari’ah Dan Hukum Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

D. Telaah Pustaka

Telaah pustaka atau tinjauan pustaka ialah langkah yang meliputi indentifikasi,
lokasi dan analisis dari dokumen yang berisi informasi yang berhubungan
7

4
dengan permasalahan penelitian secara sistematis. Untuk menghindari
kesamaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang
ada sebelumnya, maka penulis akan menelaah pustaka-pustaka yang ada
relevansinya dengan permasalahan tersebut diantaranya sebagai berikut :

Darmawan Febri Padmono dalam Skripsi yang berjudul Perlindungan


Hukum Terhadap Konsumen Atas Penjaminan Mutu Makanan Yang Beredar
Di Pasaran Oleh Balai Besar Pengawas obat dan makanan Daerah Istimewa
Yogyakarta Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen”. Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam skripsi tersebut fokus kepada aspek
yuridis yaitu perlindungan hukum terhadap konsumen atas penjaminan mutu
makanan yang beredar di pasaran, berbeda dengan penelitian yang akan penulis
lakukan yaitu berkenaan dengan peran dan efektivitas pengawasan Balai Besar
Pengawas makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik (BBPOM) atas
beredarnya produk Makanan, Minuman, Obat-obatan, dan kosmetik di D.I
Yogyakarta. Dalam penelitian skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
menjamin mutu pangan di pasar yang ada di Yogyakarta. 5

Skripsi oleh Rian Yusuf, “Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta Dalam
Pengawasan Produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik Yang
Mengandung Zat Berbahaya”. Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam skripsi tersebut memeiliki

4
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. (jakarta:Erlangga,2003)
hlm 28.

5
Darmawan Febri Padmono,”Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas
Penjaminan Mutu Makanan Yang Beredar Di Pasaran Oleh Balai Besar Pengawas makanan,
minuman, obat-obatan dan kosmetik Daerah Istimewa Yogyakarta Ditinjau Dari Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”. Skripsi. Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014.
8

kesamaan dengan penelitian penulis yaitu menelaah atau menganalisis tentang


kinerja dari Balai Besar POM Yogyakarta namun perbedaan penelitian terletak
pada objek kajian yang meliputi produk Makanan, Minuman, Obat-obatan, dan
kosmetik di D.I Yogyakarta. Adapun yang menjadi indikator penelitiannya
ialah dalam segi produktivitas, responsibilitas dan responsifitas. 6

Skripsi oleh Norita Palita Silalahi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada
Tahun 2011, dengan judul Skripsi Efektifitas Pelaksanaan Pengawasan oleh
BPOM (Badan Pengawasan makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik)
atas beredarnya Obat Tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat yang
beredar di Yogyakarta. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa peranan
BPOM dalam mengawasi peredaran produk obat tradisional di Kota
Yogyakarta dapat dikatakan masih lemah. Pengawasan yang dilakukan oleh
BPOM sebulan sekali tidak berjalan efektif dikarenakan masih banyak terdapat
penjual atau perederan produk Obat Tradisonal yang mengandung Bahan Kima
Obat (BKO) dan kurangnya tindakan pencegahan serta diterapkan sanksi
hukuman yang tegas atau dengan kata lain sanksi yang diterapkan masih dinilai
ringan..7

Jurnal yang ditulis A.Triwildan ST.Fatimah, Y. Budi Sarwo dan Natasya


Yunita S. dengan judul, “Peran Balai POM Jambi Dalam Perlindungan
Konsumen Terhadap Produk Makanan Yang Mengandung Bahan Berbahaya
Yang Dapat Berakibatkan Bagi Kesehatan”. Dalam jurnal tersebut membahas
secara yuridis dan tinjauan medis berkenaan dengan produk makanan yang
mengandung bahan berbahaya. Berbeda dengan objek penelitian yang penulis

6
Rian Yusuf, “Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta Dalam Pengawasan Produk
makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik Yang Mengandung Zat Berbahaya”.Skripsi,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.2014.

7
Norita Palita Silalahi, Efektifitas Pelaksanaan Pengawasan oleh BPOM (Badan
Pengawasan makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik) atas beredarnya Obat
Tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat yang beredar di Yogyakarta, Skripsi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2011.
9

lakukan, persamaan terletak pada analisis peran Balai POM di masyarakat dan
juga tinjauan menurut undang-undang perlindungan konsumen.8 Permasalahan
yang akan dibahas adalah pertama, pengaturan Bahan Tambahan Pangan
(BTP), khususnya mengenai standar ukuran penggunaan formalin, boraks dan
rodhamin B serta sanksi terhadap pelanggaran penggunaan BTP, Kedua, peran
BPOM Jambi dalam pengawasan terhadap produk makanan yang beredar di
masyarakat.

Jurnal oleh Irna Nurhayati yang berjudul, ”Efektivitas Pengawasan Badan


Pengawas makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik Terhadap Peredaran
Produk Pangan Olahan Impor Dalam Mewujudkan Perlindungan Konsumen”.
Jurnal tersebut memiliki persamaan penelitian dalam segi efektivitas
pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan serta adanya tinjauan
perlindungan konsumen. Terdapat dua tujuan penelitian jurnal tersebut yang
pertama yaitu untuk mempertanyakan efektivitas Balai Besar POM Yogyakarta
yang kedua, menganalisis apa saja kendala yang menjadi penyebab efektivitas
pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta atas Produk Pangan Olahan Impor.9

E. Kerangka Teoritik

1. Teori Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya


keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu
terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang

8
Triwildan ST.Fatimah, dkk. “Peran Balai POM Jambi Dalam Perlindungan Konsumen
Terhadap Produk Makanan Yang Mengandung Bahan Berbahaya Yang Dapat Berakibatkan
Bagi Kesehatan”. Jurnal Hukum Kesehatan.SOEPRA.Vol. 3.No. 2.Th.2017.
9
Irna Nurhayati, ”Efektivitas Pengawasan Badan Pengawas makanan, minuman, obat-
obatan dan kosmetik Terhadap Peredaran Produk Pangan Olahan Impor Dalam Mewujudkan
Perlindungan Konsumen”, Jurnal MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 2, Juni 2009, hlm 203 -
408.
10

sesungguhnya dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view
point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat
dengan efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh Arthur G. Gedeian dkk
mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “That is, the greater the extent it
which an organization’s goals are met or surpassed, the greater its effectiveness”
(Semakin besar pencapaian tujuan-tujuan organisasi semakin besar efektivitas).10

Pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan, bahwa efektivitas merupakan usaha
pencapaian sasaran yang dikehendaki (sesuai dengan harapan) yang ditujukan
kepada orang banyak dan dapat dirasakan oleh kelompok sasaran yaitu
masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Duncan yang dikutip Richard M.
Steers mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:

a. Pencapaian Tujuan
b. Integrasi
c. Adaptasi 11

2. Teori Pengawasan

Menurut Sujamto, Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk


mengetahui atau menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas
atau kegiatan sesuai dengan semetinya atau tidak.12 Menurut Siagian, Pengawasan
adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna

10 Nasution. Sosiologi pendidikan. (Jakarta:Bumi aksara)1983. hlm..56

11 Duncan. Efektivitas Organisasi. 1985. hlm. 53

12
Ibid, hlm. 63.
11

menjamin bahwa berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.13

Hukum diciptakan untuk mengatur, agar tercipta suatu keteraturan dalam


masyarakat. Untuk itu suatu hukum akan efektif bila bekerja sesuai dengan
fungsinya. Menurut Lawrence M. Friedman, hukum berfungsi sebagai:

a. Pengawasan/pengendalian sosial (social control);


b. Penyelesaian sengketa (dispute settlement);
c. Rekayasa sosial (social engineering).14

Salah satu fungsi hukum adalah bertindak sebagai alat pengawasan atau sebagai
kontrol sosial, dimana hukum akan bertindak untuk mengontrol pola perilaku
masyarakat. Pengawasan memiliki pengertian yang luas. Secara terminologis,
istilah pengawasan disebut juga dengan istilah controlling, evaluating, appraising,
correcting maupun control. Istilah pengawasan dalam Bahasa Belanda disebut
toetsing yang berarti pengujian, sedangkan dalam kamus istilah hukum, toetsing
diartikan lebih lanjut sebagai penelitian dan penilaian apakah perbuatan ataupun
hal-hal sesuai dengan norma-norma yang lebih tinggi.15

3. Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian

hukum untuk memberi pelindungan kepada konsumen. Para konsumen

13
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2001. hlm. 258
14
Lawrence M. Friedmann, 1977, Law and Society an Introduction, Prentice Hall, New
Jersey. hlm. 11-12. Dikutip dari Ishaq, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm. 10.`
15
N.E. Algra dkk, 1983, Kamus Istilah Hukum Foekema Andreae, Binacipta,
Bandung,hlm. 571
12

merupakan golongan yang rentan dieksploitasi oleh pelaku usaha. Oleh karena itu

diperlukan seperangkat aturan hukum untuk melindungikonsumen. 16


Hukum

perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaedah-kaedah hukum

yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan

dengan barang dan/atau jasa konsumen, dalam pergaulan hidup.17

Hukum konsumen, terutama hukum perlindungan konsumen mendapat

landasan hukumnya pada Undang-undang Dasar 1945 pembukaan, Alenia ke-4

kemudian yang berbunyi :”Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu

pemerintah Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa

Indonesia.”

4. Pandangan Islam Tentang Tanggung Jawab Perlindungan Konsumen

Menurut Islam negara memiliki kewenangan untuk turut campur dalam kegiatan
ekonomi, baik untuk mengawasi kegiatan pasar maupun untuk mengatur dan
melaksanakan kegiatan ekonomi yang tidak mampu dilaksanakan oleh individu-
individu. Dasar hukum campur tangan negara dalam ekonomi Islam adalah firman
Allah SWT :18

16
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung:PT.Citra Aditya Bakti, 2005),
hlm.227.
17
Ibid, hlm.12

18
Ahmad Muhammad Al Assal & Fathi Ahmad Ab dul Karim, Sistem, Prinsip Dan
Tujuan Ekonomi Islam, Terjemahan H. Imam Saefudin, Bandung, Pustaka Setia, 1999, Hlm. 101
103
13

‫م ُنوا ا ن أ ها ا‬ ‫طيعوا آ‬ ‫سو و طيعوا ال َّل َه‬ ‫و ُأو ِلي ال‬ ‫م م‬ ‫ْن‬ ‫ف ِإ ن‬
‫َّلذي‬ ‫أ‬ ‫ل أ‬ ‫َّر‬ ِ ‫ال أ‬ ‫كم‬
‫ّي‬ ‫ر‬
‫في ت نا ع ُتم‬ ‫ي‬ ‫دو ُه‬ ‫ل‬ ‫وال َّر سول ال َّل‬ ‫ك ْن‬ ‫تؤم ُنون‬ ‫وا ْل َيوم بال َّل‬
َ ُ َ
‫َز‬ ‫ى ر‬ ‫ِه‬ ‫ُت م‬ ‫ِه‬
19
‫ن‬
‫ء‬
‫ف‬
‫ۖ خ ِر‬ ‫ر ِلك‬ ‫تأ و و حسن‬
‫ال آ‬ ‫ذ‬ ‫خ‬ ‫يل ا أ‬
‫ْي‬

Negara dalam mengatur dan mengawasi kondisi prekonomian masyarakat


melalui sebuah lembaga yang bernama “al hisbah”. Melalui lembaga al hisbah ini
negara melakukan kontrol terhadap kondisi sosial dan ekonomi secara
komperhensif atas kegiatan perdagangan dan praktik praktik ekonomi. Selain itu
lembaga al hisbah ini memiliki tugas dan kewenangan untuk mengawasi industri,
jasa profesional, standarisasi produk, memeriksa adanya indikasi penimbunan
barang, praktik riba, dan perantara (calo calo atau makelar).20

Pejabat yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas lembaga al


hisbah ini disebut muhtasib. Oleh karena itu, kewenangan mengawasi pasar
menjadi tanggung jawab muhtasib. Selain mengawasi pasar, muhtasib juga
mengawasi prilaku sosial masyarakat, bagaimana kegiatan mereka dalam
melaksanakan kewajiban agama dan bekerja untuk pemerintah. Ada beberapa
fungsi ekonomis yang menjadi kewenangan muhtasib, yaitu memenuhi dan
mencukupi kebutuhan, pengawasan terhadap industri dan produksi, pengawasan
atas jasa, pengawasan atas perdagangan, mengawasi jual beli terlarang,
mengawasi standar kehalalan, kesehatan dan kebersihan suatu komoditas,
pengaturan pasar, melakukan intervensi pasar, dan memberikan huku man
terhadap pelaku pelanggaran.21

F. Metode Penelitian

19
An Nisa’(4) : 59

20
A. A. Islahi, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah, Ter jemahan H. Anshari Thayib,
Surabaya Bina Ilmu, 1997, Hlm. 239

21
Ibid, hlm. 240 242.
14

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yakni
menggambarkan atau menjelaskan permasalahan yang ada dengan memberikan
jawaban atas permasalahan yang dikemukakan. 22 Penelitian ini memusatkan pada
permasalahan-permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan (pada saat
sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual. Maka memecahkan masalah
yang ada dilakukan dengan cara menggabarkan suatu keadaan data status
fenomena berdasarkan fakta-fakta yang ada.

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis telah menetapkan Balai Besar Pengawasan


makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik (BBPOM) di kota
Yogyakarta sebagai daerah penelitian, lokasi penelitian tersebut berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut :

Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena penulis ingin


mengetahui peran dan efektivitas pengawasan yang dilakukan Balai Besar
POM sudah berjalan efektif atau belum. Karena pada kenyataannya masih
ditemukan korban akibat produk tertentu seperti keracunan makanan, obat
palsu atau karena produk menggunakan bahan yang berbahaya. Selain itu
juga Yogyakarta merupakan daerah pariwisata yang banyak dikunjungi
orang dan banyak pendatang tinggal untuk sementara dan menetap di sana.
Hal tersebut tentunya menjadi salah satu alasan yang cukup untuk
menjadikan D.I Yogyakarta sebagai lokasi strategis untuk berbisnis.

2. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Balai Pengawas makanan, minuman,


obat-obatan dan kosmetik (Balai POM) Yogyakarta. Untuk subjek dari Balai
Besar POM sendiri penulis mengambil dari Bagian Seksi Pemeriksaan,

22
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, 2005, hlm. 27.
15

Penyidikan dan Layanan Informasi Konsumen Balai Pengawas makanan,


minuman, obat-obatan dan kosmetik Yogyakarta yaitu terdiri dari 2 orang,
kepala, dan staf yang akan diwawancarai dan dimintai data-data tertentu yang
berhubungan dengan penelitian.

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah Informasi yang diberikan langsung dari informan


melalui wawancara yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang
diteliti yaitu informasi tentang pelaksanaan pengawasan Balai Besar
Pengawasan makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik (BBPOM) di
kota Yogyakarta. Serta mengenai indikator menentukan standar
pengawasan, mengukur pelaksanaan yang telah dicapai.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen, buku, dan
catatan-catatan yang bersifat dokumentasi atas penjelasan tentang
masalah yang diteliti yang diperoleh dari kantor Balai Besar POM
Yogyakarta.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi


yang alamiah, sumber data primer dan sekunder, dan tekhnik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara, dan
dokumentasi.

a. Observasi

Margono mengemukakan bahwa dalam teknik observasi ini, peneliti

melakukan pengamatan secara langsung terhadap peranan obyek yang


16

23
diteliti. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa

pengumpulan data dengan cara mengamati langsung di lokasi

penelitian, mempelajari, mencatat data yang diperoleh, data primer

yang diperoleh dari Balai Besar POM Yogyakarta.

b. Wawancara

Wawancara ialah teknik pengumpulan data dengan mengajukan


pertanyaan langsung kepada responden berdasarkan tujuan penelitian,
guna mendapatkan data mengenai Peran dan efektivitas pengawasan
Balai Besar Pengawas makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik
(BBPOM) atas beredarnya produk Makanan, Minuman, Obat-obatan,
dan kosmetik di D.I Yogyakarta. Adapun lokasi wawancara dilakukan
di kantor Balai Besar POM Yogyakarta bersama kepala staf
pemeriksaan dan staf bidang Unit Layanan Pengaduan Konsumen.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan


dokumen. Dokemen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental yang lain. Data dokumen yang dipilih harus memiliki
24
kredibilitas yang tinggi. Melalui teknik ini peneliti berusaha untuk
memperoleh data dari hasil sumber tertulis, melalui dokumen atau
tulisan simbolik yang memiliki relevansi dengan penelitian sehingga
dapat melengkapi data yang diperoleh di lapangan.

23
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003,
hlm. 158-159.

24
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam
(Muamalah), hlm. 213.
17

Melalui tahap ini penulis mengumpulkan sejumlah catatan


peristiwa yang berlangsung pada saat penelitian dilapangan misalnya
adalah mengabdikan potret selama proses pengumpulan data, Profil
BPOM kota Palangka Raya, data produk makanan yang diuji dan
ditarik.

5. Teknik Analisa Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


menggunakan analisis kualitatif, yaitu menganalisis data yang bersifat
penjelasan dari data-data informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori
dan konsep-konsep yang mendukung pembahasan, dimana penjelasan itu
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat untuk memperoleh kesimpulan.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi dari penelitian ini, maka
penulis menyusun sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah,, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, metode penelitian, kerangka teoritik, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Terdiri dari teori efektivitas, teori pengawasan, perlindungan konsumen,


pandangan Hukum Ekonomi Islam tentang Peran lembaga pengawasan Pasar
dan Tanggung jawab Perlindungan Konsumen.

BAB III :GAMBARAN UMUM DAN PELAKSANAAN PENGAWASAN


BBPOM D.I. YOGYAKARTA
18

Bab ini mencangkup tentang hasil data penelitian. data penelitiannya meliputi
hasil dokumentasi, hasil observasi dan wawancara dengan pihak Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan BBPOM D.I. Yogyakarta.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yaitu bagaimana efektivitas Balai
Besar POM dalam mengawasi peredaran produk makanan, minuman, obat-
obatan dan kosmetik di Daerah Istimewa Yogyakarta, faktor-faktor yang
menjadi kendala dalam mengawasi peredaran produk makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik, bagaimana peran Balai Besar POM Daerah
Istimewa Yogyakarta menurut Hukum Ekonomi Islam dalam melakukan
pengawasan produk.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup, di mana pada bab ini akan dikemukakan
beberapa kesimpulan yang akan diringkas dari hasil penelitian dan
pembahasan, yang kemudian dilanjutkan dengan beberapa saran.
BAB V

PENUTUP

I. Kesimpulan

A. Efektivitas

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa efektivitas Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan

Yogyakarta terhadap beredarnya produk makanan, minuman, obat-obatan dan

kosmetik di D.I. Yogyakarta sudah cukup baik namun belum maksimal dilihat

dari indikator yang ada yakni pencapain tujuan, integritas, dan adaptasi.

Adapun indikator yang pertama yaitu pencapaian tujuan, dalam

pelaksanaan pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta terhadap beredarnya

produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik dalam praktiknya masih

belum semua memenuhi target kinerja sesuai rencana strategis tahunan. Kedua

yaitu integritas, dalam mewujudkan efektivitas pelaksanaan pengawasan Balai

Besar POM Yogyakarta kaitannya dengan sosialisasi yang dilakukan dengan

tujuan untuk menyampaikan tujuan, isi serta manfaat dari pentingnya menjaga

kesehatan sudah berjalan dengan baik namun masih belum merata di

masyarakat Desa.

Selanjutnya indikator adaptasi, adaptasi sebagai indikator maksudnya

adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk menyelaraskan suatu

104
105

individu atau kelompok terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di

lingkungannya. Balai Besar POM sudah banyak kemajuan dalam mengikuti

perubahan khususnya dalam hal pengawasan atau pelayanan secara online.

Namun disisi lain kuantitas SDM masih belum mencukupi cakupan wilayah

pengawasan.

Sebagaimana hasil penelitian, faktor-faktor penghambat dalam

pelaksanaan pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta terbagi dalam faktor

interbal dan eksternal. Faktor Internal yang menjadi kendala ialah pertama,

Sumber daya manusia tidak sebanding dengan cakupan pengawasan sarana

produksi dan distribusi. Kedua, Kompetensi dan kualitas pegawai Balai Besar

POM Yogyakarta belum merata. Sedangkan faktor eksternalnya ialah pertama,

Masih rendahnya pelaku usaha untuk memenuhi ketentuan persyaratan cara

produksi yang baik. Kedua, Rendahnya sangsi hukum kepada pelanggar hukum

tindak pidana bidang obat dan makanan.

Balai Besar POM adalah lembaga diberikan amanah oleh pemerintah

untuk melakukan pengawasan pasar. Peran lembaga ini sangat penting untuk

mejamin tidak terjadinya penyimpangan dan kecurangan-kecurangan di pasar.

Pengawasan yang dilakukan Balai Besar POM ini merupakan suatu sistem

pengawasan eksternal. Dalam Islam wewenang lembaga ini sama dengan

tugas lembaga Hisbah. hanya saja fokus pengawasan yang dilakuakan Balai
106

Besar POM lebih mengarahkan kepada kepada pengawasan terhadap standar

produk dan praktek kecurangan pelaku usaha.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

dalam melakukan pengawasan ditinjau dari sudut pandang Hukum Ekonomi

Islam Balai Besar POM Yogyakarta telah melaksanakan perannya dalam hal

melindungi setiap hak konsumen dengan tujuan untuk menciptakan

kesejahteraan masyarakat dengan melakukan tugas pemerintah di bidang

pengawasan. Melalui beberapa upaya yang dilakukan diantaranya baik di

bidang penyebaran informasi produk obat-obatan, menegaskan peraturan

tentang cara pembuatan obat yang baik, memusnahkan produk ilegal,

menangani kasus-kasus penyelewengan, penipuan, pemalsuan produk,

penjualan obat kadarluwarsa, penjual produk yang diharamkan, memberikan

peningkatan pelayanan pengaduan konsumen, dan berbagai tindakan lainya

demi menjaga kemaslahatan di bidang penegakan hukum dalam prinsip

ekonomi islam.

II. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan

produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik yang beredar di

Yogyakarta. Dengan demikian saran yang diberikan meliputi beberapa hal

berikut ini:
107

A. Kepada Balai Besar POM Yogyakarta sebaiknya selalu meningkatkan

kinerjanya untuk menjadi lebih baik dengan meningkatkan kompetensi

pegawai sesuai bidang masing-masing guna mencapai kinerja yang lebih

efektif dan efisien.

B. Kepada Pemerintah, diharapkan selalu mendukung atau mendorong lembaga-

lembaga terkait dan pemerintah daerah untuk mewujudkan koordinasi yang

kuat sebagai langkah menuju bangsa yang sehat dan berdaya saing.

C. Kepada Masyarakat sebagai produsen, distributor dan konsumen untuk tidak

menjadi masyarakat yang pasif atau abai terhadap segala tindakan yang tidak

baik dan benar menurut aturan yang berlaku. Melainkan ikut serta

mensukseskan kinerja Balai Besar POM untuk menjaga kesehatan masyarakat

dari produk-produk berbahaya dan menciptakan masyarakat berkualitas yang

memiliki daya saing.


DAFTAR PUSTAKA

A. AL-Qur’an

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV


Penerbit Diponegoro, 2013).

B. Peraturan Perundang-Undangan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen.

C. Buku

Abdul Halim Barkatullah, Hukum Perlindungan Konsumen Kajian Teoritis dan


Perkembangan Pemikiran, Cet. Ke-1, Banjarmasin:FH Unlam Press, 2008
Agung Kurniawan, Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta: Pembaruan, 2005.

Ahmad Muhammad Al Assal & Fathi Ahmad Ab dul Karim, Sistem, Prinsip Dan
Tujuan Ekonomi Islam, Terjemahan H. Imam Saefudin, Bandung, Pustaka
Setia, 1999.
Akhmad Mujahidin, Aktualisasi Hukum Islam Tekstual dan Kontekstual,
(Riau:Progaram Pascasarjana UIN Suska, 2008..
Akhmad Mujahidin, Wewenang Lembaga Hisbah dalam Perdagangan,
(Pekanbaru:Suska Press, 2007).
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam
(Muamalah).

C.S.T, Kansil dan Christine S.T. Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia edisi revisi
cetakan kedua. Bumi Aksara, Jakarta, 2005

Davud Berry,Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi Jakarta: Rajawali,1981.

105
106

Faisal Badroen, Etika bisnis Dalam Islam, Jakarta, Kencana, 2007.


Friedmann M. Lawrence, 1977, Law and Society an Introduction, Prentice Hall, New
Jersey. Dikutip dari Ishaq, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika,
Jakarta.
Gunawan Widjaja&Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,
Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Harbani Pasolong, Teori Administrasi Publik, Bandung : Alfabeta, 2007.

Hasan Aedy, Indahnya Ekonomi Islam,Bandung: Alfabeta, Cet ke-I.2007.

Indra Bastian, Akuntansi Kesehatan, Jakarta:Erlangga, 2008.

Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2008.

Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja, Jakarta : VIV
Press.

Jusmaliani, Bisnis Berbasis syari’ah, Jakarta:Bumi Aksara, 2008

JJ.H. Bruggink, Refleksi Tentang Hukum, alih Bahasa Arief Sidharta, PT. Citra
Aditya, Bandung, 1996.

Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, Bandung:PT.Erlangga, 2012.

Martani dan Lubis, Teori Organisasi, Bandung : Ghalia Indonesia, 1987.

Robert J. Mockler,The Management Control Proces. Dikutip dari T. Hani Handoko,


Managemen, BPFE,Yogyakarta.1991.

Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Cet. Ke-7, Bogor,2011.

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, jakarta:Erlangga, 2003.

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung:PT.Citra Aditya Bakti, 2005.

Nasution. Sosiologi pendidikan,Jakarta:Bumi aksara,1983.

N.E. Algra dkk, 1983, Kamus Istilah Hukum Foekema Andreae, Binacipta,
Bandung,hlm. 571
107

Paulus Effendi Lotulung, Beberapa Sistem Tentang Kontrol Segi Hukum Terhadap
Pemerintah, Bhuana Pancakarsa, Jakarta, 1986.

Richard H. Hall, Implementasi Manajemen Stratejik Kebijakan dan Proses,


terjemahan Nganam Maksensius, (Yogyakarta : Amara Books, 2006).

Samsul Inosentius, Perlindungan Konsumen Kemungkinan Penerapan Tanggung


Jawab Mutlak, (Jakarta:FH UI Pascasarjana, 2004).
Saiful Anwar., Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, Glora Madani Press, 2004.

Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara,


2001

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , cet.7 Jakarta: Rajawali,1986.

Soesilo Zumroetin K. Penyambung Lidah Konsumen, Jakarta:Swadaya, 1996.

Sujamto, Aspek-Aspek Pengawasan di Indonesia Sinar Grafika, Jakarta1989.

Tanto Lailam, Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara, Prudent Media,


Yogyakarta, 2012.

Veithzal Rivai, Islamic Economics, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

D. Jurnal Dan Skripsi

Darmawan Febri Padmono,"Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas


Penjaminan Mutu Makanan Yang Beredar Di Pasaran Oleh Balai Besar
Pengawas Obat Dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta Ditinjau Dari
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen"
Skripsi Fakultas Syari'ah dan HukumUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta (2014)

Irrna Nurhayati, "Efektivitas Pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan


Terhadap Peredaran Produk Pangan Olahan Impor dalam Mewujudkan
Perlindungan Konsumen", Jurnal MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 2,
Juni (2009)
108

Palita, Novita Silalahi. (2011), “Efektifitas Pelaksanaan Pengawasan Oleh Bpom


(BadanPengawasan Obat Dan Makanan) Atas Beredarnya Obat Tradisional
Yang Mengandung Bahan Kimia Obat Yang Beredar Di Yogyakarta”, Jurnal
Ilmu Hukum Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Rian Yusuf, "Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta Dalam Pengawasan Produk
Obat Dan Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya" Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. (2014)

Triwildan ST.Fatimah, dkk. "Peran Balai POM Jambi Dalam Perlindungan


Konsumen Terhadap Produk Makanan Yang Mengandung Bahan Berbahaya
Yang Dapat Berakibatkan Bagi Kesehatan". Jurnal Hukum
Kesehatan.SOEPRA.Vol. 3.No. 2, (2017).

E. Laporan

Lapooran Tahunan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) D.I.
Yogyakarta tahun 2017.

Laporan Tahunan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) D.I
Yogyakarta tahun 2018.

Rencana Aksi Dacrah Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019, (pemda DIY).

Rencana Strategis Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) D.I.
Yogyakarta tahun 2014-2019.

Report to The Nation Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nasional 2017.

F. Data Elektronik

Bpom temukan 20 jenis makanan, https://kumparan.com/tugujogja/bpom-temukan-


20-jenis-makananmengandung-bahan-berbahaya. akses13 Mei 2018

http:/ljogja.tribunnews.com/2018/07/23/tribun-jogia-tv-kosmetik-ilegal-beredar-di-
yogyakarta akses 25 Juli 2018. Akses tanggal 25 Mei 2018

https:/gudeg.net/read/8112/awas-obat-palsu-beredar-di-jogja.html.akses pada 13 Mei


2018
TERJEMAHAN AL-QUR’AN

Hal Nomor footnote Ayat al-Qur’an dan Hadits Terjemahan Ayat


.

85 7 Q.s. Al-Maidah (5):8 ........berlaku adillah, Karena


adil itu lebih dekat kepada
takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.

86 9 Q.s, Al-Imran (3):104 Dan hendaklah ada di antara


kamu segolongan umat yang
menyerukepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang
munkar,merekalah orang-orang
yang beruntung.

89 11 Q.s Al-Anfaal:27 Hai orang-orang yang beriman,


janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad)
dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu Mengetahui.

13 19 Q.S An Nisa’ : 59 “Hai orang orang yang


beriman, taati lah Allah dan
taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang ses uatu,
Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar
benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik
akibatnya”.

I
Pedoman Wawancara

1. Apakah tujuan yang ingin di capai oleh Balai Besar POM Yogyakarta

terkait pengawasan produk makanan, minuman, obat-obatan dan

kosmetik ?

2. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Balai Besar POM Yogyakarta

dalam pengawasan produk makanan, minuman, obat-obatan dan

kosmetik ?

3. Apakah upaya tersebut dapat terealisasi dengan baik ?

4. Apakah upaya tersebut telah mendukung dalam pencapaian tujuan

yang diharapakan ?

5. Seberapa jauh target dari Balai Besar POM Yogyakarta dalam

pengawasan produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik ?

6. Upaya apa yang dilakukan Balai Besar POM Yogyakarta agar sesuai

dengan target yang diharapkan ?

7. Faktor-faktor apa yang menghambat Balai Besar POM Yogyakarta

dalam pengawasan produk makanan, minuman, obat-obatan dan

kosmetik ?

II
CURRICULUM VITAE
I. Data Pribadi

Nama Lengkap : Muhammad Iqbal


Tempat, Tanggal Lahir : Lamongan, 23 April 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Ds. Keben, Kec. Turi, Kab. Lamongan
Nama Orang Tua : 1. Fauzi
2. Rohmi
Alamat Email : Iqbal.rohfau@gmail.com

II. Riwayat Pendidikan

TK Al-Jinan, Keben Turi, Lamongan 2001-2002


MIAs-Syafi’iyah, Keben Turi, Lamongan 2002-2008
SMP Negeri 2 Paciran, Lamongan 2008-2011
MAN 1 Lamongan 2011-2014
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2014-2019

Yogyakarta, 30 Juli 2018

Muhammad iqbal
NIM :14380016

III

Anda mungkin juga menyukai