Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amartya Alka F

Kelas : XI IPS

EKONOMI
Setelah membaca studi kasus diatas, lakukanlah analisis mengenai apa yang terjadi pada kasus
tersebut, termasuk ke dalam jenis inflasi apa, apa dampaknya bagi masyarakat, dan bagaimana cara
mengatasinya!

Jawaban :

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga, perkembangan harga pada bulan Oktober 2020
diperkirakan inflasi sebesar 0,04 persen (mtm), sehingga total inflasi pada bulan Oktober 2020
sebesar 0,93 persen (ytd), dan sebesar 1,41 persen (yoy) secara tahunan. Lalu penyumbang
utama inflasi atau naiknya harga pada periode laporan berasal dari komoditas cabai merah
sebesar 0,08 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,02 persen (mtm). Lalu minyak goreng dan
daging ayam ras masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm). Sementara itu, komoditas yang
menyumbang deflasi atau menurunnya harga adalah telur ayam ras sebesar -0,05 persen (mtm),
beras dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).
Bisa diartikan bahwa kenaikan inflasi ini kurang lebih disebabkan oleh komoditas cabai
merah, bawang merah, minyak goreng, dan daging ayam ras masing-masing. Ada juga deflasi
yang artinya menurunnya harga. Mungkin deflasi disini bisa terjadi karena tidak seimbangnya
arus uang dan arus barang, sehingga komoditas telur ayam ras, beras, dan emas perhiasan
mengalami deflasi.

 Inflasi disini termasuk kedalam jenis inflasi ringan, karena kenaikan harga masih di
bawah dari 10% per tahunnya. Inflasi tahun ini beda jauh dengan inflasi tahun
sebelumnya karena ada pandemi COVID-19, salah satu perubahan terbesar yang
diakibatkan Covid-19 pada inflasi ini adalah pergerakan inflasi yang memberi sinyal
penurunan daya beli.

 Dampak negatif utama dari inflasi ini adalah merugikan pembeli/konsumen. Karena pada
masa pandemi ini, banyak orang ter-phk sehingga menjadi pengangguran, otomatis
keuangan mereka pun menurun. Jangankan yang ter-phk, yang masih berkeja saat ini juga
banyak yang gaji nya menurun dari biasanya. Ada juga yang lainnya yang di rugikan oleh
inflasi, yaitu orang yang berpenghasilan tetap, pemberi pinjaman, pemilik tabungan
berupa uang, dan juga pemegang obligasi. Karena seiring naiknya harga, akan
menyulitkan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

 Tetapi di lain sisi, inflasi juga membawa dampak positif, yaitu pada kondisi tertentu
seperti ketika terjadi inflasi lunak, pengusaha akan terdorong untuk memperluas produksi
sehingga perekonomian meningkat. Para pengusaha mempunyai pendapatan yang lebih
tinggi dibandingkan kenaikan biaya produksinya. Jika harga barang naik (saat
inflasi), produsen akan terdorong untuk meningkatkan jumlah barangnya. Peningkatan
jumlah barang ini tentu akan meningkatkan penghasilan produsen. Sayangnya, inflasi
tetap akan memberikan dampak buruk bagi masyarakat dengan penghasilan tetap. Inflasi
juga memberikan keuntungan pada para pedagang, petani, spekulan, orang yang
berpenghasilan tidak tetap, peminjam atau debitor, pemilik kekayaan berupa harta tetap,
dan pemegang saham.

Menurut saya, cara mengatasi Inflasi ini adalah dengan menerapkan kebijakan Non
Moneter. Yaitu, meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar.
Untuk menambah jumlah barang, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan untuk
meningkatkan produksi. Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang,
penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga. Mempermudah masuknya barang
impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), serta melakukan pengawasan dan
distribusi barang. Sehingga inflasi dapat dikendalikan.

Anda mungkin juga menyukai