Oleh :
Nama : Farhah Nahdia Kamilah
NIM : P17220193026
I. Definisi
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau
kurang dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Dengan kelahiran yang
prematur menyebabkan sebagian besar organ tubuhnya belum berfungsi dengan
baik sehingga memerlukan perawatan khusus.
Sindrom gawat nafas atau RDS (Respiratory Distress Syndrome) atau
HMD (Hyaline membrane disease) merupakan penyakit pernafasan yang
mempengaruhi bayi kurang bulan (Hermansen & Lorah, 2007). Kegawatan nafas
pada neonatus merupakan masalah yang dapat menyebabkan henti nafas bahkan
kematian, sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru
lahir (Kosim, 2012).
Kegawatan nafas pada neonatus merupakan masalah klinis yang serius,
yang berhubungan dengan tingginya morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan
(Angus, 2010). Salah satu penyebab kematian untuk masalah respirasi pada bayi
baru lahir adalah Respiratory Distress Syndome. Respiratory Distress Syndrome
(RDS) adalah kesulitan atau terjadinya disfungsi pernapasan pada neonatus yang
dikarenakan beberapa hal, yaitu pada masa maternal seperti riwayat penyakit pada
ibu (hipertensi dan diabetes); masa fetal seperti bayi lahir prematur dan kelahiran
ganda; masa persalinan seperti kehilangan darah yang berlebih, postmaturitas,
secsio secaria); dan masa neonatal dikarenakan infeksi dan asfiksia neonatorum
(Soleh dkk, 2012).
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah
lahir. Penimbangan ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah berat bayi
lahir normal atau rendah. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) atau low birth
weight infant didefinisikan sebagai semua berat bayi yang baru lahir dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR bayi dikategorikan menjadi tiga,
antara lain:
a) Berat bayi lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2499 gram.
b) Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1499 gram.
c) Berat bayi lahir amat sangat rendah (BBLASR) dengan berat lahir <1000
gram (WHO, 2006).
Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun memiliki
risiko pada bayi untuk terjadi BBLR. (Fortey dan Whitone, 2010).
II. Patofisiologi
III. Etiologi
Penyebab kegagalan pernafasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu,
faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan.
a. Faktor ibu :
Hipoksia pada ibu
Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Gravida empat atau lebih
Sosial ekonomi rendah
Penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin seperti
hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, dan lain-lain.
b. Faktor plasenta :
Solusio plasenta
Perdarahan plasenta
Plasenta kecil
Plasenta tipis
Plasenta tidak menempel pada tempatnya.
d. Faktor persalinan :
Partus lama
Partus dengan tindakan dan lain-lain.
IV. Gejala/Tanda
Tanda dan gejala sindrom gawat pernapasan (RDS) biasa nya terjadi pada
saat lahir atau dalam beberapa jam pertama yang mengikuti, termasuk (NHLBI,
2012):
1) Pemapasan Cepat dan dangkal
2) Retraksi dada
3) Suara mendengus
4) Lubang hidung melebar (cuping hidung)
5) Bayi juga mungkin memiliki jeda dalam bemapas yang berlangsung selama
beberapa detik (apnea)
Menurut Siti N.J, (2017), tanda dan gejala sindrom gawat pernapasan (RDS) pada
neonatus yaitu:
1) Frekuensi nafas >60 x / menit
2) Frekuensi nafas
V. Masalah Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas fungsi paru
2. Defisit nutrsi berhubungan dengan reflek hisap lemah
3. Risiko gangguan pertumbuhan dibuktikan dengan prematuritas
VII. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada bayi RDS (Respiratory Distress Syndrom) yaitu:
1) Perbaiki oksigenasi dan pertahankan volume paru optimal
Penggantian surfaktan melalui selang endotrakeal
Tekanan jalan napas positif secara kontinu melalui kanul nasal untuk
mencegah kehilangan volume selama ekspirasi
Pemantauan transkutan dan oksimetri nadi
2) Pertahankan kestabilan suhu
3) Berikan asupan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang tepat
4) Pantau nilai gas darah arteri, Hb dan Ht serta bilirubin
5) Lakukankan transfusi darah seperlunya
6) Hematokrit guna mengoptimalkan oksigenasi
7) Pertahankan jalur arteri untuk memantau PaO₂ dan pengambilan sampel
darah
8) Berikan obat yang diperlukan
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Pantau tanda-tanda vital
2) Jaga kepatenan jalan napas
3) Pasang jalur infus intravena
4) Pemberian nutrisi adekuat
5) Periksa kadar gula darah
VIII. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian fokus
1) Kaji riwayat kehamilan sekarang (apakah selama hamil ibu menderita hipotensi
atau perdarahan )
2) Kaji riwayat neonatus (lahir afiksia akibat hipoksia akut, terpajan pada keadaan
hipotermia)
3) Kaji riwayat keluarga (koping keluarga positif
4) Kaji nilai apgar rendah (bila rendah di lakukkan tindakan resustasi pada bayi).
5) Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda dan gejala RDS. Seperti:
takipnea (>60x/menit), pernapasan mendengkur, retraksi dinding dada,
pernapasan cuping hidung, pucat, sianosis, apnea.
2. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi FARHAH
dengan reflek hisap lemah keperawatan n x 24 jam berat 2. Monitor asupan makanan
badan membaik dengan kriteria 3. Monitor berat badan
hasil : 4. Berikan suplemen makanan
- Berat badan membaik 5. Sediakan nutrisi atau makanan
- Tebal lipatan kulit membaik yang tepat sesuai kondisi pasien
3. Risiko Gangguan Pertumbuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi perubahan berat badan FARHAH
dibuktikan dengan Prematuritas keperawatan n x 24 jam status 2. Identifikasi kelainan rongga mulut
pertumbuhan membaik dengan (bibir kering)
kriteria hasil : 3. Monitor mata konjungtiva
- BB sesuai usia meningkat 4. Timbang berat badan
- PB sesuai usia meningkat 5. Ukur antropometrik komposisi
- Lingkar kepala meningkat tubuh (pengukuran TB dan LK)
6. Hitung penambahan berat badan
7. Dokumentasi hasil pemantauan
DAFTAR PUSTAKA