Anda di halaman 1dari 21

Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................... i
Daftar Lampiran ...................................................................................................... ii
Abstrak .................................................................................................................... 3
Abstract ................................................................................................................... 3
Pendahuluan ............................................................................................................ 4
Metode..................................................................................................................... 4
Hasil dan pembahasan ............................................................................................. 4
Kesimpulan ............................................................................................................. 7
Ucapan Terima Kasih .............................................................................................. 8
Kontribusi Penulis ................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 8

i
Daftar Lampiran

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping ..................... 10


1.1 Biodata Ketua .............................................................................................. 10
1.2 Biodata Anggota 1 ....................................................................................... 12
1.3 Biodata Anggota 2 ....................................................................................... 14
1.4 Dosen Pendamping ...................................................................................... 16
Lampiran 2. Kontribusi anggota penulisan termasuk dosen pendamping ... 19
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim Pelaksana .................................... 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI.............................. 21

ii
3

SASSY CHALLENGE DI TIKTOK SEBAGAI KAMPANYE UNTUK


MENGAKHIRI TOXIC MASCULINITY

Faizzah Shabrina Zhafirah1, Andi Isti Nadiah1, Hanifah Salma Darsono1,


Lestari Manggong, M.A. 1*
Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
*Corresponding author: lestari.manggong@unpad.ac.id

Abstrak
Tulisan ini membahas empat video Sassy Challenge di Tiktok yang ditampilkan di
linimasa pertama kali saat kami mengetik '#endtoxicmasculinity in Indonesia'.
Video tersebut mencapai 21.000 hingga 130.000 penonton di Tiktok. Pertama,
keempat video tersebut akan dianalisis untuk menunjukkan bagaimana video-
video tersebut bermuatan kampanye dan berfungsi sebagai media kampanye untuk
merubah pandangan masyarakat mengenai maskulinitas. Kedua, tulisan ini juga
akan membahas dampak dari Sassy Challenge di internet dengan mengkaji
komentar dan engagement video.

Kata-kata kunci: maskulinitas toksik, Tiktok, Sassy Challenge, stereotipe gender

Abstract
This paper discusses four videos of the Sassy Challenge on Tiktok that are shown
in the timeline first when I type ‘#endtoxicmaculinity in Indonesia’. The video
reached 21,000 to 130,000 viewers on Tiktok. First, the four videos will be
analyzed to show how the videos contain a campaign aspects and how they serve
as media campaigns to encourage the public to enrich their insight about what
masculinity actually is. Second, this paper will also discuss the impact of the
Sassy Challenge on the internet by analyzing the comments and engagement of the
videos.
Keywords: toxic masculinity, Tiktok, Sassy Challenge, gender stereotyping
4

Pendahuluan
Dampakny adanyapandemi yang berlangsung selama tahun 2020,
sebanyak total tujuh tantangan virtual di Tiktok melesat populer. Tidak hanya di
Indonesia, tantangan tersebut juga terkenal di antara pengguna seluruh dunia;
misalnya tantangan Pass the Brush, yang telah mencapai 800 juta interaksi di
Internet. Tantangan tersebut mendapat inspirasi dari situasi karantina yang
membatasi kegiatan sosial. Meski tidak bertemu secara langsung, para pengguna
Tiktok melakukan tantangan Pass the Brush secara virtual. Dalam tantangan
tersebut, setiap peserta ditampilkan mengalami transformasi (misalnya pergantian
pakaian atau melakukan make up) sebelum memberi kuas make up yang dipakai
ke peserta selanjutnya, yang bertingkah menangkap kuas yang diberi dan
melakukan transformasi yang serupa. Tujuan dari tantangan ini adalah untuk
menunjukkan kreativitas yang dapat dilakukan di rumah selama karantina.
Pada Juli 2020, Sassy Challenge mulai populer di kalangan pengguna
Tiktok Indonesia. Pada tantangan ini, seorang pria berkampanye untuk
mengakhiri maskulinitas toksik melalui ekspresi pilihan pribadi. Tantangan
tersebut dilakukan singkat selama 15 detik, dengan menunjukan gerakan atau
tarian yang merepresentasikan gestur non-maskulin. Tantangan ini telah viral,
dibuktikan dengan jumlah penonton di tagar #endtoxicmasculinity yang telah
mencapai 245,6 juta pengguna. Seiring popularitasnya, peserta tantangan tidak
hanya berasal dari kalangan laki-laki, namun juga perempuan muda yang ikut
berkampanye dengan menari diiringi latar lagu Post To Be oleh Omarion.
Penggunaannya yang masif membuat nama audio tersebut diubah menjadi
Petition for Indo boys to do this pada aplikasi Tiktok. Tantangan ini memiliki
tujuan memberi kesadaran untuk menghentikan maskulinitas toksik.

Metode
Data riset ini didapatkan dari kumpulan video dengan tagar
#endtoxicmasculinity di Tiktok. Pengolahan data dilakukan dengan
mengobservasi empat video di tahun 2020. Data tersebut kemudian dikaji dengan
merujuk pada artikel-artikel ilmiah yang berkesinambungan dengan topik
pembahasan dengan berfokus pada kata kunci seperti toxic masculinity, Tiktok,
Sassy Challenge, dan gender stereotyping. Dari kajian yang dilakukan, kemudian
tulisan ini akan mengarah pada kesimpulan tentang maskulinitas toksik yang
terlihat.

Hasil dan pembahasan


Istilah maskulinitas dianggap memiliki konsep pluralitas. Maskulinitas
5

didefinisikan sebagai bentuk praktik yang menjelaskan perilaku laki-laki (Schrock


& Schwalbe, 2009). Schrock & Schwalbe berpendapat bahwa perjuangan untuk
menandakan maskulin sebagai diri juga bisa menjadi toksik yang berdampak
negatif pada masyarakat (2009). Maskulinitas toksik awalnya terbentuk pada
tahun 1980-1990-an sebagai reaksi terhadap feminisme gelombang kedua.
Dewasa ini, maskulinitas toksik tumbuh sebagai barometer politik gender (Salter,
2019, p.1). Elliot(2018). menggambarkan bagaimana masyarakat dan media
memandang maskulinitas sebagai, hal yang
“Maskulinitas dibentuk oleh identitas ras, kelas sosial, agama, dan
budaya seseorang, serta pengalaman mereka. Namun, citra
maskulinitas di media, budaya populer, buku teks dan sumber
kurikuler lainnya sering memfokuskan pada aspek maskulinitas
toksik seperti kekuatan fisik, dominasi, dan kecakapan
heteroseksual”
Menekankan istilah 'maskulinitas toksik', Mankoswski dan Maton(2010)
berpendapat bahwa maskulinitas toksik berasal dari sistem dan praktik sosial dan
organisasi yang mengharapkan laki-laki untuk menolak atau menghindari sesuatu
yang secara stereotipikal feminin, menjadi tangguh dan agresif, memendam emosi
dan perasaan mereka dengan tidak menangis (selain emosi marah). Dengan
demikian, ekspektasi masyarakat terhadap laki-laki dan maskulinitasnya
bervariasi. Dalam penelitian ini, maskulinitas toksik yang dibahas dalam
pernyataan 'boys don't cry' yang ditanamkan pada anak laki-laki sejak masa
kanak-kanak mengarah pada penekanan emosi dan perasaan, penampilan dan gaya
berbasis gender, warna dan jenis pakaian, produk kecantikan yang dianggap hanya
untuk wanita, dan cross-dressing pada pria sebagai hal yang tabu. Maskulinitas
tersebut dianggap toksik karena membentuk standar untuk menilai laki-laki bukan
maskulin berdasarkan alasan yang patut dipertanyakan yang menimbulkan
dampak berbahaya bagi masyarakat.
Pandangan masyarakat bahwa pria yang menangisi sesuatu dianggap
sebagai pria feminin. Stereotipe ini berasal dari istilah 'boys don’t cry' karena
kebanyakan orang tua telah menanamkan dalam benak anak laki-laki mereka
bahwa anak laki-laki harus selalu kuat dan menangis adalah hal yang memalukan.
Ini mengarah pada penekanan emosi dan perasaan (Elliot, 2081). Dalam video
dari akun Romi Pratama di Tiktok, seorang pria terlihat menangis sambil
berterima kasih kepada orang-orang yang mengikuti tren tersebut karena dia
adalah survivor maskulinitas toksik. Dia menjelaskan dengan menulis judul
"thank you so much, you don’t even know how to be judge inside and out. I love
you so much for whoever joins this trend! #endtoxicmasculinity
#gendernonbinary”. Terlihat di komentar bahwa orang-orang mendukungnya
dengan mengatakan tidak apa-apa menangis sebagai cara untuk mengekspresikan
6

emosinya terhadap perasaannya, terlepas dari identitas gender “seorang pria


bukanlah robot; mereka bisa menangis kapanpun mereka mau”. Banyak dukungan
diberikan padanya. Namun, beberapa komentar mengatakan "don’t cry" seolah-
olah pemberi komentar tersebut memiliki kesalahpahaman tentang bagaimana
video tersebut menantang maskulinitas toksik itu sendiri. Penelitian ini sepakat
bahwa tindakan menunjukkan emosi bukanlah tanda kelemahan, melainkan
kekuatan. Menangis sebenarnya adalah cara untuk mengekspresikan emosi dan
perasaan, tidak apa-apa bagi siapa pun─tanpa memandang jenis
kelaminnya─untuk menangis, terutama bagi pria yang selalu dituntut untuk tidak
menangis. Jika menangis untuk laki-laki digambarkan sebagai hal yang dilarang,
perasaan menjadi beban, dan alih-alih mengungkapkan perasaannya secara
langsung dengan menangis, mereka mengekspresikan emosinya melalui hal-hal
lain, misalnya kekerasan. Maskulinitas toksik memengaruhi pria dan anak laki-
laki secara mental karena mereka cenderung menekan perasaan mereka, mereka
lebih mudah mengalami depresi daripada wanita dan anak perempuan.
Pilihan warna adalah masalah lain yang terkait dengan maskulinitas.
Karena masyarakat memiliki norma untuk setiap jenis kelamin tentang gaya,
warna, atau jenis pakaian, seorang pria dianggap tidak maskulin dengan
mengenakan warna merah muda dan produk kecantikan wanita (Salter, 2019).
Pria dengan warna merah muda dianggap memiliki sifat feminin. Video
wisqasmeong di Tiktok menunjukkan seorang pria dengan percaya diri mengikuti
tren menggunakan baju hangat berwarna merah muda dan mendemonstrasikan
bagaimana dia menggunakan cat kuku merah muda pada kukunya. Komentar pada
video tersebut menunjukkan bagaimana orang-orang menghargainya dengan
mengatakan "merah muda terlihat bagus untuk Anda" atau "Anda dapat
melakukan apapun yang Anda inginkan". Norma sosial membuat masyarakat
berpikir bahwa warna memiliki jenis kelamin, sedangkan warna tidak berfokus
pada jenis kelamin tertentu. Saat pria di video dengan percaya diri menantang pria
agar bisa memakai warna pink dan produk kuku, komentar kebencian dari seorang
warganet mengatakan "bersihkan secepat mungkin atau Anda akan kecanduan".
Komentar ini menunjukkan reaksi kontradiktif dari tren yang mengkampanyekan
toksik maskulinitas di masyarakat, mengingat sebagian masyarakat masih
menganggap produk kecantikan untuk pria itu tabu.

Selain ketabuan produk kecantikan, tata rias juga dianggap sudah menjadi
kebiasaan khusus wanita. Karena gender dipandang sebagai produk dari hubungan
dan perilaku daripada sebagai identitas dan atribut yang tetap, laki-laki sering kali
menjadi feminim dengan menggunakan produk yang secara umum dianggap
sebagai produk feminin (Salter, 2019). Dalam video nrzzzkiii, seorang pria
ditampilkan mengenakan lip tint dan bandana. Dia menggunakan tagar
#endtoxicmasculilnity. Seperti di Indonesia, banyak sekali pria yang berprofesi
sebagai makeup artist profesional, dan seringkali mereka dinilai negatif karena
7

make up diasosiasikan dengan perempuan. Pemikiran ini sering kali disalurkan


untuk menilai seorang pria sebagai transgender karena perilaku ketidak
kejantanannya. Karena riasan itu sendiri tidak mengubah identitas gender
seseorang, itu untuk mengubah penampilan seseorang. Dalam video tersebut,
terlihat bagaimana pria tersebut menggunakan lip tint untuk menantang bahwa
produk tersebut hanya untuk mempercantik dan dia tetap seorang pria bahkan
setelah menggunakannya. Selain komentar yang menggembirakan, ada juga
beberapa komentar yang berbunyi “tidak seperti itu, ada batasan laki-laki
menggunakan riasan, apalagi untuk muslim” yang artinya memberikan batasan
kepada laki-laki untuk mengekspresikan diri berdasarkan identitas dan
pemahaman agama.
Karena pakaian dibagi berdasarkan jenis kelamin, Jones menyatakan
dalam tulisannya bahwa “[i]dentitas tidak ditetapkan oleh pakaian tetapi
mengambil maknanya melalui pertukaran antara subjek” (1995), yang
bertentangan dengan apa yang dipikirkan masyarakat sebagai 'pakaian feminin'.
Pakaian tidak menentukan gender sesorang; orang bisa memakai apapun yang
mereka inginkan dan nyaman. Namun, stereotipe gender mendefinisikan
seseorang sebagai 'maskulin' atau 'feminin'. Dalam video Ojil teuteu, ia sengaja
memotong bajunya sendiri untuk menunjukkan kepada publik bahwa pria bisa
mengenakan pakaian apa pun yang nyaman bagi mereka. Dia melakukan cross-
dress untuk menantang pedoman yang dimiliki masyarakat tentang jenis pakaian
apa yang sesuai untuk setiap jenis kelamin di mana sebenarnya tidak ada aturan
untuk berpakaian. Video tersebut mendapat komentar dengan kata-kata apresiasi
seperti “kamu dan crop top waah keren”. Dia mengkampanyekan tren dengan apa
yang dianggap masyarakat sebagai non-maskulin dengan mengenakan kaos crop
top yang mendapat komentar kebencian “kenapa kamu memakai crop top? -_- ”.
Komentator tersebut dilayangkan untuk menanyakan alasan dirinya mengenakan
crop top karena cross-dressing jarang dilakukan pria.

Kesimpulan
Sassy Challenge di Tiktok yang menjadi tren di tahun 2020 untuk
mengakhiri maskulinitas toksik memainkan peran penting dalam memengaruhi
debat publik dan menawarkan perspektif berbeda tentang maskulinitas dominan
namun toksik di Indonesia. Berisi tagar #endtoxicmasculinity yang menekankan
fokus pada masalah maskulinitas toksik, tren Sassy Challenge di Tiktok memiliki
peran untuk menunjukkan kepada publik tentang apa itu maskulinitas toksik,
bagaimana dampaknya yang berbahaya bagi masyarakat, dan bagaimana cara
mengakhiri maskulinitas toksik itu sendiri. Dengan menantang apa yang dianggap
'memiliki sifat maskulinitas toksik', tantangan ini berhasil mengkampanyekan
kepada masyarakat untuk menghentikan maskulinitas toksik. Hal ini terbukti
dengan komentar yang mendukung—yang berjumlah lebih banyak dari komentar
8

yang menjatuhkan—disertai kata-kata kampanye untuk ikut meramaikan tren. dan


mengakhiri maskulinitas toksik. Jumlah video dan orang yang mengikuti tren juga
menunjukkan bahwa isu ini adalah permasalahan di masyarakat dan perlu
diberantas. Namun, terlepas dari komentar kebencian dan maskulinitas toksik
yang terus menyebar, tren Sassy Challenge telah menjadi sebuah langkah yang
inovatif dan persuasif untuk mendorong publik agar memikirkan kembali
maskulinitas toksik yang tumbuh di masyarakat dan efek berbahaya yang dapat
ditimbulkannya pada laki-laki dan perempuan.

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kami ucapkan kepada Universitas Padjadjaran karena telah
memberi tim kami kesempatan untuk dapat melakukan penelitian dan memberi
bantuan hibah agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan maksimal. Terima
kasih kepada dosen pendamping kami, Ibu Lestari Manggong, M. A karena telah
membimbing dan mendampingi kami selama penelitian ini.

Kontribusi Penulis
Faizzah Shabrina Zhafirah membaca artikel-artikel dan menulis hasil
pembahasan. Andi Isti Nadiah mengumpulkan artikel-artikel dan menulis
kesimpulan. Hanifah Salma Darsono mengumpulkan artikel-artikel dan
menulis pendahuluan.

Daftar Pustaka

Azhar, N. [@nrzzzkiii]. (2020, October 24). Tiktok


https://vt.Tiktok.com/ZSc87qpr/

Dhaymmnn. [@wisqasmeong]. (2020, July 16). Tiktok


https://vt.Tiktok.com/ZScLJ9fb/

Elliott, K., 2018. Challenging toxic masculinity in schools and society. On the
Horizon.

Jones, A., 1995. 'Clothes Make the Man': The Male Artist as a Performative
Function. Oxford Art Journal, 18(2), pp.18-32.

Mankowski, E.S. and Maton, K.I., 2010. A community psychology of men and
masculinity: Historical and conceptual review. American Journal of
Community Psychology, 45(1), pp.73-86.

Pratama, R. [@imorcantique]. (2020, July 16). Tiktok


9

https://vt.Tiktok.com/ZScLeNwS/

Salter, M., 2019. The problem with a fight against toxic masculinity. The
Atlantic, 27.

Schrock, D. and Schwalbe, M., 2009. Men, masculinity, and manhood acts.
Annual review of sociology, 35, pp.277-295.

Teuteu, O. [@ojilleef]. (2020, July 16). Tiktok https://vt.Tiktok.com/ZScLJ1AQ/


10

Lampiran-Lampiran

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


1.1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Faizzah Shabrina Zhafirah

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Sastra Inggris

4 NIM 180410180027

5 Tempat dan Tanggal Lahir Bukittinggi, 14 Oktober 2000

6 E-mail faizzah18001@mail.unpad.ac.id

7 Nomor Telepon/HP 081210073635

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

1 Blue Hikers Ketua Dewan Pengurus Desember 2019 -


sekarang

2 Junkmobile Divisi Community Mei 2020 - sekarang


Association

3 BEM Gama FIB Staf Hubungan Januari 2019 -


Eksternal Desember 2019

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


11

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun

Penghargaan

Semua data yang kami isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, kami sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – AI

Sumedang, 21 Maret 2021


Ketua Tim

Faizzah Shabrina Zhafirah


12

1.2 Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Andi Isti Nadiah

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Sastra Inggris

4 NIM 180410180016

5 Tempat dan Tanggal Lahir Bogor, 27 September 2000

6 E-mail andi18001@mail.unpad.ac.id

7 Nomor Telepon/HP 085156171217

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

1 Gelanggang Coordinator of Februari 2021 -


Mahasiswa Sastra Academic and General sekarang
Inggris Competence
Development

2 Foreign Policy Secretary Januari 2021 -


Community of sekarang
Indonesia (FPCI),
Chapter Unpad

3 Foreign Policy Public Relations Maret 2020 - Januari


Community of 2021
Indonesia (FPCI),
Chapter Unpad
13

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan

Semua data yang kami isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, kami sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – AI
Sumedang, 21 Maret 2021
Anggota Tim

Andi Isti Nadiah


14

1.3 Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Hanifah Salma Darsono

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Sastra Inggris

4 NIM 180410180026

5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 9 Februari 2002

6 E-mail hanifah18001@mail.unpad.ac.id

7 Nomor Telepon/HP 087822952170

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

1 BEM Gama FIB Wakil Kepala Januari 2021-sekarang


Unpad Departemen Media &
Informasi

2 BEM Kema Unpad Kepala Divisi Redaksi Januari 2020-


& Website, Departemen Desember 2020
Media Informasi

3 EXPOSE (Exhibition Kepala Divisi Publikasi April 2020-November


and Art Performance & Dokumentasi 2020
for Social
Dedication)
15

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan

Semua data yang kami isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, kami sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – AI
Sumedang, 21 Maret 2021
Anggota Tim

Hanifah Salma Darsono


16

1.4 Dosen Pendamping

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Lestari Manggong, M.A.

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Sastra Inggris

4 NIP/NIDN 197701152003122002/0016087811

5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 15 Januari 1977

6 Alamat E-mail lestari.manggong@unpad.ac.id

7 Nomor Telepon/HP 087885831232

B. Riwayat Pendidikan

Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor

Nama Institusi Universitas University of


Padjadjaran Kent at
Canterbury

Jurusan/Prodi Sastra Inggris English

Tahun Masuk Lulus 1995-1999 2001-2002

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT

C.1. Pendidikan / Pengajaran


17

No. Nama Mata Kuliah Wajib / Pilihan SKS

1 Survey of English Wajib 4


Literature

2 Women’s Writing Pilihan 3

3 Postcolonial Pilihan 3
Literature

C.2. Penelitian

No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun

1 Subalternitas dalam Feminist Universitas 2015


Fables Karya Suniti Namjoshi: Padjadjaran
Telaah Kearifan Lokal Marjinal

2 Harmonisasi Sosial dalam Karya Universitas 2016


Fiksi LGBT Amerika: Telaah Padjadjaran
Trilogi Autobiografis Edmund
White

3 Representasi Reposisi Identitas Universitas 2020


Gender dan Etnis dalam Teks Fiksi Padjadjaran
dan Non-fiksi pada Bacaan Populer
di Hindia Belanda

C.3. Pengabdian Masyarakat

No. Judul Pengabdian Masyarakat Penyandang Dana Tahun

1 Story Telling Dongeng Anak Mandiri 2015


berbahasa Inggris dan Indonesia
18

untuk Siswa SD di Kecamatan


Jatinangor dalam Kerangka Tema
Menumbuhkan Kebanggan Jatidiri
Bangsa

2 Pelatihan Penulisan Cerita Detektif Universitas 20128


Bertema Masalah Domestik bagi Padjadjaran
Anggota Komunitas Penulis
Perempuan Indonesia di Bandung

3 Lokakarya Penulisan Ingatan Universitas 2020


Kolektif Indonesia-Tionghoa Padjadjaran

Semua data yang kami isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, kami sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – AI
19

Lampiran 2. Kontribusi anggota penulisan termasuk dosen pendamping

No Nama / NIM Posisi Penulis Bidang Kontribusi


Ilmu

1 Faizzah Shabrina Penulis Kesusastraan Mengolah dan


Zhafirah/ pertama menganalisis data
180410180027 untuk dipaparkan
dalam artikel ilmiah

2 Andi Isti Nadiah/ Penulis kedua Kesusastraan Mengumpulkan data


180410180016 untuk diolah dan
menulis kesimpulan.

3 Hanifah Salma Penulis ketiga Linguistik Mengumpulkan data


Darsono/ untuk diolah dan
180410180026 menulis pendahuluan.

4 Lestari Penulis Kesusastraan Mendampingi dan


Manggong, M. A. korespondensi memberi arahan
selama penulisan
20
21

SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:

Nama: Faizzah Shabrina Zhafirah


NIM: 180410180027

1. Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim


lainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:

- Presentasi Final Project di Mata Kuliah Gender and Representation 2020


yang telah dilakukan sendiri oleh tim penulis.
- Gender
- Semester ganjil T. A. 2020/2021, Sumedang (dalam jaringan)

2. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk


prosiding maupun jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Sumedang, 21 Maret 2021


Yang Membuat Pernyataan,

Faizzah Shabrina Zhafirah

NIM. 180410180027

Anda mungkin juga menyukai