Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

Nama : Lelyana Aryani


NIM : 0204521004
Jurusan : Pendidikan Seni S2
Mata Kuliah : Estetika
Dosen Pengampu : Dr. Eko Haryanto
Sumber : Jurnal Internasional
Tugas : Membedah 1 (satu) Kajian Seni

PERBEDAAN ARTI TARI DOLALAK


DI KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA TENGAH

Adeliana Galih Nurbaidhah 1


, Nurhadi 2 , Sigit Pranawa 3

ABSTRAK
Tari Dolalak adalah tarian rakyat yang gerakan dan kostumnya mengadopsi perang
tentara Belanda. Pelatihan gerakan menari dan kostum. Eksistensi seni tradisional menjadi
degradasi dalam setahun. Tari Dolalak juga dipengaruhi oleh perubahan budaya dari
modernitas, maka makna Dolalak akan hilang. Hal ini memungkinkan orang memaknai nilai
ideal Tari Dolalak dalam kehidupan sehari-hari berbeda dengan tari Dolalak di masa lalu
yang penuh dengan aturan hidup. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus
untuk menjawab perbedaan penafsiran tersebut, makna tari Dolalak menggunakan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Teori dalam penelitian ini
menggunakan budaya interpretatif dari Clifford Geertz. Penelitian ini mengungkapkan bahwa
Dolalak mengalami kreativitas budaya dengan menggabungkan seni lain, yaitu dangdut dan
Campursari juga mengalami perubahan pemain, gerak, tata rias, kostum, dan waktu
pertunjukan. Sebagai tarian rakyat berperan dalam persatuan dan pedoman kehidupan
bermasyarakat. Tarian Dolalak adalah dimaknai sebagai simbol agama, keberanian,
keyakinan dan kondisi sosial. Saat ini, ia memiliki interpretasi yang baru sebagai kesetaraan,
efektivitas, efisiensi dan spesialisasi mengarah pada individualisasi dalam kelompok.
Kata kunci: Dolalak, Tari Tradisional, Sarana Aktual, Sarana Ideal, Modernitas

LATAR BELAKANG
Seni dan budaya tercipta dari pikiran dan akal manusia, bercampur dengan imajinasi
dan kreativitas pikiran yang dimiliki oleh manusia, setelah melihat hidup atau tidak hidup
objek dan mencoba untuk menyamakan diri mereka dengan mengubah wujudnya menjadi
unsur keindahan yang bertujuan untuk memuaskan pikiran manusia itu sendiri (Jazuli, 2014).
Oleh karena itu, melalui ekspresi ide dan ekspresi nilai dimiliki, karya seni dalam seni akan
mampu menentukan isi, makna dan substansi seni melalui komunikasi seni usaha dengan
orang lain (Sumardjo, 2000). Namun, jumlah seni pertunjukan yang dimiliki Indonesia
mengalami penurunan selama bertahun-tahun dari 2009 hingga 2012 dari 255 seni dan pada
2014 dengan 151 seni.
PEMBAHASAN
Terjadi penurunan minat menonton tari tradisional dan seni pertunjukan baik kegiatan
di pedesaan maupun di perkotaan. Salah satu seni tari tradisional yang masih bertahan di
daerah Purworejo, Tengah Jawa yaitu seni Tari Dolalak . Tarian ini adalah seni tradisional
yang gerakannya diadopsi dari pergerakan tentara Belanda selama pelatihan perang dan
menari selama Belanda agresi militer I di Indonesia. NS Pakaian yang digunakan hampir
sama dengan pakaian yang digunakan oleh tentara Belanda pada saat itu. Seperti celana,
kemeja, topi dan kacamata hitam dengan dominasi warna hitam.

Komponen dari alat musik yang digunakan cukup sederhana dan hanya perlu dipukul
untuk menghasilkan suara. Beberapa alat musik yang diadopsi oleh Kesenian Hadroh, yaitu
alat musik yang dimainkan dengan cara ditepuk-tepuk dengan tangan, dan dipukul
menggunakan tongkat. Durasi dari pertunjukan Tari Dolalak dilakukan sepanjang malam dan
ada saat-saat ketika penari mengalami kesurupan yang membuat penari bisa menari dengan
lebih banyak membuat penari bisa menari dengan gerakan lebih fleksibel (BAPPEDA, 2002)

Perubahan budaya terjadi di tari Dolalak, kombinasi dangdut dan musik campursari .
Lagu yang dinyanyikan dalam pertunjukan Termasuk Bojoku Galak ,Bajing Loncat, Caping
Gunung , Suket Teki, Jaran Goyang, dan Ditinggal Rabi dan ditemani modern alat musik
seperti keyboard dan bass (Widiyanto, 2018). Tidak hanya itu perubahan lainnya terjadi pada
pemain, gerakan, tata rias, kostum, durasi pertunjukan, dan waktu pertunjukan. Perubahan ini
berdampak pada pergeseran standar tari Dolalak , yang sekarang memprioritaskan seni
populer dari pada seni tradisional.

INTI
Pergeseran makna yang terjadi pada tari Dolalak terjadi pergeseran makna dibedah
dengan estetika Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi
1. Dilihat dari kajian Ontologinya melalui hakikat segala sesuatu karya seni tari Dolalak.
Dilihat dari sisih estetika hakikat ontologinya kita melihat menjadi sadar dan lebih peka
untuk melihat realita yang sesungguhnya melihat dari penampakan dan memisahkan dari
keduannya. Tari Dolalak dilihat dari eksotisnya dengan bentuk penyajian yang sederhana
pada dasarnya, tari Dolalak mempunyai makna yang estetik dan mendalam , simbol tari
Dolalak bisa diambil dari makna yang disampaikan, sebelum mengalami pergeseran
makna.
 Aktor yang memahami posisi satu sama lain dapat menumbuhkan rasa solidaritas
yang tinggi terhadap syaratnya tari dolalak tetap suci ketika sebelum, sedang dan
setelah pertunjukan. Tapi hubungan yang terjalin antara aktor tari Dolalak sekarang
memiliki menjadi seksional. Membuat dinding pemisah antara memahami peran dan
kewajiban setiap pelaku tari Dolalak. Terjadi penurunan minat menonton tari
tradisional dan seni pertunjukan baik kegiatan di pedesaan maupun di perkotaan.
Salah satu seni tari tradisional yang masih bertahan di daerah Purworejo, Tengah
Jawa yaitu seni Tari Dolalak .
 Mengalami dinamika budaya dari ritual ke hiburan. Dinamika terjadi karena
modernitas dalam bidang pendidikan, ekonomi, agama, dan lingkungan. Perubahan
ini berdampak pada orang-orang yang menjadi pluralis dengan memudarnya nilai-
nilai karakter.
 Sebagai tarian rakyat berperan dalam persatuan dan pedoman kehidupan
bermasyarakat. Tarian Dolalak adalah dimaknai sebagai simbol agama, keberanian,
keyakinan dan kondisi sosial. Saat ini, ia memiliki interpretasi yang baru sebagai
kesetaraan, efektivitas, efisiensi dan spesialisasi mengarah pada individualisasi dalam
kelompok.
2. Dilihat dari kajian estetika Epistimologinya, melalui kajian epistimologi bahasan
tentang pengetahuan, bagaimana manusia bisa mengetahui segala sesuatu diluar dirinya,
segala sesuatu bisa dilihat dari panca indera, terkadang bisa salah dan menipu.Panca
indera tidak selamanya bisa diandalkan tetapi diimbangi dengan akal rasio pikiran kita.
Pada kajian epistimolongi dibagi menjadi dua yaitu 1) Rasionalisme yang beranggapan
bahwa cara kita mengetahui diri kita diluar kita dan 2) Empirisme beranggapan
mengetahui dunia kita dengan pengalaman empiris. Contoh rasio dalam hakikat
estimologi pada tari Dolalak misalnya kita ketahui bahwa tari Dolalak adalah bagian dari
seni tradisi pada dasarnya sifatnya hanya menghibur dan diluar kemampuan panca indera
kita melalui rasio pikiran dan nalar kita hal-hal yang terjadi pada pertunjukan tari
Dolalak bisa dimaknai dengan adanya kekuatan magis didalamnya, pengamalan ini bisa
kita seimbangkan dengan fenomena empirisme.
3. Dilihat dari kajian Aksiologi mengenai bahasan seputar nilai yaitu etika dan estitka pada
bahasan ini terdapat pada tari Dolalak, etika membahas tentang baik dan buruk,
kemudian estetika membahas tentang keindahan. Kajian aksiologi yakni ilmu
kebermanfaatan yang memiliki makna kebaruan dan kebermanfaatan. Kajian ini terdapat
pada pertunjukan tari dolalak dimana tari Dolalak ini mengalami pergereran makna, dan
penurunan minat penonton pada seni tradisi.

Anda mungkin juga menyukai