Skripsi
Oleh
Nim: 153130209
2018
i
HALAMAN PENGESAIIAN
Tel*h -diuji. dan.dinyatakan lulu+ dihadapan.tim pengqii dcripsi pada:
Flari/tanggat :
Judul Skripsi :
Uaivsrsitas
af
p
I)osen Pembim
1. Pembimbing I
I\[IC 27105 97 01751
2. Pembimbing II : Dr. Subhan AIiIi,M.Si.
NIP_rglo GL30 2Im5 011 001
Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: "Etika Komunikasi Remaja Dalam Media
Sosial Facebook)', merupakan sebuah karya hrlis ilmiah yang saya susun sendiri dan tidak ada
dalam karya tulis ilmiah sebelumnya kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
iv
PERSEMBAHAN
Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah
tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup
justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus
memerlukan pengorbanan.
Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat
suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat kulemah tak berdaya (Ayah
dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan doa kepada saya. Terima kasih untuk
semuanya.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar,
untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi
terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah
bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi dengan tindakan
nyata, agar mimpi dan juga angan, tidak hanya menjadi sebuah bayangan semu.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas nikmat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Sehingga
Meskipun beberapa kali mengalami revisi di setiap babnya. Tidak lupa saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan skripsi ini. Kelancaran penulisan skripsi ini selain atas atas kehendak
Tuhan, juga berkat dukungan pembimbing, orang tua dan kawan-kawan. Untuk
1. DR. Subhan Afifi, M.SI selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
2. DR. Basuki Agus Suparno, Msi dan DR. Subhan Afifi, M.SI selaku Dosen
Pembimbing Skripsi.
Demikianlah ucapan terima kasih saya ucapkan. Mohon maaf apabila skripsi ini
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
ABSTRACT..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 8
1.3 Tujuan ...................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9
1.5 Kerangka Konsep dan Pemikiran................................................. 9
1.5.1 Media Baru.................................................................... 9
1.5.2 Computer Mediated Communication Theory................. 11
1.5.3 Etika Komunikasi........................................................... 13
1.5.4 Prinsip-Prinsip Etika Komunikasi.................................. 15
1.5.5 Media Sosial: Facebook ................................................. 16
1.5.6 Kerangka Berpikir.......................................................... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 21
2.1 Tinjauan Tentang Etika ............................................................ 21
2.2 Teori Tentang Etika.................................................................. 23
2.2.1 Teori Teleleologi............................................................. 23
2.2.2 Teori Deontologi ............................................................. 24
2.3 Tinjauan Tentang Penggunaan Media...................................... 24
vii
2.4 Media Sosial............................................................................. 25
2.5 Etika di Dunia Maya................................................................. 26
2.5.1 Netiket – Etika Komunikasi di Internet........................... 26
2.5.2 Core Rule of Netiquette ................................................... 28
2.6 Media Sosial Facebook............................................................. 29
2.6.1 Facebook.......................................................................... 29
2.6.2 Layanan Facebook........................................................... 30
2.7 Ujaran Kebencian..................................................................... 32
2.8 Undang Undang Informasi Transaksi Elektronik .................... 36
2.9 Sosiologi Komunikasi .............................................................. 37
2.10 Penelitian Terdahulu ................................................................ 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 43
3.1 Jenis Penelitian......................................................................... 43
3.2 ObyekdanSubjekPenelitian ....................................................... 43
3.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................... 44
3.4 Jenis Data ................................................................................. 45
3.5. Fokus penelitian ....................................................................... 45
3.6 Penentuan Informan ................................................................. 46
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................ 47
3.8 Keabsahan Data........................................................................ 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 49
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................... 49
4.2 Deskripsi Komunitas Cosplay dan Narasumber … ................. 49
4.3 Hasil Penelitian….. .................................................................. 51
4.3.1Pemahaman Etika.......................................................... .. 52
4.3.2 Penerapan Etika............................................................ 54
4.3.3 Pemahaman Undang-Undang Informasi Transaksi
Elektronik (UU ITE) .................................................... 55
4.3.4 Penggunaan Facebook.................................................. 56
4.3.5 Pemanfaatan Facebook................................................. 58
4.3.6 Penyimpangan Dalam Penggunaan Facebook ............. 65
viii
4.3.7 Tujuan dan Dampak Penyimpangan di Facebook........ 71
4.4 Pembahasan….. ...................................................................... 72
ix
DAFTAR GAMBAR
x
ABSTRAK
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo Park,
California, Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Februari 2004. Hingga
September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, dan
banyak digandrungi oleh para remaja. Setiap orang bisa dengan mudah
berkomunikasi dan berbagi dengan media sosial. Namun terdapat satu fenomena
unik yang bisa diamati disini, yaitu kebebasan berbicara. Rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Bagaimana nilai-nilai etika komunikasi dalam penggunaan
facebook di kalangan komunitas cosplayer Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman cosplayer tentang etika dan
penerapannya dalam media sosial Facebook. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, dengan menggunakan landasan Computer Mediated
Communication Theory (CMC). Pengumpulan data tentang pemahaman dan
penerapan etika dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara
mendalam, serta mengamati dan memperhatikan cosplayer yang diteliti dalam
menggunakan media sosial Facebook. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa
masih banyak cosplayer yang tidak mengetahui tentang aturan dan etika dalam
menggunakan media sosial Facebook. Meskipun demikian, semua cosplayer
menyadari betapa pentingnya memahami dan menerapkan etika dan aturan dalam
mengakses media sosial Facebook.
xi
ABSTRACT
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Media sosial saat ini telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat,
dilihat dan sebarkan oleh siapapun. Dampak yang ditimbulkan dari tersebarnya
postingan seseorang dapat beragam. Dampak itu bisa positif dan negatif.
Tanggapan yang beragam itu terjadi karena tidak ada etika yang mengikat di
media sosial.
perubahan yang semakin cepat serta tingkat kesibukan masyarakat yang tinggi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial sekarang menjadi kebutuhan primer
sosial manusia tidak dibatasi ruang dan waktu, jadi dimanapun dan kapanpun
terpaan informasi dapat selalu mereka dapatkan, dan dapat menanggapi informasi
1
2
Dewasa ini hobi cosplay semakin diminati oleh banyak kalangan, dari para
pelajar hingga mahasiswa. Bahkan tak jarang orang yang sudah bekerja pun masih
berminat dengan hobi cosplay. Cosplay berasal dari bahasa Jepang “Kosupure”.
Namun orang Jepang membuat istilah dari bahasa Inggris “Cosplay” yang
merupakan gabungan dari kata “Costume” dan “Play”. Cosplay dapat diartikan
sebagai kegiatan mengenakan pakaian beserta aksesori yang dipakai oleh tokoh-
tokoh dalam anime, manga, dongeng, game, penyanyi/musisi, dan kartun. Banyak
mempunyai ciri khas sendiri dalam menuangkan hobi ini. Orang yang menekuni
mulai dari kehidupan sehari-hari sampai dengan foto saat dia bercosplay. Masalah
yang terjadi biasanya saat seorang cosplayer memposting keluh kesahnya, baik
terkena kasus penipuan di forum jual beli atau sekedar ada masalah pribadi
dengan seseorang. Tidak jarang teman dari cosplayer tersebut ikut berkomentar
dengan bahasa yang semaunya sendiri, karena merasa sudah akrab dengan
orang bisa dengan mudah berkomunikasi dan berbagi dengan media sosial.
Namun ada satu fenomena unik yang bisa diamati disini, yaitu kebebasan
berbicara. Mereka yang di dunia nyata takut berpendapat seakan mendapat ruang
untuk berekspresi lewat media sosial. Tapi di sisi lain, karena terlalu bebasnya
Park, California, Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Februari 2004.
Hingga September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna
mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat
membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar
Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan
yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi,
atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar
Etika merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk dijadikan pandangan
dan standar manusia dalam bertindak dan bertingkah laku. Dalam kaitannya
dengan komunikasi, etika komunikasi mencakup segala nilai dan norma yang
menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain.
4
Etika komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk
berbuat, apakah perbuatan itu baik dan buruk. Sebagai salah satu kajian dari
filsafat, etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral. Komunikasi merupakan suatu hal yang amat penting
sebagainya. Komentar tersebut bisa terjadi karena tidak ada aturan yang mengikat
dalam komunikasi di sosial media. Mungkin bagi orang yang sudah akrab
komentar seperti “jancuk” itu sudah bisa. Tetapi ini ada di sosial media sehingga
siapapun bisa melihat komentar tersebut. Yang menjadi masalah disini adalah saat
persepsi orang yang berbeda melihat komentar dengan bahasa yang kasar.
Sulawesi Barat yang iseng menulis status di media sosial Facebook terpaksa harus
berurusan dengan polisi.Pemilik akun bernama Ancha Evus itu ditangkap petugas
dinilai membuat warga resah. Satus di Facebook yang sengaja dibuat untuk
5
H yang diinterogasi petugas mengaku khilaf dan minta maaf kepada warga
Mamuju dan pengguna media sosial akibat ulahnya.Rifai menegaskan, siapa pun
sosial, aparat polisi akan bertindak. Alasannya, status hoax tersebut bisa membuat
(http://regional.kompas.com/read/2017/07/18/13333791/pria-ini-ditangkap-polisi-
gara-gara-tulis-status-marthabak-telor-di-facebook)
Gambar 1.2 Contoh Posting di Facebook yang Membuat Orang Salah Persepsi
6
tersebut belum tentu menganggap itu bercanda. Karena standar kelayakan bahasa
yang dianut setiap orang mungkin berbeda-beda, hal inilah yang bisa
Dari contoh diatas, rata-rata setiap postingan di Facebook yang ditulis oleh
Mungkin bisa mencapai dua sampai tiga komentar yang menggunakan bahasa
kasar. Bagi mereka mungkin komentar seperti itu biasa saja, atau mungkin
dianggap bercanda. Tetapi orang lain yang melihat bisa saja menganggap
kepribadiannya sehari-hari.
bahasa yang semaunya. Dan tidak ada aturan yang mengikat dalam
3. Tujuan berkomentar dengan bahasa kasar. Apa tujuan dari komentar yang
bercanda. Tetapi persepsi orang bisa berbeda, karena ini di media sosial jadi
semuanya beranggotakan anak muda yang memiliki aktivitas tinggi dalam media
juga komunitas ini menggeluti hobi budaya Jepang dan membuat properti serta
8
kostum yang memiliki frekuensi tinggi dalam beraktivitas sosial yang tentunya
harus memiliki etika dalam berkomunikasi remaja dalam media sosial agar
rumusan masalah yang bertujuan untuk membatasi penelitian agar lebih terarah
dan tetap dalam fokus yang diharapkan dan yang telah ditentukan. Maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah: “Bagaimana pemahaman dan penerapan etika
Yogyakarta?”
1.3 Tujuan
media Facebook.
9
dunia maya dalam komunitas. Juga mereka bisa menjaga diri untuk menjaga
soisal media.
(2011:43) ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya
Adapun perbedaan media baru dari media lama, yakni media baru
McQuail, 2011:151).
Lev Manovich, dalam The New Media Reader, mendefinisikan media baru
Sementara itu, media baru menekankan pada objek budaya dan paradigma.
2. Media baru adalah teknologi komputer yang dipakai untuk sebuah platform
distribusi.
3. Media baru adalah data digital yang dikendalikan oleh perangkat lunak
tertentu.
4. Media baru adalah adalah penyatuan antara konvensi budaya yang telah ada
5. Media baru adalah estetika yang telah ada sejak awal tahapan di setiap
lain..
8. Media baru sebagai artikulasi paralel gagasan serupa dalam seni dan
Sementara itu, Martin Lister dkk dalam bukunya New Media: A Critical
Introduction (2009: 13) menyatakan bahwa terminologi media baru mengacu pada
perubahan skala besar dalam produksi media, distribusi media dan penggunaan
acuan dalam melakukan analisis. Teori yang penulis gunakan adalah Computer
CMC merupakan bentuk dari komunikasi antara dua orang atau lebih individu
yang berinteraksi dan atau saling mempengaruhi melalui komputer yang terpisah
John December (1997 : dalam Thurlow, Lengel & Tomic, 2004: 15)
melibatkan orang, dan terlibat dalam proses untuk membentuk media dalam
individu dengan kelompok yang asli berinteraksi melalui komputer dalam suatu
dipelihara dan diubah dengan saling bertukar informasi melalui mesin. Penelitian
CMC berfokus terutama pada dampak sosial yang didukung teknologi komunikasi
sederhana kita dapat membayangkan komputer sebagai sebuah mobil dan internet
sebagai jalan raya di sebuah kota besar, sementara cyberspace (dunia maya)
media komputer.
Holmes (2005: 55) menegaskan bahwa terdapat empat poin penting dalam
makna;
bentuk.
berkomunikasi secara CMC (online) secara tidak sadar kita berpartisipasi dengan
seluruh pengguna internet dari seluruh belahan dunia termasuk dengan para
individu yang memiliki kedekatan dengan kita, meskipun tidak bertemu secara
langsung atau tatap muka, kehadiran kita digantikan oleh teks yang universal dan
1.5.3Etika Komunikasi
baik dan buruknya perilaku, hak dan kewajiban moral; sekumpulan asa atau nila-
nilai yang berkaitan dengan akhlak; nilai mengenai benar atau salahnya perbuatan
berasal dari bahasa yunani yaitu ethos. Dalam bentuk tunggal, “ethos” berarti
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak,
perasaan dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta-etha berarti adat kebiasaan.
Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
14
ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Sifat dasar etika adalah sifat kritis, menurut Darji Darmodiharjo dan
dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang
3. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seprti orang tua, sekolah,
Negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus
ditaati.
5. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi
seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang-ambingkan oleh
Menurut K.Bertens (1994: 8), etika adalah ilmu yang membahas tentang
moralitas atau tentang manusia sejauh yang berkaitan dengan moralitas. Dengan
kata lain, etika adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku moral.
(http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2014/06/juju%20(06-14-14-01-51-19).pdf) Diakses pada 25
agustus 2017, pukul 12.10 WIB
15
tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan mengatur tata cara kita
Namun terkadang pemakaian sesuatu yang kita anggap sebuah etika dapat
ditemukan enam prinsip yang sering dipergunakan oleh orang-orang yang tengah
kebenaran.
1. Prinsip keindahan.
2. Prinsip persamaan
berjalan efektif.
16
3. Prinsip kebaikan
4. Prinsip keadilan
5. Prinsip kebebasan
6. Prinsip kebenaran
dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak semua kebenaran dapat
manusia dalam berkomunikasi. Media baru, dalam hal ini internet, pada akhirnya
berfungsi sebagai media sosial. Melalui media sosial, pola komunikasi masyarakat
tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Sebagaimana yang dikatakan oleh
dapat menjalin pertemanan dan berbagi informasi dengan pengguna lainnya tanpa
17
ada hambatan berupa jarak dan waktu. Media sosial sekarang sudah menjadi
media interaksi baru yang membuat ruang-ruang bagi masyarakat untuk saling
migrasi untuk berinteraksi di dunia maya agar dapat berinteraksi dengan pengguna
lainnya.
mulai dari senang, sedih,marah, galau, hingga rasa kecewa akan dituliskan dalam
semua orang. Hal pribadi pada akhirnya menjadi santapan publik. Meski
demikian, para pengguna Facebook terkesan tidak peduli. Mereka tetap saja
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4982/5%20BAB%20II.
yang menjadi objek permasalahan, yang dijadikan sebagai skema pemikiran atau
penelitian ini. Kerangka berpikir adalah pola pikir yang diterapkan untuk
manusia. Salah satu media baru (new media) yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan informasi dan kepuasan adalah internet. Internet sebagai
media interaktif memberikan kita kemudahan yang sangat besar, tidak perlu lagi
kita menghabiskan banyak waktu dan uang untuk melakukan interaksi dengan
orang lain.
satunya adalah media sosial Facebook. Cara berkomunikasi secara online inilah
dengan kebutuhan. Seperti yang dikutip Holmes (2005: 55) bahwa setiap individu
online perlahan telah mengurangi komunikasi secara tatap muka karena kita dapat
saja tanpa ada yang melarang dan menentang. Namun dalam penggunaan internet
masih ada batasan-batasan atau etika yang perlu diketahui. Batasan tersebut
internet tetap ada aturan dan etika. Pengguna internet sering melewati batas
Setiap orang bisa dengan mudah berkomunikasi dan berbagi dengan media
dunia luar dan mencoba untuk berkomunikasi dengan pengguna lain yang secara
perlahan merubah sikap mereka, dan perlahan mengikuti pengguna lain yang
dianggap memiliki popularitas tertentu didalam media ini. Mungkin dalam satu
akraban. Tetapi di media sosial banyak orang umum yang melihat, sehingga
caranya berbahasa dan bertutur kata. Tutur kata yang baik, lemah lembut, dan
yang akan melekat kepada pribadi orang tersebut. Bahasa juga bisa menjadi
bentuk kekerasan verbal. Kekerasan verbal tersebut antara lain fitnah, ujaran
dan permusuhan.
Internet CMC
Perilaku
Teleleologi
Deontologi
Wawasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut K. Bertens (1994: 8), etika adalah ilmu yang membahas tentang
moralitas atau tentang manusia sejauh yang berkaitan dengan moralitas. Dengan
kata lain, etika adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku moral. Dalam
1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma moral yang menjadi
lakunya.
Ada kesan bahwa antara moral dengan etika itu tumpang tindih
pengertiannya. Moral berbicara tentang perilaku baik dan buruk, sementara etika
juga begitu. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam
sistem nilai-nilai yang berlaku. Untuk memperjelasnya, maka perlu ada batasan
21
22
Istilah etika berasal dari bahasa Latin yaitu Ethic yang berarti kebiasaan
(habit, custom). Kebiasaan yang dimaksudkan adalah tentang baik atau buruk.
Etika bisa diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau
tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat. Etika
sendiri sering dihubungkan dengan kata moral, susila, budi pekerti, dan akhlak
Secara umum, menurut Keraf (1993 : 41), bahwa etika dapat dibagi
dengan mengacu pada prinsip moral dasar yang menjadi pegangan dalam
bertindak. Etika sebagai tolok ukur atau pedoman untuk menilai baik atau
seharihari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi, atau dapat juga
teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar. Etika khusus tersebut dibagi lagi
sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai-
nilai sopan santun, tata karma dan saling menghormati, yaitu bagaimana
lainnya.
tersebut. Benar atau salahnya tindakan ditentukan oleh hasil atau akibat dari
benar jika tindakan itu menghasilkan selisih terbesar kesenangan diatas kesedihan
bagi setiap orang.” Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian
menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000: 106). Menurut
teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi
sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal
1. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat,
perbuatan akan baik jika didasari atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama
deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Paham
deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya
sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut.
Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis
atau tidaknya suatu tindakan. Suatu perbuatan tidak pernah menjadi baik karena
hasilnya baik. Hasil baik tidak pernah menjadi alasan untuk membenarkan suatu
bagian dari konstelasi sikap dan perilaku yang lain. Penggunaan media dibentuk
oleh kondisi waktu dan tempat, dan oleh kebiasaan sosial dan budaya. Orang-
orang bergabung dengan khalayak untuk berbagai alasan sosial, seperti untuk
25
berbagai nilai atau tujuan komunikatif (Frank dan Greenberg, 1980: 74).
berkaitan dengan berapa lama waktu yang dihabiskan individu setiap kali
menggunakan media.
2. Jenis isi media Jenis isi media berkaitan dengan jenis isi media apa yang
dikonsumsi oleh individu. Khusus dalam penelitian ini jenis media adalah
berarti hubungan yang tercipta antara individu dengan isi media yang
dikonsumsinya.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi
sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah
berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0,
di era sekarang ini. Sebagian besar orang mengakses media sosial secara mudah.
Media sosial merupakan salah satu cara yang paling efektif saat ini dalam
mengungkapkan keluh kesah kita kepada suatu obyek, baik itu perusahaan
maupun perorangan. Karena media sosial memberikan tempat kepada kita untuk
bebas berekspresi dan kebebasan berpendapat. Salah satu media sosial yang
Berikut ini etika komunikasi di internet atau dalam istilah etika berinternet
atau menulis apapun. Karena memang sifat internet yang terbuka dan bebas.
Namun kebebasan di internet tetap memiliki batasan etika. Batasan etika tersbut
disebut Netiquette.
berinteraksi melalui internet yang juga merupakan kode sosial dan moral yang
harus dipatuhi oleh pengguna internet. Filosofi dari netiquette itu sendiri ialah
27
yang akan menjadi acuan orang-orang sebagai pengguna internet, dimana aturan
ini menyangkut batasan dan cara yang terbaik dalam memanfaatkan fasilitas
Netiket berkaitan erat dengan dua istilah, yaitu etiket dan etika. Etiket
yang menyangkut kesopanan”. Adapun Etika yaitu: “berkaitan dengan moral yang
baik dan terhormat” (lihat definisi keduanya dalam Concise Oxford Dictionary).
Kelly (1996) mengatakan bahwa penulis beberapa artikel netiket lebih suka
maya daripada netiket,” dan netiket untuk pelanggaran ringan. Namun, sebagian
besar peneliti tidak membuat perbedaan antara nethics dan netiket ketika mengacu
pada kedua masalah moral dan standar kesopanan (Scheuermann, 1997. 269).
San Francisco (info@albion.com). ©1994 Virginia Shea) berjudul The Core Rule
of Netiquette).
sama dengan etika komunikasi dalam dunia nyata, seperti jangan menyakiti,
jangan menyinggung perasaan, berbicara efektif, jangan sungkan minta maaf jika
1. Remember the human. Jangan lupa, orang yang membaca email atau posting
Anda adalah manusia juga yang punya perasaan –bisa tersinggung atau sakit
hati. Jadi, jangan menyakiti hati orang lain. Jangan kirim email atau posting
2. Adhere to the same standards of behavior online that you follow in real life.
dunia nyata, seperti etis, menghargai pendapat orang lain, dan jangan dan
3. Know where you are in cyberspace. Setiap situs atau forum online biasanya
punya aturan main. Maka, taati aturan itu. Baca dulu aturan sebelum
gabung. “Intai dulu sebelum melompat” (Lurk before you leap). Sadari
4. Respect other people’s time and bandwidth. Posting pesan yang sesuai
dengan grup diskusi. Jangan ajukan pertanyaan bodoh. Baca dokumen FAQ
Jangan posting hal yang sekiranya sudah diketahui anggota grup (don’t
5. Make yourself look good online. Cek grammar dan ejaan (tata bahasa)
sebelum posting. Pahami yang Anda katakan dan pastikan ia masuk akal.
7. Help keep flame wars under control. Kendalikan emosi Anda! Jangan
posting apa pun dalam keadaan marah! Jangan posting atau kirim komentar
8. Respect other people’s privacy. Hargai privasi orang. Jangan baca email,
menggunakannya. The more power you have, the more important it is that
10. Be forgiving of other people’s mistakes. Jika orang lain salah, maafkan
komunikasi-diinternet/2013)
2.6.1 Facebook
Park, California, Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Februari 2004.
Hingga September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna
mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat
membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar
Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan
yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi,
30
atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar
McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini
lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan
membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa
sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13
tahun. Meski begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei 2011, ada 7,5
juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun Facebook dan 5 juta lainnya
(https://id.wikipedia.org/wiki/Facebook)
platform komunikasi dan periklanan. Banyak dari produk dan layanan ini
misalnya aplikasi seluler Facebook, Messenger, dan Paper adalah bagian dari
dengan akun Facebook Anda). Layanan tertentu, seperti Pengelola Halaman atau
Wawasan Pemirsa, adalah produk yang kami tawarkan kepada mitra bisnis kami
seperti pengiklan. Semua Layanan ini dilindungi oleh Kebijakan Data kami, yang
31
produk atau layanan spesifik, yang akan kami jelaskan kepada Anda lewat
layanan tersebut.
yang kami tawarkan memiliki kebijakan dan ketentuan privasi terpisah. Keluarga
perusahaan kami juga memiliki layanan, ketentuan, dan kebijakan terpisah sendiri.
Anda dapat melihat daftar perusahaan milik kami dan tautan pada kebijakannya
(https://www.facebook.com/help/1561485474074139).
berkomunikasi dengan teman dan pengguna lain melalui pesan pribadi atau umum
dan fitur obrolan. Mereka juga dapat membuat dan bergabung dengan grup
maksud beriklan.
pengguna mengatur privasi mereka dan memilih siapa saja yang dapat melihat
bagian-bagian tertentu dari profil mereka. Situs web ini gratis untuk pengguna dan
membutuhkan nama pengguna dan foto profil (jika ada) agar dapat diakses oleh
setiap orang. Pengguna dapat mengontrol siapa saja yang dapat melihat informasi
32
dalam tindak pidana terhadap kehormatan, istilah lain yang juga umum
penghinaan. Dipandang dari sisi sasaran atau objek delicti, yang merupakan
maksud atau tujuan dari Pasal tersebut yakni melindungi kehormatan, maka tindak
bermaksud melindungi:
tidak keliru. Para pakar belum sependapat tentang arti dan definisi kehormatan
dan nama baik, tetapi sependapat bahwa kehormatan dan nama baik menjadi hak
seseorang atau hak asasi setiap manusia. Dengan demikian, hanya manusia yang
Binatang meskipun saat ini ada yang telah diberikan nama, tetapi tidak
kehormatan dan nama baik telah tercakup pada Pancasila, baik pada Ketuhanan
Yang Maha Esa maupun pada kemanusiaan yang adil dan beradab, hidup saling
dimaksud Ujaran Kebencian (Hate Speech) dan yang termasuk kedalam Ujaran
33
menyebarkan berita bohong baik secara langsung di muka umum maupun lewat
1. Penghinaan
berupa rasa harga diri atau martabat mengenai kehormatan dan mengenai
3. Penistaan
kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut
ataupun korban dari tindakan tersebut, sedangkan menurut Pasal 310 ayat
34
(1) KUHP Penistaan adalah Suatu perbuatan yang dilakukan dengan cara
dengan maksud agar tuduhan itu tersiar (diketahui oleh orang banyak).
dengan tulisan (surat) atau gambar, maka kejahatan itu dinamakan menista
dengan surat. Jadi seseorang dapat dituntut menurut Pasal ini jika tuduhan
di dalam KUHP Perbuatan Tidak Menyenangkan di atur pada Pasal 335 ayat
(1). Pasal 335 ayat (1): Diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
tertulis.
5. Memprovokasi
6. Menghasut
berita atau kabar dimana ternyata kabar yang disiarkan itu adalah kabar
suatu kabar kosong, akan tetapi juga menceritakan secara tidak betul suatu
kejadian.
36
konsumen dalam Transaksi Elektronik. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Setiap Orang yang dengan sengaja dan
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
rupiah).
37
yang mempelajari tentang ilmu komunikasi ditinjau dari segi sosiologis atau
kemasyarakatan.
mempelajari interaksi sosial. Interaksi sosial merajuk pada suatu hubungan atau
kepada publik.
interaksinya.
2. Efek Media
yang turut mengubah pola hidup masyarakat. Pada awalnya bersifat agraris
hidup yang mulai bergeser, karena dampak dari teknologi dan semakin
4. Cyber Community
Contoh kasus adalah, sekarang di jaman ini orang mau makan tidak
komunitas tersendiri melalui teknologi. Yang jauh semakin dekat, dan yang
dekat semakin jauh. Komunitas ini disebut juga sebagai Cyber Community.
yang jauh semakin dekat dan yang dekat semakin jauh. Masyarakat yang
berdampingan pun akan terasa jauh alias budaya tegur sapa pun tergantikan
melalui media teknologi alias media sosial bukan secara langsung dengan
tetangga.
halnya munculnya Undang-undang IT, hal inilah sebagai contoh salah satu
sosial dengan segala aktifitas dan gejala sosial yang dapat menyebabkan
informasi ini dapat berupa online maupun cetak ataupun leluri yaitu dari
mulut ke mulu. Di dalam media pun juga terdapat bahasa sebagai penyelaras
interaksi sosial. Ilmu komunikasi membahas tentang segalah hal yang berkaitan
kajiannya, seperti:
sosial. Media sosial. Mempelajari dampak arus informasi yang disebarkan melalui
kultur populer yang menjadi konsumsi publik lewat peran media sepeti musik dan
film serta aktor. Teknologi informasi dan komunikasi. Mempelajari dampak sosial
interaksi sosial yang terbentuk di masyarakat. Objek kajian ini menunjukkan salah
satu kesamaan antara apa yang dipelajari dalam sosiologi dengan ilmu komunikasi
(http://sosiologis.com/sosiologi-komunikasi).
41
menganalisis berbagai tema, terutama perilaku pengguna media sosial dan hal
yang berhubungan dengan interaksi didunia maya. Dalam penelitian ini, penulis
penelitian.
MEDIA SOSIAL PATH (Studi Kasus Pada Mahasiswa STMIK Perguruan Tinggi
terjadi dalam hal ini dimaksudkan kepada sesama mahasiswa Ilmu Komunikasi
(IKOM) UMI sebagai pengguna sosial media Twitter. Selain itu difokuskan pada
etika interpersonal pengguna sosia media atau dalam penelitian ini dimaksudkan
42
media Twitter. Persamaan penelitian ini dengan skripsi Nurul Kusuma Wardhani
menggunakan sosial media twitter, dan objek penelitian dimana Nurul meneliti
sebelum dan sesudah adanya media sosial Facebook. Selain itu difokuskan pada
Persamaan penelitian ini dengan skripsi Christin Natalia Sattu adalah fokus
METODE PENELITIAN
apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,
analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dan perilaku dari orang-orang yang
diamati. Dengan kata lain penelitian ini dikatakan kualitatif karena tidak
mengadakan perhitungan.
dalam pengumpulan data adalah pemilihan obyek dan subjek penelitian. Obyek
43
44
dalam penelitian ini adalah komunitas cosplay UPYM (Universitas Pengok Yoi
Istimewa Yogyakarta. Subyek pada penelitian ini sendiri adalah anggota dari
komunitas UPYM saat ini berjumlah 17 orang. Seperti yang telah disebutkan
bahwa pemilihan subyek penelitian atau informan merupakan hal yang sangat
utama sehingga harus dilakukan secara cermat, dalam hal ini informannya adalah
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
dari sumber data yang berkaitan dengan penggunaan etika dalam media
1. Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
2. Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam dokumen
Fokus penulis dalam penelitian ini adalah pemahaman dan penerapan etika
oleh pengguna media sosial Facebook, yaitu dengan melakukan wawancara secara
cosplayer tentang etika dalam menggunakan media sosial, dan apa saja yang perlu
sosial Facebook.
46
cosplay berhubungan erat dengan media sosial. Selain itu, pengguna media sosial
sosial Facebook, yaitu sebanyak 200 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi
berdasarkan hasil prariset. Alasan pemilihan informan dalam penelitian ini karena
telah terpilih agar mendapatkan informasi yang akurat serta sesuai dengan tujuan
penelitian ini.
47
kualitatif, yang meliputi pengamatan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Adapun penjelasan dari skema analisis data interaktif di atas
2. Reduksi data, yaitu bagian dari analisis data dengan suatu bentuk analisis
meneliti kebenarannya dengan data empiris (Sumber data lainnya) yang tersedia.
(Kriyantono 2006:71).
diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang
dilakukan dengan :
(Bungin, 2008:256)
etika oleh cosplayer, dan peneliti mengamati secara langsung kegiatan masing-
HASILDAN PEMBAHASAN
cosplay ini adalah rumah salah satu anggota komunitas sekaligus merupakan
Komunitas UPYM ini berawal dari sesama penggelut hobi budaya Jepang
yang sering berkumpul bersama. Salah satu dari mereka mempunyai rumah yang
adalah untuk berkarya bersama. Anggota dari komunitas UPYM saat ini ada 17
orang tetapi yang aktif di dalam event budaya Jepang hanya 10-11 orang saja,
sedangkan sisanya sudah fokus dengan pekerjaan dan hanya membantu membuat
properti dan kostum. Anggota yang aktif masih sering ikut kompetisi cosplay dan
49
50
dan berdiskusi ketika sebelum dan ketika dilapangan. Beliau sangat antusias
cosplay.
cosplay.
Resha sudah lama menggeluti dunia Japan culture, jadi peneliti merasa
cosplay.
dan cosplay
dari sosok informan ini dia sangat sering menggunakan bahasa kasar di
ini.
Kristriaji. Beliau adalah admin Fans Page di Facebook. Beliau sangat aktif
wawancara mendalam yang dilakukan oleh Peneliti pada kurun waktu bulan
adalah beberapa anggota dari salah satu komunitas cosplay di yogyakarta yaitu
pengamatan cara berkomunikasi komunitas UPYM pada saat wawancara dan pada
dalam kehidupan di sosial media Facebook. Dari situ peneliti mendapatkan hasil
sebagai berikut:
hari. Data ini didapatkan dari hasil wawancara dan pengamatan langsung
melakukan berbagai hal. Untuk menunjukan hasil karya, media curhat, dan
narsis.
berkomentar.
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Pada
dasarnya etika adalah pedoman untuk melakukan tindakan dan sesuatu yang
itu etika. Tetapi menurut mereka ketika berinteraksi dengan teman dekat etika itu
bisa renggang, bahkan bisa tidak ada. Mereka juga memahami etika dalam
“Tau, menurut saya etika adalah tutur bahasa atau perilaku seseorang yang
bisa mempengaruhi suasana ketika sedang bersososialisasi”(Hasil
Wawancara, Hari Minggu: 21 Januari 2018).
53
1. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
Tetapi untuk berinteraksi dengan teman dekat, etika sedikit renggang atau
bahkan tidak diterapkan. Sering muncul kata-kata kasar saat berinteraksi dengan
teman dekat. Seperti kata Texsi “Tergantung kepada siapa bahasa kasar tersebut
digunakan kepada siapa, jika digunakan pada teman yang sudah akrab menurut
saya tidak melanggar. Alasan saya masih menggunakan bahasa kasar karena saya
“Saya tau, menurut saya etika itu adalah tata perilaku seseorang baik secara
atitude dan cara bicara dengan lingkungan sekitar.Sewajarnya saja bila
berkomentar, jika tidak ada gesekan antar pihak lain dan sudah akrab wajar
bahasa kasar” (Hasil Wawancara, Hari Minggu: 21 Januari 2018).
bahasa kasar tidak melanggar etika jika dilakukan dengan teman dekat. Tetapi bila
dilakukan kepada orang yang belum kenal dekat maka itu termasuk melanggar
etika.
54
yang mulutnya kasar ya kita bisa terbawa, hehe.”. Kemudian tentang etika
bersosial media dan batasan berkomentar menurut rondy, dijawab sebagai berikut:
mengundang sara. Menurut saya komentar itu bebas tetapi bebas dengan batasan
4.3.2Penerapan Etika
yang kasar. Tetapi jika bertemu dengan orang yang belum begitu dikenal mereka
dengan banyaknya kata-kata kasar yang kerap kali muncul pada saat melakukan
percakapan melalui jejaring sosial, baik yang sengaja dan tidak sengaja.
menuliskan kalimat bercandaan yang memiliki unsur SARA (Suku, Agama dan
Ras) serta pornografi. Karena selain bisa menyinggung pihak lain juga bisa
menimbulkan salah persepsi dan membawa dampak yang buruk. Karena tidak
semua pengguna sosial media dapatmenerima konten sperti itu. Beberapa anggota
dalam dimensi benar-salah, melibatkan pengaruh yang berarti terhadap orang lain,
sehingga komunikator secara sadar memilih tujuan tertentu yang ingin dicapai dan
sosial, memberikan sebuah jawaban atau program aksi atau memicu pertikaian,
oleh komunikator. Disini anggota UPYM adalah sebagai komunikator yang ingin
mencapai tujuannya.
Persoalan etika komunikasi di sosial media tidak bisa lepas dari Undang-
media tidak bisa lepas dari ujaran kebencian dan juga UU ITE sebagai undang-
undang yang menaungi tentang hukum dari perbuatan tersebut. Anggota UPYM
kasar. Tetapi menurut mereka bekomentar dengan bahasa kasar tidak termasuk
“Jika itu bertujuan untuk menjatuhkan oranglain iya, tetapi jika kepada
teman akrab saya tidak.Tergantung dalam bahasa kasar tersebut berniat
menjatuhkan atau sekedaar bercanda dengan teman akrab. Jika dalam ujaran
mengandung ujaran dan hasutan kebencian,dan sang penerima komentar
56
tidak terima, maka uu ite dapat menjerat.” (Hasil Wawancara, Hari Minggu:
21 Januari 2018)
Narasumber lain, yaitu Cahya Rondy juga memberikan keterangan yang hampir
memposting dan berkomentar dengan bahasa kasar. Tidak peduli orang lain akan
melihat mereka seperti apa. Karena menurut mereka orang lain bebas menilai
mereka.
4.3.4Penggunaan Facebook
1. Durasi
lumayan tinggi. Durasi akses Facebook rata-rata lebih dari 5 jam sehari.
sehari.”
Begitu keterangan yang diberikan oleh Resha. Jadi komunitas UPYM sangat
57
melihat waktu beraktifitas di media sosial lebih dari 5 jam. Bahkan hampir
2. Intensitas
bisa memposting status berupa tulisan dan mengunggah foto. Selain itu di
bisa juga menandai orang di posting status maupun foto. Selain itu
mereka.
informasi tentang artis idola mereka. Melalui fanspage dan grup yang ada di
juga menggunakan media sosial lain seperti Instagram, tetapi itu hanya
3. Frekuensi
sedang mereka baca. Selain itu anggota yang memiliki hobi di bidang
memantau bid lelang. Ada juga yang hanya sekedar membaca artikel atau
karya, berkeluh kesah, atau sekedar narsis. Bagi mereka Facebook merupakan
Pemanfaatan Facebook bisa mengarah ke hal yang positif dan juga negatif.
Pemanfaatan yang positif yaitu narsis dan menunjukan hasil karya. Tujuan dari
Facebook yang mengarah kepada hal negatif adalah berkeluh kesah. Karena
publik, sehingga orang lain tau tentang masalah pribadi. Tujuan dari berkeluh
Media sosial saat ini menjadi solusi untuk menuangkan perasaan dan
pemikiran. Karena di media sosial kita bebas untuk menulis apapun, karena itulah
1. Narsis
penampilan diri. Selfie atau mengambil foto narsis merupakan upaya untuk
dianggap atau eksis di dalam jaringan. Selfie juga bisa menandakan bahwa
keterbukaan diri tersebut bisa memper erat hubungan di media sosial. Foto
diri merupakan salah satu bentuk narsisme digital. Sebuah foto diri yang
mengobrol dan bermain game. Selain itu mereka juga melakukan foto untuk
Tidak lupa kegiatan berkumpul ini di dokumentasikan lewat foto selfie dan
UPYM.
61
bantu dalam hal membuat karya kostum, hal sederhana seperti makan
bersama ini dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan rasa saling toleransi.
62
komunitas. Video yang dibuat biasanya hanya sekedar video lucu saat
2. Berkeluh Kesah
kesah saat ada masalah. Tidak jarang anggota upym menyampaikan isi
sosial.
63
semua orang tahu tentang kondisi dirinya. Dengan memposting seperti ini
kostum yang akan dibawa ke panggung. Dan sejauh mana proses pembuatan
kostum tersebut.
Hasil karya kostum yang mereka buat dipakai saat mengikuti lomba.
anggota komunitas, mereka masih tau batasan dalam bercanda. seperti yang
pada saat teman dekat saya memposting status langsung saya komen dengan
bahasa kasar. Karena saya sudah biasa berkata kasar pada teman dekat
saya.”
66
status dengan bahasa kasar juga terkadang dilakukan oleh anggota UPYM
seperti yang dikatakan oleh Wahyu “Saya sering memposting status dengan
berbaju seksi menganggap hal itu tabu. Karena dalam budaya ketimuran
pria, dan hal hal yang berbau seksual terkadang juga digunakan dalam
berkomentar kasar.
media sosial maka akan terlihat tabu oleh orang lain yang terlalu mengenal
mereka.
68
orang mungkin hal yang seperti itu biasa, tetapi ada orang yang
menganggap itu tabu. Kareana ini di media sosial maka perbuatan ini
postingan kita.
3. Kemarahan
dalam berkomentar. Selain itu mereka mengetahui apa saja akibat dari
tidak mungkin ditarik ulang. Permintaan maaf pun belum tentu dibaca
semua orang.
“tujuan dengan menggunakan bahasa kasar karena adanya rasa kesal atau
benci akan perkataan dan ucapan pada aktivitas saya maupun sesuatu yang
ada dilingkungan sekitar, dimana saya merasa terganggu dan emosi dalam
suatu kegiatan tertentu. Tentunya saya tahu, akan dikenakan atau dijerat
dengan UU nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi
elektronik (UU ITE) maupun kitab undang-undang Hukum pidana (KUHP)
juga diatur tindak pidana penghinaan beserta ancaman pidananya.”
seseorang tanpa merusak nama baik. Sarkasme menjadi salah satu pilihan
4. Umpatan
orang yang belum akrab, maka tidak menggunakan umpatan. Bagi mereka
karena media sosial bersifat terbuka. Dampaknya adalah orang lain bisa
Tetapi bagi anggota UPYM sendiri umpatan adalah hal yang biasa, untuk
penggunaan bahasa dalam berkomentar. Selain itu mereka mengetahui apa saja
untuk menunjukan jati diri. Dan bisa mengungkapkan pikiran sesuai dengan
mengungkapkan sesuatu. Akibat dari komentar saya dengan bahasa kasar bisa
perasaan. Akibat berkomentar dengan bahasa kasar, jika komentar itu terlalu
Dari uraian diatas anggota UPYM tau dampak dari penggunaan bahasa
karena sudah terbiasa dan juga lingkungan yang mendukung penggunaan bahasa
Pengguna lain bisa memilih apakah sebuah status yang dipublikasikan oleh
seseorang ingin dilihat atau disembunyikan dan sampai pada apakah pengguna
72
ingin mengikuti atau berhenti mengikuti apa saja yang disampaikan oleh sebuah
akun. Jadi anggota UPYM memiliki resiko untuk tidak di ikuti lagi akunnya oleh
seseorang yang tidak suka melihat postingan dan komentar yang menggunakan
bahasa kasar.
4.4 Pembahasan
berkomunikasi. Media baru, dalam hal ini internet, pada akhirnya berfungsi
sebagai media sosial. Melalui media sosial, pola komunikasi masyarakat tidak lagi
terbatas oleh ruang dan waktu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Marshall
menjalin pertemanan dan berbagi informasi dengan pengguna lainnya tanpa ada
hambatan berupa jarak dan waktu. Media sosial sekarang sudah menjadi media
lainnya.
ruang dan waktu, sehingga banyak orang yang yang menghabiskan waktunya
untuk berinteraksi di sosial media. Begitu juga komunitas Cosplay UPYM yang
mulai dari senang, sedih,marah, galau, hingga rasa kecewa akan dituliskan dalam
Masalah yang seharusnya menjadi masalah pribadi akhirnya diketahui oleh semua
orang. Hal pribadi pada akhirnya menjadi santapan publik. Meski demikian, para
pengguna Facebook terkesan tidak peduli. Mereka tetap saja menuliskan dan
Seperti jawaban dari salah satu anggota UPYM yaitu Dendy Agung “ saya
yang sering menggunakan bahsa kasar, juga saat teman saya memposting gosip
terkini”. Para pengguna Facebook terkesan tidak peduli dengan apa yang mereka
tuliskan, dengan menulis dengan bahasa kasar atau menulis kabar yang membuat
terjadinya konflik.
Anggota UPYM
Gambar 4.1 Bagan Pola Interaksi Di Sosial Media Oleh Anggota UPYM
komunitas cosplay UPYM sangat dipengaruhi oleh etika, dan juga mempengaruhi
menggunakan bahsa kasar juga dapat memancing adanya konflik, walaupun disisi
Etika Secara etimologi (bahasa) “etika” berasal dari bahasa yunani yaitu
ethos. Dalam bentuk tunggal, “ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan dan cara berpikir. Dalam
bentuk jamak, ta etha berarti adat kebiasaan. Dalam istilah filsafat, etika berarti
ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika
dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan mengatur tata cara kita
75
Namun terkadang pemakaian sesuatu yang kita anggap sebuah etika dapat
mereka belum tentu memahami penerapan etika tersebut. Karena mereka tau
dengan alasan sudah akrab dengan orang yang daiajak berbicara kasar.
Kebanyakan dari mereka bertujuan bercanda atau dalam keadaan emosi saat
Bima Kristriaji yang menggunakan bahasa kasar karena adanya rasa kesal atau
benci akan perkataan dan ucapan pada aktivitas maupun sesuatu yang ada
dilingkungan sekitar, dimana ia merasa terganggu dan emosi dalam suatu kegiatan
tersebut. Hal ini belum sependapat dengan publikasi dari Virginia Shea yang
mengatakan help keep flame wars under control. Kendalikan emosi Anda! Jangan
posting apa pun dalam keadaan marah! Jangan posting atau kirim komentar yang
terbawa hingga apa yang kita ungkapkan di sosial media, dan emosi terkadang
76
kekesalannya di Facebook.
Speech) dapat berupa tindak pidana yang di atur dalam KUHP dan ketentuan
dan nama baik seseorang. Yang diserang ini biasanya merasa malu. Objek
kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut
Berita Bohong yaitu menyiarkan berita atau kabar dimana ternyata kabar
bohong tidak saja memberitahukan suatu kabar kosong, akan tetapi juga
https://www.suduthukum.com/2016/11/tinjauan-tentang-ujaran-kebencian-
hate.html
ayat 3 yang berbunyi sebagai berikut: Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak
tau batasan batasan mereka saat berkomentar dan juga kepada siapa mereka
berkomentar. Seperti yang dikatakan oleh Cahya Rondy “Tidak termasuk ujaran
yang saya gunakan. Melanggar UU ITE , ketika komentar itu merujuk kearah
Jadi selama komentar itu tidak bertujuan untuk menjatuhkan dan tidak
berbau SARA, maka tidak bisa dijerat UU ITE. Tetapi walaupun begitu jika orang
yang dikomentari merasa tidak terima, maka bisa menuntut dengan UU ITE.
Anggota UPYM selalu melihat siapa yang dikomentarinya, maka resiko untuk
dituntut sangatlah kecil. Karena orang yang dikomentari sudah tau cara bercanda
Ketika ditanya tentang apakah ada rasa khawatir terjerat UU ITE saat
berkomentar, semua narasumber menjawab “perasaan khawatir pasti ada, tapi kita
santai saja selama itu dengan teman akrab.” Begitulah batasan dari berkomentar
menurut anggota UPYM, selama dalam konteks bercanda berbicara kasar itu
komunikasi)
hubungan dengan masyarakat. Jika dilihat dari cara berkomentar anggota UPYM
dapat menerima cara bercanda dan komentar yang menggunakan bahasa kasar.
dapat memper erat hubungan pertemanan dilingkungan saya. Dan juga bisa
seperti itu, orang akan lebih tau cara bercanda saya. Mungkin iya orang lain
menilai saya dari cara saya berkomentar, karena ada yang cenderung tidak suka
Facebooknya baik itu mem-posting status yang berupa informasi atau sekedar
guyonan kasar yang merupakan gaya atau karakter dari pemilik akun sehingga
80
pengguna lain akan tertarik dan memulai percakapan mengenai informasi yang di
posting, begitupun juga dengan yang menggunakan Facebook sebagai alat untuk
bercanda dengan bahasa kasar dengan meluapkan apa yang dirasakan merupakan
semua teman paham akan arti bahasa bercanda, namun beberapa orang cenderung
lebih suka berkata jujur dengan bahasa kasar, dibandingkan berkata sebaliknya
dibelakang. Dan untuk keharmonisan, bisa memancing seseorang untuk ikut atau
penasaran dengan pembicaraan saya. Ya orang lain dapat menilai kita dari
bahwa saya buruk baik secara attitude maupun omongan. Terkadang saya juga
dalam CMC berperan sebagai media yang digunakan untuk berinteraksi oleh para
membayangkan komputer sebagai sebuah mobil dan internet sebagai jalan raya di
disekitar jalan raya tersebut yang memberikan berbagai bentuk dan fasilitas yang
81
Holmes (2005, 55) menegaskan bahwa terdapat empat poin penting dalam
makna;
bentuk.
keunikan dari komunikasi yang dilakukan oleh anggotanya. Berbagai faktor dapat
mempengaruhi komunikasi yang terjadi di dalam sosial media. Orang lain diluar
komunitas juga dapat melihat cara komunikasi yang dilakukan anggota UPYM,
dalam komunikasi di sosial media dapat dilihat oleh siapa saja. Seperti yang
dikatakan oleh Wahyu Rizal: “karena diri saya tercermin dari bahasa saya di
82
Facebook, dari situ orang lain dapat menilai saya. Saya belum tentu menilai orang
lain buruk dari aktifitasnya di sosial media, karena jangan menilai buku dari
sampulnya.”
tersebut. Benar atau salahnya tindakan ditentukan oleh hasil atau akibat dari
benar jika tindakan itu menghasilkan selisih terbesar kesenangan diatas kesedihan
bagi setiap orang.” Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian
menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000: 106).
Komentar kasar juga bisa dianggap benar selama dalam lingkup bercanda,
karena tidak ada kesedihan dan amarah pada saat tersebut. Berkomentar kasar
dengan sesama anggota UPYM atau teman lain yang sudah dekat sudah wajar jika
seseorang dapat menilai perilaku dari anggota UPYM. Karena posting dan
komentar bisa dilihat siapapun. Di media sosial siapapun bisa berpartisipasi dan
berinteraksi dengan kita. Dari proses komunikasi tersebut seseorang dapat menilai
face.
Hal ini terlihat ketika berkomunikasi secara CMC (online) secara tidak
sadar kita berpartisipasi dengan seluruh pengguna internet dari seluruh belahan
dunia termasuk dengan para individu yang memiliki kedekatan dengan kita,
meskipun tidak bertemu secara langsung atau tatap muka, kehadiran kita
digantikan oleh teks yang universal dan menjadi bahasa yang digunakan oleh
dengan langsung berkata “ ini mas dendy, yang suka ngomong kasar kalo
komentar itu kan?” dari situ terbukti bahwa dengan media sosial siapapun dapat
secara langsung, dengan fasilitas media sosial kita dapat berinteraksi dengan
siapapun. Karena siapapun dapat berinteraksi dengan kita, maka kita harus
bagian dari konstelasi sikap dan perilaku yang lain. Penggunaan media dibentuk
oleh kondisi waktu dan tempat, dan oleh kebiasaan sosial danbudaya. Orang-
orang bergabung dengan khalayak untuk berbagai alasan sosial, seperti untuk
84
berbagai nilai atau tujuan komunikatif (Frank dan Greenberg, 1980: 74).
nyata. Jika kita melabeli media sosial kita dengan menggunakan bahasa kasar,
maka wajar jika orang yang belum terlalu dekat menilai kita dengan buruk. Lain
halnya dengan orang yang sudah dekat, dan tau cara bercanda kita. Dari fakta
tersebut maka sangat penting menjaga etika saat berada di media sosial. Karna apa
yang kita katakan di media sosial adalah cerminan dari diri kita.
BAB V
5.1 Kesimpulan
status Facebook dan lewat komentar, meskipun status dan komentar itu
menggunakan bahasa kasar. Karena mereka ingin oranglain tahu bahwa cara
sangatlah tinggi. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil wawancara terhadap ke
85
86
disekitarnya. Karena mereka ingin orang lain melihat diri mereka yang
sebenarnya, jadi orang lain sudah tau bagaimana cara mereka berinteraksi.
5.2 Saran
dalam penelitian ini agar lebih bisa menjalin komunikasi dan keakraban
tidak hanya melalui media sosial Facebook saja tetapi juga lebih menjalin
yang sama tentang analisis etika dalam penggunaan media sosial Facebook,
dari hasil wawancara ataupun observasi. Selain itu, diharapkan peneliti yang
DAFTAR PUSTAKA
Denis, McQuail. 2011. Teori Komunikasi Massa Mcquail, edisi 6 Buku 1. Jakarta
: Salemba Humanika.
Hafied, Cangara. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Lister, M., et al., (ed)., 2009, New Media: A Critical Introduction, Second Edition,
New York: Routledge.
Ruslan, Rosady. 2001. Etika Kehumasan Konsepsi & Aplikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
88
Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan ke-
12. Bandung: Alfabeta.
Skripsi
Agustina, Ayu 2016.Analisis Etika Dalam Penggunaan Media Sosial Path.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar
Lampung.
Jurnal
Andreas, Kaplan M., Haenlein Michael 2010. "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of social media". Business Horizons 53 (1).
p. 61.
Shea, Virginia. Netiquette. Cornell Univ: Albio Publisher, 1994, jurnal digitized
2004.
Internet
https://www.youthmanual.com/post/fun/did-you-know/data-pengguna-internet-
tahun-2017-dan-apa-kesimpulan-yang-bisa-diambil-dari-data-tersebut
http://regional.kompas.com/read/2017/07/18/13333791/pria-ini-ditangkap-polisi-
gara-gara-tulis-status-marthabak-telor-di-facebookDiakses pada
25agustus 2017, pukul 11.40 WIB.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4982/5%20BAB%20II.
pdf?sequence=6Diakses pada 25 agustus 2017, pukul 12.35WIB.
https://www.suduthukum.com/2016/11/tinjauan-tentang-ujaran-kebencian-
hate.htmlDiakses pada 05maret 2018, pukul 00.58 WIB.
https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20Tahun%20
2016.pdfDiakses06april 2018, pukul 12.25 WIB.
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/netiket-etika-komunikasi-diinternet/2013)Diakses
pada 8 oktober 2017, pukul 11.50 WIB
90
(http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2014/06/juju%20(06-14-14-01-51-19).pdf)Diakses pada
25agustus 2017, pukul 12.10 WIB