Masalah Tuntas Utangpun Lunas
Masalah Tuntas Utangpun Lunas
Kembali soal WFH. Gimana itu? Sebenarnya, sejak lama saya dan
mitra-mitra sudah menjalankan WFH. Tanpa ruko, tanpa toko, tanpa
baliho, alhamdulillah kami bisa menjalankan bisnis dengan lancar
dan mencetak hasil yang WOW.
Jujur, sempat terlintas niat untuk menjual e-book ini Rp 50 ribu atau
Rp 60 ribu (biasanya saya jual segitu). Tapi setelah saya pikir-pikir
lagi, di tengah pandemi seperti sekarang, ada baiknya
DIGRATISKAN saja. Yes, it’s free.
Kalau boleh, mohon doa untuk saya dan keluarga saya. Semoga
kami selalu sehat, aamiin. Demikian pula semua pembaca e-book
ini. Saling mendoakan ya.
MENGHADAPI KONFLIK
Terus, apa tips dari saya? Pertama, ketika terjadi konflik, tempatkan
diri kita dalam posisi orang lain. Ini namanya empati. Catat, em-pa-
ti. Standing in somenone's shoes, istilah lainnya.
Mungkin sulit menempatkan diri kita dalam posisi mereka. TAPI
bukannya mustahil. Perlu diingat, empati dan kompromi seringkali
lebih efektif juga lebih sehat ketimbang konfrontasi.
Terus? Cari pendapat pihak ketiga yang ahli dan netral. Jika Anda
menemui jalan buntu dengan 'pihak lawan' dan belum punya solusi
konkrit walaupun sudah berusaha sebaik-baiknya, maka carilah
pihak ketiga untuk bantu mendamaikan.
Terus? Fokus pada persamaan dan kompromilah sesekali. Begini.
Selagi tidak berbenturan dengan hal-hal prinsip, nggak ada salahnya
kalau kita mau berkompromi. Sekali lagi, hindari konfrontasi.
Kalau doa? Tentu saja ini harus. Sebagai orang beriman, kita sama-
sama tahu bahwa doa adalah bagian tak terpisahkan dari ikhtiar.
Bahkan doa itu senjata utama. Maka, sertakan ini sejak awal ketika
memulai dialog.
Bagaimana dengan optimisme? Harus juga. Baik sangka dan besar
harapan, itu istilah lainnya.
Saat e-book ini diketik, terjadi perbedaan pendapat di kalangan elite
tentang teknis pelaksanaan karantina wilayah. Perbedaan yang
muncul begitu tajam. Namun demikian saya pribadi tetap optimis.
Kata guru saya, “Setiap konflik yang kita hadapi, itu persis seperti
menapaki anak tangga. Mungkin melelahkan dan makan waktu. Tapi
insya Allah akan mengantarkan kita ke tempat yang lebih tinggi.
Optimisilah.”
Kata Price Pritchett, “Harapan untuk hari esok memungkinkan kita
mengatasi masalah hari ini.” Menurutnya, kesempatan sering datang
dan menyamar dalam bentuk konflik atau kesulitan.
Ini sesuai dengan firman Allah yang maknanya dalam kesulitan ada
kemudahan (lihat QS 94: 5-6). Sekali lagi, optimislah. Dengan cara
pandang seperti ini, mudah-mudahan konflik tersebut bisa reda dan
redam.
Lantas, bagaimana kalau sampai stress dan depresi? Nah, Anda
sudah membaca e-book yang tepat. Silakan simak paragrap-paragraf
berikutnya. Tuntas-tuntas. Insya Allah semua akan terjawab satu per
satu.
MENCEGAH STRESS
Pelapor: "Pak Polisi, saya mau lapor. Saya ini distributor. Dan
sekarang saya lagi stress."
Hahaha!
Btw, apapun posisi dan prestasi kita, tak bisa lepas dari stress.
Terakhir, bawa setiap masalah dalam doa dan ibadah. Kita semua
tahu, hanya DIA yang menggenggam segala solusi. Hanya DIA pula
yang bisa menentramkan setiap hati.
Di sini, saya ingin mengingatkan satu hal. Allah itu Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. Saat hamba-Nya mengalami kesulitan
walaupun sedikiiiiit, langsung diberi kompensasi bahkan reward.
Contohnya:
- Hujan? Sebagai reward, Allah makbulkan doa-doa.
- Safar? Allah makbulkan doa-doa dan Allah gugurkan dosa-dosa.
- Lelah? Allah makbulkan doa-doa dan Allah gugurkan dosa-dosa.
- Sakit? Allah makbulkan doa-doa dan Allah gugurkan dosa-dosa.
Demikian pula saat kita ditimpa masalah dan musibah. Pasti ada
reward yang Allah siapkan kalau kita sebagai hamba ridha dan
ikhlas dengan ketetapan itu.
MENCEGAH DEPRESI
Kita lanjutkan.
Di sini perlu ditegaskan, masalah itu selalu ada. Ya, selalu ada.
Mana mungkin nggak ada? Yang penting adalah sikap kita dan cara
kita terhadap masalah. Baik masalah dalam keluarga maupun
masalah dalam bisnis.
Sering kali masalah itu bertambah hanya karena sikap kita dan cara
kita yang keliru. Misal, kita menganggap itu karena kesalahan orang
lain. Jujur, dulu saya pun pernah begitu.
Dengan kata lain, tidak ada yang salah dengan masalah. Jadi, buat
apa berlarut-larut resah dan gelisah? Apalagi sampai menyalah-
nyalahkan Allah. Kendati tidak mudah, sikapi saja dengan benar,
niscaya semua akan berakhir indah. Insya Allah.
MENG-INSTALL KEBERANIAN
Tadi kita sudah membahas soal stress dan depresi. Sekarang soal
rasa takut.
Anehnya, sebagian kita gengsi, bahkan anti dan benci sama jualan.
Nah, biar ke depan terhindar dari ngutang, coba biasain hidup hemat
dan suka jualan. Ya, hidup hemat dan suka jualan. Begini. Kalau dua
hal ini kita rutinin, insya Allah berbagai masalah finansial akan
mudah tersolusikan...
Kita mungkin nggak jago jualan. Ndak masalah. Kalau kita berada di
lingkungan dan pergaulan yang jago jualan, pada akhirnya kita juga
jago jualan. Ngikut.
Sukses. Sehat. Soleh. Insya Allah ini semua ada di komunitas BP.
Saya yakin mitra-mitra semua sudah merasakan ini, sedikit atau
banyak. Silakan tanya mereka. Berkali-kali saya sampaikan, di BP
kami sama-sama menuju 5S insya Allah.
5S adalah:
- Lebih Sukses
- Lebih Sejahtera
- Lebih Sehat
- Lebih Soleh
- Lebih Sakinah
Aamiin.
Kami yakin 100% bahwa BP itu produk dan bisnis yang sarat
manfaat. Adalah zalim kalau kami diam saja, tidak menyampaikan.
Jadi, yah sampaikan saja. Sekiranya ditolak, nggak masalah. Yang
penting, kami sudah menyampaikan.
Tidak mungkin...
MELUNASI UTANG
Utang, inilah salah satu masalah besar yang melilit sebagian kita.
Bahkan artis juga.
Nanti, total jumlah pengeluaran ini harus bisa terpenuhi dari profit
bulanan Anda. Jika tidak, masalah yang sama bisa berulang
menimpa Anda. Kapan-kapan kita sambung lagi penjelasannya.
Praktek ya!
MENOLAK VICTIM
Apalagi kita tahu bahwa mengeluh itu melemahkan otak dan tubuh!
Apalagi kita tahu bahwa menyalahkan orang lain bukannya
mengurangi masalah, melainkan hanya mengurangi teman!
Hati-hati!
MENYIKAPI SAKIT
Kegagalan...
Masalah...
Sakit...
Sakit adalah makbulnya doa. Nah, yang satu ini memang Allah yang
menjanjikan. Jadi, tak perlu lagi kita pertanyakan dan perdebatkan.
Doa yang lebih makbul dan terkabul insya Allah jadi kenyataan.
Bismillah.
MENGUNDANG SOLUSI
Terakhir, soal umrah. Saya pertama kali berumrah pada tahun 2009.
Setelah itu, alhamdulillah setiap tahunnya saya berumrah. Kadang
sampai dua kali setahun.
Hm, apa iya sih? Dulu, kalau nggak salah tahun 2009, ibu saya tanpa
sengaja pernah bercerita tentang keinginannya untuk berumrah di
bulan Ramadhan. Sebut saja, angan-angan. Tahu sendiri kan, umrah
Ramadhan dua kali lipat lebih mahal daripada umrah biasa.
Saat itu saya nggak punya uang. Bener-bener nggak punya uang.
Tapi alhamdulillah, saya masih punya keyakinan. Langsung saja
saya sambar, "Insya Allah berangkat, Bu. Umrah Ramadhan."
Ternyata, beneran. Dengan izin Allah, tahu-tahu uangnya ada dan
ibu saya bisa berangkat. Surprise-nya lagi, saya pun ikut berangkat.
So, jangan pernah kuatir uang bakal habis karena biaya umrah.
Keluarkan saja. Tenang, pasti berbalas kok. Yang saya yakini, selain
mengundang rezeki, umrah juga mengundang solusi. Sekali lagi,
mengundang solusi.