Anda di halaman 1dari 61

PEMENUHAN HAK KESEHATAN BAGI NARAPIDANA LANJUT

USIA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I


PALEMBANG

LAPORAN MAGANG

Oleh:

NAMA : TRY WAHYUDI


STB : 3278

PROGRAM STUDI TEKNIK PEMASYARAKATAN


POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
2020
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 2
HALAMAN PERSETUJUAN

PEMENUHAN HAK KESEHATAN BAGI NARAPIDANA LANJUT


USIA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I
PALEMBANG

Oleh :

NAMA : TRY WAHYUDI


STB : 3278

Laporan Magang ini telah diperiksa oleh Pembimbing Magang dan


telah disetujui untuk diseminarkan

Gandul, 31 Juli 2020

Pembimbing Akademik

Iman Santoso,S.Psi.,M.Psi.
NIP. 197909012005011001

Menyetujui
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Palembang

Kadiyono,Bc.IP.,S.I.P.,M.Si
NIP. 196705281992031001

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN iii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih
sayang dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang
yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Palembang untuk
memenuhi tugas akademik Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.
Penulis menyadari bahwa selesainya laporan magang ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan dorongan baik moral maupun
spiritual kepada penulis. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas segala rahmat dan kelancaran yang diberikan kepada penulis
dalam penulisan Proposal Skripsi ini.
2. Bapak dan Ibuku tercinta serta kakak yang telah memberikan banyak bantuan
baik moral dan spiritual yang tidak dapat dibayangkan banyaknya.
3. Yth. Bapak Ajub Suratman selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Selatan
4. Yth. Bapak Alfi Zahrin, Bc.IP., S.Sos. M.H selaku Kepala Divisi
Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Sulawesi Selatan
5. Yth. Bapak Kadiyono,Bc.IP.,S.I.P.,M.Si selaku Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Palembang
6. Yth. Ibu Rachmayanthy,Bc.IP.,S.H.,M.Si. selaku Direktur Politeknik Ilmu
Pemasyarakatan
7. Yth. Bapak Maulana Luthfiyanto,A.Md.IP.,SH selaku pembimbing teknis
selama melakukan Magang pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas I
Palembang
8. Senior-senior Alumni AKIP-POLTEKIP yang bertugas di seluruh Unit
Pelaksana Teknis Pemasyarakatan di Sumatera Selatan
9. Seluruh pegawai di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Palembang
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Palembang, Juli 2020

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN iv


Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................
Lembar Pengesahan.......................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
Daftar Tabel...................................................................................................... iv
Daftar Gambar.................................................................................................. v
Daftar Lampiran................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 4
C. Ruang Lingkup................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
A. Kerangka Konsep............................................................................... 16
B. Kerangka Teori................................................................................... 16
BAB III HASIL KEGIATAN........................................................................ 22
A. Gambaran Umum UPT ....................................................................... 22
B. Struktur Organisasi UPT...................................................................... 24
C. Struktur Organisasi Bidang/Bagian/Unit UPT.................................... 25
D. Kegiatan Magang................................................................................. 32
E. Kegiatan/Permasalahan/Program Fokus Magang................................ 33
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 35
A. Perencanaan ........................................................................................ 35
B. Pengorganisasian................................................................................. 36
C. Pelaksanaan.......................................................................................... 36
D. Monitoring dan Evaluasi...................................................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 40
LAMPIRAN

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN v


DAFTAR TABEL

Tabel. 1.1. Jumlah WBP Menurut Golongan Usia

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN vi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN vii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-Foto Kegitatan


Lampiran 2 : Daftar Hadir Taruna Magang Tahun Ajaran 2020
Lampiran 3 : Blangko Kegiatan Harian Magang
Lampiran 4 : Form Penilaian Pembimbing Lapangan Penilaian Aktivitas Taruna
Selama Magang T.A 2020 Program Studi Teknik Pemasyarakatan
Poltekip
Lampiran 5 : Form Penilaian Pembimbing Akademik/Penguji Penilaian Aktivitas
Magang Taruna T.A 2020 Program Studi Teknik Pemasyarakatan
Poltekip
Lampiran 6 : Penilaian Seminar Laporan Magang Taruna T.A 2020 Program Studi
Teknik Pemasyarakatan Poltekip

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN viii


POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan dalam kejahatan tidak memandang usia dan
status sosial. Sebagaimana terteta dalam Passal (1) ayat 3 Undang-undang dasar
Negara republik Indonesia tahun 1945 berbunyi “Negara Indonesia adalah negara
hukum” prinsip negara hukum adalah melakukan persamaan kedudukan
dihadapan hukum, menegakkan supremasi hukum, dan menjadikan hukum sebgai
landasan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara(Siallagan, 2016). Salah satu bentuk pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pidana penjara pada Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga pemasyarakatan
adalah tempat melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik
pemasyarakatan.(Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyakaran,
1995)
Narapidana merupakan salah satu bagian dari pilar Sistem Pemasyarakatan
yang merupakan komponen penting dari kehidupan bermasyarakat. Sesuai dengan
Lahirnya Sipasindo (Sistem Pemasyarakatan Indonesia) pada tanggal 5 Juli 1963.
Pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Kovenan
Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik berbunyi,
“Semua orang berkedudukan sama di hadapan hukum dan berhak
atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun. Dalam
hal ini, hukum harus melarang diskriminasi apapun dan menjamin
perlindungan yang sama dan efektif bagi semua orang terhadap
diskriminasi atas dasar apapun seperti ras, warna, jenis kelamin, bahasa,
agama, politik atau pendapat lain, asal-usul kebangsaan atau sosial,
kekayaan, kelahiran atau status lain”.
Dalam undang-undang tersebut, yang dipakai sebagai objek adalah semua
orang atau semua warga negara. Artinya, orang yang sedang menjalani
hukumannya di dalam Lapas juga memiliki perlakuan yang sama tanpa adanya
diskriminasi atau perbedaan apapun mengenai perlakuan hukum. Perlakuan yang
sama juga harus diterapkan dalam pelaksanaan pembinaan bagi narapidana lanjut

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 1


usia yang dimana menjadi tombak yaitu para petugas Pemasyarakatan. Kebutuhan
dasar yang bersifat primer harus menjadi prioritas dalam menegakkan hak asasi
narapidana. Salah satu hak yang perlu diperhatikan secara khusus adalah hak
kesehatan narapidana sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 14 ayat 1 butir (b)
Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani dan (d)
Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak sebagaimana tertera
dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Setiap narapidana berhak mendapatkan pelakuan dan pelayanan kesehatan
yang layak terutama bagi narapidana Lanjut usia dimana sudah memiliki
kekurangan dari sisi kesehatannya, Didalam Permenkumham Lanjut Usia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Didalam
Undang-undang tersebut juga dijelaskan setiap orang yang tergolong dalam
kelompok masyarakat yang rentan berhak mendapatkan perlakuan dan
perlindungan lebih sesuai dengan kekhususannya. Perlakuan Khusus tersebut
merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan kemudahan dalam
pelayanan untuk membantu Lanjut Usia dalam memulihkan dan mengembangkan
diri serta dapat meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya serta pemenuhan
kebutuhan agar dapat memelihara kemampuan fisik, mental, dan
sosial(KEMENKUMHAM, 2018).
Narapidana yang tergolong lanjut usia sudah dijelaskan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi Nasional
Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019. Kriteria narapidana golongan lanjut
usia didasarkan pada tingkat golongan usia sesuai dengan PBB. Menurut World
Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia tentang pembagian
umur lanjut usia (lansia), bahwa:
1. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 tahun sampai usia
59 tahun.
2. Usia lanjut (elderly) ialah kelompok usia 60 tahun sampai usia 74 tahun.
3. Usia tua (old) ialah kelompok usia 75 tahun sampai 89 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) ialah kelompok usia 90 tahun ke atas.
Didukung dengan adanya undang-undang yang membahas tentang orang
yang berusia lanjut, memperkuat bahwa perilaku dalam melaksanakan pelayanan

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 2


dalam pemenuhan kebutuhan primer bagi orang yang berusia lanjut di Lapas yang
harus menjadi bagian dari tugas utama seorang petugas Pemasyarakatan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Database Pemasyarakatan
(SDP) pada tanggal 29 Juli 2020, kapasitas hunian Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Palembang berjumlah 540 orang, dengan kondisi hunian berjumlah 1618
dengan keterangan Narapidana berjumlah 1618 orang. Berdasarkan data tersebut,
data dirumuskan berdasar populasi sesuai dengan golongan usia, dengan jumlah
WBP dengan usia 60 – 90 tahun berjumlah 42 orang. Berikut grafik jumlah wbp
sesuai dengan golongan umur.

Tabel 1.1. Jumlah WBP Menurut Golongan Usia

JUMLAH NARAPIDANA BERDASARKAN USIA


1800
1576
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
40 2 0
0
< 60 Tahun 60-70 Tahun 71-80 Tahun 80-90 Tahun

JUMLAH NARAPIDANA BERDASARKAN USIA

Sumber: Seksi Registrasi LAPAS 1 Palembang 29 Juli 2020

Berdasarkan data yang Sesuai dengan grafik di atas, dimana populasi


narapidana lanjut usia hanya sebagian kecil. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
populasi narapidana lanjut usia merupakan bagian minoritas dari jumlah
keseluruhan narapidana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1
Palembang.
Abraham Maslow (1943) mengatakan bahwa, “Manusia mempunyai lima
kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari
yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 3


sulit untuk dicapai atau didapat. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan
yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting.
Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu
kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya”.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
menurut Abraham Maslow, bahwa, “faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
dasar Manusia meliputi (a) penyakit, (b) konsep diri, (c) hubungan keluarga, (d)
tahap perkembangan”.
Berdasarkan penjelasan yang dikaitkan dengan teori kebutuhan di atas,
kemudian menimbulkan pertanyaan bahwa bagaimana pemenuhan hak kesehatan
bagi narapidana lanjut usia yang dimana akan berbeda perlakuannya dengan
narapidana pada umumnya. Untuk menunjang pelaksanaan pemenuhan hak
kesehatan yang prima dan optimal bagi narapidana lanjut usia maka harus
didukung dengan adanya program khusus untuk Kesehatan narapidana lanjut usia
yang bertujuan meningkatkan taraf kesehatan narapidana lanjut usia di dalam
Lembaga Pemasyarakatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis
mengambil judul “PEMENUHAN HAK KESEHATAN BAGI NARAPIDANA
LANJUT USIA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1
PALEMBANG”.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan ini mengemukakan untuk :
1. Mengetahui bagaimana pemenuhan hak kesehatan 24 jam bagi
narapidana lanjut usia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang.

C. Ruang Lingkup
Pembahasan laporan ini akan membahas terkait dengan bagaimana
pemenuhan hak kesehatan bagi narapidana lanjut usia dalam rangkat pemenuhan
hak serta pemberikan kebutuhan khusus bagi narapidana lanjut usia di lingkungan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang. Pelaksanaan pemenuhan hak
kesehatan yang dimana akan berkaitan dengan berjalan program pembinaan bagi
narapidana lanjut usia.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Konsep
a. Tinjauan Umum Narapidana
Narapidana dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, dijelaskan Narapidana adalah Terpidana
yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.
Sedangkan terpidana itu sendiri adalah seseorang yang dipidana berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Sedangkan
dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, Narapidana adalah orang hukuman
(orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana);
terhukum(menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan narapidana adalah orang yang hilang
kemerdekaannya, menjalani pemidanaan di lembaga pemasyarakatan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Narapidana yang sedang memnjalani
masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan karena telah melanggar peraturan
hukum pidana harus melaksanakan kewajiban sebagaimana dijelaskan dalam
Permenkumham Nomor 6 tahun 2013 tentang tata tertib Lembaga
pemsayarakatan dan Rumah tahanana negara menjelaskan mengenai kewajiban
narapidana dan tahanan yaitu:
a. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
b. Mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan
c. kepada petugas Patuh, taat, dan hormat
d. Memakai pakaian seragam sebagaimana yang telah ditentukan
e. Memelihara kerapihan dan berpakaian sesuai dengan norma
kesopanan

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 5


f. Menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan hunian serta
mengikuti seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menjaga
kebersihan lingkungan hunian
g. Mengikuti apel kamar yang dilaksanakan oleh petugas
pemasyarakatan.

Narapidana wajib mengikuti peraturan yang telah ditentukan mengenai


kewajiban yang harus dijalankan, selain memenuhi kewajiban narapidana juga
memiliki hak. Dalam kamus Bahasa Indonesia, hak memiliki pengertian
tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan
untuk berbuat sesuatu(menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).
Narapidana sama halnya dengan manusia pada umumnya, mereka tetap
memilik hak yang sama. Pedoman PBB mengenai Standard Minimum Rules
untuk perlakuan narapidana yang sedang menjalani hukuman (Standard
minimum Rules For The Treatment Of Prisoner, 31 Juli 1957), yang
meliputi(Setiawan, 2019):
1) Buku register
2) Pemisahan kategori narapidana
3) memiliki Fasilitas akomodasi yang berventilasi
4) Memiliki Fasilitas sanitasi yang sehat dan memadai
5) Mendapatkan air bersih serta peralatan toilet
6) Mendapatkan Pakaian serta tempat tidur yang layak
7) Makanan yang didapat sehat
8) Hak berolahraga diudara secara terbuka
9) Hak agar mendapatkan pelayanan dari dokter umum maupun dokter gigi
10) Hak agar diperlakukan secaea adil menurut peraturan dan membela diri
11) Tidak dilakukan pengurungan pada tempat sel yang gelap dan pemberian
hukuman badan
12) Borgol serta jaket penjara tidak digunakan bagi narapidana
13) mengetahui peraturan yang berlaku dan mendapatkan informasi serta
dapat menyampaikan keluhan

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 6


14) Hak untuk dapat berkomunikasi dengan dunia luar
15) Hak mendapatkan bahan bacaan berupa buku-buku yang mendidik
16) Hak untuk mendapatkan pelayanan keagamaan
17) Hak untuk menyimpan barang-barang berharga
18) Pemberitahuan kematian, sakit, dari anggota keluarga.

Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,


dijelaskan Narapidana memiliki hak-hak yang tertuang dalam Pasal 14, yang
menyatakan:
a. Melaksanakan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya
b. Mendapatkan berupa perawatan rohani maupun perawatan jasmani
c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak.
d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak
e. Berhak menyampaikan keluhan
f. Mendapatkan bahan bacaan berupa siaran media massa
g. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilaksanakan.
h. Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, orang tertentu lainnya
i. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)
j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga;
k. Mendapatkan pembebasan bersyarat;
l. Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan
m. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Setelah menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak-hak sebgawai
narapidana, narapidana juga harus mematuhi larangan sebagimana yang telah
diatur dalam Permenkumham Nomor 6 tahun 2013 tentang Tata Terlib
Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahahnan Negara disebutkan dalam
Pasal 4 disebutkan beberapa larangan bagi narapidana :
a. Mempunyai hubungan keuangan antara Narapidana atau Tahanan lain
maupun Petugas Pemasyarakatan
b. Melakukan perbuatan asusila atau penyimpangan seksual lainnya

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 7


c. Melakukan percobaa melarikan diri atau membantu dalam porses pelarian
d. Memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang tanpa izin dari Petugas
pemasyarakatan yang berwenang
e. Melawan atau menghalangi Petugas dalam melaksanakan tugas
f. Membawa dan menyimpan uang secara tidak diperbolehkan dan barang
berharga
g. Menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, serta mengkonsumsi
narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya
h. Menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, serta mengkonsumsi
minuman yang mengandung alkohol
i. Melengkapi kamar hunian dengan alat elektronik
j. Memiliki, serta membawa dan menggunakan peralatan elektronik
k. Melakukan pemasangan instalasi listrik secara pribadidi dalam kamar
l. Membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau sejenisnya;
m. Membawa dan/atau menyimpan barang-barang yang menyebabkan ledakan
atau kebakaran
n. Melakukan tindakan kekerasan kekerasan fisik maupun psikis
o. Mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif atau memancing keributan
serta menimbulkan gangguan keamanan
p. Membuat tato, memanjangkan rambut bertindik, mengenakan anting, atau
lainnya yang sejenis
q. Memasuki blok atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas Pemasyarakatan
r. Melakukan aktifitas yang mengganggu serta membahayakan keselamatan
pribadi atau Narapidana, Tahanan, petugas pemasyarakatan,pengunjung
s. Melakukan pengrusakan fasilitas Lapas
t. Melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penipuan;
u. Menyebarkan ajaran yang sesat atau tidak sesuai
v. Melaksanakan aktifitas yang dapat menimbulkan gangguan keamananan dan
ketertiban
Menurut ketentuan Undang-undang No.12 Tahun 1995, dalam rangka
pembinaan terhadap narapidana di Lapas di lakukan penggolongan atas dasar:
a. Umur

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 8


b. Jenis Kelamin
c. Lama pidana yang dilakukan
d. Jenis kejahatan, dan
e. Kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan pembinaan.

b. Tinjauan Umum Lanjut Usia


Lansia memiliki kondisi fisik yang cenderung berbeda dengan individu-
individu pada range usia yang lainnya. Menurut Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, disebutkan lansia adalah orang yang
telah berusia 60 tahun ke atas. Penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik
dapat terjadi terhadapa orang yang berkisar usia 60 tahun sampai 70 tahun ke
atas.
Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang
Maha Esa, serta semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir(Sitinjak, 2015). Perubahan fisik
biasanya tampak jelas ketika seseorang berusia lanjut misalnya rambut
beruban, kulit yang tidak lagi elastis, dan cenderung memendeknya tubuh
dibandingkan saat muda.Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial secara bertahap(Parasari, Gusti Ayu Trisna dan Lestari,
2015) Sebagian lansia sulit menerima perubahan fisik tersebut yang
menyebabkan lansia cederung memiliki self-esteem rendah (Papalia, Sterns,
Feldman, dan Camp, 2007).
Berdasarkan kriteria tertentu sebagaimana dikemukakan oleh Buckly
Mary, bahwa seseorang yang dikatakan Lansia adalah:
1. Dipandang sebagai usia kronologis, bahwa faktor yang menentukan
seseorang dikatakan sebagai lansia adalah faktor feriabilitas (pengamatan)
dan waktu, dimana orang yang dikategorikan sebagai lansia adalah mereka
yang telah mencapai umur tertentu.
2. Dipandang usaha fungsional, bahwa manusia dikategorikan sebagai lansia
apabila kemampuannya secara fisik maupun mental sudah menurun.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 9


Menurut World Health Organitation (WHO) atau organisasi kesehatan
dunia tentang pembagian umur sebagai berikut:
1. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 tahun sampai usia 59
tahun.
2. Usia lanjut (elderly) ialah kelompok usia 60 tahun sampai usia 74 tahun.
3. Usia tua (old) ialah kelompok usia 75 tahun sampai 89 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) ialah kelompok usia 90 tahun ke atas.
Terdapat beberapa hal penting yang harus menjadi bahan kajian dan
pertimbangan dalam Menangani masalah lanjut usia antara lain berdasarkan
faktor – faktor sebagai berikut(PMK, 2018):
a. Usia lanjut usia;
Penanganan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan usia lanjut usia
artinya apakah bentuk penanganan tersebut adalah dalam bentuk
perlindungan sosial maupun dalam bentuk pemberdayaan akan disesuaikan
dengan tngkatan usia lanjut usia yang ditangani.
b. Kemampuan dan potensi lanjut usia;
Penanganan dilakukan berdasarkan kemampuan lanjut usia, apakah
digolongkan dalam lanjut usia yang potensial maupun non potensial. Posisi
ini juga akan berhubungan secara langsung dengan pola penanganan yang
akan dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat.
c. Tingkat ekonomi lanjut usia;
Penanganan dilakukan berdasarkan tingkat ekonomi lanjut usia dan keluarga
lanjut usia. Posisi ini berhubungan dengan apa saja bantuan dan
perlindungan sosial yang akan dilakukan bagi lanjut usia.
d. Tingkat kesehatan lanjut usia;
Tingkat kesehatan lanjut usia tidak bisa dihubungkan secara langsung
dengan usia lanjut usia, sering lanjut usia berusia lanjut namun masih relatif
sehat dan mampu menjalankan aktivitasnya sendiri dan sebaliknya. Oleh
sebab itu penanganan lanjut usia berdasarkan kesehatannya juga diperlukan.
e. Dukungan keluarga dan lingkungan;
Lanjut usia menjadi terlantar karena kurangnya perhatian dan keluarga dan
lingkungannya. Kondisi ini juga membutuhkan penanganan yang berbeda.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 10


Faktor tersebut dapat menjadi dasar penentuan kebijakan dan pelaksanaan
program dalam upaya penanganan lanjut usia sesuai kebutuhannya serta
mempersiapakan agar lansia dapat diterima menjadi masyarakat secara
seutuhnya.

c. Tenaga Medis

Tenaga medis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah


merupakan tenaga dalam bidang kesehatan. Namun di dalam Petunjuk
Pelaksanaan Pembinaan Upaya Kesehatan Masyarakat Di Rumah Tahanan
Negara dan Lembaga Pemasyarakatan, tenaga medis adalah dokter dan dokter
gigi. Menurut Drs CST. Kansil, SH, didalam buku Pengantar Hukum
Kesehatan Indonesia definisi pelayanan medik adalah :
“Upaya pelayanan kesehatan yang melembaga, berdasarkan
fungsi sosial dibidang pelayanan kesehatan perorangan bagi
individu dan keluarga. Fungsi sosial adalah upaya pelayanan
kesehatan bagi masyarakat,dan tidak mengambil keuntungan
secara komersial, tetapi lebih dititikberatkan pada kemanusiaan
(CST. Kansil ;1991;1)”.
Dengan melihat hal tersebut bahwa peran tenaga medis juga sangat
penting dalam menunjang proses pelayanan kesehatan, yang dapat
diselenggarakan secara berdaya guna, berhasil guna, bertanggung jawab
sehingga taraf kesehatan narapidana semakin meningkat.
Wujud dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan individu
antara lain meliputi :
1. Ketenagaan
a. Tenaga medis adalah dokter umum dan dokter gigi.
b. Tenaga paramedik adalah perawat setingkat sekolah menengah.
c. Tenaga administrasi adalah tenaga pelaksana administrasi yang
pendidikan maksimal sekolah lanjutan atas.
2. Penyediaan dan status ketenagaan

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 11


a. Tenaga medis disediakan oleh Kementerian Kesehatan RI dan
Kementerian Hukum dan HAM RI yang berkedudukan sebagai Pegawai
Negeri Sipil Kementerian Kesehatan dan Kementerian Hukum dan HAM
RI yang dipekerjakan pada masing-masing Kementerian itu sendiri.
b. Tenaga Paramedis disediakan oleh Kementerian Kesehatan RI dan
Kementerian Hukum dan HAM RI yang berkedudukan sebagai Pegawai
Negeri Sipil Kementerian Kesehatan dan Kementerian Hukum dan HAM
RI yang dipekerjakan pada masing-masing Kementerian itu sendiri.
c. Tenaga administrasi disediakan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI
dan statusnya adalah pegawai Kementerian Hukum dan HAM RI serta
golongan maksimal adalah golongan III.
3. Mutasi
Mutasi tenaga medis yang bertugas di Rutan dan Lapas/Rutan, dilakukan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1988 c.q. Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 385/Menkes/per/V/1988.
4. Peralatan
a. Jenis peralatan
1) Medis
a) Peralatan Perawatan Kesehatan Masyarakat
b)Peralatan gigi beserta kursi
c) Peralatan poliklinik
d)Lampu infra merah
e) Tandu, kursi roda, sterilisator dan tiang infuse
2) Non Medis
a) Alat administrasi kantor
b)Sarana pencatatan
c) Alat untuk penyuluhan kesehatan
b. Pengadaan dan Pemeliharaan
1) Peralatan medis disediakan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI
dan Kementerian Kesehatan RI dapat membantu sesuai dengan
kemampuan anggaran yang tersedia.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 12


2) Pemeliharaan peralatan medis dan non medis ditanggung oleh
Kementerian Hukum dan HAM RI .
3) Dalam hal di mana Kementerian Hukum dan HAM RI akan
melakukan pengadaan peralatan medis sendiri maka Kementerian
Kesehatan akan membantu dengan memberikan rekomendasi kepada
pabrik peralatan medis agar didapatkan peralatan yang baik.

c. Obat-obatan
1) Jenis obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan dan pola penyakit
serta berpedoman pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN).
2) Kebutuhan obat disediakan dari anggaran rutin Kementerian Hukum
dan HAM RI dan Kementerian Kesehatan RI mengusahakan
kekurangan kebutuhan obat-obatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang tersedia.
3) Dalam hal di mana Kementerian Hukum dan HAM RI akan
melakukan pengadaan obat-obatan sendiri maka Kementerian
Kesehatan RI akan membantu dengan memberikan rekomendasi
kepada pabrik obat agar didapatkan obat yang baik.
d. Tempat / ruangan
1) Minimal disediakan ruangan untuk kegiatan tempat pemberian
pelayanan kesehatan yang terdiri dari :
a) Ruangan periksa dokter
b) Ruangan isolasi penyakit menular
c) Ruangan obat
d) Ruangan tunggu
e) Ruangan administrasi
2) Penyediaan dan pemeliharaan ruangan oleh Rutan /
Lapas/Rutan yang bersangkutan
5. Perawat
Menurut buku AKPER DEPKES RI (1996), perawat adalah orang yang
telah menyelesaikan pendidikan profesional keperawatan dan diberi
kewenangan untuk melaksanakan peran fungsinya. Perawat harus mempunyai

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 13


pandangan luas tentang kesehatan, mempunyai ketrampilan profesional yang
cukup, mampu bekerja secara mandiri, dapat bekerja dalam kelompok atau
team, serta lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dan berperan aktif
dalam sistem pelayanan yang dikembangkan.

d. Pelayanan Kesehatan
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh manusia.
Begitu juga dengan narapidana, disamping mereka adalah pelanggar hukum
yang hilang kemerdekaan, mereka adalah manusia biasa yang suatu saat bisa
sakit. Usaha peningkatan pelayanan kesehatan narapidana merupakan salah
satu penghargaan hak asasi manusia, baik sebagai manusia maupun sebagai
warga negara. Karena kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk
dimiliki para narapidana, dengan kesehatan yang selalu terjaga dengan baik
maka narapidana dapat menjalani segala aktifitas dalam Lapas/Rutan dengan
baik pula. Di dalam PP No.32 Tahun 1999 tentang Syarat Dan Tata Cara
Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan pada Bab 1 Ketentuan Umum
Pasal 1 Butir 4 Pelayanan Kesehatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif di bidang kesehatan bagi narapidana dan Anak Didik
Pemasyarakatan di Lapas/Rutan.
Pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa pelayanan menurut Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan :
1. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang
bersifat promosi kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap
suatu masalah kesehatan/penyakit.
3. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 14


pengendalian kecatatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin.
4. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapatberfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna
untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
5. Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Di dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia pasal 41 (2) yang berbunyi, “Setiap penyandang cacat, orang yang
berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak berhak memperoleh kemudahan
dan perlakuan khusus”. Guna meningkatkan derajat kesehatan bagi narapidana
lansia tersebut dilakukan upaya-upaya pemenuhan hak kesehatan antara lain
melalui pencegahan, penyembuhan dan meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi narapidana lansia diantaranya;
1. Peningkatan kesehatan lingkungan;
2. Peningkatan persediaan obat-obatan;
3. Penyuluhan kesehatan;
4. Peralatan medis; dan
5. Keberadan tenaga medis yang cukup.
Dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor :
PAS-14.OT.02.02 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Pemasyarakatan.
Bidang Pelayanan Kesehatan, tercantum:
Dalam Keputusan Direktur Jenderal tersebut di atas, maka sistem,
mekanisme dan prosedur layanan kesehatan di Lapas/Rutan terdiri atas:
1. WBP baru masuk Lapas/Rutan dilakukan skrining pemeriksaan kesehatan
awal di poliklinik.
2. WBP yang sakit dilayani kesehatannya di poliklinik di dalam Lapas/Rutan.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 15


3. Apabila WBP dalam keadaan gawat darurat, segera berikan pertolongan
pertama pada kegawatdaruratan dan penanganan medis lebih lanjut.
4. Jika tidak dapat ditangani di Lapas/Rutan, WBP dapat dirujuk ke RS di luar
Lapas/Rutan (sesuai Protap rujukan yang berlaku).
5. WBP yang akan bebas dilakukan pemeriksaan kesehatan di poliklinik.

Sarana, prasarana dan/atau fasilitas kesehatan terdiri atas:


1. Petugas Kesehatan
2. Poliklinik
3. Alat kesehatan
4. Obat-obatan
Kompetensi Pelaksana
1. Dokter Umum
2. Dokter Gigi
3. Perawat
4. Perawat Gigi
5. Bidan
6. Psikolog/Psikiater

B. Kerangka Teori
a. Abraham Maslow (1943) mengatakan bahwa manusia mempunyai lima
kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki
kebutuhan. Kebutuhan dari yang paling penting hingga yang tidak penting
dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Untuk
dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu
kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya atau bisa disebut
pemenuhan kebutuhan dasar (primer) setelah itu dipenuhi kebutuhan
sekunder dan tersiernya.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 16


Dari pendapat pemenuhan kebutuhan manusia dari Abraham Maslow
tersebut juga dapat dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan bagi narapidana
lansia di Lapas/Rutan yaitu:
a. Fisiologis
Jenis kebutuhan ini dikaitkan dengan lansia di Lapas/Rutan berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan,
minum, menghirup udara, seks dan sebagainya. Jika kebutuhan dasar ini
tidak terpenuhi, maka tubuh lansia akan menjadi bertambah rentan
terhadap penyakit, bertambah lemah, tidak fit, sehingga proses untuk
memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat terhambat.
b. Kebutuhan Rasa Aman dan Keselamatan.
Ketika kebutuhan fisiologis lansia di Lapas/Rutan telah terpenuhi secara
layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman dan
perlindungan yang dirasakan oleh lansia di Lapas/Rutan mulai membaik
dalam mengikuti proses pembinaannya di Lapas/Rutan, namun hal ini
bertentangan dalam status yang dimiliki oleh lansia di Lapas/Rutan yaitu
narapidana.
c. Kebutuhan Sosial.
Pemenuhan kebutuhan sosial manusia pada lansia di Lapas/Rutan
meliputi lingkungan di Lapas/Rutan bagaimana yang meliputi
narapidana, petguas pemasyarakatan dan sebagainya yang berhubungan
dengan lansia di Lapas/Rutan namun yang lebih yang diperhatikan dalam
kebutuhan sosial narapidana di Lapas/Rutan yaitu meliputi perhatian dan
kasih sayang oleh keluarga. Jika kebutuhan sosial lansia tidak terpenuhi
maka akan timbul permasalahan seperti kesepian (loneliness) tidak fokus
dalam melaksanakan kewajiban dan dapat menimbulkan depresi.
d. Kebutuhan akan harga diri
Setelah pemenuhan kebutuhan fisiologis keselamatan dan sosial tersebut
maka akan timbul perasaan pada lansia di Lapas/Rutan yaitu harga diri
dan kepercayaan diri, harga diri pada lansia di Lapas/Rutan seperti akan
merubah perilaku yang kurang baik yang menyebabkan mendapatkan

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 17


hukuman dan kepercayaan diri yaitu yakin akan dapat merubah perilaku
tersebut.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri
Jenis kebutuhan ini jika dikaitkan dengan lansia di Lapas/Rutan berkaitan
dengan keinginan untuk mengembangkan kemampuan dalam menjalani
masa pidana di Lapas/Rutan. Kebutuhan aktualisasi pada lansia ini
memerlukan banyak berinteraksi dengan petugas pemasyarakatan dalam
mengembangkan kemampuan lansia.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow, bahwa, “faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan dasar Manusia meliputi (a) penyakit, (b)
konsep diri, (c) hubungan keluarga, (d) tahap perkembangan”.

b. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan) menyebutkan bahwa


ada 3 faktor esensial dalam model ini, yaitu : (1) Kesiapan individu untuk
mengubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau
memperkecil risiko kesehatan, (2) Adanya dorongan dalam lingkungan
individu yang membuatkan mengubah perilaku, dan (3) Perilaku itu sendiri.
Menurut Rosenstock (1974,1977) model ini dekat dengan pendidikan
kesehatan. Aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock yaitu :
1. Ancaman, yaitu persepsi tentang kerentanan diri terhadap penyakit dan
persepsi tentang keparahan penyakit/ kondisi kesehatannya.
2. Harapan, yaitu persepsi tentang keuntungan suatu tindakan dan persepsi
tentang hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan itu.
3. Pencetus Tindakan, yaitu media, pengaruh orang lain dan hal-hal yang
mengingatkan.
4. Faktor Sosio-demografi, yaitu pendidikan, umur, jenis kelamin/gender
dan suku bangsa.
5. Penilaian diri, yaitu tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan
itu.

c. George R. Terry (1958) dalam buku Principles of Management, juga


menyatakan bahwa, “management is the accomplishing of a predetemined

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 18


obejectives through the efforts of other people” atau manajemen adalah
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui atau bersama-sama
usaha orang lain. Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu
atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen berorientasi pada proses (process oriented) yang berarti bahwa
manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan
keterampilan agar aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat menghasilkan
tindakan dalam mencapai kesuksesan. Terry membagi empat fungsi dasar
manajemen, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan). Keempat fungsi
manajemen ini disingkat dengan POAC.
a. Planning (Perencanaan), mengemukakan tentang Planning sebagai
berikut, yaitu “Planning is the selecting and relating of facts and the
making and using of assumptions regarding the future in the
visualization and formulation to proposed of proposed activation
believed necesarry to accieve desired result”. “....Perencanaan adalah
pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan
penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang
akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
b. Organizing (Pengorganisasian), mengemukakan tentang organizing
sebagai berikut, yaitu “Organizing is the determining, grouping and
arranging of the various activities needed necessary forthe attainment of
the objectives, the assigning of the people to thesen activities, the
providing of suitable physical factors of enviroment and the indicating of
the relative authority delegated to each respectives activity”.
“...Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan
macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
penempatan orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini,
penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi keperluan kerja dan
penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap
orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 19


diharapkan. Terry juga mengemukakan tentang azas-azas organizing,
sebagai berikut, yaitu : 1. The objective atau tujuan. 2. Departementation
atau pembagian kerja. 3. Assign the personel atau penempatan tenaga
kerja. 4. Authority and Responsibility atau wewenang dan tanggung
jawab. 5. Delegation of authority atau pelimpahan wewenang.
c. Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan), mengatakan bahwa “Actuating is
setting all members of the group to want to achieve and to strike to
achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning
and organizing efforts”. “....Penggerakan adalah membangkitkan dan
mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan
berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi
dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak
pimpinan. Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan
tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok
manajemen, mulai dari tingkat atas, menengah sampai kebawah. Segala
kegiatan harus terarah kepada sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak
terarah kepada sasarannya hanyalah merupakan pemborosan terhadap
tenaga kerja, uang, waktu dan materi atau dengan kata lain merupakan
pemborosan terhadap tools of management. Hal ini sudah barang tentu
merupakan mis-management. Tercapainya tujuan bukan hanya
tergantung kepada planning dan organizing yang baik, melainkan juga
tergantung pada penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan
pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya
penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju. Penggerakan tanpa
planning tidak akan berjalan efektif karena dalam perencanaan itulah
ditentukan tujuan, budget, standar, metode kerja, prosedur dan program.
Faktor-faktor yang dierlukan untuk penggerakan yaitu: 1. Leadership
(Kepemimpinan) 2. Attitude and morale (Sikap dan moril) 3.
Communication (Tatahubungan) 4. Incentive (Perangsang) 5.
Supervision (Supervisi) 6. Discipline (Disiplin).
d. Controlling (Pengawasan), mengemukakan bahwa Controlling, yaitu,
“Controlling can be defined as the process of determining what is to

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 20


accomplished, that is the standar, what is being accomplished. That is
the performance, evaluating the performance, and if the necessary
applying corrective measure so that performance takes place according
to plans, that is conformity with the standar”. “...Pengawasan dapat
dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu
standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan, dan bilaman perlu melakukan perbaikan-perbaikan,
sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan
standar (ukuran). Controlling mempunyai perananan atau kedudukan
yang penting sekali dalam manajemen, mengingat mempunyai fungsi
untuk menguji apakah pelaksanaan kerja teratur tertib, terarah atau tidak.
Walaupun planning, organizing, actuating baik, tetapi apabila
pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan yang telah
ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan demikian control mempunyai
fungsi untuk mengawasi segala kegaiatan agara tertuju kepada
sasarannya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Proses
pengawasan sebagai berikut, yaitu: 1. Determining the standar or basis
for control (menentukan standar atau dasar bagi pengawasan) 2.
Measuring the performance (ukuran pelaksanaan) 3. Comparing
performance with the standar and ascerting the difference, it any
(bandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukan jika ada
perbedaan) 4. Correcting the deviation by means of remedial action
(perbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat).

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 21


BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Gambaran Umum UPT
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Palembang merupakan satu-satunya
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I yang ada di Provinsi Sumatera
Selatan.Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) ini diresmikan penggunaannya pada
tahun 1978. Berdiri di atas tanah seluas 42.500 m² dengan daya tampung
(kapasitas) hunian sebanyak: 540 orang.
Peningkatan jumlah WBP di Lapas Klas I Palembang tidak diimbangi
dengan peningkatan sarana dan prasarana, sehingga kelebihan kapasitas
menimbulkan berbagai macam aspek negatif yang berakibat kurang tercapainya
tujuan dari system Pemasyarakatan.
Sejak tahun 2003 Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia berupaya
membangun lapas yang diharapkan dapat mengatasi lebihnya kapasitas WBP,
sehingga pada bulan juli 2003 dimulai pembangunan Lapas Kelas 1 Palembang
yang terletak di Merah Mata yang berjarak ±30 Km Sebelah timur dari kota
Palembang. Berdasarkan dengan surat Kepala Kantor Wilayah Kementrian
Hukum Dan HAM Sumatera Selatan No. W5.PK.01.01.01-0185 tanggal 19
januari 2011 Perihal pelaksanaan pemindahaan bertahap dari Pakjo ke Merah
Mata, maka pada tanggal 28 januari 2011 dilakukan pemindahan perdana
kemudian pada tanggal 31 januari 2011 Lapas Klas 1 Palembang di Merah Mata
di resmikan oleh Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar yang bertepatan

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 22


dengan peresmian Law Centre. Proses pemindahan berakhir pada tanggal 7 maret
2011. Gedung Lembaga Pemasyarakatan Klas I Palembang terdiri dari:
1. Ruang Perkantoran (Ruang Tata Usaha, Umum, Kepegawaian &
Keuangan, Pertemuan, Kalapas, Adm. Kamtib, Keamanan, Portatib
Kegiatan Kerja, Bimker& Lolahasker, Ruang Besukan, Warung
Informasi, KPLP, P2U, Binadik, Register, Bimaswat, Komandan dan
Dapur).
2. Blok Hunian terdiri dari 2 sektor, Sektor A untuk warga binaan
narkotika dan sektor B khusus warga binaan Kriminal
3. Ruang Ibadah, Ruang Pertemuan, Koperasi, Bimker, Perpustakaan,
Ruang Poliklinik dan Gudang senjata.
Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi
Visi
Terwujudnya Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang yang
akuntabel, transparan dan profesional dengan di dukung oleh petugas yang
memiliki kompetensi dan moralitas tinggi.
Misi
1. Mewujudkan tertib pelaksana tugas pokok dan fungsi Lembaga
Pemasyarakatan Klas 1 Palembang secara konsisten dengan
mengedepankan penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia.
2. Membangun kelembagaan yang profesional dengan berlandaskan pada
akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
pemasyarakatan.
3. Mengembangkan potensi dan kompetensi sumber daya petugas Lembaga
Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang secara konsisten dan
berkesinambungan.
4. Meningkatkan Iman Dan Takwa Petugas Pemasyarakatan Klas 1
Palembang secara konsisten
Nilai-Nilai Organisasi
Untuk membentuk dan merubah perilaku dan pola pikir perlu ditetapkan
nilai-nilai yang menjadi Budaya Kerja dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
yang berkinerja produktif melalui “PASTI” yang mempunyai makna :

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 23


1. Profesional:
Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras
untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integritas profesional.
2. Akuntabel:
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku.
3. Sinergis:
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan
untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan
berkualitas.
4. Transparan:
Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaanya, serta hasil-hasil yang dicapai.
5. Inovatif:
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
Demografi
1. Nama Upt : Lembaga pemasyarakatan Kelas I Palembang
2. Tahun Berdiri : 1978 tahun
3. Kapasitas : 540 orang
4. Alamat Lengkap : jalan taqwa merah mata Palembang 30118

B. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 24


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang
C. Struktur Organisasi Bidang /Bagian/Unit UPT Magang
Adapun uraian tugas atau tata kerja dari masing-masing bidang di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Palembang adalah sebagai berikut:
Kepala Lembaga Pemasyarakatan
1) Mengkoordinasi tugas bidang pembinaan, kegiatan kerja, administrasi
keamanan dan tata kerja serta pengelolaan dan tata usaha lapas.
2) Menilai dan mengesahkan penilaian pekerjaan pejabat dan pegawai
bawahan di lapas.
3) Melaksanakan pembinaan pegawai di lapas.
4) Mengkoordinasi pembuatan dan penyusunan laporan di lapas
Bagian Tata Usaha
1) Menyusun rencana kerja tata usaha Lembaga Pemasyarakatan
2) Mengklasifikasikan arsip dan dokumentasi lapas.
3) Menyelenggarakan pemeliharaan kendaraan dinas agar selalu dalam
keadaan siap pakai.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 25


4) Menyelenggarakan pemeliharaan alat perlengkapan kantor, gedung
kantor, dan rumah dinas sesuai dengan rencana dan anggaran yang
ada.
a. Urusan Kepegawaian
1) Membuat rencana kerja Sub Bag Kepegawaian.
2) Meneliti dan memeriksa data Kepegawaian untuk pengusulan
formasi kebutuhan pegawai.
3) Meneliti dan memeriksa data kepegawaian untuk penyusunan
DUK.
4) Meneliti dan memeriksa surat pengujian kesehatan atau tim penguji
kesehatan CPNS menjadi PNS.
5) Membagi tugas dan menyiapkan pengambilan sumpah PNS.
6) Meneliti dan memeriksa data pengusulan kenaikan pangkat.
7) Meneliti dan memeriksa data pengusulan mutasi dalam jabatan
struktural.
8) Melakukan pembinaan pegawai.
9) Meneliti dan memeriksa rekapitulasi absensi pegawai untuk
pembayaran uang makan dan tunjangan remunerasi.
10) Membuat laporan dan menyusun laporan Kepegawaian.
11) Membuat dan menyusun laporan penilaian prestasi kerja sub bag
kepegawaian.
b. Urusan Keuangan
1) Merencanakan kegiatan kerja Sub Bag Keuangan.
2) Meneliti dan memeriksa daftar gaji/lembur, rapel, uang makan,
tunjangan kinerja dan UP.
3) Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung.
4) Memeriksa dan meneliti pembayaran gaji pegawai.
5) Menerbitkan dan menanda tangani SPM.
6) Memeriksa dan meneliti pencairan dana berdasarkan SP2D.
7) Memeriksa dan meneliti pungutan dan penyetoran pajak.
8) Memeriksa dan meneliti pembayaran atas tagihan beban anggaran
belanja rutin.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 26


9) Memeriksa dan meneliti laporan bulanan, triwulan, semester dan
tahunan Sub Bagian Keuangan.
c. Urusan Umum
1) Membuat program kerja Sub Bagian Umum.
2) Memeriksa dan meneliti pengiriman surat keluar dan penyampaian
informasi keluar.
3) Memeriksa dan Meneliti pengelolaan surat masuk dan keluar.
4) Memeriksa dan meneliti tata kelola kearsipan, dokumentasi dan
pemeliharaan dokumentasi.
5) Membuat konsep surat-surat dinas Sub Bagian Umum.
6) Membuat konsep jadwal tugas petugas kendaraan dinas (darat dan
laut)
7) Membagi tugas dan menyelenggarakan pemeliharaan alat
perlengkapan kantor.
8) Membagi tugas dan menyelenggarakan pemeliharaan jaringan
listrik,air, telepon dan bangunan.
9) Membuat laporan dan meneliti berkas tagihan pemeliharaan alat
perlengkapan kantor.
10) Membuat laporan dan menyelenggarakan administrasi biaya
pemeliharaan kendaraan dinas.
11) Membagi tugas dan mengkoordinasikan inventarisasi barang,
SIMAK BMN serta persediaan.
12) Membuatlaporan dan mengajukan rencana anggaran
biaya(air,listrik,telpon,genset,kendaraan dinas dan
bangunangedung).
13) Menyusun, membuat, meneliti dan memeriksa laporan bulanan sub
bagian umum.
14) Mengikuti sidang TPP bersama Tim.

Bidang Pembinaan Narapidana


1) Menyusun rencana kerja bidang pembinaan.
2) Menetapkan buku asimilasi kerja luar tembok.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 27


3) Menyiapkan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan.
4) Menyiapkan usul Pembebasan Bersyarat.
5) Menyiapkan usulan remisi umum, remisi khusus, remisi perubahan
pidana.
6) Menetapkan buku-buku register Warga Binaan Pemasyarakatan.
7) Menyiapkan surat permohonan pembuatan litmas, ada/tidaknya
perkara lain, perminataan D2, surat rujukan dokter lapas.
8) Menyiapkan laporan bulanan bidang pembinaan.
a. Seksi Registrasi
1) Menyusun dan membuat rencana kerja Seksi Registrasi.
2) Memeriksa dan meneliti entri data Sistem Database Pemasyarakatan
(SDP).
3) Memeriksa dan meneliti surat ijin kunjungan WBP
4) Memeriksa dan meneliti usulan remisi umum dan khusus.
5) Memeriksa dan meneliti WBP baru.
6) Memeriksa dan meneliti surat lepas WBP yang telah selesai
menjalani masa pidana dan PB.
7) Memeriksa dan meneliti buku jurnal, buku ekspirasi dan buku
register WBP lainnya.
8) Memeriksa dan meneliti usulan remisi perubahan pidana.
9) Memeriksa dan meneliti laporan bulanan seksi registrasi.
10) Mengikuti sidang TPP bersama tim.
b. Seksi Bimbingan Kemasyarakatan
1) Menyusun dan Membuat rencana kerja seksi Bimkemas.
2) Memeriksa dan meneliti materi sidang TPP.
3) Memeriksa dan meneliti hasil sidang TPP.
4) Memeriksa dan meneliti jadwal kegiatan pembinaan mental dan
olah raga bagi WBP.
5) Memeriksa dan meneliti berkas usul pembebasan bersyarat (PB).
6) Memeriksa dan meneliti jadwal kegiatan hari besar keagamaan
7) Melaksanakan program deradikalisasi teroris dan konsultasi WBP.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 28


8) Memeriksa dan meneliti laporan pelaksanaan Warung Telkom
Khusus.
9) Menyusun dan membuat laporan seksi bimkemas dan, surat
permohonan litmas,ada/tidaknya perkara lain danpermintaan D2.
c. Seksi Perawatan
1) Menyusun dan membuat rencana kerja seksi Perawatan Narapidana.
2) Menyelenggaraan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.
3) Memeriksa dan meneliti permohonan perbaikan/penggantian
peralatan masak/dapur, peralatan makan, pakaian WBPdan alas
tidur yang telah rusak.
4) Memeriksa dan meneliti permohonan kebutuhan obat-obatan WBP
dan Alat kesehatan.
5) Memeriksa dan meneliti pendistribusian peralatan makan, pakaian,
alas tidur, peralatan mandi dan pembagian jatahmakan WBP.
6) Memeriksa dan meneliti surat rujukan dokter lapas untuk rawat inap
di rumah sakit.
7) Memeriksa dan meneliti kelengkapan tes urine bagi WBP.
8) Memeriksa dan meneliti manage bon,pengeluaran beras, makanan
siap saji.
9) Memeriksa dan meneliti laporan bulanan seksi perawatan.
10) Mengikuti sidang TPP bersama tim.

Bidang Kegiatan Kerja


1) Menyusun rencana kerja bidang kegiatan kerja.
2) Menetapkan buku asimilasi kerja luar tembok.
3) Meneliti dan memeriksa inventarisasi hasil kerja WBP.
4) Meneliti pelaksanaan pemasaran hasil kerja barang produksi.
5) Meneliti laporan hasil transaksi jual beli hasil kerja.
6) Membuat laporan bidang kegiatan kerja.
7) Mengikuti siding TPP bersama tim.
a. Seksi Sarana Kerja
1) Menyusun rencana kerja seksi sarana kerja.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 29


2) Meneliti dan memeriksa bahan, sarana/ peralatan kerja yang
diperlukan.
3) Memeriksa barang, sarana/ peralatan kerja yang akan dibutuhkan.
4) Memeriksa perbaikan sarana/peralatan kerja yang rusak.
5) Meneliti dan memeriksan bahan, sarana/peralatan kerja yang
dikeluarkan atau digunakan.
6) Meneliti dan memeriksa sisa bahan, saran/ peralatan kerja yang
telah di pakai.
7) Membuat laporan seksi sarana kerja.
8) Mengikuti sidang TPP bersama tim.
b. Seksi Bimbingan Kerja
1) Menyusun rencana kerja seksi bimbingan kerja.
2) Meneliti dan memeriksa penggunaan, penyimpanan alat - alat kerja
dan bahan produksi.
3) Meneliti dan memeriksa seleksi narapidana yang terampil dalam
pembuatan barang produksi.
4) Memeriksa proses pembuatan barang serta meneliti barang hasil
produksi
5) Menyusun laporan hasil kerja seksi bimbingan kerja.
6) Mengikuti sidang TPP bersama tim.
c. Seksi Pengelolaan Hasil Kerja
1) Membuat dan menyusun rencana kerja seksi pengelolaan hasil
kerja.
2) Memeriksa dan meneliti barang hasil produksi WBP.
3) Memasarkan barang hasil produksi WBP dan menerima pesanan.
4) Membukukan hasil penjualan barang hasil produksi WBP.
5) Menyetorkan hasil penjualan barang produksi WBP kepada
Bendahara penerima.
6) Menyusun laporan seksi pengelolaan hasil kerja.
7) Mengikuti sidang TPP bersama tim.

Bidang Administrasi Keamanan dan Tata Tertib

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 30


1) Menyusun rencana kerja bidang adm. kamtib.
2) Menetapkan buku asimilasi kerja luar tembok.
3) Menyiapkan jadwal tugas regu pengamanan, P2U, satgas kamtib, dan
piket.
4) Menyiapkan berita acara pemeriksaan WBP, dan hasil siding TPP
tentang pelanggaran Tata Tertib WBP.
5) Menyiapkan buku laporan tugas regu pengamanan, buku resume tugas
pengamanan, control clok, P2U, satgas kamtib dan piket.
6) Menyiapkan surat perintah tim penggeledahan kamar hunian dan
laporan hasilkejadian.
7) Menyiapkan surat perintah tim penggeledahan kunjungn / pembesuk
WBP.
8) Menyiapkan surat bantuan permohonan bantuan ke pihak POLRI, dan
surat perintah pengawalan WBP yang keluar lapas.
9) Menyiapkan laporan bulanan bidang adm. kamtib.
10) Mengikuti sidang TPP bersama tim.

a. Seksi Keamanan
1) Menyusun dan membuat rencana kerja seksi keamanan.
2) Memeriksa dan meneliti jadwal tugas regu pengamanan, P2U,
satgas kamtib dan piket.
3) Memeriksa inventarisasi sarana keamanan.
4) Memeriksa dan meneliti hasil berita acara pemeriksaan WBP.
5) Memeriksa dan meneliti laporan kebutuhan kelengkapan sarana
keamanan.
6) Memeriksa dan meneliti laporan bulanan dan triwulanMelakukan
penggeledahankamar - kamar hunian WBP bersama tim.
7) Memeriksa dan meneliti berita acara hasil penggeledahan kamar
hunian WBP.
8) Memeriksa dan meneliti surat permohonan bantuan ke pihak
POLRI.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 31


9) Memeriksa dan meneliti surat perintah tugas pengawalan WBP
yang keluar lapas.
10) Memastikan pendistribusian kelengkapan sarana keamanan kepada
KPLP.
11) Mengikuti sidang TPP bersama tim.
b. Seksi Pelaporan dan Tata Tertib
1) Memeriksa dan meneliti laporan bulanan dan triwulan.
2) Memeriksa dan meneliti rekap absensi regu pengamanan, P2U,
satgas kamtib dan piket.
3) Memeriksa dan meneliti resume tugas harian regu pengamanan,
P2U dan Satgas Kamtib.
4) Memeriksa dan meneliti hasil control clock regu pengamanan.
5) Melakukan penggeledahan kamar-kamar hunian WBP bersama tim.
6) Melakukan penggeledahan badan dan barang pengunjung laki-laki
bersama tim.
7) Mengikuti sidang TPP bersama Tim.

Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan


Terdiri dari regu 4 regu yang tiap regunya berjumlah 13 orang, dimana
tugas rutinnya adalah pengawasan dan pengamanan terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatan. Adapun tugas-tugas lainnya yaitu:
1. Petugas penjagaan, dan staf KPLP melaksanakan tugas rutin sehari-hari
yaitu membuat laporan harian.
2. Menyusun rencana kerja bidang KPLP.
3. Menetapkan buku asimilasi kerja luar tembok.
4. Menyiapkan buku laporan kegiatan tugas regu pengamanan.
5. Menyiapkan permohonan kebutuhan sarana pengamanan, ATK, alat
pertanian dan alat kebersihan.
6. Menyiapkan buku laporan kegiatan pelaksanaan tugas di rumah sakit.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 32


7. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan penggeledahan blok/kamar-kamar
hunian.
8. Melaksanakan penggeledahan insidentil bersama regu pengamanan.
9. Menyiapkan berita acara penggeledahan dan penyerahan barang bukti hasil
penggeledahan.
10. Menetapkan berita acara serah terima kunci peti pengamanan.
11. Mengikuti sidang TPP bersama tim.

D. Kegiatan Magang
Kegiatan magang meliputi antara lain:
1) Melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil survey dan
wawancara yang berkaitan dengan permasalahan yang diambil saat
magang.
2) Melakukan pemetaan dan evaluasi terkait pelaksanaan pemasalahan
tersebut.
3) Melakukan analisis data;
4) Menyusun model kegiatan yang akan dilakukan pada saat magang.
5) Menyusun strategi pemecahan masalah yang dihadapi;
6) Menyusun rekomendasi alternatif kebijakan;
7) Melakukan seminar/presentasi/diskusi mengenai hasil kajian.
E. Kegiatan/Permasalahan/program fokus magang
Pada kegiatan magang ini penulis memfokuskan pengamatan terhadap
narapidana lanjut usia yang dimana memiliki kebutuhan khusus dan memiliki
kekurangan baik dalam kondisi psikologi dan kesehatannya. Perlakuan khusus
bagi narapidana lanjut usia pada Lembaga Pemasyrakatan Kelas I Palembang
terkhusus dalam pemenuhan hak bagi narapidana lanjut usia. Adapun
permasalahan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam proses pemenuhan hak-hak narapidana sebagaimana yang telah
diamanahkan undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
tepatnya pada pasal 14 ayat 1 butir (b) Mendapat perawatan, baik perawatan
rohani maupun jasmani dan (d) Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 33


yang layak. Dalam pelaksanaannya pemberian pelayanan kesehatan yang layak
bagi setiap narapidana haruslah terus diberikan terutama kepada kelompok rentan
yang dimana dalam hal ini narapidana lanjut usia yang dimana dijelaskan
narapidana lanjut usia berumur lebih dari 60 tahun, maka dari itu perlu adanya
pemaksimalan dalam pemberian pelayanan kesehatan bagi narapidana lanjut usia.
2. Pengorganisasian
Dalam peoses pengoranisisasian pipimpinan dalam hal ini kepala Lembaga
Pemasyrakatan menekankan kepada para setiap petugas khususnya kepada dokter
dan perawat untuk selalu mengamati dan memperhatikan hak kesehatan seluruh
narapidana terutaman narapidana yang sudah memasuki usia lanjut yaitu 60 tahun
keatas. Penulis juga mengamati tahapan pengorganisasian dari sisi petugas yang
harus terus diberikan arahan dengan tujuan dapat menjalankan tugas dan
fungsinya
3. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan pemberikan hak pelayanan kesehatan bagi narapidana
lanjut usia pihak Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang melakukan
sosialisasi terlebih dahulu kepada narapidana khusunya narapidana lanjut usia
tentang hak-hak yang mereka dapatkan selama menjalani masa pidana, terutama
hak berupa pelayanan kesehatan bagi narapidana lanjut usia. Tahapan selanjutnya
yaitu melakukan cek kesehatan secara rutin bagi narapidana lanjut usia dan
kepada narapidana yang memiliki permasalahan kesehatan.
4. Monitoring dan evaluasi
Pelaksanaan pemberian hak berupa pelayanan kesehatan perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi yang berguna untuk berjalannya secara efektif tugas dan
fungsi dari setiap petugas sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai dengan
maksimal. Monitoring dilakukan dari setiap pimpinan mulai dari Kalapas, kepala
bidang, kepala seksi sehingga dalam pelaksanaanya mendapatkan hasil yang
maksimal. Setelah dilakukan monitoring dilakukan evaluasi yang bertujuan
melakukan perbaikan pelayananan kesehatan sehingga terciptanya peningkatan
layanan dalam hal ini pelayanan kesehatan.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 34


BAB IV
PEMBAHASAN

Pemasyarakatan masih memiliki tantangan besar terutama jumlah


narapidanan dan tahanan yang sudah jauh melebihi dari kapasitas yang dimiliki
dari setiap Lapas dan Rutan yang dimana hal ini lebih dikenal dengan istilah
overcrowded. Permasalahan overcrowded tidak hanya selesai dengan begitu saya
permasalahan tersebut membuat permasalahan lanjutan dimana pemberian hak-
hak bagi narapidana tidak berjalan dengan maksimal. Pemberian pelayananan
berupa hak-hak narapidana harus dilakukan karna sejatinya narapidana sama
dengan masyarakat pada umunya hanya saja mengalami hilang kemerdekaan.
Pemberian hak narapidana dalam hal ini pemberian hak pelayananan berupa

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 35


kesehatan bagi narapidana sesuai dengan peraturan yang ada narapidana berhak
mendapatkan kesehatan yang layak. Pemberian pelayanan kesehatan bagi
narapidana juga harus diperhatikan terutama bagi narapidana yang sudah lanjut
usia dimana yang sudah memiliki kekurangan baik dari segi kesehatana dan
psikologisnya. Dalam melaksanakan pemberian pelayanan kesehatan yang
maksimal perlu adanya managemenet yang baik sebagaimana dijelaskan menurut
George R. Terry (1958) dalam buku Principles of Management, juga menyatakan
bahwa, “management is the accomplishing of a predetemined obejectives through
the efforts of other people” atau manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan melalui atau bersama-sama usaha orang lain. Terry membagi
empat fungsi dasar manajemen, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan).
A. Perencanaan
Pelaksanaan pemenuhan hak narapidana berupa pelayanan kesehatan perlu
adanya perencanaan yang baik yang bertujuan agar dapat terciptanya perkiraan-
perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan agar
dapat menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Pembuatan perkiraan atau asumsi yang baik dapat mencapai tujuan dari
pemberian pelayanan kesehtan bagi narapidana lanjut usia tersebut, perencanan
dilakukan dimulai dari narapidana lanjut usia bangun tidur sampai dengan
narapidana lanjut usia kembali beristirahat. Pemberian pelayanan kesehatan
dilakukan baik secara langsung dengan melakukan pengecekan kesehatan maupun
dilakukan dengan melakukan sosialisasi tentang pola hidup sehat bagi narapidana
lanjut usia. Pemberian sosialisasi juga dilakukan dengan mengambarkan
bagaimana proses pemberian hak kesehatan berkaitan dengan bagaimana proses
pemeriksaan bagi narapidana lanjut usia maupun pemenuhan kebutuhan kesehatan
narapidana lanjut usia. Menyiapkan program pembinaan yang dapat menunjang
kesehatan misal jalan pagi dan beberapa olahraga ringan lainnya yang dimana
dalam pelaksanaanya harus diorganisisr dengan baik sesuai kebutuhan dari setiap
narapidana tersebut.
B. Pengorganisasian

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 36


Pelaksanan pemberian pelayanan kesehatan yang layak bagi narapidana
lanjut usia pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang dilaksanakan
dengan melakukan pengoraganisasian yaitu penentuan, pengelompokkan, dan
penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
berupa pelayanan kesehatan bagi narapidana lanjut usia, penempatan orang-orang
(pegawai), pelaksanaan kegiatan-kegiatan. Pelaksanaan pengorganisiran
dilakukan dengan melakukan pengarahan bagi tim kesehatan dan tim pengaman
yang dimana secara intens bertemu dengan narapidana lanjut usia, para petugas
diharapkan dapat menerapkan dan menjaga kebersihan serta melaporkan apabila
terdapat keluahan kesehatan.
Pengorganisasian yang dilakukan oleh Jajaran Lembaga Pemasyarakatan
Kelas 1 Palembang dalam hal ini petugas diharapkan dapat menjalin hubungan
yang harmonis baik antara petugas maupun petugas dengan narapidana, dengan
demikian dapat mencapai tujuan pelayanan kesehatan yang layak khususnya
kepada narapidana yang memiliki kebutuhan khusus yaitu narapidana lanjut usia.
C. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan proses pemberian hak narapidana lanjut usia dilakukan
dengan melakukan Kegiatan pelaksanaan yaitu dengan membangkitkan dan
mendorong semua anggota baik narapidana maupun petugas agar dapat
berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas
serta serasi dengan perencanaan pengorganisasian dari pihak pimpinan.
Pelaksanan dilakukan dengan memberikan motivasi agar tetap hidup bersih dan
sehat serta menjaga pola makan bagi narapidana lanjut usia. Pemberian morivasi
tersebut dengan bantuan dari pejabat terkait Setiap aksi didukung dari pimpinan
teratas hingga pimpinan menengah. Dukungan moril dan materiil selalu diberikan
misalnya ada kebutuhan mendesak seperti obat dan multivitamin harus segera
dipenuhi demi terwujudnya pemenuhan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Sinergitas dan harmonisasi dalam bekerja dan berkinerja sangat penting demi
tercapainya hasil yang diharapkan.
D. Monitoring dan Evaluasi
Proses pemberian pelayanan hak berupa pelayanan kesehatan harus diiringi
dengan adanya monitoring dan evaluasi sehingga dapat terus ditingkatkan

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 37


pelayanan kesehatan yang semakin lebih baik lagi. Kegiatan pengawasan dapat
dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa
yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilaman perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana,
yaitu selaras dengan standard (ukuran). Kegiatan pengawasan dilakukan dengan
cara mencatat semua hasil pemeriksaan dan keluhan bagi narapidana sehingga
dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan narapidana, kegitanan pengawasan dilakukan
oleh pejabat terkait dan atas sepengetahuan kepala Lembaga Pemasyarakatan.
Pengawasan dilakukan secara langsung dengan datang ke kantor pada jam yang
tidak ditentukan (random), hingga pengawasan kegiatan melalui CCTV, oleh
Ka.Lapas, dengan tujuan agar pemenuhan hak kesehatan bagi narapidana lanjut
usia dapat tepat sasaran sesuai dengan standar pemenuhan hak narapidana.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pemenuhan hak kesehatan bagi narapidana lanjut usia di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang sudah dilaksanakan secara bertahap dengan
melakukan upaya khususnya pemenuhan sarana prasaranan kesehatan dan
pemeriksaan secara berkala bagi narapidana lanjut usia. Berikut kegiatan yang
sudah dilaksanakan oleh petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang:
1. Disediakan kamar hunian khusus lansia berlokasi di kamar 12
badarudin(narkotika) dan kamar 7 blok ak.gani(pidana umum) dengan posisi

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 38


depan lapangan olahraga dan dekat dengan pos petugas jaga yang dapat
memudahkan untuk melaporkan keluhan kesehatan kepada petugas
2. Dilakukan Pengobatan dan check-up kesehatan narapidana lanjut usia serta
menanyakan keluhan kesehatan yang dirasakan oleh narapidana.
3. Dilakukan pembentukan piket 24 jam tim Dokter, tim perawat, dan tim Staff
Klinik.
4. Memberikan Pemenuhan kebutuhan berupa hak makan, minum, air, alas
tidur, fasilitas kesehatan, dan fasilitas olahraga yang cukup.
5. Melakukan Kontrol kesehatan bagi narapidana lanjut usia oleh tim medis
dan paramedis ke kamar khusus lansia.
6. Melakukan kerja bakti dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan dan
sanitasi oleh petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Palembang .
7. Menyediakan sarana olahraga bagi narapidana sehingga kesehatan
narapidana tetap terjaga.

B. Saran
Pemenuhan hak kesehatan bagi narapidana merupakan tanggung
jawab penuh dari petugas Pemasyarakatan dengan demikian perlu Sebagai
upaya yang dapat menunjang dalam proses peningkatan pemenuhan hak
kesehatan narapidana lanjut usia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1
Palembang, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat
membantu dalam proses perbaikan pelayanan kesehatan bagi narapidana
lanjut usia, sebagai berikut:
1. Pemisahan kegiatan yang dilakukan secara khusus bagi narapidana lanjut
usia tidak disamakan dengan narapidana pada umumnya.
2. Membuat atau menambah fasilitas pendukung yang dapat menunjang
kesehatan bagi narapidana lanjut usia seperti, pembuatan toilet duduk,
lajur khusus narapidana lanjut usia, grab-holder di toilet, dan memberikan
alat bantu seperti tongkat dan kursi roda.
3. Memberikan motivasi dan jadwal olahraga khusus bagi narapidana lanjut
usia sesuai dengan keadaan dan kondisi fisik narapidana.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 39


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Bemmelen, Jacob Maarten van. 1987. Hukum Pidana 1 : Hukum Pidana Material
Bagian Umum. Bandung: Bina cipta.
Hamja. 2015. Pemberdayaan Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Sebagai Wujud
Pelaksanaan Community Based Corrections Di Dalam Sisterm Peradilan
Pidana Di Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Kamus Besar Bahasa
Indonesia(Edisi Kelima). Jakarta: Balai Pustaka.
Karya Ilmiah:
Dirjenpas. 2018. “international seminar on treatment of elderly prisoners, bangun
komitmen penanganan napi lansia.”

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 40


Pelo, m. L. 2018. “pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana lanjut usia
(lansia) di lembaga pemasyarakatan klas iia kupang.” Widya mandira
chatolic university 15(4):2046–69.
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. (2016). Kamus Besar Bahasa
Indonesia(Edisi Kelima). Balai Pustaka.
Parasari, Gusti Ayu Trisna Dan Lestari, M. I. (2015). Hubungan Dukungan Sosial
Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Sading.
Journal Of Psikologi Udayana, 2(1), 68–77.
PMK, S. (2018). Analisis Kebijakan Pemierdayaan Kelemiagaan Kelanjutusiaan
[Older People’s Association}. Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Dan Perlindungan Sosial.
Setiawan, N. (2019). Implementasi Standard Minimum Rules For The Treatment
Of Prisoners Terhadap Warga Binaan Dalam Lembaga Pemasyarakatan. In
Journal Of Chemical Information And Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Https://Doi.Org/10.1017/CBO9781107415324.004
Siallagan, H. (2016). Ambiguity Of Indonesia State Law Concept.
Sosiohumaniora, 18(2), 131–137.
Https://Doi.Org/10.24198/Sosiohumaniora.V18i2.9947
Sitinjak, L. (2015). Tingkat Pengetahuan Lansia Terhadap Stres Akibat Penurunan
Fungsi Fisik Di Panti Werda Kristen Hana, Tangerang, Banten, 2014.
Akademik Keperawatan Husada Karya Jaya, 1(1), 17–20.
Peraturan:
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyakaran, (1995).
Kemenkumham. (2018). Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Nomor 32 Tahun 2018 Tentang Perlakuan Bagi Tahanan Dan Narapidana
Lanjut Usia. 1518.
Lampiran 1

FOTO-FOTO KEGIATAN

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 41


POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 42
Lampiran 2
DAFTAR HADIR TARUNA
MAGANG TAHUN AJARAN 2020

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 43


No. Tanggal Waktu TTD Paraf Keterangan
Datang Pulang Pemagang Pembimbing
Lapangan
1 08 juni 2020 07.00 16.00
2 09 juni 2020 07.20 18.00
3 10 juni 2020 07.25 18.15
4 11 juni 2020 07.25 19.15
5 12 juni 2020 07.10 18.30
6 13 juni 2020 07.10 19.50
7 15 juni 2020 07.10 20.05
8 16 juni 2020 07.15 18.30
9 17 juni 2020 07.15 18.55
10 18 juni 2020 07.15 19.45
11 19 juni 2020 07.30 17.30
12 20 juni 2020 07.00 19.00
13 22 juni 2020 07.13 20.07
14 23 juni 2020 07.15 18.19
15 24 juni 2020 07.15 18.25
16 25 juni 2020 07.25 18.10
17 26 juni 2020 07.25 19.05
18 27 Juni 2020 07.25 19.00
19 29 juni 2020 07.29 20.00
20 30 juni 2020 07.19 18.55
21 01 juli 2020 07.20 18.40
22 02 juli 2020 07.20 18.09
23 03 juli 2020 07.20 19.53
24 04 juli 2020 07.05 18.25
25 06 juli 2020 07.15 18.30
26 07 juli 2020 07.15 19.40
27 08 juli 2020 07.20 19.00
28 09 juli 2020 07.25 19.50
29 10 Juli 2020 07.25 19.05
30 11 juli 2020 07.20 19.35
31 13 juli 2020 07.15 19.50
32 14 juli 2020 07.22 19.15
33 15 juli 2020 07.10 20.00
34 16 juli 2020 07.05 19.19
35 17 juli 2020 07.10 20.00
36 18 juli 2020 07.00 18.45
37 20 juli 2020 07.05 19.05
38 21 juli 2020 07.05 18.36
39 22 juli 2020 07.25 18.42
40 23 juli 2020 07.25 19.00
41 24 juli 2020 07.25 19.55
42 25 juli 2020 07.10 19.43
43 27 juli 2020 07.10 20.00
44 28 juli 2020 07.10 19.10
45 29 juli 2020 07.05 19.25
46 30 juli 2020 07.05 20.00
47 31 juli 2020 07.05 19.45

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 44


Mengetahui:
Pemagang

Try Wahyudi
STB.3278

Lampiran 3

BLANGKO KEGIATAN HARIAN MAGANG

NAMA TARUNA : TRY WAHYUDI


NO.STB : 3278

NO HARI/TANGGAL BAGIAN/SEKSI URAIAN TUGAS / PARAF

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 45


KEGIATAN
1. Senin, 08 Juni 2020  Kantor Wilayah Laporan dalam rangka
Kementrian Hukum dan melaksanakan kegiatan
Hak Asasi Manusia Magang taruna poltekip
Sumatera Selatan
 Lapas Kelas I Palembang

2. Selasa, 09 Juni 2020 TATA USAHA Laporan surat masuk

09 Juni - 20 Juli 2020 KPLP 1. Apel pagi


3. 2. Melakukan tugas
penjagaan
3. melakukan kontrol keliling
blok hunian
4. Mencatat buku asimilasi
kerja luar tembok.
5. Mencatat buku laporan
kegiatan tugas regu
pengamanan.
6. Menyiapkan buku laporan
kegiatan pelaksanaan tugas
di rumah sakit.
7. Melakukan penggeledahan
blok/kamar-kamar hunian.
8. Melaksanakan
penggeledahan insidentil
bersama regu pengamanan.
9. Membuat berita acara
penggeledahan dan
penyerahan barang bukti
hasil penggeledahan.
10. Mengikuti sidang TPP
bersama tim.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 46


4. 22 Juni - 04 Juli 2020 BIDANG PEMBINAAN 1. Melakukan penerimaan
narapidana baru
2. Melakukan pemindahan
narapidana
3. Mencetak surat bebas
4. Menyiapkan ususlan remisi
5. Membuat surat
permohonan JC
6. Mengikuti sidang TPP
bersama tim.
7. Memeriksa berkas
pengajuan PB
8. Pemeriksaaan kesehatan
narapidana
9. Melakukan pemeriksaan
bahan makanan
10. Mencatat manage bon,
pengeluaran beras,
makanan lainnya.
5. 06 Juli – 11 Juli 2020 TATA USAHA 1. Memeriksa rencana kerja
tata usaha
2. Menyusun arsip dan
dokumentasi lapas.
3. Melakukan pemeliharaan
kendaraan dinas
4. Melakukan pemeliharaan
alat perlengkapan kantor,
gedung kantor, dan rumah
dinas.
5. Melakukan pengajuan
perjalanan dinas
6. Mencatat surat masuk dan
surat kelua

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 47


6. 13Juli – 18 Juli 2020 BIDANG KEGIATAN 1. Mencatat inventaris kerja
KERJA 2. Melakukan pemasaran
hasil kerja barang produksi
3. Mencatat peralatan yang
dibutuhkan dalam kegiatan
kerja
4. Melihat gangguan atau
kendala dalam pelaksanaan
kegiatan kerja
5. Melihat proses kerja
produksi
6. Memeriksa hasil kerja
produksi
7. Melakukan kerjsama
dengan pihak ketika untuk
kegiatan pelatihan kerja
7. 20 Juli – 30 Juli 2020 BIDANG ADM. KAMTIB 1. Menyiapkan jadwal tugas
regu pengamanan, P2U,
satgas kamtib, dan piket.
2. Menyiapkan berita acara
pemeriksaan WBP, dan
hasil siding TPP tentang
pelanggaran Tata Tertib
WBP.
3. Membuat surat perintah
tim penggeledahan kamar
hunian
4. Memeriksa dan meneliti
laporan bulanan dan
triwulanMelakukan
penggeledahankamar -
kamar hunian WBP
bersama tim

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 48


5. Mencatat rekap absensi
regu pengamanan, P2U,
satgas kamtib dan piket.
6. Melakukan penggeledahan
kamar-kamar hunian WBP
bersama tim.
7. Melakukan penggeledahan
badan dan barang
pengunjung laki-laki
bersama tim.

Palembang, 31Juli 2020


Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Palembang

Kadiyono,Bc.IP.,S.I.P.,M.Si
NIP. 196705281992031001

Lampiran 4

FORM PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN PENILAIAN AKTIVITAS


TARUNA SELAMA MAGANG T.A 2020 PROGRAM STUDI
TEKNIK PEMASYARAKATAN POLTEKIP
No ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI
1. Etika (kedisiplinan,kejujuran, tanggung 0–5
jawab)
2 Kemampuan Kerjasama (komunikasi, 0–5
adaptasi)
3 Kecakapan bekerja (inisiatif, cekatan, 0 – 10
responsif, penguasaan alat, kemampuan
memecahkan masalah)
4 Inisiatif dan inovatif 0 – 10
5 Nilai Kerja (Kualitas Output) 0 – 10
6 Kemampuan presentasi/penyajian laporan 0 – 10

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 49


7 Kesesuain penulisan dengan format laporan 0–5
magang
8 Kedalaman pembahasan dan rincian kegiatan 0 – 20
magang
9 Pemahaman terhadap bidang/ fokus magang 0 – 20
yang dipelajari
10 Sikap dan Perilaku mahasiswa s 0–5
TOTAL NILAI 100 (60 %)
Keterangan :
Sistem penilaian dalam bentuk angka dalam rentang angka 0 – 100 dengan ketentuan
sebagai berikut :
NILAI KISARAN NILAI
ANGKA
A 90 – 100
A- 85 – 89.99
B+ 80 – 84.99
B 75 – 79.99
B- 70 – 74.99
C+ 65 – 69.99
C 60 – 64.99
D 50 – 54.99
E 0 – 49.99
Palembang, 31 Juli 2020

Lampiran 5

FORM PENILAIAN PEMBIMBING AKADEMIK/PENGUJI PENILAIAN


AKTIVITAS MAGANG TARUNA T.A 2020 PROGRAM STUDI
TEKNIK PEMASYARAKATAN POLTEKIP

No. ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI


1. Kelengkapan administrasi (cap instansi 0–5
magang, tanda tangan pembimbing lapangan,
ketepatan waktu)

2 Pemahaman terhadap gambaran instansi tempat 0–5


magang
3 Kedalaman pembahasan dan rincian 0 – 25 0 – 10
kegiatan magang
4 Pemahaman terhadap bidang / fokus magang yang 0 – 10
dipelajari

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 50


5 Kesesuain penulisan dengan format laporan 0 – 10
magang
TOTAL NILAI 100 (60 %)
Keterangan :
Sistem penilaian dalam bentuk angka dalam rentang angka 0 – 100 dengan ketentuan
sebagai berikut :
NILAI KISARAN NILAI ANGKA
A 90 – 100
A- 85 – 89.99
B+ 80 – 84.99
B 75 – 79.99
B- 70 – 74.99
C+ 65 – 69.99
C 60 – 64.99
D 50 – 54.99
E 0 – 49.99

Depok, 31 Juli 2020


Pembimbing Akademik

Iman Santoso,S.Psi.,M.Psi.
NIP. 197909012005011001

Lampiran 6

PENILAIAN SEMINAR LAPORAN MAGANG TARUNA T.A 2020


PROGRAM STUDI TEKNIK PEMASYARAKATAN POLTEKIP

No. ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI

1. Pembimbing Akademik 40 %

2 Pembimbing Lapangan 60 %

Depok, 31 Juli 2020


Pembimbing Akademik

Iman Santoso,S.Psi.,M.Psi.
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 51
NIP. 197909012005011001
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 52

Anda mungkin juga menyukai