Anda di halaman 1dari 11

STUDI KINERJA GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

UBRUG SUKABUMI

Fitrah Alamsyah1), Didik Notosudjono2), Hasto Soebagia3)

ABSTRAK

Energi listrik adalah energi yang sangat dibutuhkan pada masa saat ini, perkembangan dalam desain
kepembangkitan energi listrik semakin ditingkatkan dari skala pembangkitan kecil hingga skala
pembangkitan besar. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu sumber energi listrik bekerja
dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug Sukabumi dibangun pada tahun 1923 dengan daya
terpasang dengan kapasitas masing-masing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,94 MW serta unit #3 sebesar
6,48 MW. dengan total daya sebesar 18,36 MW.
Potensi daya yang dapat dibangkitkan dengan kapasitas masing-masing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,000
MW serta unit #3 sebesar 5,045 MW dengan total daya sebesar 15,045 MW lebih kecil dari daya yang
terpasang pada PLTA Ubrug dikarenakan debit air yang berkurang. Dari data di lapangan daya hasil
pengukuran lebih rendah terhadap beban potensi dan daya terpasang, ada juga daya hasil pengukuran
yang sama dengan hasil daya potensi. Hal ini disebabkan mesin yang sudah tua dan hutan dihulu sungai
yang berfungsi sebagai sumber resapan air banyak yang dialih fungsikan sebagai pemukiman warga,
kawasan industri dan paling utama masalah sampah yang terbawa oleh aliran air sungai Cicatih ikut
masuk bersama aliran air di saluran penghantar.

Kata kunci: Generator, Kinerja Pembangkit, PLTA.


pendukung yang ada, serta beberapa referensi
1. PENDAHULUAN bacaan dari internet yang komprehensif.
Sedangkan Analisa, dalam hal ini penelitian
1.1. Latar Belakang ditekankan bagaimana menganalisa sistem
dengan menggunakan persamaan-persamaan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bekerja dan data-data yang telah diperoleh dari studi
dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau
literatur yang ada dengan menerapkan pada
air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
studi kasus.
turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi
listrik (dengan bantuan generator). Namun, secara
2. LANDASAN TEORI
luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya
terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, 2.1. Generator
melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang
menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti Generator AC atau arus bolak-balik (juga disebut
tenaga ombak. generator sinkron/serempak atau alternator)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug adalah sumber utama dari semua energi listrik
dibangun pada tahun 1923 dengan daya terpasang yang kita pakai. Mesin tersebut adalah konverter
18.36 MW dengan tiga unit generator. Tiga unit energi terbesar di dunia. Generator adalah mesin
generator tersebut digerakan oleh tiga buah turbin air. yang menggunakan magnet untuk mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip
1.2. Tujuan Penulisan generator dengan sederhana dikatakan bahwa
tegangan diinduksikan pada konduktor apabila
Menganalisa karakteristik generator di PLTA konduktor digerakkan pada medan magnet
tersebut, mengkaji beban generator di PLTA sehingga memotong garis gaya. Generator
tersebut dan menghitung Estimasi potensi daya digerakkan oleh beberapa mesin mekanis (uap,
listrik yang dihasilkan pada PLTA tersebut. turbin air, mesin bensin atau motor listrik).
Generator AC memerlukan energi mekanis untuk
1.3. Metode Penulisan operasinya.
Metode penulisan yang dipakai yaitu studi
literatur dan Analisa data di lapangan. Studi
literatur atau metode kajian pustaka, yaitu
dilakukan dengan membaca buku-buku

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 1


2.2. Pengertian Daya Berikut adalah cara perhitungan potensi daya di
bawah ini:
Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan
jumlah energi listrik yang digunakan usaha. P = η . g . q . h .............................................. (2)
Untuk penggunaan sistem arus Ae tiga fasa, Dimana :
dikenal 3 daya yaitu: P = Kapasitas daya pembangkit (kW)
- Daya semu (apparent power) η = Efisiensi peralatan Elektromekanik (0,95)
Daya semu merupakan hasil perjumlahan g = Percepatan gravitasi (9,8 m/detik2)
secara vektoris antara daya aktif dengan daya q = Debit air (m3/detik)
reaktif. h = Tinggi jatuh (m)
- Daya aktif (active power)
Daya aktif merupakan daya listrik yang 2.3.2. Debit Air
terpakai yang dapat diubah menjadi daya
termis dan mekanis yang langsung dipakai Yang dimaksud dengan debit adalah jumlah air
oleh konsumen yang membutuhkan satuan yang mengalir melalui suatu penampang sungai
adalah Watt (W) Kilo Watt (KW) Mega Watt tertentu per satuan waktu. Debit dipengaruhi oleh
(MW), dan seterusnya. Daya Aktif untuk beberapa faktor, misalnya, oleh curah hujan,
sistem tiga fasa adalah: keadaan geologi, flora, temperatur, dan lain-lain,
= x (W………………... (1) di sebelah hulu sungai. Debit selalu berubah dari
- Daya reaktif (reactive power) musim ke musim dan dari hari ke hari. Berikut
Daya reaktif merupakan daya yang diperlukan adalah cara perhitungan debit air di bawah ini:
oleh rangkaian magnetisasi untuk suatu
peralatan listrik dan tidak langsung dipakai Q = V x A ..................................................... (3)
tetapi hanya untuk magnetisasi saja. Dimana :
Satuannya adalah Volt-ampere-reaktif (var), Q = debit air (m3/detik)
Kilovolt-ampere-reaktif (kvar), Megavolt- V = kecepatan aliran air (m/detik)
ampere-reaktif (mvar). A = luas penampang sungai (m2)

2.3. Prinsip Kerja PLTA Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara
luas penampang (A) saluran/aliran dengan
Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk kecepatan (V) aliran air yang dapat dilihat pada
perubahan tenaga dari tenaga air dengan persamaan:
ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga ........................................................... (4)
listrik, dengan menggunakan turbin air dan
Keterangan:
generator. V = Kecepatan aliran pelampung (m/det)
S = jarak dari titik A, ke titik B (m)
T = Waktu tempuh pelampung (det)

2.4. Konstruksi Sipil PLTA

2.4.1. Bendungan

Bendungan adalah tembok yang dibangun


Gambar 1. Prinsip Kerja PLTA Run off River melintasi sebuah sungai. Bendungan dapat
(Ir. Djiteng Marsudi; 2005; 88) dibuat dari tanah, batu, atau beton. Struktur
ini menghambat aliran sungai, sehingga
2.3.1. Potensi Daya menciptakan danau buatan yang dinamakan
waduk.
Pengertian potensi disini adalah gambaran
besaran kapasitas pembangkit listrik yang 2.4.2. Bangunan Ambil Air (intake)
mungkin dapat dikembangkan di suatu rencana
lokasi tertentu. Sesuai dengan sifat dasar dan Bangunan ambil air dapat dibuat bersambung
proses/mekanisme dari terbangkitkannya energi dengan atau dekat bendungan, atau terpisah sama
listrik yang bersumber dari tenaga air, ada 2 sekali, tergantung pada keadaan geografi atau
(dua) komponen utama yang menjadi dasar dari saluran airnya. Pada pokoknya saluran air yang
terjadinya proses pembangkitan tersebut. Dua berhubungan dengan bangunan ambil air
komponen tersebut adalah: Debit air dan tinggi merupakan terowongan tekanan (pressure
jatuh air (head).

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 2


tunnel), dan bangunan pelengkapnya, seperti selanjutnya dapat mengetahui jumlah kumulatif
pintu ambil air, saringan, dan lain-lain, dari rata-rata dalam tiap dua puluh empat jam.
Berikut adalah gambar kurva beban seperti
2.4.3. Saluran Pembawa (water way) terlihat pada gambar di bawah ini:

Tempat-tempat pengambilan air ditempatkan


pada bagian pemasukan dari saluran-saluran atau
terowongan-terowongan atau pipa-pipa melalui
mana air disalurkan ke pusat tenaga. Untuk
menentukan luas penampang saluran dapat
menggunakan persamaan 2.16 berikut ini :

A = ( b + m . h ) h............................................ (5)
Dimana :
A = luas penampang saluran (m2)
b = lebar dasar (m) Gambar 2. Kurva Beban
h = tinggi air (m) (M. M. Dandekar; 1991; 147)
m = kemiringan talud (nilai m = 1,5)
2.4.7. Saringan sampah
2.4.4. Kolam Pengendap Lumpur
Untuk mencegah sampah memasuki mulut
Apabila air dialirkan dari bendungan ambil air saluran, dipasanglah pos-pos penyaringan
(intake dam) maka perlu dibangun kolam sampah pada saluran pembawa air (water way)
pengendap lumpur di dekat bendungan tersebut, ada 2 (dua) cara penyaringan sampah pada
untuk menghindarkan masuknya tanah atau pasir saluran, yaitu:
ke dalam saluran air. Akan tetapi, apabila kolam a. Menggunakan garpu/garukan sampah
pengendap tidak dapat dibangun di sekitar (manual)
bendungan mengingat keadaan geografis atau b. Menggunakan automatic trash rake (ATR)
sebab-sebab lainnya, maka kolam tersebut dapat
dibuat sedikit lebih jauh dari bendungan tersebut. 2.4.8. Pipa Pesat (penstock)

2.4.5. Saluran Atas Sipon (syphon) Pipa tekan yang dipakai untuk mengalirkan air
dari tangki atas (head tank) atau langsung dari
Sipon adalah bangunan yang membawa air lewat bangunan ambil air ke turbin air disebut pipa
bawah jalan, melalui sungai atau saluran pesat (penstock). Saluran pipa tekan adalah nama
pembuang yang dalam. Antara saluran dan sipon umum bagi dasar atau terowongan yang dipakai
pada pemasukan dan pengeluaran diperlukan untuk menempatkan pipa pesat, blok angker
pengaliran yang cocok. Agar sipon dapat (anchor block) dan pelana (saddle), yang akan
berfungsi dengan baik maka sipon tidak boleh di menahan pipa pesat tersebut.
masuki oleh udara. Mulut sipon sebaiknya di Untuk menentukan luas penampang pipa pesat
bawah permukaan air hulu. Kedalaman air di atas dapat digunakan persamaan:
sisi atas sipon dari permukaan air, tergantung
An = ............................................... (6)
dari kemirigan dan ukuran sipon.
Dimana :
2.4.6. Kolam Tando Harian An = Luas penampang pipa pesat (m2)
D = Diameter pipa (m)
Kolam tando harian atau waduk pengimbang  Untuk menentukan Kecepatan dalam aliran
berfungsi untuk melayani fluktuasi jangka pipa pesat dapat digunakan persamaan
pendek, pada umumnya dilengkapi dengan berikut:
semacam penyimpan mikro dalam kolam dekat V= ...................................................... (7)
pembangkit tenaga. Perhitungan mengenai
kapasitas kolam untuk bermacam-macam kondisi Dimana :
aliran yang masuk bergaris sejajar dengan V = Kecepatan dalam aliran (m/det)
perhitungan mengenai penyimpanan air. Jika Q = Debit aliran (m3/det)
sudah diketahui kebiasaan aliran yang masuk D = Diameter pipa pesat (m)
dari jam ke jam setiap harinya, dapatlah kita
menghitung kebutuhan jam rata-rata dan

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 3


 Losses (kehilangan inggi tekan) pada saluran berputar. Corong dari penggerak berhubungan
penstok akibat saringan (trashrack) dapat langsung dengan generator, asalkan tenaga
digunakan persamaan berikut: mekanik yang penting tersalur pada generator.
Jadi, turbin-turbin menempati posisi kunci dalam
hs = kt ( )4/3 Sin .............................. (8) bidang teknik hidroelectric (hidrolistrik) dan
membentuk suatu bagian besar dari seluruh
hs = kehilangan tinggi tekan akibat pembangkitan.
saringan (m)
kt = koefisien kehilangan energi karena
bentuk kisi (0,5 untuk bentuk
persegi/ tegak, 0,05 untuk bentuk yang
dibulatkan)
tk = tebal kisi (m)
bk = jarak kisi (m)
= sudut pemasangan
v = kecepatan aliran (m/s)
g = gravitasi (9,8 m/s2)
 Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran
penstok akibat pemasukan dapat digunakan
persamaan berikut:
hp = K x ................................................. (9) Gambar 3. Diagram Aplikasi Berbagai Jenis
Dimana : Turbin
hp = Kehilangan tinggi tekan akibat (https://yokealjauza.wordpress.com/2014/02/2
pemasukan (m) 8/water-turbine)
K = Koefisien kecepatan (0,95)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
 Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran
penstok akibat belokan dapat digunakan
3.1. Kecepatan Aliran Air
persamaan berikut:
hb = Kb x ........................................... (10) Pengukuran kecepatan aliran air, dilakukan
sebanyak 3 kali pengukuran pada masing-masing
Dimana : titik, dengan jarak pengukuran 10 meter sehingga
hb= Kehilangan tinggi tekan akibat diperoleh kecepatan aliran air saluran penghantar
belokan (m) (V) dari hasil pengukuran dapat dihitung dengan
Kb=Koefisien belokan (0,67 dengan persamaan (2.13), misalnya pada saluran
belokan 50o) penghantar di titik A dengan 3 kali percobaan,
contoh pada percobaan 1 dengan jarak (S)
2.4.9. Bangunan sentral (power house) sepanjang 10 meter dengan waktu (T) 14,56
detik maka:
Bangunan sentral (power house) adalah nama V1 = = 0,686 m/det
umum bagi fasilitas yang berisikan turbin air,
generator dan mesin-mesin pembantu lainnya. Jadi waktu kecepatan air dititik A pada
Ada berbagai macam bangunan sentral menurut percobaan 1 adalah 0,686 m/det, dengan cara
bagiannya yang terletak di atas tanah dan yang sama dapat dihitung kecepatan air dititik A
menurut bentuk pondasi turbin air dan generator. pada percobaan 2 dan percobaan 3 sebagai
Pada umumnya apabila bangunan sentral berikut:
direncanakan pemilihan lokasi dan bentuk
V2 = = 0,678 m/det
bangunan atas tanahnya (super structure) penting
sekali. V3 = = 0,682 m/det

2.5. Penggerak Mula (Prime Mover) Turbin Jadi waktu kecepatan air di titik A pada
percobaan 2 dan 3 adalah 0,678 m/det dan 0,682
Turbin-turbin hidraulik, berhubungan erat m/det. Dengan cara yang sama dapat dihitung
dengan generator, fungsi utamanya adalah kecepatan aliran pada titik B dan titik C yang
mengubah energi air menjadi tenaga listrik. Air dapat dilihat pada tabel 4.1 hasil perhitungan
mengalir melalui turbin, memberi tenaga pada kecepatan air berikut:
penggerak (runner) dari turbin dan membuatnya

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 4


Tabel 4.1 Hasil Perhitungan digunakan adalah 10,25 m3/det, sehingga terlihat
Kecepatan Aliran Air pada Saluran Terbuka adanya penyusutan debit air, hal ini disebabkan
hulu sungai banyak beralih fungsi.
Kecepatan aliran
Jarak (m/detik) 3.4. Tinggi Jatuh Air Efektif
Percobaan
(m) Titik Titik Titik
A B C Untuk luas penampang penstock dapat dihitung
1 10 0,686 0,683 0,680 dengan persamaan berikut. Diameter penstock)
2 10 0,678 0,666 0,672 (D) memiliki ukuran 1,7 m untuk unit #1 dan
3 10 0,682 0,674 0,691 unit #2, yang dapat dilihat pada data teknis
penstock. Maka dari itu, dilakukan perhitungan
Kecepatan rata-rata disetiap titik dapat dihitung dengan persamaan (2.17) sebagai berikut:
sebagai berikut: An =
VrA =
= = 2,268 m2
= 0,682 m/det Jadi luas penampang penstock dengan
diameter penstock 1,7 m adalah 2,268 m2
VrB = Untuk kecepatan air dalam aliran penstock
dengan debit (Q) 7,905 m3/det dan diameter
= 0,674 m/det penstock 1,7 m dapat dihitung dengan persamaan
(2.18) sebagai berikut:
VrC =
V =
= 0,681 m/det
kecepatan rata-rata aliran air di saluran =
penghantar dapat dihitung sebagai berikut :
=
Vrtotal =
= 3,485 m/det.
= 0,678 m/det Jadi kecepatan air dalam ailiran penstock
Jadi kecepatan rata-rata aliran air di saluran adalah 3,485 m/det.
penghantar adalah 0,678 m/det. Untuk losses (kehilangan energi) pada saluran
penstock akibat saringan (trashrack) dengan
3.2. Analisa Penampang Aliran Air koefisien kehilangan energi karena bentuk kisi
sebesar 0,5, tebal kisi 0,01 m, jarak antar kisi
Luas penampang aliran air saluran penghantar 0,028 m, sudut pemasangan 45o dapat dihitung
dengan lebar dasar (b) 2 meter, tinggi air (h) 2,2 dengan persamaan (2.19) sebagai berikut:
meter dan kemiringan (m) 1,5 dapat dihitung
dengan persamaan 2.5 berikut : ht = kt Sin
A = (b+m.h)h
= ( 2 + 1,5 . 2,2 ) 2,2 = 0,5 Sin 45
= 11,66 m2 = 0,5 x 0,253 x 0,7 x 0,619
Jadi dari hasil analisa tersebut didapat luas aliran = 0,0548 m
air disaluran penghantar sebesar 11,66 m2, Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran
dengan kedalaman air 2,2 meter. penstock akibat saringan (trashrack) adalah
0,0548 m.
3.3. Analisa Debit Air Saluran Penghantar Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran
penstock akibat pemasukan pada pipa dengan
Setelah didapatkan luas penampang pada saluran koefisien kecepatan 0,95 dapat dihitung dengan
air (A) yaitu 11,66 m2 dan kecepatan rata-rata persamaan (2.20) sebagai berikut:
aliran air saluran penghantar (V) yaitu 0,678
hp =Kx
m/det maka debit air saluran penghantar (Q)
dapat dihitung dengan persamaan (2.14) berikut: = 0,95 x
Q = V x A (m3/det)
= 0,678 x 11,66 = 0,95 x 0,619
= 7,905 m3/det = 0,5880 m
Jadi dari hasil analisa tersebut didapat debit Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran
air saluran penghantar sebesar 7,905 m3/det. penstock akibat pemasukan pada pipa adalah
Berdasarkan data diperoleh bahwa debit yang 0,588 m.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 5


Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran = 5.000.265,656 Watt
penstock akibat belokan dengan koefisien = 5.000,265 kW
belokan 0,67 dapat dihitung dengan persamaan = 5,000 MW
(2.21) sebagai berikut: Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh
hb = Kb x turbin generator unit #2 sebesar 5,00 MW.

= 0,67 x 3.7. Potensi Daya Unit #3


= 0,67 x 0,619 Dengan memasukan nilai efisiensi turbin
= 0,4147 m bersama generator sebesar 0,95 maka potensi
Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran daya output unit #3 adalah:
penstock akibat belokan pada pipa adalah 0,4147 Pt = 9,8 m/detik2 x 7,905 m3/detik x 68,5595 m x
m. 0,95 x 1000 kg/m3
Kehilangan tinggi tekan total dapat dihitung = 5.045.674,11 kg m2/detik3
sebagai berikut: = 5.045.674,11 Joule/detik
htotal = 0,0548 + 0,5880 + 0,4147 = 5.045.674,11 Watt
= 1,0575 m = 5.045,674 kW
Jadi tinggi jatuh efektif yang tersedia dengan = 5,045 MW
tinggi total 69 m adalah: Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh
Heff = 69 – 1,0575 turbin generator unit #3 sebesar 5,045 MW.
= 67,9425 m Total potensi daya yang dibangkitkan di
PLTA Ubrug adalah sebagai berikut:
sedangkan unit #3 memiliki ukuran 1,8 m Ptotal = unit #1 + unit #2 + unit #3
yang dapat dilihat pada data teknis penstock. = 5,000 + 5,000 + 5,045
Kehilangan tinggi tekan total dapat dihitung = 15,045 MW
sebagai berikut: Jadi total potensi daya yang dapat
htotal = 0,0435 + 0,4674 + 0,3296 dibangkitkan di PLTA Ubrug sebesar 15,045
= 0,8405 m MW.
Jadi tinggi jatuh efektif yang tersedia dengan
tinggi total 69,4 m adalah: 3.8. Analisa Daya Terpasang
Heff = 69,4 – 0,8405
= 68,5595 m Secara teoritis output daya terpasang yang
dibangkitkan oleh PLTA Ubrug dapat dihitung
3.5. Potensi Daya Unit #1 dengan persamaan (2.7) dengan melihat
nameplate atau data teknis yang ada pada
Dengan memasukan nilai efisiensi turbin masing-masing generator dan turbin yang ada
bersama generator sebesar 0,95 maka potensi pada PLTA Ubrug. maka output daya terpasang
daya output unit #1 adalah: adalah sebagai berikut:
Pt = 9,8 m/detik2 x 7,905 m3/detik x 67,9425 m x
0,95 x 1000 kg/m3 3.8.1. Daya Terpasang Unit #1
= 5.000.265,656 kg m2/detik3
= 5.000.265,656 Joule/detik Dengan memasukan data yang diperoleh dari
= 5.000.265,656 Watt nameplate atau data teknis turbin dan generator
= 5.000,265 kW unit #1 maka daya terpasang adalah sebagai
= 5,000 MW berikut:
Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh P#1 = x 6.300 V x 605 A x 0,9
turbin generator unit #1 sebesar 5,000 MW. = 5.941 kW
= 5,94 MW
Jadi output daya yang terpasang oleh
3.6. Potensi Daya Unit #2 generator sebesar 5,94 MW.
Dengan memasukan nilai efisiensi turbin 3.8.2. Daya Terpasang Unit #2
bersama generator sebesar 0,95 maka potensi
daya output unit #2 adalah: Dengan memasukan data yang diperoleh dari
Pt = 9,8 m/detik2 x 7,905 m3/detik x 67,9425 m x nameplate atau data teknis turbin dan
0,95 x 1000 kg/m3 generator
= 5.000.265,656 kg m2/detik3 unit #2 maka daya terpasang adalah sebagai
= 5.000.265,656 Joule/detik berikut:

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 6


P#2 = x 6.300 V x 605 A x 0,9
= 5.941 kW
= 5,94 MW
Jadi output daya yang terpasang oleh generator
sebesar 5,94 MW.

3.8.3 Daya Terpasang Unit #3

Dengan memasukan data yang diperoleh dari


nameplate atau data teknis turbin dan generator
unit #3 maka daya terpasang adalah sebagai
berikut:
P#3 = x 6.300 V x 660 A x 0,9 Gambar 4.Grafik Karakteristik Beban Harian
= 6.481 kW
= 6,48 MW Berdasarkan data yang diambil dari hari senin,
Jadi output daya yang terpasang oleh 14 Nopember 2016 sampai dengan hari minggu,
generator sebesar 6,48 MW 20 Nopember 2016, beban terendah terjadi hari
Total daya terpasang di PLTA Ubrug adalah selasa sebesar 152,5 MW. Hal ini disebabkan
sebagai berikut: oleh tidak beroperasinya unit #1 dan Unit #2
Ptotal = unit #1 + unit #2 + unit #3 berhenti beroperasi pada jam 12.00 – 24.00 WIB,
= 5,94 + 5,94 + 6,48 dengan dioperasikan nya 1 (satu) unit generator,
= 18,36 MW maka beban menjadi rendah, sedangkan beban
Jadi total output daya yang terpasang di tertinggi terjadi pada hari senin sebesar 229,5
PLTA Ubrug sebesar 18,36 MW. MW. Hal ini disebabkan oleh debit air yang
mencukupi dan beroperasinya unit #2 dan Unit
3.9. Karakteristik Beban #3. Berikut adalah gambar grafik karakteristik
beban mingguan seperti terlihat pada gambar di
Pada analisa sebelumnya telah diketahui bahwa bawah ini:
debit air saluran penghantar sebesar 7,905 m 3/s
hanya mampu membangkitkan potensi daya
dengan kinerja sebesar 15,045 MW. Berdasarkan
data diperoleh bahwa debit yang digunakan
adalah 10,25 m3/s mampu membangkitkan daya
dengan kinerja sebesar 18,36 MW, sehingga
terlihat adanya penyusutan debit air. Hal ini
disebabkan oleh hutan dihulu sungai yang
berfungsi sebagai sumber resapan air banyak
yang dialih fungsikan sebagai pemukiman
warga, kawasan industri dan paling utama
masalah sampah yang terbawa oleh aliran air
sungai Cicatih ikut masuk bersama aliran air di Gambar 5. Grafik Karakteristik Beban
saluran penghantar yang merupakan kendala Mingguan
Operasi Unit Pembangkit PLTA Ubrug. Akibat
dari penyusutan debit air, PLTA Ubrug Berdasarkan data yang diambil dari hari selasa,
Sukabumi mengalami penurunan kinerja karena 01 Nopember 2016 sampai dengan hari rabu, 30
debit air yang digunakan untuk menggerakkan Nopember 2016, beban terendah terjadi kamis 01
turbin air berkurang, akibatnya daya yang Nopember 2016 sebesar 77,5 MW. Hal ini
dihasilkan PLTA Ubrug Sukabumi juga disebabkan oleh tidak beroperasinya unit #1 dan
berkurang. Unit #3, dengan dioperasikan nya 1 (satu) unit
Berdasarkan data yang diambil pada tanggal 03 generator, maka beban menjadi rendah,
Nopember 2016 beban puncak terjadi pada jam sedangkan beban tertinggi terjadi pada hari
11.00 - 15.00 WIB sebesar 9,5 MW. Hal ini senin, 14 Nopember 2016 sebesar 229,5 MW.
dikarenakan terjadinya peningkatan debit air Hal ini disebabkan oleh debit air yang
pada jam tersebut, dengan dioperasikan nya 2 mencukupi dan beroperasinya unit #2 dan Unit
(dua) unit generator, dan beban terendah pada #3. Berikut adalah gambar grafik karakteristik
jam 22.00 - 24.00 WIB. Berikut adalah gambar beban bulanan seperti terlihat pada gambar di
grafik karakteristik beban harian seperti terlihat bawah ini:
pada gambar di bawah ini:

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 7


KTH (Kolam Tandon Harian) dirasa cukup
untuk menaikkan daya yang dihasilkan turbin
generator, keadaan daya sebesar 4 MW bertahan
sampai jam 06.00 WIB. Pada jam 07.00 WIB
daya meningkat menjadi 4,5 MW, dikarenakan
tinggi muka air di KTH dirasa cukup untuk
menaikkan daya yang dihasilkan turbin
generator, keadaan daya sebesar 4,5 MW
bertahan sampai jam 10.00 WIB. Pada jam 11.00
WIB daya menurun kembali menjadi 4 MW
karena tinggi muka air di KTH yang mengalami
Gambar 6. Grafik Karakteristik Beban Bulanan pengurangan. Kondisi tersebut bertahan sampai
dengan jam 24.00 WIB. Berdasarkan gambar 4.4
3.10. Studi Kinerja PLTA Ubrug grafik perbandingan beban harian unit #1 di
PLTA Ubrug Sukabumi kinerja turbin generator
Dalam analisa untuk perhitungan kinerja PLTA kurang maksimal karena ada potensi yang
Ubrug, dilakukan perbandingan antara daya kurang dimanfaatkan. Berikut adalah gambar
potensi yang dapat dibangkitkan, hasil grafik perbandingan beban bulanan Unit #1
pengukuran kinerja turbin generator dan daya seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
yang terpasang pada unit pembangkit seperti
yang dimuat pada tabel perbandingan beban.
Berikut adalah perbandingan beban masing-
masing unit pembangkit.

3.10.1. Perbandingan Kinerja Unit #1

Berdasarkan data tabel perbandingan beban


dilakukan perbandingan kinerja antara daya
terpasang, daya pengukuran dan daya potensi.
Daya hasil pengukuran lebih rendah
dibandingkan dengan daya potensi dan daya
terpasang. Hal ini disebabkan oleh debit air yang
kurang dan kondisi mesin unit #1 yang hanya Gambar 8. Grafik Perbandingan Beban Bulanan
digunakan sebagai cadangan.Berikut adalah Unit #1
gambar grafik perbandingan beban harian Unit
#1 seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Berdasarkan gambar 4.5 grafik perbandingan
beban bulanan unit #1 di PLTA Ubrug Sukabumi
yang diambil pada bulan Desember 2016, unit #1
hanya beroperasi pada tanggal 18 Desember
2016 sampai dengan tanggal 22 Desember 2016.
Beban tertinggi terjadi pada tanggal 21
Desember 2016 sebesar 101,5 MW dan beban
terendah terjadi pada tanggal 18 Desember 2016
sebesar 53 MW. Berdasarkan gambar 4.5 grafik
perbandingan beban bulanan unit #1 kinerja
turbin generator unit #1 kurang maksimal karena
ada potensi yang kurang dimanfaatkan dan
kinerja turbin generator unit #1 hanya bekerja
sebagai unit cadangan.
Gambar 7. Grafik Perbandingan Beban
Harian Unit #1 3.10.2. Perbandingan Kinerja Unit #2

Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban Berdasarkan data tabel perbandingan beban
harian unit #1 di PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada hari rabu, 23 Nopember 2016, daya
diambil pada 19 Desember 2016, hanya unit #1 hasil pengukuran fluktuatif terhadap daya potensi
yang beroperasi, sedangkan unit #2 dan unit #3 dan daya terpasang. Hal ini disebabkan oleh
tidak beroperasi. Kondisi daya pada jam 00.00 debit air yang dipengaruhi oleh cuaca dan
WIB sebesar 4 MW. karena tinggi muka air di

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 8


kondisi mesin yang sudah tua sehingga
mengurangi kinerja dari unit itu sendiri.
Berikut adalah gambar perbandingan beban
harian Unit #2 seperti terlihat pada gambar di
bawah ini:

Gambar 10. Grafik Perbandingan Beban Bulanan


Unit #2

Gambar 9. Grafik Perbandingan Beban Harian Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban
Unit #2 bulanan unit #2 di PLTA Ubrug Sukabumi yang
Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban diambil pada bulan Nopember 2016, unit #2
harian unit #2 di PLTA Ubrug Sukabumi yang beroperasi 1 (satu) bulan penuh. Daya tertinggi
diambil pada 23 Nopember 2016. Kondisi daya terjadi pada tanggal 09 Nopember 2016 sebesar
pada jam 00.00 WIB sebesar 2,5 MW. karena 123 MW dan daya terendah terjadi pada tanggal
tinggi muka air di KTH (Kolam Tandon Harian) 16 Nopember 2016 sebesar 42,5 MW.
terjadi penurunan. Pada jam 07.00 WIB daya Berdasarkan gambar 4.7 grafik perbandingan
beban meningkat menjadi 4,5 MW, dikarenakan beban bulanan unit #2 kinerja turbin generator
tinggi muka air di KTH dirasa cukup untuk unit #2 kurang maksimal karena ada potensi
menaikkan daya yang dihasilkan turbin yang kurang dimanfaatkan tetapi pada tanggal 09
generator, keadaan daya sebesar 4,5 MW Nopember 2016 daya pengukuran sama dengan
bertahan sampai jam 07.00 WIB. Pada jam 08.00 daya potensi.
WIB daya menurun menjadi 3 MW karena tinggi
muka air di KTH yang mengalami pengurangan. 3.10.3. Perbandingan Kinerja Unit #3
Kondisi tersebut bertahan sampai dengan jam
10.00 WIB. Pada jam 11.00 WIB daya menurun Berdasarkan data perbandingan beban diambil
kembali menjadi 2,5 MW karena tinggi muka air pada hari rabu, 15 Desember 2016, daya hasil
di KTH yang mengalami pengurangan. Kondisi pengukuran lebih rendah terhadap daya potensi
tersebut bertahan sampai dengan jam 13.00 WIB. dan daya terpasang. Hal ini disebabkan oleh
Pada jam 14.00 WIB daya menurun kembali debit air yang dipengaruhi oleh cuaca dan
menjadi 2,5 MW karena tinggi muka air di KTH kondisi mesin yang sudah tua sehingga
yang mengalami pengurangan. Kondisi tersebut mengurangi kinerja dari unit itu sendiri.
bertahan sampai dengan jam 19.00 WIB. Pada Berikut adalah gambar perbandingan beban
jam 20.00 WIB daya meningkat menjadi 5 MW, harian Unit #3 seperti terlihat pada gambar di
dikarenakan tinggi muka air di KTH dirasa bawah ini:
cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan
turbin generator, keadaan daya sebesar 5 MW
bertahan sampai jam 24.00 WIB.
Berikut adalah gambar grafik perbandingan
beban bulanan Unit #2 seperti terlihat pada
gambar di bawah ini:

Gambar 11. Grafik Perbandingan Beban Harian


Unit #3

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 9


Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban 4. KESIMPULAN
harian unit #2 di PLTA Ubrug Sukabumi yang
diambil pada 23 Nopember 2016. Kondisi daya Berdasarkan hasil studi kinerja generator
pada jam 00.00 WIB sebesar 3 MW, keadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air Ubrug Sukabum,
daya sebesar 3 MW bertahan sampai jam 06.00 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
WIB. Pada jam 07.00 WIB daya menurun  Berdasarkan data di lapangan daya
menjadi 2,5 MW karena tinggi muka air di KTH terpasang dengan kapasitas masing-
yang mengalami pengurangan. Kondisi tersebut masing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,94
bertahan sampai dengan jam 10.00 WIB. Pada MW serta unit #3 sebesar 6,48 MW.
jam 11.00 WIB daya meningkat menjadi 3 MW, dengan total daya sebesar 18,36 MW
dikarenakan tinggi muka air di KTH dirasa Tetapi hanya 2 (dua) unit yang
cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan dioperasikan secara terpisah karena
turbin generator, keadaan daya sebesar 3 MW keterbasan air.
bertahan sampai jam 18.00 WIB. Pada jam 19.00  Dari hasil perhitungan potensi daya,
WIB daya meningkat menjadi 4 MW, daya yang dapat dibangkitkan dengan
dikarenakan tinggi muka air di KTH dirasa kapasitas masing-masing unit #1 dan
cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan Unit #2 sebesar 5,000 MW serta unit #3
turbin generator, keadaan daya sebesar 4 MW sebesar 5,045 MW dengan total daya
bertahan sampai jam 24.00 WIB. sebesar 15,045 MW lebih kecil dari daya
Berikut adalah gambar grafik perbandingan yang terpasang pada PLTA yang
beban bulanan Unit #3 seperti terlihat pada digunakan yaitu sebesar 18,36 MW,
gambar di bawah ini: karena debit air yang berkurang.
 Secara analisa debit air yang ada di
sungai Cicatih hanya cukup
menggerakkan 2 (dua) unit pembangkit
yang ada di PLTA Ubrug.
 Dari hasil analisa kinerja, daya hasil
pengukuran lebih rendah terhadap beban
potensi dan daya terpasang, ada juga
daya hasil pengukuran yang sama
dengan hasil daya potensi. Hal ini
disebabkan mesin yang sudah tua dan
hutan di hulu sungai yang berfungsi
sebagai sumber resapan air banyak yang
dialihfungsikan sebagai pemukiman
warga, kawasan industri dan paling
Gambar 12. Grafik Perbandingan Beban Bulanan utama masalah sampah yang terbawa
Unit #3 oleh aliran air sungai Cicatih ikut masuk
bersama aliran air di saluran penghantar.
Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban
bulanan unit #3 di PLTA Ubrug Sukabumi yang 5. DAFTAR PUSTAKA
diambil pada bulan Nopember 2016, unit #3
beroperasi 1 (satu) bulan dan pada tanggal 9 Akbar. 2012. tajilapak.wordpress.com. Turbin.
Nopember 2016 unit #3 tidak beroperasi. Daya Diakses kembali pada tanggal 09
tertinggi terjadi pada tanggal 28 Nopember 2016 Desember 2016.
sebesar 124,5 MW dan daya terendah terjadi
pada tanggal 10 Nopember 2016 sebesar 6,5 Alfatih, Moery. 2009.
MW. Berdasarkan gambar 4.9 grafik fadhilsttpln07.blogdetik.com.
perbandingan beban bulanan unit #2 kinerja Penggunaan Turbin Cross-Flow Pada
turbin generator unit #2 kurang maksimal karena Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
ada potensi yang kurang dimanfaatkan tetapi Diakses kembali pada tanggal 09
pada tanggal 28 Nopember 2016 daya Desember 2016
pengukuran sama daya potensi.
Almahali, Jalaludin. 2009. Evaluasi Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug
Sukabumi. Bogor: Universitas Pakuan.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 10


Arismunandar, Artono Kuwahara Susumu. 2004. Sedya Sebayang. 2002. Evaluasi Pembangkit
Teknik Tenaga Listrik Jilid I. Listrik Tenaga Mini Hidro. Bandung.
Pembangkitan Dengan Tenaga Air.
Jakarta: PT Pradnya Paramita. Sidharta, S.K. 1997. Irigasi Dan Bangunan Air.
Jakarta: Gunadarma.
Arismunandar, Wiranto. 1977. Penggerak Mula,
Turbin. Bandung: Insitut Teknologi Suyitno M. 2014. Pembangkit Energi Listrik.
Bandung. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dandekar, M.M. dan Sharma. K.N. 1991. Wijaya, Mochtar. 2001. Dasar Dasar Mesin
Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta: Listrik. Jakarta: Djambatan.
Universitas Indonesia.
RIWAYAT HIDUP
Hasbi, 2014. yokealjauza.wordpress.com Mesin
Konversi Energi Water Turbine. Diakses 1. Fitrah Alamsyah, S.T, Alumni Tahun 2017
kembali pada tanggal 09 Desember Program Studi Elektro – Fakultas Teknik –
2016. Universitas Pakuan Bogor.
2. Prof. Dr. Rer. Pol. Ir. H. Didik
Ismanto, Ardi. 2012. konservasi- Notosudjono, M.Sc, Guru Besar dan Staf
bidang1ntt.blogspot.co.id Pengukuran Dosen Program Studi Elektro - Fakultas
Debit Air Secara Sederhana. Diakses Teknik – Universitas Pakuan Bogor .
kembali pada tanggal 09 Desember 3. Dr. Ir. Hasto Soebagia, M.Eng. Staf Dosen
2016. Program Studi Elektro - Fakultas Teknik –
Universitas Pakuan Bogor.
Jonsen. 2006. Pemodelan Hidrograf
Menggunakan Pendekatan Geomorfologi
(Studi Kasus Sub Daerah Aliran Sungai
Cicatih). Bogor: Institut Pertanian Bogor
(IPB).

Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi


Listrik. Jakarta: Erlangga.

Permatasari, R. 2008. eprints.undip.ac.id


Pembangkit Listrik Tenaga Air. Diakses
kembali pada tanggal 23 Oktober 2016

Petruzella, Frank D. 2002. Elektronik Industri.


Yogyakarta: Andi.

Pramana, Kurniawan. 2011.


kurniawanpramana.wordpress.com.
Generator Sinkron. (Diakses kembali
pada tanggal 15 Oktober 2016)

Profil Pembangkit Lisrrik Tenaga Air (PLTA)


Ubrug Sukabumi. Indonesia Power.
Sukabumi.

Putro, Yogi Suryo Setyo, 2016. Studi


Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) Di Sungai Atei
desa Tumbang Atei Kecamatan
Sanamang Mantikai Kabupaten
Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.
Malang: Universitas Brawijaya.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 11

Anda mungkin juga menyukai