Disusun Oleh :
ELINA NURFITRIA
NIM. 4338114901210099
2. Etiologi
Pada umumnya, penyebab utama dari bunuh diri adalah ketidak mampuan
individu menyelesaikan masalah. Etiologic dari risiko bunuh diri meliputi :
a. Faktor genetic
Faktor genetic mempengaruhi terjadinya risiko bunuh diri pada
keturunanannya. Lebih sering terjadi pada kembar monoziygot dari pada
kembar dizygot. Disamping itu, terdapat penurnan serotonin yang dapat
menyebabkan depresi. Hal ini turut berkontribusi pada terjadinya risiko
bunuh diri
b. Faktor biologis
Faktor ini bisanya berhubungan dengan keadaan-keadaan tertentu, seperti
adanya penyakit kronis atau kondisi medis tertentu, seperti stroke,
gangguan kerusakan kognitif ( dimensia), diabetes, penyakit arteri
koronaria, kanker, Hiv/Aids dan lain-lain.
c. Faktor psikososial dan lingkungan.
Berdasarkan teori psikoanalitik/ psikodinamika, bunuh diri merupakan
hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri, yaitu bahwa
kehilangan objek berkaitan dengan agresi dan kemarahan, perasaan
negative terhadap diri sendiri dan terakhir depresi. Sementara itu,
berdasarkan teori perilaku kognitif, back menyatakan bahwa hal ini
berkaitan dengan adanya pola kognitif yang berkembang, memandang
rendah diri sendiri
d. Stressor lingkungan
Kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya system dukungan
social. Durkheim membagi suicide kedalam tiga kategori, yaitu : egoistic
( orang yang tidak terintegrasi pada kelompok social ), altruistic
( melakukan bunuh diri untuk kebaikan orang lain ), anomic ( bunuh diri
karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi
dengan stressor.
Keterangan :
c. Faktor predisposisi
1) Faktor biologis, merupakan respons individu yang merasa terpisah dan
terlepas dari arus utama masyarakat. Integrasi kurang dan individu tidak
merasa menjadi bagian drai kelompok kohesif (seperti keluarga atau
gereja).
2) Faktor psikologis, merupakan kebalikan dari bunuh diri egoistik.
Individu yang rentan terhadap bunuh diri altruistik adalah individu yang
secara berlebihan diintegrasikan kedalam kelompok. Kelompok ini
sering diatur oleh ikatan budaya, agama atau politik, dan kesetiaan yang
kuat, sehingga individu bersedia mengorbankan hidupnya untuk
kelompok tersebut.
3) Faktor sosial budaya, terjadi sebagai respons terhadap perubahan yang
terjadi dalam kehidupan seseorang (misalnya: perceraian, kehilangan
pekerjaan) yang mengganggu perasaan keterkaitan dengan kelompok.
d. Faktor presipitasi
Faktor pencetur risiko bunuh diri adalah:
1) Kehilangan hubungan interpersonal atau gagal melakukan hubungan
yang berarti
2) Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress
3) Perasaan marah atau bermusuhan dimana bunuh diri dapat merupakan
hukuman pada diri sendiri
4) Cara untuk mengakhiri keputusasaan
Tanda dan gejala risiko bunuh diri dapat ditemukan melalui wawancara
dengan pertanyaan sebagai berikut:
(1) Bagaimana perasaan klien saat ini ?
(2) Bagaimana penilaian klien terhadap dirinya ?
(3) Apakah klien mempunyai pikiran ingin mati ?
(4) Berapa sering muncul pikiran ingin mati ?
(5) Katan terakhir berpikir ingin mati ?
(6) Apakah saat ini masih terpikir untuk melakukan perilaku bunuh diri ?
Tanda dan gejala risiko bunuh diri yang dapat ditemukan melalui observasi
adalah :
f. Sumber koping
Tingkah laku bunuh diri biasanya berhubungan dengan faktor sosial dan
kultural. Berdasarkan motivasi seseorang terdapat tiga sebkategori bunuh
diri, yaitu:
1) Bunuh diri egoistik, yaitu akibat seseorang yang mempunya hubungan
sosail yang buruk
2) Bunuh diri altruistik, yaitu akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan
3) Bunuh diri anomik, yaitu akibat lingkungan tidak dapat memberikan
kenyamanan bagi individu.
g. Mekanisme Koping
Keterampilan koping yang terlihat adalah sikap berupa kehilangan batas
realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak memanfaatkan sistem
pendukung, melihat diri sendiri sebagai orang yang secara total tidak
berdaya. Mekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku
pengerusakan diri tak langsung adalah pengingkatan (denial). Sementara
itu, mekanisme koping yang paling menonjol adalah rasionalisasi,
intelektualisasi, dan regresi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pohon Masalah
RISIKO CEDERA/ KEMATIAN
DIAGNOS PERENCANAAN
A
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
KEPERA (tuk/tum)
WATAN
Dx 1: Risiko TUM: Pasien menunjukan 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Kepercayaan dari pasien
bunuh diri: Pasien tidak tanda-tanda percaya mengemukakan prinsip komunikasi terapeutik: merupakan hal yang akan
a. Mengucapkan salam terapeutik. Sapa pasien memudah perawat dalam
Ancaman/ mencederai kepada perawat melakukan pendekatan
dengan ramah, baik verbal ataupun non
Percobaan dirinya sendiri melalui: keperawatan atau intervensi
verbal selanjutnya terhadap pasien
Bunuh Diri atau tidak a. Ekspresi wajah
b. Berjabat tangan dengan pasien
melakukan cerah, tersenyum
c. Perkenalkan diri
bunuh diri. b. Mau berkenalan
d. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama
c. Ada kontakmata
panggilan yang disukai pasien
d. Bersedia
e. Jelaskan tujuan pertemuan
TUK 1: menceritakan
f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat
Pasien dapat perasaannya
setiap kali bertemu pasien
membina e. Bersedia
g. Tunjukkan sikap empati dan menerima
hubungan saling mengungkapkan
pasien apa adanya
percaya. masalah
h. Beri perhatian kepada pasien dan perhatian
kebutuhan dasar pasien
Kriteria Evaluasi: 2.1 Menemani pasien terus-menerus sampai dia Pasien tidak melakukan
TUK 2: Pasien tetap aman, dapat dipindahkan ketempat yang aman tindakan percobaan bunuh diri
terlindungi, dan 2.2. Menjauhkan semua benda-benda yang
Pasien tetap berbahaya atau berpotensi membahayakan
aman dan selamat.
pasien (misalnya: pisau, silet, kaca, gelas,
terlindungi ikat pinggang).
2.3. Mendapatkan orang yang dapat dengan
segera membawa pasien kerumah sakit
untuk pengkajian lebih lanjut dan
kemungkinan dirawat
2.4 memeriksa apakah pasien benar-benar telah
meminum obatnya, jika pasien mendapatkan
obat
2.5 dengan lembut menjelaskan kepada pasien
bahwa anda (perawat) akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri
Dx 2: TUK 1: Kriteria Evaluasi: 1.1 Mendiskusikan cara mengatasi keinginan
Risiko bunuh Pasien mendapat Pasien tetap dalam bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan
dari keluarga atau teman
diri: perlindungan keadaan aman dan
Isyarat dari selamat
bunuh diri lingkungannya
TUK 2: KriteriaEvaluasi: 2.1 memberi kesempatan pasien untuk Penguatan (reinforcement)
Pasien dapat Pasien mampu mengungkapkan perasaannya positif akan meningkatkan
2.2 berikan pujian bila pasien dapat harga diri pasien
meningkatkan meningkatkan harga mengatakan perasaan positif
harga dirinya dirinya 2.3 meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
2.4 merencanakan aktivitas yang pasien dapat
lakukan
TUK 3: KriteriaEvaluasi: 3.1 mendiskusikan dengan pasien cara Pasien tidak mencoba
Meningkatkan Pasien mampu menyelesaikan masalah melakukan tindakan bunuh diri
3.2 mendikusikan dengan pasien tentang
kemampuan menggunakan cara efektifitas tiap-tiap cara penyelesaian
pasien dalam penyelesaian yang masalah tersebut
3.3 mendiskusikan dengan pasien cara
memecahkan baik
menyelesaikan masalah yang lebih baik
masalah
TUK 4: Kriteria Evaluasi: 4.1 Mendiskusikan dengan pasien tentang Meningkatan kepercayaan diri
Meningkatkan Pasien mampu harapan pasien dan harapan pasien serta
4.2 mendiskusikan cara-cara mencapai masa mencegah perilaku distruktif
kemampuan menyusun rencana depan diri
menyusun masa depan 4.3 melatih pasien langkah-langkah kegiatan
mencapai masa depan
rencana masa
4.4. mendiskusikan dengan pasien efektifitas
depan masing-masing kegiatan mencapai masa
depan
TUK 5: Kriteria Evaluasi: 5.1. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan
Meningkatkan Keluarga mengetahui gejala bunuh diri yang muncul pada pasien
pengetahuan dan tanda dan gejala dan tanda dan gejala yang umumnya muncul
kesiapan bunuh diri serta pada pasien berisiko bunuh diri.
keluarga dalam perawatannya 5.2. Mengajarkan cara melindungi pasien dari
merawat pasien terhadap anggota perilaku bunuh diri, seperti:
dengan risiko keluarga dengan risiko a. mendiskusikan cara yang dapat dilakukan
bunuh diri. bunuh diri jika pasien memperlihatkan tanda dan
gejala bunuh diri.
b. memberikan tempat aman
c. menjauhkan barang-barang yang
berfotensi digunakan untuk bunuh diri
d. senantia samelakukan pengawasan
5.3. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal
yang dapat dilakukan apabila pasien
melakukan percobaan bunuh diri, yaitu:
a. mencari bantuan pada tetangga sekitar
atau pemuka masyarakat.
b. segera membawa pasien kerumah sakit
atau puskesmas untuk mendapatkan
penanganan medis.
5.4. membantu keluarga mencari rujukan
fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien
dengan cara:
a. memberikan informasi tentang nomor
telepon darurat tenaga kesehatan
b. menganjurkan keluarga untuk
mengantarkan pasien berobat/control
secara teratur.
c. menganjurkan pasien membantu pasien
meminum obat sesuai prinsip 5 benar
STRATEGI PELAKSANAAN RISIKO BUNUH DIRI
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama klien :
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DO
ORIENTASI
Salam Terapeutik
Validasi
Bagaimana perasaan Ibu Y hari ini ? Saya akan selalu menemani Ibu disini
mulai dari pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan
saya untuk menemani Ibu selama dirawat di rumah sakit ini.
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan selama
ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin ibu sampaikan. Sekarang
kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah untuk
melindungi ibu dari isyarat mengakhiri hidup. Bagaimana kalau kita
lakukan disini saja ? Jam berapa kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana
kalau jam 13.00 setelah makan siang Ibu?
KERJA
TERMINASI
Evaluasi
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang – bincang selama ini ? Coba
ibu sebutkan cara tersebut ?
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama klien :
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
ORIENTASI
Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya ? Ya betul sekali. Saya perawat
S. Yang akan merawat ibu pada hari ini.
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan selama
ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin ibu sampaikan. Sekarang
kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara meningkatkan harga diri pada
ibu. Bagaimana kalau kita lakukan disini saja ? Jam berapa kita akan
berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 10.00 saat Ibu santai?
Validasi
KERJA
Apa saja dalam hidup Ibu yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang
sedih dan rugi kalau Ibu meninggal. Coba Ibu ceritakan hal-hal yang baik
dalam kehidupan Ibu. Keadaan yang bagaimana yang membuat Ibu merasa
puas ? Bagus. Ternyata kehidupan Ibu masih ada yang baik yang patut Ibu
syukuri. Coba Ibu sebutkan kegiatan apa yang masih dapat Ibu lakukan
selama ini. Bagaimana kalau Ibu mencoba melakukan kegiatan tersebut,
mari kita latih.
TERMINASI
Evaluasi
Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik.
Tempatnya dimana ? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak
terkendali segera hubungi saya ya!
STRATEGI PELAKSANAAN RISIKO BUNUH DIRI
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama klien :
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
ORIENTASI
Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya ? Ya betul sekali. Saya perawat
S. Yang akan merawat ibu pada hari ini.
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan selama
ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin ibu sampaikan. Sekarang
kita akan berdiskusi tentang meningkatkan kemampuan ibu dalam
menyelesaikan masalah. Bagaimana kalau kita lakukan disini saja ? Jam
berapa kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 10.00 saat
Ibu santai?
Validasi
Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? Masihkah ada keinginan bunuh diri ?
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri ? Bagus!
KERJA
Coba ceritakan situasi yang membuat Ibu ingin mengakhiri hidup. Selain
mengakhiri hidup apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya
Ibu. Nah, sekarang coba kita diskusikan tindakan yang menguntungan dan
merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah
yang paling menguntungkan! Menurut Ibu cara yang mana ? Ya saya juga
setuju
dengan pilihan Ibu. Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk mengatasi
perasaan Ibu ketika mau bunuh diri dengan cara tersebut.
TERMINASI
Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Ibu gunakan. Coba Ibu
melatih cara yang Ibu pilih tadi.
Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas
pengalaman Ibu menggunakan cara yang Ibu pilih.
STRATEGI PELAKSANAAN RISIKO BUNUH DIRI
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama klien :
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS
ORIENTASI
Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya ? Iya saya perawat Surianni.
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan selama
ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin ibu sampaikan. Sekarang
kita akan berdiskusi harapan dan masa depan ibu. Bagaimana kalau kita
lakukan disini saja ? Jam berapa kita akan berbincang – bincang ?
Bagaimana kalau jam 09.00 setelah ibu sarapan?
Validasi
Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? Masihkah ada keinginan bunuh diri ?
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri ? Bagus!
KERJA
Coba ceritakan apa harapan yang ingin ibu capai ? Oh iyaa bagus ibu ingin
menjadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak ibu, ibu juga ingin
mencoba berjualan sayur di rumah setelah pulang dari RS.
TERMINASI
Evaluasi
Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas
pengalaman Ibu menggunakan cara yang Ibu pilih.
STRATEGI PELAKSANAAN
KELUARGA (RISIKO BUNUH DIRI)
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama klien :
Ruangan :
B. Proses Keperawatan
2. Kondisi klien
DS
ORIENTASI
Salam Terapeutik
Validasi
“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang masalah yang dihadapi Ibu
dalam merawat ibu Y ? Berapa lama waktu Ibu ? 30 menit ? Baik, mari duduk
di ruangan wawancara!”
KERJA :
“Apa masalah yang Ibu hadapi dalam merawat ibu Y ? ohh baiklah ternyata
ibu tidak mengetahuhi penyakit yang diderita ibu Y? Ibu Y memiliki masalah
resiko bunuh diri.” Oleh karena itu Ibu Y membutuhkan perawatan untuk
mengatasi penyakitnya. Maka dari itu ibu harus tau bagaimana cara merawat
Ibu Y”
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini ?” oh iya ibu ingin
mengetahui bagaimana cara merawat ibu Y.”
C. Proses Keperawatan
3. Kondisi klien
DS
ORIENTASI
Salam Terapeutik
Validasi
“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang cara merawat ibu Y? Berapa
lama waktu Ibu ? 20 menit ? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
KERJA
“Apa yang Ibu ketahui tentang masalahIbu Y”.“Ya memang benar sekali Bu,
ibu Y mengalami resiko bunuh diri yaitu upaya yang disadari untuk
mengakhiri kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya
melaksanakan hasratnya untuk mati. Klien aktif mencoba bunuh diri dengan
cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri
dari tempat yang tinggi , membenturkan kepala.” Jika benar seperti itu
sebaiknya ibu harus memperhatikan ibu Y agar tidak melakukan hal-hal
percobaan bunuh diri.”
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini ?”. “Dapatkah Ibu
jelaskan kembali maasalah yang dihadapi ibu Y dan bagaimana cara
merawatnya ?”. “Bagus sekali Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap
kali Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendadang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada ibu Y”.“Jam berapa Ibu dating ? Baik saya
tunggu. Sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN
KELUARGA (RISIKO BUNUH DIRI)
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama klien :
Ruangan :
D. Proses Keperawatan
4. Kondisi klien
DS
ORIENTASI
Salam Terapeutik
Validasi
Bagaimana bu sudah mengerti apa itu Resiko Bunuh Diri ? Bagus sekali ibu
sudah mengerti.
Sekarang kita akan mendiskusikan tentang car merawat ibu Y. Dimana kita
akan mendiskusikannya ? Berapa laMA ibu ingin mendiskusikannya?
KERJA
Apa yang ibu lihat dari perilaku Ibu selama ini? Ibu sebaiknya lebih sering
memperhatikan tanda dan gejala bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan
melakukan tindakan bunuh diri menunjukkan tanda melalui percakapannya
seperti “ saya tidak ingin hidup lagi”. Apakah Ibu Y sering mengatakannya
BU ?. Kalau bapak/ibu mendengarkan Ibu Y berbicara seperti itu, maka
sebaiknya bapak mendengarkan secara serius. Pengawasan terhadap kondisi
Ibu Y perlu ditingkatkan, jangan biarkan Ibu Y mengunci diri di kamar. Ibu
perlu menjauhkan benda berbahaya seperti gunting, silet, gelas dan lain-lain.
Hal ini sebaiknya perlu dilakukan untuk melindungi Ibu Y dari bahaya dan
memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Usahakan 5 hari
sekali ibu memuji dengan
tulus. Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya ibu mencari
bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah ke rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah kembali ke
rumah, bapak/ ibu perlu membantu Ibu terus berobat untuk mengatasi
keinginan bunuh diri.
TERMINASI
Jangan lupa untuk selalu mengawasi Ibu Y ya pak jika ada tanda-tanda
keinginan bunuh diri segera menghubungi kami. Terima kasih Bapak/Ibu.
Selamat Siang.
STRATEGI PELAKSANAAN
KELUARGA (RISIKO BUNUH DIRI)
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama klien :
Ruangan :
E. Proses Keperawatan
6. Kondisi klien
DS
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu. Masih ingat dengan saya ? Iya saya perawat S.
Validasi
”Karena hari ini ibu direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan
jadwal Ibu Y selama di rumah”.”Berapa lama Ibu ada waktu ? Mari kita
bicarakan di kantor
KERJA:
”Bu ini jadwal kegiatan Ibu Y selama di rumah sakit. Coba diperhatikan,
apakah semua dapat dilaksanakan di rumah? ”Bu, jadwal yang telah dibuat
selama Ibu Y dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya”. ”Hal-hal yang perlu diperhatikan
lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Bapak selama di rumah.
Misalnya kalau Ibu Y terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran
negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah
sakit atau bawa bapak langsung kerumah sakit”.
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana Bu ? Ada yang belum jelas ? Ini jadwal kegiatan harian Bapak.
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Semoga Ibu Y bisa cepat pulih ya bu. Wassalamualaikum.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI