Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah TUTORIAL KMB
II yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Diagnosa Medis
Tetanus RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
asuhan keperawatan pada konsep diri, pembaca dan juga bagi penulis.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah
memberi tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari makalah yang kelompok kami tulis masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................5
C. Metode Penulisan Makalah...........................................................................5
D. Sistematika Penulisan Makalah....................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................5
A. Konsep Penyakit...........................................................................................5
1. Definisi......................................................................................................6
2. Anatomi Fisiologi......................................................................................6
3. Etiologi......................................................................................................7
4. Patofisiologi...............................................................................................8
5. Tanda dan Gejala.......................................................................................9
6. Penatalaksanaan Medis..............................................................................9
7. Pathway teori...........................................................................................10
B. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................11
1. Pengkajian...............................................................................................12
2. Analisa Data............................................................................................12
3. Diagnosa Keperawatan............................................................................17
4. Rencana Keperawatan.............................................................................18
BAB III LAPORAN KASUS...............................................................................22
A. Asuhan Keperawatan..................................................................................22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin
yang dihasilkan oleh clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang
periodik dan berat. 1 Insiden tetanus 500.0001.000.000 kasus per tahun
diseluruh dunia.4,5 mayoritas kasus tetanus terjadi dinegara-negara
berkembang yang melibatkan 50% dari neonates. Kebanyakan kasus di
Negara maju terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, dimana laki-laki lebih
sering daripada wanita.6,7 Tetanus biasanya akut dan menimbulkan paralitik
spastic yang disebabkan tetanospasmin. Tetanospasmin merupakan
neurotoksin yang diproduksi oleh clostridium tetani.2,3 Biasanya toksin
tersebut dihasilkan oleh bentuk vegetative organisme tersebut pada tempat
terjadinya perlukaan selanjutnya diangkut serta difiksasi didalam susunan
saraf pusat, ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan kejang-kejang
otot rangka tanpa gangguan kesadaran.
4
D. Sistematika Penulisan Makalah
Sitematika Penulisan mengenai susunan masing masing BAB, yaitu:
1. BAB I tentang Pendahuluan
2. BAB II tentang Tinjauan Teori
3. BAB III tentang Laporan Kasus
4. BAB IV tentang Kesimpulan dan Saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang
periodik dan berat
Tetanus ini biasanya akut dan menimbulkan paralitik spastik yang
disebabkan tetanospasmin. Tetanospamin merupakan neurotoksin yang
diproduksi oleh Clostridium tetani
Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease". Dan pada tahun 1890,
diketemukan toksin seperti strichnine, kemudian dikenal dengan
tetanospasmin, yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung bakteri.
lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan pencegahan dari
tetanus. (Nicalaier 1884, Behring dan Kitasato 1890).
5
Spora Clostridium tetani biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka pada
kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun luka bakar serta pada infeksi tali
pusat (Tetanus Neonatorum).
2. Anatomi Fisiologi
Tetanus berasal dari kata tetanos (Yunani) yang berarti peregangan. Jenis-
jenis tetanus adalah:
1. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan
tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan
menyusu secara normal, pada hari ke 3 atau lebih timbul kekakuan seluruh
tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, disusul
dengan kejang–kejang. Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang
berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot.
3. Etiologi
Tetanus pada bayi yang berusia 0-28 hari disebut tetanus neonatorum. Pada
bayi tersebut, penyakit tetanus biasanya timbul karena masuknya kuman
6
tetanus melalui luka tali pusat dengan alat yang tidak tepat, atau karena
perawatan tali pusat yang tidak steril.
Sementara pada tetanus yang menyerang anak lyang ebih besar, kuman masuk
melalui luka yang kotor atau infeksi telinga yang bernanah (congekan). Bisa
juga melalui gigi yang berlubang yang tidak terawat.
7
Manifestasi tetanus timbul kira – kira tujuh hari atau lebih lama setelah
mendapatkan kuman didalam tubuh. Selama eksotoksin masih di produksi
terapi untuk memberantas manifestasi tetanus tidak bermanfaat. Maka eksis
tempat klostridium tetanus masuk ke dalam tubuh harus dilakukan, supaya
kumannya ikut terbuang dan produksi eksotoksin tidak ada lagi.
4. Patofisiologi
Spora yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobic berubah menjadi
bentuk vegetatif dan berkembang biak sambil menghasilkan toxin. Dalam
jaringan yang anaerobic ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi
jaringan akibat adanya nanah, nekrosis jaringan, garam kalsium yang dapat
diionisasi. Secara intra axonal toxin disalurkan ke sel saraf yang memakan
waktu sesuai dengan panjang axonnya dan aktifitas serabutnya. Belum
terdapat perubahan elektrik dan fungsi sel saraf walaupun toksin telah
terkumpul dalam sel. Dalam sumsum belakang toxin menjalar dari sel saraf
lower motorneuron kelekuk sinaps dan diteruskan keujung presinaps dari
spinal inhibitori neurin. Pada daerah inilah toxin menimbulkan gangguan pada
inhibitori transmitter dan menimbulkan kekakuan.
8
6. Penatalaksanaan Medis
Empat pokok dasar tata laksana medik : debridement, pemberian antibiotik,
menghentikan kejang, serta imunisasi pasif dan aktif, yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :
6. Perhatikan jalan napas, diuresis, dan tanda vital. Lendir sering dihisap.
9
7. Pathway teori
10
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
8. Analisa Data
11
Pengumpulan data pada kasus tetanus ini meliputi :
a. Data subyektif
1. Biodata/Identitas
12
Pada kejang demam sederhana kejang ini bersifat umum.
Frekuensi serangan : Apakah penderita mengalami kejang sebelumnya,
umur berapa kejang terjadi untuk pertama kali, dan berapa frekuensi
kejang per tahun. Prognosa makin kurang baik apabila kejang timbul
pertama kali pada umur muda dan bangkitan kejang sering timbul.
Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan : Sebelum kejang perlu
ditanyakan adakah rangsangan tertentu yang dapat menimbulkan kejang,
misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan lain-lain. Dimana kejang
dimulai dan bagaimana menjalarnya. Sesudah kejang perlu ditanyakan
apakah penderita segera sadar, tertidur, kesadaran menurun, ada paralise,
dan sebagainya ?
13
6. Riwayat sosial
14
Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat kesadaran, tekanan darah,
nadi, respirasi dan suhu. Pada kejang demam sederhana akan didapatkan suhu
tinggi sedangkan kesadaran setelah kejang akan kembali normal seperti sebelum
kejang tanpa kelainan neurologi.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut : Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain
rambut. Pasien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang
jarang, kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa
menyebabkan rasa sakit pada pasien.
Muka/ Wajah : Adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus ?
Apakah ada gangguan nervus cranial ?
Mata : Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil
dan ketajaman penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungtiva ?
Telinga : Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga,
keluar cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran.
Hidung : Apakah ada pernapasan cuping hidung? Polip yang menyumbat
jalan napas ? Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya,
jumlahnya ?
Mulut : Adakah tanda-tanda sardonicus? Adakah cynosis? Bagaimana
keadaan lidah? Adakah stomatitis? Berapa jumlah gigi yang tumbuh?
Apakah ada caries gigi ?
Tenggorokan : Adakah tanda-tanda peradangan tonsil ? Adakah tanda-
tanda infeksi faring, cairan eksudat ?
Leher : Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid ?
Adakah pembesaran vena jugulans ?
Thorax : Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekwensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi?
15
Intercostale ? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan ?
Jantung : Bagaimana keadaan dan frekwensi jantung serta iramanya ?
Adakah bunyi tambahan ? Adakah bradicardi atau tachycardia ?
Abdomen : Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada
abdomen ? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus ? Adakah tanda
meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar
Kulit : Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Apakah terdapat oedema, hemangioma ? Bagaimana keadaan turgor kulit ?
Ekstremitas : Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah
terjadi kejang? Bagaimana suhunya pada daerah akral ?
Genetalia : Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi ?
1. Darah
2. Skull Ray: Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi
3. EEG: Teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh
untuk mengetahui fokus aktivitas kejang, hasil biasanya normal.
16
9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti tentang
masalah pasien/klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau diubah
melalui tindakan keperawatan.
Diagnosa Keperawatan 1
17
Tujuan : Klien tidak mengalami cedera selama perawatan
Kriteria hasil :
Rencana Tindakan :
INTERVENSI RASIONAL
1. Identifikasi dan hindari faktor 1. Penemuan faktor pencetus untuk
pencetus memutuskan rantai penyebaran toksin
2. tempatkan klien pada tempat tetanus.
tidur yang memakai pengaman 2. Tempat yang nyaman dan tenang
di ruang yang tenang dan dapat mengurangi stimuli atau
nyaman rangsangan yang dapat menimbulkan
3. anjurkan klien istirahat kejang
4. sediakan disamping tempat 4. efektivitas energi yang dibutuhkan
tidur tongue spatel dan gudel untuk metabolisme.
untuk mencegah lidah jatuh ke 5. lidah jatung dapat menimbulkan
belakng apabila klien kejang obstruksi jalan nafas.
5. lindungi klien pada saat
kejang dengan : 5. tindakan untuk mengurangi atau
- longgarakn pakaian mencegah terjadinya cedera fisik.
- posisi miring ke satu sisi
- jauhkan klien dari alat yang
dapat melukainya
18
- kencangkan pengaman
tempat tidur
- lakukan suction bila banyak
sekret
6. catat penyebab mulainya
kejang, proses berapa lama, 6. dokumentasi untuk pedoman dalam
adanya sianosis dan penaganan berikutnya.
inkontinesia, deviasi dari mata
dan gejala-hgejala lainnya yang
timbul.
7. sesudah kejang observasi
TTV setiap 15-30 menit dan 7. tanda-tanda vital indikator terhadap
obseervasi keadaan klien perkembangan penyakitnya dan
sampai benar-benar pulih dari gambaran status umum klien.
kejang
8. observasi efek samping dan
keefektifan obat 8. efek samping dan efektifnya obat
9. observasi adanya depresi diperlukan motitoring untuk tindakan
pernafasan dan gangguan irama lanjut.
jantung 9 dan 10 kompliksi kejang dapat terjadi
10. lakukan pemeriksaan depresi pernafasan dan kelainan irama
neurologis setelah kejang jantung.
11. kerja sama dengan tim :
- pemberian obat 11. untuk mengantisipasi kejang, kejang
antikonvulsan dosis tinggi berulang dengan menggunakan obat
- pemeberian antikonvulsan antikonvulsan baik berupa bolus, syringe
(valium, dilantin, pump.
phenobarbital)
- pemberian oksigen
tambahan
- pemberian cairan parenteral
19
- pembuatan CT scan
Diagnosa Keperawatan 2
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
INTERVENSI RASIONAL
1. Identifikasi tingkat pengetahuan 1. Tingkat pengetahuan penting untuk
klien dan keluarga modifikasi proses pembelajaran orang
2. Hindari proteksi yang dewasa.
berlebihan terhadap klien , biarkan 2. tidak memanipulasi klien sehingga ada
klien melakukan aktivitas sesuai proses kemandirian yang terbatas.
dengan kemampuannya.
3. ajarkan pada klein dan keluarga 3. kerja sama yang baik akanmembantu
tentang peraawatan yang harus dalam proses penyembuhannnya
dilakukan sema kejang
4. jelaskan pentingnya 4. status kesehatan yang baik membawa
mempertahankan status kesehatan dampak pertahanan tubuh baik sehingga
yang optimal dengan diit, istirahat, tidak timbul penyakit penyerta/penyulit.
20
dan aktivitas yang dapat
menimbulkan kelelahan. 5. efek samping yang ditemukan secara
5. jelasakan tentang efek samping dini lebih aman dalam penaganannya.
obat (gangguan penglihatan,
nausea, vomiting, kemerahan pada 6. Kebersihan mulut dan gigi yang baik
kulit, synkope dan konvusion) merupakan dasar salah satu pencegahan
6. jaga kebersihan mulut dan gigi terjadinya infeksi berulang.
secara teratur
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1) Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Alamat : Tasikmalaya
Diagnosa : TETANUS
21
2) Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.D
karangpawitan
Hubungan : keluarga
3) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
kejang-kejang, kaku kuduk dan rahang.
b. Riwayat kesehatan sekarang
2.) ± 2 minggu SMRS, klien tertusuk bambu di telapak kaki kiri saat
bekerja di sawah. Sesaat setelah tertusuk, klien membersihkan kakinya
dengan air lalu membalutnya dengan sobekan kain. Selang beberapa
hari, klien masih merasakan nyeri pada luka tersebut dan pasien
merasakan panas dingin. Hingga akhirnya 2 hari SMRS klien
mengeluh kaku pada leher belakang sampai ke mulut dan pernah
kejang seluruh tubuh, selain itu klien mulai berbicara pelo.
4) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umun
Penampilan umum : baik
Kesadaran umum : composmentis
22
Tekanan darah : 180/100 mmHg
BB : 60
TB : 170
23
Klien beragama islam ,klien selalu melakukan solat 5 waktu tetapi
selama di RS klien tidak pernah melaksanakannya hanya bisa berdoa
kesembuhannya.
A. Analisa Data
24
bambu ditelapak kaki
kiri
5. DS:klien merasakan Aktifitas motoric Gangguan mobilitas
nyeri pada luka lemah fisik
DO:klien masih
membutuhkan bantuan
merubah posisi tidur
-aktifitas motoric
lemah
6. DS:hipertermi Luka pada telapak Kerusakan
DO:klien tertusuk kaki kiri integritas kulit
bamboo ditelapak kaki
kiri
25
2. Resiko terjadi cedera berhubungan denga sering kejang
DS: klien mengeluh kaku pada leher belakang sampai ke mulut dan
pernah kejang seluruh tubuh
DO: klien tertusuk bambu ditelapak kaki kiri
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan aktifitas motoric
lemah
DS: klien merasakan nyeri pada luka
DO: klien masih membutuhkan bantuan merubah posisi tidur
-aktifitas motoric lemah
DS: -
C. Perencanaan Keperawatan
D. PROSES KEPERAWATAN
26
membuka mulut - tidak ada mkanan bagi nafsu makan klien
kesulitan menelan proses 4.membantu dalam
-tidak ada tanda pertumbuhan identifiasi malnutrisi
tnada malnutrisi 4.ukur tinggi dan protein kalori bila berat
berat badan klien badan kurang dari
5.ciptakan normal
suasana makan 5.mengidentifikasi
yang ketidakseimbangan
menyenangkan kebutuhan nutrisi
6.berikan makana 6.untuk meningkatkan
selagi hangat nafsu makan untuk
memudahkan proses
makan
2. DS:klien merasa Setelah dilakukan 1. kompres dingi 1. pasien bisa merasakan
panas ding tindakan kperwatan 2.monitor ttv rileks
DO: selama 1x24jam 3.tingkatkan 2.mengetahui
TD:180/100mmh diharapakan intake cairan dan perkembangan paaisen
g N:88x/menit masalah teratasi utrisi 3.adanya peningkatan
R:22x/menit dengan kriteria 4.monitoring metabolisme
S:38 c hasil : status hidrasi menyebabkan
-suhu tubuh pasien 5.pakai kan kehilangan banyak
kembali normal pakaian tipis energy untuk itu
untuk pasien diperlukan peningkatan
I take dan nutrisi
4.untuk menurunkan
suhu tubuh
27
DO:pemeriksaan gangguan eliminasi integritas 3.untuk mentuntaskan
palpasi didapat klien bisa di atasi 2.atur waktu eliminasi feses
kaku pada dengan kriteria yang tepat untuk
dinding perut hasil : depekasi
-pasien bisa bab 3.berikan cairan
normal jika kontra
-dinding perut indikasi 2-3
pasien tidak kaku liter/hari
28
bantuan merubah fisik pasien bisa drainase pasien bisa rileks
posisi tidur teratasi dengan 3.posisikan
-aktifitas motoric kriteria hasil : paisen semi
lemah 0klien bisa pwoler
berakftifitas dengan
sendiri
6. DS:hipertermi Setelah dilakukan 1.pantau 1.mengetahui
tindakan kperwatan karakterisitik perkembangan dari luka
DO:klien selama 1x24jam luka termasuk 2. agar tidak terjadi
tertusuk bamboo diharapakan terjadi drainase reaksi implamasi akibat
ditelapak kaki perbaikan jaringan ,warna ,ukuran dari cairan pembersih
kiri dengan kriteria dan bau luka
hasil: 2. bersihkan 3.mencegah resiko
-temperatus kulit dengan nacl infeksi pada luka
sekitar luka dalam 3.pertahankan 4.mengetahui adanya
rentang normal teknik steril saat perubahan pada kondisi
melakukan
perawatan luka
4.bandingkan dan
catat perubahan
pada luka
BAB IV
29
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
30
N ezzati 2020 resiko infeksi tetanus, tugas akhir. Perpustakaan Universitas
Airlangga
Suharso Darto, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, F.K. Universitas Airlangga,
Surabaya.
31