PPPK SMK Teknik Otomotif PB1
PPPK SMK Teknik Otomotif PB1
A. Kompetensi
Teknik Otomotif | 7
C. Uraian Materi
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting, karena dampak
kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan juga membahayakan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Keselamatan kerja berarti proses
merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan
dalam bekerja.
Sistem manajemen K3 yang baik tidak hanya melihat salah satu bahaya dan
pengendalian saja, tapi membuat sebuah sistem atau prosedur yang tepat yang
memungkinkan semua bahaya dan risiko di tempat kerja teridentifikasi dan
pengendaliannya dilaksanakan secara berkelanjutan.
Berikut langkah-langkah identifikasi bahaya dan penilaian risiko berdasarkan
standar OSHA, di antaranya:
Kumpulkan, atur, dan tinjau segala informasi tentang bahaya di tempat kerja untuk
menentukan potensi bahaya yang mungkin ada atau kemungkinan pekerja
terpapar atau berpotensi terpapar bahaya tersebut
2) Lakukan inspeksi secara langsung untuk menemukan potensi bahaya yang ada
di tempat kerja.
Meluangkan waktu untuk memeriksa area kerja secara langsung dan berkala
dapat membantu anda mengidentifikasi adanya bahaya baru atau bahaya yang
timbul berulang kali, untuk segera dilakukan pengendalian sebelum terjadi
kecelakaan kerja.
8 | Teknik Otomotif
3) Lakukan identifikasi bahaya terhadap kesehatan kerja
Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan sesuatu
yang dapat mengakibatkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi paparan
yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat menimbulkan penyakit yang
diakibatkan oleh paparan suatu sumber bahaya di tempat kerja.
Insiden di tempat kerja ─ termasuk kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, near-
misses dan laporan tentang bahaya lainnya ─ memberikan indikasi yang jelas
tentang di mana bahaya berada. Dengan menyelidiki insiden dan membuat
laporan secara menyeluruh, Anda akan dengan mudah mengidentifikasi bahaya
yang kemungkinan besar akan mengakibatkan sesuatu yang fatal di masa
mendatang. Tujuan investigasi adalah untuk menemukan akar penyebab insiden
atau faktor-faktor yang memengaruhi bahaya, agar kejadian serupa tidak terulang
kembali.
5) Lakukan identifikasi bahaya yang terkait dengan situasi darurat dan aktivitas
non-rutin
Langkah berikutnya adalah menilai dan memahami bahaya yang teridentifikasi dan
jenis-jenis kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang dapat timbul akibat bahaya
tersebut. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan tindakan
pengendalian sementara dan menentukan prioritas bahaya mana saja yang butuh
tindakan pengendalian permanen. Sebagai latihan silahkan Anda identifikasi
potensi bahaya yang ada pada bengkel seperti pada gambar dibawah ini.
Teknik Otomotif | 9
Gambar 1. Identifikasi potensi bahaya pada bengkel
(https://katigaku.top/2015/06/15/contoh-identifikasi-bahaya-dan-resiko-keselamatan-kesehatan-
kerja/)
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah
melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia
(http://id.wikipedia.org/wiki/alat_pelindung_diri). Kecelakaan kerja adalah kejadian
yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan
kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai pada yang
paling berat. Untuk menghindari risiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas
laboratorium khususnya pada laboratorium kesehatan sebaiknya dilakukan
tindakan pencegahan seperti pemakaian APD, apabila petugas laboratorium tidak
menggunakan alat pengaman, akan semakin besar kemungkinan petugas
laboratorium terinfeksi bahan berbahaya, khususnya berbagai jenis virus.
10 | Teknik Otomotif
1) Jenis Alat Pelindung Diri
Jenis alat pelindung kepala seperti topi pelindung, helmet, dan caping. Gambar
alat pelidung kepala jenis helm berikut rambu keharusan memakai helm dapat
dilihat pada gambar 2. Sedangkan manfaat dari alat pelindung kepala adalah:
➢ Melindungi rambut pekerja supaya tidak terjerat mesin yang berputar
➢ Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan kimia
➢ Melindungi kepala dari benturan dan tertimpa benda
Alat pelindung telinga digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk
kedalam telinga (melindungi dari kebisingan). Disamping itu, dapat juga berfungsi
untuk melindungi pemakainya dari bahaya percikan api atau logam panas
terutama pada alat pelindung telinga jenis tutup telinga (ear muff). Terdapat 2 (dua)
jenis alat pelindung telinga yaitu sumbat telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear
muff) yang lebih efektif dibandingkan sumbat telinga.
Teknik Otomotif | 11
Gambar 3. Alat pelindung telinga
(https://tumpi.id/alat-pelindung-diri/)
Baju kerja merupakan salah satu jenis dari baju pengaman sebagai alat pelindung
badan. Alat ini berguna untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari
percikan api, panas, dingin, cairan kimia dan oli. Bahan baju kerja dapat terbuat
dari kain drill, kulit, plastik, asbes atau kain yang dilapisi 20 aluminium. Beberapa
persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baju kerja adalah
pemakaiannya harus fit, dan dalam keadaan tubuh. Sebaiknya tidak terlalu
kencang dan kaku sehingga tidak membatasi gerakan. Namun tidak terlalu longgar
sehingga mengundang bahaya tergulung mesin atau tercantol bagian-bagian
mesin yang menonjol hingga menyebabkan jatuh.
12 | Teknik Otomotif
d) Alat pelindung pernapasan.
Jenis alat pelindung tangan seperti sarung tangan/gloves, mitten/holder, pads. Alat
pelindung ini dapat terbuat dari karet, kulit, dan 21 kain katun. Sedangkan manfaat
dari alat pelindung tangan adalah melindungi tangan dari temperature yang
ekstrim baik terlalu panas/terlalu dingin; zat kimia kaustik; benda-benda berat atau
tajam ataupun kontak listrik.
Teknik Otomotif | 13
Gambar 6. Beberapa Jenis Alat Pelindung Tangan
(http://tanzamcdrop.blogspot.com/2012/09/k3-alat-alat-pelindung-diri.html)
Alat pelindung mata diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak
bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif, partikel
melayang, atau terkena raidasi gelombang elektromagnetik. Terdapat tiga jenis
alat pelindung diri mata yaitu kaca mata dengan atau tanpa pelindung samping
(side shild), goggles, (cup type and box type) dan tameng muka. Sedangkan
manfaat dari alat pelindung mata adalah:
➢ Melindungi mata dari percikan bahan kimia, debu, radiasi, panas, bunga api.
➢ Untuk melindungi mata dari radiasi
14 | Teknik Otomotif
Gambar 7. Beberapa Jenis Alat Pelindung Tangan
(http://jurnal-k3lh.web.id/2014/08/23/pengenalan-alat-pelindung-diri-apd-i/)
Jenis alat pelindung kaki seperti sepatu karet hak rendah. Alat pelindung kaki
dapat terbuat dari kulit yang dilapisi Asbes atau Chrom. Sepatu keselamatan yang
dilengkapi dengan baja diujungnya dan sepatu 22 karet anti listrik. Alat pelindung
kaki (safety shoes) ini berfungsi melindungi kaki dari
benturan/tusukan/irisan/goresan benda tajam, larutan bahan kimia, temperature
yang ekstrim baik terlalu tinggi maupun rendah, kumparan kawat-kawat yang
beraliran listrik, dan lantai licin agar tidak jatuh (terpeleset).
Teknik Otomotif | 15
2) Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu usaha
dalam melindungi tenaga kerja di tempat kerja /praktikan di laboratorium sehingga
dapat mencapai produktivitas yang optimal. Salah satu wujud dari penerapan K3
adalah dengan menggunakan APD secara disiplin. Pengunaan APD merupakan
suatu kewajiban. Pemanfaatan APD oleh tenaga kerja/praktikan sampai saat ini
masih merupakan masalah rumit dan sulit dipecahkan. Hal ini karena faktor disiplin
tenaga kerja/praktikan yang masih rendah. Tujuan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) adalah untuk melindungi tubuh dari bahaya pekerjaan yang dapat
mengakibatkan penyakit atau kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat
pelindung diri memegang peranan penting. Hal ini penting dan bermanfaat bukan
saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan (Septina, 2006). a) Manfaat APD
bagi tenaga kerja/praktikan:
➢ Tenaga kerja/ praktikan dapat bekerja dengan perasaan lebih aman untuk
terhindar dari bahaya-bahaya kerja
➢ Dapat mencegah kecelakan akibat kerja
➢ Tenaga kerja/ praktikan dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai
hak dan martabatnya sehingga tenaga kerja/ praktikan akan mampu bekerja
secara aktif dan produktif.
➢ Tenaga kerja/ praktikan bekerja dengan produktif sehingga meningkatkan
hasil produksi/prakteknya. Khusus bagi tenaga kerja, hal ini akan menambah
keuntungan bagi tenaga kerja yaitu berupa kenaikan gaji atau jaminan sosial
sehingga kesejahteraan akan terjamin
16 | Teknik Otomotif
3) Penatalaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Teknik Otomotif | 17
c. Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja
1) Pengertian Prosedur K3
2) Manfaat Prosedur K3
Mengingat dalam aktivitas pekerjaan kita tidak tahu risiko apa yang bisa muncul,
prosedur K3 memiliki banyak manfaat antara lain:
a) Menciptakan rasa aman bagi semua karyawan ketika mereka melaksanakan
tugas
b) Prosedur K3 yang diterapkan dengan baik bisa mendatangkan keuntungan
untuk perusahaan karena tidak perlu mengeluarkan dana tambahan berupa
kompensasi untuk karyawan yang mengalami cedera atau sakit selama
bertugas
18 | Teknik Otomotif
c) Penerapan prosedur K3, semua tugas dalam perusahaan dapat berjalan
efisien, efektif dan terarah.
Upaya pencegahan kecelakaan kerja sangat penting. Dan upaya ini harus
mendapatkan prioritas utama. Pencegahan kecelakaan kerja harus terus
dilakukan. Agar efektif, maka penyebab kecelakaan kerja harus dikenali terlebih
dahulu. Dengan mengenali penyebabnya, maka upaya pencegahan kecelakaan
kerja akan lebih terarah dan focus. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja. Dari yang sederhana sampai
yang rumit. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi
kecelakaan kerja:
Teknik Otomotif | 19
a) Rambu larangan
b) Rambu Peringatan
20 | Teknik Otomotif
c) Rambu Pertolongan
Teknik Otomotif | 21
3) Sediakan training yang sesuai dengan kebutuhan
Alat kerja yang tidak laik pakai bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan kerja. Dan akibatnya bisa sangat fatal. Maka program
pemeliharaan peralatan menjadi sangat penting untuk dilakukan secara
konsisten. Jangan lupa pula untuk melakukan pengecekan sebelum
digunakan, untuk memastikan kondisinya baik.
Kondisi tidak aman bisa muncul kapan saja. Bisa jadi anda yang
menemukannya. Memang, tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi ketika anda
menemukannya. Tapi, tahukah anda bahwa bisa jadi kondisi tidak aman
tersebut bisa menyebabkan kecelakaan kerja dan menimpa rekan kerja anda
satu menit kemudian? Maka, laporkan segera jika anda menemukan kondisi tidak
aman. Kapan pun. Lebih cepat akan lebih baik, supaya segera bisa segera
dilakukan tidak koreksi atau pengendalian bahaya.
Kadangkala orang salah persepsi. Karena ingin terlihat rajin, dalam kondisi
kurang fit atau sehat pun masih memaksakan bekerja. Tindakan seperti ini
sungguh sangat beresiko. Bukan hanya untuk yang bersangkutan, tapi dapat
22 | Teknik Otomotif
membahayakan pula orang lain. Minta ijin untuk istirahat dan memulihkan
kondisi kesehatan anda. Jauh lebih baik.
Dengan mengenal kondisi area pekerjaan, anda akan dapat dengan mudah
mengidentifikasi area mana saja yang memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain. Anda akan lebih berhati-hati ketika bekerja,
karena sudah tahu benar kondisinya.
1) Pengertian
APAR atau Alat Pemadam Api Ringan merupakan alat yang difungsikan sebagai
pemadam api atau alat untuk mengendalikan kebakaran yang kecil. Secara umum,
APAR berbentuk tabung yang berisi bahan pemadam api dengan tekanan tinggi.
Untuk itu, ketersediaan APAR sangat diwajibkan dalam pemenuhan keselatan
kerja di perusahaan guna menghindari terjadinya kebakaran yang dapat
mengancam keselamatan aset perusahaan dan para pekerjanya.
Dry Chemical Powder Fire Extinguisher atau APAR Serbuk Kimia ini berkomposisi
berupa serbuk kering kimia dari kombinasi Mono-amonium dan ammonium
sulphate. Selain itu, APAR dengan Dry Chemical Powder juga menjadi alat
pemadam api yang multifungsi. Hal itu dikarenakan secara efektif mampu
memadamkan kebakaran dalam semua kelas kebakaran yang meliputi Kelas A, B
ataupun C. Salah satu penggunaannya secara umum, yakni digunakan pada
mobil.
Teknik Otomotif | 23
b) Foam (AFFF) / Alat Pemadam Api (APAR) Busa
Untuk Foam Aqueous Film Forming Foam (AFFF) atau alat pemadam api busa ini
terbuat dari bahan kimia, namun yang dapat membentuk busa. APAR Busa AFFF
ini juga sangat efektif dalam memadamkan api yang disebabkan karena bahan-
bahan padat non-logam, di antaranya seperti pada kebakaran kelas A yang
meliputi kain, kertas dan karet, serta kebakaran kelas B yang meliputi alkohol,
minyak, dan solvent.
Seperti namanya, APAR Karbon Dioksida (CO2) ini memiliki komposisi utama
berupa Karbon Dioksida (Carbon Dioxide/CO2). Sedangkan untuk
penggunaannya, sangat tepat digunakan dalam kebakaran kelas B yang
disebabkan bahan-bahan cair yang mudah terbakar, serta kelas C yang
merupakan kebakaran akibat instalasi listrik bertegangan.
Untuk jenis APAR air ini memfungsikan air bertekanan tinggi sebagai bahan
pemadamannya. APAR air menjadi peralatan umum yang digunakan untuk
memadamkan api. Selain itu, APAR air juga menjadi jenis pemadam api yang
paling ekonomis. Sedangkan untuk penggunaannya, sangat tepat jika difungsikan
dalam kebakaran kelas A, seperti yang disebabkan oleh karet, plastik, kain, kertas,
maupun kebakaran kelas C yang disebabkan oleh instalasi listrik bertegangan.
24 | Teknik Otomotif
Tabel 2. Kelas kebakaran
(https://www.agenpemadamapi.com/memahami-jenis-kelas-dari-tipe-api/)
Pada materi ini hanya diambil IPK yang esensial yaitu Mengkomunikasikan data
informasi dan bukti ke rekan kerja dan atasan ditempat kerja. Untuk IPK yang lain
silahkan dibaca pada buku atau modul yang tertera pada referensi/daftar pustaka.
Teknik Otomotif | 25
Mengkomunikasikan data informasi dan bukti ke rekan kerja dan atasan
ditempat kerja
Informasi adalah hasil dari pengolahan data. Informasi tersebut dapat dalam
bentuk fisik dan nonfisik. Informasi bentuk fisik adalah informasi yang sudah
dicetak diatas kertas dalam bentuk “print-out” atau “hardcopy”. Sedangkan
informasi bentuk nonfisisk adalah informasi yang masih berada dalam komputer
yaitu pada ”harddisk” dan media komputer lainnya seperti disket dan pita magnetik.
Sesudah informasi terebut dihasilkan masih terdapat kegiatan lanjutan yang
dilakukan terhadap informasi, yang disebut sebagai kegiatan tindak lanjut
informasi (Information follow-up) tersebut adalah:
a. Mengkomunikasikan informasi
26 | Teknik Otomotif
(upward/bottom-up) dan dari atas ke bawah (down ward/top down). Arus informasi
dapat dialirkan dalam bentuk dokumen tertulis dan AVA atau antar komputer
melalui sebuah jaringan. Ada dua macam pengiriman informasi yaitu, pengiriman
fisik dan pengiriman nonfisik. Pengirim fisik informasi antara lain dapat dilakukan
dengan pos, kurir, faksimili. Disamping pengirimkan fisik dokumen dengan pos,
kurir, faksimil, informasi dapat dikirim melalui telex, telegram atau antar komputer
dengan surat elektronik (electronic mail/e-mail).
b. Penyimpanan
Menyimpan informasi dalam file-file seperti di kotak-kotak atau di cabinet arsip dan
lain-lain. Untuk keperluan pemakaian waktu yang akan datang disebut
penyimpanan (storing). Penyimpanan informasi perlu dilakukan bila informasi
tersebut bernilai tinggi dan masih akan dipakai sebagai bahan bukti, alat bantu
ingatan, atau referensi. Penyimpanan dapat disesuaikan dengan media informasi
itu berada. Media tersebut umumnya dari kertas, AVA atau media komputer.
c. Penemuan Kembali
Mencari kembali data dan informasi yang sudah disimpan, bila diperlukan oleh
manajemen atau untuk keperluan pekerjaan disebut penemuan kembali
(retrieving). Cara penemuan kembali tersebut tergantung kepada cara
penyimpanan yang digunakan. Untuk penyimpanan manual pencarian dapat
dilakukan petugas sesuai dengan sistem penyimpanan masing-masing, misalnya
menurut nama, subjek, geografis atau nomor. Untuk data dan informasi yang
dimasukkan dalam komputer, maka keperluan akan informasi dapat dicari melalui
prosedur komputer, bila memerlukan fisik informasinya, kita dapat menggunakan
indeks atau kode penyimpanan yang diprogramkan pada komputer, sehingga
tempat atau lokasi fisik informasinya disimpan dapat diketahui dan ditemukan.
d. Reproduksi
Teknik Otomotif | 27
pekerjaan pengolahan data, karena sudah merupakan pekerjaan informasi.
Berikut ini adalah ringkasan kegiatan tindak lanjut informasi dalam bentuk gambar
bagan kegiatan komunikasi, penyimpanan, penemuan kembali, dan reproduksi
yang berkaitan dengan alat yang digunakan.
28 | Teknik Otomotif
D. Rangkuman
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan. Tujuan dari K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan
dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga berfungsi untuk melindungi
semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif. Salah satu
penerapan K3 adalah pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri
(APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan praktikan dan orang di sekelilingnya,
Beberapa alat pelindung diri yang bisa digunakan antara lain: Alat Pelindung
Kepala; Alat Pelindung mata; Alat Pelindung Telinga; Alat Pelindung
Pernafasan/masker; Sepatu; dan Pakaian kerja. Alat pelindung diri merupakan
perengkapan keselamatan yang wajib digunakan selama pekerja melakukan
pekerjaan.
Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan
gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya yang dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung.
Informasi adalah hasil dari pengolahan data. Informasi tersebut dapat dalam
bentuk fisik dan nonfisik. Informasi bentuk fisik adalah informasi yang sudah
dicetak diatas kertas dalam bentuk “print-out” atau “hardcopy”. Kegiatan tindak
lanjut dari informasi (Information follow-up) adalah: mengkomunikasikan informasi,
penyimpanan, penemuan kembali, reproduksi
Teknik Otomotif | 29
Untuk lebih detail baca buku di daftar pustaka :
1. Teknik Ototronik bab 4: Prosedur K3
2. Modul PKB 2018: Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja
3. Modul PPG 2019: dasar Teknologi Otomotif
30 | Teknik Otomotif