Anda di halaman 1dari 5

JURNAL SHARING PERBANDINGAN ANGKA KEBERHASILAN

PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY (LMA) JENIS KLASIK


PADA USAHA PERTAMA ANTARA TEKNIK BALON DIKEMPISKAN DAN
DIKEMBANGKAN SEBAGIAN PADA PASIEN DEWASA

Disusun Oleh: Kelompok 3

1. Rizka Wigati
2. Mangesti Tri Handayani
3. Siska Sri Mulyani
4. Evi Widiastuti
5. Rizyana Dewi
6. Tri Fatmawati

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

Jl. Cut Nyak Dien Kalisapu, Slawi- Kab. Tegal

2018
JOURNAL SHARING

1 Judul Jurnal Perbandingan Angka Keberhasilan Pemasangan Laryngeal Mask


Airway (LMA) Jenis Klasik pada Usaha Pertama antara Teknik
Balon Dikempiskan dan Dikembangkan Sebagian pada Pasien
Dewasa
2 Jurnal Analisis Population : Dalam penelitian ini dilakukan pemasangan LMA
jenis klasik pada 70 pasien dewasa dengan kriteria inklusi, yaitu
pasien berusia 18‒60 tahun yang akan menjalani operasi
terencana dengan anestesi umum dan menyatakan kesediaan ikut
serta di dalam penelitian (informed consent). Kriteria eksklusi,
yaitu terdapat kontraindikasi dilakukannya pemasangan LMA.

Intervention :
Dalam penelitian ini dilakukan pemasangan LMA jenis klasik
pada 70 pasien dewasa yang menjalani operasi terencana/elektif
dengan anestesia umum, dibagi menjadi dua kelompok perlakuan.
Pada 35 pasien dalam kelompok perlakuan yang dilakukan
pemasangan LMA jenis klasik dengan teknik balon dikempiskan,
diperoleh keberhasilan sebesar 27 dari 35. Dalam kelompok ini,
pemasangan LMA jenis klasik pada usaha pertama terhadap 27
pasien berhasil dilakukan. Kegagalan yang terjadi pada kedelapan
orang pasien pada kelompok ini adalah akibat ujung sungkup
LMA jenis klasik terlipat di dalam hipofaring dan menyebabkan
obstruksi. Pada 35 pasien dalam kelompok perlakuan yang
mendapat pemasangan LMA jenis klasik dengan menggunakan
teknik balon dikembangkan sebagian, didapatkan angka
keberhasilan sebesar 33 dari 35 dengan 2 pasien yang gagal pada
usaha pertama pemasangan. Kegagalan yang terjadi diakibatkan
LMA jenis klasik tidak berada pada tempat yang sesuai di
hipofaring dan terjadi kebocoran udara di sekitar LMA jenis
klasik dibuktikan dengan suara tambahan pada saat konfirmasi
setelah LMA jenis klasik dipasang.
Setelah induksi anestesia, dilakukan pemasangan LMA jenis
klasik sesuai berat badan, yaitu LMA no. 3 untuk berat badan 30–
50 kg dan LMA no. 4 untuk berat badan 50–70 kg. Diberikan
volume udara 10 mL untuk LMA no. 3 dan volume 15 mL untuk
LMA no. 4 pada kelompok balon dikembangkan sebagian dan
diberikan pelumas pada bagian posterior sungkup sesaat sebelum
pemasangan.

Comparison : Perbandingan Angka Keberhasilan Pemasangan


Laryngeal Mask Airway (LMA) Jenis Klasik pada Usaha Pertama
antara Teknik Balon Dikempiskan dan Dikembangkan Sebagian

Outcome : Angka keberhasilan pemasangan LMA jenis klasik


dengan menggunakan teknik balon LMA dikembangkan
sebagian lebih tinggi daripada teknik balon dikempiskan.
3 Referensi Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP. 2016;4(1):30-5]
Terakreditasi
4 Relevansi Diperoleh fakta bahwa pemasangan LMA tidak selalu sukses pada
Fenomena Masalah usaha pertama. Telah dilaporkan bahwa keberhasilan pemasangan
LMA jenis klasik dengan teknik pemasangan standar pada usaha
yang pertama berkisar antara 57% hingga 95%. Hal ini
dikarenakan pada pemasangan LMA teknik standar dengan balon
yang dikempiskan akan mengakibatkan LMA melalui permukaan
yang datar sehingga bagian LMA anterior yang keras bersentuhan
dengan lidah yang menyebabkan pemasangan menjadi lebih
sukar.
5 Kemutakhiran 2016
6 Kelengkapan Askep SOP Pemasangan LMA
1. Kaf harus dikempeskan maksimal dan benar sebelum
dipasang. Pengempisan harus bebas dari lipatan dan sisi kaf
sejajar dengan sisi lingkar kaf.
2. Oleskan jeli pada sisi belakang LMA sebelum dipasang. Hal
ini untuk menjaga agar ujung kaf tidak menekuk pada saat
kontak dengan palatum. Pemberian jeli pada sisi depan akan
dapat mengakibatkan sumbatan atau aspirasi, karena itu
tidak dianjurkan.
3. Sebelum pemasangan, posisi pasien dalam keadaan “air
sniffing” dengan cara menekan kepala dari belakang dengan
menggunakan tangan yang tidak dominan. Buka mulut
dengan cara menekan mandibula kebawah atau dengan jari
ketiga tangan yang dominan.
4. LMA dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk pada
perbatasan antara pipa dan kaf.
5. Ujung LMA dimasukkan pada sisi dalam gigi atas, menyusur
palatum dan dengan bantuan jari telunjuk LMA dimasukkan
lebih dalam dengan menyusuri palatum.
6. LMA dimasukkan sedalam-dalamnya sampai rongga
hipofaring. Tahanan akan terasa bila sudah sampai
hipofaring.
7. Pipa LMA dipegang dengan tangan yang tidak dominan
untuk mempertahankan posisi, dan jari telunjuk kita
keluarkan dari mulut penderita. Bila sudah berpengalaman,
hanya dengan jari telunjuk, LMA dapat langsung menempati
posisinya.
8. Kaf dikembangkan sesuai posisinya.
9. LMA dihubungkan dengan alat pernafasan dan dilakukan
pernafasan bantu. Bila ventilasi tidak adekuat, LMA dilepas
dan dilakukan pemasangan kembali.
10. Pasang bite – block untuk melindungi pipa LMA dari
gigitan, setelah itu lakukan fiksasi.
7 Besarnya manfaat Keberhasilan pemasangan LMA pada teknik balon dikembangkan
mengatasi masalah sebagian disebabkan karena batas anterior dari LMA jenis klasik
keperawatan lebih datar sehingga LMA jenis klasik dapat dengan mudah
meluncur pada permukaan atas lidah. Cara ini bisa dilakukan pada
pasien yang akan menjalani operasi terencana dengan anestesi
umum dengan masalah obstruksi jalan napas berhubungan dengan
obstruksi (lidah jatuh ke belakang). Sehingga dapat mengatasi
masalah pada jalan napasnya.
8 Keamanan untuk Masalah yang sering kali terjadi pada saat pemasangan LMA pada
diterapkan pada pasien tanpa kelainan anatomi jalan napas adalah kegagalan untuk
pasien mencapai posisi LMA yang benar di hipofaring. Posisi yang ideal
dari LMA adalah bila epiglotis dan esofagus berada di luar LMA
dan pintu laring berada seluruhnya di dalam LMA. Namun, pada
kenyataannya posisi ideal ini hanya terjadi 50–60% pemasangan
LMA. Sering terjadi epiglotis berada di dalam batas proksimal
LMA dengan ujung epiglotis melipat ke arah bawah, yaitu ke
laring dan ariepiglotis yang melipat ke dalam. Keadaan ini sering
menyebabkan obstruksi parsial bagian distal LMA dan laring.
Meskipun demikian, variasi posisi LMA di laring yang
mengakibatkan obstruksi parsial tidak menyebabkan gangguan
respirasi pada 95–99% orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai