Anda di halaman 1dari 19

MARSYA LAILA AHYALIYA

XII MIPA 8/18

ENZIM dan METABOLISME SEL

Pendahuluan
1. Proses fotosintesis
2. Energy didapat dari cahaya matahari
3. Melalui proses fotosintesis yang terjadi dalam sel yang disebut metabolism

Kegiatan Belajar 1
PENGENTIAN METABOLISME
1. Reaksi-reaksi kimiawi untuk mengubah zat-zat yang menghasilkan energy maupun
memerlukan energy yang terjadi di dalam sel-sel tubuh
2. Reaksi kimia metabolism
a) Reaksi eksergonik (katabolisme) merupakan reaksi penguraian senyawa-
senyawa kompleks menjadi senyawa senyawa yang lebih sederhana dan
menghasilkan energy
b) Reaksi endergonic (anabolisme), yaitu reaksi penyusunan dari senyawa
senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks dan memerlukan
energy
3. Perbedaan reaksi eksergonik dan reaksi endergonic
1. Reaksi endergonik
 Reaksi endergonik juga dapat disebut reaksi yang tidak menguntungkan atau
reaksi nonspontaneous. Reaksi membutuhkan lebih banyak energi daripada yang
Anda dapatkan dari itu.
 Reaksi endergonik menyerap energi dari lingkungan mereka.
 The ikatan kimia yang terbentuk dari reaksi lebih lemah daripada ikatan kimia
yang rusak.
 Energi bebas dari sistem meningkat. Perubahan standar Gibbs Free Energy (G)
dari reaksi endergonik positif (lebih besar dari 0).
 The perubahan entropi (S) menurun.
 Reaksi endergonik tidak spontan.
 Contoh reaksi endergonik termasuk reaksi endotermik, seperti fotosintesis dan
mencairnya es ke dalam air cair.
 Jika suhu lingkungan menurun, reaksi endotermik.

2. Reaksi eksergonik
 Reaksi eksergonik dapat disebut reaksi spontan atau reaksi yang menguntungkan.
 Reaksi eksergonik melepaskan energi ke lingkungan.
 The ikatan kimia yang terbentuk dari reaksi lebih kuat dari mereka yang rusak di
reaktan.
 Energi bebas dari sistem menurun. Perubahan standar Gibbs Free Energy (G) dari
reaksi eksergonik negatif (kurang dari 0).
 Perubahan entropi (S) meningkat. Cara lain untuk melihatnya adalah bahwa
gangguan atau keacakan dari sistem meningkatkan.
 Reaksi eksergonik terjadi secara spontan (tidak ada energi luar diperlukan untuk
memulai mereka).
 Contoh reaksi eksergonik termasuk reaksi eksotermik, seperti pencampuran
natrium dan klorin untuk membuat garam meja, pembakaran, dan chemiluminescence
(cahaya adalah energi yang dilepaskan).
 Jika suhu lingkungan meningkat, reaksi adalah eksotermis.

ENZIM
 Tiga contoh perubahan kimiawi yg dibantu oleh enzim
1. Menguraikan amilum menjadi maltose (enzim amilase)
2. Mengubah lipid (lipase)
3. Menguraikan selulosa (selulase)
 Perbedaan enzim oksidoreduktase, transferase, hydrolase, liase, isomerase, dan ligase
adalah tipe reaksi yang dikatalisis
 Komponen penyusun Enzim
A. Sifat-sifat Enzim
N Komponen Penyusu Penjelasan Keterangan
o n Enzim
1. Apoenzim Komponen protein Bersifat labil mudah berubah dan
disebut juga apoenzim. dipengaruhi oleh suhu dan ph.
2. Gugus Prostetik Bagian Gugus prostetik dapat berupa ion
nonprotein disebut anorganik maupun senyawa organik
gugus prostetik. kompleks.
3. Koenzim Zat yang membantu kerja sebagai pengikat dan membantu
enzim. enzim ketika proses pencernaan
terjadi.
4. Kofaktor Gugus prostetik dari ion Kofaktor berfungsi sebagai katalis
anorganik disebut yang dapat meningkatkan fungsi
koenzim. enzim,misalnya enzim ptialin dalam
air ludah (saliva) akan bekerja lebih
baik jika terdapat ion klorida (cl)
dan kalsium (ca).e
5. Holoenzim Enzim yang terikat Mengubah substrat menjadi produk,
dengan kofaktor disebut seperti halnya enzim, tetapi
holoenzim. holoenzim membutuhkan kofaktor
untuk hadir.
1. Memiliki sifat seperti protein lainnya
2. Bekerja secara spesifik (bekerja pada substrat tertentu)
3. Berfungsi sebagai katalis (mempercepat reaksi) dengan cara menurunkan energy
aktivasi (EA)
4. Dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak ikut beraksi. Namun, Enzim
dapat rusak sehingga harus diganti
5. Diperlukan dalam jumlah yang sedikit
6. Dapat bekerja bolak-balik atau dua ara (reversible), artinya Enzim dapat
menguraikan suatu senyawa dan juga dapat menyusun senyawa itu kembali

B. Cara kerja enzim

Struktur Enzim, enzim merupakan protein yang dilipat menjadi bentuk 3D yang
kompleks. Tiap enzidiri memiliki bentuk atau alur tertentu dalam struktur 3D yang
mengikat substrat. Bentuk enzim secara lengkap disebut dengan haluenzim.
Haluenzim terdiri dari dua komponen, yaitu apoenzim dan gugus protestik.
Apoenzi/komponen protein merupakan sisi aktif enzim. Apoenzim adalah tempat
melekat dan bereaksinya substrat. Sementara itu, gugus protestik atau komponen
non protein tersusun dari kofaktor, dan koenzim. Kofaktor terdiri dari zat anorganik
non protein, sepeti koenzim H, NADP,NAD,dll. Beberapa kerja enzim membutuhkan
baik kofaktor dan koenzim.
Substrat, enzim dan substrat akan membentuk substrat—enzim sebelum
menghasilkan produk. Substrat adalah zat yang berfungsi sebagai enzim sementara
produk.substrat adalah zat yang diperoleh pada akhir reaksi kimia. Cara kerja enzim
dibagi menjadi 2 yaitu gembok dan anak kunci (lock and key) serta kecocokan
induksi (inveed fit)
Menurut teori gembok dan anak kunci, enzi memliki sisi aktif yang kosong. Sisi aktif
tersebut merupakan tempat menempelya substrat agar enzim dapat bekerja ketika
substrat menempati sisi aktif enzim, enzim tersebut menjadi kompleks enzim. Sisi
aktif enzim memiliki bentuk yang spesifik dan tidak fleksibel, karena itu hanya
bentuk substrat tertentu yang dapat melekat pada enzim.
Sementara itu, hipotesis kecocokan induksi berpendapat bahwa sisi aktif enzim
bersifat fleksibel. Sisi aktif enzim dapat berubah mengikuti bentuk substrat yang
menempel padanya.

GAMBAR A
Pengaruh konsentrasi substart adalah semakin banyak substrat maka laju reaksi semakin
meningkat. Akan tetapi penambahan substrat tidak efektif (stabil) jika sudah mencapai titik
jenuh. Titik jenuh substrat apabila sudah terbentuk kompleks enzim-substrat yang optimal.

GAMBAR B
Pada rekasi endoter, sistem menyerap energi.
Oleh karena itu, entalpi sistem bertambah,
artinya entalpi produk (Hp) lebiih besar dan
pada entalpi preaksi (Hr). Akibatnya (Hp-Hr)
bertambah positif. Dan dapat dinyatakan
perubahan entalpi untuk reaksi endoterm ->
delta H = Hp-Hr>0 (positif). Jika dalam reaksi
endoterm dalam grafik dengan proses reaksi
(sebagi sumbu x) dan energy (sebagai sumbu
y) dapat dilihat perbandingan kalor antara
reakten / preaksi dengan produk / hasil reaksi
bahwa kalor yang diserap lebih banyak pada produk / hasil reaksi. Pada reaksi
endoterm, sistem menyerap energy, oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah.
GAMBAR C
enzim mempunyai sisi yang aktif dan juga
fleksibel. Walau demikian, sisi tersebut memiliki
titik pengikatan yang spesifik atau sama persis.
Dengan demikian, hanya substrat yang memiliki
titik pengikatan yang juga spesifik yang akan
menginduksi terhadap sisi aktif dari enzim.
Kemudian akan menghasilkan kecocokan atau pas
dalam membentuk substrat. Teori yang
dikemukakan oleh Daniel Koshland ini mampu
menjawab kekurangan yang terdapat pada teori gembok kunci yang telah dikemukakan
terlebih dahulu.

 Buatlah Kesimpulan dari gambar A, B, dan C


Gambar A ketika selesai aktif, enzim sudah kosong kembali tetapi masih tersedia molekul
substrat lainnya akan terjadi ikatan dan reaksi kembali, dan seterusnya.
Gambar B jika masih ada substrat yag lain, akan terjadi ikatan kompleks kembali dan
seterusnya.
Gambar C tampak aktif akan terus berubah bentuknya sampai substrat terikat secara
sepenuhnya, yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.
PENGHAMBAT KERJA ENZIM (INHIBITOR)

aktivitas enzim dapat terhambat karena adanya molekul inhibitor. Ada dua bentuk inhibitor enzim
yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.
Inhibitor kompetitif bersaing dengan substrat untuk menempati sisi aktif enzim, sehingga enzim
tidak dapat menghasilkan kompleks substrat enzim. Adapun inhibitor non-kompetitif menempel
pada sisi aktif enzim, menyebabkan substrat tidak dapat menempel.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA KERJA ENZIM


1. Suhu
Karena enzim adalah zat yang tersusun atas protein, maka enzim juga memiliki sifat
thermolabil atau sifat mudah rusak karena
pengaruh suhu. Oleh karena itu, suhu atau
temperatur termasuk salah satu faktor yang
mempengaruhi kerja enzim. Suhu terlalu
tinggi akan membuat enzim mengalami
denaturasi protein atau kerusakan,
sementara suhu yang terlalu rendah akan membuat reaksi kerja enzim terhambat.

2. Inhibitor
Laju reaksi enzim sebagai biokatalisator suatu substrat juga dipengaruhi adanya zat
penghambat atau inhibitor. Bila inhibitor
ditambahkan atau muncul dalam lingkungan
reaksi, maka kecepatan kerja enzim akan
menurun. Cara kerja inhibitor ini adalah
dengan membentuk ikatan kompleks enzim-
Inhibitor yang masih mampu atau tidak
mampu bereaksi dengan substratnya. Secara umum, ada 2 jenis inhibitor dalam
faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Keduanya yaitu inhibitor kompetitif dan
inhibitor non kompetitif.

3. Derajat Keasaman PH
Perubahan pH pada lingkungan sekitar
enzim akan membuat perubahan asam
amino kunci di sisi aktif enzim. Hal ini
membuat sisi aktif enzim terhalangi untuk
dapat bergabung dengan substrat. pH
optimum yang diperlukan masing-masing
enzim mempunyai kisaran yang berbeda,
tergantung dari jenis enzimnya.

4. Activator
Reaksi kerja enzim dapat optimum
jika perbandingan antara konsentrasi
substrat dan enzim berada dalam
jumlah yang seimbang. Bila jumlah
enzim lebih sedikit dibanding jumlah
substratnya, maka reaksi hanya akan
berjalan lambat sehingga ada
beberapa substrat yang tidak
terkatalisasi. Sementara, bila jumlah enzim lebih banyak dibanding jumlah
substratnya, maka reaksi akan berjalan sangat cepat.

5. Zat – zat Penghambat (Inhibitor)


Inhibitor merupakan sutau molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim.
Terdapat dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif.
a. Inhibitor Kompetitif
Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) merupakan molekul penghambat
kerja enzim yang bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim.
b. Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim (selain sisi aktif enzim) disebut
inhibitor nonkompetitif. Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat
kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim,
yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi lagi.

Kegiatan Belajar 2
KATABOLISME KARBOHIDRAT
Tulislah hasil diskusimu di bawah ini.
Proses penguraian/pemecahan karbohidrat untuk menghasilkan energy dalam ATP.proses
katabolisme yang menghasilkan energy ini terjadi di dalam sel, sehingga disebut respirasi
intonal. Karbohidrat untk respirasi sel berupa gula hektosa, yaitu glukosa energy ini akan
berkurang setelah digunakan untuk berlari.
A. RESPIRASI AEROB
Reaksi aerob melibatkan penggunaan oksigen
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + Energi (ATP dan panas)
Reaksi kimia pada respirasi aerob dibagi menjadi empat tahap, yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif (reaksi transisi), siklus krebs (siklus asam sitrat), dan rantai
transport electron
TAHAP TAHAP RESPIRASI AEROB
1. Glikolisis
1) Pertama, glukosa diubah terlebih dahulu
menjadi glukosa 6-fosfat dengan bantuan
enzim hexokinase. Pada tahap ini
memerlukan ATP atau adenosin trifosfat
yang dapat melepaskan energi untuk diubah
menjadi ADP.

2) Kemudian, glukosa 6-fosfat diubah


menjadi fruktosa 6-fosfat yang akan di
katalis enzim fosfohexosa isomerase.

3) Tahap ketiga, fruktosa 6-fosfat diubah


menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, pada reaksi ini
akan dikatalisis oleh enzim
fosfofruktokinase dan membutuhkan energi
dalam bentuk ATP.

4) Selanjutnya 1,6-bifosfat yang mempunyai 6


atom C dipecah menjadi gliserildehid 3-fosfat
yang memiliki 3 atom C serta dihidroksil aseton
fosfat (3 atom C) yang mana proses reaksi yang
terjadi di katalisis oleh enzim aldolase.

5) Pada satu molekul dihidroksil aseton fosfat


yang terbentuk selanjutnya diubah menjadi
gliserildehid 3-fosfat dengan bantuan enzim
triosa fosfat isomerase. Yang mana enzim
tersebut bekerja secara bolak-balik. Itu berarti bahwa bisa mengubah gliserildehid 3-fosfat
diubah menjadi dihidroksil aseton fosfat.

6) Gliserildehid 3-fosfat selanjutnya diubah menjadi 1,3 bifosfogliserat dengan bantuan


enzim gliseraldehid 3-fosfat dehydrogenase. Dalam proses ini terbentuk NADH.

7) Lalu 1,3 bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat dengan bantuan enzim


fosfogliserat kinase. Energi yang dilepaskan dalam reaksi ini dalam bentuk ATP.

8) Selanjutnya 3-fosfogliserat tersebut diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan bantuan


enzim fosfogliserat mutase.

9) 2-fosfogliserat tersebut selanjutnya diubah menjadi fosfoenol piruvat dengan bantuan


enzim enolase.

10) Fosfoenol piruvat yang dihasilkan selanjutnya diubah menjadi piruvat yang akan
dikatalisis enzim piruvat kinase. Dalam tahap yang ini juga dihasilkan ATP.

 Hasil akhir proses glikolisis dari satu molekul glukosa


a) 2 molekul asam piruvat
b) 2 molekul NADH (nicotinamide adenine dinucleotide H)
c) 2 molekul ATP
d) 2 molekul H2O

2. Dekarboksilasi Oksidatif (reaksi transisi)

a) Reaksi ini terjadi di dalam matriks


mitokondria
b) Mengasilkan 2 asetil ko-A dan 2 NADH
serta melepaskan 2CO2

3. Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat)

1. Pembentukan sitrat adalah proses awal yang


terjadi dalam siklus krebss. Dimana terjadi
proses kondensasi asetil-KoA dengan
oksaloasetat yang akan membentuk sitrat
dengan enzim sitrat sintase.
2. Sitrat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan diubah menjadi isositrat dengan
bantuan enzim akonitase.
3. Enzim dehidrogenasi isositrat mampu mengubah isositrat menjadi α-ketoglutarat
dengan bantuan NADH. Dalam proses reaksi ini juga terjadi pelepasan satu molekul
karbon dioksida.
4. Alfa-ketoglutarat mengalami proses oksidasi sehingga akan menghasilkan suksinil-
KoA . Selama oksidasi ini, NAD+ menerima elektron (reduksi) menjadi NADH + H +.
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah alpha-ketoglutarat dehidrogenase.
5. Suksinil-KoA diubah menjadi suksinat. Energi yang dilepaskan digunakan untuk
mengubah guanosin difosfat (GDP) dan fosforilasi (Pi) menjadi guanosin trifosfat
(GTP). GTP ini kemudian dapat digunakan untuk membuat ATP.
6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan dioksidasi menjadi fumarat.
Ketika oksidasi inilah, FAD akan menerima elektron (reduksi) dan menjadi FADH 2.
Enzim suksinat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan dua hidrogen dari
suksinat.
7. Selanjutnya adalah proses hidrasi, proses ini menyebabkan terjadinya penambahan
atom hidrogen pada ikatan karbon (C=C) sehingga akan menghasilkan produk
berupa malat
8. Malat kemudian dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat dengan bantuan enzim
malat dehidrogenase. Oksaloasetat inilah yang akan menangkap asetil-KoA sehingga
siklus krebs dapat terus menerus terjadi. Hasil akhir dari tahap ini juga berupa
NADH.

 Hasil akhir Siklus Krebs


a) 6 NADH
b) 2 FADH2
c) 2 ATP
d) 4 CO2

4. Rantai Transpor Elektron


1) NADH mampu menghasilkan elektron berenergi tinggi melalui proses oksidasi. Lalu,
elektron tersebut ditransfer ke koenzim Q. Oleh karena tingginya energi elektron,
ADP dan fosfat anorganik bersatu membentuk ATP.
2) Koenzim Q akan dioksidasi oleh sitokrom B. Akibatnya, koenzim Q akan melepaskan
elektron dan 2 ion H+.
3) Sitokrom B akan dioksidasi oleh sitokrom C, sehingga dihasilkan energi cukup
tinggi. Akibatnya, ADP dan fosfat anorganik akan bersatu membentuk ATP.
4) Selanjutnya, sitokrom C akan mereduksi sitokrom A.
5) Sitokrom A akan mengoksidasi sitokrom A3. Reaksi ini juga memicu bersatunya
ADP dan fosfat anorganik membentuk ATP.
6) Sitokrom A3 dioksidasi oleh sebuah atom oksigen. Hasil akhir dari reaksi ini adalah
terbentuknya molekul H2O.

 Peranan oksigen pada respirasi aerob adalah sebagai aseptor elektron terakhir.
Oksigen berikatan dengan ion hidrogen yang berasal dari NADH dan FADH akan
membentuk air. Pengikatan tersebut terjadi di krista mitokondria pada tahap
transfer elektron. Dengan pengikatan oksigen dan hidrogen menyebabkan
terbentuknya energi.

KESIMPULAN :
Dari 4 proses yang dilewati dalam respirasi Aerob, kita akan mendapatkan hasil atau rumus berupa:

C6H12O6  + 6O2 –> 6CO2 + 6H2O + Energi (38 ATP)

Namun 2 ATP akan terpakai untuk proses perpindahan dari sitoplasma menuju mitokondria
sehingga hasil ATP akhirnya adalah 36 ATP, yang bisa digunakan oleh tubuh kita sebagai
sumber energi untuk beraktivitas sehari-hari. Seluruh proses respirasi Aerob ini terjadi di
dalam tubuh kita, lebih tepatnya di sel tubuh kita, yaitu di  sitoplasma (berlangsungnya
glikolisis) dan mitokondria (berlangsungnya dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan
transpor elektron). Yang merubah glukosa sebagai sumber energi tubuh manusia.
B. RESPIRASI ANAEROB
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh mikroba.
Berdasarkan produknya, Fermentasi dibagi atas :
1) Fermentasi Alkohol

 Mekanisme :
a) Bahan baku glukosa  asam pirvvat melalui reaksi glukolisis.
b) Asam pirruvat melepaskan CO2  2C
c) Asctal dehida direduksi oleh NADIL  etanol melepaskan NAO+
d) NAD+ masuk kembali kedalam reaksi glukolisis, asctaldehida berperan sebagai
akseptor electron.
 2 etanol, 2CO2, dan 2ATP
 Fermentasi etanol

2) Fermentasi Asam Laktat

Pertumbuhan asam laktat pada sel


otot menyebabkan berkurangnya
elastisitas otot, sehingga menimbulkan
kelelahan dan nyeri.
Cara mengurangi penumpukan asam
laktat:
a. Istirahat dan banyak menghirup
oksigen
b. Banyak minum sehingga
menghasilkan banyak oksigen.
 Mekanisme :
a. Gliserol memgubah glukosa menjad asam pirvvat
b. Asam pirvvat langsung direduksi oleh laktat dan melepaskan NAD+
c. NAD+ masuk kembali ke glikolisis asam pirvvat berpera sebagai akseptor
electron
 6H2O62C3H6O3+2ATP
 2 asam laktat dan 2 ATP

Perbedaan fermentasi alkohol dengan fermentasi asam laktat.


No Perbedaan Fermentasi Alkohol Fermentasi Asam Laktat
.
1. Terjadi pada Sel jamur untuk Seluruh hewan dan manusia, serta
pembuatan tape dan bakteri dan jamur dalam
minuman anggur. pembuata keju.
2. Akseptor Asefaldehida Asam pirvvat
electron
3. Hasil akhir Etanol/alkohol Asam laktat

Perbandingan respirasi sel secara aerob dengan anaerob.


No. Faktor Pembeda Respirasi Aerob Respirasi Anaerob
1. Keadaan ada oksigen Tidak ada oksigen
2. Sel yang Sebagian besar sel Sel, bakteri, eritrosit, otot
melakukan
3. Jumlah energi Tinggi, 38 molekul ATP Rendah, 2 ATP
yang dihasilkan
4. Produk Co2, air, ATP Ferementasi asam pirvvat
-> asam laktat dan ATP
Fermentasi alcohol ->
etanol, ATP, CO2
5. Tempat reaksi Sitoplasma, mitokondria Sitoplasma
6. Tahapan reaksi Glikoserol- Glikolisis->
>dekerbaksilas aksidatif- transporelektron
>siklus krebs->ratai
transpar electron.
7. Akseptor elektron Oksigen - Fermebtasi laktat
- Asam pirvat (3C)
- Fermentasi alcohol
- Asctat dehida (2C)
Kegiatan Belajar 3
1. Berapakah jumlah ATP yang dihasilkan oleh
 Satu molekul protein ? 30 ATP
 Satu molekul lemak ? 46 ATP
2. Sebelum memasuki proses katabolisme,
 Lemak diubah pada proses pencernaan menjadi gliserol dan asam lemak
 Protein dihidrolisis menjadi asam amino
3. Apakah hubungan antara katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak ?
A seni ko-A sebagai bahna baku dalam siklus krebs untuk menghasilkan energy yang
berasal dari katabolisme karbohidrat, protein, maupun lemak. Titik temu dari berbagai
jalur metabolism ini berguna untuk saling menggantikan bahan bakar didalam sel dapat
pulamembentuk ATP.

bahan diskusi :
Perhatikan skema diatas, diskusikan dengan temanmu bagaimana dan kapankah protein
dan lemak memasuki proses katabolisme ?
hasil diskusi :
Titik masuknya lemak melalui proses katabolisme karbohidrat dimulai sejak hasil proses
glikolisis yang berupa asam pirvvat dirombak menjadi asetil CO-A, yang kemudian asetil
CO-A ini menjadi bahan utama dari siklus krebs yang menjadi satuan satu tahapan
metabolism karbohidrat.
DIET TINGGI PROTEIN DALAM PENGELOLAAN BERAT BADAN
bahan diskusi :
 Lihatlah lingkungan sekelilingmu, kalian akan menjumpai beberapa orang dengan
kelebihan berat badan atau obesitas. Apakah obesitas dapat dicegah ? Apakah dampak
negatif dari obesitas ?
 Beberapa orang akan menjalani diet untuk mengurangi berat badan. Satu metode yang
digunakan adalah “ diet tinggi protein “ Apakah dampak positif dan negatif dari cara diet
tinggi protein ?
 Mengapa kelebihan karbohidrat dapat menimbulkan obesitas ?
hasil diskusi :
 Salah satu metode yang banyak diperbincangkan adalah “diet tinggi protein”, yaitu
modifikasi diet dengan meningatkan rasio protein dan meminimkan karbohidrat sebagai
sumber energy tubuh. Dampak negative :
a. Adanya penyakit jantung
b. Diabetes
c. Hipertensi
d. Kurang percaya diri
 Protein memperlama waktu penyusungan lambung dan mempengaruhi hormone
kolesistokini dan GLP-1 yang mengatur rasa kenyang.
 Karena karbohidrat dipercaya akan diubah oleh tubuh anda menjadi glukosa dan akan
disimpan dalam bentuk lemak yang memicu masalah berat badan .

ANABOLISME
 Fotosintesis dan Kemosintesis
Tulislah Reaksi sederhana dari Fotosintesis !
6CO2 + 6H2O + cahaya = C6H12O6 + 6O2

 KLOROPLAS
Sebutkan bagian-bagian dari Kloroplas dan jelaskan fungsinya !
a. Membran dalam : untuk pembatas atau pemisah antara stroma dan sitosol.
b. Tilakoid : sebagai tempat terjadinya reaksi terang dan berperan dalam menangkap
cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
c. Granum : sebagai tempat berlangsungnya reaksi terang fotosintesis.
d. Stroma : sebagai tempat terjadinya reaksi gelap fotosintesis berupa amilum (pati).
e. Membran dalam : untuk pembatas atau pemisah antara stroma dan sitosol.

FOTOSISTEM

1. Fotosistem adalah kompleks di mana pigmen fotosintesis disusun dalam bentuk


kelompok untuk penyerapan dan pemanfaatan energi sinar matahari secara efisien
dalam membran tilakoid.
2. Berapakah panjang gelombang yang diperlukan oleh tumbuhan untuk melakukan
proses fotosintesis ?
Kisaran cahaya tampak (380-700 nm).[19] Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah
(610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400
nm).[20] Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis.
3. Berapakah penjang gelombang fotosistem I dan fotosistem II ?
Fotosistem I panjang gelombang 700 nm, sehingga fotosistem I disebut juga sebagai
P700. Sedangkan Fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a
yang sensitif terhadap panjang gelombang 680 nm
4. Apakah perbedaan klorofil a dan klorofil b ?(tulislah rumus molekul klorofil a dan
klorofil b)
Klorofil A adalah jenis universal yang paling berlimpah dari pigmen klorofil warna
kehijauan yang ada pada tanaman, ganggang dan cyanobacteria. Dengan demikian, itu
adalah pigmen fotosintesis utama yang menyerap cahaya dari panjang gelombang
merah, biru dan ungu dan memantulkan hijau. Demikian juga, klorofil A hadir dalam
pusat reaksi dari kedua sistem foto. Di sisi lain, klorofil B adalah pigmen aksesori yang
mengumpulkan energi dan menyerahkannya ke klorofil A. Klorofil A mengandung
gugus sisi CH3 yang melekat pada cincin porfirin, sedangkan klorofil B memiliki gugus
CHO yang melekat pada cincin porfirin.
klorofil a = C55H72O5N4Mg
klorofil b = C55H70O6N4Mg

TAHAPAN REAKSI FOTOSINTESIS


Reaksi Terang

 Fotolisis adalah  proses reaksi kimia yaitu berupa pelisisan senyawa kimia dengan
bantuan sinar atau foton.
 Berikan penjelasanmu tentang Fotolisis ! Fotolisis (photolysis): perombakan
senyawa-senyawa kimia di bawah pengaruh cahaya matahari.
 Jelaskan mekanisme aliran elektron nonsiklik !
Pada saat foton memberikan energinya ke
Fotosistem II (P680), maka terjadi
pemecahan air dan terjadi perpindahan
elektron dari pusat reaksi menuju ke
akseptor elektron primer. Perjalanan
elektron selanjutnya melewati serangkian
reaksi di sepanjang kompleks sitokrom.
Selama perjalanan tersebut energi elektron
digunakan untuk memompa proton (H+)
dari stroma menuju lumen untuk baku pembuatan ATP secara kemiosmotik.
Selanjutnya perjalanan elektron menuju ke Fotosistem I (P700) yang pada saat ini
foton juga mengaktifkan pigmen fotosintesis untuk eksitasi elektron yang berasal
dari Fotosistem II. Elektron yang berasal dari molekul klorofil di pusat reaksi
fotosistem I tersebut kemudian meyalurkan energinya ke feredoksin (Fd) yang
kemudian digunakan untuk membentuk NADPH. Jalur aliran nonsiklik ini
menyebabkan Fotosistem II kehilangan elektronnya karena jalurnya berakhir untuk
membentuk NADH. Elektron pengganti berasal dari donor elektron bertenaga lemah
yang berasal dari hasil fotolis air.
 Jelaskan mekanisme aliran elektron siklik !
Ketika foton memberi energi pada
Fotosistem I, selanjutnya terjadi
pemindahan elektron bertenaga tinggi
dari klorofil pusat reaksi ke penerima
elektron primer. Berikutnya, penerima
elektron primer dioksidasi saat
memberikan elektron bertenaga tinggi
kepada pembawa-elektron pertama dari
rantai pemindah elektron. Elektron
dipindahkan dari pembawa elektron yang
satu ke berikutnya oleh reaksi redoks. Pada setiap reaski di rantai pemindah
elektron, tenaga elektron berkurang dan pada akhirnya kembali ke pusat reaksi
sebagai elektron bertenaga lemah. Sebagian energi elektron juga digunakan untuk
memompa proton (H+) ke lumen tilakoid untuk dikonversi menjadi ATP secara
kemiosmotik.

Tulislah kesimpulan dari reaksi terang.


 Hasil reaksi Fotolisis adalah ion hidrgen dan oksigen
 Fotofosforilasi, yaitu  proses anabolisme , membentuk senyawa kompleks Glukosa dari
senyawa sederhana CO2 dan Oksigen yang dilisis dari H2O oleh cahaya yang kemudian
H nya diketemukan dg CO2 jadi Glukosa
 Pembentukan NADPH terjadi pada aliran elektron nonsiklik
Reaksi Gelap

bahan diskusi :
Mekanisme Reaksi Gelap ( Siklus Calvin ).
Terdapat 3 fase dalam Reaksi Gelap, yaitu fiksasi karbon, reduksi, dan regenerasi RuBP.
Berikan penjelasan dari masing-masing fase.
 Fiksasi karbon
 Reduksi
 Regenerasi RuBP
hasil diskusi :
 Fiksasi karbon Pengikatan CO2 oleh molekul organic bisfosfat/RUBP (gula berkarbon
dengan katalisatur enzim rubisco (RUBP) karbosilase yang akan ditemukan dalam
kloroplas.
 Reduksi, Molekul 3-fosfogliserat menangkap gugus fosfat dari ATP membentuk 1,3
bisfogliserat.
 Renegerasi RUBP, Sifat 5 molekul gliserol dehida 3 fosfat akan mengikat fosfat dari
penguaraian ATP untuk menyusun kembali RUBP
PENGGUNAAN PRODUK FOTOSINTESIS
No Produk Fotosintesis Kegunaan Keterangan
.
1. Gula berkarbon 3 Mengintesis semua molekul 50% senyawa
organic pada tumbuhan organic
2. Gula berkarbon 4 Untuk bahan respirasi sel serta Contohnya
sintesis protein, lemak, tanaman tebu
polisakarida, selulosa, enzim,
hormon

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI FOTOSINTESIS


Untuk dapat melakukan fotosintesis dengan baik, organisme autotrof membutuhkan
kondisi lingkungan yang sesuai.
Faktor-faktor lingkungan apa sajakah yang memengaruhi Fotosintesis ?
1. Cahaya, cahaya langsung dpat memengaruhi pertumbuhan pohon melalui intensitas,
kualitas, dan lama penyinaran.
2. Suhu, pengaruh suhu terhadap fotosintesis netto sulit dievaluasi.
3. Konsentrasi CO2, konsentrasi karbondioksida di atmosfir pada lantai hujan
diperkirakan 0,03 persen volume 300 ppm.
4. Ketersediaan air, porsi sangat kecil dari total air yang digunakan oleh tumbuhan yang
dikonsumsi langsung pada proses fotosintesis.
5. Unsur hara, unsur hara pohon hutan mempengaruhi fotosintesis di dalam, du acara
langsung dengan jalan memengaruhi efisiensi proses dan tidak berpengaruh terhadap
produksi fotosintesis total pohon.

Anda mungkin juga menyukai