Anda di halaman 1dari 3

NAMA : BAIQ CANDRI WULAN TUNJUNG TILAH

KELAS : XII- IPA 1

MAPEL : AKIDAH AKHLAK

1. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kadang-kadang melakukan kesalahan/kehilafan.


Namun demikian, kadang-kadang orang tersebut enggan memohon ampun atau minta maaf.
Jelaskan mengapa manusia bisa demikian, analisislah permasalahan tersebut apabila
dikaitkan dengan al-Asmā` al-Ḥusna alHasib!
Jawaban :
Karena manusia tersebut merasa tidak bergantung kepada Allah Subhanahuwata’ala. Dia
tidak merasa mengandalkan Allah, sehingga di merasa bahwa dia tidak melakukan kesalahan
apapun pada siapapun. Padahal hakikatnya manusia seharusnya mengandalkan Allah,
karena Allah-lah saja yang dapat membantu manusia dalam urusan hidupnya. Selain itu, kita
harus mempercayai bahwa Allah akan melakukan perhitungan amal baik dan buruk secara
teliti dan cepat karena Allah Maha Membuat Perhitungan.

2. Tidak semua orang yang diminta memaafkan suatu kesalahan temannya dapat memaafkan,
padahal Allah Swt. memiliki al-Asmā` al-Ḥusna al-‘Afuww. Bagaimana menganalisa sikap
orang tersebut sehingga apabila dikaitkan dengan al-Asmā` alḤusna al-‘Afuww.
Jawaban :
Seseoran yang enggan memaafkan kesalahan orang lain padanya adalah termasuk dari tipu
daya setan. Padahal sudah jelas, Allah saja memaafkan hambanya bahkan sebelum hamba
itu meminta maaf atau bertaubat . Seharusnya seseorang tu sadar akan kedudukan sebagai
seorang hamba, yang tidak luput dari dosa dan salah. Seseorang itu harus mengerti bahwa
tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang tidak melakukan kesalahan
semasa hidupnya. Sesungguhnya tidak ada hal yang berat dalam memaafkan seandainya
seseorang itu menurunkan ego nya serta tawakkal kepada Allah. Ia juga seharusnya
meneladani sikapAllah al Afuww, yang maha pemaaf, bahkan sebelum orang itu meminta
maaf atas keselahannya.

3. Sebagai orang yang beriman kepada Allah Swt. maka seharusnya tidak mempunyai
kekhawatiran terhadap sumber penghidupannya. Namun demikian, tidak sedikit orang yang
merasa khawatir terhadap rizki yang sudah dijamin oleh Allah Swt. tersebut. Mengapa hal
tersebut bisa terjadi?
Jawaban :
Karena seseorang itu tidaka sepenuhnya percaya akan kekuatan Allah yaitu Ar-Razaq, Maha
Pemberi rezeki, sudah jelas pada surah Hud ayat 6 dijelaskan bahwa, rezeki sudah diatur
oleh Allah, diamanpun kita berada, sudah dituliskan dalam kitab Lauhul Mahfuz jauh
sebelum dunia ini diciptakan. Kekhawatiran akan rezeki juga timbul ketika iman /keyakinan
seseorang kepada takdir dan Kehendak Allah mulai luntur. Seseorang terlalu sibuk mencari
banyak rezeki, membanggakan rezeki yang dia dapatkan sampai melupakan siapa pemberi
rezeki yag sesungguhnya. Bahkan, banyak orag- orang yang tidak memikirkan berkah
tidaknya rezeki itu, halal atau haramna rezeki itu, yag terpenting dapat mencukupi
kehidupannya. Sikap ni sangat salah. Kita sebagai manusia, seharusnya berusaha semaksimal
kita, setelah berusaha, Allah memberikan rezeki yang setara dengan usaha yang kita
lakukan. Tidak perlu khawatir, karena sudah ada Maha Pemberi Rezeki yang menjamin kita,
yaitu Allahu Subhanuwataa’la.

4. Banyak cara untuk mengenal dan memahami Allah Swt. Diantaranya adalah melalui al-Asmā`
al-Ḥusna al-‘Afuww. Analisislah mengapa al-Asmā` al-Ḥusna dapat digunakan untuk
memahami Allah Swt.!
Jawaban :
karena al-Asmā` al-Ḥusna berisikan tentang sifat-sifat Allah yang perlu diketahui dan
diteladani oleh makhluknya. Sama ketika kita ingin mengenal sesorang, kita pasti
memperhatikan sifat-sifatnya, dari situlah kita dapat mengenal dia dengan baik.
Sesungguhnya, kita sudah mengenal Allah, dari kita keluardari rahim ibu kita, saat itu, yang
kita dengar pertama kali yaitu nama Sang Maha Sempurna yaitu Allah, dan Lantunan azan
yang dilantunkan di telinga kita. Adanya asma ul husna ini sebagai media kita untuk semakin
mengenal pencipta kita yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang maha Pengampun, dan
segala macam sifat-sifatnya yangg sangat mulia. Aengan kita mengetahui sifat- sifat allah,
kita sebgai makhluk akan sadar bahwa Allah sangat sayang kepada makhluknya, itulah yang
dapat mempererat ikatan kita dengan Allah, apalagi ketika kita meneladani beberapa sifat
Allah yang sangat terpuji dalam kehidupan kita sehari- hari.

5. Allah ialah Maha Pembuat Perhitungan! Dalam al-Qur`an kata al-Ḥasīb dapat ditemukan
pada empat ayat dengan rincian tiga ayat merujuk pada Allah, sedang satu ayat merujuk
kepada manusia. Tiga ayat yang merujuk kepada Allah dapat ditemukan pada Surah an-Nisā`
[4]: 6, 86 dan Surah al-Aḥzāb [33]: 39. Sedangkan satu ayat yang merujuk kepada manusia
dapat ditemukan pada Surah al-Isrā` [17]: 14. Apakah yang dapat diambil dari keempat ayat
tersebut? Jelaskan apa hubungannya dengan hari Perhitungan!
Jawaban :
Semua ayat tersebut merujuk kepada Hari Perhitungaan, mengapa demikian?, karena dari
awal tiga surah yang merujuk kepad Allah disana dipaparkan bahwa Allah selalu teliti dalam
memperhitungkn harta anak yatim, bagaimana seharusnya harta itu digunakan, dan pad
siapa dia boleh digunkan, sedangkan pada surah al An-nisa disana ada kalmat tersurat yang
menunjukkan Allah Maha perhitungan yaitu kalimat , Sesungguhnya Allah
memperhitungankan segala sesuatu”. Setelah itu, pada surah al- Ahzab dijelaskan
bahwa suatup enghormatan haruslah dibalas dengan penghormatan juga, inilah
menjadi bukti bahwa allah sangat memperhitungkan segala aspek, bukan saja aspek
fisik, sepert harta da lain-lain, Namun juga aspek nonfsik seperti penghormatan dan
lain sebginya. pada satu ayat yang meurujuk pada manusia, disana langsung secara
tersurat disampakan akan datangnya hari perhitungan itu sendiri. jadi, 4 ayat yang
merujuk kepada Allah da manusia ini saling berhubungan yaitu sama-sama
membahas tentang diperhitungakannya semua aspek dalam kehiduan ini, oleh Allah
Subhanuwata’ala hal ni membuktikan bahwa Hari perhitungan itu pasti
kedatangannya sehingga kita harus senantiasa memperbanyak berbuat hal-hal yang
baik semasa di dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai