DISUSUN OLEH :
MIRAWATI
2011102412073
3. Rentang Respon
a. Peningkatan diri. Seseorang dapat meninkatkan proteksi atau pertahabab diri
seecara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai
contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai
loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerja
b. Beresiko destrukti. Seseorang memiliki kecenderungan atau beresio mengalami
perlaku destruktif menyalahkan diri sendiri terhadap situasiyang seharusnya dapat
mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patahsemangat bekerja ketika
dirinya dianggap tidak loyal terhadapat pimpinan padahal sudah melakukab
pekerjaan secara optimal
c. Destruktif diri tidak langsung. Seseorang telah mengambil sikap yang kurang
tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan diri untuk mempertahankan
diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal,
maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan
tidak optimal
d. Pencederaan diri. Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan
diri akibat hilangnya harapan terhadap situasiyang ada
e. Bunuh diri. Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang
4. Penyebab
a Faktor Predisposisi
lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perlakuk destrukti diri
sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :
1) Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidup dengancara bunuh diri
mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat
individu berisiko untuk melakukan tindakan bunu diri adalahgangguan
affektif, penyalahgunaan zat, dan skizorenia
2) Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungan dengn besarnya resiko bunuh diri
adalah antipasti, implusif, dan depresi
3) Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinyaperlakuk bunuhdiri, diantaranyaadalah
pengalaman kehilangan, kehilangan dekungan social, kejadian-kejadian negate
dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Kekuatan
dukungan social sangat penting dalam meciptakan itervensiyang terapeutik,
dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab masalah, respons seseorang
dalam menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain
4) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri
5) Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa paa klien dengan resiko bunuh diri terjadi
peninfktan zat-zat kimia yang terdapat didalam otak seperti serotin, adrenalin,
dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui ekaman
gelombang otak Electro Encephalo Graph (EEG)
b Faktor Presipitasi
Perilaku estruktif diri dapat ditumbulkan oleh stress berlebihan yang dialami oleh
individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan. Faktor
lain yang dapat menjadi penetus adalah melihat atau membaca melalui media
engenai orang yang melakukan bunuh dii ataupun prcobaan bunuh diri. Bagi
individu yang emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan
5. Sumber Koping
Pasien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam kehidupan
dapat melakukan perilaku destruktif- diri.Sering kali pasien secara sadar memilih
untuk bunuh diri.
6. Mekanisme Koping
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang berhubungan
dengan prilaku destruktif- diri tidak langsung adalah penyangkalan, rasionalisasi,
intelektualisasi, dan regresi.
C. Pohon Masalah
F. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan berencana bunuh diri
Risiko bunuh diri berhubungan dengan gangguang perilaku
Harga diri rendah Kronis berhubungan dengan penguatan negatif berulang dibuktikan
dengan melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
G. Rencana Tindakan
Keperawatan
No. Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
Dx
1. Risiko perilaku kekerasan (D. SLKI : Kontrol Diri (L. 09076) SIKI : Promosi Koping (I. 09312)
0146) berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
berencana bunuh diri keperawatan selama …x24 jam observsi
diharapkan Kontrol Diri Klien
Meningkat dengan kriteria hasil: 1.1 identifikasi kegiatan jangka
a. Perilaku Menyerang (5) pendek dan panjang sesuai
b. Perilaku melukai diri tujuan
sendiri/orang lain (5) 1.2 identifikasi kemampuan yang
c. Perilaku merusak lingkungan dimiliki
sekitar (5) 1.3 identifikasi sumber daya yang
d. Perilaku agresif/amuk (5) tersedia untuk memenuhi tujuan
1.4 identifikasi pemahaman proses
Skala outcome: penyakit
1 : menurun 1.5 identifikasi dampak situasi
2 : cukup Menurun terhadap peran dean hubungan
3 : sedang 1.6 identifikasi metode penyelesaian
4 : cukup meningkat masalah
5 : meningkat
Teraupetik
edukasi
2 Risiko Bunuh Diri SLKI : Kontrol Diri (L. 09076) SIKI : Pencegahan Bunuh Diri (I.
(D. 0135)berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 14538)
gangguang perilaku (mis. keperawatan selama …x24 jam
Euphoria mendadak setelah diharapkan Kontrol Diri Klien observsi
depresi, perilaku mencari Meningkat dengan kriteria hasil:
senjata berbahaya, membeli a. Perilaku Menyerang (5) 1.1 identifikasi gejala risiko bunuh diri
obat dalam jumlah banyak, b. Perilaku melukai diri (mis. Gangguan mood, halusinasi,
membuat surat warisan) sendiri/orang lain (5) delusi, panic, penyalahgunaan zat,
c. Perilaku merusak kesedihan gangguan kepribadian)
lingkungan sekitar (5)
d. Perilaku agresif/amuk (5) 1.2 identifikasi keinginan dan pikiran
rencana bunuh diri
Skala outcome:
1 : menurun 1.3 Monitor lingkungan bebas bahaya
2 : cukup Menurun secara rutin (mis, barang pribadi, pisau
3 : sedang cukur, jendela)
4 : cukup meningkat
5 : meningkat 1.4 monitor adanya perubahan mood
atau perilaku
Teraupetik
edukasi
Kolaborasi
1.15 kolaborasi pemberian obat
antiansietas, atau antipsikotik, sesuai
indikasi
1.16 kolaborasi tindakan keselamatan
kepada PPA
1.17 rujuk ke pelayanan kesehatan
mental, jika perlu
3 Harga diri rendah Kronis (D. SLKI : Harga diri (L. 09069) SIKI : Promosi Koping (I. 13494)
0086) berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
penguatan negatif berulang keperawatan selama …x24 jam observsi
dibuktikan dengan melebih- diharapkan Harga Diri Klien
lebihkan penilaian negative Meningkat dengan kriteria hasil: 1.1 identifikasi kegiatan jangka
tentang diri sendiri a. Penilaian diri positif (5) pendek dan panjang sesuai tujuan
b. Perasaan memiliki kelebihan
atau kemampuan positif (5) 1.2 identifikasi kemampuan yang
c. Penerimaan penilaian positif dimiliki
terhadap diri sendiri (5)
d. Minta mencoba hal baru (5) 1.3 identifikasi sumber daya yang
tersedia untuk memenuhi tujuan
Skala outcome:
1 : menurun 1.4 identifikasi pemahaman proses
2 : cukup Menurun penyakit
3 : sedang 1.5 identifikasi dampak situasi
4 : cukup meningkat terhadap peran dean hubungan
5 : meningkat 1.6 identifikasi metode penyelesaian
masalah
Teraupetik
edukasi
Daftar Pustaka
Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.
Prama Aruna. 2011. Laporan Pendahuluan asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Resiko Bunuh Diridi Rsjd. Amino Gondo hutomo semarang. https://www.academia.edu/24
51157 3/Lp_resiko_bunuh_diri.Diakses pada tanggal 14 Februari 2021.
Dessy Rossyta. Asuhan Keperawatan Resiko Bunuh Diri.
https://www.academia.edu/8977353/Asuhan_Keperawatan_RESIKO_BUNUH_DIRI.
Diakses pada tanggal 14 Februari 2021.