Anda di halaman 1dari 17

MODUL RINGKAS

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

1. Basis Akuntansi
Akuntansi pemerintahan menggunakan basis kas modifikasian (cash basis
modified).
Basis akuntansi merupakan landasan bagi pengakuan transaksi belanja, penda-
patan, pembiayaan maupun transaksi-transaksi neraca. Akuntansi pemerintahan
dilaksanakan sebagai bentuk pertanggungjawaban anggaran (APBD). Oleh kare-
nanya, basis akuntansi pemerintahan diletakkan dalam kerangka pertanggungja-
waban APBD. Mengingat APBD sifatnya dasar kas (cash basis) maka laporan
utama dari pelaksanaan APBD yaitu Laporan Realisasi Anggaran adalah dasar
kas (cash basis).
Akuntansi pemerintahan juga menghasilkan laporan yang menunjukkan
pemilahan transaksi APBD berdasarkan sumber dan penggunaannya (Laporan
Arus Kas). Laporan ini menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang di-
hasilkan oleh fungsi perbendaharaan. Laporan Arus Kas juga menggunakan dasar
kas.
Disamping kedua jenis laporan diatas (LRA dan LAK) dari proses akuntansi peme-
rintahan juga dihasilkan laporan yang menunjukkan residu dari transaksi APBD
baik yang sifatnya residu transaksi tahun bersangkutan maupun residu transaksi
akumulatif. Informasi ini ditunjukkan dalam Neraca Daerah. Basis yang digunakan
untuk mencatat transaksi-transaksi neraca adalah akrual (diakui bukan atas da-
sar kas masuk/ keluar).
Istilah basis kas modifikasian menunjukkan penggunaan basis kas untuk transaksi
APBD tahun berjalan dan basis akrual untuk residu dari transaksi-transaksi APBD
tahun ke tahun yang digunakan secara bersamaan.

2. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan


Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/ pengguna ba-
rang yang dapat menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan
untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Entitas Pelaporan adalah unit peme-
rintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut keten-
tuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung-
jawaban berupa laporan keuangan.
Penetapan entitas dipengaruhi oleh metode yang digunakan dalam penyelengga-
raan akuntansi di pemerintah daerah. Entitas akuntansi ditetapkan bilamana pe-
merintah daerah menetapkan metode desentralisasi (lihat sub bahasan 2. metode
sentralisasi dan desentralisasi)

3. Metode Sentralisasi dan Desentralisasi


Penyelenggaraan fungsi akuntansi pada pemerintah daerah dapat dilaksanakan
dengan metode sentralisasi atau metode desentralisasi. Dalam metode sentrali-
sasi, akuntansi diselenggarakan oleh satuan kerja yang memegang fungsi akun-
tansi, misal Bagian Keuangan Setda atau Dinas Pengelolaa Keuangan Daerah atau
satker dengan nama lainnya. Sedangkan dalam metode desentralisasi, akuntansi
diselenggarakan oleh seluruh satuan kerja perangkat (skpd) dan satuan kerja
pengelola keuangan darah (skpkd) selaku konsolidator laporan keuangan dari se-
luruh satuan kerja. PMDN 13 tahun 2006 mensyaratkan penerapan metode de-
sentralisasi, meskipun penerapannya dilakukan secara bertahap dengan memper-
hatikan pertimbangan tertentu.
Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam hal pemilihan metode diatas yaitu :
a) Ketersediaan sumber daya manusia yang mempunyai pemahaman dalam bi-
dang akuntansi.
b) Ketersediaan program aplikasi akuntansi pemerintahan yang dapat menghasil-
kan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas.
Metode desentralisasi dapat diterapkan bilamana dalam pemerintah daerah terda-
pat sumber daya manusia yang paham akuntansi pada seluruh satuan kerja pe-
rangkat daerah yang ada atau tersedianya program aplikasi sebagaimana dinya-
takan pada poin b). Kondisi ideal penerapan metode desentralisasi jika kedua per-
syaratan tersebut dipenuhi. Hal ini diperlukan bilamana ada masalah terkait pro-
gram aplikasi proses akuntansi tetap bisa dilaksanakan secara manual.
4. Persamaan Dasar Akuntansi
Secara prinsip, tidak terdapat perbedaan dengan persamaan dasar pada akun-
tansi pemerintahan dengan akuntansi bisnis. Persamaan akuntansi pemerintahan
adalah :
Persa- Debet = Kredit
maan
1) Aset = Kewajiban + Ekuitas
2) Aset (bertambah) = Pendapatan / Penerimaan
Pembiayaan (bertambah)
3) Belanja/ Pengeluaran Pembi- = Aset (berkurang)
ayaan (bertambah)

Penjelasan :
1. Persamaan 1).
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keseimbangan posisi kekayaan
(aset) dengan kewajiban (utang) dan ekuitas (kekayaan setelah dikurangi
dengan utang) yang dimiliki oleh entitas pelaporan (dalam hal ini Pemda) dan
entitas akuntansi (dalam hal ini Satuan Kerja Pemda). Keseimbangan ini ditun-
jukkan dengan Debet = Kredit . Debet menunjukkan aset yang dimiliki, se-
dangkan Kredit menunjukkan kewajiban (utang) yang harus dibayar dan nilai
sisa kekayaan setelah dikurangi kewajiban (utang) atau disebut ekuitas. Jum-
lah kewajiban dipengaruhi adanya transaksi kewajiban/utang yang berkenaan
dengan penerimaan pembiayaan (diantaranya penambahan utang) dan/atau
transaksi pengeluaran pembiayaan (pembayaran pokok utang)

2. Persamaan 2).
Bertambahnya uang daerah/ kas (salah satu aset) yang diterima di rekening
kas daerah atau disebut Kas di Kas Daerah akan diimbangi bertambahnya
ekuitas (kekayaan bersih pemerintah daerah).
Penambahan kas dapat disebabkan adanya penerimaan pendapatan asli daerah
(PAD)/ dana perimbangan maupun penerimaan yang sah lainnya (pendapatan)
dan penerimaan pembiayaan.
Contoh :
 Diterima dana bagi hasil pajak bumi dan bangunan dari Departemen
Keuangan sebesar Rp 5 milyar. Transaksi ini menambah kas daerah (salah
satu jenis aset) yang berasal dari pendapatan sehingga ekuitas atau
kekayaan bersih juga bertambah sebesar Rp 5 milyar.
 Dalam rangka pembangunan gedung olah raga, pemerintah kabupaten
mencairkan dana cadangan yang telah dihimpun sebesar Rp 25 milyar.
Transaksi ini menambah kas daerah (salah satu jenis aset) yang berasal
dari penerimaan pembiayaan sehingga ekuitas atau kekayaan bersih
juga bertambah sebesar Rp 5 milyar.

3. Persamaan 3).
Berkurangnya uang daerah/ kas (salah satu aset) yang dikeluarkan dari
rekening kas daerah atau disebut Kas di Kas Daerah akan diimbangi berku-
rangnya ekuitas (kekayaan bersih pemerintah daerah). Pengurangan kas
daerah disebabkan adanya pengeluaran kas dalam rangka belanja dan/ atau
pengeluaran pembiayaan. Bentuk pengeluaran pembiayaan diantaranya
pengeluaran untuk pembayaran pokok utang, penambahan penyertaan modal
pada badan usaha dan pembentukan dana cadangan..

Contoh :
 Dikeluarkan uang sebesar Rp 1 milyar dalam rangka pembayaran uang
muka pekerjaan pembangunan jembatan oleh DPU melalui mekanisme LS.
Transaksi ini mengurangi kas daerah (salah satu jenis aset) untuk menda-
nai belanja sebesar Rp 1 milyar sehingga ekuitas atau kekayaan bersih
juga berkurang sebesar Rp 1 milyar.
 Dalam rangka pemenuhan modal disetor pada bank daerah, Bendahara
Umum Daerah mengeluarkan uang dari kas daerah sebesar Rp 4 milyar.
Transaksi ini mengurangi kas daerah (salah satu jenis aset) sebesar Rp 4
milyar untuk mendanai penambahan penyertaan modal pemerintah daerah
pada bank daerah (salah satu jenis pengeluaran pembiayaan) sehingga
ekuitas atau kekayaan bersih juga berkurang sebesar Rp 4 milyar.
5. Siklus Akuntansi
Merupakan rangkaian atau tahapan yang dilewati dalam proses pengolahan tran-
saksi keuangan sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan.

1)Jurnal
Merupakan pencatatan pertama dalam siklus akuntansi. Kegiatan ini berupa
penganalisaan dan pengklasifikasian suatu transaksi keuangan yang disajikan
dalam debet dan kredit dari rekening terkait. Rekening yang dijurnal adalah re-
kening buku besar karena tujuan akhirnya adalah dapat dihasilkannya laporan
keuangan. Rekening yang tersaji dalam laporan keuangan adalah rekening
buku besar.
Tabel berikut menunjukkan contoh rekening yang dimuat dalam jurnal, buku
besar, buku pembantu dan sub buku pembantu :
No Uraian Rek. Buku Besar Rek. Buku Bantu Rek. Sub Buku Bantu
1. LRA
1) Pendapatan Pendapatan Pajak Pendapatan Pajak Pendapatan Pajak
Daerah Hotel Hotel Melati Tiga
2) Belanja Belanja Barang Belanja Bahan Pakai Belanja Alat Tulis
Habis Kantor
3) Penerimaan Pem- Hasil Penjualan Ke- Hasil Penjualan Pe- Hasil Penjualan Pe-
biayaan kayaan Daerah yang rusahaan Milik rusda BPR
Dipisahkan Daerah/ BUMD
4) Pengeluaran Pem- Penyertaan Modal PMP pada Badan PMP pada Perusda Air
biayaan Pemerintah (PMP) Usaha Milik Daerah Minum
(BUMD)
No Uraian Rek. Buku Besar Rek. Buku Bantu Rek. Sub Buku Bantu
2. Neraca
1) Aset Lancar Investasi Jangka Investasi Deposito Investasi Deposito On
Pendek On Call Call pada Bank x
2) Investasi Jangka Pinjaman kepada Pinjaman kepada -
Panjang Perusahaan Daerah Perusda Air Minum
3) Aset Tetap Peralatan dan Mesin Alat-alat Besar Stoom wals
4) Dana Cadangan Dana Cadangan Dana Cadangan -
Pembangunan Pela-
buhan
5) Aset Lainnya Kemitraan dengan Bangun Serah Guna Bangun Serah Guna –
Pihak Ketiga Stadion Sepakbola
6) Kewajiban Jangka Utang Perhitungan Utang Perhitungan -
Pendek Fihak Ketiga Fihak Ketiga - IMP
7) Kewajiban Jangka Utang Dalam Negeri Utang Subsidiary SLA – Air Bersih
Panjang – Pemerintah Pusat Loan Agreement
(SLA) – Urban
Project
8) Ekuitas Dana Lan- Cadangan untuk Cadangan untuk
car Persediaan Persediaan
9) Ekuitas Dana In- Diinvestasikan da- Diinvestasikan da- Diinvestasikan dalam
vestasi lam Investasi Jang- lam PMP pada Ba- PMP pada Perusda Air
ka Panjang dan Usaha Milik Minum
Daerah

Keterangan :
a) Rekening Buku Besar adalah rekening yang ditampilkan dalam Laporan
Keuangan.
b) Rekening Buku Bantu merupakan penjabaran dari rekening buku besar yang
dapat digunakan sebagai penjelasan/perincian lebih lanjut dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Misal, penjelasan atas pos Pendapatan Pajak Daerah pada Laporan Realisasi
Anggaran adalah :
4.1.1. Pendapatan Pajak Daerah Rp 12.500.000.000,00
Target pendapatan pajak daerah dalam tahun 20xx sebesar
Rp 11.750.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 12.500.000.000,00
terinci sebagai berikut :
No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp)
1) Pajak Hotel 2.950.000.000,00 3.570.000.000,00
2) Pajak Restoran 1.500.000.000,00 1.575.000.000,00
3) Pajak Reklame 500.000.000,00 450.000.000,00
4) Pajak Penerangan Jalan 6.500.000.000,00 6.850.000.000,00
5) Pajak Parkir 300.000.000,00 305.000.000,00
Jumlah 11.750.000.000,00 12.750.000.000,00

Narasi tambahan : …

Keterangan :
- Rekening Pendapatan Pajak Daerah merupakan rekening Buku
Besar untuk Pendapatan Asli Daerah.
- Rekening Pajak Hotel dst merupakan rekening Buku Bantu bagi
rekening Pendapatan Pajak Daerah.

c) Rekening Sub Buku Bantu merupakan penjabaran dari rekening buku bantu
yang dapat digunakan sebagai penjelasan lebih rinci dalam Catatan atas La-
poran Keuangan atas angka yang disajikan dalam Laporan atau sebagai alat
kendali bagi manajemen.

Jenis-jenis jurnal :
a) Jurnal Penerimaan Kas.
Digunakan untuk menjurnal transaksi-transaksi penerimaan kas baik untuk
transaksi pendapatan maupun penerimaan pembiayaan.
b) Jurnal Pengeluaran Kas.
Digunakan untuk menjurnal transaksi-transaksi penngeluaran kas baik untuk
transaksi belanja maupun pengeleuaran pembiayaan.
c) Jurnal Umum.
Secara lebih rinci, jurnal umum dapat dirinci lebih lanjut menjadi :
(a) Jurnal koreksi.
Digunakan untuk membetulkan pencatatan suatu transaksi yang tidak
benar dilihat dari nama rekening, posisi debet kredit atau nilai nominal
transaksi.
(b) Jurnal balik.
Digunakan untuk menihilkan jumlah saldo dari rekening tertentu meliputi
saldo kas daerah tahun sebelumnya yang dilakukan pada awal tahun
berikutnya, saldo piutang dan saldo persediaan.
(c) Jurnal penyesuaian.
Digunakan untuk melakukan penyesuaian atas jumlah rekening tertentu,
misal aset tetap. Sebagai contoh, nilai belanja penunjang (belanja pe-
gawai dan barang/jasa) terkait perolehan aset tetap harus ditambahkan
ke aset tetap bersama dengan nilai beli aset yang telah dianggarkan
pada belanja modal tersebut. Jumlah biaya penunjang tersebut harus
dijurnal aset tetap (debet) dengan lawan ekuitas dana diinvestasikan
(kredit) agar nilai aset tetap tidak sebatas nilai belanja modal.
(d) Jurnal korolari.
Digunakan untuk mencatat transaksi yang timbul sebagai ikutan dari
transaksi belanja modal, penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.
Transaksi ikutan dari belanja modal adalah adanya penambahan aset
tetap serta ekuitas dana diinvestasikan.
Transaksi ikutan dari penerimaan pembiayaan yaitu :
 Bertambahnya kas daerah dan ekuitas dana lancar untuk transaksi
penggunaan SiLPA,
 Bertambahnya kewajiban jangka panjang dan berkurangnya ekuitas
dana diinvestasikan,
 Berkurangnya penyertaan modal pemerintah, pinjaman kepada pihak
lain dan dana cadangan serta berkurangnya ekuitas dana diinvestasi-
kan,
Transaksi ikutan dari pengeluaran pembiayaan yaitu :
 Berkurangnya kewajiban jangka panjang dan bertambahnya ekuitas
dana diinvestasikan,
 Bertambahnya penyertaan modal pemerintah, pinjaman kepada pihak
lain dan dana cadangan serta bertambahnya ekuitas dana diinvestasi-
kan,
(e) Jurnal lainnya.
Digunakan untuk transaksi transfer antar rekening kas daerah, dalam hal
terdapat banyak rekening penyimpanan kas daerah pada bank.

2)Buku Besar
Merupakan ikhtisar dari transaksi-transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal
dan disajikan per rekening buku besar yang akan disajikan pada laporan
keuangan. Sebagai contoh, buku besar peralatan dan mesin merupakan
ikhtisar dari jurnal yang terkait dengan rekening peralatan dan mesin.

3)Neraca Saldo
Merupakan daftar saldo seluruh rekening dari laporan realisasi anggaran dan
neraca.
4)Neraca Lajur
Merupakan kertas kerja penyusunan laporan realisasi anggaran dan neraca.
5)Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penyelenggaraan akuntansi di
lingkungan skpkd meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, lapora arus kas
dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan pada skpd, laporan keuangan
yang dihasilkan yaitu laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas la-
poran keuangan.
6. Ilustrasi Transaksi.
Metode yang diterapkan dalam penyelenggaraan akuntansi akan berpengaruh
pada model jurnal atas transaksi yang terjadi. Pada sentralisasi, jurnal hanya ada
pada entitas pelaporan, sementara pada desentralisasi jurnal dan seterusnya ada
baik di entitas pelaporan (skpkd) maupun entitas akuntansi (skpd). Hasil akhir
dari kedua metode dalam hal pelaporan untuk pemerintah daerah adalah sama.
Jika pemerintah daerah menggunakan metode desentralisasi, transaksi
pendapatan, belanja dan pembiayaan merupakan transaksi di skpd, sedangkan
transaksi kas daerah merupakan transaksi yang terjadi di skpkd. Hal ini berarti re-
kening belanja, pendapatan dan pembiayaan adalah milik skpd/ ppkd sedangkan
rekening kas di kas daerah berada di skpkd selaku konsolidator pencatatan dan
pelaporan.
Tabel berikut menggambarkan transaksi dan penjurnalannya.
No D/K Sentralisasi Desentralisasi Jumlah
SKPD SKPKD (Rp juta)

1 Transaksi Pendapatan
1) 20/02/20xx.
Bendahara Penerimaan (BP) RSU menerima Retribusi. Pelayanan Kesehatan sebesar Rp 25 juta
D - Kas di Bend Penerimaan - 25
K - Pendapatan Ditangguhkan - 25

2) 21/02/20xx.
Bendahara Penerimaan (BP) RSU menyetor Retribusi. Pelayanan Kesehatan sebesar Rp 25 juta
D Kas di Kas Daerah R/K-SKPKD Kas di Kas Daerah 25
K Pendapatan Retribusi Kas di Bend Penerimaan R/K-SKPD 25
Daerah
D - Pendapatan Ditangguhkan - 25
K - Pendapatan - 25
- Retribusi.Daerah

2 Transaksi Uang Persediaan dan Ganti Uang Persediaan


1) 10/01/20xx.
Bendahara Pengeluaran (Bend Pengeluaran) Dinkes menerima SP2D Uang Persediaan dari BUD
sebesar Rp 70 juta
D Kas di Bend Pengeluaran Kas di Bend Pengeluaran R/K - SKPD 70
K Kas di Kas Daerah R/K – SKPKD Kas di Kas Daerah 70
No D/K Sentralisasi Desentralisasi Jumlah
(Rp juta)
2) 10/02/20xx.
Bendahara Pengeluaran (Bend Pengeluaran) mempertanggungjawabkan pengeluaran setelah
pengeluaran mencapai 80% dari UP tersedia (Rp 56 juta)
D Uang Muka Operasional - 56
K Kas di Bend Pengeluaran - 56

3) 13/02/20xx.
PPKD–BUD menerbitkan SP2D penggantian uang (SP2D GU) atas SPM yang diajukan PPK–SKPD untuk
mengisi kembali Uang Persediaan
D Belanja .. Belanja .. Tidak ada jurnal
Dst dst 56
K Kas di Bend Pengeluaran Uang Muka Operasional 56
(pengSPJan pengeluaran)

D Kas di Bend Pengeluaran Kas di Bend Pengeluaran R/K - SKPD 56


K Kas di Kas Daerah R/K – SKPKD Kas di Kas Daerah 56
(pemberian GU)

3 Transaksi Belanja Langsung


1) 10/03/20xx.
PPKD-BUD menerbitkan SP2D Langsung (SP2D LS) atas SPM yang diajukan PPK-SKPD untuk
pembayaran uang muka kontrak pembangunan gedung sebesar Rp 100 juta
D BMP Gedung BMP Gedung R/K – SKPD 100
K Kas di Kas Daerah R/K- SKPKD Kas di Kas Daerah

Korolari Korolari
D Konstruksi Dalam Penger- Konstruksi Dalam Penger- 100
jaan (KDP) - Gedung jaan (KDP) – Gedung
K Ekuitas Dana Investasi-Aset Ekuitas Dana Investasi- 100
Tetap Aset Tetap

2) 10/09/20xx.
PPK-SKPD menerima penyerahan gedung sesuai Berita Acara Serah Terima No. 10. Total nilai SP2D
atas kontrak konstruksi sebesar Rp 2 milyar
D Gedung Gedung 2.000
No D/K Sentralisasi Desentralisasi Jumlah
K KDP – Gedung KDP – Gedung (Rp 2.000
juta)

4 Surplus/ (Defisit) = Pendapatan – Belanja


1) 31/12/20x1
Realisasi total pendapatan pada Dinas K dalam tahun 20x1 berjumlah Rp 100 juta, sedangkan realisasi
belanja sebesar Rp 2,5 milyar (Defisit Rp 2,4 milyar)
D Surplus/ (Defisit) Surplus/ (Defisit) 2.400
D Pendapatan Pendapatan 100
K Belanja ... Belanja ... 2.500

2) 31/12/20x1
Realisasi pendapatan pada Dinas P dalam tahun 20x1 berjumlah Rp 12 milyar, sedangkan realisasi
belanja sebesar Rp 9 milyar (Surplus Rp 3 milyar)
D Pendapatan Pendapatan - 12.000
K Belanja Belanja 9.000
K Surplus/ (Defisit) Surplus/ (Defisit) 3.000

5. Transaksi Penerimaan Pembiayaan (PPKD BUD)


1) 05/01/20xx
Setelah disahkannya Perda APBD, PPKD – BUD merealisasikan SILPA Tahun Lalu atau saldo kasda
akhir tahun sebelumnya yaitu Rp 200 milyar
D Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar 200.000
K Kas di Kas Daerah Kas di Kas Daerah 200.000
(untuk menihilkan saldo (untuk menihilkan saldo
awal kasda di Neraca) awal kasda)

D Kas di Kas Daerah R/K- SKPKD Kas di Kas Daerah 200.000


K Penggunaan SILPA Penggunaan SILPA R/K-SKPD/PPKD 200.000
(SILPA tahun lalu) (SILPA tahun lalu)

2) 12/04/20xx
PPKD – BUD mencairkan Dana Cadangan sebesar Rp 8 milyar
D Kas di Kas Daerah R/K -SKPKD Kas di Kas Daerah 8.000
K Pencairan Dana Cadangan Pencairan Dana Cadangan R/K SKPD
Korolari Korolari
D Ekuitas Dana Cadangan Ekuitas Dana Cadangan 8.000
No D/K Sentralisasi Desentralisasi Jumlah
K Dana Cadangan Dana Cadangan (Rp 8.000
juta)

6. Transaksi Pengeluaran Pembiayaan : PPKD-BUD


12/06/20xx
PPKD–BUD menyetor tambahan penyertaan modal ke BUMD sebesar Rp 6 milyar
D Penyertaan Modal Pemrth Penyertaan Modal Pemrth R/K-SKPD 6.000
K Kas di Kas Daerah R/K-SKPKD Kas di Kas Daerah 6.000
Korolari Korolari
D Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang
K Ekuitas Dana Investasi - IJP Ekuitas Dana Investasi -
IJP

7. Pembiayaan Netto = Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan


1) 31/12/20x1
Pemkab menggunakan SILPA tahun 20x0 sebesar Rp 100 milyar dan menambah setoran Penyertaan
Modal Pemerintah sebesar Rp 20 milyar
D Penggunaan SILPA Penggunaan SILPA 100.000
K Penyertaan Modal Penyertaan Modal 20.000
Pemerintah Pemerintah
K Pembiayaan Netto Pembiayaan Netto 80.000

2) 31/12/20x2
Pemkab menggunakan SILPA tahun 20x0 sebesar Rp 100 milyar. Dana tersebut digunakan untuk :
• Tambahan PMP = Rp 60 milyar
• Pembentukan Dana Cadangan = Rp 15 milyar
Jumlah = Rp 75 milyar
D Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan 100.000
D Pembiayaan Netto Pembiayaan Netto 25.000
K Penyertaan Modal Pmrth Penyertaan Modal Pmrth 60.000
K Pembentukan Dana Pembentukan Dana 15.000
Cadangan Cadangan

8. SiLPA/ (SiKPA) Tahun Berjalan = Surplus/ (Defisit) + Pembiayaan Netto


1) 31/12/20x1
Pemkab defisit sebesar Rp 50 milyar, sedangkan pembiayaan netto (surplus) sebesar Rp 100 milyar.
D Pembiayaan Netto Pembiayaan Netto 100.000
No D/K Sentralisasi Desentralisasi Jumlah
K Surplus/ (Defisit) Surplus/ (Defisit) (Rp50.000
juta)
K SILPA Tahun Berjalan SILPA Tahun Berjalan 50.000

2) 31/12/20x2
Pemkab surplus sebesar Rp 60 milyar dan pembiayaan netto juga surplus sebesar Rp 100 milyar.
D Pembiayaan Netto Pembiayaan Netto 100.000
D Surplus/ (Defisit) Surplus/ (Defisit) 60.000
K SiLPA Th Berjalan SiLPA Th Berjalan 160.000

3) 31/12/20x3
Pemkab surplus sebesar Rp 70 milyar sedangkan pembiayaan netto defisit sebesar Rp 5 milyar
D Surplus/ (Defisit) Surplus/ (Defisit) 70.000
K Pembiayaan Netto Pembiayaan Netto 5.000
K SiLPA Th Berjalan SiLPA Th Berjalan 65.000

9. Transaksi Perhitungan Fihak Ketiga ( Pajak, Iuran Wajib Pegawai, Taperum dll)
1) 20/08/20xx
Bendahara Pengeluaran Dinas x memotong/ memungut pajak pertambahan nilai sebesar Rp 2,5 juta
D Kas di B Pengel Kas di B Pengel - 2,5
K Penerimaan PFK – Pajak Penerimaan PFK – Pajak 2,5

2) 31/12/20xx
Atas pajak yang dipungut pada tg 20 Agustus 20xx, sampai dengan 31 Desember 20xx Bendahara
Pengeluaran Dinas x baru menyetor pajak yang dipungutnya sebesar Rp 2 juta
D Pengeluaran PFK – Pajak Pengeluaran PFK - Pajak - 2,0
K Kas di Bend Pengeluaran Kas di Bend Pengeluaran 2,0

3) 31/12/20xx
Pada akhir tahun 20xx, Bendahara Pengeluaran tsb menutup transaksi PFK diatas
D Penerimaan PFK - Pajak Penerimaan PFK - Pajak - 2,5
K Pengeluaran PFK -Pajak Pengeluaran PFK -Pajak 2,0
K Utang PFK Utang PFK 0,5

10. Transaksi Penyesuaian


1) Jurnal Penyesuaian atas Saldo Akhir Persediaan
31/12/20xx
No D/K Sentralisasi Desentralisasi Jumlah
(Rp utuh)
Pada akhir tahun 20xx, inventarisasi atas persediaan menunjukkan adanya ATK (dalam satuan juta)
sebesar Rp 5 juta
D Persediaan Persediaan - 5
K Cadangan untuk Persediaan Cadangan untuk 5
Persediaan

2) Jurnal Balik atas Saldo Akhir Persediaan Tahun Sebelumnya


31/12/20x1
Akhir tahun 20x1, PPK–SKPD menjurnal balik persediaan per 31/12/20xx sebesar Rp 5 juta
D Cadangan Persediaan Cadangan Persediaan - 5
K Persediaan Persediaan 5

3) Jurnal Penyesuaian atas Saldo Akhir Piutang


31/12/20xx
Pada akhir tahun 20xx, inventarisasi atas piutang retribusi menunjukkan adanya piutang retribusi IMB
sebesar Rp 45 juta
D Piutang Piutang - 45
K Cadangan untuk Piutang Cadangan untuk Piutang - 45

4) Jurnal Balik atas Saldo Akhir Piutang Tahun Sebelumnya


10/01/20x1
Awal tahun 20x1, PPK – SKPD menjurnal balik piutang per 31/12/20x1 sebesar Rp 45 juta
D Cadangan Piutang Cadangan Piutang - 45
K Piutang Piutang 45

5) Kapitalisasi Belanja Pegawai/ Belanja Barang/Jasa


12/06/20xx
Diterbitkan SP2D biaya penunjang pengadaan 10 unit mobil dinas yaitu :

• honorarium PNS = Rp 5 juta ; biaya lelang dll = Rp 5 juta Total = Rp 10 juta


D Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin - 10
K Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi 10

6) Penyesuaian nilai neraca


Berdasarkan hasil penilaian kembali nilai tanah oleh KP PBB, ternyata nilai tanah yang disajikan
dalam Neraca lebih kecil sebesar Rp 1 milyar. Agar nilai tanah disajikan dengan benar maka perlu
dilakukan penyesuaian nilai/ koreksi
No D/K Sentralisasi Desentralisasi Jumlah
D Tanah Tanah - (Rp 1.000
juta)
K Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi 1.000

7.a) Koreksi : Kesalahan pencatatan/ pengakuan transaksi pada tahun berjalan


12/09/20xx
Bendahara Pengeluaran menyetorkan kembali belanja gaji bulan Agustus (SP2D LS) sebesar Rp 4 juta
D Kas di Kas Daerah R/ K-SKPKD Kas di Kas Daerah 4
K Belanja Pegawai Belanja Pegawai R/K-SKPD 4

7.b) Koreksi : Kesalahan pencatatan/ pengakuan transaksi pada tahun berjalan


12/08/20xx
Terdapat WP yang mengajukan restitusi atas kelebihan penyetoran pajak hotel untuk tahun pajak
20xx (tahun berjalan). Setelah dilakukan penelitian ulang, PPKD-BUD mengembalikan kelebihan
pembayaran sebesar Rp 5 juta.
D Pendapatan Retr. Daerah Pendapatan Retr. Daerah R/ K - SKPD 5
K Kas di Kas Daerah R/K - SKPKD Kas di Kas Daerah 5

8) Koreksi : Pengembalian belanja setelah laporan keuangan diterbitkan


12/03/20x1
Dari hasil audit pembangunan GOR tahun 20x0, terdapat temuan kekurangan pekerjaan senilai Rp 50
juta. Audit dilaksanakan bulan Januari 20x1. Penyetoran oleh Bendahara Pengeluaran dilakukan
sebelum laporan keuangan terbit
Asumsi : Tanggal 12/03/20x1, laporan keuangan belum diterbitkan/ diperdakan.
D Kas di Kas Daerah R/K-SKPKD Kas di Kas Daerah 50
K BMP Gedung BMP Gedung R/K-SKPD 50

D Ekuitas Dana Diinvestasikan Ek. Dana Diinvestasikan 50


K Gedung/ Bangunan Gedung/ Bangunan 50

9) Koreksi : Pengembalian belanja setelah laporan keuangan diterbitkan


12/09/20x1
Dari hasil audit pem-bangunan gedung SD tahun 20x0, terdapat temuan kekurangan fisik pekerjaan
senilai Rp 35 juta. Audit dilaksanakan bulan Juli 20x1. Penyetoran oleh Bendahara Pengeluaran
dilakukan setelah laporan keuangan terbit.
Asumsi : Tanggal 12/09/20x1, laporan keuangan sudah diterbitkan/ diperdakan.
No D/K Sentralisasi Desentralisasi Jumlah
D Kas di Kas Daerah R/K-SKPKD Kas di Kas Daerah (Rp juta)
35
K Lain-lain PAD Lain-lain PAD R/K-SKPD 35

D Ekuitas Dana Diinvestasikan Ek. Dana Diinvestasikan 35


K Gedung/ Bangunan Gedung/ Bangunan 35

Anda mungkin juga menyukai