Anda di halaman 1dari 12

Reciew Materi Perencanaan Tambang Terbuka

Pertemuan Ke 5

Jadi ketika ada material yang tidak berharga atau nilai nya tidak masuk ke dalam kriteria mineral
berharga ataupun diluar dari material yang akan kita tambang nah itu dimasukan ke dalam waste waste
itu adalah yang tidak akan kita usahakan atau tidak akan kita jual yah ataupun tidak ada nilai nya untuk
penambangan tersebut nah kemudian kata” overburden itu menunjukan OB itu sebenarnya waste juga
yah di material yang tidak kita jual tapi harus kita tambang yah karena kita mau mengambil yang ada di
bawah nya di bijih juga bisa disebut OB kalau memang ada pembatas yang jelas antara bagian atas dan
bagian bawah sebenarnya OB kalau dari segi Bahasa kan bisa dibilang tanah penutup lebih sering
digunakan untuk tambang batubara tapi bukan hanya batubara tapi semua endapan misalnya batuan
sedimen yang berharga yang diusahakan untuk ditambang ketika diatas nya ada material yang tidak kita
gunakan yang butuh kita tempatkan di suatu lokasi untuk mengambil material yang berharga di dalam
nya itu dikatakan dengan OB nah kenapa di bijih penyebutan nya lebih ke waste karena kalau kita sebut
dengan overburden sepertinya kurang mungkin ada bagian yang bisa kita sebut dengan OB tapi karena
bijih itu umumnya karena dia itu suatu endapan yah batuan yang mungkin pemisah nya itu tidak terlalu
jelas tidak terlalu kentara berbeda dengan batubara yang kelihatan antara satu lapisan dengan lapisan
batuabara nya itu pasti dia berbeda dan pengambilan nya juga dengan kasat mata dengan si operator
misalnya menggali bisa dipisahkan tapi kalau yang namanya bijih misalnya karena yang kita tambang itu
batu yang kita tau dia berharga atau tidak itu dilihat dari kadar nya kadang pembatas nya juga dia tidak
jelas ada sebagian yang ada sebagian yang bisa masuk ke highgrade yang bisa kita usahakan untuk di jual
istilah nya dan juga ada bagian yang lowgrade yang secara kadar dia tidak memenuhi kriteria tersebut
sehingga kita simpan dia yah atau kita letakkan di suatu lokasi itu bisa di sebut dengan waste nah lokasi
nya adalah waste dump atau yah banyak penyebutan lain intinya untuk menempatkan si material yang
tidak kita usahakan ini tidak kita olah tidak kita jual tapi bisa saja nanti apakah kita kembalikan ke
tambang nya atau di lokasi tersebut akan kita reklamasi misalnya ditanami tumbuhan dibuat jadi hutan
segala macem

Jangan lupa ketika kita membuat waste dump atau dumping area itu umumnya secara luasan dia akan
lebih besar dibandingkan dengan luas pit kita karena dari segi material nya dia ada swelling factor
pengembangan kemudian yah kita tidak bisa juga menumpuk material itu yang sangat tinggi yang yang
tinggi nya mungkin sama dengan kedalaman pit nah itu tidak tidak bisa karena alasan keamanan juga
geoteknik nya

Untuk hari ini pembahasan kita adalah mengenai jenis-jenis waste dump yah tipe” nya apa” saja yang
umum didesain kemudian di buat, ada beberapa jenis dump yang umum yang pertama jenis nya adalah
valley fill atau crest dumps nah ini untuk dumping area yang kondisi nya itu kita tempatkan didaerah
yang topografi nya curam atau kita letakkan di lereng ini umumnya dumping area nya itu itu kita mulai
dari puncak elevasi puncak nya jadi tidak dimulai dari bawah kemudian di buang atau diletakan sampai
dia kebawah sampai elevasi terendah sampai ke lembah nya nah makanya sering digunakan untuk
daerah-daerah yang topografi nya memang curam memang gak ada daerah yang datar disitu sangat sulit
menemukan daerah yang datar kemudian kita bisa mengisi lembahan makanya dikatakan dengan valley
fill intinya itu kita mengisi suatu lembahan jadi ada daerah lebih rendah dianatara pegunungan misalnya
nah itu kita tempatkan waste kita di lokasi tersebut yah tentu saja dengan desain yang sedemikian rupa
yahh nah itu dikatakan dengan valley fill atau bisa juga disebut dengan crest dump nah dia kemudian di
usahakan di bangun pada angle of repose nya jadi pada sudut terendah nya yang dia masih aman jadi
kalau di pit itu ada istilah nya slope angle tapi kalau pada dumping area kita sering sebut dengan angle
of repose nah kenapa alasan nya seperti itu pertama kalau kita mau membuat dumping area yang
istilahnya bertahap keatas kearah atas nah itu tentu saja costnya akan lebih mahal karena topografi nya
dia tidak datar kemudian kita mulai lagi dari bawah kalau kondisi nya seperti itu yah kalau kita
membangun teras istilahnya itu kan dimulai dari bawah pada kaki nya toe nya kemudian naik keatas nah
ini karena topografi nya curam tentu saja ini kan kita harus mencari daerah yang bawah dulu ini akan
membuat pengangkutan lebih jauh lagi oleh karena itu akan lebih ekonomis jika kita membangun nya
dengan tipe valley fill ini atau crest dumps

Kemudian yang kedua nah ini yang paling umum itu jenis dump nya adalah terraced dump atau heap
nah ini seperti kita menumpuk material yah menumpuk material dari bawah keatas

kalau gambar nya dari segi desain nah mungkin kalau saya bias tunjukan yang seperti warna emas ini
warna kuning kemudian warna biru nah ini yang bisa katakan sebagai terraced dump atau heap dump
nah kita bangun dari bawah kemudian ditumpuk-tumpuk keatas sama seperti kita menumpuk material
di stokphile misalnya yang dia tentu saja dengan angle of repost tertentu yahh nah kalau valley fill
sebenarnya dia dumping areanya itu dari atas biasanya jadi kita mengisi suatu lembahan jadi kita
mengisi ke bwah ditumpahkan material nya ke bawah sampe dia membentuk elevasi tertentu mungkin
yang seperti inilahh ini awalnya lembah kemudian diisi dengan material hasil tambang yah ini dikatakan
dengan valley fill kalau yang wara gold ini dikatakan dengan heap atau terrace dump

nah bukan berarti di satu pit atau satu tambang itu kita hanya menggunakan salah satu jenis sangat
tergantung dari lokasi nya seperti apa kemudian yah topografi nya seperti apa dan berapa kebutuhan
kita menempatkan material waste nya karena semakin besar waste material yang kita miliki tentu saja
perencanaan kita tentang penempatan atau lokasi nya itu akan semakin kompleks bisa saja lebih dari 2
yah lokasi –lokasi waste dump nya

oke kembali lagi kesini waste yang kedua itu adalah terrace dump atau heap dump nah ini yang metode
nya itu dibangunnya itu keatas yah dari bawah kita tumpuk material ke atas biasanya atau umumnya jika
kita temukan lokasi dengan topografi yang tidak begitu curam jadi daerah nya datar kalau daerah nya
datar kan itu akan lebih memudahkan untuk kita bangun terrace dump ini atau heap nah ini dibangun
nya dimulai dari bawah kemudian naik ke atas dengan ketinggian kita katakan sebagai lift yahh biasanya
jadi kalau di open pit itu kita katakana sebagai jenjang atau open pit kalau di waste dump itu kita bilang
dengan lift jadi satu lift itu satu level lah satu tingkatan nah itu ketinggian nya sebenarnya sangat
tergantung dari material nya seperti apa kemudian pengujian kekuatan material kelekatan material nya
tapi biasanya sekitar 20-40 meter per 1 lift nya atau 1 level nya
nah yang selanjutnya itu ada tipe” cross valley fil kemudian side hill fill dan juga ada ridge crest fill nah
ini sebenarnya mirip” saja dengan yang valley fill yahh tapi tergantung juga bagaimana kita
menempatkan nya

sehingga kalau dari segi gambar jenis-jenis itu bisa kita lihat seperti ini yahh jadi kalau valley fill intinya
kita mengisi valley atau lembahan nya dimulai dari ujung nya sampai ke batas mana dia berakhir kalau
yang dikatakan dengan cross valley fill itu kita mulai di pertengahan lembah artinya kita membuat
seperti bendungan yah cross jadi kita mengcross yah membuat suatu seperti yah menutup I valley nya
menutup jalan si lembah nya kita buat crossing kemudian nanti baru diisi ke kanan dan ke kiri nya itu
dinamakan dengan cross valley fill tapi intinya ini yang valley fill cross valey fill kemudian side hil fill,
ridge crest fill nah itu semua untuk daerah dengan topografi yang lumayan curam bukan daerah yang
datar, kalau side hill bagaimana kalau side hill itu kita bangun dari samping kalau bentukan lembahnya
seperti ini agak memanjang nah kita mulai di bagian salah satu side nya bagian nya nah itu dikatakan
dengan side hil fill jadi kita felling nya dari bagian samping sampai akan memenuhi lembah tersebut
kalau ridge itu dia di bagian tebing lah istilahnya kita bilang di bagian tebing nya yang bisa kita buat yah
kita seperti membuat suatu bukit lagi gitu yah mirip seperti terrace dump atau hit dump tapi kita
membuatnya di daerah yang curam jadi di bagian-bagian tebing nya itu kita bisa letakan tentu saja ini
dengan pertimbangan yang sangat matang yah bagaimana dia bisa stabil jadi kita tetap membuang ke
bawah bagian valley nya tapi kita juga membuat suatu tinggian yah di batasan tebing tersebut nah
kemudian berikut nya adalah heap fill atau terrace fill itu yang standard seperti kita menumpuk material
seperti misalnya waktu kecil kalian masih suka main pasir memindahkan dari lokasi 1 ke yang lain nah itu
kan kita membuat tumpukan tumpukan nah tumpukan tersebut kalau kita buat setinggi mungkin dan
kemudian kita gerakan sedikit atau kena air sedikit dia pasti akan runtuh kan akan jatuh ke bawah
misalnya pasirnya nah oleh karena itu kita harus membuat teras” sama seperti kita membuat pit
membuat pit kan juga dengan teras” nah ini ketika kita membuat suatu tumpukan material supaya dia
lebih stabil pada angle of repost tertentu kita membuat teras” kalaupun nanti ada desain jalan nya juga
nah itu tentu saja guna nya adalah supaya dia lebih stabil kemudian jika ada longsoran mungkin akan
banyak yang tertahan sebelum jatuh ke sampai bawah

nah selanjutnya bagaimana kriteria memilih lokasi penempatan waste dump nah yang pertama kita
harus sadari kalau si waste dump ini itu kan tempat kita meletakan material yang kita ambil dari pit dari
lubang jadi yang harus kita perhatikan adalah lokasi nya dan ukuran pit sebagai fungsi waktu nah artinya
kita mendesain nya tentu saja dari akhir nya ketika ultimate pit limit nya dimana jangan sampe kita
mendesain atau meletakan waste dump itu di lokasi yang nantinya masih menjadi lokasi kita
menambang oleh karena itu harus diingat fungsi waktu nya seperti apa yah tentu saja ketika kita
merencanakan tambang yang kita desain adalah akhirnya kan sampai seluas apa nhi si tambang kita ini
akan berakhir ada kondisi saat dia di hitung kemudian tentu saja jangan sampai penempatan waste kita
itu di lokasi yang kemungkinan besar di lokasi yang di bawah nya itu masih ada sumberdaya mineral nya
karena walaupun pada saat dihitung itu dia di anggap tidak bisa ditambang mana tau suatu saat nanti itu
masih bisa ditambang oleh karena itu kita hindari daerah yang dibawah nya itu masih ada kemungkinan
mineral – mineral yang masih bisa diusahakan kemudian yang kedua adalah topografi nya pemilihan
berdasarkan topografi juga yah seperti yang tadi sudah dikatakan kan karena topografi bisa
mempengaruhi penempatan waste dump nya apakah nanti dia masuk ke valley fill yang mau kita buat
adalah yang seaman mungkin kemudian yang ketiga volume waste sebagai fungsi waktu dan sumber
nah jadi ketika kita mendesain lebih dari 1 lokasi waste dump nah kita harus bisa memperkirakan
dimana-mana saja nhi tahapan misalnya kita bicara pushback yah kita membagi si pit kita itu ke dalam
beberapa pushback apakah perencanaan waste dump itu sesuai dengan pushback misalnya di pushback
pertama pertama penempatan nya di sini pushback ke dua itu apakah perluasan dari lokasi awal tadi
atau ada lokasi lain yang akan kita tempatkan pushback selanjutnya kemudian dimana gitu jadi ada
fungsi waktu dan sumber material yang paling penting adalah sebisa mungkin kita mendesain lokasi
waste dump ini dekat dengan pit nya sejauh dia masih aman kenapa karena nanti ada hitungan cost
karena membuang material saja kita sudah mengeluarkan cost yang begitu besar misalnya bayangkan
kalau lokasi nya sangat jauh si dump truck itu kan dia butuh waktu yahh waktu untuk mendapat kan
material dari pit kemudian membuang nya di waste dump semakin jauh lokasi nya semakin banyak biaya
yang di keluarkan untuk bahan bakar untuk waktu nya yah cycle time nya akan lebih panjang nah jadi
semua itu harus diperhatikan kemudian berikut nya adalah batas COW (contrack of work) atau di
Indonesia biasa dibilang dengan IUP nah biasanya dari segi ijin itu kita diberikan waste dump kita itu
tidak boleh di luar dari IUP sepengetahun saya seperti itu jadi batas IUP dimana sebisa mungkin
penempatan waste dump nya atau di batubara overburdennya itu tentu saja harus masih di dalam IUP
kita, kemudian yang harus diperhatikan adalah persyratan reklamasi nah ini nanti berhubungan dengan
di daerah mana nanti kita tempatkan misalnya kalau valley fill tidak semuanya juga bisa kita tempatkan
walaupun dia misalnya lokasi nya itu lembah nah bukan berarti seluruh model lembah itu bisa kita
tempatkan karea ada pertimbangan lain misalnya untuk air apalagi kalau waste dump kita itu masih
mengandung material yang kalau terekspos dengan udara dia akan membuat pencemaran yah apakah
air asam tambang dan lain sebagainya kalau dia masih masuk ke dalam jalur penirisan misalnya nah itu
kan akan berbahaya oleh karena itu harus di pertimbangkan juga hal-hal seperti itu jadi jalur penirisan
nya kemudian persyaratan reklamasi yang baik yah berapa sudut nya nah itu merupakan salah satu
factor dalam kita menentukan lokasi kemudian kondisi fondasi nya nah ini penting juga karena yah sama
seperti di pit kita juga membuat atau mendesain suatu waste dump itu harus memperhatikan Fk nya
Faktor Keamanan nya atau Fos nya yah Faktor Of Safety nya jadi jangan sampai terjadi longsoran
disebabkan salah satunya fondasi nya juga penting ketika kia meletakkan salah satu nya fondasi juga
ketika kita meletakan tumpukan material di daerah yang bagian bawah nya itu atau fondasi nya itu tidak
stabil atau atau materialnya gampang terlikuifaksi nah ini akan berbahaya juga jadi intinya kondisi
pondasi ini juga penting sebisa mungkin di daerah yang dia batuan nya keras kemudian stabil sehingga
longsoran ketika kita menempatkan material, nah kemudian factor peralatan juga memegang peranan
penting kemampuan si alat untuk membawa material menempatkan material kemudian melakukan
kompaksi misalnya waste dump nya nah ini juga menjadi factor” dalam pemilihan lokasi nah ketika kita
membuat rancangan detail dari waste dump nah itu umumnya kita bisa usulkan beberapa lokasi jadi
tidak hanya satu yah kemudian kita lihat pro kons nya atau kita hitung yang mana yang paling safe
misalnya nah itu nanti mungkin di desain awal kalau menggunakan software yah kita hanya sebatas
memperkirakan lokasi” ini kemudian bisa saja nanti ada hitungan nya masalah kekuatan lereng nya
sudut nya angle of ripost yah kemudian masalah air kayak yang ada disitu itu semua nanti di
pertimbangkan termasuk secara ekonomi nya kalau dari tadi saya bilang dia terlalu jauh tentu saja cost
yang dikeluarkan untuk membawa material itu akan semakin membengkak sehingga bisa meminimalkan
keuntungan
oke ini misalnya contoh lain dari desain suatu waste dump ini misalnya adalah open pit nya kemudian
peletakan ini untuk daerah yang lumayan datar yah peletakan waste dump nya misalnya bisa lebih dekat
dengan si pit tentu saja pit ini adalah batasan akhir yah ultimate pit jadi kalau kita sudah putuskan
ultimate pit nya disini yang kemungkinan besar dia tidak akan berubah lagi kea rah kanan dan kirinya
nah kita bisa tempatkan waste dump nya langsung di sebelah nya ini juga memudahkan hauling nya dan
tenti saja cost yang dikeluarkan tidak terlalu besar, nah ini contoh salah satu tambang yah bagaiamna
merencanakan waste dump kemudian stockpile jadi Ini ada heap nya atau stockpile jadi material yang
berharga nya sebelum masuk ke pabrik tentu di letakan dulu nah ini kadang menjadi pertimbangan juga
jadi nanti dalam kalau kita nanti melakukan scheduling dalam tambang factor-faktor ini nanti akan
berpengaruh juga yah bukan hanya pengaruh pengaruh kita menambang isinya tapi bagaimana
meletakan si isi nya itu akan berpengaruh juga karena nanti ada hubungan nya dengan cycle time alat
dan itu ada hitungan” ekonomis nya juga sebenarnya banyak factor yang di pertimbangkan, jadi kita
harus bisa mendesain sebaik mungkin dimana kita menempatkan material misalnya kita bagi lagi kriteria
nya ada memang highgrade yang bisa langsung masuk ke pabrik ada yang middle grade misalnya yang
pada saat itu belum ekonomis atau masih di bawa COG tapi kita tambang dan kita bisa pisahkan dia nah
itu kita bisa di salah satu stockpile nya walaupun belum ditambang pada saat itu ataupun bisa jadi nanti
mixing yah kalau untuk misalnya material” lain seperti batu gamping misalnya yang kadarnya dia
berbeda lowgrade dan highgrade tapi kebutuhan pabrik nya ada pada tengah” nya artinya kita tidak
bicara cut off grade nya nah itu kita bisa blending kalau istilah pengolahan nya itu yah kita blending
kalau istilah pengolahan nya itu kita blend dari kadar tinggi dengan kadar rendah sehingga mendapatkan
kadar yang sesuai dengan kebutuhan pabrik jadi tidak perlu langsung yang tinggi nya langsung yang
dibawa bisa jadi kita mixing dulu nanti baru dari plant area sisanya itu dinamakan dengan tailings jadi
kan ketika material highgrade itu kita olah kan tidak semua nya juga jadi misalnya kalau kita ngomong di
bijih ada emas, ada tembaga, perak, kan dari sekian ton batuan itu kan hanya beberapa persen aja yang
jadi barang berharga nya sisanya tentu jadi waste lagi nah itu yang dinamakan tailing yah kalau di
tambang jadi kita mendesain juga tailing pond nya nah ada tambang-tambang yang si tailing nya ini akan
dikembalikan lagi ke pit nya setelah pit nya selesai jadi di backfilling istiliah nya yang sudah misalnya ada
beberapa pit yah pit satu sudah selesai dia dipindahkan tailing nya dimasukan lagi ke pit yang 1 mereka
beranjak ke pit yang ke dua antara tailing atau waste dump nya bisa dimasukan kembali tergantung
rencana nya

Nah kemudian parameter untuk merancang waste dump jadi ada beberapa parameter yang harus
diperhatikan ketika kita akan merancang suatu waste dump yang pertama yang tadi juga sudah saya
sebutkan yaitu angle of repose angle of repose ini yah bisa kita bilang seperti overall slope angle nya
lahh kalau di pit itu kita bilang nya overall slope angle sedangkan di dump kita sebut dengan angle of
repose jadi sudut terendah yang dia masih dianggap aman yah memenuhi factor of safety nya ketika kita
membuat suatu tumpukan material nah itu ada angle of repose nya disudut mana dia masih aman tapi
kalau sudut nya sudah lebih dari situ itu sudah dianggap dia tidak aman lagi gampang longsor misalnya
nah untuk batuan kering yah tapi ini sangat tergantung dari studi nya dulu yah jadi tidak bisa langsung
kita sebutkan dia 30% atau 45% misalnya tergantung dari material disitu apa kemudian berapa
perbandingan vertical dan horizontal nya yang dia bisa dianggap aman misalnya nah kalau ini secara
perkiraan aja bisa contoh nya untuk batuan yang kering itu angle of repose nya sekitar 34-37 derajat nah
tapi nanti dipengaruhi lagi dengan setinggi apa dump nya kemudian batuan nya seberbeda apa bentuk
nya kalau batu pasir yang gampang di compare atau dipadatkan akan lebih memudahkan tapi untuk
bongkahan batuan yang besar yang dia tidak gampang dipadatkan tentu saja itu akan kemungkinan
losses nya atau longsor nya itu akan semakin besar jadi si sudut nya akan terpengaruh itu juga kemudian
yang kedua factor yang kedua atau parameter kedua adalah swelling factor atau parameter
pengembangan nah umumnya ketika kita mendesain itu kita perhatikan atau kita masukan nilai” si
swelling factor ini jadi berapa persen swelling itu pengembangan yah pengembangan material karena
material yang kita tambang in situ istilahnya itu bisa berupa batuan yang keras tapi ketika dia di
tambang baik dengan metode peledakan misalnya yah atau penggaruan nah itu si batuan yang padat
dan keras tadi itu kan sudah hancur misalnya itu membuat secara volume dia akan bertambah karena
dia sudah berai nah itu yang dikatakan sebagai swelling factor jadi dia ada mengembang seperti
mengembang material nya yah secara volume walaupun mungkin tidak secara tonase nya nah itu sangat
tergantung dari jenis material nya untuk batuan-batuan beku misalnya itu factor atau swelling factornya
kisarnya 30 sampai 45% yah artinya satu meter kubik batuan insitu itu bisa berkembang sampai 1,3 –
1,45 meter kubik yang mengembang menjadi material loose sehingga ketika kita mendesain suatu lokasi
waste dump yah kita harus perhatikan swelling factor nya jadi bisa saja swelling factor nya jadi bisa sjaa
volume nya itu kita buat lebih besar misalnya oh mill lebih besar walaupun nanti ada factor lain yang kita
masukan misalnya kompaksi nya jadi walaupun ada swelling tapi tetap saja ketika di tempatkan di waste
dump itu umumnya kita lakukan kompaksi lagi jadi pemadatan lagi supaya dia bisa tetap stabil itu bisa
dari 5-15% dia pasti tidak akan mungkin kembali seperti awal seperti batuan insitu nya yahh tapi kita
bisa padatkan sampai 15%

Kemudian yang ketiga atau parameter ketiga adalah tinggi lift dan jarak setback nya ini seperti lebar
jenjang dan tinggi jenjang kalau kita di pit nah kalau di dump itu kita istilah kan dengan tinggi lift dengan
jarak setback berapa jarak dia mundur ke belakang nah tapi ini untuk kondisi yang dia teras dump yah
atua heap dump jadi kia bangun dia keatas jadi jenjang” nya bisa 15-40 meter nah untuk persyaratan
reklamasi umumnya kita menggunakan perbandingan 2:1 2 horizontal 1 vertikal atau 2,5 : 1 tapi harus
dilihat juga apakah si sudut ini dia masih memungkinkan secara factor keselamatan nya oke kemudian
parameter rancangan parameter lain nya adalah jarak dari pit limit nah ini maksudnya jarak si dumping
area nya dengan batas akhir pit kita

Misalnya di gambar tadi dimana overall atau ultimate pit nya kemudian seberapa jauh jarak nya antara si
ultimate pit ini batas terluar dari pit nya terhadap batas akhir dari waste dump nya nah ini yang disebut
dengan jarak dari pit limit

Nah jarak minimum itu umumnya adalah antara si pit dengan si waste dump itu harus muat 1 jalan
angkut jadi misalnya jalan angkut kita 30 meter atau 20 meter yahh berarti minimal yah 20 meter itu jadi
ada pembatas antara si waste dump dengan ultimate pit atau batas akhir pit kita yah minimal ada satu
jalan yang bisa diletakan disitu nah tapi tentu saja harus memperhatikan juga kestabilan tanah nya yah
bukan berarti walaupun batas nya itu bisa sedekat itu tapi kita harus memperhatikan beban yang
ditempatkan disitu karena kalau yahh sangat dekat dengan pit tentu saja kestabilan bukan hanya
kestabilan si waste dump nya yah tapi akan menyebabkan kestabilan lereng nya juga akan berpengaruh
misalnya kalau kita gambar

Penjelasan ilustrasi gambar dari Pak Haqul :


Misalnya kalau kita gambar ini ada sebuah pit ini kemudian disampingnya yah ada topografi seperti ini
nah ini adalah batas akhir dari pit kita atau ultimate pit kita kemudian kita menempatkan si waste dump
nya pas di dekat si pit nya ini kita menempatkan material waste dump nah yang diperhatikan bukan saja
kestabilan si waste dump nya supaya dia tidak longsor tapi kita harus perhatikan juga kestabilan si lereng
kalau ada beban di sebelah sini artinya si lereng ini sebelah sini ini akan lebih rawan kenapa karena ada
gaya tekan yang bekerja disini ini kana da beban yah ada ada beban lagi di samping sinii sebelah pit nah
tentu saja akan mempengaruhi kestabilan si lereng yang terbuka di sebelah sini jadi ini juga menjadi
pertimbangan juga ketika kita menempatkan dum dumping area yang berdekatan dengan pit apakah
akan mempengaruhi kestabilan si lereng di salah satu bagian nya karena ini ini kana da beban diatas dia
akan menekan nah bisa saja ini terjadi longsoran kesini kalau kita tidak hitung dengan cermat nah jadi
itu harus diperhitungkan juga jadi bukan dari segi cost mungkin lebih rendah cost nya karena kita
tempatkan dia sangat dekat dengan pit artinya si hauling truck yang berjalan memindahkan material
yang di tambang ke lokasi waste dump nya akan sangat dekat yah cost nya sedikit nah tapi jangan
sampai cost itu tidak memperhitungkan aspek keselamatan nya mungkin secara umum si berdasarkan
perhitungan kita si dumping waste dump nya ini aman nah tapi si pit nya justru malah tidak aman karena
pengaruh beban tambahan tadi ini saja kan harus kita perhatikan ketika kita membuat suatu lubang
bukaan yang misalnya awalnya topografi nya seperti ini yah kemudian kita bukak dia nah ini kan akan
terekspos artinya ada tekanan dari sekeliling nya terhadap pit itu yang menyebabkan bisa terjadi
runtuhan nah apalagi ditambah dengan beba tambahan yah akan sangat mempengaruhi si pit ini nah itu
menjadi salah satu parameter yang harus kita perhatikan juga ketika mendesain suatu pit yah jadi selain
dia dekat atau untuk jarak yang lebih dekat dengan pit kita harus perhatikan juga keselamatan nya
seperti apa nah jarak yang sama atau lebih besar dari kedalaman pit akan mengurangi resiko yang
berhubungan dengan kestabilan lereng pit jadi semakin jauh dia dari pit nya tentu saja resiko kestabilan
pit ini akan untuk longsor akan semakin kecil karena kita tempat kan dia jauh nah tapi kerugian nya
adalah cost yang kita keluarkan untuk menempatkan material ini akan sangat tinggi nah oleh karena itu
semuanya itu dibutuhkan hitung-hitungan yang jelas yahh antara itu semua kalau cost yang merendah
kita tempatkan dekat tapi factor keselamatan nya terjamin atau tidak nah kalau secara fos nya tidak bisa
tentu sja kita tidak bisa letakan dekat dengan pit nya

Nah kemudian yang lain adalah yah ketika kita membuat waste dump sama seperti pit kita merancang
juga jalan apalagi untuk daerah yang heap yah untuk tipe waste dump yang terrace dump atau heap kan
kita membangunkan nya ke atas nah itu ada perencanaan nya juga bagaimana kita merencanakan mulai
nya di level mana kemudian jalan nya nanti kemana yah jadi itu menjadi bahan pertimbangan juga nanti
semakin ada jalan kan akan membuat sudut nya akan semakin rendah lagi yahh nah ini kita sesuaikan
dengan angle of repost nya kita bisa saja membangun dia lebih curam tapi yah karena ada pengaruh
jalan yah tentu saja overall slopa angle nya tentu dia akan bisa lebih rendah nah sambilan direncanakan
dengan kompaksi nya juga yah karena tidak mungkin kita menempatkan itu tanpa memadatkan yah
sama kayak misalnya kita membangun rumah di daerah yang tanah nya itu apakah bekas rawa ataukah
bekas apa ada air yah tentu kita padatkan dulu bagian bawah jadi pondasi nya kuat supaya beban yang
ditampung di atas nya ini bisa di tahan oleh fondasi bawah ini kalau ada satu level saja yang kurang
padat masuk air misalnya yah nah ini bisa membuat pergeseran sehingga membuat longsor bagian atas
nya
Nah kemudian perhitungan volume untuk si waste dump kalau dulu kita mendesain itu mungkin kalau
software” jaman dulu yang enggak belum komprehensif seperti jaman sekarang yang ada apk seperti
micromine dan software” lain itu nah itu umumnya kita mendesain yah sama seperti kita menghitung si
pit kita buat penampang nya jadi penampang horizontal nya yah sama seperti metode perhitungan
volume untuk perbukitan misalnya kemudian kita mengukur luasan dari masing” lift nya lah yah jadi 1
level itu luas nya berapa kemudian kita naikkan berapa meter ke atas luasan nya berapa sampai ke akhir
nah dari penampang itu kita bisa cari berapa volume yang didapatkan atau dengan penampang vertical
kita mau membagi nya seperti kita memtong kue dari samping itu yahh dengan rumus keruncung
terpancung atau rumus” lain kita bisa dapatkan volume total dari waste dump yang kita perkirakan nah
kalau sekarang mungkin lebih gampang dengan software” yang ada ktia tinggal kita tinggal masukan kita
mau berapa volume yang akan kita tempatkan disitu nah nanti si software tinggal nah dengan
parameter” yang kita masukan nah si software nanti tinggal membuat bentukan nya nanti seperti apa
yah tapi tentu saja kita nanti harus mengerti dulu yah bagaimana sih cara waste dump itu

Nah kemudian rancangan nya seperti arpa tentu saja dengan trial dan error sebenarnya jadi tidak bisa
pasti yah langsung apalagi mungkin kalian menganggap software itu dewa jadi tinggal masukan nilai dia
yang cari sendiri bukan seperti itu nah sebenarnya kita harus coba” juga bagaimana kalau kita
tempatkan disini jadi ada scenario” kemudian seberapa besar volume kalau kita tempatkan di lokasi sini
di lokasi yang lain misalnya jadi kita harus coba dulu di lokasi ini seluas ini berapa volume yang dihasilkan
apakah bisa kita buat hanya satu waste dump atau kita bisa buat waste dump tambahan kalau cukup di
satu waste dump apakah dia tinggi nya masih masih aman angle of repost masih aman nah makanya
rancangan dump itu trial dan error kita coba kita check berapa volume nya yah tentu saja dengan
parameter tadi harus dipenuhi yahh parameter” awal tadi harus dipenuhi untuk lokasi nya nah
kemudian yah akhirnya tentu saja dari rancangan ini kita harus bisa memastikan bahwa volume
penempatan nya itu akan cukup volume waste material yang kita tempatkan di waste dump ini cukup
menampung volume waste yang kita dapatkan dari si pit nya yah jadi jangan sampai lebih kecil yah
umumnya kita mendesain itu pasti dia lebih besar yahh dari segi luasan nya maupun dari segi volume
supaya dia bisa betul” tertampung kalau lebih kecil nah itu akan beresiko karena kita sudah tidak punya
scenario lain menempatkan si material nya itu mau di letakkan di mana misalnya kalau dia sudah habis
ditempatkan di rancangan awal kita tadi, nah jadi harus di perhatikan juga ketika kita mendesain itu yah
kita coba” lokasi mana yang paling tepat dan volume nya yang sesuai

nah kemudian untuk persyaratan reklamasi umumnya untuk memenuhi syarat lingkungan
kemiringannya sekali lagi tentu saja kemiringan nya harus disesuaikan yah dengan factor of safety nya
tapi untuk syarat reklamasi umumnya itu di 2 : 1 yah 2 horizontal 1 vertikal atau 2,5 horizontal 1 vertikal
nah ini perbandingan antara ini perbandingan kemiringan yah jadi nanti kita dapatkan angkanya tadi
sekitar 22 atau 27 derajat jadi kalau kita naik sama seperti gradient jalan yah kita naik misalnya 2 m
horizontal jarak nya 1 m vertical nah ini kemiringan nya seperti ini 2 : 1 atau 2,5 : 1 tentu saja yang 2,15
dia lebih landai yah semakin tinggi dia akan semakin landai nah ini untuk persyaratan reklamasi untuk
stabilitas jangka panjang nya kemudian untuk juga kebutuhan revegetasi misalnya kita mau tanam
tumbuhan diatas nya supaya dia bisa tetap aman yah kita harus pastikan yah lokasi nya itu betul” aman
kemudian ada tambahan lagi karena kita bicara waste dump saya pernah sebutkan juga, nah ketika kita
hanya menempatkan waste dari material batuan misalnya yah di lokasi waste dump kita sedangkan si
waste dump ini mau kita lakukan reklamasi untuk daerah” di kita misalnya di hutan tropis Indonesia dan
segala macam nah ini penting yah karena tumbuhan tidak bisa hidup kalau material yang tumbuh itu
tidak ada unsur haranya hanya batuan misalnya nah oleh karena itu jika ada top soil yang sudah kita
pindahkan awal atau overburden bagian atas nya lapisan tanah sampe ke top soil nya yang kita letakan
pada awal penambangan itu di lokasi khusus nah setelah si waste dump ini misalnya satu waste dump
selesai nah itu bisa kita letakan bagian atas nya dengan atau timbun lagi dengan Ob dan top soil nya
sehingga baru kita reklamasi kita tumbuhkan tanaman diatas ini nah persyaratan reklamasi ini tidak
semua tempat wajib bukan berarti kita harus menumbuhkan sesuatu lagi untuk daerah” seperti di gurun
itu memang tidak ada kewajiban seperti itu karena memang awalnya tidak ada tumbuhan disitu ketika
kita pindahkan yahh memang dia akhir nya akan seperti itu bukan berarti kita wajib menumbuhkan
sesuatu lagi diatasnya nah kemudian yang harus di perhatikan lagi oke ini kasus kalau misalnya si OB nya
itu tidak kita kembalikan ke pit karena yah sebenarnya tidak ada kewajiban juga bukan berarti semua
yang kita tambang itu kita kembalikan lagi keadaan nya seperti semula itukan sungguh mungkin agak”
mustahil yah karena secara volume juga kita menempatkan kembali juga enggak akan menutupi pit nya
karena ada sebagian yang sudah kita olah sudah kita ambil material nya nah untuk kasus yang seperti itu
makanya kita tempatkan si overburden nya ini akan kita reklamasi dengan pit nya masih tetap ada atau
kalau di batubara yang model nya adalah penambangan nya backfilling jadi 1 lokasi yang sudah selesai
ditambang overburden dari lokasi yang lain diletakkan disitu nah itu perancangan nya tetap saja seperti
merancang tadi waste dump nya dengan segala macam kriteria nya nah tapi setelah itu selesai artinya
kita sudah selesai menambang di 1 pit misalnya untuk batubara yahh menambang di 1 pit kemudian kita
bergeser nah overburden dari si pit yang kedua itu akan masuk ke pit yang pertama sehingga bisa kita
langsung desain kita buatlah reklamasi nya disitu kemudian baru dilanjutkan lagi tambang nya dia
bergerak” sambil dia mengisi belakang nya jadi itu yang dinamakan dengan back filling jadi kita berusaha
kembalikan ke kondisi awal nah ada lagi 1 yang harus kita perhatikan adalah masalah air jadi ditambang
itu kadang masalah air asam tambang itu akan sangat berpengaruh yah terhadap lingkungan yah
walaupun tidak semua jenis material tambang itu punya air asam tambang yah tapi ketika ada material”
tertentu yang terekspos dengan oksigen atau udara akan menyebabkan zat asam yang keluar yah dan
terbawa oleh air nah begitu hal nya nah begitu hal nya dengan waste dump yang kita ambil dari pit itu
kita harus perhatikan juga masalah air yang akan melewati si waste dump ini apakah air hujan atau air
permukaan yang dia masuk ke dalam waste dump yang dia bisa membawa material” berbahaya nah itu
kita harus membuat kolam pengendapan nya atau kolam sedimen nya yah jadi semua itu harus
terencana dengan baik

nah kemudian ada lagi ini info-info tambahan yah mengenai waste dump untuk peraltan yang bekerja
umumnya di waste dump juga kita merencanakan penempatan alat jadi bukan hanya yang menambang
di pit tapi juga maintenance di waste dump itu biasanya selalu ada yahh ada dozer misalnya ada whell
loader juga yang biasa bekerja jadi setelah di dumping tentu saja kan harus di geser di padatkan
dibentuk sedemikian rupa sehingga ada peralatan khusus yang akan bekerja di waste dump artinya kita
memang harus merencanakan yahh jumlah peralatan itu ada yang di pit kemudian ada yang di waste
dump kemudian ketika kita membangun waste dump yang sangat besar tentu saja rekayasa geoteknik
nya juga harus maksimal kestabilan fondasi nya kemudian kecepatan maksimum dari kemajuan dumping
areanya Karena ada usaha pemadatan pemadatan tadi jangan sampai misalnya belum padat kita sudah
tumpuk” lagi sehingga menyebabkan longsoran kemudian jalur penirisan kita harus buat supaya air itu
tidak tertampung kemudian membuat dia tidak terikat lagi material nya sehingga akan menyebab kan
longsor kemudian untuk daerah” yang memiliki seismic yang aktif lokasi – lokasi kita harus buat studi
nya juga yah bagaimana pengaruh gempa terhadap kemungkinan longsoran yah pada material yang kita
tumpuk sebesar itu misalnya jadi itu yang harus kita perhatikan juga secara geoteknik nya semuanya
harus dilakukan studi nya dulu sebelum kita bangun si dumping area nya

nah kemudian jika sebenarnya jika rencana tambang nya itu memungkinkan untuk backfilling tentu saja
penimbunan kembali itu akan membuat banyak keuntungan seperti tadi saya ceritakan di tambang
batubara artinya kita tidak butuh menempatkan material waste dump ini di lokasi yang sangat luas
kenapa karena kita kembalikan lagi ke lokasi yang sudah kita tambang jadi sudah siap di pit satu ketika
kita bergeser kita hanya butuh kan satu waste dump awal misalnya yahh pada pit satu atau tahap satu
misalnya ada suatu lokasi untuk meletakan material dari fase penambangan pertama kemudian kita
masuk ke fase yang lain fase penambangan kedua misalnya jadi waste yang ada di penambagan kedua
kita bisa letakan di fase penambangan pertama sehingga dia tertutup begitu seterus nya yang masuk ke
fase 2 yang fase 3 nya kita masukan lagi ke fase 2 nya jadi backfilling sehingga di akhir nanti misalnya di
fase 3 berakhir kita bisa tempatkan material waste dari yang pertama tadi kembali ke pit yang terakhir
misalnya seperti itu jadi secara pengangkutan tentu saja lebih pendek ongkos nya tidak terlalu besar
kemudian dari segi lingkungan juga dampak visual dari aktivitas tambang mungkin tidak terlalu kentara
jadi tidak kelihatan bolong” nya karena kita langsung mengisi kembali yang sudah kita tambang
walaupun tidak 100% kembali ke bentuk awal

nah kemudian yang terakhir yang harus kita perhatikan adalah masalah kestabilan lereng untuk waste
dump jadi ini isu utama sebenarnya untuk segala jenis waste dump walaupun di pit tentu sja salah satu
isu nya juga yah open pit yang kita buat di waste dump nya juga menjadi isu jadi banyak factor yang bisa
mempengaruhi kestabilan dari tumpukan material, masalah topografi lokasi nya seperti apa apakah dia
berbukit dataran dan lain sebagai nya kemudian si geometri dump nya yah sebisa mungkin kita harus
membuat dia aman kemudian jumlah lapisan dari tumpukan material nya nah ini juga berpengaruh yah
kadang kala waste dump itu tidak berisi 1 jenis material saja maksudnya apa batuan nya berbeda-beda
kekerasan nya berbeda – beda ketika dia menjadi losses juga akan berbeda-berbeda kemudian bentuk
nya kekasaran nya apakah dia kerikil kerakal ataupun dia bentuk pasir itu juga akan membuat perbedaan
lapisan yang ada di waste dump nah itu kita harus perhatikan jangan sampai perbedaaan lapisan ini
mempengaruhi kestabilan dari si waste dump nya misalnya kita menempatkan material yang mudah
terlikuifaksi itu pada bagian bawah misalnya nah itu begitu dia terbawah oleh air atau dia hilang
kepadatan nya hal itu akan mempengaruhi bagian atas yahh bisa terjadi longsoran kemudian
geotechnical properties metode konsttruksi kemudian pengaruh seismic jadi sebenarnya ada banyak
factor yang mempengaruhi dalam kestabilan tumpukan material yah atau dalam hal ini kita contoh nya
adalah waste dump

nah kemudian yang harus kita pikirkan atau yang harus kita simulasikan apa yang terjadi dengan jadi
ketika kita memutuskan lokasi kemudian kita merencanakan bentuk nya seperti apa yah sama seperti pit
kita harus simulasikan juga apakah aman atau tidak kita harus cari factor of sfety nya memenuhi fos nya
atau tidak shingga filure modes atau kemungkinan dia runtuh itu bisa kecil nah apa saja factor” failure
yang bisa terjadi pada waste dump mungkin kalian sudah belajar di kestabilan lereng yahh geoteknik jadi
ada istilah nya surface, slumping atau east slumping ada shallow flow slides ada rotational circular
failure kemudian ada base failure, block translation, kemudian ada liquefaction nah ini semua failure
modes yang bisa muncul di tumpukan material yah atau di waste dump

nah misalnya kalau surface atau edge slumping itu yah longsoran standar yang dia bisa bergeser yah
akibat materialnya kemudian kalau rotational circular kalau di Bahasa kita lebih ke longsoran busur
misalnya atau ada juga longsoran baji jadi ini contoh-contoh yah failure yang bikin muncul atau
runtuhan yang bisa terjadi untuk material” yang kita tumpuk jadi ada shallow flow slide ini kalau
misalnya ada material yang terisi air atau seturetip jenuh akan air kemudian dia lebih berat sehingga dia
bisa sliding yah bisa longsor kebawah kemudian block translation nah ini kalau 1 blok itu bergeser
umumnya untuk lokasi yang dia ada kemiringan tertentu jadi base nya itu tidak datar ada kemiringan
tertentu adanya perbedaan antara material tumpukan dengan material insitu nya material bawah nya
kemudian akibat air dan segala macam ini bisa menyebabkan 1 tumpukan ini langsung bergeser kalau
bergeser nah ini tentu saja terjadi longsoran juga nah kemudian ada rotational circular atau runtuhan
busur nah itu pengaruh si tanah bagian bawah nya juga yang tidak bisa menerima beban material juga
sehingga dia bisa longsor atau dia spreading adanya bagian yang lemah jadi ada satu sisi yang lemah
sehingga ini semua bisa runtuh hancur misalnya atau yang terakhri terjadi liquefaction atau liquifaksi itu
untuk bagian bawah atau fondasi nya yang dia gampang jenuh air sehingga menyebabkan ini material
jadi lembek misalnya ada beban diatasnya dia akan memicu terjadi liquifaksi ini bisa terjadi runtuhan
kebawah atau kesamping nah jadi kita harus perhatikan ini semuanya bukan hanya di pit nya juga waste
dump nya

jangan sampai kejadian seperti di bingham canyon di Utah ini terjadi jadi di amerika serikat tambang
tembaga itu kasus nya sangat besar terjadi runtuhan yang luar biasa massive failure yang luar biasa
massive kalaupun tidak ada korban jiwa disini karena sudah di prediksi runtuhan yang terjadi sehingga
masih sempat diselamatkan semua peralatan dan manusianya tapi tentu saja kita tidak mau kejadian
seperti ini terjadi yah karena untuk recovery nya akan sangat sulit bayangkan kita harus menambang 2
kali kalau misalnya ini terjadi yang di bawah ini masih aktif apalagi kalau terjadi korban jiwa korban
peralatan nah itu kan sangat berbahaya sekali maupun kasus ini mungkin tidak menggambarkan waste
dump yang runtuh yah tapi coba bayangkan yah kalau misalnya bagian kiri ini adalah waste dump yang
dia letaknya sangat dekat dengan pit ini contoh saja yah bukan berarti menggambarkan kasus ini tapi
misalnya kita meletakkan waste dump yang sangat berdekatan dengan pit atau bersebelahan dengan pit
selain tadi mempengaruhi kestabilan si pit nya juga si lereng dari pit nya ini kalau misalnya terjadi
runtuhan seperti ini misalnya kita membangun waste dump yang sangat tinggi kemudian terjadi
longsoran jadi material yang sudah capek” kita tambang dari sin iitu kembali lagi dia masuk ke dalam
padahal kita masih bekerja di pit ini yah bisa di bayangkan bisa jadi si tambang nya malah jadi tidak
ekonomis lagi untuk dilanjutkan karena masalah ini karena kita sudah buat pit sudah tambang tapi
material yang sudah kita pindahkan si waste dump nya itu kita belum selesai menambang malah dia
runtuh masuk lagi material nya kembali ke dalam pit nya kalau mau kita lanjut kan artinya kita
menambang lagi si hasil runtuhan ini misalnya bisa saja cost nya malah lebih tinggi sehingga tidak bisa
kita lanjutkan penambangan nya jadi semua itu harus geoteknik itu fungsi nya sangat penting di
tambang bukan hanya untuk pit nya tapi juga untuk waste dump nya.jadi jangan lupa salah satu aspek
dalam perencanaan tambang juga adalah bagaimana kita merencanakan penempatan material sisanya
atau waste nya dengan kriteria” tertentu dengan cara” tertentu sehingga bisa memaksimalkan
perencanaan tambang kita.

Anda mungkin juga menyukai