Anda di halaman 1dari 19

HAKIKAT MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh:
Apiek Gandamana, S.Pd. M.Pd.
Status Pendidikan Kewarganegaraan dalam
instrumentasi pendidikan nasional, yaitu:

1. Sebagai mata pelajaran di sekolah.


2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.
3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu
pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan
guru.
4. Sebagai program pendidikan politik.
5. Sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran
individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan
sebagai landasan dan kerangka berfikir mengenai pendidikan
kewarganegaraan. (Winarno, 2014:16)
Tiga dimensi Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:

1. Sebagai bidang kajian ilmiah dalam ilmu Pendidikan


2. Sebagai program kulikuler di lembaga Pendidikan formal
dan nonformal
3. Sebagai pembudayaan atau enkulturasi dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara
(Udin S Winataputra, 2015:36)
Sejarah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) untuk SD?

Dalam kurikulum 1946, 1957, dan 1962 tidak dikenal adanya mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan. Dalam kurikulum 1946 dan 1957 materi tersebut
dikemas dalam mata pelajaran pengetahuan umum di SD atau tata negara di
SMP dan SMA (Civics).
Baru dalam kurikulum 1968 dikenal mata pelajaran Pendidikan Kewargaan
Negara (PKN), mencakup sejarah Indonesia, geografi, dan civics yang
diartikan sebagai pengetahuan Kewargaan Negara.
Kurikulum SPG 1969 PKN mencakup sejarah Indonesia, UUD,
kemasyarakatan, dan HAM.
Dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) 1973 terdapat
mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) yang berisikan integrasi
materi IPS.
Sejarah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) untuk SD?

Dalam kurikulum 1975, Pendidikan Kewargaan Negara diganti menjadi Pendidikan


Moral Pancasila (PMP).
Tahun 1978 materi PMP diberi tambahan P-4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan
Pancasila).
Dalam kurikulum 1984, PMP berganti menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
Kurikulum 1994, nama PPKn tetap dipertahankan dengan materi P-4.
Kurikulum Suplemen 1999, materi P-4 dihilangkan dari PPKn.
Dalam KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) tahun 2004, PPKn berubah menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 masih tetap
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Kurikulum 2013, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kembali berubah menjadi
PPKn sampai saat ini.
Sejarah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) untuk SD?

Ada 2 istilah yang perlu dibedakan, yaitu Kewargaan Negara dan


Kewarganegaraan.
Menurut Somantri (1967) istilah kewargaan negara merupakan terjemahan dari
civics yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membina dan
mengembangkan peserta didik agar menjadi warga negara yang baik (good citizen).

Istilah kewarganegaraan digunakan dalam perundangan mengenai status formal


warga negara dalam suatu negara, misalnya sebagaimana diatur dalam UU No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.

Namun demikian, kedua konsep tersebut kini digunakan untuk kedua-duanya


dengan istilah kewarganegaraan yang secara konseptual diadopsi dari konsep
citizenship, yang secara umum diartikan sebagai hal-hal yang terkait pada status
hukum dan karakter warga negara.
Apa pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk SD?

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang studi yang


bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Namun
secara filsafat keilmuan ia memiliki ontologi pokok ilmu politik
khususnya konsep political democracy untuk aspek duties and
rights of citizen (Rahmat et al, 2013:4).
Kemana arah pengembangan PKn di Indonesia?

Hal itu tergantung dari aspek ontologi mana kita berangkat, dengan
metode kerja epistemologi mana pengetahuan itu dibangun, dan
untuk arah tujuan aksiologi mana kegiatan itu akan membawa
implikasi. Bagi negara kita, arah pengembangan PKn tidak boleh
keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional
UUD 1945, dan landasan operasional yaitu UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pengertian PKn

Menurut Prof. Kosasih Djahiri, PKn adalah program


pendidikan/pembelajaran yang secara programatik-prosedural
berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan
(civilizing) manusia (peserta didik) dan kehidupannya menjadi
warga negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan (yuridis
konstitusional) bangsa dan negaranya.
Menurut Pidarta, PKn merupakan salah satu dari empat mata
pelajaran (Agama, PKn, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya)
yang mengandung banyak materi pengembangan afeksi siswa.
Pengertian PKn

Sebagai mata pelajaran di Sekolah Dasar, PKn mempunyai visi


sebagai pendidikan nilai Pancasila dan Kewarganegaraan untuk warga
negara muda usia SD. Secara ontologis, mata pelajaran ini berangkat
dari nilai-nilai Pancasila dan konsepsi kewarganegaraan. Secara
epistemologis, mata pelajaran ini merupakan program pengembangan
individu, dan secara aksiologis mata pelajaran ini bertujuan untuk
pendewasaan peserta didik sebagai anggota masyarakat, warga negara,
dan komponen bangsa Indonesia.
Fungsi Mata Pelajaran PKn

Mata pelajaran PKn mengemban fungsi sebagai salah satu mata pelajaran
pendidikan nilai dan pendidikan karakter di sekolah. Mata pelajaran PKn
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik.

Menurut Ruminiati (2006), PKn merupakan mata pelajaran yang berfungsi


sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila/budaya bangsa sebagaimana
terdapat dalam kurikulum PKn SD.
Tujuan PKn

PKn untuk persekolahan sangat erat kaitannya dengan dua disiplin


ilmu, yaitu ilmu politik dan hukum yang terintegrasi dengan
humoniora dan dimensi keilmuan lainnya yang dikemas secara ilmiah
dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di sekolah.
PKn di tingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan para
peserta didik sebagai warga negara yang cerdas dan baik (smart and
good citizen). Warga negara yang dimaksud adalah warga negara yang
menguasai knowledge, skill, dan Disposition yang dapat dimanfaatkan
untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Diskusikan

Apakah yang dimaksud warga negara yang menguasai


knowledge, skill, dan disposition?
Diagram Komponen PKn
1. CK= cerdas
2. CD= bertanggung jwb
3. CS= partisipatif
Civic knowledge

2
1
4
Civic Civic
Skill Disposition
3 1. Kompeten
2. Percaya Diri
3. Komitmen
4. Smart and Good
Citizenship
Margaret Stimman Branson (1998)
PKn
Mengembangkan
Civic Knowledge
Pengetahuan
Kewarganegaraan
CK CS

Civic Disposition CD Civic Skill


Sikap Keterampilan
Kewarganegaraan Kewarganegaraan

To be a
Untuk hidup bermasyarakat,
Smart and berbangsa dan bernegara
Good Citizen
Tujuan PKn (lanjutan)

Tujuan akhir dari PKn di sekolah dasar adalah tumbuh kembangnya


kepekaan, ketanggapan, dan kreativitas sosial dalam konteks
kehidupan bermasyarakat secara tertib, damai, dan kraetif. Peserta
didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif
sebagai anggota keluarga, warga sekolah, masyarakat, warga negara
dan umat manusia di lingkungannya yang cerdas dan baik.
Proses pembelajarannya diorganisasikan dalam bentuk:
1.learning by doing
2.Social problem solving learning
3.Socio participatory learning
4.Interaksi sosial kultural
Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

Djamarah dan Zain (Ihsan, 2017: 53) menyatakan bagian-bagian karakteristik


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai berikut:
1.Menekankan pada pemecahan masalah
2.Bisa dijalankan dalam berbagai konteks
3.Mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri
4.Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan siswa yang berbeda
5.Mendorong siswa untuk merancang dan melakukan kegiatan ilmiah
6.Memotivasi siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari
7.Menerapkan penilaian otentik.
Tujuan Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar

1. Mempunyai kemampuan dalam berpikir kritis, bersikap nasionalisme,


dan berjiwa Pancasilais
2. Memiliki wawasan kebangsaan dalam menjunjung tinggi Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan rasa cinta tanah air.
3. Memiliki rasa persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan bangsa
Indonesia menuju lebih baik.
4. Memiliki mindset dalam memecahkan masalah yang terjadi di negara.
5. Memiliki karya yang inovatif untuk mengangkat harkat dan martabat di
depan para negara-negara lain.
6. Menjiwai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
1.Pembelajaran PKn tidak hanya diarahkan untuk mengembangkan aspek
pengetahuan (kognitif) saja, tetapi juga menyangkut aspek afektif dan
psikomotor. Dalam hal ini, komponen utama PKn meliputi, civic knowledge,
civic skill, dan civic disposition.
2.Pembelajaran PKn diarahkan untuk membentuk karakter dan kepribadian
peserta didik. Pembelajaran PKn merupakan proses pendidikan secara utuh
dan menyeluruh terhadap pembentukan karakter individu sebagai wadah
negara yang cerdas dan baik.
3.Pembelajaran PKn tidak hanya bertujuan untuk membentuk peserta didik
yang cerdas secara intelektual, tetapi cerdas secara mental, spiritual, dan
sosial.

Anda mungkin juga menyukai