Anda di halaman 1dari 2

LEARNING JOURNAL

Nama Mahasiswa : Sulistiana Ningsih


NIM : 200211278
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
Materi : Akuntansi Keuangan Daerah
Pertemuan Ke : 12
Pokok Pikiran
Pengertian
Akuntansi keuangan daerah adalah aktivitas jasa yang terdiri dari pencatatan, pengklasifikasian
dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah-pemda (kabupaten,
kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda (kabupaten, kota atau
provinsi).
Sistem akuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh:
 Pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD)
 Satu kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD)
 Sistem akuntansi satuan kerja perangkat daerah(SKPD)
Seluk Beluk Akuntansi Keuangan Daerah
Akuntansi keuangan daerah akan membutuhkan dokumen-dokumen yang merupakan sumber
utama dalam melakukan pencatatan yang pada akhirnya akan menghasilkan laporan keuangan.
Akuntansi pemerintahan mencatat segala transaksi yang sah saja dan berdasarkan bukti yang
akurat. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam jurnal disertai dengan dokumen atau bukti
transaksi yang sah. Dokumen tersebut adalah sebagai berikut:

 Bukti penerimaan kas


 Bukti pengeluaran kas
 Bukti memorial
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi adalah catatan transaksi yang terjadi pada pemerintahan daerah. Pencatatan
dilakukan dengan sistem double entry berdasarkan basis Kas Modifikasian. Sistem double entry
merupakan sistem pembukuan berpasangan, suatu transaksi akan dicatat dua kali yaitu pada sisi
debet (kiri) kredit (kanan), dimana setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan
dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi terbentuk sebagai berikut:
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN
Langkah-Langkah Praktek Dalam Akuntansi Keuangan Daerah
1. Transaksi Pemerintahan daerah
2. Pencatatan dalam jurnal
3. Peringkasan posting kebuku besar
4. Perincian kedalam buku pembantu
5. Laporan keuangan
Contoh kasus/peristiwa dan pembahasan penyelesaian
Contoh Kasus Perolehan Tanah

Pemerintah Daerah X membeli tanah dengan harga Rp 30.000.000.000,00, dimana di atasnya


berdiri bangunan senilai Rp 10.000.000.000,00 m. Untuk membuat tanah tersebut siap digunakan
maka harus dikeluarkan lagi biaya untuk pembongkaran bangunan sebesar Rp 2.000.000.000,00,
pematangan tanah Rp 1.000.000.000,00, dan balik nama Rp 1.000.000.000,00.
Harga perolehan tanah ini adalah sebesar Rp 34.000.000.000 (30.000.000.000 + 2.000.000.000 +
1.000.000.000 + 1.000.000.000).

SKPD
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Tanah 34 M
Diinvestasikan dalam Aset 34 M
Tetap
(Untuk mencatat perolehan
Tanah)

Anda mungkin juga menyukai