Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

Pembelajaran 1.

K3 dan Komunikasi di tempat Kerja

A. Kompetensi

Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda diharapkan


dapat:

1. Melakukan pencegahan bahaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja


2. Mengkomunikasikan data informasi dan bukti kerekan kerja dan atasan di
tempat kerja.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi dalam pembelajaran ini, Anda dapat:

1. Mengidentifikasi potensi bahaya pada area kerja


2. Menyiapkan APD ditempat kerja
3. Menggunakan APD sesuai prosedur
4. Melaksanakan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja
5. Melakukan pencegahan bahaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

6. Mengidentifikasi kebenaran data dan informasi yang akan disampaikan


Mempersiapkan data dan informasi sesuai prosedur
7. Melakukan pemeriksaan ulang data informasi dan bukti sebelum
dikomunikasikan
8. Mengkomunikasikan data informasi dan bukti kerekan kerja dan atasan di
tempat kerja
9. Melakukan pencatatan data informasi dan bukti komunikasi
10. Melakukan penyimpanan data informasi dan bukti komunikasi

Teknik Otomotif | 7
C. Uraian Materi

1. Keselamatan dan kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting, karena dampak
kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan juga membahayakan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Keselamatan kerja berarti proses
merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan
dalam bekerja.

a. Identifikasi Potensi Bahaya pada Area Kerja

Sistem manajemen K3 yang baik tidak hanya melihat salah satu bahaya dan
pengendalian saja, tapi membuat sebuah sistem atau prosedur yang tepat yang
memungkinkan semua bahaya dan risiko di tempat kerja teridentifikasi dan
pengendaliannya dilaksanakan secara berkelanjutan.
Berikut langkah-langkah identifikasi bahaya dan penilaian risiko berdasarkan
standar OSHA, di antaranya:

1) Kumpulkan semua informasi mengenai bahaya yang ada di tempat kerja

Kumpulkan, atur, dan tinjau segala informasi tentang bahaya di tempat kerja untuk
menentukan potensi bahaya yang mungkin ada atau kemungkinan pekerja
terpapar atau berpotensi terpapar bahaya tersebut

2) Lakukan inspeksi secara langsung untuk menemukan potensi bahaya yang ada
di tempat kerja.

Kemungkinan besar bahaya akan muncul seiring dengan adanya perubahan


area/proses kerja, mesin atau peralatan tidak memadai, pengabaian tindakan
pemeliharaan/perbaikan, atau tata graha yang tidak terlaksana dengan baik.

Meluangkan waktu untuk memeriksa area kerja secara langsung dan berkala
dapat membantu anda mengidentifikasi adanya bahaya baru atau bahaya yang
timbul berulang kali, untuk segera dilakukan pengendalian sebelum terjadi
kecelakaan kerja.

8 | Teknik Otomotif
3) Lakukan identifikasi bahaya terhadap kesehatan kerja

Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan sesuatu
yang dapat mengakibatkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi paparan
yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat menimbulkan penyakit yang
diakibatkan oleh paparan suatu sumber bahaya di tempat kerja.

4) Lakukan investigasi pada setiap insiden yang terjadi

Insiden di tempat kerja ─ termasuk kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, near-
misses dan laporan tentang bahaya lainnya ─ memberikan indikasi yang jelas
tentang di mana bahaya berada. Dengan menyelidiki insiden dan membuat
laporan secara menyeluruh, Anda akan dengan mudah mengidentifikasi bahaya
yang kemungkinan besar akan mengakibatkan sesuatu yang fatal di masa
mendatang. Tujuan investigasi adalah untuk menemukan akar penyebab insiden
atau faktor-faktor yang memengaruhi bahaya, agar kejadian serupa tidak terulang
kembali.

5) Lakukan identifikasi bahaya yang terkait dengan situasi darurat dan aktivitas
non-rutin

Keadaan darurat dapat menghadirkan bahaya yang bisa menimbulkan risiko


serius bagi pekerja. Aktivitas non-rutin, seperti inspeksi, pemeliharaan, atau
perbaikan juga dapat menghadirkan potensi bahaya. Rencana dan prosedur perlu
dikembangkan untuk merespons secara tepat dan aman terhadap bahaya yang
dapat diduga terkait dengan keadaan darurat dan aktivitas non-rutin.

6) Kelompokkan sifat bahaya yang teridentifikasi, tentukan langkah-langkah


pengendalian sementara, dan tentukan prioritas bahaya yang perlu
pengendalian secara permanen.

Langkah berikutnya adalah menilai dan memahami bahaya yang teridentifikasi dan
jenis-jenis kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang dapat timbul akibat bahaya
tersebut. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan tindakan
pengendalian sementara dan menentukan prioritas bahaya mana saja yang butuh
tindakan pengendalian permanen. Sebagai latihan silahkan Anda identifikasi
potensi bahaya yang ada pada bengkel seperti pada gambar dibawah ini.

Teknik Otomotif | 9
Gambar 1. Identifikasi potensi bahaya pada bengkel
(https://katigaku.top/2015/06/15/contoh-identifikasi-bahaya-dan-resiko-keselamatan-kesehatan-
kerja/)

b. Penyiapan dan Penggunaan APD di Tempat Kerja

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah
melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia
(http://id.wikipedia.org/wiki/alat_pelindung_diri). Kecelakaan kerja adalah kejadian
yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan
kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai pada yang
paling berat. Untuk menghindari risiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas
laboratorium khususnya pada laboratorium kesehatan sebaiknya dilakukan
tindakan pencegahan seperti pemakaian APD, apabila petugas laboratorium tidak
menggunakan alat pengaman, akan semakin besar kemungkinan petugas
laboratorium terinfeksi bahan berbahaya, khususnya berbagai jenis virus.

10 | Teknik Otomotif
1) Jenis Alat Pelindung Diri

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman


yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja. Beberapa APD yang
dapat digunakan dalam pekerjaan di bidang otomotif atau ketika pembelajaran di
laboratorium otomotif. Alat pelindung tersebut antara lain:

a) Alat pelindung kepala.

Jenis alat pelindung kepala seperti topi pelindung, helmet, dan caping. Gambar
alat pelidung kepala jenis helm berikut rambu keharusan memakai helm dapat
dilihat pada gambar 2. Sedangkan manfaat dari alat pelindung kepala adalah:
➢ Melindungi rambut pekerja supaya tidak terjerat mesin yang berputar
➢ Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan kimia
➢ Melindungi kepala dari benturan dan tertimpa benda

Gambar 2. Alat Pelindung Kepala


(https://blog.klikmro.com/9-alat-pelindung-diri-untuk-pekerja-pertambangan/)

b) Alat pelindung telinga.

Alat pelindung telinga digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk
kedalam telinga (melindungi dari kebisingan). Disamping itu, dapat juga berfungsi
untuk melindungi pemakainya dari bahaya percikan api atau logam panas
terutama pada alat pelindung telinga jenis tutup telinga (ear muff). Terdapat 2 (dua)
jenis alat pelindung telinga yaitu sumbat telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear
muff) yang lebih efektif dibandingkan sumbat telinga.

Teknik Otomotif | 11
Gambar 3. Alat pelindung telinga
(https://tumpi.id/alat-pelindung-diri/)

c) Alat pelindung badan (baju pengaman/baju kerja).

Baju kerja merupakan salah satu jenis dari baju pengaman sebagai alat pelindung
badan. Alat ini berguna untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari
percikan api, panas, dingin, cairan kimia dan oli. Bahan baju kerja dapat terbuat
dari kain drill, kulit, plastik, asbes atau kain yang dilapisi 20 aluminium. Beberapa
persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baju kerja adalah
pemakaiannya harus fit, dan dalam keadaan tubuh. Sebaiknya tidak terlalu
kencang dan kaku sehingga tidak membatasi gerakan. Namun tidak terlalu longgar
sehingga mengundang bahaya tergulung mesin atau tercantol bagian-bagian
mesin yang menonjol hingga menyebabkan jatuh.

Gambar 4. Alat pelindung badan


(http://nusantaratraisser.co.id/responsiveweb/blog/2018/11/15/alat-pelindung-diri-apd/)

12 | Teknik Otomotif
d) Alat pelindung pernapasan.

Alat pelindung pernapasan merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi


pernafasan dari gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja
yang bersifat racun, korosi maupun rangsangan (Septina, 2006). Alat pelindung
pernafasan dapat berupa masker dan respirator. Masker berguna mengurangi
debu atau partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam pernafasan.
Masker ini biasanya terbuat dari kain. Sedangkan respirator berguna untuk
melindungi pernafasan dari debu, kabut, uap logam, asap dan gas. Respirator
dapat dibedakan atas chemical respirator, mechanical respirator, dan
cartidge/canister respirator dengan Salt Contained Breating Apparatus (SCBA)
yang digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun atau kekurangan
oksigen serta air supplay respirator yang memasok udara bebas dari tabung
oksigen.

Gambar 5. Beberapa Jenis Masker


(https://siddix.blogspot.com/2019/04/alat-pelindung-diri-apd-mulut-dan.html)

e) Alat pelindung tangan.

Jenis alat pelindung tangan seperti sarung tangan/gloves, mitten/holder, pads. Alat
pelindung ini dapat terbuat dari karet, kulit, dan 21 kain katun. Sedangkan manfaat
dari alat pelindung tangan adalah melindungi tangan dari temperature yang
ekstrim baik terlalu panas/terlalu dingin; zat kimia kaustik; benda-benda berat atau
tajam ataupun kontak listrik.

Teknik Otomotif | 13
Gambar 6. Beberapa Jenis Alat Pelindung Tangan
(http://tanzamcdrop.blogspot.com/2012/09/k3-alat-alat-pelindung-diri.html)

f) Alat pelindung mata.

Alat pelindung mata diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak
bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif, partikel
melayang, atau terkena raidasi gelombang elektromagnetik. Terdapat tiga jenis
alat pelindung diri mata yaitu kaca mata dengan atau tanpa pelindung samping
(side shild), goggles, (cup type and box type) dan tameng muka. Sedangkan
manfaat dari alat pelindung mata adalah:

➢ Melindungi mata dari percikan bahan kimia, debu, radiasi, panas, bunga api.
➢ Untuk melindungi mata dari radiasi

14 | Teknik Otomotif
Gambar 7. Beberapa Jenis Alat Pelindung Tangan
(http://jurnal-k3lh.web.id/2014/08/23/pengenalan-alat-pelindung-diri-apd-i/)

g) Alat pelindung kaki.

Jenis alat pelindung kaki seperti sepatu karet hak rendah. Alat pelindung kaki
dapat terbuat dari kulit yang dilapisi Asbes atau Chrom. Sepatu keselamatan yang
dilengkapi dengan baja diujungnya dan sepatu 22 karet anti listrik. Alat pelindung
kaki (safety shoes) ini berfungsi melindungi kaki dari
benturan/tusukan/irisan/goresan benda tajam, larutan bahan kimia, temperature
yang ekstrim baik terlalu tinggi maupun rendah, kumparan kawat-kawat yang
beraliran listrik, dan lantai licin agar tidak jatuh (terpeleset).

Gambar 8. Alat Pelindung Kaki (Sepatu Kerja Industri)


(https://line.17qq.com/articles/dejjigfhz.html)

Teknik Otomotif | 15
2) Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu usaha
dalam melindungi tenaga kerja di tempat kerja /praktikan di laboratorium sehingga
dapat mencapai produktivitas yang optimal. Salah satu wujud dari penerapan K3
adalah dengan menggunakan APD secara disiplin. Pengunaan APD merupakan
suatu kewajiban. Pemanfaatan APD oleh tenaga kerja/praktikan sampai saat ini
masih merupakan masalah rumit dan sulit dipecahkan. Hal ini karena faktor disiplin
tenaga kerja/praktikan yang masih rendah. Tujuan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) adalah untuk melindungi tubuh dari bahaya pekerjaan yang dapat
mengakibatkan penyakit atau kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat
pelindung diri memegang peranan penting. Hal ini penting dan bermanfaat bukan
saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan (Septina, 2006). a) Manfaat APD
bagi tenaga kerja/praktikan:
➢ Tenaga kerja/ praktikan dapat bekerja dengan perasaan lebih aman untuk
terhindar dari bahaya-bahaya kerja
➢ Dapat mencegah kecelakan akibat kerja
➢ Tenaga kerja/ praktikan dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai
hak dan martabatnya sehingga tenaga kerja/ praktikan akan mampu bekerja
secara aktif dan produktif.
➢ Tenaga kerja/ praktikan bekerja dengan produktif sehingga meningkatkan
hasil produksi/prakteknya. Khusus bagi tenaga kerja, hal ini akan menambah
keuntungan bagi tenaga kerja yaitu berupa kenaikan gaji atau jaminan sosial
sehingga kesejahteraan akan terjamin

b) Manfaat APD bagi perusahaan:

➢ Meningkatkan produksi perusahaan dan efisiensi optimal


➢ Menghindari hilangnya jam kerja akibat absensi tenaga kerja
➢ Penghematan biaya terhadap pengeluaran ongkos pengobatan serta
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja

16 | Teknik Otomotif
3) Penatalaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Terdapat beberapa langkah yang dapat ditempuh bagi perusahaan/laboratorium


yang hendak menerapkan penggunaan APD. Langkah-langkah tersebut antara
lain:
a) Menyusun kebijaksanaan penggunaan dan pemakaian APD secara tertulis,
serta mengkomunikasikannya kepada semua tenaga kerja/praktikan dan tamu
yang mengunjungi perusahaan/ laboratorium tersebut.
b) Memilih dan menempatkan jenis APD yang sesuai dengan potensi bahaya yang
terdapat di tempat kerja/ laboratorium.
c) Melaksanakan program pelatihan penggunaan APD untuk meyakinkan tenaga
kerja/ laboratorium agar mereka mengerti dan tahu cara menggunakannya.
Untuk kegiatan praktikum di laboratorium dapat berupa penjelasan pentingnya
dan cara penggunaan APD. d) Menerapkan penggunaan dan pemakaian APD
serta pemeliharaannya secara berkala.

Teknik Otomotif | 17
c. Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja

Prosedur Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 merupakan


sebuah prosedur wajib yang harus dijalankan oleh semua perusahaan di segala
bidang. Tujuan K3 adalah untuk menjamin kenyamanan proses kerja, baik itu
karyawan maupun jajaran pimpinan perusahaan. Dengan adanya prosedur K3
diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan dalam proses berjalannya sebuah
bisnis. Baik kerugian dalam bentuk fisik, materi ataupun jiwa. Sosialisasi terkait
keamanan keselamatan dan kesehatan kerja umumnya disampaikan melalui
pelatihan K3

1) Pengertian Prosedur K3

Berdasarkan pengertiannya, prosedur K3 adalah rangkaian proses yang


dijalankan dalam sebuah pekerjaan dimulai dengan penilaian mengenai risiko
terkait pekerjaan tersebut. Penilaian risiko berguna untuk menjamin keselamtan
dan kesehatan seluruh karyawan selama mereka sedang menyelesaikan tugas di
dalam ruang lingkup pekerjaan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
prosedur K3 antara lain adalah pertimbangan tentang adanya risiko baik cidera
maupun sakit yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut. Selain risiko sumber daya
manusia, risiko kerusakan alat maupun lingkungan sekitar juga termasuk ke dalam
cakupan prosedur K3. Prosedur K3 muncul sejak manusia mulai mengenal
pekerjaan. Adanya prosedur ini merupakan bentuk pemenuhan hak asasi
manusia, termasuk saat berada di tempat kerja.

2) Manfaat Prosedur K3

Mengingat dalam aktivitas pekerjaan kita tidak tahu risiko apa yang bisa muncul,
prosedur K3 memiliki banyak manfaat antara lain:
a) Menciptakan rasa aman bagi semua karyawan ketika mereka melaksanakan
tugas
b) Prosedur K3 yang diterapkan dengan baik bisa mendatangkan keuntungan
untuk perusahaan karena tidak perlu mengeluarkan dana tambahan berupa
kompensasi untuk karyawan yang mengalami cedera atau sakit selama
bertugas

18 | Teknik Otomotif
c) Penerapan prosedur K3, semua tugas dalam perusahaan dapat berjalan
efisien, efektif dan terarah.

d. Pencegahan bahaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Upaya pencegahan kecelakaan kerja sangat penting. Dan upaya ini harus
mendapatkan prioritas utama. Pencegahan kecelakaan kerja harus terus
dilakukan. Agar efektif, maka penyebab kecelakaan kerja harus dikenali terlebih
dahulu. Dengan mengenali penyebabnya, maka upaya pencegahan kecelakaan
kerja akan lebih terarah dan focus. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja. Dari yang sederhana sampai
yang rumit. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi
kecelakaan kerja:

1) Selalu jaga kebersihan tempat kerja

Sebagian orang mungkin menganggap kebersihan tempat kerja tidak ada


hubungannya dengan keselamatan kerja. Jelas ini pandangan yang salah. Yang
benar adalah kondisi tempat kerja yang bersih dan rapih merupakan awal dari
keselamatan kerja. Sebaliknya. Coba anda bayangkan. Tempat kerja anda kotor
dan berantakan. Oli, air atau cairan lain tercecer di mana-mana. Lantai kerja
menjadi licin. Anda atau rekan kerja anda bisa saja terpeleset setiap saat.
Jika cairan yang tercecer mudah terbakar, maka potensi kebakaran bisa terjadi
dengan mudah.

2) Tempatkan poster K3 di tempat yang tepat

Komunikasikan keselamatan dan kesehatan kerja secara masif, tapi efektif.


Gunakan poster, safety slogan atau tanda bahaya yang tepat untuk mengingatkan
akan potensi bahaya yang ada. Lakukan evalusi secara berkala. Periksa apakah
poster yang digunakan efektif dan dapat menyampaikan pesan yang ingin anda
sampaikan. Beberapa poster/rambu yang harus dipahami:

Teknik Otomotif | 19
a) Rambu larangan

Gambar 9. Rambu larangan


(https://www.kompasiana.com/stalgijk/54f41095745513902b6c8516/jangan-tantang-rambu-
dilarang)

b) Rambu Peringatan

Gambar 10. Rambu peringatan


(https://www.sioforklift.com/rambu-rambu-k3-beserta-penjelasannya/)

20 | Teknik Otomotif
c) Rambu Pertolongan

Gambar 11. Rambu pertolongan


(https://id.scribd.com/document/402021761/Rambu-Pertolongan)

Teknik Otomotif | 21
3) Sediakan training yang sesuai dengan kebutuhan

Jangan pernah memberikan tugas pekerjaan kepada karyawan yang belum


pernah mendapatkan pelatihan atau training. Pastikan selalu karyawan yang
bekerja sudah mendapatkan training atau pelatihan serta praktik yang cukup

4) Pelihara kondisi peralatan kerja

Alat kerja yang tidak laik pakai bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan kerja. Dan akibatnya bisa sangat fatal. Maka program
pemeliharaan peralatan menjadi sangat penting untuk dilakukan secara
konsisten. Jangan lupa pula untuk melakukan pengecekan sebelum
digunakan, untuk memastikan kondisinya baik.

5) Selalu ikuti prosedur kerja

Setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan standard operating procedure


(SOP). SOP dibuat sudah dengan mempertimbangkan faktor keselamatan.
Selalu ikuti prosedur kerja, meskipun anda sudah terampil melakukannya.
Menggunakan jalan pintas dengan mengabaikan SOP sangat beresiko dan bisa
jadi anda celaka karenanya

6) Laporkan setiap kondisi tidak aman

Kondisi tidak aman bisa muncul kapan saja. Bisa jadi anda yang
menemukannya. Memang, tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi ketika anda
menemukannya. Tapi, tahukah anda bahwa bisa jadi kondisi tidak aman
tersebut bisa menyebabkan kecelakaan kerja dan menimpa rekan kerja anda
satu menit kemudian? Maka, laporkan segera jika anda menemukan kondisi tidak
aman. Kapan pun. Lebih cepat akan lebih baik, supaya segera bisa segera
dilakukan tidak koreksi atau pengendalian bahaya.

7) Jangan memaksakan bekerja ketika tidak sehat

Kadangkala orang salah persepsi. Karena ingin terlihat rajin, dalam kondisi
kurang fit atau sehat pun masih memaksakan bekerja. Tindakan seperti ini
sungguh sangat beresiko. Bukan hanya untuk yang bersangkutan, tapi dapat

22 | Teknik Otomotif
membahayakan pula orang lain. Minta ijin untuk istirahat dan memulihkan
kondisi kesehatan anda. Jauh lebih baik.

8) Kenali kondisi area kerja anda

Dengan mengenal kondisi area pekerjaan, anda akan dapat dengan mudah
mengidentifikasi area mana saja yang memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain. Anda akan lebih berhati-hati ketika bekerja,
karena sudah tahu benar kondisinya.

e. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

1) Pengertian

APAR atau Alat Pemadam Api Ringan merupakan alat yang difungsikan sebagai
pemadam api atau alat untuk mengendalikan kebakaran yang kecil. Secara umum,
APAR berbentuk tabung yang berisi bahan pemadam api dengan tekanan tinggi.
Untuk itu, ketersediaan APAR sangat diwajibkan dalam pemenuhan keselatan
kerja di perusahaan guna menghindari terjadinya kebakaran yang dapat
mengancam keselamatan aset perusahaan dan para pekerjanya.

2) Jenis-Jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Berdasarkan bahan pemadam api yang digunakan, terdapat 4 (empat) jenis


APAR, di antaranya adalah sebagai berikut.

a) Dry Chemical Powder / Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia

Dry Chemical Powder Fire Extinguisher atau APAR Serbuk Kimia ini berkomposisi
berupa serbuk kering kimia dari kombinasi Mono-amonium dan ammonium
sulphate. Selain itu, APAR dengan Dry Chemical Powder juga menjadi alat
pemadam api yang multifungsi. Hal itu dikarenakan secara efektif mampu
memadamkan kebakaran dalam semua kelas kebakaran yang meliputi Kelas A, B
ataupun C. Salah satu penggunaannya secara umum, yakni digunakan pada
mobil.

Teknik Otomotif | 23
b) Foam (AFFF) / Alat Pemadam Api (APAR) Busa

Untuk Foam Aqueous Film Forming Foam (AFFF) atau alat pemadam api busa ini
terbuat dari bahan kimia, namun yang dapat membentuk busa. APAR Busa AFFF
ini juga sangat efektif dalam memadamkan api yang disebabkan karena bahan-
bahan padat non-logam, di antaranya seperti pada kebakaran kelas A yang
meliputi kain, kertas dan karet, serta kebakaran kelas B yang meliputi alkohol,
minyak, dan solvent.

c) Carbon Dioxide (CO2) / Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida

Seperti namanya, APAR Karbon Dioksida (CO2) ini memiliki komposisi utama
berupa Karbon Dioksida (Carbon Dioxide/CO2). Sedangkan untuk
penggunaannya, sangat tepat digunakan dalam kebakaran kelas B yang
disebabkan bahan-bahan cair yang mudah terbakar, serta kelas C yang
merupakan kebakaran akibat instalasi listrik bertegangan.

d) Water / Alat Pemadam Api (APAR) Air

Untuk jenis APAR air ini memfungsikan air bertekanan tinggi sebagai bahan
pemadamannya. APAR air menjadi peralatan umum yang digunakan untuk
memadamkan api. Selain itu, APAR air juga menjadi jenis pemadam api yang
paling ekonomis. Sedangkan untuk penggunaannya, sangat tepat jika difungsikan
dalam kebakaran kelas A, seperti yang disebabkan oleh karet, plastik, kain, kertas,
maupun kebakaran kelas C yang disebabkan oleh instalasi listrik bertegangan.

3) Kelas-kelas (Golongan) Kebakaran


Berkaitan dengan jenis-jenis APAR pada K3 yang telah dijelaskan di atas,
kebakaran sendiri terdiri dari beberapa kelas berdasarkan sumber dan
penyebabnya. Sesuai dengan Permenaker No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR),
golongan atau kelas kebakaran terbagi ke dalam 4 golongan, yakni Golongan A,
B, C dan D. Adapun penjelasannya yakni sebagai berikut.

24 | Teknik Otomotif
Tabel 2. Kelas kebakaran

(https://www.agenpemadamapi.com/memahami-jenis-kelas-dari-tipe-api/)

2. Komunikasi di Tempat Kerja

Pada materi ini hanya diambil IPK yang esensial yaitu Mengkomunikasikan data
informasi dan bukti ke rekan kerja dan atasan ditempat kerja. Untuk IPK yang lain
silahkan dibaca pada buku atau modul yang tertera pada referensi/daftar pustaka.

Teknik Otomotif | 25
Mengkomunikasikan data informasi dan bukti ke rekan kerja dan atasan
ditempat kerja

Informasi adalah hasil dari pengolahan data. Informasi tersebut dapat dalam
bentuk fisik dan nonfisik. Informasi bentuk fisik adalah informasi yang sudah
dicetak diatas kertas dalam bentuk “print-out” atau “hardcopy”. Sedangkan
informasi bentuk nonfisisk adalah informasi yang masih berada dalam komputer
yaitu pada ”harddisk” dan media komputer lainnya seperti disket dan pita magnetik.
Sesudah informasi terebut dihasilkan masih terdapat kegiatan lanjutan yang
dilakukan terhadap informasi, yang disebut sebagai kegiatan tindak lanjut
informasi (Information follow-up) tersebut adalah:

a. Mengkomunikasikan informasi

Informasi dapat dikomunikasikan untuk keperluan internal dan eksternal


organisasi. Komunikasi internal adalah komunikasi antar organisasi sendiri, baik
pusat, cabang, maupun perwakilan-perwakilan. Komunikasi eksternal adalah
komunikasi dengan organisasi-organisasi lain dan pelayanan pelanggan.
Komunikasi internal dan eksternal tersebut dapat dilakukan dalam bentuk
komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Mengkomunikasikan
informasi dapat dilakukan dalam bentuk:
a) Rapat
b) Pelaporan
c) Arus informasi rutin (flow of information),
d) Pengiriman
Pada rapat, informasi dapat disampaikan atau disajikan secara lisan atau tertulis
(hasil cetak) dengan alat bantu audio visual aid (AVA) atau komputer. AVA adalah
alat bantu yang dapat dipandang dan didengar seperti film, filmstrip, rapat dapat
berlangsung dalam satu ruangan atau jarak jauh (teleconference). Pelaporan
informasi umumnya dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Pelaporan dapat
dilakukan secara berhadapan, jarak jauh, tertulis, atau pelaporan jarak jauh antar
komputer. Mengkomunikasikan informasi melalui kegiatan arus informasi rutin
dapat mengalir secara horizontal dan vertical. Arus informasi horizontal adalah
arus informasi yang berjalan mendatar antara unsur atau unsur setingkat. Arus
informasi vertical adalah arus informasi yang mengalir dari bawah ke atas

26 | Teknik Otomotif
(upward/bottom-up) dan dari atas ke bawah (down ward/top down). Arus informasi
dapat dialirkan dalam bentuk dokumen tertulis dan AVA atau antar komputer
melalui sebuah jaringan. Ada dua macam pengiriman informasi yaitu, pengiriman
fisik dan pengiriman nonfisik. Pengirim fisik informasi antara lain dapat dilakukan
dengan pos, kurir, faksimili. Disamping pengirimkan fisik dokumen dengan pos,
kurir, faksimil, informasi dapat dikirim melalui telex, telegram atau antar komputer
dengan surat elektronik (electronic mail/e-mail).

b. Penyimpanan

Menyimpan informasi dalam file-file seperti di kotak-kotak atau di cabinet arsip dan
lain-lain. Untuk keperluan pemakaian waktu yang akan datang disebut
penyimpanan (storing). Penyimpanan informasi perlu dilakukan bila informasi
tersebut bernilai tinggi dan masih akan dipakai sebagai bahan bukti, alat bantu
ingatan, atau referensi. Penyimpanan dapat disesuaikan dengan media informasi
itu berada. Media tersebut umumnya dari kertas, AVA atau media komputer.

c. Penemuan Kembali

Mencari kembali data dan informasi yang sudah disimpan, bila diperlukan oleh
manajemen atau untuk keperluan pekerjaan disebut penemuan kembali
(retrieving). Cara penemuan kembali tersebut tergantung kepada cara
penyimpanan yang digunakan. Untuk penyimpanan manual pencarian dapat
dilakukan petugas sesuai dengan sistem penyimpanan masing-masing, misalnya
menurut nama, subjek, geografis atau nomor. Untuk data dan informasi yang
dimasukkan dalam komputer, maka keperluan akan informasi dapat dicari melalui
prosedur komputer, bila memerlukan fisik informasinya, kita dapat menggunakan
indeks atau kode penyimpanan yang diprogramkan pada komputer, sehingga
tempat atau lokasi fisik informasinya disimpan dapat diketahui dan ditemukan.

d. Reproduksi

Sering kali informasi yang dihasilkan perlu diperbanyak untuk keperluan


penyebaranya. Memeprbanyak informasi tersebut disebut reproduksi. Tergantung
kepada masing-masing, maka pekerjaan reproduksi dapat dilakuakan secara
manual, mesin manual, mesin listrik, atau komputer. Kegiatan-kegiatan tindak
lanjut terhadap keluaran informasi tersebut di atas tidak termasuk sebagai

Teknik Otomotif | 27
pekerjaan pengolahan data, karena sudah merupakan pekerjaan informasi.
Berikut ini adalah ringkasan kegiatan tindak lanjut informasi dalam bentuk gambar
bagan kegiatan komunikasi, penyimpanan, penemuan kembali, dan reproduksi
yang berkaitan dengan alat yang digunakan.

Tabel 3. Ringkasan kegiatan tindak lanjut informasi

28 | Teknik Otomotif
D. Rangkuman

Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan. Tujuan dari K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan
dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga berfungsi untuk melindungi
semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif. Salah satu
penerapan K3 adalah pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri
(APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan praktikan dan orang di sekelilingnya,
Beberapa alat pelindung diri yang bisa digunakan antara lain: Alat Pelindung
Kepala; Alat Pelindung mata; Alat Pelindung Telinga; Alat Pelindung
Pernafasan/masker; Sepatu; dan Pakaian kerja. Alat pelindung diri merupakan
perengkapan keselamatan yang wajib digunakan selama pekerja melakukan
pekerjaan.

Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan
gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya yang dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung.
Informasi adalah hasil dari pengolahan data. Informasi tersebut dapat dalam
bentuk fisik dan nonfisik. Informasi bentuk fisik adalah informasi yang sudah
dicetak diatas kertas dalam bentuk “print-out” atau “hardcopy”. Kegiatan tindak
lanjut dari informasi (Information follow-up) adalah: mengkomunikasikan informasi,
penyimpanan, penemuan kembali, reproduksi

Teknik Otomotif | 29
Untuk lebih detail baca buku di daftar pustaka :
1. Teknik Ototronik bab 4: Prosedur K3
2. Modul PKB 2018: Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja
3. Modul PPG 2019: dasar Teknologi Otomotif

30 | Teknik Otomotif

Anda mungkin juga menyukai