Oleh :
Septyen Tri Damayanti, S. Ked
21360104
Perceptor :
dr. Hartawan, Sp.An
Ringkasan
Laryngeal Mask Airway dikembangkan pada 1983, merupakan alat baru yang
digunakan untuk membantu jalan nafas anak maupun dewasa. Pada 1991, Food and
Drug Administration (FDA) menyetujui penggunaan LMA di Amerika Serikat.
LMA dapat digunakan ulang dan menyediakan manajemen jalan nafas yang efektid
di banyak situasi. LMA mudah digunakan, tidak menciderai, dan membantu dalam
obstruksi jalan nafas. Manajemen pada jalan nafas yang sulit dan kasus trauma
masih dikembangkan. Artikel ini mengenalkan LMA kepada yang bukan
anestesiologis dan review anestesiologis tentang LMA, struktur, Teknik insersi,
masalah aspirasi, kegunaannya saat jalan nafas sulit dan pengalaman pada populasi
anak.
Pendahuluan
Laryngeal Mask Airway merupakan alat baru yang berada di antara intubasi
trakea dan penggunaan masker wajah. LMA diinsersikan ke faring dan membentuk
tekanan rendah di sekitar jalan masuk laring. Hal ini menstimulasi jalan nafas,
mencegah stimulasi simpatis yang tidak diinginkan seperti laringoskopi. LMA
menyediakan cara simple dan efektif untuk menjaga jalan nafas selama anestesi
pada dewasa maupun anak. LMA dapay digunakan ulang dan efektif. LMA juga
berperan dalam manajemen jalan nafas yang sulit.
LMA terbuat dari karet silicon tingkat medis dengan tidak adanya latex di
semua bagian. Hal ini menyebabkan LNA dapat disterilkan ulang. Alat ini memiliki
diameter internal sekitar5.25-13 mm, tergantung ukuran dari LMA. Batang
dibengkokkan 30 derajat ke arah distal berbentuk sendok seperti masker. Natang
alat ini ditandai dengan garis hitam sepanjang aspek posterior. Batang membuka
secara konkaf pada pembukaan cabang orifisium untuk mencegah epiglottis jatuh ke
belakang dan menutup lumen. Lima ukuran tersedia dan ukuran 5 LMA
berhubungan dengan ETT ukuran 7.
Perkiraan harga LMA adalah 200 dolar. Penelitian dilakukan untuk
menentukan berapa kali alat tersebut dapat digunakan. Dipastikan alat ini dapat
digunakan 50 kali sebelum ,amset rusak. Walaupun manset dapat bertahan setelah
disterilkan, alat ini mudah hancur karena gigi. Alat ini juga mudah hilang dan
dibuang.
Hal ini penting untuk diingat karet silicon pada LMA permeable terhadap
nitrogen oksida dan manset dan peningkatan tekanan selama anestesi. Dengan
ventilasi tekanan positif intermiten, kebocoran 15-20 cm H20 adalah biasa. Posisi
yang benar pada 88-90% meningkat menjadi 95-98%.
Ketika posisi telah benar, bagian balon LMA terletak di dasar pada hipofaring
melawan sfingter esofagus, fosa pyriformis dan bagian pinggir masker terletak pada
dasar lidah, menekan kedepan. Epiglotis terkedang berada di samping mangkuk
LMA namun fungsi terbaik alat yaitu epiglottis di atas horizontal atau posisi
kebawah (downfolding) (Gambar 2). Penelitian radiologi menunjukan 24 laki-laki
dewasa, menunjukan downfolding pada 66% kasus.
Hal ini juga menunjukan pada ventilasi terkontrol melalui LMA dengan inflasi
tekanan tinggi meningkatkan tekanan intragastric dan berkontribusi terhadap
regurgitasi lambung. LMA tidak digunakan jika tekanan tinggi lebih dari 20 cm
H2O dibutuhkan. Risiko aspirasi lebih besar pada pasien yang menerima ventilasi
tekanan positif melalui masker wajah daripada pasien dengan pernafasan spontan
melalui LMA. Brain merekomendasikan jika tabung masuk sebelum LMA
dimasukkan atau secara alternatif, tabung orogastric dapat masuk jika LMA
mengecil secara perlahan.
Hal ini menyebabkan teknik fiberoptik mengintubasi trakea. Semenjak LMA dapat
dimasukan cepat, intubasi melalui LMA tidak membutuhkan peralatan lain,
sehingga dapat digunakan untuk emergensi maupun prosedur elektif pada pasien
teranestesi maupun sadar.
Ukuran LMA yang lebih kecil yaitu ukuran 3-4 digunakan pada dewasa.
Penelitian Brain pada jalan nafas anak menggunakan cadaver bayi dan
menyimpulkan jalan nafas sama dengan dewasa. Hsl ini menyatakan lidah bayi
cenderung lebar, tinggi, kecil dan lebih ke anterior laring serta lebih dekat dengan
lantai mulut dan lume faringeal.
KESIMPULAN
Laryngeal Mask Airway merupakan alat baru untuk para anestesiologis. Alat
ini mudah digunakan dan tidak melukai ketika dimasukan, dan minimal respon
otonom dan somatic pasien. Terdapat keuntungan dan kelemahan alat ini. LMA, bila
digunakan dengan benar, dapat menjadi alat yang bermanfaat pada kasus elektif
maupun emergensi dengan jalan nafas sulit yang tak terduga. Pada akhirnya, jika
LMA digunakan dengan baik, maka komplikasi LMA dapat dihindari.