Anda di halaman 1dari 43

PENINGKATAN PRODUKSI PADI NASIONAL

DENGAN MEMINIMALKAN YIELD GAP PRODUKSI

Diah Setyorini

Balai Penelitian Tanah


Badan Litbang Pertanian

Disampaikan dalam Acara Kementan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian, BPPSDMP Vol. 29 Tahun 2021,
Jumat, 20 Agustus 2021
TARGET PEMBANGUNAN PERTANIAN
 Produktivitas tanaman meningkat (t/ha)
 Peningkatan produksi nasional (juta ton)
 Indeks pertanaman meningkat (IP 1-2 → IP 2-3)
 Peningkatan areal tanam (luasan dalam juta ha)
 Sistem budidaya tanaman padi diperbaiki
 Pendapatan petani meningkat → petani sejahtera

www.litbang.pertanian.go.id
LAHAN PERTANIAN DI INDONESIA Kendala kesuburan :
• LK : air, kesuburan dan
produktivitas tanaman
LAHAN KERING (LK) = 144 JUTA HA krn dosis pupuk rendah →
dapat ditingkatkan dengan
pemupukan dan
pembenah tanah
LAHAN SAWAH (LS) = 8,6 JUTA HA • LS : dosis pupuk tinggi, IP
tinggi, OPT → dapat
ditingkatkan dengan PHT
LAHAN RAWA (LR) = 34,9 JUTA HA • LR : pH rendah, keracunan
Fe, hara rendah, fragile →
dengan pengelolaan air,
pembenah tanah, pupuk
berimbang → hasil
meningkat
PRODUKTIVITAS PADI SAWAH

Hasil
Yield gap 1
dalam
Yield gap 1 = perbedaan antara
keadaan
Hasil (t ha-1)

Hasil dalam Yield gap 2 hasil dari potensi varietas dari


biotik dan
keadaan pemulia tanaman dengan
abiotik
biotik dan Hasil dalam penelitian/demplot (+ 20%)
optimum abiotik keadaan
kurang biotik dan Yield gap 2 = perbedaan antara
optimum abiotik tidak hasil penelitian/demplot
optimum dengan hasil petani (+ 20%)

Potensi hasil Hasil pada Hasil petani


demplot/penelitian
POTENSI HASIL dan HASIL AKTUAL
• Potensi hasil : hasil tanaman yang diperoleh dalam kondisi lingkungn
yang optimal (air dan nutrisi tidak terbatas) dan tidak ada gangguan
dari organisme lainnya → penelitian pemulia tanaman
• Hasil aktual : rataan hasil yang diperoleh petani dari suatu wilayah
dalam kondisi praktek pengelolaan atau budidaya yang dominan
(tanggal tanam, varietas, jarak tanam), sifat tanah selama minimal
3tahun → petani

• Yield gap/kesenjangan hasil : perbedaan antara potensi hasil dan


hasil aktual petani

Yield gap semakin meningkat → mengapa?


✓Kesenjangan hasil (yield gap) adalah perbedaan hasil antara potensi hasil
dan hasil aktual (Fisher, 2015; Martin et al., 2013; Cassman et al., 2016).
✓Lebarnya senjang hasil diantara hasil penelitian di kebun percobaan
(research station) dan praktek petani disebabkan karena:
• Kesuburan tanah menurun
• perubahan iklim (suhu, curah hujan), musim tanam (MK>MH),
• pengelolaan tanaman yang tidak optimal,
• kesuburan tanah alami, sifat kimia tanah (KTK, tekstur, Fe, EC),
• Pencemaran sumber air irigasi dan tanah pertanian
• dosis pupuk tidak tepat (efisiensi rendah),
• pengendalian hama dan penyakit tidak optimal
✓SOLUSI : teknologi spesifik lokasi, pengelolaan tanaman terpadu (BMP)
K TANAH SUBUR TANAH TIDAK SUBUR
• Indeks pertanaman 1-2x/tahun • Indeks pertanaman 2-3x/tahun
E •

Jerami dikembalikan ke lahan
Tanah sehat, subur
• Jerami dibakar, dikeluarkan dari lahan
• Tanah tidak sehat → C-organik tanah <2%
S •

Kadar C-organik >2%
Pupuk kimia tidak optimal • Pupuk kimia berlebihan optimal
U
B
U
R
A
N

T
A
N
A
H
PEMUPUKAN KIMIA BERLEBIHAN
→ TIDAK EFISIEN, KETIDAKSEIMBANGAN HARA TANAH, TANAH RUSAK

TANAH DAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN
TERGANGGU
TERCEMAR

8
PENGGUNAAN PUPUK KIMIA BERLEBIHAN
• Pupuk kimia (Urea, TSP, KCl, NPK, dll), pupuk organic, pupuk hayati
– Pertumbuhan tanaman terganggu mudah terserang hama penyakit
– Kesuburan tanah menurun → pupuk kimia mempunyai kemasaman cukup
tinggi → tanah menjadi masam
– Proses dekomposisi bahan organik tanah lebih cepat → kesuburan
menurun, kandungan dan akrivitas mikroba menurun
– Tanah menjadi keras dan sulit diolah
– Lapisan olah tanah menjadi dangkal
– Perairan tercemar logam berat
– Badan air, sungai, sumur penduduk tercemar nitrat, penyakit Minamata di
jepang
PERUBAHAN KANDUNGAN C ORGANIC TANAH SAWAH DI P JAWA

Source: Sulaeman et al. 2010


11
PERUBAHAN IKLIM
(EL-NINO DAN LA-NINA)
LAHAN SUBUR → TIDAK SUBUR
12

PENCEMARAN AIR IRIGASI


AIR TERCEMAR LIMBAH → TANAMAN RUSAK
13

SUMBER AIR
IRIGASI TEKNIS → POMPA → KEKERINGAN
14

EROSI TANAH
KONSERVASI TANAH TIDAK DILAKSANAKAN →
TANAH GUNDUL, TIDAK SUBUR
15

HAMA PENYAKIT
PERUBAHAN IKLIM, IP 3-4 → LEDAKAN HAMA PENYAKIT
16

LAPISAN TANAH DALAM → DANGKAL


BAGAIMANA
SOLUSI MEMINIMALKAN YIELD GAP
(KESENJANGAN HASIL)?
KEBUTUHAN HARA TANAMAN PADI
Jumlah hara N, P, dan K diangkut saat panen pada
kondisi pertumbuhan optimum → Harus dikembalikan
Rata-rata kg hara/Ha dengan hasil
Bagian tanaman 6,3-7,6 t Gabah
N P K
Jerami 30 – 55 3,5 - 7,0 90 – 120
Gabah 80 – 120 23 – 32 25 – 40
Gabah + Jerami 110 – 175 27 – 38 115 – 160
19

KEBUTUHAN HARA Unsur hara mana


yang kahat?
TANAMAN

Hukum Jusus Von Leibig 1840:


Produksi (air yang tertampung dalam tong)
ditentukan oleh unsur hara esensial yang
berada dalam keadaan paling minimum
20

KETERSEDIAAN UNSUR HARA TANAMAN


pH netral :
N, P, K, S, Ca, Mg
pH rendah (masam) :
- Fe, Mn, Bo, Cu, Zn
pH tinggi (alkalin) :
Mo, N, K, S, Ca, Mn, Bo
21

KEKURANGAN UNSUR HARA ESENSIAL


DATA PENELITIAN RESPON PEMUPUKAN
R E SPON PE MUPUKA N
PA DA PA DI SAWA H I R I G A SI
PR OVITA S 5 - 7 T /H A
o Provitas padi sawah irigasi > sawah
tadah hujan
NPK; 34

Hara
K; 8 o Respon pemupukan N, P, K terhadap
P; 8 peningkatan hasil gabah di lahan
N; 16
sawah tadah hujan > sawah irigasi
0 20 40 60 80 o Respon pemupukan NPK > N> K = P
Peningkatan hasil gabah (%) o Re-formulasi NPK untuk padi pada
R E SPON PE M UPUKA N lahan sawah berstatus hara P dan K
PA DA PA DI SAWA H TA DA H H UJA N tinggi → hara P dan K rendah, N tinggi
PR OVITA S 1, 8 7 - 4, 8 0 T /H A
o Jerami padi wajib dikembalikan ke
NPK; 73
lahan
K; 12
Hara
P; 15
N; 63 Produktivitas
lahan sawah tadah hujan
0 20 40 60 80 lebih mudah diungkit dari
Peningkatan hasil gabah (%) pada lahan sawah irigasi
R E SPON PE M UPUKA N PA DA KE DE LA I
DI LA H A N SAWA H
PR OVITA S 1, 5 - 1, 8 T /H A
• Provitas kedelai di lahan sawah > lahan
kering
NPK; 24 • Respon pemupukan P, K, NPK terhadap
Hara K; 23
peningkatan hasil biji kedelai di lahan kering
> lahan sawah
P; 20
• Respon pemupukan P > NPK > K

0 10 20 30 40 50 60
• Tanaman kedelai dapat mencukupi
Persen peningkatan hasil kedelai (%) kebutuhan N dari fiksasi N2 udara dengan
bantuan bakteri rhizobium,
R E S P O N P E M U P U K A N PA D A K E D E L A I
DI LAHAN KERING • Tanaman kedelai perlu dipupuk hayati
P R O V I TA S 1 , 0 - 1 , 3 T / H A
Rhizobium, Urea diberikan pada awal hanya
NPK; 34
sebagai starter dengan dosis rendah
Hara K; 19
• Perlu formula khusus untuk kedelai yaitu
NPK dengan kadar N rendah, P dan K tinggi
P; 48
atau pupuk PK saja.

0 10 20 30 40 50 60
Persen peningkatan hasil gabah (%)
% Peningkatan Produksi akibat Pemberian Pupuk NPK

178

73

34 34
24

Padi sawah Irigasi Padi sawah tadah Jagung Kedelai Sawah Kedelai LK
hujan

Dosis padi = 300 kg NPK/ha Provitas = 6,32 t GKG/ha


Dosis jagung = 400 kg NPK/ha Provitas = 7,57 t/ha
Dosis kedelai = 150 kg NPK/ha Provitas = 1,62 t /ha
PERBAIKAN KESUBURAN TANAH
DAN
DOSIS PEMUPUKAN
KESUBURAN LAHAN PERTANIAN SAAT INI
• Asupan bahan organik rendah (pupuk organik tidak dikembalikan ke
lahan, sisa tanaman dibakar atau dibawa ke tempat lain, pertanian
intensif)
• Tercemar pestisida, logam berat, limbah pabrik, polutan lainnya,
• Sifat kimia, fisik, biologi tanah rusak
• Pupuk kimia makin mahal namun aplikasi berlebihan sehingga petani
rugi, pencemaran lingkungan
• Dalam kondisi seperti ini, bagaimana bisa berproduksi dengan
maksimal dan produknya sehat??

www.litbang.pertanian.go.id
KESUBURAN TANAH PERTANIAN SAAT INI
• Indeks pertanaman 1-2x/tahun
• Jerami dikembalikan ke lahan
• Tanah sehat, subur
• Kadar C-organik >2%
Dulu.. • Pupuk kimia tidak optimal

• Indeks pertanaman 2-3x/tahun


• Jerami dibakar, dikeluarkan dari
lahan
• Tanah tidak sehat → C-organik
Kini.. tanah <2%
• Pupuk kimia berlebihan optimal

www.litbang.pertanian.go.id
TANAH YANG SUBUR

Tidak ada cacing


→ dangkal) Ada cacing →
lapisan dalam)
PETA KADAR C-ORGANIK TANAH PROV. JAWA BARAT

www.litbang.pertanian.go.id
BAGAIMANA MENINGKATKAN PRODUKSI DAN
KESUBURAN TANAH?
• Perbaikan kesuburan tanah (ameliorasi)
– Meningkatkan kadar bahan organik (C-organik) tanah → perbaikan sifat fisik, kimia,
biologi secara umum
– Menurunkan kemasaman tanah (meningkatkan pH tanah)→ kapur, dolomit, bahan
organik
– Kemampuan tanah menahan air/kelembaban → bahan organik, hidrogel
• Pemupukan spesifik lokasi → pemupukan berimbang, pengelolaan hara
terpadu (pupuk an-organic, organic, hayati)
• Pengelolaan tanah dan tanaman terpadu → varietas unggul, pemupukan
berimbang, pengendalian hama terpadu, irigasi hemat air,
PEMUPUKAN BERIMBANG

• Pemberian pupuk ke dalam tanah dalam jumlah dan jenis


sesuai dengan target hasil yang ingin dicapai (kebutuhan
hara tanaman) dan status atau tingkat kesuburan tanah
• Tidak semua tanaman butuh unsur hara yang sama
• Status kesuburan tanah dibagi menjadi kelas status hara
rendah (R), sedang (S) dan tinggi (T)
• Kekurangan unsur hara tanaman → ditambahkan dalam
bentuk pupuk.
BAGAIMANA KALAU
PEMUPUKAN TIDAK BERIMBANG?
• Terjadi kelebihan/kekurangan salah satu unsur hara makro/mikro
• Unsur hara yang paling sedikit/kurang → akan menentukan produktivitas →
hukum Minimum Leibig:
–Jika kurang → produksi dan kualitas hasil tanaman turun/tidak
optimal. Jangka panjang terjadi penurunan kesuburan tanah
–Jika berlebihan → tanaman keracunan, pencemaran tanah dan
lingkungan, eutrofikasi, levelling off
BAGAIMANA MENENTUKAN
REKOMENDASI PUPUK YANG TEPAT DAN EFISIEN?

Didasarkan pada tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan


tanaman:
– status hara rendah dipupuk banyak
– status hara sedang dipupuk sedang
– status hara tinggi dipupuk sedikit
DASAR REKOMENDASI
PUPUK AN-ORGANIK PADI SAWAH
1. Peta Peta Status Hara P dan K Lahan Sawah skala 1:50.000
2. Permentan No.40/2007 → Tabel Rekomendasi Per Kecamatan
3. Alat bantu (tools) : PUTS, BWD, PKDSS, Petak Omisi, PHSL,
4. Soil Sensor Kit (SSK) mengukur sifat fisik dan kimia tanah dengan sensor near
infra red (NIR) sebagai dasar rekomendasi pupuk
5. Sistem Informasi :
1. Kalender Tanam Terpadu (Katam Terpadu)
2. PKDSS, PHSL, Sipapudi
3. AgriDSS
PETA STATUS HARA FOSFAT TANAH SAWAH
Saat ini sedang dilakukan revisi Peta PK skala 1:250.000
REKOMENDASI DOSIS PUPUK
menjadi skala peta 1:50.000 PERANGKAT UJI TANAH,
PUTS, PUTK, PUTR
BERDASARKAN STATUS HARA TANAH

SI KATAM TERPADU
• Kirim pesan/sms ke nomor SMS-
Center 082-123-456-500 atau 082-123-
456-400 dengan format sebagai
berikut:
• TANYA <SPASI> [nama kecamatan
atau kabupaten atau provinsi atau
pulau atau nasional]
S O I L S E N S O R → TERBARU
SOIL SENSOR – terobosan teknologi advance menggunakan near infra red (NIR) dengan panjang gelombang
1300-2600 nm, yang digunakan untuk mengukur sifat kimia dan fisika tanah dan dilengkapi dengan
rekomendasi pemupukan.
STUDI KASUS PADA LAHAN SAWAH BERBIDANG
OLAH DANGKAL
DI SUBANG

PERBEDAAN HASIL ANTAR MUSIM

www.litbang.pertanian.go.id
HASIL GABAH KERING GILING → MH > MK
MT I MT II
---- ton/ha ----
Pengolahan tanah
1. Pengolahan tanah 25 cm 4,85 7,18
2. Pengolaahan tanah 15 cm 4,88 6,92
J
umlah irigasi
1. Irigasi 20 mm 4,78 7,01
2. Irigasi 40 mm 4,95 7,09

Dosis pupuk
1. NPK + 1 t/ha arang 4,82 7,03
2. NPK 4,72 7,06
3. NPK + 2 t/ha kompos 5,05 7,06
www.litbang.pertanian.go.id
JUMLAH HARA TERBAWA AIR IRIGASI
K PO4 NO3
----------- mg/liter -----------
Pengolahan tanah
1. Pengolahan tanah 25 cm 3,67 0,45 19,61
2. Pengolaahan tanah 15 cm 3,25 0,37 15,63

Jumlah irigasi
1. Irigasi 20 mm 3,26 0,38 18,70
2. Irigasi 40 mm 3,66 0,43 16,54

Dosis pupuk
1. NPK + 1 t/ha arang 1,88 0,17 22,45
2. NPK 4,81 0,62 23,18
3. NPK + 2 t/ha kompos 4,47 0,47 23,47
www.litbang.pertanian.go.id
PEMUPUKAN NITROGEN BERDASAR BWD

Pemupukan ke 2 (21 HST) Pemupukan ke 3 (35 HST)


Bagan Warna MK MH MK MH
Daun (BWD)
Kg Urea/ha
>4 50 75 75 125
=4 75 100 100 125
<4 100 125 125 175

SP36 dan KCl masing-masing 60 kg/ha

www.litbang.pertanian.go.id
PENELITIAN UNTUK MEMINIMALKAN YIELD GAP PADI SAWAH
• Mengirimkn kuisioner kepada PPL/petani di seluruh wilayah produksi
padi sawah
• Mengambil sampel tanah dan tanaman dari setiap wilayah
• Melakukan analisis tanah dan tanaman → membandingkan dengan
kondisi optimal
• Membandingkan data hasil actual dengan data produktivitas wilayah
• Melakukan penelitian kesuburan tanah dan pemupukan di lokasi yang
Gap ekstrem
• Pemetaan wilayah yang mempunyai Yield Gap lebar → wilayah
prioritas program peningkatan produktivitas
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai